BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Pada umumnya pengukuran kinerja perusahaan menjadi suatu hal yang
sangat penting bagi investor dalam melakukan evaluasi terhadap kinerja dan
potensi perusahaan di masa yang akan datang. Berbagai informasi dikumpulkan
untuk dapat menganalisa kinerja perusahaan tersebut. Gambaran mengenai kinerja perusahaan dapat diperoleh dari dua sumber, yaitu informasi finansial dan informasi nonfinansial. Namun yang lebih sering digunakan adalah informasi finansial, dikarenakan informasi tersebut lebih mudah diperoleh khususnya bagi investor yang telah menjadi bagian dari pemilik modal perusahaan tersebut. Bentuk umum untuk informasi finansial yang dapat diperoleh langsung pada perusahaan adalah laporan keuangan perusahaan.
Saat ini sektor telekomunikasi menjadi sektor yang sangat menggiurkan dalam perspektif bisnis, hal ini terlihat dari banyaknya pemain baru yang bermunculan pada bidang tersebut. Sektor ini terus tumbuh seiring peranannya yang semakin sentral. Tumbuhnya produk-produk baru berbasis teknologi telekomunikasi dan informasi serta kebutuhan akan pelayanan jasa telekomunikasi bagi tiap individu yang terus meningkat telah menyebabkan sektor ini berkembang begitu cepat. Operator telekomunikasi memperoleh keuntungan yang menakjubkan, hal ini terlihat dari perolehan EBITDAnya yang sangat tinggi bagi
3
setiap perusahaan tersebut. Sebanyak 10 operator telekomunikasi melayani industri dengan penetrasi mencapai 80 persen, namun lima perusahaan
telekomunikasi terbesar di Indonesia masih menguasai 90 persen pasar.
Perusahaan telekomunikasi tersebut adalah PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk
(TLKM), PT. Telekomunikasi Selular, PT. Indosat Tbk (ISAT), PT. XL Axiata Tbk (EXCL) dan PT. Bakrie Telekom Tbk (BTEL) (Fitch Rating : 2011).
Sebagai BUMN yang pernah memegang monopoli atas industri sektor telekomunikasi, sampai saat ini laba yang dihasilkan masih membuat Telkom tetap menjadi market leader dengan menduduki posisi tertinggi diantara pesaingpesaingnya.
Tabel 1.1 Laba Rugi Konsolidasian PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Tahun 2006-2010 ( dalam jutaan rupiah) Pendapatan Usaha EBITDA
2006 51.294.008 30.771.584
2007 59.440.011 36.017.712
2008 64.166.429 34.769.044
2009 67.677.518 36.762.440
2010 68.629.181 37.102.578
Sumber : Laporan Keuangan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. 2006-2010 (data diolah kembali)
EBITDA merupakan laba usaha sebelum penyusutan dan amortisasi. Telkom menganggap bahwa EBITDA adalah indikator yang efektif dalam mengukur kinerja operasional perusahaan karena mencerminkan biaya kas operasional dengan menghapus penyusutan dan amortisasi. Laba usaha yang
4
tercantum pada laporan keuangan Telkom menunjukan peningkatan yang signifikan dari tahun sebelumnya.
Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dan kegiatan operasinya
merupakan fokus utama dalam penilaian kinerja perusahaan, karena laba perusahaan selain merupakan indikator kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban bagi para penanam modal, juga merupakan bagian dalam menciptakan
nilai perusahaan yang menunjukan prospeknya di masa yang akan datang.
Menurut Munawir (2004: 33), dalam menganalisa dan menilai kinerja keuangan dan potensi atau kemajuan-kemajuan perusahaan, faktor yang paling utama untuk mendapatkan perhatian oleh pihak yang ingin menganalisa adalah: likuiditas, solvabilitas, rentabilitas dan aktivitas atau stabilitas usaha. Dari faktorfaktor tersebut maka bagi para investor yang terpenting adalah faktor rentabilitas, karena rentablitas ini merupakan jaminan yang utama bagi para investor tersebut dengan tanpa mengabaikan faktor-faktor lainnya. Berapapun besarnya likuiditas atau solvablitas suatu perusahaan, jika perusahaan tersebut tidak mampu menggunakan modalnya secara efektif dan efisien untuk memperoleh laba yang besar, maka perusahaan tersebut pada akhirnya akan mengalami kesulitan finansial dalam menyelesaikan kewajibannya.
Untuk melakukan penilaian kinerja keuangan perusahaan, analisis rasio keuangan merupakan metode analisis keuangan yang paling banyak digunakan
5
termasuk di Indonesia. Hal ini terlihat dari penggunaan Index Capital Market Directory yang semakin luas sebagai dasar untuk melihat kinerja keuangan
perusahaan yang tercatat di Pasar Modal Indonesia. Beberapa rasio tersebut juga
sering digunakan pada laporan tahunan perusahaan dalam menginformasikan
kinerja perusahaan dalam konteks hubungan dengan investor. Rasio rentabilitas merupakan jenis rasio yang paling sering digunakan untuk
mengukur efektifitas manajemen berdasarkan hasil pengembalian dari keputusan investasi serta kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (profit). Namun terdapat tolok ukur lain yang dapat digunakan sebagai alat untuk menilai kinerja perusahaan yaitu EVA (O’Byrne 2001 : 31-32). Economic Value Added (EVA) dipopulerkan pada tahun 1993 oleh Stern Stewart & Co sebuah perusahaan konsultan yang bermarkas di New York, AS. Saat ini EVA merupakan salah satu konsep manajemen yang dikenal luas di kalangan dunia usaha terutama di AS, khususnya dalam mengukur kinerja perusahaan. Saat penawaran perdana (IPO) pada tahun 1995 Telkom melakukan dual listing, selain di Bursa Efek Indonesia juga di NYSE (New York Stock Exchange) dan LSE (London Stock Exchange). Konsekwensi dari keputusan tersebut menjadikan Telkom sebagai salah satu perusahaan telekomunikasi kelas dunia dan memungkinkan kinerja perusahaan ini dinilai dengan mengadopsi metode EVA oleh investor (share holders).
Berbeda
dengan
pengukuran
kinerja
dalam
akuntansi
tradisional,
pengukuran kinerja dengan EVA mempertimbangkan kepentingan shareholders
6
(meningkatkan kemakmuran shareholders). Sehingga dapat diketahui seberapa besar perhatian manajemen dalam membuat keputusan dan strategi finansialnya
untuk meningkatkan nilai pemegang saham. Peningkatan tersebut harus menaikan
nilai usaha berdasarkan penilaian pasar sekuritas jika saham dijual kepada
khalayak, atau hal itu harus tercermin pada nilai yang ditawarkan kepada pembeli potensial. Jika nilai tambah tidak diperoleh, kelangsungan hidup usaha itu perlu dipertanyakan. Penulis ingin meneliti hubungan hasil penilaian dari kedua metode
tersebut untuk mengukur kinerja perusahaan Telkom dalam menghasilkan laba (profit) serta penciptaan nilai tambah ekonomi bagi pemilik.
Pada penelitian sebelumnya oleh Endri (2008) dalam menilai kinerja perusahaan dengan rasio keuangan dan EVA studi kasus pada PT Bank Syariah Mandiri (periode 2003-2006), mengatakan bahwa penilaian kinerja perusahaan yang baik berdasarkan analisis rasio keuangan hasilnya juga belum tentu baik jika dilakukan dengan pendekatan EVA, atau dengan kata lain terdapat perbedaan hasil penilaian diantara kedua metode tersebut. Untuk rasio keuangan yang digunakannya adalah NPM, ROA, ROE dan CAR.
Penelitian lain oleh Rachman Fitrianto dalam menganalisis secara komparatif kinerja keuangan perusahaan dengan metode konvensional (EPS, NPM, ROE, ROI) dan EVA pada perusahaan farmasi yang terdaftar di BEI pada tahun 2004-2008, mengatakan bahwa berdasarkan uji statistik yang dilakukannya menunjukan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara penilaian kinerja
7
perusahaan dengan metode konvensional dan Economic Value Added (EVA). Kesimpulan dari beberapa penelitian yang bersangkutan menunjukan masih
terdapat anomali atas teori penelitian tersebut, sehingga membuat penulis ingin
meneneliti hal yang serupa pada tugas akhir ini dengan PT Telekomunikasi
Indonesia Tbk sebagai objek penelitian. Berdasarkan penjabaran tersebut, maka penulis melakukan penelitian
dengan
judul
“PERBANDINGAN
RASIO
RENTABILITAS
DAN
ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DALAM MENGUKUR KINERJA PERUSAHAAN
(STUDI
KASUS
PADA
PT
TELEKOMUNIKASI
INDONESIA Tbk PERIODE 2006-2010)”.
1.2. Identifikasi Masalah Mengacu kepada yang telah dijelaskan pada latar belakang, penulis menentukan batasan masalah atau ruang lingkup permasalahan dalam penelitian dengan perumusan masalah yang diidentifikasi sebagai berikut : a. Bagaimana kinerja keuangan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk untuk periode 2006-2010 jika diukur dengan menggunakan rasio rentabilitas. b. Bagaimana kinerja keuangan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk untuk periode 2006-2010 jika diukur dengan menggunakan metode EVA. c. Apakah terdapat perbedaan dari hasil penilaian kinerja keuangan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk untuk periode 2006-2010 dengan kedua metode tersebut.
8
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1. Tujuan Penelititan
Tujuan dari penelitian ini adalah:
a. Mengetahui hasil penilaian kinerja keuangan PT Telekomunikasi
Indonesia Tbk periode 2006-2010 dengan menggunakan rasio
rentabilitas. b. Mengetahui hasil penilaian kinerja keuangan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk periode 2006-2010 dengan menggunakan metode EVA. c. Mengetahui persamaan atau perbedaan dari hasil penilaian antara kedua metode tersebut dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk periode 2006-2010.
1.3.2. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian yang penulis lakukan antara lain: a. Membantu pihak investor untuk menentukan alternatif dalam penilaian kinerja perusahaan terhadap profit yang dihasilkan. b. Membantu manajemen perusahaan dalam menentukan acuan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan. c. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis terhadap topik permasalahan yang diteliti. d. Menjadi
sumber
informasi,
bahan
studi,
pembanding
pengembangan penelitian berikutnya bagi pihak lain.
dan
9
1.4. Pendekatan Masalah
Laporan keuangan adalah hasil akhir proses akuntansi dari aktivitas-
aktivitas perusahaan yang dapat diukur dengan nilai uang. Laporan keuangan ini
akan dapat digunakan dalam menilai kondisi perusahaan. Laporan keuangan ini
hanya dapat menilai kondisi perushaan berdasarkan data yang terdapat pada laporan keuangan saja atau berupa data kuantitatif.
Pada tabel.1 dapat dilihat bahwa PT Telekomunikasi Indonesia Tbk untuk periode 2006-2010, laba usaha yang dihasilkan menunjukan adanya peningkatan dari tahun ke tahun. Terhadap pencapaian yang tercantum pada laporan keuangan biasanya akan dilakukan analisa, baik oleh manajemen, shareholders, kreditur maupun calon investor. Analisa tersebut dilakukan untuk mengetahui tingkat kesehatan atau kinerja perusahaan.
Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor penting bagi perusahaan karena pengukuran tersebut dapat digunakan untuk menilai keberhasilan perusahaan yang bersangkutan. Selama ini pengukuran kinerja secara tradisional lebih menitikberatkan pada sisi finansial, tanpa mempertimbangkan aspek lain misalnya kesejahteraan pemilik atau shareholders.
Dalam menganalisa laporan keuangan tersebut, biasanya bagi penyandang dana akan lebih menitikberatkan penilaiannya berdasarkan rasio profitabilitas atau rentabilitas. Dalam penelitian ini fokus yang diambil dari rasio rentabilitas adalah
10
ROI (Return on Investment) dan ROE (Return on Equity). ROI merupakan rentabilitas ekonomis yang dapat menginformasikan keefektifan manajemen
dalam menggunakan baik total aktiva maupun aktiva bersih seperti terekam pada
neraca, kemudian menilai efektifitas dengan mengaitkan laba bersih terhadap
aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba. ROE merupakan rentabilitas sendiri yang menginformasikan hasil perolehan melalui usaha manajemen modal terhadap dana yang diinvestasikan pemilik modal, kemudian menurunkan
beberapa ukuran pokok yang menggambarkan prestasi perusahaan dalam hubungannya dengan kepentingan pemilik (Helfert 1995: 64-66).
Selain rasio keuangan juga terdapat metode lain yang bisa digunakan untuk mengukur profitabilitas perusahaan. Perhitungan metode ini akan menunjukan laba ekonomis perusahaan (economic profit). Economic Value Added (EVA) juga merupakan alat ukur kinerja perusahaan yang secara langsung menghubungkan penciptaan nilai (value creation) bagi shareholder. EVA secara eksplisit memperhitungkan biaya modal atas ekuitas dan mengakui bahwa, karena lebih tingginya resiko yang dihadapi pemilik modal, besarnya tingkat biaya modal atas ekuitas adalah lebih tinggi dibanding biaya modal atas utang. Kenyataan ini sering diabaikan oleh banyak perusahaan, karena banyak yang menganggap bahwa dana ekuitas yang diperoleh dari pasar modal adalah dana murah yang tidak perlu dikompensasi dengan tingkat pengembalian yang tinggi. Anggapan bahwa dana ekuitas adalah dana murah antara lain karena tidak diperhitungkannya biaya
11
modal atas ekuitas di laporan laba rugi sehingga seolah-olah dana ekuitas tersebut adalah gratis.
Hasil perhitungan dari kedua metode tersebut akan dibandingkan dari tahun
2006 sampai 2010 berdasarkan kecenderungan (trend) perkembangan grafik untuk mengetahui bagaimana progres hasil dari kinerja perusahaan pada tahun yang bersangkutan. Setelah didapat perbandingan antara laba akuntansi yang
digambarkan dari hasil rasio rentabilitas (ROI dan ROE) dengan laba ekonomi yang
dihasilkan
dari
perhitungan
EVA,
kemudian
masing-masing
diinterpretasikan untuk mengetahui pergerakan nilainya secara simultan.
12
Perusahaan Telekomunikasi PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.
Laporan Keuangan Tahun 2006 - 2010
Teknik Analisa Laporan Keuangan
Rasio Keuangan
Rasio Likuiditas
Rasio Aktivitas
Rasio Solvabilitas
ROE (Return on Equity)
Rasio Rentabilitas
Rasio Nilai Pasar
ROI (Return on Investment)
Analisis Perbandingan Hasil Penilaian Kinerja Perusahaan
Interpretasi
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran
Metode EVA (Economic Value Added)
13
1.5. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang
kebenarannya harus diuji secara empiris (Sugiyono, 2008:93). Hasil sementara
yang diharapkan pada penelitian ini adalah : “Terdapat perbedaan dari hasil penilaian kinerja perusahaan dengan menggunakan rasio rentabilitas dan Economic Value Added (EVA) pada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk untuk periode 2006-2010”.
1.6. Metode Penelitian Dalam menyusun tugas akhir ini, metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif komparatif. Metode daskriptif adalah suatu metode penelitian dengan cara melakukan pengumpulan data yang berhubungan dengan bahan penelitian, menganalisisnya kemudian menginterpretasikannya secara deskriptif untuk menggambarkan fakta-fakta yang ada.
Sedangkan
penelitian
komparatif
adalah
penelitian
yang
bersifat
membandingkan dua variabel atau lebih. Kedua variabel bisa jadi berhubungan atau dapat berdiri sendiri. Tujuan penelitian ini antara lain untuk bisa menentukan perbedaan atau persamaan yang terdapat pada variabel yang diteliti berdasarkan perkembangan tren.
14
1.6.1. Data Penelitian
a. Jenis Data Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah kuantitatif.
Data kuantitatif adalah data yang ditunjukan dalam bentuk angka. Data ini
merepresentasikan suatu ukuran kuantitatif dari objek yang diteliti dalam
suatu ukuran tertentu.
b. Sumber Data Sumber data yang penulis kumpulkan merupakan data sekunder, dimana data diperoleh dari sumber kedua atau bukan sumber aslinya. Data sekunder merupakan data yang sudah diolah. Data
tersebut meliputi:
laporan keuangan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, laporan tahunan perusahaan, harga saham bulanan, dividen tahunan dan data pendukung lain yang berkaitan dengan penelitian. Periode data penelitian adalah 20062010.
c. Teknik Pengumpulan Data 1) Pengamatan (Observasi) Pengamatan adalah melihat dan mempelajari suatu data terhadap objek yang diteliti. Penelitian ini dilakukan dengan mempelajari laporan keuangan dari perusahaan untuk tahun 2006 sampai tahun 2010
15
2) Studi Kepustakaan (Library Research)
Studi kepustakaan merupakan tehnik pengumpulan data yang bersifat tertulis dengan cara melakukan studi kepustakaan serta
buku-buku yang memuat teori yang mendukung permasalahan
yang dibahas. Alat Analisis Data 1.6.2.
Alat analisis yang digunakan adalah sebagai berikut : a. Rasio Profitabilitas (Kasmir, 2008) 1) ROI (Return on Investment)
2) ROE (Return on Equity)
b. Economic Value Added (O’Byrne : 2001) EVA = NOPAT – (Invested Capital x WACC)
c. Moving Average
Digunakan untuk melakukan analisis trend terhadap hasil perhitungan dari kedua metode penilaian kinerja perusahaan. Sebelumnya dilakukan
16
standarisasi terhadap hasil perhitungan menggunakan SPSS 18 untuk
menyesuaikan perbedaan output hasil perhitungan. Kemudian menganalisis
data dengan menggunakan Ms.Excel 2007 untuk menentukan standar error
terkecil dari hasil perhitungan moving average.
1.7. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan mengamati laporan keuangan yang terdapat pada website perusahaan yang bersangkutan dan data yang berkaitan dengan bahan penelitian. Proses penelitian ini dilakukan mulai dari bulan Desember 2011 sampai Mei 2012.