1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini kehidupan sehari-hari manusia tidak luput dari hewan yang berada disekitarnya baik hewan yang dipelihara maupun hewan yang secara tidak sengaja berada dilingkungannya. Bahkan baik disadari maupun tidak, banyak dari manusia yang menjadi predator untuk beberapa jenis hewan itu sendiri seperti ayam, sapi, kambing. Tingkat kepedulian manusia terhadap hewan sudah mulai meningkat, hal tersebut dapat dilihat dari semakin banyaknya manusia yang memilih hewan sebagai peliharaan serta teman untuk bermain dan semakin menjamurnya tempat jasa penitipan hewan. Saat ini, jasa penitipan hewan sudah marak di mana-mana. Mereka menawarkan harga yang bervariasi dengan fasilitas yang berbeda pula tergantung harga yang ditawarkan. Jasa penitipan hewan saat ini tidak saja menerima anjing dan kucing, bahkan beberapa di antaranya menerima titipan hewan seperti burung, hamster, landak, kelinci, ular, dan lainnya. Jasa penitipan hewan merupakan bisnis yang cukup menguntungkan terutama pada saat liburan sekolah, libur hari raya, maupun libur panjang lainnya. Rumah penitipan hewan ini merupakan solusi bagi masyarakat yang bingung meninggalkan hewan kesayangannya di rumah saat mudik atau pergi dalam kurun waktu lama. Pada saat itulah, pemilik hewan peliharaan berlomba-lomba untuk mencari tempat penitipan hewan terbaik untuk
1
2
menitipkan hewan peliharaan kesayangannya. Aspek-aspek yang dilihat oleh pemilik hewan peliharaan untuk mencari tempat yang menjadi tempat penitipan hewannya, yaitu:1 1.
Tempat yang memadai Jika ingin menitipkan hewan peliharaannya, tentu saja tempat yang memadai merupakan hal yang menjadi prioritas utama. Tempat yang cukup luas untuk berbagai fasilitas yang dibutuhkan untuk pemeliharaan para hewan merupakan suatu hal yang penting. Selain itu, ijin dari lingkungan sekitar perlu diperhatikan karena hewan peliharaan seperti anjing cukup berisik dan bisa saja mengganggu kenyamanan lingkungan sekitar.
2.
Fasilitas Saat ini tempat penitipan hewan bersaing dalam menawarkan fasilitas yang akan memanjakan hewan peliharaan konsumennya. Mulai dari kandang yang nyaman dan kolam renang untuk anjing.
3.
Menyediakan tenaga kerja professional Setiap jenis hewan peliharaan butuh perlakuan yang spesifik, untuk itu memiliki tenaga kerja yang terlatih dan profesional akan memberikan kepuasan tersendiri bagi pemilik hewan peliharaan.2
Selain hal–hal tersebut, hal yang sangat penting ketika menitipkan hewan adalah terdapatnya seseorang yang ahli dalam bidang tersebut yang dalam hal 1
Puji Astuti, Usaha Penitipan Hewan, Meraup Berkah di Musim Liburan, http://www.jawaban.com/index.php/money/detail/id/11/news/130807133924/limit/0/UsahaPenitipan-Hewan-Meraup-Berkah-di-Musim-Liburan.html diakses pada 1 November 2013 pukul 13:40 WIB.
2
3
ini ialah dokter hewan. Dokter hewan adalah orang yang memiliki profesi di bidang kedokteran hewan, sertifikat kompetensi, dan kewenangan medik veteriner dalam melaksanakan pelayanan kesehatan hewan. 3 Selanjutnya, yang dimaksud dengan pelayanan jasa medik veteriner adalah layanan jasa yang berkaitan dengan kompetensi dokter hewan yang diberikan kepada masyarakat dalam rangka praktik kedokteran hewan, seperti rumah sakit hewan, klinik hewan, klinik praktik bersama, klinik rehabilitasi reproduksi hewan, ambulatory, praktik dokter hewan, dan praktik konsultasi kesehatan hewan. 4 Oleh karena itu, menjalin kerjasama dengan dokter hewan adalah salah satu prosedur penting. Hal tersebut guna mencegah hal-hal yang tidak diinginkan terjadi seperti apabila hewan yang dititpkan sakit, maka dapat secara cepat ditangani oleh seseorang yang ahli tersebut. Salah satu Rumah Sakit Hewan yang sudah cukup terkenal di daerah Yogyakarta adalah Rumah Sakit Hewan Prof. Soeparwi. Rumah Sakit Hewan yang didirikan pada tanggal 5 Agustus 2009. Rumah Sakit Hewan Prof. Soeparwi berlokasi di daerah kampus Universitas Gadjah Mada. Rumah Sakit Hewan Prof. Soeparwi memiliki beberapa fasilitas yang cukup lengkap seperti Unit Hewan Kecil yang digunakan untuk pemeriksaan hewan kecil, seperti anjing, kucing, termasuk hewan eksotik, unggas, dan lainnya; Unit Bedah dan Radiologi yang berfungsi untuk melayani operasi bedah minor dan mayor; Unit Klinik Hewan Keliling untuk pelayanan hewan besar dan hewan
3
Pasal 1 ayat (29) Undang–Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan. 4 Penjelasan Pasal 69 ayat (1) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan.
3
4
kecil yang memerlukan bantuan pelayanan kesehatan seperti antar jemput pasien; Unit Kebidanan, Unit Laboratorium, Unit Farmasi Klinik dan Pet Shop, Unit Epidemologi Klinik, Instalasi Rawat Darurat (IRD), Instalasi Rawat Inap (IRI), Ruang Grooming untuk mandi sehat dengan fasilitas lengkap seperti fasilitas air dingin dan hangat, Ruang Vaksinasi yang terpisah dengan area hewan sakit. Salah salah satu fasilitas yang ditawarkan oleh Rumah Sakit Hewan Prof. Soeparwi adalah jasa rawat inap sehat atau yang dikenal dengan jasa untuk menitipkan hewan peliharaan yang dalam hal ini ialah hewan yang sehat yang dititipkan karena ada keperluan dari pemiliknya untuk menitipkan hewan peliharaannya. Dengan berbagai macam fasilitas yang memadai serta tenaga medis yang mendukung, tentu saja sangat mudah bagi seseorang yang sedang mencari jasa penitipan hewan untuk menitipkan hewan peliharaannya di Rumah Sakit Hewan Prof. Soeparwi. Hewan yang dititipkan di Rumah Sakit Hewan Prof. Soeparwi diperiksa terlebih dahulu oleh dokter yang berwenang dalam bidangnya. Hal tersebut guna meyakinkan bahwa kondisi hewan yang dititipkan di Rumah Sakit Hewan Prof. Soeparwi tersebut dalam keadaan sehat. Setelah itu, hewan yang dititipkan di Rumah Sakit Hewan Prof. Soeparwi diberikan makanan yang sesuai setiap harinya, di cek kesehatannya secara berkala, dimandikan dengan khusus, dan diajak untuk bermain. Dalam pelaksanaan perjanjian penitipan hewan, tentu saja menimbulkan hak dan kewajiban bagi para pihak baik itu pihak penerima jasa penitipan hewan ataupun pihak pengguna jasa penitipan hewan. Pada kenyataannya,
4
5
terdapat berbagai bentuk kewajiban yang tidak dilaksanakan oleh pengguna jasa penitipan hewan. Dalam istilah hukum perjanjian, hal tersebut disebut sebagai wanprestasi. Salah satu di antara wanprestasi yang dilakukan oleh pengguna jasa penitipan hewan yaitu adanya pihak pengguna penitipan hewan yang tidak mengambil kembali hewan yang telah dititipkannya. Hal tersebut nyata terjadi di Rumah Sakit Hewan Prof. Soeparwi Yogyakarta. Hewan yang sebelumnya telah diperjanjikan untuk dititipkan dalam jangka waktu yang telah ditetapkan, seharusnya diambil sesuai dengan kesepakatan yang telah disepakati oleh para pihak baik dari pihak Rumah Sakit Hewan Prof. Soeparwi ataupun pihak konsumen, namun beberapa pengguna jasa penitipan hewn tidak melakukan kewajiban tersebut. Hal tersebut tentu saja menimbulkan kerugian baik yang bersifat materiil maupun imateriil bagi pihak Rumah Sakit apabila hewan yang dititipkan tidak diambil oleh pemiliknya, terlebih lagi dalam jangka waktu yang cukup lama, sedangkan pihak Rumah Sakit Hewan Prof. Soeparwi harus tetap memberi makanan dan minuman yang layak serta harus melakukan perawatan-perawatan lain terhadap hewan yang tidak diambil oleh pemiliknya tersebut. Dengan adanya wanprestasi yang dilakukan oleh pengguna penitipan hewan di Rumah Sakit Hewan Prof. Soeparwi tersebut, diperlukan adanya suatu tindak lanjut dari pihak Rumah Sakit Hewan Prof. Soeparwi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pelaksanaan perjanjian penitipan hewan beserta permasalahan-permasalahan
5
6
yang terjadi mengenai wanprestasi dalam perjanjian jasa penitipan hewan di Rumah Sakit Hewan Prof. Soeparwi dengan judul “Pelaksanaan Perjanjian Penitipan Hewan di Rumah Sakit Hewan Prof. Soeparwi Yogyakarta”.
B. Rumusan Masalah 1.
Bagaimana pelaksanaan perjanjian penitipan hewan di Rumah Sakit Hewan Prof. Soeparwi?
2.
Bagaimanakah bentuk-bentuk wanprestasi dan cara penyelesaiannya pada perjanjian jasa penitipan hewan di Rumah Sakit Hewan Prof. Soeparwi?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan hal–hal yang telah diuraikan pada latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dari penelitian yang diadakan adalah sebagai berikut: 1. Tujuan Objektif Tujuan Objektif dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengkaji masalah yang berhubungan dengan hukum perdata khususnya dalam bidang hukum kesehatan, yang pada intinya membahas mengenai: a. Pelaksanaan perjanjian penitipan hewan di Rumah Sakit Hewan Prof. Soeparwi
6
7
b. Bentuk-bentuk wanprestasi dan cara penyelesaiannya pada perjanjian jasa penitipan hewan di Rumah Sakit Hewan Prof. Soeparwi.
D. Keaslian Penelitian Untuk mengetahui keaslian penelitian, maka penulis melakukan penelusuran penelitian terhadap karya-karya yang dapat dikatakan sejenis 1.
Pelaksanaan Perlindungan Hukum Terhadap Klien (Pemilik Hewan) dalam Perjanjian Terapeutik di Rumah Sakit Hewan Prof. Soeparwi Yogyakarta
yang
disusun
oleh
Khilmy
Rosyidah
(09/282050/HK/18067) dengan rumusan masalah: a. Bagaimana pelaksanaan perjanjian terapeutik antara klien dengan dokter hewan di Rumah Sakit Hewan Prof. Soeparwi Yogyakarta? b. Bagaimana perlindungan hukum terhadap klien dalam perjanjian terapeutik di Rumah Sakit Hewan Prof. Soeparwi, Yogyakarta?5 Perbedaan yang terdapat antara penelitian tersebut dengan hal yang diteliti penulis adalah walaupun lokasi yang menjadi tempat penelitian sama yaitu di Rumah Sakit Hewan Prof. Soeparwi, namun penelitian tersebut membahas mengenai Perjanjian Penyembuhan Pada Hewan atau yang lebih dikenal dengan Perjanjian Terapeutik,
5
Khilmy Rosyidah, 2013, Perjanjian Terapeutik di Rumah Sakit Hewan Prof. Soeparwi Yogyakarta, Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada.
7
8
sedangkan, hal yang penulis teliti ialah lebih kepada Perjanjian Jasa Penitipan Hewan itu sendiri. 2.
Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen dalam Perjanjian Jasa Penitipan Hewan Peliharaan di Kabupaten Sleman yang disusun oleh Tata Hendrata (09/282604/HK/18152) dengan rumusan masalah: a. Bagaimana
perlindungan
hukum
bagi
konsumen
dalam
perjanjian jasa penitipan hewan peliharaan? b. Bagaimana
penyelesaian
wanprestasi
dalam
pelaksanaan
perjanjian jasa penitipan hewan peliharaan? 6 Perbedaan yang terdapat antara penelitan tersebut dengan hal yang diteliti penulis adalah rumusan masalah yang dibahas, apabila dalam penelitian tersebut membahas mengenai perlindungan hukum bagi konsumen dalam perjanjian jasa penitipan hewan peliharaan di Kabupaten Sleman, maka hal yang penulis bahas yaitu mengenai pelaksanaan perjanjian jasa penitipan hewan di Rumah Sakit Hewan Prof. Soeparwi. Berdasarkan uraian-uraian yang telah dikemukakan, maka penulis menyimpulkan bahwa penelitian ini asli dan layak untuk diteliti. Namun, jika terdapat penelitian serupa di luar sepengetahuan penulis, diharapkan penelitian ini dapat saling melengkapi.
6
Tata Hendrata, 2013, Perjanjian Jasa Penitipan Hewan Peliharaan di Kabupaten Sleman, Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada.
8
9
E. Manfaat Penelitian Penelitian yang penulis lakukan memiliki manfaat untuk beberapa pihak antara lain; 1. Manfaat bagi penulis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis dalam bidang Hukum Kesehatan, khususnya mengenai perjanjian jasa penitipan hewan serta menambah pengetahuan mengenai praktik kedokteran hewan. 2. Manfaat bagi instansi terkait Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat guna mengurangi hal-hal yang kurang baik yang dimungkinkan terjadi di masa mendatang. 3. Manfaat bagi ilmu pengetahuan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan kontribusi terhadap ilmu pengetahuan pada umumnya, dan pengembangan ilmu hukum kesehatan hewan pada khususnya. 4. Manfaat bagi pengembangan hukum di Indonesia Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi pemerintah maupun instansi yang berwenang untuk mengambil suatu kebijakan hukum, terutama mengenai masalah pelaksanaan perjanjian serta penyelesaian apabila terjadi wanprestasi pada perjanjian jasa penitipan hewan.
9