BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mobilitas merupakan kebutuhan dasar manusia yang diperlukan oleh individu untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang berupa pergerakan sendi, sikap, gaya berjalan, latihan maupun kemampuan aktivitas (DeLaune & Ladner, 2011). Kehilangan kapasitas dalam melakukan gerakan akan menimbulkan dampak yang besar dalam kehidupan seseorang (Amidei, 2012). Gangguan dalam mobilisasi sering disebut dengan Immobilisasi. Imobilisasi mengacu pada ketidakmampuan seseorang untuk bergerak dengan bebas (Perry & Potter, 2006). Berman et al (2008) menyebutkan bahwa tanda-tanda yang paling jelas dari akibat imobilitas yang berkepanjangan dapat menyerang pada sistem-sistem pada tubuh, seperti pada sistem muskuloskeletal yang dapat mengakibatkan disuse athrophy, kontraktur, kekakuan serta nyeri sendi dengan efek yang muncul dapat diamati bahkan dengan hitungan hari. Perry & Potter (2006) juga menyebutkan bahwa dampak akibat gangguan dalam mobilisasi fisik dapat menyebabkan klien mengalami tirah baring, pembatasan gerak fisik selama penggunaan alat bantu eksternal (gifs, atau traksi rangka), pembatasan gerak volunteer, bahkan kehilangan fungsi motorik. Peran perawat dalam menangani pasien dengan gangguan mobilisasi fisik adalah dengan melakukan terapi latihan. Terapi latihan adalah salah satu upaya pengobatan dalam fisioterapi yang pelaksanaannya menggunakan latihan-latihan gerak tubuh, baik secara aktif maupun pasif (Damping, 2012). DeLaune & Ladner (2011) menyebutkan bahwa manfaat dari terapi latihan dapat mengurangi nyeri 1
2 sendi, kekakuan, meningkatkan
kekuatan otot dan tulang, meningkatkan
koordinasi dan keseimbangan otot, serta meningkatkan fleksibilitas . Range of Motion (ROM) exercise merupakan salah satu terapi latihan yang termasuk dalam kategori terapi latihan isotonic (Berman et al., 2008). Range of motion (ROM) adalah rentang gerakan maksimal yang dapat dilakukan oleh sendi secara normal (Taylor, 2011). Tujuan dari terapi latihan ROM adalah untuk mempertahankan
atau
meningkatkan
kekuatan
dan
kelenturan
otot,
mempertahankan fungsi kardiorespiratori, mencegah kontraktur dan kekakuan pada persendian (Damping, 2012). Pemberian bantuan dalam mobilisasi pada pasien merupakan salah satu area keperawatan yang penting (Amidei, 2012). ROM merupakan salah satu intervensi yang digunakan dalam mengatasi masalah keperawatan “gangguan mobilitas fisik” dengan kondisi klien mengalami ketidakmampuan atau keterbatasan dalam menggerakkan satu atau lebih sendi (Ellis & Beth, 2007 cit. Widyawati, 2010) serta merupakan salah satu fokus pengkajian dalam pasien yang mengalami gangguan mobilisasi fisik (Potter et al., 2011). Pembelajaran dan pemahaman mengenai keterampilan Range of Motion didapatkan oleh mahasiswa keperawatan melalui pendidikan . Program Studi Ilmu Keperawatan UGM merupakan salah satu institusi pendidikan keperawatan yang ada di Indonesia. Pembelajaran mengenai keterampilan Range of Motion didapatkan oleh mahasiswa melalui metode pembelajaran Skill Lab. Pembelajaran Skill Lab merupakan suatu fasilitas bagi mahasiswa untuk dapat berlatih keterampilan yang mereka perlukan, namun
3 bukan merupakan suatu konteks nyata antara dokter-pasien (Susanti, 2010). Pembelajaran skill lab yang didapatkan mahasiswa kemudian akan dinilai dalam Objective Structured Clinical Examination (OSCE). Objective Structured Clinical Examination (OSCE) merupakan ujian praktek yang digunakan untuk menilai keterampilan klinis mahasiswa (Oranye et al., 2012). Metode penilaian dalam OSCE keterampilan Range of Motion pada Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Gadjah Mada dilakukan dengan menggunakan suatu checklist. Validitas dan reliabilitas metode penilaian merupakan karakteristik yang paling penting dari prosedur penilaian yang baik (Hassanein et al., 2013).Validitas mengacu pada sejauh mana suatu metode dapat menilai dengan benar sedangkan reliabilitas mengacu pada sejauh mana metode penilaian atau tindakan instrumen konsisten sebagai alat yang digunakan untuk menilai kinerja mahasiswa (Hassaneinet al., 2013). Penilaian diharapkan akan menghasilkan hasil yang sebanding, dengan standar yang konsisten dari waktu ke waktu dan antara peserta didik yang berbeda dan penguji (Hassanein et al., 2013). Sebagai instrumen penilaian yang baik, checklist yang digunakan dalam menilai OSCE keterampilan ROM harus reliable. Hassanein et al (2013) menyebutkan bahwa uji reliabilitas menjadi salah satu cara untuk merancang suatu instrumen penilaian yang baik. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan suatu instrumen (Arikunto, 2013). Uji reliabilitas pada checklist OSCE keterampilan ROM di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Gadjah Mada belum pernah dilakukan.
4 Peneliti telah melakukan wawancara pada tanggal 22 Juni 2015 dengan pengelola bagian Skill Lab PSIK FK UGM mengenai proses berjalannya OSCE di PSIK FK UGM. Setelah dilakukan wawancara, didapatkan hasil bahwa pada kondisi tertentu terjadi pergantian dosen penguji OSCE. Hal tersebut dapat mengakibatkan perbedaan persepsi dalam penilaian saat menggunakan checklist, sehingga dalam penilaian yang dilakukan
hasilnya tidak
konsisten (tidak
reliabel). Peneliti tertarik untuk melakukan uji reliabilitas instrumen penilaian atau checklist OSCE keterampilan ROM di PSIK FK UGM. Uji reliabilitas pada instrumen/checklist konsistensi
penilaian dapat menjadi salah satu cara untuk menilai
dari instrumen/checklist yang digunakan. Salah satu cara untuk
mengetahui reliabilitas instrumen adalah dengan melakukan uji interrater reliability.
Peneliti
ingin
melakukan
uji
interrater
reliability
pada
checklistketerampilan Range of Motion Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Gadjah Mada guna meningkatkan mutu lulusan khususnya dalam kemampuan keterampilan Range of Motion. B. Rumusan Masalah Bagaimanakah interrater reliabilitydari checklist Range of Motion di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada?
5 C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interrater reliabilitydari checklist keterampilan Range of Motion di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus dari penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui interrater reliabilitysecara keseluruhan dari checklist keterampilan Range of Motion di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada b. Untuk mengetahui interrater reliability tiap item dari checklist keterampilan Range of Motion di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Sebagai bahan masukan untuk perkembangan ilmu pengetahuan dan memperkaya
konsep
mengenai
Interrater
reliability
dari
checklist
keterampilan Range of Motion. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti Menambah pengetahuan mengenai interrater reliabilitydari checklist keterampilan Range of Motion.
6 b. Bagi Institusi Kesehatan Memberikan
wawasan
mengenai
pentingnya
dilakukan
interrater
reliabilitydari checklist keterampilan Range of Motion c. Bagi Program Studi Ilmu Keperawatan Sebagai salah satu cara untuk menilai checklist keterampilan yang telah disusun dan meningkatkan kualitas/keakuratan checklist yang telah disusun. E. Keaslian Penelitian 1. Marry Cazzell & Carol Howe (2012) dengan penelitiannya yang berjudul: Using Objective Structured Clinical Evaluation for Stimulation Evaluation: Checklist Consideration for Interrater reliability. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Analisis data menggunakan Kappa dan Intraclass Correlation (ICC). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui interrater reliability dari checklist OSCE pada keterampilan pemberian obat pada anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interrater reliability yang cukup pada 6 item dalam domain kognitif, namun terdapat interrater reliability yang kurang baik pada 4 item dalam domain afektif. Persamaan dengan penelitian ini adalah penelitian ini meneliti interater reliability pada checklist OSCE. Perbedaan dengan penelitian ini yaitu perbedaan checklist dan keterampilan yang diteliti 2. Mansoureh Nickbakht, Marzieh Amiri & Seyed Mahmoud Latifi (2013) dengan penelitiannya yang berjudul: Study of the Reliability and Validity of Objective Structured Clinical Examination (OSCE) in the Assessment of Clinical Skills of Audiology Students. Jenis penelitian yang digunakan adalah
7 penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode cross-sectional. Tujuan penelitian adalah untuk menyusun kriteria checklist OSCE dan mempelajari validitas dan reliabilitas checklist OSCE untuk menilai kompetensi klinis mahasiswa Audiologi. Analisis data yang digunakan yaitu uji Spearman. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa face validity pada checklist yang digunakan sudah dalam kategori baik. Sembilan item dari sepuluh checklist OSCE audiologi memiliki reliabilitas yang baik. Tetapi checklist immittance perlu ditinjau kembali. Persamaan dengan penelitian ini adalah uji reliabilitas dari suatu checklist yang digunakan pada saat OSCE. Perbedaan dengan penelitian ini adalah jenis uji yang digunakan, jenis keterampilan, subyek penelitian, dan tempat penelitian. 3. Yanti Cahyanti (2011) dengan judul penelitian: Perbandingan Latihan ROM unilateral dan Latihan ROM Bilateral Terhadap Kekuatan Otot Pasen Hemiparese Akibat Stroke iskemik di RSUD Kota Tasikmalaya dan RSUD Kabupaten Ciamis. Tujan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi perbandingan antara latihan ROM unilateral dan latihan ROM bilateral terhadap kekuatan otot pasien hemiparese akibat stroke iskemik di RSUD Kota Tasikmalaya dan RSUD Kabupaten Ciamis Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantatif dengan desain penelitian Quasi Experiment pre dan post test deign. Teknik sampling yang digunakan yaitu consecutive sampling. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kekuatan otot meningkat pada kedua kelompok intervensi dan terdapat perbedaan yang signifikan diantara kedua kelompok intervensi. Peneliti merekomendasikan perlunya penelitian lebih
8 lanjut dan penggunaan latihan ini secara terprogram dalam menangani pasien stroke dengan hemiparese. Persamaan dengan penelitian ini yaitu pembahasan mengenai keterampilan ROM. Perbedaan penelitian terletak pada tujuan penelitian, jenis dan design penelitian, sampel penelitian, waktu serta tempat penelitian.