BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Media sosial (medsos) atau sosial media menjadi fenomena yang makin mengglobal dan mengakar. Keberadaannya makin tidak bisa dipisahkan dari cara berkomunikasi antarmanusia. Sebagai bentuk aplikasi baru dalam komunikasi secara digital, sosial media merupakan hasil dari kemajuan. Sosial media adalah fitur berbasis website yang dapat membentuk jaringan serta memungkinkan orang untuk berinteraksi dalam sebuah komunitas. Pada sosial media pengguna dapat melakukan berbagai bentuk pertukaran, kolaborasi dan saling berkenalan dalam bentuk tulisan, visual, maupun audiovisual. Contohnya seperti Twitter, Facebook, Blog, Foursquare, dan lainnya (Puntoadi, 2011:1). Perkembangan sosial media tidak lepas dari pesatanya
kemajuan
internet. Secara sederhana internet dapat diartikan kumpulan dari beberapa komputer, bahkan jutaan komputer di seluruh dunia yang saling berhubungan atau terkoneksi satu sama lainnya. Media yang digunakan bisa menggunakan kabel/serat optik, satelit atau melalui sambungan telepon. Pengguna sosial media terus meningkat dari tahun ke tahun. Menurut penelitian yang dilakukan we are social pengguna sosial media pada tahun
1
2015 pengguna media sosial aktif 2,2 miliar jiwa dan pengguna internet aktif di seluruh dunia mencapai angka 3,17 miliar jiwa.
Sumber: wearesocial.sg/2015 Gambar I.1 Persentase pengguna internet dan sosial media tahun 2015
Dari gambar dapat diketahui bahwa dari total populasi yang mencapai lebih dari 7 miliar jiwa, 3 miliar diantaranya merupakan pengguna internet aktif. 2 miliar lainnya merupakan pengguna aktif sosial media. Selain itu dapat diketahui pula bahwa pengguna handphone mencapai 3 miliar jiwa dengan keaktifan penggunaan mencapai 1 miliar pengguna. Indonesia sendiri tidak terlepas dari perkembangan sosial media. Menurut survei yang dilakukan APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) yang bekerjasama dengan PUSAKOM UI (Pusat Kajian Komunikasi Univesitas Indonesia) menyebutkan bahwa pengguna internet di 2
Indonesia pada Tahun 2014 mencapai 88,1 juta jiwa dengan presentase 87.4 % menggunakan sosial media.
Sumber: pusakomui/2015 Gambar I.2 Gambar alasan masyarakat menggunakan internet di Indonesia tahun 2015
Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa tidak kurang dari 87% pengguna internet di Indonesia mengaku menggunakan sosial media saat terhubung ke internet. Alasan kedua masyarakat menggunakan internet adalah mencari informasi atau searching dan browsing yaitu sebanyak 68,7%. Dalam perkembangannya kehadiran sosial media di dunia termasuk di Indonesia mengalami perubahan peranan yang lebih besar. Melihat dari ketertarikan masyarakat terhadap sosial media saat ini selain menjadi sarana untk berkomunikasi dan saling berbagi informasi, sosial media juga menjadi salah satu sarana promosi yang digunakan oleh perusahaan. Promosi adalah 3
sejenis komunikasi yang memberi penjelasan dan meyakinkan calon konsumen mengenai barang dan jasa dengan tujuan untuk memperoleh perhatian, mendidik, mengingatkan dan meyakinkan calon konsumen ( Alma, 2006 : 179). Promosi dibagi menjadi empat, yaitu periklanan, personal selling, publikasi, dan promosi penjualan. (Dharmesta dan Irawan, 1999: 349). Melalui sosial media, Perusahaan bisa melakukan periklanan dan publikasi tanpa memerlukan biaya promosi yang tinggi. Sosial media yang umum digunakan untuk melakukan promosi di Indonesia adalah Facebook, Twitter, dan Instagram. Hal ini tidak terlepas dari kepopuleran situs-situs sosial media tersebut.
Sumber:wearesocial.sg/2015 Gambar I.4 Gambar tingkat kepopuleran situs-situs sosial media di Indonesia tahun 2015 Dari penelitian yang dilakukan oleh we are social dapat diketahui bahwa Facebook menduduki peringkat pertama situs paling populer di 4
Indonesia pada Tahun 2015 dengan persentase 14%. Diikuti dengan twitter 11 %, google+ sebanyak 9%, linkedIn dan Instagram sebanyak 7%. Salah satu perusahaan yang menggunakan sosial media sebagai sarana promosi adalah PT.Sunindo Gapura Prima atau yang lebih dikenal dengan nama Solo Paragon Lifestyle Mall. Solo Paragon Lyfestyle Mall merupakan pusat perbelanjaan pertama di kota Surakarta yang mengusung tema superblock 4 in 1. Superblock dapat didefinisikan bahwa Solo Paragon Lyfestyle Mall bukan hanya menyediakan Mall sebagai pusat perbelanjaan tapi juga didampingi dengan apartement, hotel, dan bussines center. Solo Paragon Lyfestyle Mall berdiri sejak Tahun 2010 dengan luas 4,1 hektar dan berada di jantung kota Surakarta, yang dapat diakses dari 3 jalan utama yaitu Jl. Slamet Riyadi, Jl. Yosodipuro, & Jl. Cipto Mangunkusumo. (Sumber: profile Solo Paragon Lifestyle Mall) Lokasi yang strategis membuat Solo Paragon Lyfestyle Mall cepat untuk berkembang dan dikenal oleh masyarakat Surakarta. Dengan target market masyarakat menengah keatas, Solo Paragon Lyfestyle Mall didukung dengan tenant dan anchor brand nasional maupun internasional seperti Carefour, Hoka-Hoka Bento, KFC, Centro, Charles and Keith, Giordano, dan sebagainya. Hingga saat ini Solo Paragon Lyfestyle Mall menjadi salah satu Mall yang popler dikunjungi oleh masyarakat Surakarta dan sekitarnya.
5
Sumber: data primer/2016 Gambar I.5 Tampilan Facebook, Twitter, dan Instagram Solo Paragon Lifestyle Mall
Sejauh ini, Solo Paragon Lifestyle Mall telah melakukan promosi melalui 3 sosial media di Indonesia yakni Facebook, Twitter, dan Intagram. 6
Melalui sosial media, Solo Paragon Lifestyle Mall biasanya mengiklankan berbagai macam event yang sedang dan akan berlangsung, promosi tenant, dan sebagainya. Namun apakah promosi yang dilakukan oleh Solo Paragon Lifestyle Mall melalui sosial media sudah efektif? Mengingat bukan hanya Solo Paragon Mall yang melakukan promosi melalui sosial media. Pusat perbelanjaan lain di kota Surakarta seperti Solo Square dan The Park Mall juga melakukan promosi melalui sosial media. Berdasarkan latar belakang diatas, maka penelitian ini akan mengambil judul “EFEKTIVITAS SOSIAL MEDIA SEBAGAI SARANA PROMOSI SOLO PARAGON LIFESTYLE MALL B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka yang menjadi pokok permasalahan adalah: 1. Apa kegunaan sosial media yang dijadikan sarana promosi oleh Solo Paragon Lifestyle Mall? 2. Bagaimana efektivitas sosial media yang dijadikan sarana promosi Solo Paragon Lifestyle Mall?
7
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui apa kegunaan sosial media yang dijadikan sarana promosi Solo Paragon Lifestyle Mall. 2.Untuk mengetahui bagaimana efektivitas media sosial yang dijadikan sarana promosi Solo Paragon Lifestyle Mall D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi penulis Selain sebagai syarat menyelesaikan pendidikan dipoma III, juga sebagai pelatihan penulis untuk dapat menerapkan teori-teori yang diperoleh dari perkuliahan. 2. Bagi Perusahaan Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu dijadikan bahan pedoman untuk membantu pihak perusahaan dalam membuat kebijakan mengenai media sosial yang dijadikan sarana promosi supaya bisa lebih meningkat.
8
3. Bagi peneliti mendatang Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan tambahan referensi berkaitan dengan penelitian lanjutan mengenai media promosi. E. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan beberapa metode penelitian untuk mendukung pencarian data yang dibutuhkan. Metode tersebut antara lain: 1. Objek Penelitian Penelitian ini bertempat di: Tampat Magang: PT.Sunindo Gapura Prima (Solo Paragon Lifestyle Mall) Alamat
:Jl. Yos Sudarso, 133 Solo 57139 Jawa Tengah Indonesia : 5 februari – 4 Maret 2016
Waktu 2. Sumber data
a. Sumber data primer Data primer ialah data yang berasal dari sumber asli atau pertama. Data ini tidak tersedia dalam bentuk terkompilasi ataupun dalam bentuk file-file. Data ini harus dicari melalui narasumber atau dalam istilah teknisnya responden, yaitu orang yang dijadikan objek
9
penelitian atau orang yang dijadikan sebagai sarana mendapatkan informasi ataupun data (Narimawati 2008;98) Berdasarkan uraian tersebut, maka data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara langsung terhadap staff manajemen Solo Paragon Lifestyle Mall divisi Marcomm (Marketing and Communication) dan tampilan sosial media Facebook, Twitter, dan Instagram Solo Paragon Lifestyle Mall melalui internet. b. Sumber data sekunder Sumber data sekunder adalah sumber data yang diperoleh dnegan cara membaca, memperlajari, memahami melalui media lain yang bersumber dari literatur, buk-buku, serta dokumen perusahaan (Sugiono, 2012; 141). Sumber data penelitian ini berasal dari buku-buku litelatur yang membahas tentang promosi dan sosial media 3. Teknik pengumpulan data a. Wawancara Wawancara merupakan pengumpulan data melalui tatap muka dan Tanya jawab langsung antara pewawancara (pengumpul data) dengan responden (sumber data) (Narimawati 2007;64).
10
Wawancara
dilakukan
kepada
staff
manajemen
divisi
marketing and communication (Marcomm) PT. Sunindo Gapura Prima (Solo Paragon Lifestyle Mall) khususnya mengenai promosi. b. Obsevasi Observasi dilakukan selama penulis magang di PT.Sunindo Gapura Prima (Solo Paragon Lifestyle Mall). Observai sangat membantu dalam proses pengumpulan data karena penulis melihat secara langsung bagaimana
promosi
yang
dilakukan
divisi
Marketing
and
Communication (Marcomm) melalui sosial media. c. Teknik dokumentasi Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mencatat kegiatan promosi yang dilakukan Solo Paragon Lyfestyle Mall melalui sosial media baik melalui tulisan, foto, atau video. d. Teknik kepustakaan Teknik kepustakaan yaitu mengumpulkan data melalui bukubuku literatur dan sumber data lainnya, dilengkapi dengan pendapat para ahli
yang
berhubungan
dengan
permasalahan
dibahas
untuk
mendapatkan data teoritis yang akan dijadikan sebagai bahan pembanding dalam pembahasan masalah. Yang disajikan dengan cara mengutip dan mengungkapkan kembali teori-teori yang ada. 11
4. Teknik analisis data a. Metode analisis data deskriptif Pengertian metode deskriptif menurut Sugiyono (2012:13) adalah metode penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variable mandiri, baik satu variable atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variable lain. Jadi dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa metode penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang menggunakan satu
variabel
tanpa menggunakan variabel lain sebagai objek
pembanding. Data yang sudah didapat akan di jabarkan dengan tabel dan narasi sesuai dengan kebenarannya lalu akan ditarik kesimpulan.
12