BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Profesi akuntan akhir-akhir ini menunjukkan perkembangan seiring dengan banyaknya usaha-usaha swasta yang semakin berkembang serta kesadaran masyarakat akan pentingnya jasa akuntan. Disamping itu, perkembangan profesi akuntan didukung oleh sektor perbankan yang mengharuskan calon debiturnya mempunyai administrasi yang baik dan laporan keuangannya sudah diperiksa akuntan publik. Akuntan adalah suatu profesi yang salah satunya adalah melaksanakan audit terhadap laporan keuangan sebuah entitas dan memberikan opini atau pendapat terhadap laporan keuangan apakah telah disajikan secara wajar sesuai dengan standar akuntansi keuangan atau prinsip akuntansi yang berlaku umum dan standar atau prinsip tersebut diterapkan secara konsisten (Zulaikha, 2006). Manajemen
perusahaan
memerlukan
jasa
pihak
ketiga
agar
pertanggungjawaban keuangan yang disajikan kepada pihak luar dapat dipercaya, sedangkan pihak luar perusahaan memerlukan jasa pihak ketiga untuk memperoleh keyakinan bahwa laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen perusahaan dapat dipercaya sebagai dasar keputusan-keputusan yang diambil oleh mereka. Melihat pentingnya peran akuntan dalam masyrakat bisnis, maka sewajarnya pula profesi akuntan menuntut adanya kemampuan dalam memproses
informasi untuk menentukan audit judgment pada sebuah penugasan audit (Jamilah et.al., 2007) Audit judgment merupakan suatu pertimbangan yang mempengaruhi dokumentasi bukti dan keputusan pendapat yang dibuat oleh auditor (Pramono, 2007 dalam Puspitasari, 2011). Paragraf 16 SA200 menyebutkan bahwa auditor harus menggunakan pertimbangan profesional dalam merencanakan dan melaksanakan audit atas laporan keuangan. Audit judgment memainkan peran penting dalam pembentukan pendapat audit (Iskandar,2009). Proses judgment tergantung dari asal informasi, karena setiap langkah dalam proses judgment akan muncul pertimbangan, pilihan, dan keputusan baru setiap ada informasi baru yang datang. Wedemeyer (2010) menyatakan bahwa judgment paling penting yang dibuat oleh auditor terkait dengan audit tertentu adalah keputusan untuk merilis laporan terhadap laporan keuangan yang diaudit atau menolak untuk melakukannya. Jika seorang auditor melakukan judgment yang kurang tepat, dan berpengaruh terhadap ketepatan opini akhir mengenai kewajaran laporan keuangan (Puspitasari, 2011). Banyak
faktor
yang
mempengaruhi
kemampuan
auditor
dalam
memberikan judgment, baik secara teknis maupun non teknis. Secara teknis, faktor pengetahuan, pengalaman, perilaku auditor dalam memperoleh dan mengevaluasi informasi, tekanan dari atasan maupun entitas yang diperiksa, serta kompleksitas tugas saat melakukan pemeriksaan dapat mempengaruhi judgment auditor (Irwanti, 2011). Sedangkan faktor non teknis yang mempengaruhi auditor
dalam membuat judgment adalah perbedaan gender auditor (Chung dan Monroe, 2001). Dari literatur cognitive psychology dan literatur marketing dinyatakan bahwa gender sebagi faktor level individual yang dapat berpengaruh terhadap kinerja yang memerlukan judgment dalam berbagai kompleksitas tugas. Penelitian Chung and Monroe (2001) menyatakan bahwa perempuan dapat lebih efisien dan efektif dalam memproses informasi dalam tugas yang kompleks dibanding lakilaki dikarenakan perempuan lebih memiliki kemampuan untuk membedakan dan mengintegrasikan kunci keputusan. Sebaliknya, hasil penelitian Zulaikha (2006) dan didukung oleh penelitian Yuslima (2011) menyatakan bahwa gender tidak mampu memoderasi pengaruh kompleksitas tugas terhadap audit judgment. Hasil yang berlawanan ini, maka peneliti tertarik memakai variabel gender sebagai variabel moderasi dan juga menambahkan variabel self-efficacy untuk dimoderasi oleh gender. Kompleksitas tugas didefinisikan sebagai tugas yang terdiri atas bagianbagian yang banyak, berbeda-beda dan saling terkait satu sama lain (Engko dan Gudono, 2007). Pengujian pengaruh sejumlah faktor terhadap kompleksitas tugas bersifat penting. Bonner (1994) mengemukakan ada tiga alasan yang cukup mendasar mengapa pengujian terhadap kompleksitas tugas untuk sebuah situasi audit perlu dilakukan. Pertama, kompleksitas tugas ini diduga berpengaruh signifikan terhadap kinerja seorang auditor. Kedua, sarana dan teknik pembuatan keputusan dan latihan tertentu diduga telah dikondisikan sedemikian rupa ketika para peneliti memahami keganjilan pada kompleksitas tugas audit. Ketiga,
pemahaman terhadap kompleksitas dari sebuah tugas dapat membantu tim manajamen audit perusahaan menemukan solusi terbaik bagi staf dan tugas audit. Penelitian mengenai hubungan antara kompleksitas tugas dengan audit judgment telah dilakukan sebelumnya dimana menunjukkan hasil temuan yang berbedabeda. Hasil penelitian Yustrianthe (2013) menyatakan bahwa kompleksitas tugas berpengaruh negatif terhadap audit judgment. Menurut Wood (1986) dalam Engko dan Gudono (2007) tugas-tugas yang sulit dan kompleks membutuhkan lebih banyak sumber daya pribadi (misalnya, kapasitas pengolahan informasi, usaha, dan ketekunan). Kompleksitas tugas yang meningkat dan melebihi sumber daya seseorang, akan menyebabkan kinerja menurun. Sebaliknya, hasil penelitian Nadhiroh (2010) menyatakan bahwa kompleksitas tugas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja auditor dalam pembuatan audit judgment. Hal tersebut diperkuat oleh hasil penelitian Praditaningrum (2012) yang menyatakan kompleksitas tugas tidak berpengaruh terhadap audit judgment. Berdasarkan hasil penelitian di atas, masih terdapat ketidakkonsistenan dari hasil penelitian terdahulu, apakah kompleksitas tugas memiliki pengaruh negatif pada audit judgment atau sebaliknya kompleksitas tugas tidak memiliki pengaruh yang signifikan pada audit judgment. Hasil yang berlawanan ini, maka peneliti tertarik untuk meneliti kembali pengaruh kompleksitas tugas pada audit judgment dan peneliti juga menggunakan variabel gender sebagai pemoderasi. Penelitian ini menambahkan aspek perilaku yang lain dan juga diturunkan dari teori kognitif sosial yaitu self-efficacy. Teori tersebut menyatakan, sebagian
besar pengetahuan dan perilaku anggota organisasi digerakkan dari lingkungan, dan secara terus menerus mengalami proses berpikir terhadap informasi yang diterima. Self-efficacy merupakan kepercayaan ataupun keyakinan seseorang mengenai kemampuan dirinya untuk melakukan atau menghasilkan sesuatu (Trianevant,2014). Self-efficacy diduga turut mempengaruhi audit judgment. Pada penelitian yang dilakukan oleh Sanusi dan Iskandar (2011) menunjukkan bahwa auditor yang memiliki self-efficacy tinggi menunjukkan penilaian audit yang lebih baik daripada auditor dengan self-efficacy rendah. Hasil Penelitian tersebut juga didukung oleh penelitian Trianevant (2014) yang menunjukkan hasil bahwa selfefficacy berpengaruh positif terhadap audit judgment. Sedangkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Nadhiroh (2010) menunjukkan hasil yang berbeda bahwa self-efficacy tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja auditor dalam pembuatan audit judgment. Berdasarkan hasil penelitian diatas, masih terdapat ketidakkonsistenan dari hasil penelitian terdahulu, apakah self-efficacy memiliki pengaruh positif pada audit judgment atau sebaliknya self-efficacy tidak memiliki pengaruh yang signifikan pada audit judgment. Hasil yang berlawanan ini, maka peneliti tertarik untuk meneliti kembali pengaruh self-efficacy pada audit judgment dan peneliti juga menggunakan variabel gender sebagai pemoderasi yang mungkin dapat mempengaruhi audit judgment. Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk mengambil topik penelitian auditing dengan judul “Gender Sebagai Pemoderasi Pengaruh Kompleksitas Tugas, dan Self-efficacy pada Audit judgment di Kantor Akuntan Publik Di Bali”.
1.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas, adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Bagaimana pengaruh kompleksitas tugas pada audit judgment ? 2) Bagaimana pengaruh self-efficacy pada audit judgment ? 3) Apakah gender memperkuat pengaruh kompleksitas tugas pada audit judgment ? 4) Apakah gender memperkuat pengaruh self-efficacy pada audit judgment ?
1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh kompleksitas tugas pada audit judgment yang diambil oleh auditor. 2) Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh self-efficacy pada audit judgment yang diambil oleh auditor. 3) Untuk mendapatkan bukti empiris apakah gender mampu memperkuat atau memperlemah pengaruh kompleksitas tugas pada audit judgment yang diambil oleh auditor. 4) Untuk mendapatkan bukti empiris apakah gender mampu memperkuat atau memperlemah pengaruh self-efficacy pada audit judgment yang diambil oleh auditor.
1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu: 1) Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pembuatan audit judgment pada Kantor Akuntan Publik di Bali bagi pihak-pihak yang berkepentingan. 2) Kegunaan Praktis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi suatu masukan atau pertimbangan bagi pihak auditor untuk membuat judgment yang tepat sehingga dapat memberikan kontribusi terhadap ketepatan opini akhir mengenai kewajaran laporan keuangan.
1.5 Sistematika Penulisan Skripsi ini tersusun menjadi lima (5) bab yang mana antara bab satu dengan bab lainnya memiliki keterkaitan. Gambaran dari masing-masing bab adalah sebagai berikut. Bab I
Pendahuluan Bab ini menjabarkan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian,
penulisan.
kegunaan
penelitian
serta
sistematika
Bab II
Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian Bab ini menjabarkan teori-teori penunjang atau pendukung terhadap masalah yang diangkat dalam skripsi ini penelitian sebelumnya serta hipotesis penelitian
Bab III Metode Penelitian Bab ini menjabarkan desain penelitian, lokasi penelitian, objek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi, sampel dan metode penentuan sampel, metode pengumpulan data, pengujian instrumen penelitian serta teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian. Bab IV
Data dan Pembahasan Hasil Penelitian Bab ini menjabarkan data penelitian, karakteristik penelitian, hasil pengujian instrumen penelitian, dan pembahasan hasil dalam penelitian.
Bab V
Simpulan dan Saran Bab ini menjabarkan simpulan yang diperoleh dari hasil pembahasan penelitian ini beserta saran-saran yang dianggap perlu bagi para peneliti selanjutnya dan organisasi Kantor Akuntan Publik pada khususnya.