BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kelancaran atau keberhasilan suatu perusahaan tergantung pada kemampuan manajemen di dalam mengambil keputusan. Agar suatu operasi perusahaan dapat berjalan dengan baik, maka manajemen memerlukan informasi yang dapat dipercaya sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Dan sejalan dengan semakin berkembangnya volume perusahaan, maka manejemen semakin dituntut untuk mengatasi aneka ragam masalah yang dihadapi. Suatu manajemen yang baik tidak hanya mampu menjalankan fungsi-fungsi manajerial , tetapi dituntut untuk membuahkan keputusan yang tepat. Oleh karena itu untuk mendapatkan keputusan yang tepat, manajer harus mampu mengukur dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan yang telah dijalankan di dalam organisasinya. Semakin berkembangnya suatu perusahaan yang diiringi dengan semakin kompleksnya aktivitas yang dijalankan akan menuntut adanya pelaksanaan aktivitas yang efektif dan efisien. Hal ini mengingat karena para manajer tidak dapat lagi memonitor secara langsung aktivitas yang dijalankan oleh para bawahannya. Namun dilain pihak perusahaan harus mampu menjual produk yang berkualitas baik dengan harga yang wajar, sehingga produk yang dijual dapat bersaing dipasaran.Dalam keadaan ini perusahaan harus membuat suatu planning 1
yang matang agar sumber daya yang dimilikinya dapat dimanfaatkan untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu mendapatkan laba,atau jika terjadi kerugian maka diusahakan kerugian tersebut dapat ditekan seminimal mungkin. Tujuan utama perusahaan pada umumnya adalah untuk memperoleh laba yang optimal. Hal ini tidaklah mengherankan karena dengan laba suatu perusahaan dapat mempertahankan hidupnya dan memperluas usahanya. Selain itu keberhasilan suatu perusahaan sering kali dinilai dari tingkat laba yang dihasilkan. Untuk menghasilkan laba, suatu perusahaan dapat melakukan dua cara. Cara pertama dengan menaikan harga jual. Tindakan ini memang dapat meningkatkan laba,namun dalam kondisi persaingan yang semakin ketat ini,perusahaan tidak mudah untuk menaikan harga jual karena dapat menyebabkan konsumen lari ke produk pesaing yang memiliki harga yang lebih murah dengan kualitas produk yang sama. Cara kedua adalah dengan menekan biaya penjualan secara efisien dan mengendalikan komponen biaya-biayanya sehingga biaya penjualan yang dikeluarkan dapat ditekan seminimal mungkin. Biaya penjualan yang tidak terkendali akan menyebabkan harga pokok terlalu tinggi, yang selanjutnya akan menurunkan daya saing produk dan akhirnya dapat menurunkan laba. Untuk itu biaya penjualan harus dicatat dengan baik dan dihitung dengan benar sehingga dapat menghasilkan harga pokok produk yang tepat. Dengan demikian perusahaan dapat menetapkan harga jual yang kompetitif,yang dapat mengoptimalkan laba sekaligus memenuhi tuntutan konsumen. Agar manajemen dapat menggunakan biaya secara efisien, maka ia memerlukan informasi biaya yang handal.pengertian harga pokok menurut Mulyadi (1999 : 10) 2
adalah sebagai berikut: “Harga pokok adalah pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva atau pengorbanan sumber ekonomi dalam mengolah bahan baku menjadi produk”. Dengan demikian, apabila perhitungan harga pokok telah dilakukan dengan tepat dan benar, maka akan memungkinkan tercapainya penetapan harga jual yang efektif. Untuk memperoleh informasi harga pokok yang tepat dibutuhkan suatu metode yang tepat untuk mengakumulasikan biaya-biaya yang terjadi. Ada dua metode perhitungan harga pokok yang umum digunakan, yaitu job order costing method (metode harga pokok pesanan), dan process costing method (metode harga pokok proses). Dalam metode harga pokok pesanan, biaya produksi dikumpulkan untuk masingmasing pesanan. Metode harga pokok pesanan biasanya banyak dipakai untuk perusahaan yang memproduksi produk sesuai pesanan dimana harga pokok pesanan yang satu akan berbeda dengan harga pokok pesanan yang lain yang memiliki spesifikasi yang berbeda sedangkan metode harga pokok proses merupakan metode pengumpulan biaya yang digunakan oleh perusahaan yang mengolah produknya secara massa, didalam
metode ini biaya produksi
dikumpulkan untuk setiap proses selama jangka waktu tertentu dan biaya produksi persatuan dihitung dengan cara membagi total biaya produksi dalam periode tertentu dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dari proses tersebut selama jangka waktu yang bersangkutan, ada beberapa karakteristik usaha perusahaan yang berproduksi secara massa yaitu pertama produk yang dihasilkan merupakan produk standar, kedua produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan adalah sama, 3
ketiga kegiatan produksi dimulai dengan diterbitkannya perintah produksi yang berisi rencana produksi produk standar untuk jangka waktu tertentu. Salah satu perusahaan yang memakai Metode harga pokok proses adalah perusahaan distributor notebook untuk menentukan harga jualnya. Supaya harga jual dapat ditetapkan dengan memadai, dalam arti harga jual tersebut minimal dapat menutupi biaya yang dikeluarkan, harga jual dapat bersaing dengan perusahaan sejenis, dan harga jual mengandung laba yang dapat diharapkan perusahaan, maka satu cara yang digunakan adalah dengan menghitung terlebih dahulu harga pokok penjualan. Harga pokok penjualan adalah suatu aspek yang sangat penting dalam perusahaan.Tanpa adanya perhitungan harga pokok penjualan yang tepat dan benar, maka perusahaan yang bersangkutan tidak akan mengetahui dengan pasti keuntungan yang diperolehnya atau mungkin juga kerugian yang dideritanya. Harga pokok dikenal dengan nama singkatnya “HPP” adalah salah satu komponen dari laporan laba rugi,
yang
menjadi perhatian manajemen perusahaan dalam mengendalikan operasional perusahaan. Bila berbicara mengenai HPP, kita temukan 3 macam harga pokok yaitu harga pokok persediaan, harga pokok produksi dan harga pokok penjualan. Ketiganya adalah komponen yang yang saling terkait namun bila kita mendengar perkataan HPP, maka kita harus konsen mana yang dimaksudkan. Permasalahan itu timbul karena perbedaan kebutuhan masing-masing tingkat manajemen. Manajer bagian pembelian (Purchase Manager) lebih fokus pada harga pokok persediaan, manajer produksi (production manager) atau manajer operasional
4
(Operation Manager) lebih focus pada harga pokok produksi. Manajemen tingkat puncak tentunya akan lebih cenderung focus pada harga pokok penjualan. Komponen yang paling besar dalam operasional perusahaan pada perusahaan dagang maupun perusahaan industri adalah persediaan. Karena harga pokok persediaan adalah bagian dari persediaan yang telah digunakan, Jadi perhatian lebih besar ditujukan pada harga pokok persediaan cukup beralasan. Namun hal itu tidak cukup bagi manajer operasional karena komponen biaya produksi baik biaya tenaga kerja langsung maupun biaya overhead pabrik juga merupakan komponen penting yang berada dalam ruang lingkup tugasnya. Karena itu manajer produksi atau manajer operasional pada perusahaan industri akan focus pada harga pokok produksi yaitu Harga pokok persediaan ditambah biaya produksi. Perusahaan Jasa tidak memiliki kedua komponen tersebut sehingga pada perusahaan jasa jelas hanya harga pokok yang terdiri dari biaya biaya operasional. Walaupun harga pokok adalah bagian dari laporan laba rugi namun laporan harga pokok juga dilaporkan secara terpisah. Bentuk laporan harga pokok disesuaikan dengan kebutuhan manajemen dan metode akuntansi yang dipilih. Metode pepertual inventory adalah metode yang banyak digunakan pada system akuntansi computer namun masih banyak akuntan yang sangat familiar dengan metode Phisikal Inventori. Metode phisikal inventori semakin ditinggalkan karena system akuntansi computer dengan metode perpetual dapat memberikan informasi setiap saat tanpa harus menunggu perhitungan fisik persediaan bahkan dapat menampilkan hasil perhitungan harga pokok untuk suatu product yang akan diproduksi. Dengan demikian diperoleh laporan harga pokok dalam bentuk 5
rencana dan laporan harga pokok realisasi. Dari uraian latar belakang masalah tersebut diatas, penulis mengambil judul : “ Analisis Perhitungan Harga Pokok Penjualan dalam penentuan Harga Jual Pada PT Mitra Sinergi Distribusi” B. Rumusan Masalah Penelitian Beberapa masalah yang dapat penulis rumuskan adalah : 1. Bagaimana perhitungan harga pokok penjualan yang dilakukan oleh PT Mitra Sinergi Distribusi? 2. Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi perhitungan harga pokok penjualan dalam menentukan harga jual dalam PT Mitra Sinergi Distribusi?
C. Tujuan dan Kontribusi Penelitian 1. Tujuan penelitian a. Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman bagi penulis mengenai akuntansi biaya khususnya tentang perhitungan harga pokok penjualan dalam menentukan harga jual. b. Untuk membantu perusahaan dalam menghitung dan menentukan harga pokok penjualan agar dapat menentukan harga jual yang tepat. 2. Kontribusi Penelitian a. Bagi Perusahaan 6
Penelitian tersebut dapat memberi masukan sebagai bahan pertimbangan kepada perusahaan dalam menghitung dan menentukan harga pokok penjualan agar dapat diperoleh yang lebih tepat sehingga penetapan harga jual yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat dihindarkan. b. Bagi Penulis Dengan melakukan penelitian ini, penulis dapat melakukan studi lapangan sehingga membantu memperdalaam pengetahuan serta menerapkan teoriteori yang diterima selama penulis melakukan perkuliahan. c. Bagi Pihak Lain Hasil Penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi serta studi perbandingan bagi penulis lainnya.
7