BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses kehamilan dan persalinan merupakan suatu pengalaman hidup yang unik dan dapat mempengaruhi kesejahteraan psikologis pada diri seorang wanita. Walaupun kehamilan maupun persalinan merupakan suatu kejadian yang secara normal dapat dialami oleh setiap wanita, namun selama masa-masa tersebut terjadi banyak perubahan dalam diri seorang wanita baik secara fisiologis maupun psikologis. Selama masa kehamilan dan setelahnya, diketahui bahwa depresi dan kecemasan merupakan gangguan jiwa yang paling banyak ditemukan yang kemungkinan dapat mempengaruhi kondisi kesehatan ibu maupun bayinya seperti, kelahiran preterm, berat lahir bayi rendah, dan adanya gangguan perkembangan neurologis bayi yang dilahirkan (Schetter & Tanner, 2012). Kecemasan merupakan suatu reaksi yang normal terhadap kejadian yang terjadi dalam kehidupan manusia yang berupa suatu tekanan. Dengan adanya kecemasan tersebut dapat membantu seseorang untuk berkompromi dengan situasi yang menegangkan, dapat membantu untuk lebih memfokuskan pada suatu tugas tertentu ataupun meningkatkan perhatian serta kewaspadaan. Tetapi ketika kecemasan menjadi berlebihan, dan menjadikan sebagai suatu ketakutan yang berlebih pada situasi harian, maka hal tersebut merupakan suatu gangguan (Videbeck, 2008). Gangguan kecemasan dapat mengakibatkan orang yang mengalaminya memperlihatkan perilaku tidak lazim seperti panik yang tidak beralasan, takut yang 1
2
tidak beralasan terhadap suatu objek atau keadaan kehidupan, serta berulang kali melakukan suatu tindakan tanpa kendali. Gangguan kecemasan merupakan respon kecemasan yang cukup berat sehingga dapat menyebabkan terjadinya gangguan terhadap kinerja, kehidupan keluarga maupun lingkungan sosial seseorang (Videbeck, 2008). Ketika merasa cemas, seseorang merasa takut atau tidak nyaman atau seolaholah merasa akan mengalami kejadian yang tidak diinginkan. Kecemasan tidak mempunyai objek yang dapat diidentifikasi sebagai stimulusnya (Comer, 1992cit. Videbeck, 2008). Kecemasan dapat dikategorikan ke dalam tingkat ringan, sedang, berat hingga panik (Peplau, 1952 cit. Videbeck, 2008). Pada masing-masing tingkatan terdapat perubahan pada perilaku, kemampuan kognitif, serta respon emosional yang diperlihatkan oleh individu yang mengalami kecemasan (Videbeck, 2008). Selama masa kehamilan, diketahui bahwa sebanyak 10-15% wanita menunjukkan tanda-tanda kecemasan maupun depresi dengan tingkat ringan sampai sedang (Evans, Heron, Francomb, Oke & Golding, 2001). Tingkat kecemasan yang dialami oleh ibu primigravida lebih tinggi daripada kecemasan yang dialami oleh ibu multigravida (Mardeyanti, 2001). Presentase terbesar tingkat kecemasan yang dialami oleh ibu primigravida dalam menghadapi persalinan adalah kecemasan tingkat berat, yaitu sebanyak 53,3% (Arafah & Aizar, 2012) dan 46,7% (Utami & Lestari, 2012). Sementara itu, pada ibu multigravida secara umum mengalami kecemasan tingkat sedang, yaitu sebanyak 73,3% (Utami & Lestari, 2011).
3
Menurut Wahyuni (2005) cit. Utami & Lestari (2011), kehamilan pertama kali merupakan suatu perjalanan baru bagi ibu primigravida dan akan menimbulkan rasa takut, cemas, gelisah serta tegang karena merupakan peristiwa yang belum pernah dialami sebelumnya. Selain itu, nyeri atau kemungkinan nyeri, dapat menimbulkan ketakutan, sehingga akan memunculkan kecemasan yang dapat berakhir menjadi kepanikan (Bobak, Lowdermilk, & Jensen, 2005). Menurut Suririnah (2008) ibu primigravida yang belum mempunyai pengalaman terhadap persalinan hanya mendapatkan informasi, cerita maupun mitos seputar persalinan, yang mana akan memunculkan persepsi yang kemungkinan tidak sesuai dan selanjutnya akan menimbulkan kecemasan. Persepsi itu sendiri adalah proses menata, memilih, atau mentafsirkan stimuli yang dilakukan seseorang agar stimuli mempunyai arti tertentu (Kotler, 1997). Stimuli merupakan rangsangan baik secara fisik, visual, maupun komunikasi verbal serta komunikasi non verbal. Menurut Notoatmojo (2007), hasil persepsi mungkin akan berbeda antara satu orang dengan orang yang lainnya. Perbedaan tersebut terjadi karena adanya perbedaan sosial kultural serta pengalaman belajar individu yang bersangkutan yang akan mempengaruhi pentafsiran terhadap stimuli atau rangsangan tersebut. Menurut Lazarus & Folkman (1984) cit. Gurung, Dunkel-Schetter, Collins, Rini & Hobel (2005) persepsi subjektif seorang individu terhadap suatu peristiwa yang menimbulkan tekanan tergantung dari situasi serta cara seseorang tersebut menilai peristiwa yang dialaminya. Menurut Sadock & Sadock (2003), seseorang menilai peristiwa yang dialaminya sebagai suatu tekanan atau tidak dengan
4
melibatkan suatu proses dimana seseorang mempersepsikan, berpikir dan melakukan tindakan terhadap peristiwa yang dialaminya. Jika proses tersebut tidak berfungsi dengan baik, maka akan menimbulkan kecemasan. Isaacs (2004) mengemukakan bahwa, apabila individu mampu mengatasi tekanan yang dialaminya serta mempersepsikan bahwa tekanan tersebut tidak memberikan ancaman, maka kecemasan yang dialami individu tersebut akan lebih ringan daripada kecemasan yang dialami oleh individu yang mempersepsikan tekanan yang diterima memberikan akibat buruk baginya. Menurut data dari Dinas Kesehatan Provinsi DIY (2013), jumlah ibu hamil yang ada di Kabupaten Sleman pada tahun 2012 mencapai 14.654 jiwa, dan menempati peringkat kedua setelah Kabupaten Bantul. Pencapaian kunjungan ibu hamil untuk pertama kali (K-1) di Kabupaten Sleman pada tahun 2012 yaitu sebesar 14.654 jiwa (100%). Pencapaian K-4 sebesar 14.055 jiwa (95,91%). Presentase dari kunjungan K-1 serta K-4 di Kabupaten Sleman termasuk tinggi di antara kunjungan K-1 dan K-4 di seluruh Provinsi DIY. RSIA Sakina Idaman merupakan salah satu Rumah Sakit Ibu dan Anak yang berada di Kabupaten Sleman, dengan alamat Jl. Nyi Tjondrolukito 60 Blunyah Gede, Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I. Yogyakarta. Berdasarkan studi pendahuluan pada Bulan Desember 2014, diketahui bahwa ibu primigravida trimester III yang melakukan kunjungan Antenatal Care (ANC) pada Bulan November yaitu sebanyak 208 orang dengan usia kehamilan 28-40 minggu. Rata-rata kunjungan ibu primigravida trimester III di RSIA Sakina Idaman yaitu sebanyak 183 orang per bulan.
5
Berdasarkan wawancara terhadap 5 orang ibu primigravida trimester III yang memeriksakan kehamilannya di RSIA Sakina Idaman, diketahui bahwa 4 orang merasa khawatir, tegang serta was-was karena belum pernah mengalami persalinan, takut akan kondisi bayinya serta takut terhadap nyeri dari proses persalinan yang akan dijalani. Penelitian mengenai persepsi tentang persalinan serta tingkat kecemasan pada ibu primigravida sudah pernah dilakukan sebelumya oleh Aperwanti (2003). Akan tetapi dalam penelitian Aperwanti kuesioner yang digunakan dirasa belum valid dan tidak reliabel. Selain itu tehnik pengkategorian yang dilakukan Aperwanti dirasa masih ada kekurangan. Kemudian, penelitian terkait hubungan persepsi tentang persalinan dengan tingkat kecemasan pada ibu hamil di setting rumah bersalin belum pernah dilakukan sebelumnya. Dari uraian di atas, peneliti berpendapat bahwa perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait hubungan antara persepsi tentang persalinan dengan tingkat kecemasan pada ibu primigravida trimester III di rumah bersalin. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahannya adalah “Apakah terdapat hubungan antara persepsi tentang persalinan dengan tingkat kecemasan pada ibu primigravida trimester III di RSIA Sakina Idaman?” C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan persepsi tentang persalinan dengan tingkat kecemasan pada ibu primigravida trimester III.
6
2. Tujuan Khusus a) Mengetahui tingkat persepsi ibu primigravida trimester III tentang persalinan. b) Mengetahui tingkat kecemasan ibu primigravida trimester III. c) Mengetahui hubungan usia dengan tingkat kecemasan pada ibu primigravida trimester III. d) Mengetahui hubungan penghasilan keluarga dengan tingkat kecemasan pada ibu primigravida trimester III. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan mengenai tingkat kecemasan yang dialami oleh ibu primigravida trimester III dihubungkan dengan persepsi tentang persalinan. 2. Manfaat Praktis a. Bagi masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai kajian dan informasi terhadap tingkat kecemasan yang dialami ibu primigravida trimester III. b. Bagi profesi keperawatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran persepsi tentang persalinan serta tingkat kecemasan yang dialami ibu primigravida trimester III,
sehingga
pihak
profesi
keperawatan
terutama
keperawatan
maternitasdapat melakukan berbagai tindakan untuk mencegah serta mengatasi kecemasan pada ibu hamil. c. Bagi peneliti lain
7
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk pengembangan penelitian selanjutnya. E. Keaslian Penelitian Adapun penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini antara lain: 1. Penelitian oleh Aperwanti (2003) yang berjudul “Persepsi tentang Persalinan, Dukungan Suami dan Kecemasan Menghadapi Persalinan pada Primigravida”. Subyek pada penelitian ini yaitu sebanyak 60 orang ibu primigravida trimester III yang melakukan pemeriksaan kehamilan di Puskesmas Tegalrejo, Puskesmas Mantrijeron dan Puskesmas Kraton di Yogyakarta dan diambil menggunakan metode purposive sampling. Hasil penelitian Aperwanti menunjukkan hasil dimana semakin positif persepsi tentang persalinan dan semakin tinggi dukungan suami, maka semakin rendah kecemasan dan sebaliknya. Semakin tinggi dukungan suami maka semakin rendah kecemasan yang dialami, dan begitu pula sebaliknya. Instrumen Skala Persepsi tentang persalinan yang digunakan oleh peneliti diambil dan dimodifikasi pada bagian pengkategorian dari penelitian Aperwanti. Perbedaan dengan penelitian Aperwanti terletak pada variabel penelitian, dimana pada penelitian oleh Aperwanti terdapat variabel dukungan suami. Perbedaan selanjutnya antara lain instrumen kecemasan yang digunakan oleh peneliti adalah instrumen penelitian Taylor Manifest Anxiety Scale (T-MAS) yang sudah dikenal dan banyak digunakan dalam meneliti tingkat kecemasan, sedangkan penelitian oleh Aperwanti menggunakan instrumen Skala Kecemasan yang dibuat sendiri. 2. Penelitian oleh
Setyaningrum, Maryanto, dan Sukarno (2013) berjudul
“Hubungan Usia Ibu Primigravida dengan Tingkat Kecemasan Ibu Hamil dalam
8
Menghadapi Persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Pembantu Kandang Bawen”. Instrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat kecemasan pada penelitian ini adalah Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A).Penelitian oleh Setyaningrum et al. menggunakan desain penelitian analitik dengan pendekatan cross sectiona ldan dengan teknik pengambilan sampel Total Sampling. Subyek penelitian yaitu ibu hamil primigravida trimester III periode Juli-Agustus 2013 di wilayah kerja Puskesmas pembantu Kandang Bawen sebanyak 35 orang. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan bermakna antara usia ibu primigravida dengan tingkat kecemasan menghadapi persalinan. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan terletak pada variabel bebasnya dimana variabel bebas dari penelitian Setyaningrum et al. adalah usia, sedangkan variabel bebas dari penelitian ini adalah persepsi tentang persalinan. Perbedaan yang kedua terdapat pada instrumen penelitian yang digunakan dalam mengukur tingkat kecemasan. Penelitian oleh Setyaningrum et al. menggunakan instrumen Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A) dalam mengukur tingkat kecemasan, sedangkan peneliti menggunakan instrumen Taylor Manifest Anxiety Scale (T-MAS). Perbedaan selanjutnya terdapat pada teknik pengambilan sampel, dimana penelitian oleh Setyaningrum et al. menggunakan teknik total sampling, sedangkan peneliti menggunakan teknik purposive sampling. 3. Penelitian oleh Kartikasari (2012) dengan judul “Hubungan Tipe Kepribadian dengan Tingkat Kecemasan pada Ibu Hamil Trimester III di RSIA Sakina Idaman Mlati Sleman”. Penelitian ini merupakan penelitian dengan jenis deskriptif korelasional dengan rancangan penelitian cross sectional dan pendekatan dengan
9
metode kuantitatif. Sampel penelitian ini sebanyak 60 orang ibu hamil trimester III di RSIA Sakina Idaman Mlati dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Untuk menentukan tingkat kecemasan digunakan Taylor Manifest Anxiety Scale (T-MAS), sedangkan untuk mengungkap tipe kepribadian responden digunakan Eysenck Personality Questionnaire. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan signifikan antara tipe kepribadian dengan tingkat kecemasan pada ibu hamil trimester III. Perbedaan dengan penelitian oleh Kartikasari ini antara lainvariabel bebas yang diteliti, dimana variabel bebas dari penelitian oleh Kartikasari adalah tipe kepribadian, sedangkan variabel bebas penelitian ini adalah persepsi tentang persalinan.