BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Angka penderita kanker di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Data Departemen Kesehatan Depkes (2015), menyatakanbahwaPenyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama di seluruh dunia. Pada tahun 2012, kanker menjadi penyebab kematian sekitar 8,2 juta orang. Kanker paru, hati, perut, kolorektal, dan kanker payudara adalah penyebab terbesar kematian akibat kanker setiap tahunnya. Supriyanto (2014) mengatakan sel kanker merusak jaringan sel lain yang normal dan menyebar ke organ tubuh lain melalui jaringan ikat, darah, saraf, dan jaringan organ tubuh. Bagian organ tubuh yang terserang sel kanker akan terhambat pertumbuhannya. Sehingga individu akan mengalami hambatan untuk menjalani kehidupan dengan baik. World Health Organitation (WHO, 2011) memperkirakan angka kematian akibat kanker akan meningkat secara signifikan pada tahun-tahun mendatang, dan akan mencapai sekitar 12 juta kematian pertahun di seluruh dunia pada tahun 2030. Ternyata penyakit kanker tidak akan bisa berkurang tetapi makin bertambah pada masa yang akan mendatang. Supriyanto (2014) menyatakan kanker termasuk penyakit yang tidak menular. Penyakit ini timbul akibat kondisi fisik yang tidak normal dan pola
1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
hidup yang tidak sehat. Meskipun demikian, penyakit ini bisa diturunkan oleh orangtua kepada anaknya. Risiko terkena kanker sangat besar jika salah satu anggota keluarga terkena kanker. Pada tahun 2001, Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) oleh Kemenkes (2009) penyakit kanker merupakan penyebab kematian nomor 5 di Indonesia setelah penyakit kardiovaskuler, infeksi pernafasan dan pencernaan. Dengan peningkatan kasus kematian penyakit kanker dari 3,4 % pada tahun 1980 menjadi 6 % pada tahun 2001. Berdasarkan data di atas maka dapat di simpulkan bahwa kanker merupakan penyakit yang mematikan, sangat berbahaya serta jumlah penderita penyakit kanker berkembang terus-menerus pada setiap tahunnya. Ketika kita mendengar orang-orang membicarakan tentang kanker, kita tentu akan membayangkan betapa mengerikannya penyakit tersebut menurut (Supriyanto ,2014). Angka yang bertambah setiap tahun memperlihatkan bahwa penyakit kanker tidak bisa di hilangkan begitu saja.
Di Indonesia, tiap tahun diperkirakan terdapat 100 penderita baru per 100.000 penduduk. Ini berarti dari jumlah 237 juta penduduk, ada sekitar 237.000 penderita kanker baru setiap tahunnya. Sejalan dengan itu, data empiris juga menunjukkan bahwa kematian akibat kanker dari tahun ke tahun terus meningkat. Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2007, sekitar 5,7 % kematian semua umur disebabkan oleh kanker ganas. Menurut Prof. Tjandra Yoga, di Indonesia prevalensi tumor/kanker adalah 4,3 per 1000 penduduk. Kanker merupakan penyebab kematian nomor 7 (5,7%) setelah stroke, TB,
2
http://digilib.mercubuana.ac.id/
hipertensi, cedera, perinatal, dan DM (dalam Yayasan Kanker Indonesia, 2012).Setiap orang berpotensi terkena penyakit kanker, dengan angka yang bertambah setiap tahunnya. Di lihat dari jumlah penduduk yang terkena penyakit kanker maka yang menderita penyakit kanker jumlahnya tidak sedikit.
Menurut Supriyanto (2014) penyakit kanker dapat menyerang semua lapisan masyarakat tanpa mengenal status sosial, umur, dan jenis kelamin. Dari segi status sosial, penyakit kanker dapat menyerang orang kaya, miskin, berpendidikan tinggi, maupun orang-orang yang sama sekali tidak berpendidikan. Anak-anak, remaja, dan orang dewasa juga tak luput dari serangan kanker. Begitu pula dengan pria maupun wanita dapat terserang penyakit yang paling banyak di takuti ini.
Dari hasil wawancara awal dengan salah satu penderita kanker, menjelaskan bahwa mereka harus bisa memantapkan pilihan untuk berobat di pengobatan medis atau pengobatan alternatif. Karena jika tidak secepatnya melakukan tindakan, penyakit kanker akan terus berkembang dan akan semakin sulit di obati. Dalam pengambilan keputusannya Ibu I mengambil keputusan dengan memikirkan segala resiko yang dihadapi jika dia salah mengambil jenis treatment atau pengobatan yang akan di jalani. Selain menentukan keputusan dengan sendiri, Ibu I juga memutuskan bedasarkan
3
http://digilib.mercubuana.ac.id/
pengalaman yang terjadi di lingkungan, yaitu saudara yang sudah lebih dulu menderita penyakit kanker.
Lebih lanjut, Ibu I menjelaskan pada zaman sekarang ini ada banyak jenis pengobatan yang bersaing untuk memberikan pelayanan terbaik untuk pasiennya. Sehingga pasien juga harus lebih selektif lagi memilih jenis pengobatan yang mana lebih baik untuk penyakit yang dideritanya. Ada dua jenis pengobatan yang lebih dikenal masyarakat secara umum yaitu pengobatan modern yang menggunakan tenaga medis professional dan pengobatan tradisional yang menggunakan obat herbal.
Selama ini cara yang banyak ditempuh oleh para penderita kanker adalah dengan pengobatan medis (melalui dokter). Pengobatan medis untuk penyakit kanker antara lain dengan operasi, radioterapi, kemoterapi, hormonal terapi, dan immunoterapi. Sudah banyak penderita kanker yang berobat ke dokter dengan cara operasi, immunoterapi, hormonal terapi, kemoterapi, dan radioterapi. Telah banyak biaya yang dikeluarkan, namun, penyakit yang dideritanya belum juga sembuh (Supriyanto, 2014). Selain adanya pengetahuan pengobatan kanker secara medis, ada sejumlah pengobatan kanker secara alternatif. Sebagian masyarakat masih menggunakan pelayanan kesehatan dari pengobatan tradisional. Menurut WHO, (2015) bagi banyak jutaan orang, yang banyak tinggal di daerah pedesaan dari negara-negara berkembang, obat-
4
http://digilib.mercubuana.ac.id/
obatan herbal, pengobatan tradisional, dan praktisi tradisional adalah yang utama, kadang-kadang satu-satunya, sumber perawatan kesehatan. Pada tahun 2003, sebanyak 30,67% penduduk Indonesia menggunakan pengobatan alternatif. Selain itu, pada tahun 2003 pemanfaatan obat tradisional yang merupakan bagian dari pengobatan alternatif mempunyai angka yang lebih tinggi 2 kali lipat dari tahun 1999 yaitu 30,67% dibandingkan dengan 15,04% (Badan Pusat Statistik, 2003). Dari data di atas pengobatan alternatif menjadi pilihan pengobatan yang banyak di minati bagi seseorang yang menderita penyakit. Hal ini bisa terjadi karena pengobatan alternatif yang di lakukan menggunakan obat herbal sehingga proses pengobatan lebih alami dan aman. Menurut Forbes, et a.l (2004) kematian dan sekarat adalah peristiwa yang tak terelakkan dalam kehidupan manusia. Meskipun tidak ada yang dapat melarikan diri dari pengalaman ini, kematian jarang menerima perhatian dari para ilmuwan dan masyarakat secara keseluruhan.Setiap orang yang berhadapan dengan penyakit kanker secara alamiah akan cenderung untuk mengumpulkan informasi dan melakukan apapun agar bisa sembuh, namun banyak jenis pengobatan yang menawarkan harapan-harapan kesembuhan kepada penderita kanker. Pasien juga lebih waspada dalam pengambilan keputusan terhadap pengobatan-pengobatan tersebut secara lebih selektif dan sesuai dengan kondisi pasien pada saat itu agar tidak salah dalam mengambil tindakan.
5
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Penyakit kanker, yang relatif belum ditemukan pengobatannya secara cepat, memang menjadi momok yang sangat menakutkan bagi sejumlah orang. (Supriyanto, 2014). Bagi para penderita kanker tidak mudah dalam mengambil keputusan untuk tindakan pengobatan penyakit mereka di saat-saat sedang mengalami shock akibat vonis kanker yang di alami.
Menurut Dermawan (2013) sebuah pengambilan keputusan yang baik dinilai dari sudut pandang prosesnya. Artinya, penentuan pengambilan keputusan yang baik, efektif dan berkualitas, merupakan suatu penetapan definisi berdasarkan atas proses pengambilan keputusan (a correspondence to process idea).Nilai baiknya suatu pengambilan keputusan terletak pada proses pengambilan keputusan yang menghasilkan pemilihan alternatif solusi terbaik. Pengambilan keputusan merupakan hal yang melekat dengan kehidupan seseorang individu, baik disadari atau pun tidak disadari. Pengambilan keputusan dialami oleh setiap individu karena pada dasarnya setiap individu tidak pernah lepas dari proses pengambilan keputusan untuk memenuhi sejumlah kebutuhan di dalam dirinya dan untuk mencapai tujuan hidupnya.
Siagian (1990) mengatakan dalam kenyataannya, seorang yang sedang menghadapi suatu situasi problematik tidak selalu dengan sadar mengambil langkah-langkah secara berurutan. Bahwa keputusan pada dasarnya adalah pilihan yang secara sadar dijatuhkan atas satu alternatif dari berbagai alternatif yang tersedia. Pengambilan keputusan dalam keadaan darurat merupakan
6
http://digilib.mercubuana.ac.id/
sebuah konflik yang mengakibatkan suatu bentuk stres.Pendapat ini dapat di pertanggungjawabkan secara ilmiah, karena penelitian dan pengalaman banyak orang menunjukkan bahwa tidak ada masalah yang hanya dapat di pecahkan dengan satu cara saja.
Sesungguhnya, angka keberhasilan terapi pada sebagian besar kanker sangat berkaitan dengan stadium saat diagnosis dan pengobatan. Semakin tinggi stadium ketika diagnosis, keberhasilan terapi semakin menurun dengan adanya modal pengobatan yang semakin agresif (Supriyanto, 2014). Masalah dalam pemilihan jenis pengobatan kanker belakangan ini semakin sering menjadi bahan pembicaraan di masyarakat. Perilaku masyarakat lebih difokuskan kepada bagaimana memilih pergi ke tempat pelayanan kesehatan seperti rumah sakit ataupun memilih alternatif pengobatan yang lain. Oleh karena itu perlu adanya perhatian khusus untuk para penderita kanker yang menjalani pengobatan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat bahwa terdapat berbagai jenis pengobatan kanker dan para penderita kanker perlu berhati-hati dalam memilih jenis pengobatan. Peneliti tertarik untuk menggali dan memahami penderita kanker dalam kaitannya dengan pengambilan
7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
keputusan untuk memilih jenis pengobatan. Dengan demikian,pertanyaan penelitian adalah :
Bagaimana proses pengambilan keputusan pada penderita kanker dalam memilih jenis pengobatan ?
1.3
Maksud dan Tujuan Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memperoleh pemahaman mengenai proses pengambilan keputusan pada penderita kanker dalam memilih jenis pengobatan.
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat teoritis
Penulis berharap dengan adanya penelitian ini dapat memberikan informasi atau pengetahuan mengenai fenomena masyarakat yang berkembang saat iniyaituproses pengambilan keputusan pada penderita kanker dalam memilih jenis pengobatan.
8
http://digilib.mercubuana.ac.id/
1.4.2Manfaat praktis
a. Bagi Subyek Dengan adanya penelitian ini maka para penderita kanker mendapatkan pembelajaran tentang pengambilan keputusan dalam memilih jenis pengobatan. b. Bagi Keluarga Penelitian ini diharapkan
agar mereka lebih mengetahui bahwa
proses pengambilan keputusan pada penderita kanker dalam memilih jenis pengobatan tidak mudah dan perlu adanya dukungan dari keluarga agar mampu melewati jenis pengobatan yang di pilih. c. Bagi Peneliti Hasil dari penelitian ini diharapkan agar dapat menambah informasi dan ilmu pengetahuan bagi peneliti bagaimana proses pengambilan keputusan pada penderita kanker dalam memilih jenis pengobatan agar lebih selektif dan mempertimbangkan segala keputusan dengan baik.
9
http://digilib.mercubuana.ac.id/