1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Sistem golongan darah ABO ditemukan oleh ilmuwan Austria bernama Karl Landsteiner, menemukan tiga tipe darah berbeda (A, B,dan O) tahun 1900. Pada tahun 1902 DesCasterllo dan Sturli menemukan tipe darah keempat, AB (Hosoi, 2008). ABO adalah sistem golongan darah paling penting pada kedokteran tranfusi,memiliki dua antigen (tipe A dan tipe B) pada permukaan sel darah merah. Antigen ini disebut juga aglutinogen karena dapat menyebabkan sel darah aglutinasi (Guyton et al, 2011). Ketidakcocokan aglutinogen
golongan
darah
ABO
hampir
selalu
menimbulkan gejala haemolytic tranfusion reaction(HTR) dan
dapat
menyebabkan
disseminated
intravascular
coagulation (DIC), gagal ginjal, dan kematian (Daniels et al, 2010). Setiap sel hidup baik pada tumbuhan maupun hewan terdapat
zat
besi.
Kebanyakan
zat
besi
pada
tubuh
menjadi komponen dari dua protein : hemoglobin pada sel darah merah dan myoglobin pada sel otot (Sizer et al, 2014).
1
2
Anemia
defisiensi
besi
merupakan
defisiensi
nutrisi yang paling umum terjadi di dunia dan membawa konsekuensi
negatif
pada
pertumbuhan
dan
kesehatan
(Onabanjo et al, 2012).Kondisi awal adalah defisiensi besi
yang
didefinisikan
sebagai
kekurangan
cadangan
besi dan umumnya disebabkan karena tidak mencukupinya absorbsi besi dan/atau kehilangan besi yang berlebihan sehingga terjadi ketidakseimbangan antara pasokan dan kebutuhan besi untuk kebutuhan eritroid sumsum tulang. Tahap selajutnya adalah eritropoiesis defisiensi besi ditandai
dengan
menurunnya
saturasi
transferrin.
Akhirnya konsentrasi hemoglobin turun dan tampak anemia mikrositik dan hipokromik (Fairweather-Taitet al, 2014). D’Adamo melalui bukunya “Eat Right For Your Type” memperkenalkan
teori
tentang
kebiasaan
makan
berdasarkan golongan darah dapat meningkatkan kesehatan dan mengurangi resiko penyakit kronik.Hubungan golongan darah
ABO
dengan
berbagai
penyakit
termasuk
kanker,
malaria, dan kolera kini sedang diteliti(Wang et al, 2014).Pada terhadap
golongan
penyakit
darah
demam
O
menjadi
rematik,
efek
namun
proteksi
meningkatkan
predisposisi terhadap ulkus lambung. Sedangkan golongan darah
A
meningkatkan
kejadian
anemia
pernisiosa
malaria Plasmodium Vivax (Ositadinma et al, 2014).
dan
3
B. Rumusan Masalah Berdasarkan masalahnya
latar
belakang
adalahteori
tentang
di
atas,
rumusan
kebiasaan
makan
berdasarkan golongan darah ABOyang perlu dibuktikan. Khususnya pada status besi yang dapat melihat kejadian defisiensi besi dimana kondisi defisiensi besi sebagai gangguan nutrisi paling umum di dunia. Berdasarkan
rumusan
masalah
yang
ada,
dapat
dibuat pertanyaan penelitian sebagai berikut : Apakah ada
hubungan
golongan
darah
ABO
dengan
status
besi
pendonor darah di Yogyakarta? C. Tujuan penelitian Tujuan umum: Mengetahui
hubungan
golongan
darah
ABO
dengan
status besi pendonor darah di Yogyakarta dengan melihat beda rerata di antara golongan darah ABO. Tujuan khusus: 1. Mengetahui
hubungan
golongan
darah
ABO
dengan
status besi berdasarkan parameter serum feritin. 2. Mengetahui status
hubungan
besi
transferrin.
golongan
berdasarkan
darah parameter
ABO
dengan saturasi
4
D. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian serupa yang telah dilakukan sebelumnya diteliti oleh Nwafia et al. (2006) dengan judulSerum Iron And Total Iron Binding Capacity Levels Among The ABO Blood Groups In Enugu, South Eastern Nigeria. Penelitian ini dilakukan pada populasi orang Nigeria umur 10-25 tahun tanpa anemia dengan metode potong
lintang.
terdapatperbedaan
Hasil
penelitian
signifikan
serum
besi
tersebut dan
TIBC
antaragolongan darah A dan golongan darah O namun masih dalam
rentang
standar.Perbedaan
penelitian
terletak
pada subjek penelitian dan parameter status besi yang digunakan dimana karya tulis ini menggunakan populasi pendonor darah di Yogyakarta dan parameter status besi yang digunakan adalah feritin dan saturasi transferrin. Ositadinma et al. (2014) dengan judul Feritin and Serum Iron Levels among the ABO Blood Groups in Enugu, South Eastern Nigeria. Populasi yang digunakan adalah orang
Nigeria
sehat
di
Enugu
dengan
metode
potong
lintang. Hasil penelitian adalah tidak ada perbedaan signifikan
antara
TIBC
dan
saturasi
transferrindi
antara golongan darah ABO yang berbeda. Golongan darah B
memiliki
rendah.Perbedaan
tingkat
serum
penelitian
feritin
terletak
pada
paling subjek
5
penelitiandan
parameter
dimana
tulis
karya
pendonor
darah
di
status
ini
besi
yang
menggunakan
Yogyakarta
dan
digunakan
populasi
memakai
pada
parameter
serum feritin dan saturasi transferrin. Prihatini (2013) dengan judul “Hubungan Antara Golongan Darah ABO Dengan Berat Badan, Kadar Hemoglobin Dan
Tekanan
Kedokteran
Darah
UGM”.
Pada
Donor
Populasi
Darah
penelitian
Di
Fakultas
yang
digunakan
adalah pendonor darah di Fakultas Kedokteran UGM dengan metode
potong
lintang.
Hasil
yang
didapat
adalah
golongan darah ABO terbanyak adalah O, diikuti B, A, AB. Terdapat hubungan yang tidak bermakna antara golongan darah ABO dengan berat badan , kadar, hemoglobin, dan tekanan
darah.Perbedaan
penelitian
terletak
pada
parameter status besi yang digunakan dimana pada karya ilmiah saturasi
ini
menggunakan
transferrin.
parameter Sedangkan
serum
feritindan
hemoglobin
digunakan sebagai parameter status besi.
tidak
6
Tabel 1. Daftar penelitian-penelitian sebelumnya Peneliti Judul Desain Populasi (tahun) (jumlah sampel) Nwafia et Serum Iron And potong lintang Orang al. Total Iron (2260) Nigeria (2006) Binding Capacity umur 10-25 Levels Among The tahun ABO Blood Groups tanpa In Enugu, South anemia Eastern Nigeria Ositadinma Feritin and et al. Serum Iron (2014) Levels among the ABO Blood Groups in Enugu, South Eastern Nigeria
potong lintang (237)
Orang Nigeria sehat di Enugu
Prihatini (2013)
potong lintang (154)
pendonor darah di Fakultas Kedokteran UGM
Hubungan Antara Golongan Darah ABO Dengan Berat Badan, Kadar Hemoglobin Dan Tekanan Darah Pada Donor Darah Di Fakultas Kedokteran UGM
Hasil
Perbedaan
Terdapatperbedaan signifikan serum besi dan TIBC antaragolongan darah A dan golongan darah O namun masih dalam rentang standar. Tidak ada perbedaan signifikan antara TIBC dan saturasi transferrindi antara golongan darah ABO yang berbeda Terdapat hubungan yang tidak bermakna antara golongan darah ABO dengan berat badan , kadar hemoglobin, dan tekanan darah
Subjek penelitian dan parameter status besi yang dipakai Subjek penelitian
Parameter status besi yang dipakai
7
E. Manfaat Penelitian 1. Untuk Peneliti Mengetahui
hubungan
golongan
darah
ABO
dengan status besi pendonor darah di Yogyakarta. 2. Untuk Institusi Menambah golongan
darah
darahserta intervensi
informasi ABO
dapat
dengan
menjadi
terhadap
mengenai status acuan
status
hubungan
besi
dalam
besi
pendonor melakukan
berdasarkan
golongan darah ABO. 3. Untuk Masyarakat Menambah dapat
wawasan
menjadikan
acuan
tentang
kesehatan
serta
nutrisi
besi
tepat
yang
sesuai golongan darah ABO. 4. Untuk Ilmu Pengetahuan Memberikan informasi yang berhubungan dengan status besi dan golongan darah ABO sehingga dapat menjadi
acuan
untuk
penelitian
selanjutnya.