BAB I PENDAHULUAN
I.1. LATAR BELAKANG MASALAH Peneliti ingin mengambil tema tentang budaya komunikasi di organisasi. Ada beberapa faktor yang menyebabkan peneliti ingin menelitinya dan menarik untuk dikaji lebih dalam lagi. Dalam sebuah organisasi, komunikasi sangat diperlukan oleh setiap orang dalam organisasi itu saat menjalankan tugas dan fungsi mereka. Individu yang ada di dalam organisasi pasti melakukan kegiatan komunikasi dan melalui aktivitas itu juga setiap orang menjalin interaksi yang baik untuk membentuk sebuah hubungan yang harmonis sehingga mereka dapat bekerja sama dengan baik. Komunikasi dalam sebuah organisasi biasanya terjadi dalam menyampaikan sebuah informasi, gagasan, opini, ataupun simbol dari atasan kepada bawahan (komunikasi vertikal), dari bawahan kepada atasan (komunikasi vertikal), sesama pimpinan (komunikasi horizontal), ataupun sesama karyawan ( komunikasi horizontal). Dan pernyataan yang diperoleh setiap orang itu akan disebarluaskan satu sama lain, bagaimana cara menerimanya, bagaimana diproses dan apa respon yang ada. Itu semua merupakan aktivitas komunikasi dalam organisasi. Dalam sebuah organisasi terdapat apa yang disebut dengan budaya komunikasi. Seperti, bagaimana teknologi komunikasi yang ada di dalamnya, bagaimana pandangan individu dalam organisasi terhadap komunikasi yang terjalin, bagaimana pengetahuan mereka tentang komunikasi, kepercayaan mereka melalui komunikasi yang terbentuk, bahasa yang mereka gunakan, dan bagaimana praktik dari komunikasi tersebut. Setiap individu yang ada didalam organisasi dituntut untuk memiliki daya adaptasi terhadap lingkungan eksternal, kehidupan internal organisasi
Universitas Sumatera Utara
juga dianalisis dan dipahami dengan cara berbeda. Semua anggota dalam organisasi bukan sekedar kumpulan orang-orang yang bekerja untuk organisasi dan semuanya berpikiran rasional melainkan mereka adalah sebuah masyarakat dengan segala atributnya. Keanggotaan dalam organisasi berasal dari latar belakang yang berbeda, pengetahuan yang berbeda, kepercayaan yang berbeda, dan sikap dan sifat yang berbeda pula. Tujuan yang mereka ingin capai dalam organisasi juga berbeda. Setiap anggota dalam organisasi juga saling menjalin interaksi sosial, dimana hubungan yang mereka jalin dapat bersifat formal, informal, dan emosional dan kultural. Komunikasi dilakukan untuk menyampaikan maksud hati atau keinginan kepada orang lain. Salah satu faktor yang mendukung komunikasi adalah bahasa, yaitu alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasi atau berhubungan, baik lewat tulisan, lisan, ataupun gerakan (bahasa isyarat), dengan tujuan menyampaikan maksud hati atau kemauan kepada lawan bicara atau orang lain. Melalui bahasa, manusia dapat menyesuaikan diri dengan adat istiadat, tingkah laku, tata krama masyarakat, dan sekaligus mudah membaurkan dirinya dengan segala bentuk masyarakat. Secara umum, bahasa berfungsi sebagai alat untuk berekspresi, berkomunikasi, dan alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial. Demikian juga halnya dengan pengetahuan, kepercayaan, dan teknologi yang ada di organisasi memiliki pandangan tertentu dari setiap individu. Semua hal dari budaya komunikasi ini berpengaruh terhadap komunikasi yang terjadi di dalam organisasi antara karyawannya. Itu disebabkan adanya pandangan yang berbeda-beda dari setiap individu tersebut dan pada akhirnya akan menghasilkan suatu kesimpulan atau pemikiran yang berbeda pula. Jadi, dalam penelitian ini, peneliti ingin melihat bagaimana budaya komunikasi dalam sebuah organisasi yang berpengaruh terhadap orang di dalam organisasi tersebut, yaitu karyawan-karyawannya.
Universitas Sumatera Utara
Dalam komunikasi di organisasi, yaitu sesama karyawan ataupun atasan ke bawahan dan sebaliknya, atau sesama atasan yang menjalin komunikasi dalam organisasi dengan interaksi yang baik dalam mendiskusikan sebuah masalah ataupun dalam penyebaran informasi akan menciptakan suatu keuntungan tersendiri bagi setiap individu. Dalam hal ini, peneliti ingin lebih melihat bagaimana itu semua terjadi pada karyawan di organisasi tersebut, yaitu karyawan yang berada pada kesejajaran jabatan (frontliner). Karena jika dilihat pada sebuah organisasi, yang paling banyak melakukan kegiatan komunikasi adalah karyawan yang berada di jabatan yang sama dan memiliki kerjasama dalam menjalankan pekerjaan mereka. Ingin dilihat bagaimana teknologi komunikasi pada diri karyawan dan bagaimana pandangan mereka terhadap komunikasi. Budaya komunikasi di sebuah organisasi pastilah berpengaruh terhadap karyawan tersebuat. Seperti, akan termotivasi untuk mengerjakan tugas mereka dengan baik dan saling bekerjasama. Disaat semua karyawan bersatu dalam pola pikir yang terbentuk dari aktivitas komunikasi, maka setiap karyawan akan memiliki rasa saling percaya, dukungan , dan motivasi yang tinggi dalam mencapai tujuan kerja mereka. Motivasi kerja adalah dorongan, upaya, dan keinginan yang ada di dalam diri manusia yang mengaktifkan, memberi daya, serta mengarahkan perilaku pada pelaksanaan tugas-tugas dengan baik dalam lingkup pekerjaannya. Motivasi kerja antara lain ditandai dengan dorongan untuk bekerja dengan baik dan mempertahankan umpan balik. Karyawan yang bekerja pada suatu organisasi bertujuan untuk mendapatkan penghasilan guna memenuhi kebutuhan hidupnya, juga mempunyai beberapa harapan, hasrat, cita-cita yang diharapkan dapat dipenuhi dari tempat mereka bekerja. Motivasi kerja adalah faktor yang berpengaruh bagi karyawan dalam melaksanakan tugas dan aktivitasnya. Hal ini didasarkan pada asumsi individu
Universitas Sumatera Utara
mempunyai kesadaran bervariasi, tujuan yang kompleks dan perasaan bersaing, sebagian besar perilaku individu dilakukan dengan sadar mengarah pada tujuan dan individu memberikan reaksi, penilaian, serta perasaan terhadap hasil kerjanya. Peneliti akan meneliti hubungan budaya komunikasi organisasi dalam meningkatkan motivasi kerja karyawannya. Dan penelitian ini akan dilakukan pada karyawan PT Indosat Tbk Kota Medan. PT Indosat Tbk adalah sebuah perusahaan yang menyediakan jasa telekomunikasi yang telah berdiri kurang lebih 40 tahun dan memiliki sebuah tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dalam dunika telekomunikasi. PT Indosat Tbk adalah sebuah perusahaan provider yang terkemuka dan memiliki produk-produk yang baik dan citra yang baik pula di mata masyarakat. PT Indosat Tbk yang terletak di Jalan Perintis Kemerdekaan No. 39, Medan. Terpilihnya PT Indosat Tbk didukung karena kesuksesan dari perusahaan ini yang juga tidak terlepas dari kinerja yang baik dari orang-orang yang berkualitas di dalamnya dan dengan segala kemampuan dan usaha mereka sehingga mereka dapat menciptakan produk yang unggul sehingga mendapat citra positif dari masyarakat. Itu semua juga didukung dari kerja sama yang baik dari sesama anggota perusahaan dan motivasi yang ada di dalam diri mereka demi tercapainya tujuan mereka dan tujuan organisasi mereka. Berdasarkan uraian-uraian diatas, peneliti tertarik untuk meneliti komunikasi horizontal dalam meningkatkan motivasi kerja dan karir karyawan di PT Indosat Tbk Kota Medan.
Universitas Sumatera Utara
I.2. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: ”Bagaimanakah budaya komunikasi di organisasi dalam meningkatkan motivasi kerja karyawan di PT Indosat Tbk Kota Medan?”
I.3. PEMBATASAN MASALAH Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka peneliti membatasi masalah yang akan diteliti. Adapun masalah tersebut yaitu sebagai berikut: 1. Penelitian bersifat korelasional, yaitu menganalisis hubungan budaya komunikasi di organisasi dalam meningkatkan motivasi kerja karyawan 2. Objek penelitian ini adalah karyawan (frontliner) PT Indosat Tbk Kota Medan yang telah bekerja minimal tiga tahun 3. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Desember 2010
I.4. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Untuk menganalisis budaya komunikasi di organisasi di PT Indosat Tbk Kota Medan b. Untuk menganalisis bagaimana pandangan karyawan tentang komunikasi di PT Indosat Tbk Kota Medan c. Untuk menganalisis faktor-faktor pendukung motivasi kerja karyawan di PT Indosat Tbk Kota Medan
Universitas Sumatera Utara
d. Untuk menganalisis hubungan budaya komunikasi di organisasi dalam meningkatkan motivasi kerja karyawan di PT Indosat Tbk Kota Medan
2. Manfaat Penelitian Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah: a. Secara teoritis, penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan wawasan peneliti mengenai budaya komunikasi di organisasi dan pengaruhnya terhadap motivasi kerja karyawan b. Secara akademis, diharapkan dapat memperkaya wacana penelitian di bidang ilmu komunikasi, khususnya budaya komunikasi di organisasi dan psikologi komunikasi serta memberikan sumbangan pemikiran bagi para pembacanya c. Secara praktis, data yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi
masukan
bagi PT
Indosat
Tbk
Kota Medan dalam
meningkatkatkan motivasi kerja karyawannya
I.5. KERANGKA TEORI Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berpikir dalam memecahkan atau menyoroti permasalahannya. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana akan disoroti (Nawawi, 2001: 39-40). Teori merupakan himpunan konstruk (konsep), definisi dan preposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi di antara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut (Rakhmat, 2004:
Universitas Sumatera Utara
6). Teori berfungsi untuk mejelaskan, meramalkan, dan memberikan pandangan terhadap sebuah permasalahan Dalam penelitian ini, teori-teori yang dianggap relevan antara lain: I.5.1. Budaya Komunikasi Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari kata buddhi yang berarti budi atau akal. Jadi, budaya adalah hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal. Edward T.Hall mengatakan, budaya adalah alat kehidupan bagi manusia, sehingga tak ada satupun kehidupan yang tak tersentuh budaya. Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata Latin communis yang berarti sama, communico, communication, atau communicare yang berarti membuat sama. Istilah communis adalah istilah yang paling sering disebut sebagai asal-usul kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip. Pengertian komunikasi secara umum adalah suatu proses penyampaian pesan dari komunikator (pembicara) kepada komunikan (pendengar) melalui suatu channel (saluran) serta menghasilkan feedback (umpan balik). Sama halnya dengan budaya, komunikasi akhirnya dapat memperlihatkan kepribadian
dari
komunikatornya
atau
dapat
digunakan
sebagai
ajang
mengekspresikan diri serta menyampaikan hasil pemikiran manusia. Ringkasnya dapat disimpulkan bahwa budaya adalah komunikasi dan komunikasi adalah budaya. Budaya komunikasi akhirnya mengarah kepada pola atau bentuk gaya hidup. Bagaimana komunikasi menjadi suatu budaya yang melahirkan suatu pola atau gaya hidup
tersendiri
dalam
masyarakat
(file:///D:/BasaBasi%20%E2%80%9CTrademark%E2%80%9D%20Buday%20Komu nikasi%20Indonesia%20%C2%AB%20Tuk%20Kutuk%20Is%20Here.htm).
Universitas Sumatera Utara
Pola atau gaya hidup ini pun akhirnya menjadi suatu identitas tersendiri bagi suatu masyarakat tertentu termasuk masyarakat Indonesia. Jadi, dapat dikatakan budaya komunikasi adalah berdasarkan definisi budaya Edward T.Hall (1959) yang menyebutkan bahwa budaya adalah alat kehidupan bagi manusia. Budaya juga dikatakannya sebagai kepribadian, cara seseorang memecahkan masalah, mengekspresikan diri, cara berfikir, bahkan termasuk juga sistem transportasi, perencanaan kota. Komunikasi dilakukan untuk menyampaikan
maksud
hati
atau
keinginan
kepada
orang
lain.
Bahasa adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasi atau berhubungan, baik lewat tulisan, lisan, ataupun gerakan (bahasa isyarat), dengan tujuan menyampaikan maksud hati atau kemauan kepada lawan bicara atau orang lain. Melalui bahasa, manusia dapat menyesuaikan diri dengan adat istiadat, tingkah laku, tata krama masyarakat, dan sekaligus mudah membaurkan dirinya dengan segala bentuk masyarakat. Secara umum, bahasa berfungsi sebagai alat untuk berekspresi, berkomunikasi, dan alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial. Dalam budaya komunikasi di organisasi terdapat aspek yang dibahas, yaitu aspek tentang teknologi komunikasi di organisasi dan aspek tentang pandangan karyawan terhadap komunikasi, baik pengetahuan, kepercayaan, bahasa, dan praktik mereka.
I.5.2. Komunikasi Horizontal Bila pesan mengalir melalui jalan resmi ditentukan oleh hierarki resmi orgnasasi atau oleh fungsi pekerjaan maka pesan itu menurut jaringan komunikasi formal. Pesan dalam jaringan komunikasi formal biasanya mengalir dari atas ke bawah atau dari bawah ke atas atau dari tingkat yang sama atau secara horizontal. Ada
Universitas Sumatera Utara
tiga bentuk utama dari arus pesan dalam jaringan komunikasi formal yang mengikuti garis komunikasi seperti yang digambarkan dalam struktur organisasi, yaitu komunikasi kepada bawahan, komunikasi kepada atasan, dan komunikasi horizontal. Komunikasi horizontal adalah pertukaran pesan di antara orang-orang yang sama tingkatan otoritasnya di dalam organisasi (Muhammad, 2007: 121). Pesan yang mengalir menurut fungsi dalam organisasi diarahkan secara horizontal. Pesan ini biasanya berhubungan dengan tugas-tugas atau tujuan kemanusiaan, seperti koordinasi, pemecahan masalah, penyelesaian konflik dan saling memberikan informasi. Adapun yang menjadi tujuan komunikasi horizontal adalah untuk mengkoordinasi tugas-tugas,
saling memberi informasi untuk perencanaan dan
aktivitas-aktivitas, untuk memecahkan masalah dan konflik yang timbul diantara orang-orang yang ada di tingkatan yang sama, untuk menjamin pemahaman yang sama, dan untuk mengembakan sokongan
interpersonal. Dalam komunikasi
horizontal, bagaimana informasi disampaikan, efek yang terjadi, dan pemahaman karyawan terhadap informasi yang disampaikan. Bentuk yang paling umum dari komunikasi horizontal adalah komunikasi interpersonal yang mungkin terjadi dalam berbagai tipe. Bentuk-bentuk komunikasi yang sering terjadi dalam komunikasi horizontal, seperti rapat komite, interaksi informal, percakapan telepon, memo dan nota, aktivitas sosial, dan kelompok mutu. Komunikasi horizontal sangat penting untuk koordinasi pekerjaan antara bagian-bagian dalam organisasi. Komunikasi horizontal berkembang serta tidak terkontrol. Karena struktur organisasi mempunyai lebih banyak bagian-bagian dan setiap individu makin mempunyai spesialisasi tertentu, kebutuhan akan koordinasi bagian-bagian menambah komunikasi horizontal. Komunikasi horizontal bertambah karena kekuasaan atau otoritas sentralisasi menjadi berkurang.
Universitas Sumatera Utara
I.5.3. Motivasi Kerja Motivasi kerja adalah dorongan, upaya, dan keinginan yang ada di dalam diri manusia yang mengakitfkan, memberi daya, serta mengarahkan perilaku pada pelaksanaan tugas-tugas dalam lingkup pekerjaannya. Hakikat dari motivasi adalah dorongan untuk melakukan segala sesuatu yang lebih baik daripada lainnya di dalam melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan. Motivasi adalah dorongan yang memiliki ciri-ciri berasal dari dalam maupun luar individu, dapat menimbulkan perilaku bekerja, dan dapat menentukan bentuk,
tujuan,
intensitas
dan
lamanya
perilaku
bekerja
tadi
(http://rumahbelajarpsikologi.com). Dalam sebuah perusahaan, biasanya motivasi kerja seorang karyawan didasari oleh adanya kepuasan mereka terhadap posisi mereka di organisasi, gaji dan tunjangan mereka, kelayakan mereka di dalam, dan bagaimana lingkungan pekerjaan mereka. Kombinasi dari dua arah gejala harapan dan kebutuhan sebagai usaha memotivasi. Berbasis pendekatan demikian, maka dikenal tiga hal tentang motivasi kerja. Pertama, kebutuhan individu yang terpenting adalah pencapaian, kekuasaan, afiliasi, perhitungan, ketergantungan, perluasan. Kedua, motivasi kerja berkembang pada kekuatan yang diubah dalam pola kebutuhan dan kepercayaan untuk bekerja dalam organisasi. Ketiga, hasil akhir psikologis orang bekerja tidak lain kepuasan yang diperoleh dari kerja dan peranannya. Pendek kata memotivasi dilakukan dengan cara memenuhi kebutuhan dan kepuasan tenaga kerja dimana organisasi dapat menetukan sendiri pola kebutuhan dan kepuasannya tanpa mengabaikan tenaga kerja (http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/12/motivasi-kerja-9/). Pada umumnya para ahli teori perilaku beropini bahwa dalam setiap perilakunya manusia mempunyai tujuan yang hendak dicapai. Keberadaan tujuan
Universitas Sumatera Utara
tersebut, menjadi tumpuan sinergi dengan para ahli teori motivasi yang berusaha berfikir dan mencari cara agar manusia dapat didorong berkontribusi memenuhi kebutuhan dan keinginan organisasi. Tenaga kerja penting dimotivasi untuk mencapai tujuan organisasi. Teori hierarkhi kebutuhan Maslow menyiratkan manusia bekerja dimotivasi oleh kebutuhan yang sesuai dengan waktu, keadaan serta pengalamannya (http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/12/motivasi-kerja-9/).
Tenaga
kerja
termotivasi oleh kebutuhan yang belum terpenuhi dimana tingkat kebutuhan yang lebih tinggi muncul setelah tingkatan sebelumnya. Masing-masing tingkatan kebutuhan tersebut, tidak lain : kebutuhan fisiologis, rasa aman, sosial, penghargaan, perwujudan diri. Dari fisiologis bergerak ke tingkat kebutuhan tertinggi, yaitu, perwujudan diri secara bertahap.
I.5.4. Teori S-O-R Penelitian ini menggunakan Model S-O-R sebagai singkatan dari Stimulus-Organism-Response semula berasal dari psikologi. Kalau kemudian menjadi juga teori komunikasi, tidak mengherankan, karena objek material dan psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama, yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponenkomponen: sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi dan konasi. Menurut stimulus response ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Jadi, unsur-unsur dalam model ini adalah pesan (stimulus), komunikan (organism), efek (response). Dalam proses komunikasi berkenaan dengan perubahan sikap adalah aspek ’how’ bukan ’what’ dan ’why’. Jelasnya how to communicate, dalam hal ini how to change the attitude, bagaimana mengubah sikap komunikan.
Universitas Sumatera Utara
Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah, hanya jika stimulus yang menerpa benar-benar melebihi semula. Prof. Dr. Mar’at dalam bukunya “Sikap Manusia, Perubahan serta Pengukurannya”, mengutip pendapat Hovland, Janis, dan Kelley yang menyatakan bahwa dalam masalah menelaah sikap yang baru ada tiga variabel penting, yaitu perhatian, pengertian, dan penerimaan. Hosland, et al (1953) mengatakan bahwa proses perubahan perilaku pada hakekatnya sama dengan proses belajar. Proses perubahan perilaku tersebut menggambarkan proses belajar pada individu yang terdiri dari : •
Stimulus (rangsang) yang diberikan pada organisme dapat diterima atau ditolak. Apabila stimulus tersebut tidak diterima atau ditolak berarti stimulus itu tidak efektif mempengaruhi perhatian individu dan berhenti disini. Tetapi bila stimulus diterima oleh organisme berarti ada perhatian dari individu dan stimulus tersebut efektif.
•
Apabila stimulus telah mendapat perhatian dari organisme (diterima) maka ia mengerti stimulus ini dan dilanjutkan kepada proses berikutnya.
•
Setelah itu organisme mengolah stimulus tersebut sehingga terjadi kesediaan untuk bertindak demi stimulus yang telah diterimanya (bersikap).
•
Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan maka stimulus tersebut mempunyai efek tindakan dari individu tersebut (perubahan perilaku).
Universitas Sumatera Utara
Stimulus (Pesan atau Informasi yang ada dalam proses komunikasi dalam organisasi)
Gambar I.1.
Organism (Karyawan PT Indosat Tbk Medan) * Perhatian * Pengertian * Penerimaan
Respon (Motivasi kerja karyawan PT
Model S-O-R Penelitian
Indosat Tbk Medan)
Stimulus disini adalah pesan yang disampaikan. Dalam penelitian ini stimulusnya adalah informasi yang ada di komunikasi pada organisasi terkait. Organismnya adalah para karyawan yang ada di PT Indosat Tbk Medan. Sedangkan responnya adalah motivasi kerja dan karir karyawan PT Indosat Tbk Medan (Efendy, 2005:p225). Gambar diatas menunjukkan menunjukkan bahwa perubahan motivasi kerja karyawan berpengaruh dengan bagaimana interaksi yang dilakukan karyawan melalui budaya dan komunikasi organisasi di PT Indosat Tbk Medan. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin ditolak ataupun mungkin diterima. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan, proses berikutnya komunikan mengerti maka kemampuan komunikan inilah yang melanjtukan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan mengolahnya maka terjadilah sebuah proses peningkatan motivasi kerja dan karir karyawan di PT Indosat Tbk Medan.
Universitas Sumatera Utara
I.6. KERANGKA KONSEP Konsep adalah penggambaran secara tepat fenomena yang hendak diteliti yakni istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu social (Singarimbun, 1995: 33). Kerangka konsep sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang bersifat kritis dan memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dan dapat mengantarkan penelitian pada rumusan hipotesa (Nawawi, 1995: 40). Jadi, kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang rasional dalam menguraikan rumusan hipotesis yang merupakan jawaban sementara dari masalah yang diuji kebenarannya. Adapun yang menjadi kerangka konsep dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Bebas (Independent Variable) Variabel bebas adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi ada atau munculnya gejala atau faktor atau unsur yang lain (Nawawi, 1995: 56). Variabel yang diduga sebagai penyebab atau pendahulu dari variabel yang lain (Rakhmat, 2007: 12). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah budaya komunikasi di organisasi 2. Variabel Terikat (Dependent Variable) Variabel terikat adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang ada atau muncul dipengaruhi atau ditentukan oleh adanya variable bebas (Nawawi, 1995: 57). Variabel yang diduga sebagai akibat atau yang dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya disebut variabel terikat (Rakhmat, 2007: 13). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah motivasi kerja karyawan.
Universitas Sumatera Utara
3. Variabel Antara (Interviening Varible) Variabel antara berada di antara variabel bebas dan variabel terikat, yang berfungsi sebagai penguat atau pelemah hubungan antara variabel bebas dengan karakteristik responden. Karakteristik responden adalah nilai-nilai yang dimiliki oleh seorang yang membedakannya dengan orang lain (Umar, 2002: 61). Karakteristik responden dalam penelitian ini adalah usia, jenis kelamin, pendidikan, dan lama bekerja.
I.7. MODEL TEORITIS Model teoritis merupakan paradigma yang mentransformasikan permasalahanpermasalahan terkait antara satu dengan yang lainnya. Variabel-variabel yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep, dibentuk menjadi model teoritis sebagai berikut: Variabel Bebas (X)
Variabel Terikat (Y)
Budaya Komunikasi di
Motivasi Kerja Karyawan
Organisasi
Variabel Antara (Z)
Karakteristik Responden
GAMBAR I.2. Model Teoritis Penelitia
Universitas Sumatera Utara
I.8. OPERASIONAL VARIABEL Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah diuraikan di atas, maka untuk lebih memudahkan penelitian diperlukan suatu operasional variabel terkait, yaitu sebagai berikut: No. 1.
Variabel Teoritis Variabel Bebas (X) Budaya Komunikasi di Organisasi
Variabel Operasional 1. Budaya Komunikasi a. Teknologi komunikasi b. Pengetahuan karyawan c. Kepercayaan karyawan d. Bahasa karyawan e. Frekuensi komunikasi karyawan f. Tujuan komunikasi karyawan g. Efek komunikasi
2. Budaya Organisasi a. Relasi b. Nilai c. Lingkungan Variabel Terikat (Y) Motivasi Kerja Karyawan
1. Kepuasan karyawan terhadap: a. Pekerjaan b. Paritisipasi pengambilan keputusan c. Gaji dan Tunjangan d. Promosi Karyawan e. Hubungan dengan teman sekerja
3.
Variabel Antara (Z)
1. Usia
Universitas Sumatera Utara
Karakteristik Responden
2. Jenis Kelamin 3. Pendidikan 4. Lama Bekerja Tabel I.1.
Operasional Variabel Penelitian
I.9. DEFINISI OPERASIONAL Definisi operasional merupakan penjabaran lebih lanjut tentang konsep yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep. Definisi operasional adalah suatu petunjuk pelaksanaan mengenai cara-cara untuk mengukur suatu variabel. Dengan kata lain, definisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang amat membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama (Singarimbun, 1995: 46). Definisi operasional dari variabel-variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Bebas a. Teknologi komunikasi, yaitu apa saja perlengkapan yang bersifat teknologi yang berada pada sebuah organisasi untuk dijadikan alat komunikasi antarkaryawan, seperti komputer, telepon. b. Pengetahuan karyawan, yaitu bagaimana pengetahuan karyawan tentang komunikasi yang harus terjadi dalam organisasi c. Kepercayaan karyawan, yaitu karyawan melakukan komunikasi untuk meningkatkan kepercayaan diantara mereka dan percaya bahwa komunikasi itu penting di organisasi. d. Bahasa karyawan, yaitu karyawan di organisasi biasa melakukan komunikasi menggunakan bahasa seperti apa.
Universitas Sumatera Utara
e. Frekuensi melakukan komunikasi horizontal, yaitu seberapa sering karyawan yang ada dalam PT Indosat Tbk Medan melakukan komunikasi dengan sesama karyawan lainnya dalam membicarakan segala hal, baik yang berhubungan dengan organisasi maupun pribadi. f. Tujuan melakukan komunikasi horizontal, yaitu apakah yang menjadi tujuan karyawan PT Indosat Tbk Medan yang melakukan komunikasi horizontal, apakah untuk kepentingan organisasi, apakah untuk pribadi masing-masing, atau untuk kepentingan sesama karyawan, dan ataukah untuk kepentingan pimpinan. g. Efek komunikasi, yaitu mengenai efek yang muncul saat sesama karyawan melakukan aktivitas komunikasi. h. Relasi, yaitu karyawan PT Indosat Tbk Medan antara yang satu dengan yang lainnya saling mengerti, saling perhatian, saling mendengar, saling komunikasi, saling membantu, dan saling mendorong. i.
Nilai, yaitu karyawan PT Indosat Tbk Medan memiliki kualitas yang baik, berkepribadian baik, dan tumbuh sebagai karyawan dengan sikap dan mental yang positif.
j.
Lingkungan, PT Indosat Tbk Medan sebagai lingkungan karyawannya dalam bekerja haruslah bersih, rapi, teratur dan aman.
2. Variabel Terikat a. Kepuasan Karyawan, yaitu apakah karyawan tersebut puas dengan apa yang dia dapat dari PT Indosat Tbk Medan, seperti: •
Pekerjaan, yaitu pekerjaan yang diberikan PT Indosat Tbk Medan apakah sesuai dengan keahlian yang dimilikinya atau tidak..
Universitas Sumatera Utara
•
Paritisipasi pengambilan keputusan, yaitu kehadiran karyawan dengan segala ide dan opininya terhadap suatu keputusan dianggap atau tidak untuk kepentingan PT Indosat Tbk Medan
•
Gaji dan Tunjangan, yaitu segala sesuatu yang dikerjakan oleh karyawan tersebut berdasarkan kemampuannya seimbang dengan gaji dan tunjangan yang diterimanya dari PT Indosat Tbk Medan.
•
Promosi Karyawan, yaitu karyawan yang telah memiliki banyak prestasi atau pekerjaan yang baik dalam PT Indosat Tbk Medan memiliki kesempatan untuk meningkatkan karirnya atau lebih dikenal dengan naik jabatan.
•
Hubungan dengan teman sekerja, yaitu hubungan karyawan yang satu dengan yang lainnya cukup baik sehingga para karyawan PT Indosat Tbk Medan dapat bekerjasama dengan baik untuk mencapai tujuan yang sama.
3. Variabel Antara (Karakteristik Responden) a. Usia, yaitu tingkat umur responden pada saat mengisi kuesioner. b. Jenis Kelamin, yaitu jenis kelamin dari responden laki-laki atau perempuan. c. Pendidikan, yaitu tingkat pendidikan terakhir responden d. Lama Bekerja, rentang waktu yang dimiliki responden dalam menekuni dunia pekerjaannya.
I.10. HIPOTESIS Hipotesis secara sederhana merupakan dugaan sementara yang diharapkan terjada dalam penelitian. Penelitian terhadap suatu objek tertentu hendaknya dilakukan dengan berpedoman pada suatu hipotesis sebagai pegangan sementara atau
Universitas Sumatera Utara
jawaban sementara yang masih harus dibuktikan kebenarannya dalam kenyataan (empirical verification), percobaan (experimentation), atau praktek (implementation). Kegagalan merumuskan hipotesis akan mengaburkan hasil penelitian. Hipotesis yang abstrak bukan saja membingungkan prosedur penelitian, tetapi juga sukar diuji secara empiris. Hipotesis yang abstrak biasanya dibuktikan kebenarannya, bukan dengan data empiris, tetapi dengan interpretasi subjektif. Hipotesis dalam penelitian ini adalah: Ho: Tidak terdapat hubungan budaya komunikasi di organisasi dalam meningkatkan motivasi kerja karyawan di PT Indosat Tbk Kota Medan. Ha: Terdapat hubungan budaya komunikasi di organisasi dalam meningkatkan motivasi kerja karyawan di PT Indosat Tbk Kota Medan..
Universitas Sumatera Utara