BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah Internet sebagai media baru dalam komunikasi mendatangkan dampak sekaligus manfaat yang tidak bisa kita bayangkan. Telah diakui banyak kalangan bahwa internet adalah salah satu media informasi yang cukup efektif dan murah dalam hal penyebarluasan informasi, baik dibidang pendidikan maupun dibidang berita. Untuk menyebarluaskan informasi di internet adalah dengan menggunakan website.1 Meskipun kebanyakan orang sekarang mengetahui pentingnya media internet dan tidak dapat dipisahkan dari dunia bisnis dan gaya hidup, masih terdapat pengguna internet yang belum mengerti bagaimana memanfaatkan media ini dalam hal membangun informasi dan image yang solid yang dikombinasikan dengan strategi e-public relations atau public relations konvensional, terkait dengan kepentingan individu atau organisasi. Bila dilihat dari fakta penggunaan situs web di Indonesia pada semua level usia, infografik yang didapat dari Asosiasi Penyedia Jasa Internet (APJI) bahwa selama tahun 2014 menunjukkan pengguna naik menjadi 88,1 juta atau dengan kata lain penetrasi sebesar 34,9%. Beberapa hasil yang menarik untuk dicermati, bahwa usia pengguna internet di Indonesia berusia 18-25 tahun, yaitu sebesar hampir setengah dari total jumlah pengguna internet di Indonesia (49%). Artinya, dapat dikatakan bahwa segmen pengguna internet di Indonesia adalah mereka 1
Wiranto, Jurnal Ilmu Komunikasi Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Pembangunan Nasional ‘Veteran’ ,Yogyakarta, 2008 hal.3
1
2
yang termasuk ke dalam kategori generasi millenial atau “digital natives”. Digital natives adalah generasi yang lahir setelah tahun 1980, ketika internet mulai dipergunakan masyarakat secara luas. Mulai maraknya jejaring sosial dan lahirnya bulletin board.2 Ada berbagai keuntungan yang dapat diperoleh dari penggunaan media online. Begitu banyak informasi yang didapatkan dan disebarluaskan melalui media online baik untuk kepentingan publik internal maupun eksternal. Berbagai organisasi profit dan non profit telah menuai banyak manfaat dari penggunaan media online. Berbagai kegiatan online Public Relations telah memberikan mereka
lebih
banyak
kesempatan
mengenali
publiknya,
kompetitornya,
kecenderungan pasar, isu-isu global, posisi organisasi dan banyak keuntungan lainnya. Selain itu informasi yang diberikan secara online lebih mudah dan lebih cepat didapat/diakses bagi para pengguna situs web. Situs web AICHR3 (ASEAN Intergovernmental Commission on Human Rights), http://aichr.org, merupakan salah satu media komunikasi dengan mandat lintas sektoral yang keberadaannya menangani hal-hal yang berhubungan dengan kerjasama di bidang hak asasi manusia dengan anggota negara ASEAN yang lain, mitra eksternal dan stakeholder; sejalan dengan kebijakan strategis organisasi dan prinsip-prinsip yang tercantum dalam ASEAN Charter, Article 14. Tujuan dari dibuatnya situs web AICHR sendiri pada awalnya adalah sebagai public information/announcement, yaitu lebih untuk memberikan 2
Survey Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, http://www.apjii.or.id/v2/read/content/infoterkini/301/pengguna-internet-indonesia-tahun-2014-sebanyak-88.html diakses oleh Vera Venezeley, 5 April 2015, Pk. 11.30 3 The ASEAN Charter, www.asean.org/archive/publications/ASEAN-Charter.pdf diakses oleh Vera Venezeley, 26 September 2014, Pk. 18.45
3
informasi kepada publik mengenai segala kegiatan yang dilakukan oleh AICHR. Di mulai dari sejarah terbentuknya AICHR sebagai ASEAN body dilengkapi dengan dokumen pendukung, press release, agenda meeting yang dilakukan oleh AICHR dengan external parties, kegiatan pelatihan mengenai human rights dan kegiatan dialog yang dilakukan dengan negara-negara dialogue partner dari ASEAN. Adanya situs web AICHR ini diharapkan dapat memberikan informasi yang selalu update dan juga melakukan promosi, khususnya mengenai HAM (Hak Azasi Manusia), dan mengenai ASEAN pada umumnya; dapat mengenalkan eksistensi AICHR yang diperlukan sebagai mekanisme pemajuan HAM di kawasan ASEAN. Situs web AICHR ini diharapkan dapat memberikan stimulus sense of awareness terkait informasi mengenai HAM dengan user yang mengunjungi situs web ini, dan bila memungkinkan komunikasi persuasif melalui situs web ini diharapkan dapat membangkitkan perilaku konatif bagi, khususnya staff ASEAN Secretariat sendiri dan mitra eksternal pada umumnya, yang mengunjungi situs web ini. Berdasarkan data di lapangan yang diambil, data pengunjung situs web ini dalam kurun waktu 3 (tiga) bulan terakhir tidak mengalami perubahan yang signifikan (flat). Dimana dapat dilihat dari grafik dibawah ini. Kolom page views mendapatkan 9 kali visit dari bulan April hingga Juni awal, dengan jumlah user sebanyak 2 user.
4
Fitur yang selalu di-update pada situs web ini adalah fitur ‘activities’. Fitur ini memberikan informasi mengenai semua kegiatan AICHR, seeperti press release mengenai meeting termasuk kalendar dan agenda kegiatan yang akan datang. Sebenarnya jika ingin lebih dimanfaatkan lagi, fitur activities ini dapat memberikan informasi yang lebih luas selain yang telah disebutkan diatas. Antara lain dengan memasukan materi artikel yang lebih bervariasi mengenai human rights dilengkapi dengan gambar yang terlihat lebih ‘bersahabat’. Jika ditelaah lebih lanjut, tampilan fitur activities ini dapat memberikan berita yang lebih luas terkait masalah HAM dan tampilan visual yang sesuai dengan kebutuhan para user.
5
Masalah HAM merupakan masalah bersama yang harus diselesaikan namun ternyata persepsi terhadap konsep HAM itu sendiri ternyata berbeda-beda, seperti halnya pandangan konsep HAM dari Asia Tenggara dan negara-negara Barat. Hal tersebut terlihat dengan kurangnya pemberitaan pada situs web AICHR terkait pelanggaran kasus HAM di berbagai negara ASEAN. Terlepas dari semua itu tetap ada keinginan untuk melakukan penegakan HAM dengan berpartisipasi dalam berbagai konferensi HAM. Beberapa pelanggaran HAM yang pernah terjadi di kawasan Asia Tenggara, diantaranya di Myanmar. Salah satu pelanggaran HAM terjadi terhadap tokoh demokrasi Myanmar, Aung San Suu Kyi yang memenangkan pemilu tahun 1990 namun kemenangannya tidak diakui oleh pemerintahan Myanmar yang bersifat diktator bahkan menjadi tahanan rumah selama 15 tahun dari 21 tahun masa penahanannya sejak pemilihan umum tahun 1990. Tidak terlepas dari itu, pemerintahan kemudian diambil alih oleh junta militer yang semakin melakukan kebrutalan terhadap penduduk sipil sebagai respon terhadap sejumlah penolakan kelompok-kelompok etnis untuk bergabung dalam proses politik. Kemudian pelanggaran HAM yang terjadi di Kamboja, berupa kejahatan kemanusiaan yang terjadi pada era Pol Pot (Khmer Merah). Juga konflik perbatasan KambojaThailand atas klaim Kuil Preah Vihear menimbulkan sejumlah penduduk menjadi korban serangan baku tembak antara keduanya. Di Filipina, di mana terjadi pelanggaran HAM terkait krisis demokrasi, di mana adanya penentangan pihak militer terhadap pemerintahan Marcos yang menyebabkan pertumpahan darah dan perang sipil. Kasus pelanggaran HAM juga pernah terjadi di Indonesia. Peristiwa
6
kerusuhan yang terjadi di Tanjung Priok di tahun 1984, yang mengakibatkan sejumlah korban tewas dan luka-luka serta sejumlah gedung rusak terbakar. Peristiwa ini dilatarbelakangi adanya tindakan perampasan brosur yang mengkritik pemerintah di salah satu mesjid di kawasan Tanjung Priok dan penyerangan oleh massa kepada aparat. Dikarenakan kasus-kasus yang tersebut di atas, negara anggota ASEAN sepakat untuk membuat ketentuan yang mengatur kemajuan dan perlindungan HAM, dibentuklah AICHR di mana setiap anggota negara ASEAN juga diamanatkan untuk mematuhi penghormatan dan perlindungan hak azasi manusia dan kebebasan fundamental. AICHR merupakan salah satu ASEAN body yang ada di bawah ASEAN (Association of Southeast Asian Nations), yaitu sebuah organisasi geo-politik dan ekonomi dari negara-negara di kawasan Asia Tenggara, yang didirikan di Bangkok, 8 Agustus 1967 berdasarkan Deklarasi Bangkok oleh Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Salah satu kerjasama AICHR adalah dengan organisasi non-pemerintah (ornop) lokal untuk menjamin adanya keterpaduan di mana semua pihak bisa memberikan respon yang efektif dalam komunitas kemanusiaan. Kegiatan koordinasi ini menggunakan berbagai medium dalam pelaksanaannya salah satunya adalah situs web. Pada umumnya organisasi memiliki situs web masingmasing yang berisikan berbagai keterangan dan informasi mengenai organisasi tersebut. Sejalan dengan waktu, situs web juga berfungsi sebagai media antara organisasi dengan khalayaknya untuk dapat berinteraksi secara langsung.
7
Adanya internet membuka kesempatan AICHR untuk mencapai tujuan ini. Kebijakan ini dapat menyediakan konsistensi dan penyebaran informasi yang merata tidak hanya kepada Negara Anggota ASEAN, tetapi juga kepada, stakeholder, mitra eksternal, semua lembaga-lembaga swadaya masyarakat dan organisasi non-pemerintah lokal maupun internasional yang berada di bawah koordinasi AICHR. Penggunaan situs web AICHR diharapkan pada akhirnya dapat menciptakan efisiensi antar rekan kerja sehingga dapat mengakses informasi setiap saat dan informasi yang dibutuhkan. Selain itu diharapkan informasi yang tersedia pada situs web ini dapat memberikan pemahaman akan interpretasi yang berbeda-beda mengenai masalah kemanusiaan yang terjadi bagi para user yang mengakses situs web ini. Seperti yang mungkin telah diketahui beberapa faktor motivasi mengapa user/pengguna mengunjungi suatu situs web dikarenakan adanya kebutuhan untuk mendapatkan informasi yang mudah, cepat dan instan. Di masa ini dimana semakin tinggi tingkat mobilitas seseorang, mengakibatkan waktu yang dimiliki juga sedikit untuk membaca. Dengan adanya situs web yang digunakan melalui internet memberikan kemudahan melakukan penelusuran, mendapatkan informasi yang selalu update, kecepatan dalam mengakses, media hiburan multi-media dan efisiensi dalam pencarian informasi. Dalam hal situs web AICHR secara keseluruhan, peneliti melihat bahwa informasi yang ada dalam situs web AICHR terlihat stagnan dan situs web tersebut tidak terlalu dimanfaatkan fungsinya sebagai media online yang sifatnya interaktif. Selain itu berdasarkan informasi yang di dapat di lapangan, misalnya
8
pemasangan artikel mengenai masalah pelanggaran hak azasi manusia yang cukup menarik untuk dibahas juga terbentur oleh waktu yang lama artikel tersebut berada di ‘editorial board’ untuk dapat memberikan izin pemasangan artikel di situs web. Lambatnya izin dari editorial board ini membuat artikel yang akan dipasang juga terlambat dan berita tersebut menjadi berita yang tidak update atau dengan kata lain sudah basi karena sudah tidak sesuai dengan keadaan. Bila sebelumnya kita sering mendapat data bahwa pengguna jaringan sosial media, seperti Twitter dan Facebook dari Indonesia sangat besar bahkan banyak kota-kota besar Indonesia yang aktif, maka sangat wajar. Sebab ternyata pengguna internet sebagian besar memiliki dan menggunakan aplikasi/konten jejaring sosial sebesar 87,4%, kedua adalah searching sebesar 68,7%, ketiga adalah instant messaging sebesar 59,9%, keempat adalah mencari berita terkini sebesar 59,7%, kelima adalah men-download dan meng-upload video sebesar 27,3%. Berita online dan e-mail yang favorit di penelitian sebelum-sebelumnya, saat ini rontok. Jual beli online yang marak dan banyak diiklankan di televisi, mengalami pertumbuhan dengan pengguna 11% dibanding sebelumnya sekitar 5%, akan tetapi masih di posisi keenam. Ini menunjukkan tingkat kepercayaan transaksi online semakin baik. Kuatnya jejaring sosial bisa jadi juga semakin berkibarnya perangkat (device) mobile telepon seluler kian banyak jumlahnya. Jauh meninggalkan personal komputer yang kian terasa tradisional. Buktinya sebanyak 85% pengguna internet melakukan aktivitas di dunia maya memakai telepon
9
seluler (handphone), 32% memakai laptop/netbook, 13% memakai tablet, dan PC sebesar 14%.4 Berdasarkan data Survey Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), alasan utama menggunakan internet ada dibawah ini.5
Data survey ini menyatakan bawah ada tiga alasan utama orang Indonesia menggunakan internet. Tiga alasan itu adalah untuk mengakses sarana sosial/komunikasi (72%), sumber informasi harian (65%), dan mengikuti perkembangan jaman (51%). Tiga alasan utama mengakses internet itu dipraktekkan melalui empat kegiatan utama, yaitu menggunakan jejaring sosial
4
Survey Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, http://www.apjii.or.id/v2/read/content/infoterkini/301/pengguna-internet-indonesia-tahun-2014-sebanyak-88.html diakses oleh Vera Venezeley, 5 April 2015, Pk. 11.30 5 Survey Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), http://www.apjii.or.id/v2/read/article/statistik/305/profil-pengguna-internet-indonesia-2014.html, diakses oleh Vera Venezeley, 4 Juni 2015, Pk.11.00
10
(87%), mencari informasi (69%), instant messaging (60%) dan mencari berita baru (60%). Dengan melihat data diatas dapat dapat ditarik kesimpulan bahwa orang menggunakan internet lebih banyak untuk mengakses sarana sosial berkomunikasi seperti sosial-media/jejaring sosial dibandingkan untuk mencari informasi/berita yang lebih konten yang sifatnya spesifik. Perkembangan ini terjadi dikarenakan adanya telepon genggam yang juga semakin mempermudah komunikasi melalui sosial media maupun internet. Kemajuan teknologi memberikan kita kesempatan mendapatkan kemudahan untuk mendapatkan atau juga menyebarkan informasi yang diinginkan. Yang perlu kita perhatikan adalah semua orang harus benarbenar cerdas untuk memilah mana sisi positif dan negatifnya agar perkembangan teknologi yang terjadi serta bagaimana komunikasi itu selayaknya dilakukan, dijalankan dengan benar dan seimbang. Dari data APJII tersebut, kita dapat melihat adanya gap bahwa situs web jejaring sosial dan transaksi online mendapatkan lebih banyak pengunjung yang meningkat berkali lipat dibandingkan dengan situs web yang menyampaikan berita tentang informasi yang bersifat khusus secara online yang rendah pengunjungnya. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, peneliti mencoba meneliti fungsi situs web http://aichr.org sebagai wahana komunikasi antara badan-badan yang berada dibawah naungan ASEAN; dan antara ornop dengan AICHR sebagai ASEAN body untuk urusan kemanusiaan di Jakarta.
11
Dalam hal ini, peneliti membatasi objek penelitian pada staff divisi di ASEAN Secretariat dan ornop lokal khususnya yang bergerak di bidang kemanusiaan yang ada dalam direktori external relation (mitra kerja) dari AICHR, karena peneliti merasa merekalah target penelitian yang paling tepat di dalam mengukur efektivitas pemanfaatan situs web http://aichr.org.
1.2
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat diidentifikasi
masalah yang relevan dengan penelitian ini yaitu : Sejauh mana pemanfaatan situs web http://aichr.org sebagai wahana komunikasi bidang kemanusiaan dengan meneliti sejauh mana tingkat pemahaman dan ketertarikan pengguna situs web AICHR terhadap isi pesan yang terdapat dalam situs web tersebut.
1.3
Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.3.1. Tujuan Penelitian Mengetahui dari identifikasi masalah, tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut: 1.
Untuk mengetahui tingkat pemahaman pengguna situs web AICHR terhadap program-program AICHR.
2.
Untuk mengetahui tingkat ketertarikan pengguna situs web AICHR terhadap program-program AICHR.
12
1.3.2. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu secara teoritis dan praktis. 1.3.2.1. Kegunaan Teoritis 1.
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat dan kontribusi pemikiran bagi perkembangan ilmu komunikasi khususnya bidang Public Relation, mengenai perkembangan teknologi komunikasi terhadap media online.
2.
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi ide bagi pengembangan penelitian-penelitian berikutnya, terutama dalam hal pembuatan situs web sebagai media komunikasi interaktif.
1.3.2.2. Kegunaan Praktis Diharapkan hasil penelitian dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi situs web AICHR, khususnya mengenai situs web http://aichr.org, dalam pemasangan berita/artikel agar lebih dinamis dan menarik; serta dapat meningkatkan kualitas dan tampilan dari situs web. Selain itu juga dapat memberikan informasi yang selalu aktual, lengkap dan terpercaya, serta berasal dari sumber-sumber yang dapat dipertanggung jawabkan, sehingga dapat memberikan pemahaman untuk tercapainya efisiensi dalam melaksanakan kegiatan koordinasi dalam organisasi dan dapat memenuhi kebutuhan informasi tidak hanya untuk ASEC dan organisasi non pemerintah yang menangani bidang kemanusiaan pada khususnya, tetapi juga untuk masyarakat luas pada umumnya.