BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan diartikan sebagai suatu kegiatan yang sistematis dan sistemik terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik. Sistematis oleh karena proses pendidikan berlangsung melalui tahap tahap bersinambungan (prosedural) dan sistemik oleh karena berlangsung dalam semua situasi kondisi, di semua lingkungan yang saling mengisi (lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat). Artinya pendidikan tidak selalu harus dilaksanakan secara formal melalui sekolah. Pendidikan bisa pula dilaksanakan non formal. Dengan demikian, pendidikan dapat dirasakan oleh setiap warga negara. Dengan adanya pendidikan terjadi sebuah proses dengan metode metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan (Syah, 2010: 10). Manusia khususnya membutuhkan yang namanya pendidikan. Karena pendidikan itu sendiri penting artinya tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan terbelakang. Dengan demikian, pendidikan harus benar-benar diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing di samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik. Melalui pendidikan juga, generasi bangsa bisa menjadi cerdas dan pintar. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, perkembangan dunia pendidikan diharapkan dapat berkembang sesuai dengan tuntutan zaman 1
2
masa kini. Pendidikan harus menjadi suatu hal yang diutamakan dan diunggulkan agar dapat menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas mampu menciptakan dan mengembangkan suatu negara agar dapat maju dan lebih baik lagi baik dalam bidang ekonomi, sosial, kebudayaan, maupun dalam bidang pendidikan itu sendiri. Agar terciptanya manusia yang berkompetensi dalam bidang pendidikan maka
guru
sebagai
pendidik
harus
dapat
meningkatkan
kemampuan
keprofesionalan dalam mengajar peserta didik tersebut. Seorang pendidik harus mempunyai pengetahuan dalam ilmu pendidikan, psikologi pendidikan, administrasi pendidikan dan juga pengetahuan mengenai praktik pengelolaan pembelajaran di kelas. Seorang pendidik harus melaksanakan tugasnya dengan sebaik mungkin, seperti salah satunya dalam pembuatan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) guru harus membuatnya di setiap pertemuan dan menerapkan skenario dalam RPP tersebut saat proses pembelajaran berlangsung agar tujuan pembelajaran dapat tersampaikan kepada peserta didik. Dan yang terpenting agar meningkatkan mutu pendidikan guru harus menjadi seorang yang teladan bagi peserta didiknya. Menjalankan proses mendidik dan mengajar di sekolah, maka terlebih dulu harus mengerti definisi dari mendidik dan mengajar tersebut. Ini dikarenakan dalam praktik sehari-hari orang sering kali mencampur antara pengertian mengajar dan mendidik. Keduanya sebenarnya mempunyai arti yang berbeda, walau ada hubungan erat antara keduanya. Mengajar ialah sebuah cara dan sebuah proses hubungan timbal balik antara siswa dan guru yang sama-sama aktif
3
melakukan kegiatan (Syah, 2010: 179). Dari segi pengertian tersebut intinya dari mengajar mengarah pada perubahan atau timbulnya perilaku belajar siswa. Sedangkan mendidik adalah menamkan tabiat yang baik agar peserta didik mempunyai tabiat yang baik dan berpribadi yang utama. Setiap lembaga pendidikan diharuskan untuk menerapkan proses mengajar dan mendidik di setiap pembelajarannya. Karena dengan menerapkan mengajar dan mendidik bisa menciptakan peserta didik dengan pengetahuan yang tinggi dan sikap yang baik. Apalagi peserta didik tingkat SMP sangat membutuhkan didikan dari guru gurunya agar memiliki pribadi yang baik dan dijauhkan dari perilakuperilaku yang kurang baik. Pelaksanaan pendidikan di sekolah ada tiga variabel yang saling berkaitan satu sama lain. Ketiga variabel tersebut adalah kurikulum, guru dan proses belajar mengajar. Dalam hal ini guru menempati kedudukan sentral sebab peranannya sangat menentukan bagi peserta didik itu sendiri. Upaya meningkatkan mutu pendidikan membutuhkan proses belajar mengajar yang optimal, sehingga diperoleh hasil belajar sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Kesadaran baik dari siswa sebagai subjek yang harus terlibat secara aktif dalam proses belajar maupun guru sebagai pendidik sangat dibutuhkan, karena belajar pada hakikatnya adalah kegiatan yang dilakukan secara sadar oleh seseorang untuk menghasilkan perubahan tingkah laku pada dirinya sendiri, baik dalam bentuk pengetahuan dan keterampilan baru maupun dalam bentuk sikap dan nilai yang positif.
4
Berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami oleh siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri. Menurut (Syah, 2010: 90) secara umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Proses pembelajaran akan lebih efektif apabila peserta didik lebih aktif berpartisipasi dalam setiap proses pembelajaran. Jika siswa selalu aktif dalam kegiatan belajar mengajar akan memudahkan pada siswa itu sendiri untuk memahami suatu pemahaman konsep. Terdapat banyak masalah yang terjadi dalam pembelajaran di tingkak SMP salah satunya hasil belajar siswa yang kurang baik pada pelajaran biologi. Mempelajari ilmu pengetahuan alam tingkat SMP khususnya biologi, banyak siswa yang belum tahu atau masih sulit menyerap dan memahami pelajaran biologi salah satu penyebabnya yaitu metode pembelajaran yang diberikan guru kurang efektif. Di dalam pembelajaran pun, guru kurang atau tidak melibatkan siswa dalam pembelajaran biologi sehingga pembelajaran yang terjadi hanya satu arah. Hal ini berdampak pada pemahaman konsep siswa yang kurang baik. Kurangnya konsep pemahaman siswa mengenai pelajaran biologi
dapat
mengakibatkan kecilnya hasil belajar siswa yang dibuktikan dengan banyaknya siswa yang mendapatkan nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal pada mata pelajaran biologi. Di SMP Negeri 1 Cihampelas, pada materi sistem pencernaan manusia masih rendahnya hasil belajar yang didapat oleh peserta didik.
5
Kebanyakan siwa memperoleh hasil belajar dibawah KKM yang ditentukan. Peserta didik hanya memperoleh nilai 30, 40, 50, 20 bahkan ada yang mendapat nilai 10. Hanya satu, dua orang yang mendapat nilai diatas KKM yaitu mendapat nilai 80, 70. Dari data tersebut menunjukan bahwa hasil belajar peserta didik pada materi sistem pencernaan manusia di SMP Negeri 1 Cihampelas masih rendah. Penulis sekaligus peneliti perlu meningkatkan hasil belajar pada materi sistem pencernaan manusia. Selain dikarenakan hasil belajar yang rendah, dengan meningkatnya hasil belajar peserta didik, bisa menunjukan kualitas pendidikan itu sendiri. Selain itu, penulis sekaligus peneliti memilih materi sistem pencernaan manusia karena sangatlah penting sekali. Materi tersebut berhubungan dengan tubuh manusia, kesehatan manusia (peserta didik) yang berdampak pada kesehatan dan kehidupan mereka dalam kehidupan sehari-hari. Peneliti memilih SMP Negeri 1 Cihampelas, karena pada SMP tersebut belum menggunakan gabungan metode demonstrasi dan diskusi pada pembelajaran. Metode mengajar merupakan cara yang digunakan guru dalam setiap pembelajaran agar terjadi interaksi dan proses belajar yang lebih efektif dalam pembelajaran. Setiap metode pembelajaran memiliki karakteristik yang berbedabeda dalam membentuk pengalaman belajar siswa, tetapi satu dengan yang lainnya saling menunjang. Oleh karena itu, untuk menyelesaikan masalah tersebut, penerapan metode pembelajaran yang tepat dapat menjadi solusi dari masalah ini. Sehingga, peneliti menggunakan metode diskusi dan demonstrasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi sistem pencernaan manusia.
6
Metode diskusi maupun demonstrasi mempunyai banyak keunggulan yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Syah (2010: 202) mengatakan bahwa metode diskusi dapat mendorong siswa berpikir kritis, mengekspresikan pendapatnya secara bebas, menyumbangkan buah pikirannya untuk memecahkan masalah bersama, dan mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk memecahkan masalah berdasarkan pertimbangan yang seksama. Sedangkan metode demonstrasi mempunyai keunggulan-keunggulan seperti perhatian siswa dapat lebih dipusatkan, proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari, pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa (Daradjat dalam Syah, 2010: 206). Untuk memecahkan masalah dalam proses pembelajaran, metode pembelajaran mempunyai peran yang sangat penting untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa. (Syah, 2010: 129) mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu faktor internal (faktor dari dalam siswa), faktor eksternal (faktor dari luar siswa), Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran. Berdasarkan asumsi tersebut peneliti menggunakan metode demonstrasi dengan tujuan agar siswa dapat memperjelas pengertian konsep dan memperlihatkan cara melakukan sesuatu atau proses terjadinya sesuatu. Sedangkan metode diskusi bertujuan untuk memotivasi dan memberi stimulasi kepada siswa agar berpikir dengan renungan yang dalam dan berpikir kritis. Kedua metode ini dapat memberikan suatu pengalaman yang
7
bermakna dan diingat oleh siswa karena seluruh siswa melihat, mendengar, dan melakukan kegiatan pembelajaran oleh mereka sendiri. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka perlu rasanya mengadakan suatu penelitian dalam rangka membuktikan ada atau tidaknya peningkatan hasil belajar siswa di SMP setelah melakukan pembelajaran melalui metode diskusi dan demonstrasi pada materi pembelajaran yang erat kaitannya dengan manusia itu sendiri. Adapun judul penelitian ini adalah “Peningkatan Hasil Belajar Sistem Pencernaan Manusia melalui Metode Diskusi dan Demonstrasi pada Siswa SMP”.
B. Identifikasi masalah Setelah pembahasan latar belakang masalah, maka atas dasar masalah yang telah terlihat di atas dapat dikemukakan masalah penelitian dapat di identifikasikan sebagai berikut: 1.
Pada pelajaran IPA khususnya mata pelajaran biologi, banyak siswa yang belum tahu atau masih sulit menyerap dan memahami pelajaran. Hal ini dikarenakan kegiatan pembelajaran yang diberikan hanya sebatas pemberian konsep secara teoritis saja dari guru.
2.
Aktivitas belajar siswa tidak optimum. Hal ini dikarenakan siswa tidak dilibatkan sebagai subjek pembelajaran yang aktif. Interaksi pada saat pembelajaran seringkali hanya berjalan satu arah yaitu antara guru dengan siswanya, tanpa memberikan kesempatan kepada para siswa untuk
8
berinteraksi dengan sesama temannya atau bahkan dengan lingkungannya dalam menggali konsep pelajaran yang diberikan. 3.
Aktivitas pembelajaran masih berpusat pada guru sebagai satu–satunya sumber informasi. Hal ini dikarenakan seringnya guru dalam menggunakan metode ceramah pada saat kegiatan belajar mengajar.
4.
Ada beberapa siswa asik berbicara dengan teman sebangkunya padahal proses kegiatan pembelajaran sedang berlangsung.
5.
Masih ada beberapa siswa yang pasif dan tidak mengikuti sistematika kegiatan pembelajaran berlangsung.
C. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian 1.
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan
diatas, maka masalah utama dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “Apakah metode pembelajaran demonstrasi dan diskusi pada materi sistem pencernaan manusia dapat meningkatkan hasil belajar siswa?” 2.
Pertanyaan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas yang masih terlalu luas sehingga
masalah utama belum menunjukkan secara spesifik batasan-batasan masalah yang harus diteliti, maka rumusan masalah utama tersebut kemudian dirinci dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1.
Bagaimana prestasi belajar siswa sebelum mengikuti pembelajaran melalui metode demonstrasi dan diskusi pada sistem pencernaan manusia?
9
2.
Bagaimana respon siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran melalui metode demonstrasi dan diskusi pada sistem pencernaan manusia?
3.
Bagaimana aktivitas belajar siswa di kelas dengan penerapan pembelajaran metode demonstrasi dan diskusi pada sistem pencernaan manusia?
4.
Bagaimana prestasi belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan metode demonstrasi dan diskusi pada sistem pencernaan manusia?
D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang sebelumnya telah diuraikan, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk membuktikan ada atau tidak adanya peningkatan hasil belajar sistem pencernaan manusia melalui metode diskusi dan demonstrasi pada siswa SMP.
E. Manfaat Penelitian Setelah mengetahui identifikasi masalah, rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah di jelaskan diatas, agar manfaat ini bisa tercapai dengan baik peneliti menuliskan manfaat penelitian, maka manfaat yang bisa di dapatkan dari penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut: 1.
Secara teoritis, penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan mengenai peranan metode pembelajaran diskusi dan demonstrasi pada mata pelajaran biologi dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa.
2.
Bagi guru maupun pihak sekolah, peneilitian ini dapat memberikan gambaran mengenai tingkat hasil belajar siswa dengan pembelajaran berbasis metode
10
diskusi dan demonstrasi pada mata pelajaran biologi, khususnya pada sistem pencernaan manusia. Selain itu, dengan penelitian ini juga bisa menjadi bahan masukan dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah. 3.
Bagi siswa, penelitian ini dapat memberikan pengalaman berbeda dalam mempelajari materi pelajaran biologi pada kegiatan belajar mengajar di sekolah.
4.
Bagi penulis, penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman penulis terhadap sistem pencernaan manusia. Selain itu, penulis pun dapat memiliki pengetahuan mengenai kegiatan pembelajaran seperti apa yang sebaiknya diterapkan pada siswa dalam mempelajari mata pelajaran biologi, khususnya pada sistem pencernaan manusia di sekolah.
5.
Penelitian ini pun diharapkan dapat menjadi acuan dan sumber reverensi bagi penelitian selanjutnya.
F. Paradigma atau Kerangka Pemikiran Pembelajaran yang baik ditentukan oleh banyak faktor diantaranya adalah faktor internal, eksternal, dan metode pembelajaran yang digunakan oleh seorang pendidik di dalam proses belajar mengajar. Faktor internal adalah keadaan atau keterampilan dasar siswa untuk belajar. Sedangkan faktor eksternal adalah lingkungan luar yang mendukung siswa untuk belajar. Kemudian metode mengajar adalah cara yang berisi prosedur baku untuk melaksanakan kegiatan kependidikan, khususnya kegiatan penyajian materi pelajaran kepada siswa (Tardif dalam Syah, 2010: 198).
11
Sebuah metode pembelajaran yang tepat dapat membantu peserta didik dalam memahami pembelajaran, khususnya pembelajaran Biologi. Metode pembelajaran juga mempunyai keunggulan-keunggulan yang diharapkan dapat membantu siswa mengaitkan satu informasi dengan informasi yang lainnya sehingga tercapai suatu konsep pemahaman mengenai materi pembelajaran yang sedang dipelajari. Berdasarkan dari konsep pembelajaran tersebut, peneliti menggunakan metode diskusi dan demonstrasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa mengenai sistem pencernaan. Baik metode diskusi maupun metode demonstrasi mempunyai keunggulan dan kelemahan masing-masing. Namun, kedua metode tersebut dapat membantu peserta didik dalam memahami konsep sistem pencernaan. Metode diskusi misalnya, metode ini mampu membantu siswa untuk mengeluarkan ideide pikirannya, kemudian mengomunikasikan ide-ide yang satu dengan peserta didik lainnya sehingga muncul kesepakatan dari banyak ide menjadi satu ide pikiran yang baru. Selain itu, metode diskusi juga dapat membuat peserta didik berpikir kritis. Sedangkan metode demonstrasi dapat memperjelas suatu konsep yang tidak dipahami peserta didik menjadi mudah dipahami. Hal ini terjadi karena di dalam metode demonstrasi peserta didik dapat mengamati secara langsung, mempraktekannya sehingga siswa dapat menemukan suatu konsep pemahaman dari apa yang telah di lihat dan dilakukannya. Di dalam metode demonstrasi pun dapat terjadi diskusi pikiran antara ide peserta didik yang satu dengan yang lainnya sehingga tercapai suatu tujuan dari pembelajaran yang diharapkan.
12
Dari uraian diatas, peneliti dapat menggambarkan paradigma penelitian sebagai berikut: Temuan Masalah di SMP Negeri 1 Cihampelas
1. Dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, khususnya Biologi, pendidik sering menggunakan metode pembelajaran yang monoton, misalnya metode ceramah saja. 2. Peserta didik pasif dan cepat jenuh. 3. Peserta didik tidak mempunyai kesempatan untuk mencari dan menemukan solusi dari permasalahan. 4. Hasil belajar siswa dibawah nilai KKM. 5. Peserta didik mempuyai motivasi belajar yang kurang.
Tujuan yang Ingin Dicapai
Peningkatan Hasil Belajar Sistem Pencernaan Manusia
Instrumen berupa
Pre test, Post Test, dan Lembar Observasi
Solusi
Penerapan Metode Diskusi dan Demonstrasi
Keunggulan Metode Diskusi dan Demonstrasi
Metode Diskusi 1. Mendorong peserta didik untuk berpikir kritis. 2. Mendorong peserta didik mengekspresikan pendapatnya secara bebas. 3. Mendorong peserta didik menyumbangkan buah pikirannya untuk memecahkan masalah bersama. 4. Mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk memecahkan masalah berdasarkan pertimbangan yang seksama, (Syah, 2010: 202).
1. 2.
3.
Metode Demonstrasi Perhatian peserta didik dapat lebih dipusatkan. Proses belajar peserta didik lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri peserta didik (Daradjat dalam Syah, 2010: 206).
Gambar 1.1. Pemikiran Penelitian
13
G. Asumsi Berdasarkan kerangka atau paradigma penelitian sebagaimana telah diutarakan di atas, maka asumsi dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Keberhasilan pembelajaran sangat bergantung pada metode pembelajaran yang dipilih. Jika metode pembelajaran dipilih dan siapkan degan hati hati maka dapat memenuhi tujuan pembelajaran antara lain peningkatan hasil belajar siswa dengan cara membuat siswa aktif, kritis, rasa ingin tahu yang tinggi. Oleh karena itu peneliti memilih metode diskusi dan demonstrasi. Penulis menganggap bahwa kedua metode ini dapat membantu siswa dalam memahami materi pelajaran sistem pencernaan manusia yang berdampak pada hasil belajar yang meningkat. Melalui kedua metode ini siswa dapat aktif, kritis, dan kreatif karena siswa secara langsung dalam pembelajaran ada komunikasi aktif antara siswa dengan siswa dan siswa dengan guru. Selain dari itu manfaat metode demonstrasi dapat memberikan pemahaman yang lebih tepat dan jelas menurut (Nasution dalam Syah, 2010 : 206). H. Hipotesis Berdasarkan kerangka atau paradigma penelitian dan asumsi sebagaimana telah dikemukakan di atas, maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “penerapan metode demonstrasi dan diskusi dapat meningkatkan hasil belajar pada materi sistem pencernaan manusia”.
14
I.
Definisi Operasional Untuk menyamakan persepsi terhadap berbagai variabel yang digunakan
dalam penelitian ini, maka perlu adanya definisi operasioal untuk menghindari kekeliruan maksud yang digunakan. 1.
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan (Syah, 2010: 87).
2.
(Arifin dalam Syah, 2010: 179) mengatakan bahwa mengajar adalah suatu rangkaian kegiatan penyampaian bahan pelajaran kepada murid agar dapat menerima, menanggapi, menguasai, dan mengembangkan bahan pelajaran itu.
3.
Metode mengajar adalah cara yang berisi prosedur baku untuk melaksanakan kegiatan kependidikan, khususnya kegiatan penyajian materi pelajaran kepada siswa (Tardif dalam Syah, 2010: 198).
4.
Metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan belajar memecahkan masalah (problem solving) (Syah, 2010: 202).
5.
Metode Demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan (Syah, 2010: 205).
6.
Hasil belajar merupakan kemampuan siswa setelah melaksanakan proses belajar mengajar yang berupa penguasaan pengetahuan, kecakapan, keterampilan dalam melihat, menganalisis, dan memecahkan masalah (Syaodih, 2009: 179).
15