BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tinggi rendahnya tingkat likuiditas perusahaan dapat ditunjukkan oleh aset likuid yang mudah dikonversi menjadi kas diantaranya kas, bank, piutang, surat-surat berharga, dan persediaan. Dengan aset likuid ini, dapat digunakan oleh perusahaan dalam memenuhi kebutuhan operasinya yaitu untuk membeli bahan mentah yang kemudian diproses menjadi barang jadi untuk dijual kepada para pelanggannya, baik secara tunai maupun kredit (Astuti, 2013). Likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Likuiditas tidak hanya berkenaan dengan keadaan keseluruhaan keuangan perusahaan, tetapi juga berkaitan dengan kemampuannya untuk mengubah aktiva lancar tertentu menjadi uang kas (Syamsuddin, 2007). Subramanyam & Wild, (2010) juga mengungkapkan dalam bukunya, Likuiditas (liquidity) mengacu pada kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Secara konvensional, jangka pendek dianggap periode hingga satu tahun meskipun jangka waktu ini dikaitkan dengan siklus operasi normal suatu perusahaan (periode waktu yang mencangkup siklus pembelian - produks - penjualan penagihan). Pentingnya likuiditas dapat dilihat dengan mempertimbangkan 1 http://digilib.mercubuana.ac.id/
2
dampak yang berasal
dari ketidak kemampuan perusahaan memenuhi
kewajiban jangka pendeknya. Kelangsungan hidup perusahaan dapat diukur dari likuiditas. Likuiditas berfungsi untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang telah jatuh tempo (Kasmir, 2013). Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban keuangannya tepat pada waktunya disebut perusahaan yang likuid sedangkan perusahaan yang tidak mampu memenuhi kewajiban keuangannya pada saat ditagih disebut perusahaan yang illikuid. Bagi pemegang saham perusahaan, kurangnya likuiditas dapat meramalkan hilangnya kendali pemilik atau kerugian investasi modal. Saat pemilik perusahaan memiliki kewajiban tak terbatas (pada perusahaan perorangan atau persekutuan), kurangnya likuiditas membahayakan aset pribadi mereka. Bagi kreditor perusahaan, kurangnya likuiditas dapat menyebabkan penundaan pembayaran bunga dan pokok pinjaman atau bahkan tidak dapat ditagih sama sekali. Pelanggan serta pemasok produk dan jasa perusahaan juga merasakan masalah likuiditas jangka pendek. Implikasinya antara lain mencakup ketidakmampuan perusahaan untuk memenuhi kontrak serta merusak hubungan dengan pelanggan dan pemasok. Berbagai skenario ini memperlihatkan penyebab ukuran likuiditas sangat penting dalam analisis suatu perusahaan. Jika suatu perusahaan gagal memenuhi kewajiban lancarnya, maka kelangsungan usahanya dipertanyakan. Masalah likuiditas merupakan salah satu yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3
perlu
diperhatikan
bagi
perusahaan.
Perusahaan
akan
diragukan
perkembangannya, apabila perusahaan tidak mampu membayar kewajiban keuangannya pada saat ditagih. Apabila ini terjadi maka perusahaan akan memperoleh krisis kepercayaan dari pihak luar perusahaan seperti kreditur dan investor, sehingga ini akan mengganggu hubungan baik antara perusahaan dengan pihak yang membantu kelancaran usahanya. Berikut ini adalah data dari Rasio Lancar Perusahaan Industri Barang Konsumsi Sub Sektor Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014 yang akan dijadikan objek penelitian ini. Tabel 1.1 Rasio Lancar No.
Kode
1
ADES
2
AISA
3
ALTO
4
CEKA
5
DLTA
6
ICBP
7
INDF
8
MLBI
9
MYOR
10
PSDN
Nama Perusahaan PT.AkashaWir a Internasional Tbk PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk PT. Tri Banyan Tirta Tbk PT. Wilmar Cahaya Indonesia tbk PT. Delta Djakarta Tbk PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk PT. Indofood Sukses Makmur Tbk PT. Multi Bintang Indonesia Tbk PT. Mayora Indah Tbk PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk
2010
2011
2012
2013
2014
Ratarata
151%
171%
194%
181%
154%
170%
129%
189%
127%
175%
266%
155%
--
131%
154%
184%
308%
193%
167%
169%
103%
163%
147%
150%
633%
601%
526%
476%
428%
533%
260%
287%
272%
241%
218%
256%
204%
191%
205%
164%
181%
189%
94%
99%
58%
98%
51%
80%
258%
222%
276%
244%
209%
242%
--
--
--
--
--
http://digilib.mercubuana.ac.id/
--
4
11
ROTI
12
SKBM
13
SKLT
14
STTP
15
ULTJ
PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk PT. Sekar Bumi Tbk PT. Sekar Laut Tbk PT. Siantar Top Tbk PT. Ultrajaya Milk Industry Tbk
230%
128%
112%
114%
137%
144%
--
184%
125%
125%
148%
145%
188%
170%
410%
390%
118%
255%
171%
103%
100%
114%
148%
127%
200%
152%
202%
247%
334%
227%
Sumber : Data laporan keuangan pada www.idx.co.id
Dari data diatas menunjukkan rasio lancar beberapa perusahaan mengalami kenaikan dan penurunan setiap tahunnya. Martono & Harjito (2007) mengatakan bahwa Current Ratio yang tinggi memberikan indikasi jaminan yang baik bagi kreditor jangka panjang pendek dalam arti setiap saat perusahaan memiliki kemampuan untuk melunasi kewajiban kewajiban finansial jangka pendeknya. Menurut Mamduh (2009) “Standar rasio likuiditas untuk metode Current Rasio berkisar pada angka 2 atau 200 %”. Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Bambang Riyanto (2010) menyatakan bahwa “Tingkat likuiditas yang ideal (Likuid) yang diukur dengan menggunakan current ratio yaitu dengan batas minimal 2:1 atau 200%. Berdasarkan tabel 1.1, disajikan data Rasio Lancar beberapa perusahaan tersebut mengalami kenaikan dan penurunan yang berbeda pada setiap tahunnya, dimana pada data yang disajikan di tabel beberapa dari perusahaan tersebut diatas belum masuk standarisasi likuiditas.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5
Syamsuddin (2009) mengungkapkan bahwa Rasio lancar (Current Ratio) merupakan salah satu rasio finansial yang sering digunakan dalam mengukur likuiditas perusahaan. Tingkat current ratio dapat ditentukan dengan jalan membandingkan antara current asset dengan current liabilities. Perbandingan likuiditas perusahaan dengan menggunakan Rasio Lancar (current ratio) lebih baik daripada menggunakan modal kerja (net working capital). Sebagaimana diungkapkan oleh Subramanyam & Wild (2010) Alasan digunakannya rasio lancar secara luas sebagai ukuran likuiditas mencakup kemampuannya untuk mengukur :
Kemampuan memenuhi kewajiban lancar
Penyangga kerugian
Cadangan dana lancar
Penelitian mengenai beberapa faktor yang mempengaruhi likuiditas telah banyak dilakukan. Misalnya pada penelitian Pandiangan (2014) tentang “Rasio Perputaran dan Periode Penagihan Piutang Usaha terhadap Rasio Lancar Perusahaan Barang Produksi”, menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh secara parsial rasio perputaran piutang usaha terhadap rasio lancar, sedangkan periode penagihan piutang usaha ada pengaruh secara parsial terhadap rasio lancar pada perusahaan barang produksi yang terdafar di BEI. Akan tetapi terdapat pengaruh secara simultan antara perputaran piutang dan periode penagihan piutang usaha terhadap rasio lancar. Sedangkan Penelitian yang dilakukan oleh Dongoran (2006) “Pengaruh Perputaran Piutang dan Perputaran Kas Terhadap Tingkat
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6
Likuiditas Pada Perusahaan Tekstil Yang Terdapat Di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hasil penelitian menunjukan adanya korelasi atau hubungan antara variabel perputaran piutang dengan likuiditas dinyatakan memiliki hubungan yang kuat. Kemudian, terdapat hubungan yang lemah antara variabel perputaran kas dengan likuiditas. Selanjutnya penelitian Ezwita (2014), yang berjudul “Pengaruh Perputaran Piutang, Perputaran Persediaan, Return on Assets dan Rasio Utang terhadap Likuiditas pada Perusahaan Industri Dasar dan Kimia yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013”.
Menunjukkan
bahwa secara parsial perputaran piutang tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas, perputaran persediaan berpengaruh signifikan terhadap likuiditas, return on assets tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas dan rasio utang berpengaruh signifikan terhadap likuiditas. Secara simultan perputaran piutang, perputaran persediaan, return on assets dan rasio utang berpengaruh signifikan terhadap likuiditas. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Widharta (2013), yang berjudul “Analisa Pengaruh Perputaran Persediaan dan Perputaran Piutang terhadap Likuiditas Perusahaan Industri Rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Hasil penelitian ini menunjukkan secara parsial perputaran persediaan dan perputaran piutang tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap likuiditas, tetapi secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat Likuiditas.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
Berdasarkan hasil penelitian-penelitian diatas mengenai beberapa faktor yang mempengaruhi likuiditas terdapat hasil penelitian yang berbeda-beda (gap research). oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang dengan judul, “ANALISIS PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERIODE PENAGIHAN PIUTANG, DAN PERPUTARAN
PERSEDIAAN
TERHADAP
LIKUIDITAS
PERUSAHAAN SUB SEKTOR MAKANAN DAN MINUMAN DI BEI 2010 – 2014”.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah Rasio Perputaran Piutang berpengaruh signifikan terhadap likuiditas perusahaan? 2. Apakan Periode Penagihan Piutang berpengaruh signifikan terhadap likuiditas perusahaan? 3. Apakah Rasio Perputaran Persediaan berpengaruh signifikan terhadap likuiditas perusahaan?
http://digilib.mercubuana.ac.id/
8
C. TUJUAN DAN KONTRIBUSI PENELITIAN 1.
Tujuan Penelitian 1) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh Rasio Perputaran Piutang terhadap likuiditas perusahaan 2) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh Periode Penagihan Piutang terhadap likuiditas perusahaan 3) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh Rasio Perputaran Persediaan terhadap likuiditas perusahaan
2.
Kontribusi Penelitian 1) Untuk Praktisi Bagi perusahaan yang diteliti : untuk memberikan informasi mengenai keadaan Likuiditas perusahaannya selama tahun 2010 – 2014. Bagi Stakeholder : untuk memberikan informasi mengenai keadaan Likuiditas perusahaan dimana mereka telah menamkan uangnya sebagai modal selama 5 tahun terakhir. 2) Untuk Akademik Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi mahasiswa atau peneliti lain tentang bagaimana keadaan Likuiditas perusahaan Industri Barang Konsumsi sub sektor Makanan dan Minuman yang terdaftar di BEI tahun 2010 - 2014, serta sebagai bahan referensi bagi peneliti lain, materi yang terkait dengan Likuiditas perusahaan dan sebagai pelengkap penelitian terdahulu.
http://digilib.mercubuana.ac.id/