BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) yang meningkat pada triwulan III tahun 2012, yaitu sebesar 6,17% (www.bps.go.id). Pertumbuhan produk domestik bruto ini disebabkan adanya pertumbuhan ekonomi di setiap sektor industri usaha, dimana pertumbuhan tertinggi dihasilkan oleh Sektor Pengangkutan dan Komunikasi. Peningkatan pertumbuhan ekonomi dalam setiap industri usaha akan menyebabkan peningkatkan persaingan antar perusahaan. Agar tidak kalah dalam bersaing, maka perusahaan harus terus mengembangkan kegiatan usahanya. Berbagai cara dapat dilakukan perusahaan untuk mengembangkan usahanya, seperti melakukan inovasi produk, memperluas jenis produk, maupun menambah modal perusahaan. Perusahaan dapat memperoleh modal dari sumber internal maupun sumber eksternal. Modal internal merupakan modal yang berasal dari pemilik perusahaan sedangkan modal eksternal merupakan modal yang diperoleh dari pihak luar. Untuk mengembangkan kegiatan usahanya, perusahaan tidak dapat hanya mengandalkan modal internal. Hal tersebut disebabkan terbatasnya modal yang dapat diberikan oleh pemilik perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan juga
1
membutuhkan modal eksternal untuk memperluas kegiatan usahanya. Modal eksternal dapat diperoleh dengan cara peminjaman uang (utang) atau dengan cara penerbitan saham. Salah satu cara yang dapat digunakan perusahaan untuk memperoleh modal dengan peminjaman uang adalah dengan mengeluarkan surat hutang atau obligasi. Perusahaan harus membayar bunga secara periodik apabila perusahaan memutuskan menambah modal melalui peminjaman uang. Penambahan modal melalui penerbitan saham dapat dilakukan dengan menjual sebagian kepemilikan perusahaan dalam bentuk lembar saham kepada investor. Seberapa banyak modal yang bisa diperoleh perusahaan melalui penerbitan saham, bergantung dari jumlah lembar saham yang diterbitkan perusahaan dan nilai par saham yang ditetapkan oleh perusahaan. Semakin banyak lembar saham yang dibeli oleh investor, maka semakin besar modal yang bisa diperoleh oleh perusahaan. Dalam melakukan pembelian saham, berbagai faktor dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pembelian saham, salah satunya adalah melalui harga saham perusahaan. Investor akan cenderung memilih saham yang terus mengalami peningkatan harga. Hal itu disebabkan investor dapat memperoleh keuntungan berupa capital gain ketika investor melakukan penjualan kembali saham tersebut pada pihak lain. Oleh karena itu, harga saham menjadi hal yang penting bagi investor dan menjadi dasar pertimbangan investor dalam melakukan pembelian saham. 2
Pentingnya harga saham bagi investor dalam melakukan pembelian saham, menyebabkan investor perlu melakukan analisa terhadap harga saham perusahaan. Salah satu analisa yang dapat digunakan oleh investor adalah melalui faktor fundamental perusahaan tersebut. Tujuan analisis faktor fundamental ini adalah untuk mendeteksi perbedaan harga pasar sekuritas dengan nilai intrinsiknya (Harahap dan Pasaribu, 2007). Faktor fundamental yang digunakan untuk memprediksi harga saham berupa rasio keuangan. Salah satu rasio keuangan yang digunakan untuk memprediksi harga saham adalah Current Ratio. Current Ratio adalah rasio likuiditas yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang jangka pendeknya dengan menggunakan aset lancarnya Semakin tinggi nilai Current Ratio di suatu perusahaan, menggambarkan kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang jangka pendeknya semakin baik. Hal ini akan menyebabkan peningkatan terhadap kinerja perusahaan. Meningkatnya kinerja perusahaan akan cenderung meningkatkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Akibatnya, dividen yang dibagikan kepada pemegang saham akan cenderung meningkat. Meningkatkan jumlah dividen yang dibagikan terhadap pemegang saham akan meningkatkan permintaan terhadap saham perusahaan tersebut, yang akhirnya akan meningkatkan harga saham perusahaan. Hasil penelitian Rahardjo (2010) membuktikan bahwa Current Ratio memiliki pengaruh secara signifikan terhadap harga saham. 3
Selain Current Ratio, rasio keuangan lain yang dapat digunakan untuk memprediksi harga saham adalah Leverage Ratio. Leverage Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aset perusahaan dapat digunakan untuk membiayai hutang-hutangnya. Semakin rendah angka leverage ratio di suatu perusahaan akan berdampak pada kinerja keuangan perusahaan yang semakin membaik. Hal tersebut dikarenakan perusahaan dapat menggunakan asetnya untuk membiayai keseluruhan hutang perusahaan, dan sisanya dapat dialokasikan
untuk
mengembangkan
kegiatan
operasi
perusahaan.
Berkembangnya kegiatan operasi perusahaan akan menyebabkan kinerja keuangan perusahaan meningkat. Meningkatnya kinerja keuangan perusahaan akan meningkatkan laba perusahaan sehingga laba yang dibagikan kepada pemegang saham cenderung meningkat. Meningkatnya dividen yang dibagikan kepada pemegang saham akan mengakibatkan peningkatan terhadap permintaan saham, sehingga harga saham di perusahaan itu akan meningkat. Hasil penelitian Rahardjo (2010) membuktikan bahwa Leverage Ratio tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Return on Asset (ROA) juga merupakan salah satu rasio keuangan yang juga digunakan untuk memprediksi harga saham. ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari aktiva yang dimiliki perusahaan. Peningkatan yang terjadi pada ROA menggambarkan laba yang dimiliki perusahaan juga meningkat, sehingga dividen 4
yang diterima oleh pemegang saham akan meningkat. Meningkatnya dividen yang dibagikan kepada pemegang saham akan mengakibatkan peningkatan permintaan terhadap saham. Sesuai dengan hukum permintaan, apabila permintaan bertambah maka harga akan meningkat, maka harga saham tersebut juga akan meningkat. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Harahap dan Pasaribu (2007) serta Rahardjo (2010), ROA memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham. Debt to equity ratio (DER) juga memiliki pengaruh terhadap perubahan harga saham. DER mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya berdasarkan bagian modal yang dimiliki perusahaan. DER memiliki pengaruh terhadap kinerja perusahaan, semakin rendah DER perusahaan, maka kinerja perusahaan itu akan membaik. Hal tersebut disebabkan perusahaan dapat menggunakan modal yang dimilikinya untuk membayar hutang, dan sisanya dapat dialokasikan untuk mengembangkan kegiatan operasi perusahaan. Berkembangnya kegiatan operasi perusahaan akan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan, sehingga laba yang dihasilkan perusahaan akan meningkat. Peningkatan laba perusahaan akan cenderung meningkatkan dividen yang akan dibagikan perusahaan terhadap pemegang saham. Peningkatan dividen yang dibagikan kepada pemegang saham akan memicu kenaikan permintaan terhadap saham, sehingga harga saham tersebut akan meningkat. Menurut
5
penelitian Harahap dan Pasaribu (2007) variabel DER memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham. Rasio keuangan lain yang memiliki pengaruh terhadap harga saham adalah Price to Book Value (PBV). PBV merupakan rasio yang membandingkan harga saham dengan harga bukunya. Nilai PBV yang baik adalah lebih dari satu, yang artinya harga saham yang di jual di pasaran lebih tinggi dari nilai yang diterbitkan perusahaan. Semakin tinggi nilai PBV akan menyebabkan peningkatan terhadap harga saham. Hal tersebut dikarenakan harga jual saham sebuah perusahaan yang terus meningkat dibanding dengan nilai bukunya. Apabila nilai jual suatu saham di pasar terus mengalami peningkatan, maka banyak investor yang akan tertarik untuk membeli saham tersebut, terkait dengan capital gain yang bisa didapatkan saat melakukan penjualan saham tersebut. Meningkatnya permintaan terhadap saham sebuah perusahaan, akan menyebabkan peningkatan terhadap harga saham tersebut. Menurut penelitian Anastasia et al. (2003) serta Harahap dan Pasaribu (2007) variabel PBV memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Risiko sistematis adalah faktor-faktor risiko yang mempengaruhi pasar secara keseluruhan. Risiko sistematis merupakan risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, disebabkan risiko ini dipengaruhi oleh faktor makro yang mempengaruhi pasar secara keseluruhan. Faktor makro yang mempengaruhi pasar diantaranya adalah perubahan tingkat bunga, kurs 6
valuta asing dan kebijakan pemerintah. Risiko sistematis dilambangkan dengan simbol beta (β). Semakin kecil nilai beta saham sebuah perusahaan akan semakin baik. Hal tersebut disebabkan risiko yang dimiliki perusahaan tersebut semakin kecil. Kecenderungan investor dalam melakukan investasi adalah risk averse, dimana investor menghindari resiko yang terlalu tinggi untuk mencapai keuntungan yang optimal. Oleh karena itu, investor akan melakukan permintaan terhadap saham perusahaan yang nilai beta sahamnya kecil. Meningkatnya permintaan terhadap saham akan menyebabkan meningkatnya harga saham di perusahaan tersebut. Serangkaian studi mengenai pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis terhadap harga saham sudah banyak dilakukan. Harahap dan Pasaribu (2007) dalam penelitiannya membuktikan bahwa Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Price to Book Value (PBV) memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham. Menurut penelitian Raharjo (2010), Current Ratio dan Leverage Ratio tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham, sedangkan ROA memiliki
pengaruh
signifikan
terhadap harga
saham.
Berdasarkan penelitian Anastasia et al. (2003), ROA, DER, dan beta saham tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham, sedangkan variabel PBV memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham. Berdasarkan penelitian Kusumawardani (2010), EPS, PER, ROE, DER, ROA memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham. 7
Penelitian ini dibuat dengan maksud mereplikasi penelitian Harahap dan Pasaribu (2007). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Harahap dan Pasaribu (2007), yaitu: 1. Pada penelitian Harahap dan Pasaribu (2007), variabel independen yang digunakan adalah variabel Return on Asset (ROA), Price to Book Value (PBV), Debt to Equity Ratio (DER), dan Beta Saham. Penelitian ini menambahkan variabel independen berupa Current Ratio (CR) dan Leverage Ratio (LR). 2. Perbedaan penelitian ini juga terletak pada periode penelitiannya. Harahap dan Pasaribu (2007) menggunakan periode waktu 2002 – 2005, sedangkan dalam penelitian ini, periode yang digunakan adalah 2008-2010. Judul yang dipilih dalam penelitian ini adalah “ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2008 - 2010”.
B. Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini adalah penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan manufaktur yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia. Perusahaan manufaktur tersebut harus secara aktif menerbitkan laporan keuangannya selama tahun pengamatan, yakni tahun 2008 – 2010. Variabel yang digunakan dalam 8
penelitian ini adalah rasio keuangan yang meliputi Current Ratio, Leverage Ratio, Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Price to Book Value (PBV), dan beta saham.
C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka masalah yang dapat dirumuskan melalui penelitian ini adalah: 1. Apakah Current Ratio (CR) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham? 2. Apakah Leverage Ratio (LR) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham? 3. Apakah Return on Asset (ROA) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham? 4. Apakah Debt to Equity Ratio (DER) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham? 5. Apakah Price to Book Value (PBV) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham? 6. Apakah beta saham memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham?
9
7. Apakah Current Ratio (CR), Leverage Ratio (LR), Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Price Book Value (PBV), dan beta saham secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham?
D. Tujuan Penelitian Dari permasalahan yang telah dirumuskan, adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh Current Ratio (CR) terhadap harga saham. 2. Memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh Leverage Ratio (LR) terhadap harga saham. 3. Memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh Return on Asset (ROA) terhadap harga saham. 4. Memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap harga saham. 5. Memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh Price to Book Value (PBV) terhadap harga saham. 6. Memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh beta saham terhadap harga saham. 7. Memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh Current Ratio (CR), Leverage Ratio (LR), Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), 10
Price to Book Value (PBV), dan beta saham secara simultan terhadap harga saham.
E. Manfaat Penelitian Informasi yang diperoleh dari penelitian ini, diharapkan dapat memberi manfaat bagi berbagai pihak, yaitu: 1. Investor Penelitian ini dapat memberi kontribusi bagi investor agar dapat melakukan investasi dengan lebih bijaksana dengan melakukan pengamatan terhadap kinerja emiten yang didasarkan pada informasi laporan keuangan dan harga saham. 2. Emiten Mengamati kinerja perusahaannya dengan melihat pengaruh dari perubahan harga saham dan hasil rasio keuangan. 3. Peneliti selanjutnya Dapat digunakan sebagai referensi dan bahan penelitian selanjutnya.
11
F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari: BAB I
Pendahuluan Terdiri atas Latar Belakang Masalah, Batasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Sistematika Penulisan.
BAB II
Telaah Literatur Terdiri atas uraian tentang teori-teori yang menjelaskan permasalahan yang diteliti secara ringkas beserta cara penyelesaian masalah yang terdiri dari teori mengenai konsepkonsep dasar sebagai landasan dalam penelitian, penelitian terdahulu, dan perumusan hipotesis.
BAB III
Metode Penelitian Berisi gambaran umum objek penelitian, metode penelitian, penjabaran mengenai variabel penelitian, teknik pengambilan sampel, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis yang digunakan untuk pengujian hipotesis.
12
BAB IV
Analisis dan Pembahasan Berisi tentang deskripsi penelitian berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan, pengujian dan analisis hipotesis, serta pembahasan hasil penelitian.
BAB V
Simpulan dan Saran Berisi simpulan, keterbatasan, dan saran yang didasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan.
13