BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa modern seperti sekarang ini, lembaga keuangan atau bank diharapkan menjadi salah satu sektor yang berperan aktif dalam menunjang kegiatan pembangunan nasional dan penggerak perekonomian di Indonesia. Peran itu diwujudkan dalam fungsi utamanya sebagai lembaga intermediasi atau institusi perantara antara debitur dan kreditur sehingga bank dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak. Saat ini, Industri perbankan mengalami kemajuan yang cukup pesat sebagai akibat dari kemajuan
teknologi
dan
kebijakan
deregulasi.
Kebijakan
tersebut
dimaksudkan untuk meletakkan landasan-landasan yang kokoh untuk perkembangan perbankan yang lebih sehat. Kebijakan deregulasi selanjutnya yang dikenal PAKTO 27 ( Paket Kebijakan Oktober 27) yang tujuannya berupaya meningkatkan efisiensi lembaga keuangan dan perbankan serta diijinkannya pembukaan cabang-cabang bank di seluruh daerah, yang implikasinya adalah tumbuh dan berkembangnya bisnis perbankan. Selain itu, Perkembangan sosial budaya yang disebabkan oleh perubahan global dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi menimbulkan nilai-nilai dan kebutuhan baru bagi masyarakat dilihat dari semakin maraknya minat masyarakat untuk menggunakan jasa-jasa perbankan. Sehingga tuntutan di bidang teknologi sangat diperlukan. Adanya teknologi dan komunikasi yang ditawarkan perbankan akan memberikan kemudahan kepada nasabah dalam bertransaksi keuangan. 1
Bank di Indonesia dibagi menjadi dua jenis yaitu Bank Sentral dan Bank Umum. Bank Sentral sebagai Bank Indonesia adalah lembaga negara yang mempunyai wewenang untuk mengeluarkan alat pembayaran yang sah dari suatu negara, merumuskan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, mengatur dan mengawasi perbankan serta menjalankan fungsi sebagai lender of the last resort. Sedangkan, Bank Umum adalah Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran atau bank komersial. Menurut UU No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan, jenis bank berdasarkan kepemilikannya dibagi menjadi bank pemerintah dan bank swasta. Bank Pembangunan Daerah (BPD) sebagai salah satu bank milik pemerintah memiliki fungsi dan peranan sebagai pengembang perekonomian dan penggerak pembangunan di daerah. Selain itu, Bank Pembangunan Daerah
memiliki
tugas
untuk
menyediakan
pembiayaan
keuangan
pembangunan di daerah, menghimpun dana serta melaksanakan dan menyimpan kas daerah (pemegang/penyimpan kas daerah) disamping menjalankan kegiatan bisnis perbankan. Selain itu, BPD memiliki fungsi yang unik selain menjalankan fungsinya sebagai bank, namun juga menjadi agen perubahan di suatu daerah (Agent of Regional Development) yang tak dimiliki oleh bank lain. Diperlukan bank dengan kinerja keuangan yang sehat agar fungsi intermediasi dapat berjalan dengan lancar. Kinerja keuangan bank dapat
2
diukur dengan beberapa indikator. Salah satu sumber utama indikator yang dijadikan dasar penilaian untuk mengukur kinerja adalah laporan keuangan. Laporan keuangan bank terdiri dari neraca dan laporan laba rugi. Neraca merupakan laporan yang menunjukan jumlah aktiva (harta), kewajiban (utang), dan modal (ekuitas) pada saat tertentu. Sedangkan, Laporan laba rugi merupakan laporan yang menunjukan kondisi usaha dalam suatu periode tertentu. Berdasarkan laporan keuangan dapat dihitung sejumlah rasio keuangan. Rasio likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas adalah tolak ukur yang sering digunakan dalam pengukuran kinerja bank. Faktor lain yang juga mempengaruhi kinerja perbankan adalah besarnya kredit bermasalah (non performing loan) yang dimiliki oleh bank. Rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Rasio solvabilitas, yaitu rasio yang
memberikan informasi apakah modal yang dimiliki
mencukupi untuk kegiatan operasional bank dan mampu menutupi apabila terjadi kerugian yang terjadi. Rasio rentabilitas selain bertujuan untuk mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan laba selama periode tertentu, juga bertujuan untuk mengukur tingkat efektivitas manajemen dalam menjalankan operasional perusahaannya. Saat ini tercatat 26 Bank Pembangunan Daerah yang ada di Indonesia, setiap provinsi mempunyai satu Bank Pembangunan Daerah tetapi ada juga yang melayani dua Provinsi. Bank Pembangunan Daerah yang melayani Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Banten yaitu PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk sering juga disebut atau dikenal dengan
3
Bank BJB. Bank ini melayani berbagai kalangan masyarakat baik perorangan, kelompok, lembaga pemerintah daerah atau BUMD setempat. Perkembangan yang signifikan ditunjukan
dengan mampunya perusahaan memperluas
jaringan hingga ke Luar Negeri. Sejak Juli 2010 BJB sudah melakukan beberapa aksi korporasi (corporate action) diantaranya; menjadi Bank Daerah pertama di Indonesia yang berstatus bank devisa, melakukan spin off bank BJB syariah, dan melaksanakan intial public offering/IPO sebagai bank daerah pertama yang melakukannya. Bank BJB melakukan IPO sebesar 25% dari jumlah modal ditempatkan dan disetor. Sedangkan, kepemilikan saham Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebesar 38,26%, Provinsi Banten 5,37%, Pemerintah Kabupaten dan Kota se-Jawa Barat 23,61%, Pemerintah Kabupaten dan Kota se-Banten 7,76%. Pasca pelepasan saham, Bank Jabar Banten (BJB) dapat meningkatkan kinerjanya. Membaiknya prospek bank setelah melakukan IPO juga terindikasi dari peningkatan harga saham di bursa yang meningkat tiga kali dibandingkan saat tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Saat ini posisi modal inti Bank BJB lebih dari Rp5 triliun. Keputusan penyertaan modal inti Bank BJB berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Menurut Direktur Utama Bank BJB Bien Subiantoro, masuknya Bank BJB pada Buku III memberi peluang bagi Bank BJB melakukan ekspansi bisnis. Termasuk melakukan pengembangan bisnis ke luar negeri. Pengembangan tersebut akan difokuskan ke kawasan Asia. Seperti menggarap bisnis remiensi. Bank BJB juga berencana menyusun sejumlah rencana strategis. Perusahaannya merencanakan adanya Subsidiary
4
Office di beberapa negara Asia. Mendirikan Subsidiary Office adalah langkah yang paling logis, ketimbang membangun kantor cabang di negara tertentu. Disertakannya laba tahun 2012 ke modal inti sejalan dengan pertumbuhan laba Bank BJB di 2012. Tahun lalu, Bank BJB mencatat pemerolehan laba Rp1,19 triliun tumbuh sekitar 24% dari tahun 2011. Berdasarkan keputusan pemegang saham, laba Rp663, 8 miliar atau 56% diberikan dalam bentuk dividen tunai. Sementara Rp521,6 miliar atau 44% untuk cadangan umum. Dividen tunai sebesar Rp68 per lembar diberikan kepada pemegang saham sesuai porsi kepemilikan saham di Bank BJB. Jumlah tersebut lebih baik dari tahun 2011 yang hanya Rp61 per lembar saham. Peningkatan tersebut dikarenakan pertumbuhan laba Bank BJB yang cukup ekspansif. Pemprov Jabar menjadi penerima dividen tunai terbesar dengan kepemilikan 38% saham. Pemprov Jabar mendapat dividen tunai Rp254 miliar. Naik signifikan dari pemerolehan dividen tunai 2011 sebesar Rp226,6 miliar. Selain Pemprov Jabar, Provinsi Banten mendapat dividen atas laba 2012 sebesar Rp35,6 miliar. Selain kesepakatan pembagian dividen, RUPS juga menyepakati laporan penggunaan dana hasil penawaran umum perdana saham perseroan tahun 2010. Di mana, 80% saham digunakan untuk kredit UMKM, 10% untuk pengembangan IT, dan 10% lainnya untuk pengembangan jaringan dalam status belum habis. Pada RUPS tersebut, Bank BJB mencatat total aset sebesar Rp70,8 triliun atau lebih tinggi 30,1% dari pada 2011. Begitu pula dengan dana pihak ketiga (DPK), yang kini bernilai Rp50,6 triliun atau lebih tinggi 29,6 % dari pada periode 2011.
5
Tidak semua Bank Pembangunan Daerah mampu melakukan intial public offering (IPO), sehingga hal itulah yang menarik penulis untuk mengukur kinerja keuangan PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk setelah melakukan intial public offering (IPO). Dengan demikian penulis mengangkat penelitian dengan judul: “ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS
DAN
RENTABILITAS
UNTUK
MENGUKUR
KINERJA KEUANGAN PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA BARAT DAN BANTEN T,bk 2010-2012”.
1.2 Rumusan Masalah Sesuai dengan latar belakang pemilihan judul di atas, maka dapat di indentifikasi masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana proses pelaporan keuangan PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk? 2. Berapa tingkat likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk.
pada
periode 2010-2012? 3. Bagaimana kinerja keuangan PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk selama periode 2010-2012 dilihat dari rasio likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas?
6
1.3 Tujuan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat mencapai tujuan sebagai berikut: 1. Mengetahui
proses
pelaporan
keuangan
PT.
Bank
Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk 2. Mengetahui tingkat likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk periode 2010-2012 3. Mengetahui kinerja keuangan PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk berdasarkan rasio keuangan periode 2010-2012
1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis Merupakan suatu penerapan teori yang penulis dapatkan selama duduk dibangku perkuliahan untuk menganalisa kinerja keuangan di PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA BARAT DAN BANTEN, Tbk. Dan untuk memenuhi dan melengkapi salah satu syarat dalam menempuh ujian Diploma III Program Studi Manajemen Pada Fakultas Bisnis Dan Manajemen Universitas Widyatama. 2. Bagi Akademisi Merupakan
tambahan
ilmu
pengetahuan
khususnya
mengenai kinerja keuangan PT. BANK PEMBANGUNAN
7
DAERAH JAWA BARAT DAN BANTEN, Tbk dilihat dari sudut pandang rasio likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas. 3. Bagi Perusahaan Penelitian ini bisa memberikan informasi mengenai gambaran hasil yang telah didapat oleh perusahaan, sehingga dapat digunakan sebagai alat pertimbangan untuk menentukan langkah perusahaan selanjutnya dimasa yang akan datang. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan hasil tugas akhir ini bisa dijadikan sebagai acuan dan landasan untuk melakukan penelitian selanjutnya dibidang yang sama. 5. Bagi Pihak Lainnya Memberikan
informasi
mengenai
kinerja
keuangan
perusahaan tersebut kepada pihak lain sebelum mengambil keputusan untuk berinvestasi.
1.5 Batasan Masalah Untuk menghindari keluasan masalah, dalam pembahasan ini peneliti membatasi penelitian pada : 1. Data yang digunakan yaitu laporan keuangan triwulan (neraca dan laporan laba rugi) pada PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten,Tbk periode 2010-2012. 2. Karena keterbatasan data dan informasi yang didapat, sehingga masalah yang diteliti tidak mencakup semua unsur, peneliti
8
membatasi hanya pada aspek LDR, CAR, NPL dan BOPO pada PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk periode 2010-2012. 3. Penelitian dilakukan di PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk Cabang Utama Bandung.
1.6 Metodologi Penelitian Proses penelitian yang penulis lakukan menggunakan metode penelitian deskriptif, yaitu suatu metode dalam meneliti suatu objek, kondisi, sistem dan suatu peristiwa pada masa sekarang. Adapun tujuan dari penelitian dengan metode deskrpitif adalah untuk membuat deskripsi atau gambaran secara sistematik faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan-hubungan antara fenomena yang diteliti. Untuk memperoleh data dalam penelitian Laporan Tugas Akhir ini, teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara : 1. Penelitian Lapangan Merupakan penelitian yang ditujukan untuk mendapatkan data aktual yang diperlukan guna memecahkan masalah yang telah didefinisikan sebelumnya dengan cara: a. Observasi Langsung Observasi langsung, yaitu melakukan pengamatan secara langsung terhadap objek yang diteliti.
9
b. Komunikasi Langsung (wawancara) Komunikasi langsung, yaitu pengumpulan informasi dengan cara tanya jawab langsung kepada pihak yang bersangkutan untuk mengetahui masalah yang akan diteliti dan dibahas, dari hasil wawancara tersebut penulis memperoleh data mengenai gambaran umum perusahaan. 2. Studi Kepustakaan Merupakan penelitian yang dilakukan untuk mengumpulkan data, referensi dan landasan teoritis yang relevan yang bersumber dari bukubuku yang kemudian akan dijadikan dasar kriteria dalam membahas masalah yang ditemukan pada saat penelitian.
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian Dalam Penyusunan Laporan Tugas Akhir ini dilakukan di Kantor Bank Bjb Cabang Utama Bandung yang beralamat di, Jl. Braga No 12 Bandung. Waktu kerja praktek 1 Bulan (20 Januari 2014 - 20 Februari 2014).
10