1
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Pada bulan Pebruari merupakan titik permulaan perundingan yang
menuju kearah berakhirnya apartheid dan administrasi minoritas kulit putih di Afrika Selatan. Pada 11 Februari 1990 De Klerk mengumumkan pembebasan Nelson Mandela. De Klerk serta Mandela kemudian dianugrahi sebuah Nobel bidang perdamaian pada tahun 1993 atas usaha yang gigih mereka menamatkan rezim apartheid secara aman dan meletakkan asas yang kokoh bagi Afrika Selatan baru. Nelson Mandela adalah patriot Afrika. Nelson Mandela mempunyai ide yaitu tertarik pada masyarakat tanpa kelas sebagai contoh tidak ada suatu perbedaan di dalam pekerjaan dan sekolah, serta kulit hitam dapat mengakses apa saja yang pernah diakses warga kulit putih. Konflik di Afrika Selatan berakar dari apartheid dan warisan-warisan rezim apertheid diantaranya seperti kesenjangan kekayaan yang sangat mencolok, pendapatan kulit putih lebih besar ketimbang pendapatan kulit hitam yang masih dibawah rata-rata. (Wirajuda, 2008: 90). Tahun 1992 de Klerk menyerahkan reformasinya pada referendum yang diikuti oleh seluruh pemilih kulit putih. Dua tahun berikutnya secara garis besar menyusun suatu pemilihan umum yang demokratis dan hasilnya Nelson Mandela terpilih menjadi presiden Afrika Selatan pada April 1994. Disaat Nelson Mandela menjabat sebagai presiden, ada beberapa proses pembaharuan yang dilakukan oleh Nelson Mandela selain memberantas rasisme. Secara historis Nelson Mandela menjadi Presiden Kongres Nasional Afrika (ANC) melalui negosiasi dengan negara bagian apartheid dan organisasi politik lainnya, yang berujung kepada pemilu demokratis pertama di Afrika Selatan pada tahun 1994. Pemilu itu dimenangkan oleh ANC, dan pada bulan Mei 1994, Mandela menjadi Presiden pertama yang berkulit hitam di Afrika Selatan yang terpilih secara demokratis. Setelah terpilihnya Nelson Mandela sebagai Presiden, ia berupaya menciptakan koalisi seluas mungkin di kabinetnya. De Klerk menjadi wakil Presiden pertama Dian Ahmad Wibowo, 2014 Perkembngan Afrika Seltan di bawah pemerintahan Nelson Mandela (1994 – 1999 ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
2
tahun 1994. De Klerk membuat undang-undang pengembalian lahan. Bagi rakyat Afrika Selatan (kulit hitam) undang-undang pengembalian lahan 1994 memungkinkan masyarakat yang kehilangan propertinya akibat undang-undang tanah pribumi 1913 mengklaim balik tanah mereka dan puluhan ribu orang berhasil menyelesaikan klaim tanah mereka. Perkembangan suatu negara dengan Presiden yang baru biasanya mengalami berbagai macam proses untuk mencapai negara yang damai. Misalnya terkonsentrasi pada suatu daerah yang mengalami ketidak-puasan seperti masalah ekonomi. Ketika Mandela mulai bertugas sebagai Presiden, ternyata ekonomi Afrika Selatan dalam keadaan yang kurang baik. Anggaran belanja mengalami defisit 8,6% GDP (Gross Domestic Product), cadangan valuta asing setara dengan nilai impor selama tiga minggu. Utang domestik pemerintah amat besar. Biaya untuk membayar cicilan utang menyedot 92% pendapatan pemerintah sehingga hanya menyisakan 8% untuk capital spending.
Warisan rezim apartheid,
termasuk kesenjangan kekayaan, sangat mencolok. Pendapatan komunitas putih 8 kali lebih besar dibanding dengan komunitas kulit hitam. Diperlukan empat tahun untuk negosiasi yang alot, agar pemindahan kekuasaan dari kaum minoritas putih kepada suatu pemerintahan yang dipilih oleh seluruh penduduk di Afrika Selatan. Pada dua tahun pertama dicurahkan terutama untuk membongkar politik apertheid yang di praktekkan oleh kulit putih. “Perjuangan kami adalah menentang kesukaran-kesukaran yang nyata. Pada dasarnya kami berjuang menentang dua ciri khas yang merupakan tanda kehidupan orang Afrika di Afrika Selatan dan yang diperkokoh oleh perundang- undangan yang kami usahakan untuk membatalkannya. Kedua ciri khas ini adalah kemiskinan dan tidak adanya kemuliaan manusia. (Mandela, 1993: 206). Bertolak dari hal tersebut, maka timbul gagasan dari penulis untuk mengkaji lebih dalam mengenai keadaan Afrika Selatan, yaitu kajian sebelum pembaharuan itu terjadi, saat terjadinya pembaharuan, dan sesudah terjadinya pembaharuan yang dilakukan oleh Nelson Mandela di dalam sebuah karya tulis Dian Ahmad Wibowo, 2014 Perkembngan Afrika Seltan di bawah pemerintahan Nelson Mandela (1994 – 1999 ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
3
yang berjudul: “Perkembangan Afrika Selatan dibawah Pemerintahan Presiden Nelson Mandela (1994 - 1999)” 1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka yang
menjadi pokok permasalahan yang akan diteliti adalah, “Bagaimana Afrika Selatan dibawah pemerintahan Presiden Nelson Mandela?” Untuk lebih mempermudah dan mengarahkan penelitian maka masalah penelitian tersebut dirumuskan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1.
Bagaimana kondisi sosial, politik, dan ekonomi Afrika Selatan pada masa pemerintahan Nelson Mandela 1994 – 1999?
2.
Bagaimana upaya yang dilakukan oleh Nelson Mandela dalam melakukan perubahan di Afrika Selatan 1994 – 1999?
3.
Bagaimana dampak bagi rakyat kulit hitam dan kulit putih setelah Afrika Selatan mengalami perubahan masa pemerintahan Nelson Mandela 1994 – 1999?
1.3
Tujuan Penelitian Setiap penelitian memiliki tujuan yang hendak dicapai. Tujuan yang ingin
dicapai dalam penelitan ini dibagi menjadi dua yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Secara umum tujuan dari penulisan proposal ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat penyusunan tugas akhir menyelesaikan pendidikan di Jurusan Pendidikan Sejarah, UPI. Secara khusus penulisan proposal ini bertujuan sebagai berikut: 1.
Memperoleh gambaran umum upaya apa saja yang dilakukan oleh presiden Nelson Mandela dalam melakukan perubahan di Afrika Selatan 1994 – 1999. Gambaran awal ini meliputi Afrika Selatan pada masa de Klerk dan runtuhnya de Klerk hingga kesenjangan yang sangat mencolok antara kulit putih dan kulit hitam pada masa pemerintahan Nelson Mandela.
Dian Ahmad Wibowo, 2014 Perkembngan Afrika Seltan di bawah pemerintahan Nelson Mandela (1994 – 1999 ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
4
2.
Memperoleh gambaran umum dari dampak
perubahan di Afrika
Selatan yang dilakukan oleh Presiden Nelson Mandela 3.
Mengidentifikasi kondisi sosial dan ekonomi Afrika Selatan pada masa Kepresidenan Nelson Mandela 1994 – 1999.
1.4
Manfaat Penelitian Suatu penelitian haruslah dapat memberikan manfaat bagi masyarakat luas
dan bagi diri peneliti itu sendiri. Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memperkaya penulisan mengenai sejarah Afrika Selatan sebagai bagian dari sejarah Nelson Mandela. Selain itu penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi para pembaca mengenai perkembangan Afrika Selatan dibawah kekuasaan Presiden Nelson Mandela. Ketika itu pemerintah De Klerk membebaskan Nelson Mandela dari masa tahanannya dan memberi kesempatan kepada kulit hitam memimpin Afrika Selatan. Adapun beberapa manfaat dari penelitian ini salah satunya adalah sebagai berikut; 1.
Mengajarkan kesabaran dan saling menghargai antar satu sama lain tanpa melihat identitas suatu bangsa didasarkan pada ras, budaya, agama, ideologi dan lain lain.
2.
Memberikan gambaran mengenai proses rekonsiliasi Republik Afrika Selatan.
3.
Memberikan gambaran mengenai kondisi sosial, ekonomi, di Afrika Selatan sebelum pemerintahan Nelson Mandela yakni pada masa De Klerk kemudia sampai masa pemerintahan Nelson Mandela tahun 1994 – 1999.
4.
Memberikan pemaparan mengenai dampak konflik yang masih ada akibat dari rasisme pada penduduk kulit putih dan hitam yang mendiami negara bagian Afrika Selatan lainnya pada masa pemerintahan Presiden Nelson Mandela.
5.
Memperkaya pembelajaran di sekolah mengenai peristiwa seputar Perang Dunia II, sesuai dengan materi pembelajaran sejarah kelas XII Program IPS Semester II Standar Kompetensi “ Menganalisis
Dian Ahmad Wibowo, 2014 Perkembngan Afrika Seltan di bawah pemerintahan Nelson Mandela (1994 – 1999 ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
5
Perkembangan Sejarah Dunia Sejak Perang Dunia II sampai dengan perkembangan mutakhir” Kompetisi Dasar 2.2 yaitu “kemampuan menganalisis perkembangan Mutakhir Dunia” 6.
Penulis mengharapkan skripsi ini dijadikan sebuah buku sehingga dapat dinikmati para pembaca, dan dengan membaca maka kita akan tahu tentang perkembangan Afrika Selatan mulai dari kondisi sosial, ekonomi, politik dll. Nelson Mandela berkata “membacalah karena dengan membaca kita bisa membuka gerbang dunia bahkan kita bisa menaklukan dunia” Maka dari itu peneliti berharap penelitian ini dapat menguak proses yang
dilakukan Nelson Mandela dalam rekonsiliasi Afrika Selatan dan menuliskannya secara objektif. 1.5
Metodologi Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode historis yang
merupakan suatu metode yang lazim dipergunakan dalam penelitian sejarah. Metode historis adalah suatu usaha untuk mempelajari dan mengenali fakta-fakta serta menyusun kesimpulan mengenai peristiwa masa lampau. Penelitian ini dituntut menemukan fakta, menilai dan menafsirkan fakta-fakta yang diperoleh secara sistematis dan objektif untuk memahami masa lampau. Selain itu metode historis juga mengandung pengertian sebagai suatu proses menguji dan menganalisis secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau (Gottschalk, 1986: 32). Adapun langkah-langkah yang akan penulis gunakan dalam melakukan penelitian sejarah ini sebagaimana dijelaskan oleh Ismaun (2005: 48-50), yaitu terdiri atas heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Langkah pertama adalah tahap heuristik. Pada tahap heuristik, peneliti mencoba mencari dan mengumpulkan sumber-sumber yang berkaitan dan sesuai dengan masalah yang diangkat oleh peneliti. Sumber-sumber tersebut berasal dari Museum Konperensi Asia Afrika dan Global Future Institute. Di tempat tersebut penulis menemukan; sumber buku, surat kabar, dan film dokumenter, dan sumber lainnya penulis dengan mudah mengakses di internet. Dian Ahmad Wibowo, 2014 Perkembngan Afrika Seltan di bawah pemerintahan Nelson Mandela (1994 – 1999 ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
6
Langkah kedua adalah melakukan kritik yaitu melakukan analisis terhadap sumber yang telah peneliti peroleh apakah sesuai dengan masalah. Penelitian tidak boleh menerima begitu saja apa yang tercantum dan tertulis dalam sumber yang didapat tersebut. Tahap kritik ini dibagi menjadi dua, yaitu kritik eksternal dan internal. Pengertian kritik eksternal seperti yang dikemukakan oleh Syamsuddin (2007: 132) ialah cara melakukan verifikasi atau pengujian terhadap aspek-aspek ‘luar’ dari sumber sejarah. Dalam kritik eksternal dipersoalkan tokoh yang menjadi sumber lisan, umur, dan daya ingat. Kritik internal sendiri merupakan kebalikan dari kritik eksternal yang menekankan aspek “dalam” yaitu isi dari sumber. Kritik internal lebih ditunjukkan untuk menilai kredibilitas sumber dengan mempersoalkan isinya, kemampuan perbuatannya, tanggung jawab dan moralnya. Tahapan selanjutnya adalah penafsiran atau interpretasi. Pada tahap ini peneliti melakukan proses penafsiran dan menyusun makna kata-kata yang diperoleh setelah proses kritik sumber dengan cara menghubungkan satu fakta dengan yang lainnya sehingga didapatkan gambaran yang jelas tentang fokus penelitian. Proses interpretasi yang penulis lakukan dalam penelitian ini berupaya untuk dilakukan secara obyektif sehingga hasil dari penelitian tidak memiliki kecenderungan untuk memihak pihak manapun yang terkait. Tahap terakhir dalam metode historis adalah historiografi. Seperti yang dikemukakan oleh Paul Veyne (Syamsuddin, 2007: 156) bahwa menulis sejarah merupakan suatu kegiatan utama untuk memahami sejarah. Peneliti berusaha melakukan historiografi dengan merangkai berbagai fakta yang ada sehingga dapat menjadi suatu cerita sejarah yang baik dan dapat dipercaya kebenarannya. Penulisan sejarah ini juga dilakukan dengan menggunakan kaidah bahasa yang baik dan benar serta dituliskan dengan sederhana sehingga diharapkan dapat menarik minat untuk membacanya serta dapat dengan mudah dimengerti. 1.6
Teknik Penelitian Teknik merupakan metode atau sistem mengerjakan sesuatu. Sedangkan
teknik penelitian merupakan penjabaran metode penelitian; sistem atau metode Dian Ahmad Wibowo, 2014 Perkembngan Afrika Seltan di bawah pemerintahan Nelson Mandela (1994 – 1999 ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
7
penelitian dengan meneliti langsung objeknya. Adapun teknik penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan memakai studi literatur dan studi wawancara. Studi literatur merupakan teknik yang digunakan oleh peneliti dengan membaca berbagai sumber buku, surat kabar dan mencari sumber lewat browsing internet yang berhubungan dengan tema penelitian. Teknik penulisan pun akan disesuaikan dengan Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) tahun 2012. 1.7
Struktur Organisasi Skripsi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia sistematika adalah pengetahuan
mengenai klasifikasi (penggolongan). Sistematika penulisan penelitian yang dipergunakan oleh penulis akan disesuaikan dengan buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah yang dikeluarkan oleh UPI tahun 2012. Sistematika tersebut tersusun atas: Bab I Pendahuluan. Bab pertama ini merupakan bagian pendahuluan yang menguraikan kerangka pemikiran mengenai karya ilmiah ini. Bab ini terdiri atas latar belakang masalah yang menjelaskan mengapa topik ini menarik untuk dikaji serta rumusan masalah agar penelitian menjadi fokus dan tidak melebar. Bab ini juga mengemukakan tujuan dan manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian, metode serta teknik yang digunakan dalam penelitian dan sistematika penulisan. Bab II Tinjauan Pustaka. Bab kedua ini memaparkan mengenai buku-buku ataupun sumber lainnya yang menjadi sumber utama dan relevan dalam penelitian. Dipaparkan juga mengenai konsep-konsep yang akan banyak digunakan dalam penelitian serta pemaparan mengenai penelitian-penelitian atau kajian-kajian sebelumnya mengenai Afrika Selatan. Bab III Metode dan Teknik Penelitian. Dalam bab ini peneliti memaparkan mengenai metode atau cara-cara apa saja yang akan dilaksanakan dalam melakukan penelitian. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan metode historis serta studi literatur dan studi dokumenter. Teknik penulisannya disesuaikan dengan Pedoman Penulisan Karya Ilmiah UPI dan berdasarkan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Dian Ahmad Wibowo, 2014 Perkembngan Afrika Seltan di bawah pemerintahan Nelson Mandela (1994 – 1999 ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
8
Bab IV Pembahasan. Bab ini merupakan sebuah pemaparan dari hasil penelitian, proses berpikir dan analisis peneliti atas jawaban-jawaban dari permasalahan-permasalahan yang dirumuskan dalam rumusan masalah yaitu mengenai Afrika Selatan dibawah kekuasaan presiden Nelson Mandela tahun 1994 – 1999 dan ditulis dalam bentuk historiografi dan penulisan sejarah. Dalam bab ini akan dipaparkan mengenai latar belakang perkembangan Afrika Selatan, upaya yang dilakukan presiden Nelson Mandela dalam mengembangkan Afrika Selatan. Bab V Kesimpulan. Bab ini merupakan bagian terakhir yang berisi analisa terhadap isi pembahasan pada bab sebelumnya yang terangkum dari semua fakta yang berhubungan dengan permasalahan yang dikaji oleh penulis kemudian diutarakan secara ringkas dan jelas. Selain itu, pada bab ini berisikan saran dari peneliti kepada berbagai pihak yang berkepentingan dalam penelitian ini.
Dian Ahmad Wibowo, 2014 Perkembngan Afrika Seltan di bawah pemerintahan Nelson Mandela (1994 – 1999 ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu