BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Anggaran adalah laporan-laporan formal sumber daya-sumber daya keuangan yang disisihkan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu selama periode waktu yang ditetapkan. Anggaran menunjukkan pengeluaran, penerimaan atau laba yang direncanakan di waktu yang akan datang. Anggaran mencerminkan sasaran, rencana dan program-program organisasi yang dinyatakan dalam bentuk bilangan. Angka-angka perencanaan ini menjadi standar di mana pelaksanaan di waktu yang akan datang dapat diukur (Handoko, 1997). Anggaran merupakan suatu rencana kerja jangka pendek yang disusun berdasarkan rencana kegiatan jangka panjang yang ditetapkan dalam proses penyusunan program (programming). Tanpa didasarkan pada rencana kegiatan jangka panjang yang disusun sebelumnya, anggaran sebenarnya tidak membawa perusahaan ke arah mana pun (Mulyadi, 2001). Dahulu penganggaran dilakukan dengan sistem top-down, dimana rencana dan jumlah anggaran telah ditetapkan oleh atasan/pemegang kuasa anggaran sehingga bawahan/pelaksana anggaran hanya melakukan apa yang telah disusun. Penerapan sistem ini mengakibatkan kinerja bawahan/pelaksana anggaran menjadi tidak efektif karena target yang diberikan terlalu menuntut namun sumber daya yang diberikan tidak mencukupi (overloaded). Dalam proyeksi, atasan/pemegang kuasa anggaran kurang mengetahui potensi dan
1
2
hambatan yang dimiliki oleh bawahan/pelaksana anggaran sehingga memberikan target
yang
sangat
menuntut
dibandingkan
dengan
kemampuan
bawahan/pelaksana anggaran (Ompusunggu dan Banowo, 2006). Saat ini proses penyusunan anggaran tidak hanya dilakukan oleh manajer puncak saja namun manajer-manajer tingkat bawah juga ikut terlibat di dalam proses penyusunan anggaran. Keterlibatan manajer-manajer tingkat bawah dalam penyusunan anggaran yang menyangkut sub bagiannya menyebabkan tercapainya kesepakatan
antara
bawah/pelaksana
manajer
anggaran
puncak
mengenai
dengan anggaran
manajer-manajer
tingkat
tersebut.
dimana
Proses
manajemen tingkat bawah diberi kesempatan untuk terlibat, mempunyai pengaruh pada proses pembuatan anggaran dinamakan partisipasi anggaran (Brownell, 1982). Penyusunan anggaran secara partisipatif diharapkan kinerja para manajer akan meningkat. Menurut Mahoney dalam Suparwati (2005) kinerja manajerial adalah persepsi kinerja individual para anggota organisasi dalam kegiatan manajerial yaitu perencanaan, investigasi, koordinasi, supervisi, pengaturan staf, negosiasi dan perwakilan. Pelimpahan wewenang adalah penyerahan sebagian wewenang tertentu dari seorang pejabat kepada seseorang pejabat lain. Pelimpahan wewenang erat hubungannya dengan tugas. Tidak ada tugas yang dapat terlaksana dengan baik tanpa adanya wewenang. Menurut Mulyadi dan Setyawan (1999), pendelegasian wewenang adalah pemberian wewenang oleh manajer yang lebih atas kepada manajer yang lebih rendah untuk melaksanakan suatu pekerjaan dengan otoritas
3
secara eksplisit dari manajer pemberi wewenang pada waktu wewenang tersebut dilaksanakan. Menurut Van dengan Ven dalam Suparwati (2005) struktur organisasi memiliki peran penting dalam mempengaruhi kinerja pada tingkat organisasi maupun tingkat sub unit. Pengaruh ini terjadi karena dengan pelimpahan wewenang penerapan kebijakan dilakukan oleh manajer yang memahami kondisi unit yang dipimpinnya sehingga kualitas kebijakan diharapkan menjadi lebih baik. Dengan terbentuknya persepsi mengenai pelimpahan wewenang dengan kinerja manajerial yang kondusif di suatu perusahaan, diharapkan dapat merangsang tumbuh kembangnya proses penyusunan anggaran (Suparwati, 2005).
1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, penulis merumuskan pokok permasalahan sebagai berikut: 1. Apakah partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial? 2. Apakah partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial dengan melalui pelimpahan wewenang sebagai variabel intervening?
1.3. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial.
4
2. Untuk mengetahui pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial dengan melalui pelimpahan wewenang sebagai variabel intervening.
1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak antara lain adalah: 1.
Bagi perusahaan Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi manajemen perusahaan untuk mengetahui bagaimana partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial dengan melalui pelimpahan wewenang sebagai variabel intervening.
2.
Bagi penulis Penelitian ini merupakan sarana pengaplikasian dari ilmu yang penulis dapatkan di bangku kuliah khususnya pada bidang akuntansi manajemen.
3.
Bagi pihak lain. Hasil dari penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan bacaan dan sarana penambah pengetahuan bagi pihak-pihak yang membutuhkan khususnya pada bidang akuntansi manajemen.
1.5. Batasan Masalah Agar permasalahan yang dibahas tidak terlalu luas dan dapat memperoleh arah yang lebih jelas bagi peneliti dalam membahas permasalahan ini maka peneliti memberi batasan terhadap masalah sebagai berikut:
5
1.
Sampel dalam penelitian ini adalah manajer dan asisten manajer yang ikut andil dan berperan penting dalam pengambilan keputusan.
2.
Penelitian ini dilakukan pada PT Bogasari Flour Mills Surabaya.