BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kerja Praktek
Desain grafis adalah suatu bentuk visual yang menggunakan media
gambar untuk menyampaikan informasi dan pesan seefekif mungkin. Unsur‐ unsur yang di gunakan dalam ilmu Perancangan ialah unsur‐unsur bentuk, tekstur, garis, ruang dan warna. Peralatan yang digunakan oleh desainer grafis untuk perancangan suatu karya adalah ide, akal, mata, tangan, alat gambar tangan, dan komputer.
Kerja praktek yang dilakukan oleh mahasiswa/i desain grafis pada
dasarnya dilatar belakangi oleh pentingnya pengalaman yang akan didapat didalam dunia kerja secara nyata, selebih itu kepentingan yang sangat mendasar adalah peranan ilmu pengetahuan yang tidak hanya didapat oleh mahasiswa dari dalam kampus namun juga diluar kampus, yang mana ilmu tersebut bisa didapat oleh mahasiswa dengan melakukan sebuah proyek. Dan dari kerja praktek tersebut, mahasiswa diharapkan dapat mengaplikasikan berbagai ilmu yang telah didapat selama masa perkuliahan kedalam proyek tersebut dengan baik.
Untuk pelaksanaanya sendiri praktek profesi ini bisa dilakukan diberbagai
perusahaan yang tentunya berhubungan dengan dunia desain grafis, seperti percetakan, advertising atau multimedia. Dan untuk pelaksanaanya sendiri, praktek profesi ini akan dilakukan dalam waktu dua bulan. Salah satu contoh perancangan Desain di( MSQ) Jakarta adalah buku dan corporate identity (logo kartu nama, brosur, spanduk, kop surat, dll) perancanganya menggunakan sketsa dan media komputer. Setiap perancangan yang akan dibuat sangat di tuntut untuk bisa menjabarkan informasi yang akurat, terutama pada perancangan stationary MSQ Jakarta karena, pada jenis perancangan tersebut eksistensi, kredibilitas dan citra MSQ Jakarta turut ditentukan, sebagaimana pada perancangan buku dan corporate identity Proses perancangan ini merupakan
1
satu kegiatan yang harus dijalani seorang desainer terutama dibidang desain grafis. 1.2. Maksud dan Tujuan 1.2.1. Maksud Kerja Praktek Maksud dari pelaksanaan kerja praktek ini yaitu untuk mengetahui secara menyeluruh tentang mendesain buku dan corporate identity dan yang berkenaan dengan desain. Memantapkan, meningkatkan dan memperluas keterampilan desain yang di miliki oleh mahasiswa dalam dunia kerja, Mengembangkan dan memantapkan sikap professional yang di perlukan untuk memasuki dunia kerja di dunia desain. 2. 1.1.1 Tujuan Kerja Praktek
Agar mahasiswa memiliki kemampuan memahami, menganalisis dan
memberikan solusi yang optimal dalam menghadapi permasalahan di dunia kerja, maka program kerja praktek ini sangat diperlukan dan semoga berguna sebagai pengalaman dan diharapkan banyak memberikan manfaat bagi mahasiswa dan perusahaan tempat kerja praktek dilaksanakan. Tujuan khusus dari kerja praktek ini adalah : 1. Ingin mengetahui lebih jauh tentang bagaimana proses desain 2. Ingin mendapatkan pengalaman dan pengetahuan dalam dunia kerja sebagai desainer 3. Melatih dan mengembangkan sumber daya manusia melalui sarana dan fasilitas yang terdapat dalam desain lainnya guna memenuhi kebutuhan akan tenaga kerja profesional di masa yang akan datang 4. Memberikan kepada para mahasiswa bentuk pengalaman nyata serta permasalahan yang dihadapi dunia kerja dan menumbuhkan rasa tanggung jawab profesi 5. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk dapat menyatukan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki dengan wawasan kegiatan suatu bidang desain agar mereka dapat lebih percaya diri dan selalu mandiri dalam perkembangan karir di masa yang datang
2
6. Menambahkan kepada para mahasiswa pengertian akan lingkungan organisasi bidang desain dengan berbagai kegiatan di dalamnya 7. Membantu industri dalam memenuhi kebutuhan tenaga kerja lepas yang berwawasan tinggi Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek 2.1. Waktu pelaksanaan : tanggal 30 april – 04 juni 2012 pukul 09‐00 WIB ‐ sampai selesai 2.2. Tempat pelaksanaan : Majelis Studi Al‐Qur'an (MSQ) Jakarta Jl.K.H. Abdul Wahab no.9 Rt 004/06 Rawabuaya Kel. Duri Kosambi Kec. Cengkareng Jakarta barat Tlp. (021) 80752257/ (021) 83913352 2.1. Batasan Masalah Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa batasan masalah disini adalah : 1. Konsep Pembuatan buku dan corporate identity 2. Sketsa pembuatan buku dan corporate identity 3. Proses editing kedalam digital 4. Proses cetak dan finishing
3
2.2. Metodologi Melaksanakan dan menyusun laporan kerja praktek ini penulis menggunakan pendekatan metodelogi penelitian sebagai berikut : 1. Studi Lapangan Penulis datang langsung ke obyek kerja praktek kemudian mengamati, menganalisa dan membuat desain pemecahan masalah 2. Wawancara Dalam mendalami permasalahan, penulis melakukan wawancara langsung dengan ketua yayasan dan angota‐anggota yang berkaitan langsung dengan tema kerja praktek 3. Literature Untuk mendukung dalam proses penulisan, penulis memanfaatkan literature literatur yang berkaitan dengan tema kerja praktek baik dalam bentuk buku pustaka, informasi perusahaan, obyek kerja praktek dan literature yang penulis ambil dari media internet 4. Metode Diskusi Dengan mendiskusikan masalah tentang buku yang akan dibuat oleh direktur MSQ Jakarta dan menambahkan beberapa kata dari buku yang belum lengkap dan revisi buku.
4
2.3. Sistematika Penulisan BAB I
PENDAHULUAN Berisi latar belakang, maksud dan tujuan, lingkup pembahasan, metode pembahasan dan sistematika pembahasan.
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN Berisi tentang sejarah, Visi dan Misi Majelis Studi Al‐ Qur'an (MSQ) Jakarta dan struktur organisasi perusahaan.
BAB III
TEORI PENUNJANG Berisi tentang pengertian buku, corporate identity dan konsep.
BAB IV
MATERI KERJA PRAKTEK
Berisi tentang alur kerja editing pada pembuatan buku
dan corporate identity.
BAB V PENUTUP Berisi kesimpulan dari seluruh laporan serta saran – saran dari praktikan.
5
BAB II TINJAUAN PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Majelis Studi Al‐qur'an (MSQ) Jakarta
Majelis Studi Al‐quran (MSQ) Jakarta berdiri pada tanggal 22 Desember
2010 Jl.K.H. Abdul Wahab no.9 Rt 004/06 Rawabuaya Kel. Duri Kosambi Kec. Cengkareng Jakarta barat oleh bapak H. Sabeni Hamid S.pdi, Visi adalah menghasilkan sebuah Badan Eksekutif Masyarakat serta Lembaga Riset dan Pengembangan sebagai organisasi penyokong kegiatan belajar dan mengajar tajwid di majelis ta’lim. Misinya adalah membawa umat menjadi cerdas dan berakhlakul karimah.
Pada awal berdirinya Majelis Studi Al‐quran (MSQ) Jakarta dengan
dukungan orang tua, keluarga dan rekan‐rekan sekalian yang memberi dorongan untuk membuat Majelis Studi Al‐quran (MSQ) Jakarta. Dengan dukungan inilah dibangun sebuah Majelis Studi Al‐quran (MSQ) Jakarta yang mengutamakan pendidikan dan akhlak yang menjadi prioritas utama. Dengan adanya Majelis Studi Al‐quran (MSQ) Jakarta diharapakan dapat mengembangan ilmu khusunya di bidang ilmu tajwid. metode yang digunakan oleh Majelis Studi Al‐quran (MSQ) Jakarta adalah metode talaqqi atau tatap muka dengan pengajar, agar lebih efektif para murid diberikan modul dan buku. Selanjutnya, dalam rangka mengembangkan syi'ar islam dan memberantas buta aksara al‐Qur'an serta mengembangkan keilmuan al‐Qur'an khususnya bidang tartil dan tahsin Qira'at imam 'Asim Riwayat Hafs Tariq al‐ Syatibiy. Oleh karena itu, Kami mengajak semua komponen dakwah yang bergerak dibidang terkait seperti masjid, mushlla, majelis ta'lim, pesantren, yayan, lembaga atau instansi yang merasa perlu dalam hal ini untuk menyelenggarakan program pembelajaran membaca al‐qur'an.
6
MSQ (Majelis Studi Al‐Qur'an) Jakarta memiliki empat program keunggulan sekaligus dalam setiap pertemuannya : 1.
Tahsin yaitu memperindah bacaan dengan nada murattal (tadarrus) sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW
2.
Tartil yaitu memperbagus bacaan al‐Qur'an sesuai dengan Qaidah tajwid Qira'at imam 'Asim Riwayat Hafs Tariq al‐Syatibiy
3.
Terjemah yaitu mengetahui setiap kata dalam al‐Qur'an dan memahami secara umum
4.
Tafsir yaitu mengetahui dan memahami kandungan ayat al‐Qur'an secara komprehensif
Dengan empat keunggulan ini diharapkan ummat islam dapat
memperoleh wawasan keal‐Qur'anan yang komprehensif dan menyeluruh serta mendalam dalam rangka menjadi insan yang bertakwa yang sesuai dengan esensi al‐Qur'an. VISI Membumikan al‐Qur'an ditengah‐tengah kehidupan masyarakat ummat islam MISI ‐ Meningkatkan kegemaran membaca al‐Qur'an ‐ Meningkatkan kualitas bacaan al‐Qur'an dengan baik ‐ Mampu menerjemahakan dan memahami kandungan al‐Qur'an secara komprehensif PROGRAM PILIHAN ‐ 4 in 1 (tartil, tahsin, terjemahan, tafsir) ‐ 3 in 1 (tartil, tahsin, terjemah) ‐ Mujawwah/Naghamah ‐ Pelatihan/seminar kajian tajwid
7
PENGANTAR PENULIS Segala puji hanya milik Allah SWT tuhan pencipta dan pemelihara semesta alam, shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya, shabatnya dan pengikutnya yang setia hingga hari pembalasan. Membaca al‐Qur’an dengan baik dan benar merupakan harapan setiap muslim, dalam rangka mengharap ridha Allah SWT karena Allah menurunkan al‐ Qur’an menjadi pedoman hidup bagi hamba‐Nya. Buku dengan judul METODE AL‐MUYASSAR (Cara Cepat dan Tepat Membaca Al‐Qur'an untuk Anak). merupakan terobosan baru yang disusun secara sistimatis dengan petunjuk skema yang diberikan nuansa warna pada setiap pembahasan ahkam al‐huruf dengan uraian singkat dan sederhana serta didukung oleh dalil‐dalil al‐Qur’an, hadits Rasulullah SAW, qaul ‘ulama serta dinuqil dari kitab‐kitab yang mu’tabarah. Buku yang anda miliki ini menjadi salah satu panduan dalam mempelajari ilmu tajwid karena sesuai dengan kiblat bacaan mayoritas kaum muslimin Indonesia yang dinamai Qira’at Imam ‘Ashim Riwayat Hafsh Thariq Asy‐Syathibiyyah. Selama penulisan buku ini, tidak sedikit hambatan yang dihadapi dan dialami penulis, baik yang menyangkut pengaturan waktu, pengumpulan bahan‐ bahan referensi dan sebagainya, serta keterbatasan disiplin ilmu yang dimiliki. Namun rasa terpanggil untuk menyusun buku ini disertai kesungguhan hati dan kerja keras serta adanya dorongan dan bantuan dari berbagai pihak yang telah membatu baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga segala kesulitan dan hambatan serta keterbatasan dapat diatasi dengan sebaik‐baiknya, dan akhirnya buku ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu penulis sampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga terutama kepada kedua orang tua yang telah memberikan bimbingan secara moril dan material, dan kepada bapak KH. Muhsin Salim, SQ MA serta KH. Ahmad Fathoni, MA selaku tenaga ahli yang telah mengajarkan ilmu tajwid dan qiraat dan memberikan petunjuk serta nasihat yang sangat berharga.
8
Selanjutnya ucapan terimakasih penulis kepada: 1. Bapak KH. Mahfudz Asirun An‐Nadawi Mudir Pon Pes Al‐itqon Jakarta Barat. 2. Istri tercinta yang telah memberikan semangat dan banyak membantu sehingga terselesainya buku ini. 3. Para dosen dan tenaga ahli Lembaga Bahasa dan Ilmu al‐Qur’an (LBIQ) Prov. DKI Jakarta yang telah memberikan sumbang sarannya. 4. Yayasan Ihya ‘Ulumuddin Perguruan Tinggi Ilmu al‐Qur’an Jakarta. 5. Teman‐teman sejawat baik formal maupun nonformal yang telah memberikan motivasi sumbang sarannya Penulis sangat berterima kasih atas saran, kritik dan sumbangsi pemikiran para pembaca terutama para pemerhati dan pecinta Ilmu Tajwid dan Qira’at sehingga apabila terjadi suatu kekhilafan (kesalahan) dalam buku ini kiranya segera dapat di perbaiki sesuai yang di katakan oleh Imam Asy Syathiby dalam syairnya :
ِﺑ َﻔﻀَْﻠ ٍﺔ ﻓَﺎدﱠ ِرآْ ُﻪ ٌﺧَﺮْق ن َ آَﺎ ْ َوِإن Ε ﺟَﺎ َد ْ َﻣﻦ َوﻟْ ُﻴﺼِْﻠﺤْ ُﻪ ﺤﻠْ ِﻢ ِ ْاﻟ ﻦ َ ِﻣ ﻻ َ ِﻣﻘْ َﻮ ” Apabila dalam uraian terdapat kesalahan maka telitilah secara baik dan orang yang memiliki kemampuan hendaknya segera memperbaikinya”. Semoga bantuan dan bimbingan yang diberikan kepada penulis mendapat balasan dari Allah SWT dan tentunya buku ini akan membawa manfaat bagi pembaca umumnya dan penulis khususnya.
9
2.2. Struktur Organisasi Majelis Studi Al‐qur'an (MSQ) Jakarta
Direktur Utama
H. Sabeni Hamid S.pdi
Sekertaris
Wakil Direktur
Bendahara
Sofiah
Ust Sarif Hidayat
Nurmah komala
Dewan Pengajar
Ust Wahyudin
Ahmad Hawasyi
Ust Rido Fatullah
Editing & Grafis Sugandi
10
BAB III TEORI PENUNJANG 3.1. Pengertian Buku Buku adalah kumpulan kertas atau bahan lainnya yang dijilid menjadi satu pada salah satu ujungnya dan berisi tulisan atau gambar. Setiap sisi dari sebuah lembaran kertas pada buku disebut sebuah halaman. Banyak sekali konsep dalam pembuatan desain buku seperti desain buku umum, desain buku pelajaran, desain buku anak, desain buku novel atau desain buku komik. Semua konsep desain buku pada dasarnya sama hanya mungkin ada beberapa hal yang mesti diperhatikan ketika proses pembuatan desain buku pelajaran. Kalau desain buku umum sangat bebas dan hampir tidak terbatas dalam menentukan ide‐ide untuk dijadikan sebuah karya desain yaitu membuat sesuatu yang berbeda pada buku tersebut, agar buku itu menjadi sangat bagus.
Khusunya untuk buku‐buku pelajaaran ada beberapa standar yang harus
di perhatikan di antarnya dilarang menampilkan ponografi, pornoaksi, hal‐hal yang kurang sopan, dan gambar‐gambar kekerasan. Di dalam membuat cover buku pelajaran ada beberapa yang harus diperhatikan antara lain : 1. Ukuran Buku Ukuran buku untuk buku pelajaran adalah idealnya adalah A5, B5, dan A4 2. Penggunaan jenis font Buku pelajaran juga ada standar penggunaan jenis font yaitu harus menggunakan jenis font yang tidak sulit untuk dibaca anak‐anak. Tidak hanya jenis font yang harus diperhatikan tetapi penggunaan ukuran fontnya juga harus diperhatikan pula karena jika anda membuat cover buku atau buku untuk buku pelajaran ukuran font kelas rendah akan berbeda dengan ukuran font yang kelas tinggi.
11
3. Tataletak / tipografi Tataletak
dalam
membuat
desain cover
buku
pelajaran harus
diperhatikan juga karena ada aturan dari PUSBUK kurang lebih penggunaan font untuk judul buku harus jelas center point dan tidak dianjurkan untuk menggunakan jenis font kaligrafi. 4. Pewarnaan Sering disoroti pula ketika memberi warna untuk cover buku pelajaran adalah harus menggunakan warna‐warna yang cerah dan enak untuk dilihat. Perpaduan warna cover antar warna yang satu dengan warna yang lain harus berpadu atau sesuai dengan kaidah warna.
Secara garis besar mungkin itu kesimpulan dalam mendesain buku
pelajaran yang memang kalau dilihat dari aturan tersebut akan menghambat kepada ide‐ide yang akan diciptakan oleh desainernya. Tetapi ini adalah demi kebaikan dan disesuaikan dengan karakter anak‐ anak. 3.1.1 . Bagian‐bagian Buku
Seperti juga media lain, buku juga mempunyai bagian‐bagian (komponen
buku). Pada umumnya, bagian buku terbagi menjadi 2, yaitu sampul buku (cover) dan tubuh buku (isi buku). Cover buku merupakan penutup atau pelindung isi buku. Cover/sampul buku juga berperan sebagai informasi pertama yang akan diberikan kepada pembaca tentang isi buku. Sedangkan isi buku adalah bagian pokok yang menyajikan seluruh gagasan, pemikiran penulis secara utuh dan jelas. 1. Cover Buku
Cover terdiri atas dua jenis, yaitu softcover dan hardcover. Softcover
pada umumnya paling sering digunakan oleh penerbit‐penerbit buku. Softcover juga biasa disebut sampul lunak atau juga paperback. Bahan cover ini biasanya menggunakan kertas art paper 120 gram atau artcartoon 230 gram.
12
Sedangkan jenis kedua adalah hardcover. Ukuran kertas jauh lebih tebal dan kuat. Hardcover biasanya digunakan untuk menyampuli buku‐buku luks seperti ensiklopedi atau buku‐buku yang diasumsikan akan abadi, bukku yang tidak akan basi
walau
zaman
terus
berubah.
Resikonya,
harga
buku
yang
menggunakan hardcover akan jauh lebih mahal bagi pembaca/pembeli daripada buku bersampul soft.
Di dalam cover buku, termuat berbagai bagian‐bagian kecil. Bagian‐
bagian itu antara lain sampul depan, sampul belakang, punggung sampul, telinga sampul depan, dan telinga sampul belakang. Telinga sampul biasa juga disebut sebagai lidah sampul ataupun jaket sampul. Bagian‐bagian tersebut tentu mempunia fungsinya masing‐masing.
Sampul depan berfungsi sebagai informasi pertama yang akan diberikan
kepada pembaca tentang isi buku. Pada sampul depan terdapat judul buku, nama penulis/penyusun, nama penerbit, dan biasanya terdapat juga endorsement, tagline, pointer, dll. Sampul belakang biasanya diisi dengan no. ISBN
dan barcode,
endorsement,
blurb (sinopsis),
keautoritatifan
penulis/penyusun, dll. Sedangkan telinga sampul biasanya diisi dengan tambahan endorsement atau biografi singkat pengarang, ataupun sinopsis buku. 2. Isi buku
si buku terdiri atas lembaran‐lembaran kertas yang disusun dengan rapi
sesuai urutan halamannya. Ukuran isi buku harus disesuaikan dengan cover buku. Karena Indonesia tidak punya standar ukuran baku untuk buku, maka ada berjenis‐jenis ukuran buku. Untuk ukuran buku yang biasa disebut buku saku (seperti novel dan bacaan ringan lain) berukuran 15,5 X 23,5 cm atau 13 X 20 cm. Untuk ukuran buku sekolah biasanya lebih lebar, 17,5 X 25 cm, 19 X 26 cm, 21 X27,5 cm, dll. Ada juga yang biasanya lebih besar, yaitu ensiklopedi anak atau pelajar.
13
Isi buku mempunyai bagian pokok, yaitu kulit ari (kulit perancis atau front
pages atau preliminary pages), isi, dan halaman akhir (end pages) Kulit ari berisi identitas buku dan penjelasan pengantar serta pemetaan/daftar mengenai isi buku. Kulit ari biasanya berisi halaman copyright, indentitas buku (yang meliputi judul buku, nama penulis, nama editor, layouter, desain sampul, nama penerbit, kota terbit, tahun terbit, dll).
kata pengantar dan atau kata penahuluan, dan yang terakhir adalah
daftar isi. Isi merupakan bagian‐bagian pemaparan penilis secara utuh yang merupakan jantung buku tersebut. Sedangkan halaman terahir biasanya berisi daftar pustaka, profil penulis, lampiran, indeks, dll. Lembaran‐lembaran isi selanjutnya akan disatukan dan dijilid dengan sampul buku. Ada tiga macam jilid, yaitu jilid benang, jilid kawat, dan jilid lem panas (atau disebut binding). Penentuan jenis jilid biasnya di pengaruhi oleh ketebalan buku. Untuk buku‐buku bacaan, sebagian besar memakai jilid lem panas (binding). 3.2. Pengertian Logo
Logo adalah lambang atau simbol khusus yang mewakili suatu
perusahaan atau organisasi. Sebuah logo bisa berupa nama, lambang atau elemen grafis lain yang ditampilkan secara visual. Sebuah logo diciptakan sebagai identitas
agar
unik
dan
mudah
dibedakan
dengan
perusahaan
kompetitor/pesaing.
Logo bisa diibaratkan dengan wajah, Setiap orang bisa dengan mudah
dikenali antara satu dengan yang lain hanya dengan melihat wajah. Begitu juga halnya dengan logo. Logo merupakan sebuah visi penyampaian citra positif melalui
sebuah
tampilan
sederhana
dalam
bentuk
simbol.
Karena fungsi dasarnya sebagai identitas, logo haruslah unik dan mudah diingat. Selain itu, logo juga harus divisualisasikan seimbang dan enak dipandang, serta relefan sehingga mampu memberikan penjelasan mengenai apa yang ditawarkan perusahaan pemilik logo.
14
Logo mewakili wajah perusahaan. Simbol sederhana yang mampu
menunjukkan profil usaha secara berkesan. Adakalanya setiap pengusaha berharap Logo usahanya terlihat bagus, menampilkan visi dan misi, serta mudah diingat oleh konsumen. Tapi sering kita jumpai banyak orang kurang mengetahui jenis‐jenis logo yang tepat untuk perusahaan yang baru dirintis. Bahkan untuk membuat usaha yang baru, sebagian beranggapan cukup dikerjakan sendiri. bahwa kesan partama terhadap usaha ada pada Logo perusahaan. Ditiap kemasan, papan iklan dan Media elektronik, Logo yang Hebat memperlihatkan kwalitas sudut pandang perusahaan. Jika logo tersebut Buruk maka konsumen melihat perusahaan mempunyai kwalitas sudut pandang yang buruk. Jika sudut pandang perusahaan buruk, maka asumsi yang timbul adalah produk/jasa yang ditawarkan pastilah buruk. Saya kira kita tidak menginginkan hal tersebut.
Oleh karena itu, sebelum membuat Logo. Baiknya pengusaha memahami
jenis‐jenis logo Perusahaan. Pada kesempatan kali ini kami tampilkan Jenis‐Jenis logo dan Perusahaan yang menggunakannya. 1. Word Mark Logo
Nama perusahaan Anda digunakan seluruhnya untuk membentuk Logo.
Pada jenis ini logo sama sekali tidak mengambil simbol atau gambar tertentu. Logo dirancang dengan cara membuat model Tulisan yang unik, atau membentuk simbol tersembuyi dari bentukan nama perusahaan, seperti logo pada perusahaan Fedex (huruf e dan x membentuk arah panah). Contoh Logo Word mark adalah: Microsoft, Google, Fedex, Coca Cola, Disnep dll. 2. Pictoral mark Logo
Sebuah gambar atau bentuk yang mudah dikenali digunakan untuk
mewakili bisnis Anda. Jenis Logo ini menekankan pada nama perusahaan. Logo dirancang dari simbol atau gambar yang mewakili nama perusahaan. Kadangkala Logo diletakkan tanpa menuliskan Nama, karena dengan bentuk Logo, konsumen sudah mengenali nama perusahaan. Contoh pada Logo Pictoral mark adalah : Garuda food, Firefox, Garuda Indonesia, Apple, dll. 15
3. Abstract mark logo
Bentuk abstrak atau simbol digunakan untuk menyampaikan nilai‐nilai
bisnis Anda. Jenis logo ini menekankan pada bidang usaha atau nilai filosofi terbentuknya perusahaan. Terkadang makna logo hanya diketahui oleh pemilik usaha. Tapi untuk meninggalkan kesan, Logo jenis ini selalu dibentuk dengan Unik. Contoh perusahaan yang menggunakan logo Abstrak Mark adalah : Indosat, Pertamina, Sony Ericsson, Nike, dll. 4. Letter form logo
inisial dari nama Perusahaan Anda digunakan untuk membuat logo. Jenis
logo ini paling sering digunakan oleh perusahaan. Karena selalu mewakili nama perusahaan dan logo dapat dibentuk dengan unik nan sederhana. Tapi logo ini sangat sulit dirancang, karena inisal perusahaan didunia mempunyai banyak kesamaan. Contoh perusahaan yang menggunakan logo Letter form adalah : Opera, Unilever, Internet Exploler, Mc Donalds, VW, dll 5. Emblem logo
Bisnis diselimuti oleh elemen bergambar atau bentuk nama. Jenis logo ini
sering digunakan Club‐Club sepak bola, ataupun lembaga pemerintahan. Tapi tak jarang perusahaan menggunakannya sebagai Logo yang mewakili usahanya. Logo ini dirancang dengan bentuk yang detail. Contoh perusahaan yang menggunakan logo Emblem adalah : Ferrari, BMW, Starbucks, Harley Davidson, dll. 6. Character logo
Sebuah karakter atau maskot untuk mewakili bisnis Anda. Jenis Logo ini
menekankan pada karakter perusahaan. Perusahaan yang menggunakan logo ini, seringkali mempunyai Maskot. Adakalanya dipakai untuk memeriahkan even pertandingan, sebagai promosi produk perusahaan secara terbuka. Contoh perusahaan yang menggunakan logo Character adalah : Michelin, Hoka‐Hoka Bento, KFC, dll.
16
7. Web logo
Mewakili tren dari internet termasuk gradien, efek kaca, bentuk tombol,
dll. Logo ini biasa digunakan oleh perusahaan berbasis teknologi, ataupun perusahaan yang merambah ke dunia Internet. Logo biasa dibentuk secara sederhana, tapi ditampilkan lebih modern dengan efek 3D. Contoh perusahaan yang menggunakan logo Web adalah : YouTube, Skype, Wikipedia, dll.
Rancanglah Logo perusahaan Anda secara profesionl. Karena memiliki
Logo yang Hebat dan Tepat, akan meningkatkan performa Perusahaan anda. Order Design Selalu siap membantu mewujudkannya. 3.1.2.
Jenis‐jenis Logo
1. Icon Logo
Icon logo adalah logo yang berdiri pada sebuah icon khusus. Ikon logo
sangat efektif jika logo lebih ditujukan untuk menanamkan brand karena sifatnya yang memorable (mudah diingat) dan simple. 2. Teks / type logo
Logo dalam jenis ini adalah logo yang berupa teks / type, yaitu kumpulan
huruf yang biasanya berupa nama atau inisial perusahaan terkait. 3. Kombinasi teks dan ikon
Logo jenis ini adalah kombinasi dari kedua jenis logo diatas, yaitu berupa
perpaduan antara teks dan ikon. Jenis logo seperti ini adalah yang paling mungkin untuk memuat informasi lebih banyak, namun sangat riskan, mengingat ada lebih banyak item yang harus diletakkan sehingga ditakutkan akan tidak mudah untuk diingat.
17
Proses Pembuatan logo
Proses yang banyak digunakan oleh desainer logo untuk proyek
pembuatan logo dan tipografi yang digunakan untuk membuat logo yaitu : 1. Briefing
Seorang logo maker harus mampu mengumpulkan sebanyak mungkin
informasi melalui proses briefing dengan klien. Semakin banyak informasi yang mampu diserap desainer dari klien mereka, maka akan semakin baik. Selain itu, sikap terbuka dalam briefing adalah hal yang baik untuk memahami apa yang klien inginkan dan apa yang desainer bisa berikan, agar desain sesuai apa yang klien mau. 2. Riset
Bermodalkan informasi dari klien, Desainer dalam tahap ini mulai
melakukan riset. Riset disini meliputi pencarian berbagai data mengenai perusahaan klien, seperti jenis usaha klien dan pesaing klien serta pasar usaha dari perusahaan tersebut, dengan meriset sesuai yang ada dilapangan agar data yang di dapat akurat sesuai dengan riset. 3. Referensi
Proses ini adalah proses pencarian referensi tentang logo‐logo yang
digunakan perusahaan sejenis dan melihat logo mana yang efektif atau pun tidak. Hal lain dalam proses ini yang juga perlu diperhatikan adalah melihat trend dan gaya logo yang digunakan untuk perusahaan terkait. 4. Sketsa dan Konsep
Informasi sudah terkumpul dan desainer mulai membuat sebuah konsep
dan pembuatan sketsa logo. 5. Feedback
Setelah sketsa dibuat, biasanya desainer ingin melihat feedback atau
18
respon dari orang lain terhadap sketsa dari logo tersebut. Memperlihatkan hasil sketsa kepada rekan kerja atau orang yang lebih tau dibidang ini adalah hal yang bisa dilakukan untuk mendapat kritik dan saran yang membangun. 6. Revisi
Terkadang dari step diatas desainer mendapat suatu masukan yang
membangun dan berencana melakukan suatu perbaikan atau revisi pada desain logo yang telah ia buat. 7. Presentasi
Dalam step ini, desainer mulai melakukan presentasi di depan klien.
Presentasi meliputi maksud dari penggambaran sebuah logo, alasan‐alasan dalam pembentukan logo, pemberian warna, pemilihan jenis logo, dll.
Proses terakhir adalah penentuan bagaimana nasib logo nantinya, jika
beruntung dan disetujui klien, logo akan digunakan. dan jika tidak, biasanya klien meminta revisi atau perbaikan. 3.3.
Pengertian Corporate identity Corporate identity adalah suatu bentuk visual dan ekspresi grafis
dari image dan identitas suatu perusahaan. Sebagai bentuk visual, corporate identity menampilkan
simbol
yang
mencerminkan image yang
hendak
disampaikan. Sebagai suatu ekspresi grafis, sebuah corporate identity disusun berdasarkan sebuah konsep yang kuat mengenai arah sebuah perusahaan, penanganan yang serius dan komprehensif, memerlukan kreatifitas dan inovasi, serta proses sosialisasi tanpa henti.
Banyak perusahaan, terutama perusahaan‐perusahaan besar yang sadar
akan pentingnya menciptakan dan mempertahankan sebuah identitas grafis yang kuat dan mantap. Dengan bertambahnya jumlah perusahaan yang memproduksi produk‐produk yang sama dan bersaing dalam pasar yang bertambah luas, sebuah identitas grafis menjadi sebuah ciri yang menonjol dari sebuah perusahaan atau produk. Saat ini perusahaan‐perusahaan besar yang memiliki
19
pengetahuan yang mendalam tentang kemampuan berkomunikasi secara visual (graphic) mulai berkembang pesat. Sebagai konsekuensinya, banyak desainer komunikasi visual yang dibutuhkan tenaganya untuk menciptakan dan mengembangkan konsep suatu sistem identitas perusahaan. Selain itu, seorang desainer komunikasi visual mempunyai tanggung jawab untuk membuat identitas itu menjadi alat jual yang efektif. 3.1.1.
Sejarah Corporate Identity
Sejarah corporate identity yang merupakan salah satu aplikasi desain
komunikasi visual, tidak terlepas dari sejarah desain komunikasi visual itu sendiri. Bentuk paling sederhana dari corporate identity adalah simbol. Manusia telah menggunakan simboluntuk berkomunikasi sejak zaman purba (Jaman Gua) untuk menceritakan dan mencatat apa yang mereka alami dan kerjakan sehari‐hari. Tetapi bentuk identitas grafis yang paling awal bermula pada jaman di mana para pembuat barang‐barang tembikar membuat tanda pada bagian bawah dari barang‐barang tersebut. Hal yang sama juga dilakukan oleh para petemak dengan menandai temaktemak mereka. Bentuk identitas grafis lain adalah lambang‐Iambang pada perisai‐perisai para kesatria dan bendera‐bendera kerajaan pada jaman Medieval.
Pada zaman modern, identitas grafis mulai berkembang pada masa
industrialisasi dimana barang‐barang yang dihasilkan dari pabrik dan dikemas. Karena banyaknya perusahaan yang memproduksi jenis barang yang sarna, maka diperlukan suatu identitas untuk membedakan produksi perusahaan A dari perusahaan B. Dari sinilah kita mengenal yang disebut logo dan cap atau merek dagang (trademark) yang digunakan untuk memasarkan barang‐barang tersebut. Merek dagang yang berkembang pada masa ini antara lain Kodak, Singer dan Coca‐Cola. Walaupun demikian logo‐logo tersebut hanya bersifat dekoratif, bukan bersifat "menjual". Perkembangan nyata dalam desain logo adalah pada rnasa setelah Perang Dunia II, dimana Amerika memasuki era kemakmuran dan banyak orang memasuki sekolah‐ sekolah ternama dan mulai menekuni bidang
20
ini. Periode ini menandai "trend" dalam desain trademark. Sampai saat sebelum itu, grafis hanya digunakan sebagai dekorasi. Belum ada pemahaman tentang hubungan antara desain dan keberhasilan dalam pasar .Para desainer mulai menjual desain mereka kepada para pengusaha sebagai alat penjualan dan pemasaran.
Pada zaman Gua. kurang lebih 30.000 tahun yang lalu. manusia
menggunakan simbol‐simbol untuk berkomunikasi. Simbol‐simbol ini berupa gambar‐gambar sederhana dari benda‐benda yang ada di sekeliling mereka. seperti: binatang, pohon, senjata, dan lain‐lain. Gambar‐gambar ini disebut pictograph.
Pada tahun 1950 dan 1960‐an. dengan berkembangnya banyak
perusahaan multinasional. menjadi salah satu faktor pendorong meningkatnya kebutuhan desain trademark untuk satu jenis produk atau jasa. Pada masa inilah puncak kejayaan desain trademark. Identitas visual pada masa ini benar‐benar “mengatakan”, "Saya ingin benarbenar berbeda dan menarik dari yang lain. Dengan kata lain identitas visual mulai benarbenar memiliki konsep yang kuat dan ingin menyampaikan dan mengkomunikasikan sesuatu.
Di tahun 1970‐an popularitas identitas visual mulai menurun. Hal ini
dikarenakan pada masa itu banyak negara yang terkena krisis ekonomi (Great Depression). Sehingga banyak perusahaan yang mengencangkan ikat pinggangnya. Mereka lebih memilih untuk bersifat low profile. dan menggunakan uang untuk program‐program sosial daripada untuk memperbaiki image mereka. Setelah era Great Depression berakhir. banyak perusahaan kecil dan besar yang melebarkan sayapnya. sehingga pada tahun 1980‐an identitas visual mulai banyak digemari kembali. Banyak perusahaan yang mendesain ulang logo mereka untuk menciptakan image yang baru. Selain itu banyak pula produk baru yang muncul. sebagai konsekuensinya dibutuhkan pula trademark trademark baru untuk produk‐produk tersebut.
21
a. Corporate Image
Corporate image adalah bagaimana suatu perusahaan dipersepsikan dan
dilihat oleh masyarakat atau publik, dalam hal ini konsumen, pesaing, suplier, pemerintah dan masyarakat umum. Corporate image terbentuk dari kontak dengan perusahaan tersebut dan dengan menginterpretasikan informasi mengenai perusahaan tersebut. Informasiinformasi ini dapat didapatkan dari produk‐produk dan iklan‐iklan dari perusahaan tersebut.
Image dapat terus berubah secara konsisten. Dengan berkembangnya
informasi, zaman dan trend bisnis, informasi‐informasi baru ditambahkan atau memodifikasi kesan yang telah ditampilkan. Contohnya, sebuah perusahaan yang berkembang dan memiliki staf dari sebanyak 10 orang menjadi 75 orang dalam waktu 2 tahun dapat memberikan kesan bahwa perusahaan itu menguntungkan. Tetapi, kepada orang lain dapat berkesan bahwa perusahaan ini terla1u cepat maju. Pesan dan kesan yang hendak disampaikan oleh suatu perusahaan dapat disalah artikan dan dapat pula diacuhkan oleh masyarakat. Dan karena pesan dan kesan yang hendak disampaikan itu umumnya lebih dari satu, maka suatu corporate image yang baik harus mempunyai dan menunjukkan karakter‐ karakter di bawah ini: 1. Memiliki respon emosional yang kuat
Kekuatan respon ini berkembang seiring dengan lamanya suatu image
digunakan. Suatu image yang baik dapat bertahan menghadapi tekanan‐tekanan dan para pesaing dan mendarahdaging dalam benak konsumen. Contohnya, perusahaan minuman ringan yang ingin memberikan image bahwa minuman ringan tersebut menyegarkan. Walaupun saat ini banyak pesaing yang memproduksi minuman ringan sejenisnya, perusahaan ini tetap menduduki puncak penjualan minuman ringan dan disukai oleh konsumen tua maupun muda.
22
2. Memperlihatkan kekuatan
Konsumen ingin merasakan kekuasaan dan kekuatan dari suatu
perusahaan melalui produk dan jasanya. Konsumen juga membutuhkan perasaan bahwa mereka berurusan dengan perusahaan yang stabil dan dapat diandalkan pada saat mereka membeli. produk dan jasa atau berinvestasi dalam perusahaan itu. Contohnya, dari berpuluh‐puluh merek mie instan yang tersedia di pasar, merek Indo Mie yang paling dicari dan dibeli oleh konsumen. Salah satu alasannya adalah karena produsen Indo Mie termasuk perusahaan yang dapat dipercaya dan diandalkan mutu dan produknya. 3. Menunjukkan pengalaman, kepercayaan diri dan tradisi
Jika sebuah perusahaan telah memiliki dan mengembangkan karakter‐
karakter ini, maka ia dapat memperkenalkan produk atau jasa baru berdasarkan "penampilan" terdahulu. Keyword seperti, "Satu lagi dari Mayora", sangat efektif. Di sini perusahaan makanan ringan (snack) Mayora selain memperkenalkan satu produk baru lagi, juga secara tidak langsung menekankan pada pengalaman mereka selama bertahun‐tahun di bidang ini. b. Corporate Identity
Corporate identity adalah suatu bentuk visual dan ekspresi graphis dari
image dan identitas suatu perusahaan, Sebagai bentuk visual, corporate identity menampilkan simbol yang mencerminkan image yang hendak disampaikan. Sebagai suatu ekspresi grafis, sebuah identitas perusahaan dapat diciptakan dan mempengaruhi nasib dari perusahaan tersebut. Sebuah corporate identity yang efektif harus memiliki karakter‐karakter sebagai berikut: 1. Simbolisme yang sederhana tetapi mengena
Kesederhanaan adalah dasar dari kombinasi identitas brand‐package‐
symbol yang baik. Semakin sederhana suatu simbol, semakin jelas pula pesan yang hendak disampaikan.
23
2. Mempunyai pemicu visual yang kuat
Sebuah simbol yang efektif harus mampu memicu respon terhadap suatu
produk atau perusahaan. Di saat di mana konsumen berurusan dengan perusahaan itu, maka ia hanya perlu memikirkan produk atau jasa dari perusahaan tersebut, dan nama perusahaan itu akan diingat dengan sendirinya. Contohnya, bila kita ingin membeli 3 Pada tahun 1959 dalam majalah Print, William Golden, seorang desainer komunikasi visual mengatakan, "Image adalah bagaimana Anda dilihat dan dipersepsikan, identitas adalah siapa diri Anda." 3. Identitas sebagai alat promosi dan pemasaran
Corporate identity ada1ah alat promosi yang sangat efektif dan aktif.
Walaupun kampanye untuk suatu iklan produk berakhir, tetapi identitas tetap dipakai sampai bertahun‐tahun. 4. Corporate identity harus dapat diingat dan mengesankan
Suatu corporate identity yang baik mempunyai dua sifat yaitu
mengusulkan (suggestiveness) dan mengingatkan (recall). Bila konsumen ingin membeli suatu produk, maka ia akan teringat nama suatu perusahaan, ini disebut mengusulkan (suggestion). Bila konsumen ini kemudian datang lagi dan membeli produk yang sama dan ia menghubungkan kembali dengan produsennya, maka ini disebut mengingatkan (recall).
Sebuah perusahaan yang baik harus dapat menyampaikan image sesuai
dengan identitasnya. Dalam suatu perusahaan, image adalah kesan yang diberikan oleh perusahaan itu kepada publik melalui produk‐produknya, kegiatan‐kegiatannya, dan usaha‐usaha pemasarannya. Karena itu dibutuhkan sebuah identitas yang kuat sebagai patokan untuk menciptakan image atau kesan yang ingin disampaikan. Sebaliknya, image merupakan cerminan dari suatu perusahaan.
24
3.1.2 Fungsi Corporate Identity
Selain berfungsi sebagai identitas perusahaan, corporate identity juga
mempunyai fungsi‐fungsi lain, antara lain : 1. Sebagai alat yang menyatukan strategi perusahaan
Sebuah corporate identity yang baik harus sejalan dengan rencana
perusahaan tersebut bagaimana perusahaan itu sekarang dan bagaimana di masa yang akan datang. Selain itu, corporate identity harus dapat dengan tepat mencerminkan image perusahaan, melalui produk dan jasanya. 2. Sebagai pemacu sistem operasional suatu perusahaan
Pertanyaan pertama yang muncul dalam pembuatan corporate identity
adalah bagaimana suatu perusahaan ingin dilihat oleh publik. Pertanyaan ini secara tidak langsung membuat personil‐personil perusahaan tersebut berpikir dan mengevaluasi sistem operasional mereka selama ini. Dari sini dapat ditemukan kelemahan atau kesalahan yang selama ini dilakukan, sehingga tercipta tujuan perusahaan yang lebih baik dan mantap. 3. Sebagai pendiri jaringan network yang baik
Sebuah perusahaan yang berimage positif, stabil, dapat dipercaya dan
diandalkan akan menarik perhatian para investor untuk menanamkan modal dalam perusahaan tersebut. Jenis perusahaan yang seperti ini juga yang mendapat banyak keringanan saat ia membutuhkan tambahan modal dari bank. Produk‐produk dari perusahaan ini juga mungkin menjadi produk yang paling laku dan digemari di pasar. 4. Sebagai alat jual dan promosi
Perusahaan dengan image yang positif berpeluang besar untuk
mengembangkan sayapnya dan memperkenalkan produk atau jasa baru. Konsumen yang telah lama memakai produk dari perusahaan tersebut akan dengan setia terus memakai produk itu. Mereka akan lebih menerima karena telah membuktikan sendiri bahwa produk itu benar‐benar cocok untuk mereka.
25
3.1.2.
Aplikasi Corporate Identity
Tahap terakhir dari proses desain corporate identity adalah aplikasi.
Dalam tahap ini seorang desainer komunikasi visual harus tahu apa yang penting dan efektif untuk bentuk desain komunikasi visual ini; apakah itu aplikasi pada business stationery, catalog, daftar harga, gedung perusahaan, bahkan kendaraan perusahaan. Tujuan dari tahap ini adalah untuk menciptakan suatu sistem komunikasi visual yang efektif dan menyatu. Berkonsultasi dengan klien juga sangat penting dalam tahap ini. Karena bagaimanapun juga merekalah yang selama ini berurusan dengan perusahaan tersebut dan merekalah yang paling banyak tahu tentang perusahaan tersebut dan apa yang dibutuhkan. Banyak sekali aplikasi corporate identity yang sering digunakan, antara lain: 1. Business Stationery (kop surat, amplop, memo, kartu nama,forms, bon, dan lain‐lain) 2. Advertising 3. Poster 4. Brosur dan katalog 5. Signage system 6. Gedung perusahaan 7. Annual Report (Laporan Tahunan) 8. Newsletter (Buletin perusahaan) 9. Kendaraan perusahaan
26
3.4.
Konsep Secara umum konsep adalah suatu abstraksi yang menggambarkan ciri‐
ciri umum sekelompok objek, peristiwa atau fenomena lainnya.konsep berisi suatu gagasan/ide yang relatif sempurna dan bermakna, suatu pengertian tentang suatu objek, produk subjektif yang berasal dari cara seseorang membuat pengertian terhadap objek‐objek atau benda‐benda melalui pengalamannya (setelah melakukan persepsi terhadap objek/benda). Pada tingkat konkrit, konsep merupakan suatu gambaran mental dari beberapa objek atau kejadian yang sesungguhnya. Pada tingkat abstrak dan komplek, konsep merupakan sintesis sejumlah kesimpulan yang telah ditarik dari pengalaman dengan objek atau kejadian tertentu. Dengan menggunakan definisi pembentukan konsep, suatu pernyataan konsepsi dalam suatu bentuk yang berguna untuk merencanakan suatu unit pengajaran ialah suatu deskripsi tentang sifat‐sifat suatu proses, struktur atau kualitas yang dinyatakan dalam bentuk yang menunjukkan apa yang harus digambarkan atau dilukiskan sehingga siswa dapat melakukan persepsi terhadap proses, struktur atau kualitas bagi dirinya sendiri. Konsep teridentifikasi menjadi 3 macam konsep yaitu : 1. konsep proses : tentang kejadian atau perilaku dan konsekuensi‐ konsekuensi yang dihasilkan bila terjadi 2. konsep struktur : tentang objek, hubungan atau struktur dari beberapa macam 3. konsep kualitas : sifat suatu objek atau proses dan tidak mempunyai eksistensi yang berdiri sendiri 3.1.1. Memaknai Warna dalam Sebuah Desain Warna sebagai termasuk dalam ranah nirmana. Terkadang pemakaian warna sangat membantu dalam pemilihan font dalam typografi. Kemampuan penguasaan budaya dan warna sangat berpengaruh dalam menentukan sebuah warna dalam pemakaian ke dalam produk desain, oleh karenanya penguasan
27
warna merupakan syarat penting untuk desainer pemula. makna warna yang di tuangkan dalam sebuah desain adalah sebagai berikut. Kuning Respon Psikologi adalah Optimis, Harapan, Filosofi, Ketidak jujuran, Pengecut (untuk budaya Barat), pengkhianatan, pencerahan dan intelektualitas. Kuning adalah warna keramat dalam agama Hindu. Kuning adalah warna yang hangat. Cukup menarik perhatian dan sangat baik jika dijadikan background untuk teks hitam karena akan lebih mencolok terlihat. Orange Respon
Psikologi
adalah
Energy,
Keseimbangan,
Kehangantan.
Menekankan sebuah produk yang tidak mahal. Merah Respon Psikologi adalah Power, energi, kehangatan, cinta, nafsu, agresi, bahaya, berpendirian, dinamis, dan percaya diri. Warna Merah kadang berubah arti jika dikombinasikan dengan warna lain. Merah dikombinakan dengan Hijau, maka akan menjadi simbol Natal. Merah jika dikombinasikan denga Putih, akan mempunyai arti ‘bahagia’ di budaya Oriental. Bisa berarti berani dan semangat yang berkobar‐kobar. Singkatnya secara umum berhubungan dengan perasaan yang meledak‐ledak. Warna merah mudah menarik perhatian dan meningkatkan nafsu. Karena itu seperti saya katakan tadi, bisnis makanan banyak menggunakan warna dominan merah karena ini dipercaya dapat meningkatkan nafsu makan pembeli, lihat saja warna pizza hut, McD, KFC yang juga ada merahnya Atau kalau untuk teks, warna merah pasti akan lebih menarik perhatian dibanding warna lain. Namun jika untuk background dengan teks hitam, akan membuat mata cepat lelah. Biru Respon Psikologi adalah Kepercayaan, Konservatif, Keamanan, Tehnologi, Kebersihan, Keteraturan, Damai, menyejukkan, spiritualitas, kontemplasi, misteri, dan kesabaran. Banyak digunakan sebagai warna pada logo Bank di
28
Amerika Serikat untuk memberikan kesan tenang, terpercaya, ilmu dan wawasan. Warna ini sangat baik untuk menumbuhkan loyalitas konsumen. Bank‐bank banyak menggunakan warna biru sebagai warna dominannya, demikian juga pendidikan. Hijau Respon Psikologi adalah Alami, Sehat, Keberuntungan, Pembaharuan, pertumbuhan, kesuburan, harmoni, optimisme, kebebasan, dan keseimbangan. Warna Hijau tidak terlalu ’sukses’ untuk ukuran Global. Di Cina dan Perancis, kemasan dengan warna Hijau tidak begitu mendapat sambutan. Tetapi di Timur Tengah, warna Hijau sangat disukai. Banyak produk yang menekankan kealamian produk menggunakan warna ini sebagai pilihan. Untuk perusahaan‐ perusahaan yang berhubungan dengan eksplorasi alam, warna hijau banyak dipakai untuk menegaskan bahwa perusahannya berwawasan lingkungan. Warna ini termasuk yang sedang ngetren dan akan banyak dipakai khususnya dengan kampanye yang berhubungan dengan lingkungan. Kemasan deterjen juga tidak sedikit yang menggunakan warna hijau. Ungu atau Jingga Respon Psikologi adalah Spiritual, Misteri, Kebangsawanan, Transformasi, Kekasaran, Keangkuhan, Ramah, Romantis, dan Mandiri. Warna Ungu sangat jarang ditemui di alam. Ungu adalah capuran warna merah dan biru. Menggambarkan sikap ‘gempuran’ keras yang dilambangkan dengan warna biru. Perpaduan antara keintiman dan erotis atau menjurus ke pengertian yang dalam dan peka. Bersifat kurang teliti namun penuh harapan. Coklat Respon Psikologi: Tanah/Bumi, Reliability, Comfort, Daya Tahan, Stabilitas, Bobot, Kestabilan dan Keanggunan. Kemasan makanan di Amerika sering memakai warna Coklat dan sangat sukses, tetapi di Kolumbia, warna Coklat untuk kemasan kurang begitu membawa hasil.
29
Hitam Respon Psikologi: Ketakutan, Power, Kecanggihan, Kematian, Misteri, Seksualitas, Kesedihan, Keanggunan, dan Independen, Berwibawa, Penyendiri, Disiplin, dan Berkemauan keras. Melambangkan kematian dan kesedihan di budaya Barat. Sebagai warna Kemasan, Hitam melambangakan Keanggunan (Elegance), Kemakmuran (Wealth) dan Kecanggihan (Sopiscated). Menunjukkan hal yang tegas, elegan, dan eksklusif. Juga bisa mengandung makna rahasia. Seperti ketika saya memilih warna dominan hitam pada Rahasia Blogging.warnatersebut sangat mendukung kata “rahasia” yang ingin saya tekankan. Kalau untuk warna mobil, biasanya mobil berwarna hitam lebih mahal daripada mobil berwarna lain. Putih Warna suci dan bersih, natural, kosong, tak berwarna, netral, awal baru, kemurnian dan kesucian Warna yang sangat bisa dipadukan dengan warna apapun. Warna putih di situs web banyak dipakai sebagai warna background teks hitam. Sebab pengunjung akan lebih mudah untuk membacanya. Abu‐Abu Respon Psikologi: Intelek, Masa Depan (kayak warna Milenium),Kesederhanaan, Kesedihan. 3.1.2. Arti Sebuah Garis pada Desain Pengertian garis adalah benda dua dimensi tipis memanjang dan mendefinisikan garis sebagai sekumpulan titik yang bila dideretkan maka dimensi panjangnya akan tampak menonjol dan sosoknya disebut dengan garis. Terbentuknya garis merupakan gerakan dari suatu titik yang membekaskan jejaknya sehingga terbentuk suatu goresan. Untuk menimbulkan bekas, biasa mempergunakan pensil, pena, kuas dan lain‐lain. Bagi senirupa garis memiliki fungsi yang fundamental, sehingga diibaratkan jantungnya senirupa. Garis
30
sering pula disebut dengan kontur, sebuah kata yang samar dan jarang dipergunakan. Pentingnya garis sebagai elemen senirupa, sudah terlihat sejak dahulu kala. Nenek moyang manusia jaman dulu, menggunakan garis ini sebagai media ekspresi senirupa di gua‐gua. Mereka menggunakan garis ini untuk membentuk obyek‐obyek ritual mereka. Sebagai contoh adalah lukisan di dinding gua Lascaux di Prancis, Leang‐leang di Sulawesi, Altamira di Spanyol dan masih banyak lainnya. Selain berupa lukisan, nenek moyang manusia juga menggunakan garis sebagai media komunikasi, seperti huruf paku peninggalan bangsa Phoenicia (abad 12 – 10 SM) yang berupa goresan‐goresan.Disamping potensi garis sebagai pembentuk kontur, garis merupakan elemen untuk mengungkapkan gerak dan bentuk. Baik bentuk dua dimensi maupun tiga dimensi. Suasana Dalam Garis Dalam hubungannya sebagai elemen senirupa, garis memiliki kemampuan untuk mengungkapkan suasana. Suasana yang tercipta dari sebuah garis terjadi karena proses stimulasi dari bentuk‐bentuk sederhana yang sering kita lihat di sekitar kita, yang terwakili dari bentuk garis tersebut. Sebagai contoh adalah bila kita melihat garis berbentuk ‘S’, atau yang sering disebut ‘line of beauty’ maka kita akan merasakan sesuatu yang lembut, halus dan gemulai. Perasaan ini terjadi karena ingatan kita mengasosiasikannya dengan bentuk‐ bentuk yang dominan dengan bentuk lengkung seperti penari atau gerak ombak di laut. Beberapa jenis garis beserta suasana yang ditimbulkannya seperti, garis lurus mengesankan kekuatan, arah dan perlawanan. Garis lengkung mengesankan keanggunan, gerakan, pertumbuhan. Berikut kami saijkan beberapa jenis garis beserta asosiasi yang ditimbulkannya :
31
Horizontal : Memberi sugesti ketenangan atau hal yang tak bergerak Vertikal : Stabilitas, kekuatan atau kemegahan. Diagional : Tidak stabil, sesuatu yang bergerak atau dinamika. Lengkung S : Grace, keanggunan. Zig‐zag : Bergairah, semangat, dinamika atau gerak cepat. Bending up right : Sedih, lesu atau kedukaan. Diminishing Perspective : Adanya jarak, kejauhan, kerinduan dan sebagainya. Concentric Arcs : Perluasan, gerakan mengembang, kegembiraan dsb. Pyramide : Stabil, megah, kuat atau kekuatan yang masif. Conflicting Diagonal : Peperangan, konflik, kebencian dan kebingungan. Spiral : Kelahiran atau generative forces. Rhytmic horizontals : Malas, ketenangan yang menyenangkan. Upward Swirls : Semangat menyala, berkobar‐kobar, hasrat yang tumbuh. Upward Spray : Pertumbuhan, spontanitas, idealisme. Inverted Perspective : Keluasan tak terbatas, kebebasan mutlak, pelebaran tak terhalang. Water Fall : Air terjun, penurunan yang berirama, gaya berat. Rounded Archs : Lengkung bulat mengesankan kekokohan. Rhytmic Curves : Lemah gemulai, keriangan. Gothic Archs : Kepercayaan dan religius. Radiation Lines : Pemusatan, peletupan atau letusan. 3.5.
Jenis‐jenis Huruf
1. Roman Ciri dari huruf ini adalah memiliki sirip/kaki/serif yang berbentuk lancip pada ujungnya. Huruf Roman memiliki ketebalan dan ketipisan yang kontras pada garis‐garis hurufnya. Kesan yang ditimbulkan adalah klasik, anggun, lemah gemulai dan feminin.
32
2. Egyptian Adalah jenis huruf yang memiliki ciri kaki/sirip/serif yang berbentuk persegi seperti papan dengan ketebalan yang sama atau hampir sama. Kesan yang ditimbulakn adalah kokoh, kuat, kekar dan stabil. 3. Sans Serif Pengertian San Serif adalah tanpa sirip/serif, jadi huruf jenis ini tidak memiliki sirip pada ujung hurufnya dan memiliki ketebalan huruf yang sama atau hampir sama. Kesan yang ditimbulkan oleh huruf jenis ini adalah modern, kontemporer dan efisien. 4. Script Huruf Script menyerupai goresan tangan yang dikerjakan dengan pena, kuas atau pensil tajam dan biasanya miring ke kanan. Kesan yang ditimbulkannya adalah sifast pribadi dan akrab. 5. Miscellaneous Huruf jenis ini merupakan pengembangan dari bentuk‐bentuk yang sudah ada. Ditambah hiasan dan ornamen, atau garis‐garis dekoratif. Kesan yang dimiliki adalah dekoratif dan ornamental. Dalam pemilihan jenis huruf, yang senantiasa harus diperhatikan adalah karakter produk yang akan ditonjolkan dan juga karakter segmen pasarnya. Seperti misalnya pada produk minyak wangi untuk wanita jarang yang menggunakan jenis huruf Egyptian karena berkesan kuat dan keras dan biasanya mempergunakan jenis huruf Roman yang bernuansa klasik dan lembut sehingga cocok dengan karakter minyak wangi dan wanita.
33
3.6. Macam‐Macam Basis Desain Desain grafis memiliki beberapa macam basis karya dengan melihat komposisi elemen‐elemen yang terdapat dalam karya tersebut, diantaranya adalah: 1. Desain berbasis Image Desainer membangun image yang merupakan representasi dari gagasan pribadinya atau client bisnisnya. Image sangat kuat untuk dipercaya dan merupakan alat komunikasi yang dapat mempengaruhi, mampu menyampaikan tidak hanya informasi tetapi juga suasana hati dan emosi. Orang akan bereaksi terhadap image secara instinktif berdasar pada kepribadian mereka, asosiastif berdasarkan lingkunganya, dan experientatif akibat pengalaman sebelumnya. Image diambil dengan berbagai cara dan teknik yang disesuaikan dengan kebutuhan aplikasi dan media. Di dalam Desain berbasis Image, hal utama yang harus diperhatikan seorang desainer adalah memahami bahwa image‐image yang diekspose harus membawa keseluruhan pesan, untuk itu terkadang desainer memberi sedikit teks untuk bantuan. Karena setiap image yang tampil merupakan bahasa yang harus disampaikan, maka pada sebuah proses eksekusi sebuah image, seorang desainer juga harus memahami bagaimana pentingnya memanajemen kepekaan terhadap calon penerima pesan, sehingga desainer tidak membabi buta dengan mengandalkan selera estetisnya belaka dalam menampilkan image tersebut. Maka, arah dari maksud tersebut harus dapat tersampaikan dengan image yang dieksekusi oleh desainer. 2. Desain berbasis Type Dalam beberapa hal, para desainer bersandar pada teks untuk menyampaikan suatu pesan, tetapi mereka menggunakan kata‐kata dengan cara yang berbeda dari tatacara yang biasa dilakukan oleh para penulis. Bagi
34
para desainer, mereka melihat visual teks adalah sama pentingnya seperti maksud atau arti dari teks itu sendiri. Format visual teks, baik tipography yang dicetak atau penulisan buatan tangan, memiliki fungsi yang sama yaitu untuk melaksanakan fungsi komunikasi dan seorang desainer pasti sadar bahwa keberadaaan teks harus memiliki fungsi readibility/keterbacaan. Teks juga dapat menghentikan perhatian pada suatu maksud tertentu dan mengidentifikasi sebuah makna pada suatu tampilan visual. Namun keterbacaan teks akan diolah oleh desainer tidak hanya mengandalkan arti sebuah teks secara leksikal saja atau hanya sesuai dengan tata bahasa saja , tapi juga menyebutkan maksud atas peranan teks itu sendiri secara fisik. Hampir semua desainer sepakat bahwa penggunaan teks sebagai sebuah tampilan visual dengan tanpa mengabaikan fungsi keterbacaan adalah penting. Mari kita perhatikan pada suatu “halaman umum” yang didalamnya tercetak sebuah teks. 3. Desain berbasis Image dan Type Para desainer sering mengkombinasikan antara tipography dan image untuk mengkomunikasikan satu pesan pada audience. Eksplorasi dengan berbagai kemungkinan kreatif yang dipresentasikan dalam kombinasi tipography (teks dan sebagainya) dan image (fotografi, ilustrasi, dan seni rupa), bertujuan memberi tampilan serta informasi yang lengkap. Sehingga para desainer tidak hanya menciptakan kesesuaian antara ‘letterforms’ dan image belaka tetapi juga untuk menetapkan keseimbangan terbaik diantara keduanya. Desain berbasis Simbol, Logo dan Logotype Simbols dan logo adalah hal yang spesial, berbentuk informasi yang sangat ringkas dan berfungsi sebagai ‘identifers’. Simbol adalah reperentasi abstrak dari gagasan atau identitas tertentu. Logo adalah visual dalam format simbolis yang berfungsi mewakili konsep‐konsep atau kelompok tertentu. Logotypes adalah identifikasi‐ identifikasi baik konsep maupun kelompok yang visualnya didasarkan pada suatu deretan kata atau teks yang dirangkai khusus. Beberapa identitas merupakan ‘hybrid’ atau kombinasi antara logotypes dengan simbol.
35
Dalam menciptakan ‘identifiers’, desainer akan menetapkan sebuah visual yang jelas dan sesuai dengan visi dan misi sebuah korporasi, kelompok, konsep atau gagasan sehingga terwakili dan sesuai dengan masing‐masing tujuannya. Sumber Pesan dan Audience Pada suatu pihak, sebuah sumber pesan terkadang terlalu dekat dengan isi pesan itu sendiri, tentunya mengandung unsur subyektifitas yang sangat tinggi, sehingga perlu dicari cara untuk dapat memperkenalkan dan memahamkan pesan‐pesan tersebut. Audience, pada sisi lain, adalah sebuah komunitas kompleks, yang sangat luas dan memiliki macam ragam karakter. Hal itu berdampak langsung dengan bagaimana cara atau mekanisme dalam mengkomunikasi pesan‐pesan tersebut. Lebih dari itu, pada umumnya sukar untuk membuat audience menjadi bagian dari proses komunikasi. Berbeda dengan sumber pesan dan audience, para desainer grafis belajar bagaimana cara membangun sebuah pesan dan bagaimana cara menyajikan itu dengan sukses dan baik. Karena para desainer grafis adalah mata rantai diantara sumber pesan dan audience, mereka memiliki dua sisi pekerjaan yang harus dilakukan. Pertama, mereka bekerja dengan sumber pesan (dalam hal ini adalah client) untuk memahami isi dan tujuan pesan. Kedua, bekerja sama dengan peneliti‐peneliti pasar dan spesialis‐spesialis lain bahkan dengan kondisi riil dari masyarakat untuk memahami sifat alami para audience.
36
BAB IV MATERI KERJA PRAKTEK 4.1. Proses Pengerjaan 4.1.1. Sketsa
secara umum sketsa dikenal sebagai bagan atau rencana bagi sebuah
gambar. Dalam pengertian itu, sketsa lebih merupakan gambar kasar, bersifat sementara, baik di atas kertas maupun di atas kanvas, dengan tujuan untuk dikerjakan lebih lanjut sebagai lukisan. Mengingat sederhana penampilannya, sketsa lebih merupakan “persiapan” dari lukisan yang akan datang. Dalam sketsa terdapat keinginan pembuatnya untuk merekam kejadian atau objek yang dilihat sebagai momen yang menarik perhatian penggambarnya. Sketsa mungkin dibuat untuk memenuhi kebutuhan sebagai latihan, main‐main, atau
semacam
ungkapan
pribadi.
Dalam
hal
yang
terakhir,karya
sketsa dipandang setara dengan lukisan. Garis dalam Sketsa
Simbol dasar dari semua gambar adalah garis. Garis menentukan
batas‐batas ruang, membentuk isi, menghasilkan susunan dan meng hubungkan bentuk abjad dan angka. Garis kerja dalam gambar rencana dan potongan harus tajam dan padat, dengan lebar yang sama dan nilai yang tetap. Ada lima jenis garis dasar : titik‐titik, garis pendek, garis panjang, garis ekstra panjang dan garis menerus. Macam‐macam garis adalah sebagai berikut: Garis Tebal Garis tebal disebut juga garis gambar. Kegunaannya, mengambar apa yang terlihat, dan apa yang tampak. Garis tepi atau garis batas suatu gambar. Garis Tipis Kegunaannya, sebagai penolong atau garis untuk ukuran.
37
Garis Putus‐putus Singkat Kegunaannya adalah untuk menggambarkan bagian yang akan dibuang, dibongkar, atau menggambarkan bagian yang akan diperluas. GaGaris Putus‐titik/Sumbu Kegunaannya sebagai garis sumbu, penunjuk tempat penampang, batas lukisan bila sebagian benda yang dilukis dihilangkan. Garis Titik‐titik/Putus‐putus Kegunaannya adalah untuk menggambarkan bagian yang tidak dapat dilihat, karena letaknya dibelakang pandangan/tampak. Proses penentuan sketsa yang akan di kerjakan sebagai proyek yang nantinya akan dibuat digital dan digunakan pada stationary. Pada buku membuat sketsa dan tulisan dan mengatur letak posisi tulisan dan gambar. Sketsa yang telah dibuat akan direvisi kepada client untuk meminta persetujuan bahwa sketsa yang dibuat akan diberi warna secara manual.
38
4.1.2. Proses Digital Pembuatan digital dilakukan dengan cara memfoto atau scanner sketsa yang telah dibuat. proses yang dilakukan dengan cara memvectorkan sketsa di progam dan memisahkan bagian‐bagian yang akan diberi warna yang berbeda. buku dan corporate identity No
Gambar
Penjelasan
1
Membuat sketsa pada logo dan memberikaikan GSM (Grite System) pada logo unutk memperdetail rincian logo
2
sesuai pada tulisan
Pemberian warna pada logo dan memberian warna yang
3
Desain
yang
dibuat
menggunakan sketsa digital
39
4
Pewarnaan yang digunakan berdasarkan keinginan klein
yang
hijau
menggambil
tema
Sketsa ini menggunakan
berapa tata letak sesuai
5
dengan standar kartu nama
6 Pewarnaan
disesuaikan
dengan konsep pada semua buku dan logo
40
4.1.3. Proses Editing Buku CORPORATE IDENTITY Logo
41
Kartu nama 4.2.4. Hasil Pewarnaan Nama File: Metode Al‐Muyassar Ukuran File : 23.3 MB Posisi : Cover Buku 42
Nama File: MSQ Ukuran File : 1.82 MBPosisi : Logo
Nama File: MSQ Ukuran File : 1.82 MB Posisi : Logo
43
Proses editing menggunakan software Adobe photoshop cs 5, corel draw x4, Adobi illustrator cs 5. Lama pengerjaannya tergantung kerumitan dari proses desain sketsa dan proses pewarnaan pada sketsa, sebelum di beri warna sketsa di pen menjadi sebuah garis vactor lalu diberi warna. Setelah semua proses editing di periksa kembali, dan dinyatakan sesuai dengan pola sketsa dan pewarnaan telah selesai maka gambar yang sudah jadi di simpan kedalam format mentahan aslinya. Agar menghasilkan gambar yang bagus proses cetak menggunakan resolusi tinggi.
44
Salah satu contoh buku yang sedang dikerjakan untuk bahan pembelajaran kepada anak‐anak yang ingin mempelajari ilmu Al‐Quran.
45
46
4.2.1 Skema Proses Cetak Editing
Image Assembly (Pengaturan gambar)
Platemaking (Pembuatan Plat)/Film
Printing Presses (Mesin Pencetak) / Mencetak finishing
penjepretan (stapling)
Proses penjahitan
pengeleman halaman ke punggung
xerography (fotocopi)
47
BAB V PENUTUP 1.1.
Kesimpulan Dalam uraian yang telah dijelaskan pada bab‐bab sebelumnya maka dapat
disimpulkan sebagai berikut: 1. Pembuatan buku dan corporate identity adalah sebuah tuntutan dari client untuk memebuat suatu organisasi dan memperkenalkannya melalui media bublikasi 2. Pemberikan penyampain berita secara visual kepada semua lapisan masyarakat melalui corporate identity 3. Menjelaskan proses pembuatan buku dan corporate identity 1.2. Saran Saya sebagai penulis menyadari bahwa karya tulis ini memiliki banyak sekali kekurangan, sehingga Saya sebagai penulis mengharapkan semua kritik dan saran yang membangun. Sekian dulu tulisan Saya ini semoga bermanfaat terima kasih.
48
LAMPIRAN
49
50