1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Palangka Raya merupakan salah satu kota di Indonesia yang pertumbuhan sektor wisatanya cukup berkembang. Masyarakat Palangka Raya yang juga terus bertambah membuat sebagian pengusaha membuat tempat – tempat wisata sebagai alternatif hiburan dan ajang refreshing bagi masyarakat kota Palangka Raya. Salah satu tempat wisata yang sering dikunjungi dikota Palangka Raya adalah Kalawa Water Park yang terletak di jalan Tjilik Riwut Km.6,5. Sebagai satu – satunya wisata air di kota Palangka Raya yang memiliki berbagai wahana air terlengkap membuat Kalawa Water Park menjadi pilihan utama masyarakat kota Palangka Raya untuk mengunjungi tempat tersebut mengingat cuaca di kota Palangka Raya yang cukup panas. Diketahui rata-rata jumlah pengunjung Kalawa Water Park 150-300 orang setiap harinya yang terdiri dari anak-anak hingga orang dewasa. Sebagai tempat wisata air tentu saja kualitas kebersihan air kolam renang di Kalawa Water Park menjadi prioritas utama, semakin bersih air tersebut tentu akan membuat nyaman para pengunjung di Kalawa Water Park. Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia dan mahluk hidup lainnya, karena fungsinya bagi kehidupan tersebut tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Semua kegiatan yang dilakukan manusia membutuhkan air, mulai dari membersihkan diri (mandi), membersihkan ruangan tempat tinggalnya, menyiapkan makanan dan minum sampai dengan aktivitas-aktivitas lainnya. Sebagian besar keperluan air seharihari berasal dari beberapa sumber air seperti air laut yang merupakan sumber air yang paling banyak. Lalu ada air permukaan yang terdiri atas air sungai, air danau, air waduk, air saluran, mata air, air rawa dan air gua. Setelah itu air hujan yang jatuh ke bumi, dan yang terakhir air tanah adalah air yang berasal dari
rembesan
air
hujan
alamiah.(Chandra, 2006)
yang
mengalami
proses
filtrasi
secara
2
Dalam mempertahankan jaminan dan mutu akan objek wisata air, sanitasi merupakan hal yang penting untuk diperhatikan. Menurut WHO sanitasi adalah upaya pengawasan terhadap faktor-faktor lingkungan fisik yang dapat menimbulkan atau mungkin menimbulkan pengaruh yang merugikan perkembangan jasmani, kesehatan dan ketahanan hidup (WHO, 2008). Untuk mewujudkan kondisi tempat-tempat umum memenuhi syarat kesehatan agar pengunjung terhindar dari kemungkinan bahaya penularan penyakit
sehingga
tidak
menimbulkan
gangguan
terhadap
kesehatan
masyarakat, maka air kolam renang harus memenuhi syarat kesehatan. Salah satu syarat tersebut adalah desinfektan yang menggunakan proses klorinasi, sehingga menghasilkan kadar sisa klor dalam air kolam renang.(Jalaludin, 2012) Klor atau klorin adalah zat kimia yang digunakan untuk desinfeksi air salah satunya kolam renang. Penggunaan desinfektan seperti klor berfungsi untuk mematikan berbagai bakteri patogen yang ada di dalam air. Proses desinfeksi menggunakan klorinasi ini banyak digunakan dalam pengolahan limbah industri, air kolam renang, dan air minum di negara-negara berkembang karena klor sebagai desinfektan, biayanya relatif murah, mudah dan efektif. Cara kerja klorin dalam membunuh kuman yaitu dengan cara merusak struktur sel organisme yaitu lapisan membran sitoplasma, membran luar, protein struktural, kapsid, asam nukleat, peptidoglikan dan lapisan pelindung spora sehingga kuman akan mati. Proses tersebut akan berlangsung bila klorin mengalami kontak langsung dengan organisme tersebut. Klorin membutuhkan waktu untuk membunuh semua organisme. Pada air yang bersuhu tertentu atau sekitar o
18 C, membutuhkan waktu 30 menit agar proses klorinasi berjalan efektif. (Indrawati, 2009) Apabila senyawa tersebut bercampur dengan bahan organik lain seperti urine dan keringat, maka klor bisa melepaskan produk campuran berupa trichloroamine (NCl3) dan sianogen klorida (CNCl) yang dapat mengganggu kesehatan. Karena pengaruh klor dalam kadar tertentu dapat mengakibatkan
3
gangguan pada organ tubuh seperti iritasi kulit, iritasi mata dan rambut akan terasa kering. (ParentIndonesia. 2014) Sejumlah studi membuktikan bahaya klor menyebabkan timbulnya gangguan kesehatan dalam jangka panjang berupa gangguan paru, kerusakan gigi hingga kanker. Gangguan paru dan kerusakan gigi disebabkan karena paparan gas klor yang cukup tinggi. Hal ini terbukti dengan kasus yang ditemukan dr Leila ini terjadi pada pria usia 52 tahun yang mengalami masalah gigi sangat sensitif, gigi menguning dan berwarna makin gelap karena kehilangan enamel yang cepat selama 5 bulan. Kehilangan enamel gigi memang bisa dipicu oleh penyakit medis seperti bulimia atau refluks asam, namun pada pria paruh baya tersebut pemicunya adalah kegiatan renang setiap hari yang dilakukannya selama 90 menit. Selain masalah gigi yang sangat sensitif karena enamel giginya terkikis, pria itu juga mengalami masalah gangguan kulit seperti peradangan dan rasa terbakar. (De Giorgio, 2011). Selain itu, menurut artikel tahun 2007 yang diterbitkan oleh American Journal of Epidemiology, orang yang mandi dengan air yang klorinnya tidak disaring lebih berpotensi terkena kanker kandung kemih dan penyakit kanker lainnya daripada yang diminum. Ada juga penelitian yang mengungkapkan bahwa pemakai kolam renang hotel bintang 3 dan 4 di Wilayah Kota Yogyakarta mengalami keluhan iritasi kulit dan mata terhadap sisa klor yang ada di air kolam renang.(Teddy, 2013) Berdasarkan latar belakang tersebut maka diangkat penelitian dengan judul “Uji Kadar Sisa Klor Air Kolam Renang Di Kalawa Water Park Palangka Raya”
B. Rumusan Masalah Permasalahan yang dapat dibahas dari penelitian ini adalah : 1. Apakah air kolam renang Kalawa Water Park Palangka Raya terdapat kandungan sisa klor?
4
2. Apakah jumlah kandungan sisa klor pada air kolam renang Kalawa Water Park Palangka Raya masih dalam ambang batas sesuai Peraturan Menteri Kesehatan nomor 416/MENKES/PER/IX/1990 ?
C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari dilakukannya penelitian ini yaitu : 1. Untuk mengetahui ada atau tidaknya kandungan sisa klor pada air kolam renang Kalawa Water Park Palangka Raya. 2. Untuk mengetahui berapa jumlah sisa klor yang ada pada air kolam renang Kalawa Water Park Palangka Raya sesuai Peraturan Menteri Kesehatan nomor 416/MENKES/PER/IX/1990.
D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini yaitu : 1. Bagi pemilik wahana air agar dapat mengetahui kadar sisa klor yang aman untuk wahana airnya. 2. Bagi masyarakat agar lebih berhati-hati dalam menggunakan kolam renang sebagai fasilitas umum karena kolam renang yang kadar klornya melebihi batas maksimal berbahaya bagi kesehatan. 3. Dapat dijadikan bahan referensi untuk peneliti selanjutnya yang ingin melakukan pemeriksaan bakteriologi tentang MFN.
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan. Air merupakan senyawa kimia yang terdiri dari atom H dan O. Sebuah molekul air terdiri dari satu atom O yang berikatan kovalen dengan dua atom H. Air merupakan pelarut yang sangat baik bagi banyak bahan, sehingga air merupakan media penyalur utama bagi zat-zat makanan dan produk buangan/sampah yang dihasilkan oleh proses kehidupan. Air juga juga digunakan untuk keperluan industri pertanian, pemadam kebakaran, tempat rekreasi, transportasi dan lainlain. Oleh karena itu, sepanjang sejarah, kuantitas dan kualitas air yang sesuai dengan kebutuhan manusia merupakan faktor penting yang menentukan kesehatan hidupnya. Kuantitas air berhubungan dengan adanya bahan-bahan lain terutama senyawa-senyawa kimia baik dalam bentuk senyawa organik maupun senyawa anorganik juga adanya mikroorganisme yang memegang peranan penting dalam menentukan komposisi kimia air. Seluruh peradaban manusia dan mahluk hidup lainnya dapat lenyap karena kurangnya air yang disebabkan berbagai faktor terutama akibat dari perubahan iklim. Kualitas air yang buruk yang disebabkan adanya berbagai jenis bakteri patogen dan kandungan bahan-bahan kimia berbahaya dapat membunuh berjuta manusia terutama di negara-negara sedang berkembang. (Achmad, 2004) 1. Sumber air bersih dan aman Batasan-batasan sumber air yang bersih dan aman tersebut, antara lain: a. Bebas dari kontaminasi kuman atau bibit penyakit. b. Bebas dari substansi kimia yang berbahaya dan beracun. c. Tidak berasa dan tidak berbau. d. Dapat dipergunakan untuk kebutuhan dosmetik dan rumah tangga. e. Memenuhi standar minimal yang ditentukan WHO atau Departemen Kesehatan RI. Air dinyatakan tercemar bila mengandung bibit
6
penyakit, parasit, bahan-bahan kimia yang berbahaya dan sampah atau limbah industri. 2. Sumber air Air yang ada dipermukaan bumi ini banyak sekali sumbernya. Mulai dari air laut, air hujan, air permukaan dan air tanah. a. Air laut Air laut merupakan sumber air yang paling banyak. Air laut banyak mengandung garam dan mineral dengan kadar tinggi. Air laut tidak akan bisa langsung dipakai sebagai air minum dan air bersih untuk keperluan sehari-hari sehingga diperlukan pengolahan air untuk mendapatkan air yang bersih. b. Air permukaan Air yang terdiri atas air sungai, air danau, air waduk, air saluran, mata air, air rawa dan air gua. Sebagian besar berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan bumi. c. Air hujan Air hujan merupakan sumber utama air di bumi. Walaupun air ini dalam keadaan murni dan sangat bersih, air tersebut cenderung mengalami pengotoran pada saat berada di atmosfer. Pengotoran yang berlangsung di atmosfer dapat disebabkan oleh partikel debu, mikroorganisme dan gas industri, seperti karbon dioksida, nitrogen dan amonia. d. Air tanah Air tanah adalah air yang berasal dari lapisan tanah bagian dalam yang terkumpul dari rembesan air hujan. Kemudian mengalami perkolasi atau penyerapan ke dalam tanah dan mengalami proses filtrasi secara alamiah. Air tanah ini lebih bersih daripada air hujan ataupun air permukaan tanah (sungai, kolam dan danau) dan tidak perlu mengalami proses penjernihan. Akan tetapi, air tanah juga biasanya mengandung kadar mineral dalam konsentrasi yang terlalu tinggi. Konsentrasi yang tinggi tersebut dapat diperoleh dari zat-zat mineral seperti magnesium, kalsium dan besi dapat menyebabkan kesadahan air. ( Chandra,2006)
7
B. Air Kolam renang Kolam renang adalah suatu usaha bagi umum yang menyediakan tempat untuk berenang, berekreasi, berolahraga serta jasa layanan lainnya, menggunakan air bersih yang sudah diolah. Menurut Permenkes nomor 416/ MENKES/PER/IX/1990 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air yang dimaksud air kolam renang adalah air didalam kolam renang yang digunakan untuk olah raga renang dan kualitasnya memenuhi syarat kesehatan. Air di tempat-tempat berenang, terutama di kolam-kolam umum dapat membahayakan kesehatan. Kolam renang dan daerah sekitarnya dapat menularkan infeksi mata, hidung, tenggorokan dan saluran pencernaan, selain itu juga dapat menyebabkan penyakit pertigo, serta penyakit kulit lainnya, karena itu keharusan untuk senantiasa menjaga kualitas kebersihan air tersebut. Juga harus senantiasa diadakan pengawasan terhadap proses desinfeksi agar kadar desinfektan klor ada dalam batas persyaratan. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 416/MENKES/PER/IX/1990 disebutkan bahwa kualitas air kolam renang harus memenuhi syarat kesehatan yang meliputi persyaratan fisika, kimiawi dan mikrobiologi. 1. Fisika a. Bau b. Benda Terapung c. Kejernihan 2. Kimia : a. Aluminium b. Kebasaan ( CaCO3 ) c. Oksigen Terabsorbsi ( O2 ) d. pH e. Sisa klor f. Tembaga 3. Mikrobiologi : Jumlah kuman dan Total Coli
8
Tabel 1.1 Baku Mutu Kualitas Air Kolam Renang No.
Parameter
Satuan
Kadar Yang Diperbolehkan Minimum Maksimal
Keterangan
A.FISIKA 1.
Bau
-
-
-
Bebas dari bau yang mengganggu
2.
Benda terapung
-
-
-
Bebas dari benda terapung
3.
Kejernihan
-
-
-
Piringan sesuai yang diletakkan pada dasar kolam yang terdalam,dapat dilihat dengan jelas dari tepi kolam pada jarak lurus 7m
-
0,2
-
B.KIMIAWI 1.
Alumunium
mg/L
2.
Kesadahan (CaCO3)
mg/L
3.
Oksigen terabsorbsi
mg/L
-
0,1
(O2)
Dalam waktu 4 jam pada suhu udara
4.
Ph
-
6,5
8,5
-
5.
Sisa Klor
mg/L
0,2
0,5
-
6.
Tembaga sebagai Cu
mg/L
-
1,5
-
ml
C.MIKROBIOLOGI 1.
Coliform total
Jumlah/ 100 ml
-
0
2.
Jumlah Kuman
Jumlah koloni/1 ml
-
200
Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan nomor 416/MENKES/PER/IX/1990
9
Air kolam renang berasal dari sumber air tanah. Air tanah cenderung mengandung zat besi atau asam organik tinggi. Sehingga tidak dapat digunakan secara langsung untuk kolam renang dan harus diolah terlebih dahulu agar memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Air kolam renang diolah menggunakan bahan kimia untuk menjaga kualitasnya. Langkah-langkah pengolahan air kolam renang dengan bahan kimia meliputi proses netralisasi, penjernihan air dan desinfekasi. 1. Proses netralisasi Mengatur keasaman air agar menjadi netral (pH 7-8). Untuk air yang bersifat asam misalnya air gambut maka ditambahkan kapur untuk menetralkannya. Apabila pH air kurang atau lebih dari pH yang ditentukan, akan mengakibatkan pipa air yang terbuat dari logam mengalami korosif sehingga pada akhirnya air tersebut akan menjadi racun bagi tubuh manusia. 2. Proses penjernihan Untuk mengikat kotoran yang berupa zat organik yang ada dalam air kolam menjadi keping yang lebih besar agar lebih mudah diambil atau disaring. Proses ini dilakukan dengan penambahan tawas. 3. Proses desinfeksi Air kolam renang yang sudah melalui proses penjernihan masih dicurigai adanya kontaminasi dari bakteri di dalam air tersebut. Maka perlu dilakukan proses desinfeksi dengan menggunakan kaporit. (Gabriel,2001) Selin menggunakan bahan-bahan kimia ada juga sistem pengolahan air kolam renang, yaitu (Hasibuan. E,2001) : 1. Sistem through flow Pada sistem ini air terus menerus setiap waktu sehingga senantiasa airnya tidak akan keruh karena selalu diganti dengan yang baru. Tipe ini dianggap terbaik, tetapi membutuhkan banyak air.
10
2. Sistem fill and drew Air yang sudah nampak kotor diganti seluruhnya dengan air yang baru dan bersih. Penentuan kotor tidaknya ditetapkan dari keadaan fisik (keruh dan kotor) atau jumlah orang yang mandi di dalamnya. 3. Sistem recirculation Air yang telah kotor disaring kembali dalam filter-filter dan dipompa kembali kedalam pemandian yang telah bersih dan setelah di desinfeksi.
C. Pengolahan Air Kolam Renang Kalawa Water Park Pada air kolam renang Kalawa Water Park sumber air yang digunakan yaitu sumur bor (air tanah). Air tanah memiliki kecenderungan untuk mengandung kadar besi atau asam organik tinggi. Sehingga air yang digunakan harus diolah terlebih dahulu. Dengan menggunakan bahan-bahan kimia untuk menjaga kualitasnya seperti kapur gamping, soda ash atau tawas, PAC dan kaporit 60%. Pada air kolam renang Kalawa Water Park, air yang digunakan diganti 3 kali dalam sebulan dan penambahan kaporit dilakukan setiap hari sekali dengan jumlah kaporit 1 kg/1000 m 3 air. Sistem pengolahan air kolam renang Kalawa Water Park menggunakan sistem recirculation . Langkah-langkah proses pengolahan air Kalawa Water Park sebagai berikut: - Pertama dilakukan tes kit untuk mengetahui kandungan pH air dan klorin. - Kedua air kotor disedot oleh pompa khusus kolam renang lalu dimasukkan ke dalam filter. Didalam filter dilakukan penyaringan atau filtrasi terhadap air. Masukkan kaporit 60% kedalam vakum (dalam posisi filter ''RECICULATION'saluran vakum ),setelah kira - kira sudah tercampur, masukkan soda ash dan masukkan lagi PAC (Polyaluminium Chloride). Setelah obat tercampur / bereaksi ( Handle filter posisikan ke '' FILTER '') - Esok harinya / setelah kotoran mengendap di dasar kolam renang. Posisikan handle filter ke '' WASTE '' vakum buang langsung kesaluran selokan supaya endapan yang kotor bisa langsung terbuang. - Jangan lupa untuk mem-backwash filter untuk membersihkan isi filter agar tetap optimal untuk perawatan selanjutnya.
11
- Jika air udah jernih tambahkan granular 90% dan sirkulasi air sampai 10 jam supaya klorin bisa mengikat air dan mematikan bakteri. Sehingga air siap pakai dan sesuai standar air untuk berenang. - Kemudian air dihisap oleh pompa yang ada di Balancing Tank dan dialirkan ke kolam renang. - Setelah itu kembalikan ke posisi sirkulasi normal dan handle filter posisikan ke arah FILTER.
D. Klor Klor atau klorin adalah salah satu unsur kimia dengan simbol Cl dan mempunyai nomor atom 17. Termasuk dalam golongan halogen sebagai unsur klorida yang merupakan garam atau senyawa lain secara normal banyak dan sangat diperlukan dalam kehidupan termasuk manusia. Klor tidak terdapat bebas di alam tetapi terdapat dalam senyawa terutama terdapat dalam logam Natrium, Magnesium dan banyak yang terdapat pada Natrium Klorida (NaCl). Dalam wujud gas klor berwarna kuning kehijauan, baunya sangat menyesakkan dan sangat beracun. Dalam bentuk cair dan padat merupakan agen pengoksidasi, pelunturan yang sangat efektif. Klor adalah gas kuning kehijauan yang dapat bergabung dengan hampir seluruh unsur lain karena merupakan unsur bukan logam yang sangat elektronegatif. Ciri-ciri utama unsur klor merupakan unsur murni, mempunyai unsur fisik berbentuk gas berwarna kuning kehijauan. (Parnomo.A, 2003) Klor digunakan tubuh kita untuk membentuk HCl atau asam klorida pada lambung. HCl memiliki kegunaan membunuh kuman penyakit dalam lambung dan juga mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin. Klorin adalah unsur kimia ketujuh tertinggi yang diproduksi di dunia, dan digunakan sebagai alat pemutih pada industri kertas, pulp dan tekstil. Klorin digunakan untuk manufaktur, peptisida dan herbisida, misalnya DDT, untuk alat pendingin, obat farmasi, bahan pembersih dan untuk perawatan air dan air limbah. Klorin juga digunakan sebagai bahan kimia pereaksi dalam pabrik logam klorida, bahan pelarut klorinasi, peptisida, polimer, sintesis dan refrigerant. Selain
12
klorin, ada juga Sodium hipoklorit yang merupakan komponen/produk pemutih yang diperdagangkan, larutan pembersih dan desinfektan untuk air minum dan sistem penyaringan air buangan/limbah dan kolam renang (Hasan, A.2006). Klor mempunyai 2 sifat yaitu secara fisik dan kimia.Ciri-ciri Klor sebagai berikut : a. Sifat fisik Klor termasuk dalam kelompok Halogen (F, Cl, Br, L) dengan ciri-ciri fisik sebagai berikut : 1) Pada suhu dan tekanan klor merupakan gas kuning kehijauan dengan bau yang khas. Berat 1 liter klor pada 0°C dan tekanan 760 mmHg adalah 3,208g 2) Suhu kritisnya 144°C dan tekanan kritis 76,1 atm. Konsekuensinya memungkinkan klor berubah dari bentuk gas menjadi cair melalui proses pendinginan atau pemempatan 3) Klor bersifat sedikit larut dalam air dan kelarutannya akan menurun seiring peningkatan suhu 4) Dengan proses pendinginan larutan klor dalam air pada suhu 8°C, maka larutan klor akan berubah menjadi Kristal klor hidrat. Bentuk Kristal tersebut akan menyulitkan dalam menentukan dosis klor. Untuk menghindarinya suhu air harus lebih besar dari 8°C. b. Sifat Kimia 1) Merupakan salah satu unsur aktif, artinya bila hadir dalam air akan bereaksi dengan seluruh metal dan unsur lainnya, pada suhu normal hanya dengan “noble geser” dan oksigen saja yang tidak akan bereaksi. 2) Pada kondisi kering kereaktifan klor berkurang sehingga “klor kering’’ pada suhu ruang tidak akan bereaksi dengan logam berharga sekalipun, seperti platinum, emas dan perak ataupun logam biasa seperti besi dan tembaga. 3) Memungkinkan untuk transfer “klor kering” melalui pipa kering dan tembaga, namun kereaktifannya tidak akan berhenti begitu saja dan hanya diperlambat. (Fardi.S.2006)
13
E. Dampak Klor Bagi Kesehatan dan Air Kolam Renang Klor dalam bentuk gas maupun cair sangat berbahaya bagi kesehatan. Gas klor, Cl tidak terdapat sebagai bahan pencemar dalam jumlah yang cukup besar di atmosfer tetapi sangat berbahaya pada daerah setempat. Gas klor merupakan gas pembunuh yang digunakan dalam medan perang dunia ke II. Klorin sangat toksik dan menyebabkan iritasi membran mocus, disamping reaktif dan merupakan oksidator sangat kuat. Beberapa senyawa dilepaskan ke atmosfer sebagai bahan pencemar yang terhidrolisa membentuk HCl. Gas ini berbahaya bagi manusia terutama mengganggu kesehatan. Pada kadar 3,0-6,0 ppm gas klor terasa pedas dan memerahkan mata. Apabila terpapar gas dengan kadar 14,0-21,0 ppm selama 30-60 menit dapat menyebabkan penyakit paruparu (Pulmonari eodema).(Achmad, 2004) Pada air kolam renang, klor dalam jumlah yang tinggi dapat menyebabkan iritasi kulit. Bahkan air kolam renang yang mengandung klor juga bisa menyebabkan kerusakan gigi. Temuan terbaru dr Leila Jahangiri dari New York University College of Dentistry’s Department of Prosthodontics, menemukan bahwa tingkat klorin dan batas pH yang tinggi bisa mempengaruhi terjadinya pengikisan yang cepat dan permanen dan enamel (lapisan luar) gigi seseorang. Kasus yang ditemukan dr Leila ini terjadi pada pria usia 52 tahun yang mengalami masalah gigi sangat sensitif, gigi menguning dan berwarna makin gelap karena kehilangan enamel yang cepat selama 5 bulan. Kehilangan enamel gigi memang bisa dipicu oleh penyakit medis seperti bulimia atau refluks asam, namun pada pria baya tersebut pemicunya adalah kegiatan renang setiap hari yang dilakukannya selama 90 menit. Selain masalah gigi yang sangat sensitif karena enamel giginya terkikis, pria itu juga mengalami masalah gangguan kulit dan iritasi mata. (Giorgio L.D., 2011) Menurut artikel tahun 2007 yang diterbitkan oleh American Journal of Epidemiology, orang yang mandi dengan air yang mengandung klorin yang tidak disaring 83% lebih mungkin terkena kanker kandung kemih dan penyakit kanker lainnya karena air mandi yang tidak disaring akan memberi anda klorin
14
10 kali lebih banyak daripada yang diminum. (American Journal of Epidemiology. 2007) Proses klorinasi yang dilakukan pada air yang mengandung bahan-bahan organik dengan konsentrasi tinggi akan membentuk senyawa halogen yang mudah menguap (volatitile holagennated organics), biasa disebut VHO. Senyawa-senyawa VHO tersebut sebagian besar ditemukan trihalometha (THM). Pada pemeriksaan terhadap air kolam renang yang telah menjalani proses desinfekasi, juga didapat senyawa THM dengan kadar yang lebih tinggi daripada kadar air minum yang memiliki kadar THM maksimum dalam udara di atas permukaan kolam renang mencapai 787 g/l sedangkan air minum kadarnya 41,8 g/l. Kondisi tersebut akibat lebih besarnya bahan kandungan bahan organik dalam air kolam renang, selain bahan organik juga didapat keringat dan urin orang yang berenang. Untuk menurunkan konsentrasi THM dalam air yang akan mengalami klorinasi harus dihilangkan dahulu penyebabnya yaitu zat-zat organik. Selain itu dapat dilakukan penggantian desinfektan yang tidak menyebabkan terbantuknya THM. (Budiman, 2006) Untuk menurunkan konsentrasi THM dalam air yang akan mengalami klorinasi harus dihilangkan dahulu penyebabnya, yaitu zat-zat organic. Selain itu dapat juga dilakukan penggantian desinfektan yang tidak menyebabkan terbentunkya THM. Berikut alternative yang dapat dilakukan untuk menghilangkan penyebab terbentuknya THM : 1. Memindah klorinasi ke bagian paling akhir agar kandungan bahan organik dalam air sudah hilang sebelum proses klorinasi dimulai. 2. Jika klorinasi dilakukan setelah proses koagulasi dan pengendapan atau setelah proses perlunakan dan pengendapan, proses-proses tersebut perlu diperbaiki untuk mengoptimalkan penghilangan bahan-bahan organik. 3. Optmalisasi proses-proses pendahuluan sebelum proses klorinasi bahanbahan organik. 4. Penggunaan adsorben (karbon aktif), untuk menghilangkan bahan-bahan organik sebelum proses klorinasi.
15
5. Memperbaiki sumber air baku atau memilih sumber alternatif yang tidak mengandung bahan organik dalam konsentrasi tinggi. 6. Penggunaan kombinasi cara-cara tersebut dan juga cara mereduksi dosis klorin, atau sebaiknya dilakukan tanpa mempengaruhi efek desinfeksi. ( Chandra.B, 2006)
F. Spektrofotometri Spektrofotometri adalah salah satu metode yang digunakan untuk pemeriksaan kadar sisa klor. Alat yang digunakan yaitu spektrofotometer, sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari spektrofotometer dan fotometer. Spektrofotometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang diabsorpsi. Jadi spektrofotometer digunakan untuk mengukur energi secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang. Kelebihan spektrofotometer dibandingkan fotometer adalah panjang gelombang dari sinar putih dapat lebih terseleksi dan ini diperoleh dengan alat pengurai seperti prisma, grating, ataupun celah optis. Pada fotometer filter, sinar dengan panjang gelombang yang diinginkan diperoleh dengan berbagai filter dari berbagai warna yang mempunyai spesifikasi melewatkan trayek panjang gelombang tertentu. Pada fotometer filter, tidak mungkin diperoleh panjang gelombang yang benar-benar monokromatis, melainkan suatu trayek panjang gelombang 30-40 nm. Sedangkan pada spektrofotometer, panjang gelombang yang benar-benar terseleksi dapat diperoleh dengan bantuan alat pengurai cahaya seperti prisma. Suatu spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum tampak yang kontinyu, monokromator, sel pengabsorpsi untuk larutan sampel atau blangko dan suatu alat untuk mengukur perbedaan absorpsi antara sampel dan blangko ataupun pembanding. Komponen-komponen yang utama yang diperlukan dalam spektrofotometer yaitu: 1. Sumber
16
Sumber yang biasa digunakan pada spektroskopi absorpsi adalah lampu wolfram. Arus cahaya tergantung pada tegangan lampu, I = K Vn , I = arus listrik, V = tegangan , n = eksponen (3-4 pada lampu wolfram), variasi tegangan masih dapat diterima 0,2% pada suatu sumber DC, misalkan baterai. Lampu hidrogen atau lampu deutrium yang digunakan untuk sumber pada daerah UV. Kebaikan lampu wolfram adalah energi radiasi yang dibebaskan tidak bervariasi pada berbagai panjang gelombang. Untuk memperoleh tegangan yang stabil dapat digunakan transformator. 2. Monokromator Digunakan untuk memperoleh sumber sinar yang monokromatis. Alatnya dapat berupa
prisma ataupun
grating.
Untuk
mengarahkan
sinar
monokromatis yang diinginkan dari hasil penguraian ini dapat digunakan celah. Jika celah posisinya tetap, maka prisma atau gratingnya yang dirotasikan untuk mendapatkan λ yang diinginkan. Ada dua tipe prisma seperti yang ditunjukkan dibawah ini yaitu susunan cornus dan susunan littrow. Secara umum tipe cornus menggunakan sudut 60º, sedangkan tipe littrow menggunakan prisma dimana pada sisinya tegak lurus dengan arah sinar yang berlapis aluminium serta mempunyai sudut optik 30º. 3. Sel Absorpsi Pada pengukuran didaerah tampak kuvet kaca corex dapat digunakan, tetapi untuk pengukuran pada daerah UV kita harus menggunakan sel kuarsa karena gelas tidak tembus cahaya pada daerah ini. Umumnya tebal kuvet adalah 10 mm, tetapi yang lebih kecil ataupun lebih besar dapat digunakan. sel yang biasa yang digunakan berbentuk persegi, tetapi bentuk silinder juga dapat digunakan. Kita harus menggunakan kuvet yang bertutup untuk pelarut organik. Sel yang baik adalah kuarsa atau gelas hasil leburan serta seragam keseluruhannya. 4. Detektor Peranan detektor penerima adalah memberikan respon terhadap cahaya pada berbagai panjang gelombang. Pada spektrofotometer, tabung
17
pengganda elektron yang digunakan prinsip kerjanya telah diuraikan. (S.M.Khopkar, 1990) Prinsip kerja spektrofotometer yaitu cahaya yang berasal dari lampu deuterium maupun wolfram yang bersifat polikromatis di teruskan melalui lensa menuju ke monokromator pada spektrofotometer dan filter cahaya pada fotometer. Monokromator kemudian akan mengubah cahaya polikromatis menjadi cahaya monokromatis (tunggal). Berkas-berkas cahaya dengan panjang tertentu kemudian akan dilewatkan pada sampel yang mengandung suatu zat dalam konsentrasi tertentu. Oleh karena itu, terdapat cahaya yang diserap (diabsorbsi) dan ada pula yang dilewatkan. Cahaya yang dilewatkan ini kemudian akan menghitung cahaya yang diterima dan mengetahui cahaya yang akan diserap oleh sampel. (S.M.Khopkar, 1990)
Gambar.1.1 Spektrofotometer UV-Vis (Spectroquant pharo 300)
G. Cara Kerja Spektrofotometer UV-Vis Cara kerja spektrofotometer secara singkat adalah sebagai berikut. Tempatkan larutan pembanding, misalnya blangko dalam sel pertama sedangkan larutan yang akan dianalisis pada sel kedua. Kemudian pilih fotosel yang cocok 200nm-650nm (650nm-1100nm) agar daerah yang diperlukan dapat terliputi. Dengan ruang fotosel dalam keadaan tertutup
18
“nol’’ galvanometer dengan menggunakan tombol sensitivitas. Dengan menggunakan tombol transmitansi, kemudian atur besarnya pada 100%. Lewatkan berkas cahaya pada larutan sampel yang akan dianalisis. Skala absorbansi menunjukkan absorbansi larutan sampel. (S.M.Khopkar, 1990)
Gambar 1.2 Sistem Kerja Spektrofotometer (Dika.B, 2013)
19
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.
Waktu dan Tempat Penelitan 1. Waktu Penelitian Penelitian tentang uji kadar sisa klor air Kolam Renang Kalawa Water Park Palangka Raya ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2014. 2. Tempat Penelitian Pengambilan sampel dilakukan di Kolam Renang Kalawa Water Park yang beralamat di Jl.Tjilik Riwut Km.6,5 Palangka Raya. Analisis sampel dilakukan di Balai Laboratorium Kesehatan Daerah Kota Palangka Raya yang beralamat di Jl. Jendral Suprapto Palangka Raya.
B.
Jenis Penelitian Peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif dalam penelitian untuk karya tulis ilmiah ini. Penelitian deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif (Notoatmodjo, 2005). Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif menggunakan pendekatan kuantitatif dengan data yang bersumber atau berbentuk angka-angka.
C.
Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : Pipet volume 10 ml Rak tabung reaksi Tabung reaksi Ball pipet Spektrofotometer ( Spectroquant pharo 300 ) Tisu Tempat limbah
20
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : Aquadest Tes kit : Reagen Cl 1 dan Auto selektor Sampel (air kolam renang Kalawa Water Park Palangka Raya) D.
Prosedur Kerja Prosedur kerja pemeriksaan kadar sisa klor pada air kolam renang Kalawa Water Park secara kuantitatif dengan metode spektrofotometri. 1. Pipet 10 ml dari sampel ke dalam tabung reaksi. 2. Tambahkan 1 sendok mikrospoon biru dari Cl 1 3. Kocok kuat-kuat untuk melarutkan zat padat. 4. Diamkan 1 menit untuk reaksi. 5. Pindahkan larutan ke dalam kuvet. 6. Memilih metode dengan auto selektor. 7. Menempatkan kuvet ke dalam kompartemen kuvet dan ukur sampel dalam fotometer.( Leaflet Spectroquant Spektrofotometer UV-Vis pharo 300 untuk pemeriksaan klorin bebas)
E.
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi dan pengujian laboratorium terhadap kadar sisa klor pada air kolam renang di Kalawa Water Park Palangka Raya selama 4 hari berturut-turut.
F.
Teknik Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini yaitu peneliti mengambil data dari hasil pemeriksaan kadar sisa klor pada air kolam renang di kalawa water park selama 4 hari berturut-turut. Data tersebut kemudian disajikan dalam tabel yang dapat dilihat dalam bentuk angka sehingga dapat dianalisis kandungan sisa klor air kolam renang tersebut sesuai Peraturan Menteri Kesehatan nomor 416/MENKES/PER/IX/1990. Dimana batas maksimal yang diperbolehkan untuk kadar sisa klor yaitu 0,5 mg/l.
21
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Berdasarkan pemeriksaan kadar sisa klor pada air kolam renang di Kalawa Water Park Palangka Raya selama 4 hari berturut-turut, diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 1.2 Data Hasil Kadar Sisa Klor pada Air Kolam Renang Kalawa Water Park Palangka Raya. Tanggal
Konsentrasi
Pengambilan
(mg/l)
459
17-6-2014
0,44
2.
464
18-6-2014
0,66
3.
468
19-6-2014
0,36
4.
469
20-6-2014
3,88
No.
Nama Sampel
1.
Nilai Baku
0,2-0,5 mg/l
B. Pembahasan Bermacam-macam zat kimia yang digunakan untuk desinfektan air seperti ozon (O3), klor ( Cl2), penyinaran dengan ultra-violet, pemanasan dan lain-lain. Dari bermacam-macam zat kimia yang disebutkan diatas, klor adalah zat kimia yang sering dipakai karena biayanya relatif murah, mudah, efektif dan masih mempunyai daya desinfeksi sampai beberapa jam setelah pembubuhannya. Kadar sisa klor ini dianalisa meggunakan metode spektrofotometri. Dimana
sampel
air
ditambahkan
dengan
indikator
diprophyl-p-
phenylenediamine (DPD) terbentuk warna merah muda pada air yang mengandung klorin. Selanjutnya diukur dengan spektrofotometer yang dikombinasikan dengan pembacaan barcode untuk jenis uji dan panjang gelombang 190-1100 nm untuk mengukur konsentrasi larutan berdasarkan warna larutan. Pada pemeriksaan kadar sisa klor yang telah dilakukan selama 4 hari, ternyata memiliki tingkat kadar yang berbeda-beda setiap harinya. Pada hari ke-1 dan 3 kode sampel (459 dan 468) kadar sisa klor 0,44 mg/l dan
22
0,36 mg/l masih sesuai nilai standar. Karena titik pengambilan sampel dilakukan di bagian depan yang memiliki arus dan airnya jarang dilalui oleh pengunjung. Sedangkan, pada hari yang ke-2 dan 4 kode sampel (464 dan 469) kadar sisa klor yaitu 0,66 dan 3,88 mg/l yang melebihi ambang batas maksimal syarat kualitas air kolam renang. Hal ini dikarenakan pengelola kolam renang memperbanyak jumlah kaporit dengan suatu alasan yaitu meningkatnya jumlah pengunjung kolam renang. Sehingga kebersihan dan kualitas air tetap jernih hingga sore harinya. Selain itu, dikarenakan titik pengambilan sampel dekat dengan pengolahan air. Hasil kadar sisa klor air kolam renang Kalawa Water Park pada hari tersebut tidak memenuhi syarat Peraturan Menteri Kesehatan No.416/MENKES/PER/IX/1990, yaitu air kolam renang dikatakan memenuhi syarat kualitas air secara kimia jika jumlah maksimal sisa klor dalam air adalah 0,5 mg/l. Penyediaan air kolam renang Kalawa Water Park memanfaatkan sumber air tanah dan perlu pengawasan yang lebih intensif
terutama dari segi
pengolahannya. Sebaiknya, air yang memiliki kadar sisa klor diambang batas maksimal dilakukan pengolahan kembali. Agar kualitas dan mutu air yang digunakan menjadi layak pakai sebagai fasilitas umum. Wisata air khususnya kolam renang sangat diminati oleh masyarakat apalagi pada saat suhu panas. Karena dapat menyegarkan diri dan meningkatkan kesehatan manusia. Tanpa disadari aktifitas yang dilakukan di kolam renang ternyata dapat berbahaya bagi kesehatan. Hal ini dikarenakan proses desinfektan yang menggunakan klorinasi dalam pengolahan air kolam renang pada kadar tertentu dan penggunaan jangka panjang beresiko mengakibatkan gangguan pada organ tubuh seperti iritasi kulit, iritasi mata, rambut akan kering, gangguan paru, kerusakan gigi hingga kanker.
23
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Dari hasil penelitian di air kolam renang Kalawa Water Park Palangka Raya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Pada sampel air kolam renang Kalawa Water Park Palangka Raya terbukti mengandung kadar sisa klor. 2. Hasil penelitian diperoleh bahwa kadar sisa klor air kolam renang Kalawa Water Park Palangka Raya ada yang melebihi ambang batas Peraturan Menteri Kesehatan nomor 416/MENKES/PER/IX/1990 dan ada pula yang masih dibawah ambang batas. Kadar sisa klor yang melebihi batas maksimal terdapat pada kode sampel (464 dan 469) sebesar 0,66mg/l dan 3,88mg/l. Berarti pada saat hari pengambilan sampel tersebut air masih belum bisa digunakan oleh pengunjung. Sedangkan kadar sisa klor yang dibawah batas maksimal terdapat pada kode sampel (459 dan 468) diambil pada hari yang berbeda sebesar 0,44mg/l dan 0,36mg/l, berarti air sudah layak untuk digunakan pengunjung. B. Saran 1. Kepada pengelola air kolam renang Kalawa Water Park Palangka Raya agar dapat selalu menjaga mutu dan kualitas air kolam renangnya. Kemudian pemberian klorin disesuaikan dengan kondisi air kolam renang dan jumlah pengunjung sehingga aman dan nyaman untuk pengunjung. Apabila kadar sisa klor tinggi perlu dilakukan pengolahan kembali. Karena kenyamanan dan kesehatan pengunjung harus menjadi prioritas utama. 2. Kepada masyarakat agar lebih berhati-hati dalam memilih kolam renang sebagai fasilitas umum sebagai tempat rekreasi karena kadar klor yang melebihi batas maksimal berbahaya bagi kesehatan. Klor dapat mengakibatkan gangguan pada organ tubuh seperti iritasi kulit, iritasi mata, rambut akan kering, gangguan paru, kerusakan gigi hingga kanker.
24