BAB
I
PENDAHULHAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam
pembukaan
dicantumkan
adalah
bidang
Sistem
kesejahteraan
umum
secara
bangsa
dan
Untuk mewujudkan
cita-cita
pendidikan
memegang peranan
penting.
satu
usaha yang ditempuh dalam
Indonesia
tersebut,
bidang
melalui Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989
Pendidikan Nasional adalah :
jelas
mencerdaskan
bangsa.
Salah
didikan
1945
bahwa salah satu cita-cita
memajukan
kehidupan
Undang-Undang
Pendidikan
pen
tentang
nasional
berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka
upaya
mewujudkan
tujuan nasional (pasal 3).
Salah
satu
konsiderans Undang-undang tersebut dikatakan :
"Pembangunan nasional di bidang pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia dalam perwujudan masyarakat warganya mengembangkan diri baik berkenaan dengan
aspek jasmaniah maupun rohaniah berdasarkan
Pancasila
dan Undang-undang 1945".
Makna sebut kaitan
yang tekandung dalam tujuan
pendidikan
adalah ingin mewujudkan misi pendidikan erat
dengan pembinaan sumber
daya
ter
yang
ber-
manusia
yang
berkualitas. Apabila dinilai dari keberhasilan dan
perwu-
judan potensi yang dimiliki,
manusia itu memberikan
kons-
tribusi bermakna bagi dirinya dan masyarakat sekitarnya. Upaya
mewujudkan
tujuan tersebut di
atas,
antara
lain dilakukan melalui peningkatan mutu pendidikan, pun pada dasarnya masalah pendidikan di Indonesia
dapi
mengha-
permasalahan. C.E Beebby (1966) mengungkapkan
kualitas
bahwa
dan kuantitas pendidikan merupakan suatu
yang dihadapi negara berkembang. kan
meski-
kualitas pendidikan,
Kendala dalam
dilema
meningkat
diantaranya karena masih
tasnya kemampuan guru di seluruh tanah air dalam
terba-
berbagai
aspek.
Di perubahan
pihak lain, pembangunan yang
terjadi
sosial yang semakin cepat,
yang proses
mengalami perkem-
bangannya dipengaruhi oleh norma dan nilai budaya masyara kat.
Soepardjo Adikusomo (1989 : 42) mengatakan bahwa : "Perubahan
sosial di daerah
pedesaan
memperlihatkan
ciri-cirinya yaitu di satu pihak bergerak linier
oleh
dorongan survival nilai budaya tradisional, di lain pihak telah dicapai tingkat majunya perkembangan masyarakat desa dalam pengetahuan yang diperoleh dari usaha pendidikan dan usaha-usaha lain, seperti oleh media massa dan
komunikasi
massa".
Dari uraian dan kutipan di atas jelaslah bahwa perlu adanya pendidikan, dan latihan yang dapat membentuk untuk mau mengembangkan keterampilan, bentuk
sehingga dapat
manusia yang dapat berpikir terbuka
dan
sikap mem
memiliki
kesadaran selalu menggali potensi yang ada,
sesuai
dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini. Upaya
peningkatan mutu pendidikan mendapat
priori-
tas dalam GBHN 1988 yang menitikberatkan pada
peningkatan
mutu
Salah
setiap
jenjang
dan jenis
pendidikan.
pendidikan dalam jalur pendidikan adalah Sekolah
satu
Menengah
Atas (pasal 15). Peningkatan
mempunyai
kaitan
mutu pendidikan Sekolah
dengan
mutu
Menengah
pendidikan
selanjutnya yaitu Perguruan Tinggi.
pada
Atas
jenjang
Secara tidak
langsung
mempunyai kaitan juga dengan upaya peningkatan sumber daya manusia
yang dibutuhkan untuk pembangunan
nasional,
se
bagai tenaga kerja (menengah). Oleh karena itu, peningkat an
kualitas
perhatian
pengelolaan sekolah menengah
yang
serius,
terutama
dalam
harus
menjadi
usaha
melakukan
organisasi sekolah, kepala sekolah
menduduki
pembinaan kemampuan profisional guru. Dalam
posisi penting dalam menentukan kegiatan-kegiatan sekolah. Keberhasilan kegiatan pendidikan di sekolah sangat tergan-
tung pada upaya yang dilakukan kepala
sekolah. Engkoswara
(1987 : 43) mengatakan bahwa kegiatan yang dilakukan dalam pengelolaan
penyelenggaraan
pelaksanaan, yang
meliputi
sekolah
yaitu
dan pengawasan atau pembinaan manusia,
program
pendidikan
Perencanaan, sumber
daya,
atau
sumber
belajar dan fasilitas. Ketiga
kegiatan
administrasi
di
pendidikan,
atas
fungsi
pokok
yang satu sama lain tidak
dapat
dipisahkan dan harus dilaksanakan,
kepala
merupakan
sebagai tanggung
sekolah. Hal ini sesuai dengan PP 28
sebagai
jawab
Tahun
1990,
berikut : "Kepala sekolah bertanggung jawab
atas
penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan ketenaga kependidikan lainnya dan
pendayagunaan
serta pemeliharaan sarana dan prasarana."
Kepala tertinggi
dan
sekolah sebagai orang yang menduduki
di sekolah,
personil
kolah.
mempunyai tugas
posisi
mempengaruhi
lainnya dalam menggerakkan
organisasi
Hal ini dapat dimengerti karena guru merupakan
man behind the system program dan faktor kunci yang
menentukan keberhasilan pendidikan. Sehubungan dengan
guru
se the turut
hal
ini, Oteng Sutisna (1987 :109) mengemukakan bahwa : Kualitas program pendidikan bergantung tidak saja pada konsep-konsep program yang cerdas, tapi juga pada personil pengajar yang mempunyai kesanggupan dan keinginan untuk berprestasi. Tanpa personil yang cakap dan efektif, program pendidikan yang dibangun di atas konsep-konsep yang cerdas serta dirancang dengan teliti pun tidak dapat berhasil. Jadi jelaslah
kepala kan.
bahwa
personil, khususnya guru
sekolah merupakan patner yang tidak dapat Oleh
pengawas
karenanya
dibutuhkan
upaya
dan pihak-pihak lain untuk dapat
kepala
bagi
diabaisekolah,
membantu
guru
dalam
melaksanakan
kepada
tugasnya.
Dengan
adanya
diri guru, diharapkan pengelolaan
mengajar
perhatian
proses
belajar
sebagai kunci pelaksanaan pendidikan dapat
ter-
laksana dengan baik. Di samping itu, sosok guru yang mampu
berperan
sebagai
tokoh yang terpercaya
dapat
dijadikan
teladan dalam masyarakat.
Guru
berperan
sebagai
sebagai
teladan dalam masyarakat,
sosok tubuh yang cukup
karena
ideal,
berpen-
didikan khusus, berwibawa, berpengetahuan lebih dari
masyarakat,
berdedikasi pengabdian, dan mampu
keteladanan (Achmad Sanusi,
pada
memberikan
1990 : 20).
Dengan demikian, agar guru dapat melaksanakan
dan tanggun tanggung jawab penuh dedikasi, dapat aikan
ia
diri dengan laju pertumbuhan
tugas
menyesu-
ilmu pengetahuan
dan
arus informasi, dibutuhkan usaha kepala sekolah dan penga was untuk pengembangan profesionalnya.
Pengembangan
naga
pengajar
profesional atau profesionalisasi
harus merujuk
kepada
proses
peningkatan
kualitas kemampuan. Oteng Sutisna (1989 : 359)
kan
profesionalisasi ialah suatu proses
status
suatu pekerjaan
dari yang non profesi
sasi merupakan suatu proses
dinamis
yang
mengemuka-
perubahan
profesi ke arah profesi yang sungguh". Jadi
te-
dalam
atau
semu
profesionali terus
menerus
berkembang ke arah pencapaian kriteria profesi yang ideal.
;
Adapun ciri utama atau karakteristik suatu profesi berdasarkan hasil studi pengembangan model pendidikan profesional tenaga kependidikan adalah fungsi dan signifikansi sosial, keterampilan atau keahlian, pemerolehan keterampilan dengan menggunakan metode ilmiah, batang tubuh ilmu, masa pendidikan, aplikasi dan sosiolisasi nilai-nilai profesional, kode etik, kebebasan untuk memberikan judgement tanggung jawab profesional dan otonomi, pengakuan dan imbalan yang layak (Achmad Sanusi, 1991 : 20).
Pengembangan dalam
pendidikan,
kemampuan profesional guru karena guru sebagai manusia
kikatnya memiliki potensi dan kebutuhan untuk kan
diperlukan pada
ha-
mengembang
dan merealisasikan dirinya. Dengan perkembangan
ilmu
pengetahuan dan teknologi guru dituntut untuk melaksanakan pekerjaan onal,
secara profesional. Dengan
diharapkan
kemampuan
tujuan pendidikan di
Sekolah
profesi Menengah
Atas dapat terlaksana secara efektif.
Dengan terlaksana
demikian, agar tujuan Sekolah Menengah secara
efektif, maka kepala
sekolah
Atas
sebagai
penanggung jawab tertinggi di sekolah, hendaknya mengelola usaha
sional.
pembinaan kemampuan profesional guru secara
Fakry
Gaffar, dkk.
(1991) dalam
makalah
profe
Dampak
Globalisasi Terhadap Pemantapan Penyelenggaraan Pendidikan
Indonesia dalam Bangkajang Kedua menjelaskan,
jika
pendi
dikan dianggap sebagai suatu investasi nasional untuk masa
depan
bangsa,
maka perlu ditangani
secara
profesional.
Manajemen pendidikan sebagai alat untuk pencapaian
tujuan
pendidikan
nasional
memerlukan
dukungan
teknologi
dan
pengelolaan secara profesional.
Dalam
hendaknya
melakukan berbagai kegiatan,
melaksanakan
fungsi-fungsi
kepala
sekolah
administrasi
didikan. A.O.B Situmorang (1990) menyatakan bahwa,
pen kepala
sekolah mempunyai lima fungsi.
Empat dari aspek fungsional tersebut berlangsung dalam lingkungan organisasi yang bersangkutan, sedangkan yang kelima itu memerlukan kemampuan untuk mengembang kan interaksi positif dengan masyarakat sekitar. Empat pertama itu sendiri penyediaan ketenagaan (staffing) dan pembinaannya (personnel development), pelayanan kesiswaan atau kemuridan (pupil personnel service), pengembangan program dan pengelolaan gedung, juga meliputi pembiayaan dan pemeliharaannya. Sedangkan fungsi ke lima adalah hubungan sekolah dan masyarakat.
Demikian pula Castetter (1981 :48) menjelaskan garis fungsi dan tanggung jawab kepala
besar berikut
sekolah,
sebagai
:
a. Program layanan
pendidikan; meliputi struktur tujuan, pe kurikulum, pengajaran, pelayanan murid,
pelayanan staf dan
informasi.
b. Dukungan logistik, meliputi
pembiayaan
fasilitas,
keamanan, pelayanan dan informasi. c. Personil; meliputi perencanaan, rekruitmen,
si,
penilaian, pembinaan, kompensasi,
keamanan,
selek-
bargaining,
kesejahteraan, perawatan dan informasi.
d. Perencanaan; meliputi rencana strategis, rencana pengembangan, rencana pelaksanaan, rencana proyek dan
informasi.
e. Hubungan eksternal; meliputi hubungan dengan merintah pusat dan daerah, hubungan masyarakat
pedan
informasi.
Bila
lakukan
diperhatikan fungsi kepala sekolah
dalam
tanggung jawab di sekolah, maka peningkatan
me
mutu
8 i
pendidikan Sekolah Menengah Atas, dipengaruhi oleh gai
pengelolaan
kegiatan yang dilakukan
dalam keseluruhan kegiatan.
pendidikan sekolah
kepala
di sekolah ditentukan oleh sejauh mana
secara efektif dan
Selain
profesional
pengelolaan
kepala
sekolah,
tugas
kemampuan
guru juga dilakukan oleh pengawas.
Pembinaan
hendaknya
dapat
membantu
memecahkan
guru dalam pelaksanaan tugas.
diberikan pengawas merupakan
katan
personil
pembinaan
profesional guru yang diberikan
operasional
kepala
efisien.
kemampuan
yang
sekolah
Salah satu keberhasilan proses
melaksanakan fungsi-fungsi
dihadapi
berba-
oleh
permasalahan Pembinaan
pengendalian
pendidikan di sekolah sebagai
mutu pendidikan dengan cara
pengawas
teknis kegiatan
upaya
pemantauan,
yang
pening penilaian
dan perbaikan pelaksanaan dengan tujuan untuk meningkatkan
kemampuan dan keterampilan profesional guru.
Untuk
mewujudkan
personil yang
benar-benar
mampu
beradaptasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
tek
nologi
para
serta
arus
globalisasi
dalam
masyarakat,
kepala sekolah hendaknya melakukan usaha pembinaan
kemam
puan profesional guru secara sistimatis dan terprogram.
Demikian pula pengawas Dikmenum selaku patner kepala sekolah
dalam membantu sekolah mencapai
tujuan
dapat memberikan bantuan, baik berupa pengetahuan,
sekolah, keter-
ampilan tugas,
maupun
dorongan kepada guru
sehingga guru
dalam
melaksanakan
lebih profesional dalam
melaksanakan
tugas, dan mampu menyelesaikan berbagai masalah.
Dalam
pelaksanaan tugas guru,
tampaknya
rasakan sejumlah masalah dan hambatan.
usaha
masih
Hal ini
disebabkan
melaksanakan pembinaan kemampuan profesional
menyangkut
pleks. Aspek-aspek tersebut antara lain kompetensi
pembinaan, dana,
guru,
berbagai aspek yang saling berkaitan dan
sekolah dalam hal pembinaan,
kom-
kepala
kompetensi pengawas dalam hal
usaha yang diberikan kepala sekolah dalam
kesempatan,
di-
fasilitas,
kondisi
sekolah,
hal
kualitas
para guru, motivasi yang dapat meningkatkan semangat, niat dari
para
sosial
guru,
budaya,
kait.
Kemudian,
sekolah
faktor
geografis,
potensi
masyarakat,
informasi dan keikutsertaan instansi
aspek
yang
perlu
diperhatikan
ter-
kepala
selain aspek-aspek yang telah disebutkan di
atas
adalah aspek pemahaman tentang kode etik atau etika profe sional .
Dalam kaitannya dengan permasalahan di atas, dirasa-
kan
bahwa usaha pembinaan kemampuan profesional
terhadap
diri guru merupakan hal yang penting dilakukan oleh setiap kepala
sekolah.
melaksanakan
Dengan pembinaan diharapkan
tugas
dengan baik, dan
mampu
guru
dapat
menyesuaikan
diri dengan perkembangan yang terjadi dalam era informasi,
10
yang pada akhirnya dapat mencapai tujuan sekolah khususnya dan tujuan nasional umumnya. Oleh karena itu,
naan
kemampuan profesional guru harus
utama
usaha pembi
menjadi
perhatian
kepala sekolah, pengawas dan pihak-pihak yang
ter-
libat dalam bidang pendidikan.
Upaya pembinaan kemampuan profesional guru di
Seko
lah
Menengah Atas dilakukan melalui usaha kepala
sekolah
dan
pengawas dalam mengembangkan tenaga pengajar
(guru).
Usaha-usaha tersebut antara lain pengadaan, pengalokasian, dan
pemberian dana,
kesempatan,
fasilitas, dan
pemberian
motivasi, sehingga guru mendapat pengetahuan dan
keteram
pilan
melalui bantuan tersebut dengan ikut sertanya
dalam
berbagai
kegiatan seperti
:
guru
penataran-penataran,
pertemuan-pertemuan ilmiah, diskusi dan sebagainya.
Untuk
satu
usaha
yang harus dilakukan kepala sekolah adalah menjalin
kerja
sama.
mewujudkan
usaha di atas, salah
Misalnya kerja sama dengan BP3,
tokoh-tokoh
masya
rakat, dan instansi-instansi yang ada di dalam
lingkungan
sekolah.
memberikan
Kerja sama tersebut diharapkan dapat
partisipasi sekolah
kepada kepala sekolah dalam
umumnya, dan membina kemampuan
khususnya.
usaha
mengelola
profesional
Pengawas sebagai personal yang
bertugas
bantu sekolah hendaknya dapat membantu kepala sekolah guru
dalam
menambah pengetahuan dan
keterampilan
guru
mem dan serta
11
motivasi
yang
dapat meningkatkan semangat
kerja,
melakukan berbagai kegiatan, yang dapat mendukung
minat
tercip-
tanya kemampuan profesional guru.
Kerja
sama
antara kepala sekolah
dengan
dalam hal pembinaan kemampuan profesional guru,
pengawas
hendaknya
didasarkan pada tujuan peningkatan kemampuan tenaga kepen didikan yang mampu melaksanakan tugas. Walaupun tugas yang
diemban
oleh
kedua
personil
tersebut
mempunyai
ruang
lingkup tugas yang berbeda, akan tetapi, dalam pelaksanaan pembinaan yang
kemampuan
profesional
sama yaitu menciptakan
guru
tenaga
mempunyai
tugas
kependidikan
yang
Beberapa isue permasalahan, sehubungan dengan
usaha
profesional.
B.
Permasalahan
1.
Identifikasi Masalah
peningkatan guru
mutu melalui pembinaan kemampuan
profesional
Sekolah Menengah Atas Negeri di Perwakilan
Kabupaten kepala
Daerah
Simeulue
Aceh Barat, dikelompokkan atas isu pihak sekolah,
dan
pengawas,
tokoh-tokoh
Kakandepdikbud,
masyarakat.
guru,
Pemerintah
Masalah
ini
dapat
diuraikan sebagai berikut :
1) Kurangnya kesempatan guru
dapat
mengembangkan diri. Hal
mengurangi kemauan diri guru untuk
ini
meningkatkan
12
kemampuannya
dalam
melaksanakan
tugas.
mengajar
bidang studi yang tidak sesuai
belakang
pendidikannya,
rangkap.
Banyak
mengikuti
atau
sering
guru yang tidak
berbagai
Banyak dengan
latar
terjadi
mendapat
penataran dan latihan
guru
tugas
kesempatan yang
dapat
memberikan pengetahuan dan keterampilan.
2) Rendahnya
tingkat
pendidikan
Hal
dapat
masyarakat.
ini
kemampuan masyarakat
jar
pada
siswa
dan
kemampuan
mengurangi
ekonomi
hasrat
atau
dalam memberikan fasilitas
bela-
dan bantuan
atau
dukungan
terhadap
peningkatan pendidikan di sekolah.
3) Kurangnya fasilitas sekolah. Hal ini menyebabkan kepala sekolah lebih banyak menitikberatkan kegiatan pendidik an pada pembenahan fisik sekolah dan pelaksanaan
admi
nistrasi sekolah.
4) Faktor
geografis, dimana
letak
sekolah
membutuhkan
transportasi dan waktu untuk sampai ke daerah lain,
ke
tingkat II, maupun ke tingkat I. Ditambah lagi hubungan antara
satu
kecamatan
dengan
kecamatan
lain
lebih
banyak dilalui dengan transportasi laut. 5) Belum
adanya
pengawas
yang
berdomisili di ibu
kota
kabupaten maupun di ibu kota Perwakilan Simeulue.
Berdasarkan isue-isue yang dikemukakan di atas, maka kepala
sekolah
sebagai
penanggung
jawab
tertinggi
di
13
sekolah,
dan
personil
sekolah, khususnya guru, perlu
yang
orang' yang lebih tahu
serta
dekat
melakukan
dapat menunjang berkembangnya kemampuan
guru.
dengan usaha
profesional
Guru, sebagai manusia menghadapi berbagai
masalah,
baik dari keluarga, lingkungan, keadaan siswa, masyarakat, dan
arus globalisasi. Semua itu dapat
sanaan
mengganggu
tugasnya di sekolah. Pengawas sebagai
pelak
orang
yang
bertanggung jawab dalam membantu sekolah, dapat memberikan semangat,
kepada
pengetahuan
dan
keterampilan,
yang
pemecahan masalah kepala sekolah, baik
mengarah
yang
di
hadapi guru maupun personil lainnya sehingga dapat mening katkan kemampuan sasaran
profesionalnya.
penelitian
Sekolah
ini adalah SMA Negeri
yang di
menjadi Perwakilan
Simeulue Kabupaten Aceh Barat.
Pada tahun 1992/1993 di Perwakilan Simeulue
Kabupa
ten Aceh Barat terdapat dua SMA Negeri, yaitu di Kecamatan
Simeulue Timur dan Simeulue Tengah. Di tiga Kecamatan lagi terdapat
tiga
Simeulue
Barat,
Teupah SMA,
SMA
Swasta,
yaitu
berada
Kecamatan Simeulue Timur
di
Kecamatan
dan
Kecamatan
Selatan, sedangkan di Kecamatan Salang baik negeri maupun swasata. Data SMA
Simeulue
Kabupaten
tabel di bawah
ini.
Aceh Barat
dapat
di
tidak
ada
Perwakilan
digambarkan
dalam
14
Tabel
1.1
Data Jumlah SMA di Perwakilan Simeulue
Kabupaten Aceh Barat
1.
2. 3. 4. 5.
Simeulue Timur Simeulue Barat
1
Simuelue Tengah Salang Teupah Selatan
1
Sumber : Kantor
menengah
di
atas
Swasta 1 1
1
Depdikbud
Barat D.I.
Tabel
Negeri
Kecamatan
No.
Kabupaten
Aceh
Aceh.
menunjukkan
bahwa
jumlah
sekolah
atas negeri hanya dua buah. Ditinjau dari
letak
geografis kelima kecamatan yang ada di Perwakilan Simeulue Kabupaten ditempuh
Aceh Barat, antar kecamatan sangat sukar dalam
waktu
yang singkat,
karena
untuk
daerah
ini
dihubungkan dengan laut, yang sarana transportasinya masih kurang
memadai, dan suasana alam yang
Prasarana
transportasi
darat
masih
kurang dalam
menunjang. penggarapan,
angkutan umum di daerah ini baru dapat menempuh sejauh km
dari
banyak
pusat kota Perwakilan, sedangkan
berlubang
dan
jembatan
sering
kondisi
terputus
12
jalan
akibat
banjir. Jika
umumnya
dilihat dari keadaan ekonomi
tergolong
masyarakat
pada ekonomi menengah ke
bawah,
yang
maka
kebutuhan masyarakat akan sekolah menengah sebagai lembaga
yang mempersiapkan tenaga kerja tingkat menengah merupakan
15
suatu
hal yang perlu mendapatkan'perhatian
masyarakat
dapat
khusus,
menyekolahkan anaknya pada
SMA
agar sesuai
dengan k'emampuannya. Keberadaan kebutuhan
SMA Negeri yang belum memadai
masyarakat
akan pendidikan SMA
sedangkan
cukup
tinggi.
Tingginya hasrat untuk sekolah tersebut dapat dilihat dari
upaya masyarakat untuk menyelenggarakan.sekolah swasta daerah ini. rakat
Untuk lebih jelasnya mengenai keinginan masya
terhadap keberadaan SMA,
siswa yang ada di SMA Swasta, berikut
di
dapat dilihat dari
jumlah
seperti tergambar pada tabel
ini.
Tabel 1.2 Keadaan SMA Swasta di Perwakilan Simeulue
Kabupaten Aceh Barat
Sekolah dan No.
1.
2.
3.
Jumlah Siswa
Jumlah Guru
Status Guru
13
12
GTT
Menumpang
14
13
GTT
Menumpang
10
14
Kecamatan
SMA Teupah Jaya Teupah Selatan
I
II
8
9
SMA Swasta Simeulue Timur
20
SMA Mutiara Simeulue Barat
10
12
Status
Gedung
III
GT & GTT
Menumpang
Sumber : Kantor Depdikbud Kabupaten Aceh Barat
Dari data di atas tergambar bahwa jumlah siswa
pada
SMA Swasta rata-rata 30 orang, walaupun dalam keadaan yang
16
sangat
sederhana, dan tidak memiliki berbagai
Siswa-siswa
tetap
fasilitas.
melakukan kegiatan belajar
pada
tiap
hari.
Apabila kecamatan,
juga
menghasilkan ini
kita perhatikan SMA Negeri yang ada di masih jauh dari kelengkapan
yang
lulusan sekolah yang bermutu baik.
digambarkan
keadaan fisik SMA
Negeri
Di
dua dapat bawah
sinabang
dan
Kampung Aie.
Tabel
1.3
Keadaan fisik SMA Negeri Sinabang dan SMA Negeri Kampung Aie di Perwakilan Simelue Kabupaten Aceh Barat
Jml Ruang Kelas yang dimiliki
Sekolah
Baik
SMAN Sinabang
7
SMAN kampung Aie
6
Ruang Lab dan Ruang lain yang dimiliki
Rusak
Lab IPA
Pustaka
3
1
1
Sumber : Kantor Depdikbud Kabupaten Aceh Barat
Apabila
dilihat dari keadaan kelengkapan fisik
SMA
Negeri, maka keadaan tersebut masih jauh dari kesempurnaan dan kurang menunjang terlaksananya kegiatan belajar. Dalam
tabel
di
Perwakilan Negeri
atas
tergambar bahwa SMA Negeri
Simeulue Kabupaten Aceh Barat,
yang
ada
hanya satu
yang memiliki laboratarium IPA (meliputi
di SMA
biologi,
17
fisika, dan kimia), serta perpustakaan sekolah. SMA
Negeri
lainnya belum memiliki laboratarium
perpustakaan.Sebagaimana
hasilan
nya,
IPA
dijelaskan di muka bahwa
penyelenggaraan
didasarkan
Sedangkan
pendidikan
tidak
dan
keber-
semata-mata
pada kelengkapan fasilitas dan keadaan
siswa-
tetapi juga bagaimana pengelola proses belajar menga-
jarnya.
Sementara
itu
sekolah
menengah atas,
kunci
keberhasilan
pengelolaan
terutama terletak pada
kesuksesan
pelaksanaan pembina-pembina sekolah tersebut.
Berdasarkan pemikiran itulah maka penulis untuk
terdorong
mengkaji pembinaan kemampuan profesional guru
kepala
SMA
Negeri dan pengawas
di
Perwakilan
oleh
Simeulue
Kabupaten Aceh Barat.
2.
Runusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan di atas,
maka
berpijak
dalam melaksanakan penelitian
ini,
peneliti
pada PP RI No 29 Tahun 1990 Bab I Pasal
1
ayat
(2) menjelaskan pendidikan menengah umum adalah pendidikan
pada
jenjang pendidikan menengah yang
mengutamakan
per-
luasan pengetahuan dan peningkatan keterampilan siswa.
Bab
II pasal 2 menjelaskan pendidikan menengah, bertujuan :
1) Meningkatkan pengetahuan siswa untuk didikan
pada
jenjang
yang
lebih
melanjutkan tinggi
dan
pen untuk
18
mengembangkan huan,
diri sejalan perkembangan ilmu
pengeta
teknologi, dan kesenian.
2) Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam
mengadakan sambungan timbal balik
dengan
ling-
kungan sosial, budaya, dan alam sekitarnya. Sekolah
jenjang
Menengah
salah
pendidikan yang berfungsi sebagai unit
teknis pendidikan formal,
yang
Atas, yang merupakan
mencapai
tujuan tersebut, kepala
tertinggi dari organisasi sekolah
mengelola
kegiatan kepala
sekolah
sekolah
secara
antara
nasional.
sekolah
pengelola
kegiatan
pelaksana
harus dapat memberikan sumbangan
berarti bagi pencapaian tujuan pendidikan
Untuk
satu
sebagai
harus
keseluruhan.
lain
dapat Banyak
pembinaan
tenaga
kependidikan yang ada di sekolahnya. Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor
29 Tahun 1990 tentang pendidikan menengah Bab VI pasal ayat (1) disebutkan
14
:
Kepala sekolah dari sekolah menengah yang diselenggarakan oleh Pemerintah bertanggung jawab kepada Menteri atau
Menteri
lain yang
terkait atas penye-
lenggaraan : (1) kegiatan pendidikan; (2) administrasi sekolah; (3) pembinaan tenaga kependidikan lainnya; dan (4) pendayagunaan sarana dan prasarana.
Dalam pasal 25 ayat (6)
disebutkan bahwa :
"Penye-
lenggaraan sekolah menengah berkewajiban untuk menilai dan membina keseluruhan kegiatan pendidikan di bawah
naungan-
19
nya.
Berdasarkan disimpulkan
pengawas
trasi
bahwa
adalah
profesional
Peraturan
Pemerintah
salah satu tugas
membina
atau
di
atas,
kepala
sekolah
mengembangkan
dan
kemampuan
guru. Dalam pedoman penyelenggaraan
sekolah menengah disebutkan bahwa :
dapat
adminis
"Untuk
meman-
faatkan tenaga kerja yang tersedia sehingga menjadi tenaga yang
dapat
diadakan
berdaya guna dan berhasil
pembinaan
guna,
pegawai baik tenaga
maka
harus
edukatif
maupun
tenaga administrasi." (Depdikbud, 1989 : 164).
Pembinaan sesuai
dengan
dapat
dilakukan
dengan
berbagai
situasi dan kondisi daerah
serta
cara keadaan
sekolah. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1990 Bab
XIII
Pasal
ber-
ikut
32 ayat (1),(2), dan (3) menyebutkan
sebagai
:
1) Pengembangan meliputi perbaikan, perluasan, pendalaman, dan penyesuaian pendidikan melalui pening katan mutu baik penyelenggaraan kegiatan pendidik an maupun pencatatan penunjangnya.
2) Pada
sekolah
menengah dapat
dilakukan
gagasan baru yang diperlukan dalam bangan pendidikan menengah.
rangka
uji
coba
pengem
3) Kegiatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan dengan tidak mengurangi kelangsungan penyelenggaraan pendidikan pada sekolah menengah yang bersangkutan. (UUSPN, 1990 : 65).
Pelaksanaan
pembinaan
kemampuan
profesional
guru
Sekolah Menengah Atas Negeri Perwakilan Simeulue Kabupaten Aceh
Barat
merupakan
tanggung
jawab
kepala
sekolah,
20
baik selaku administrator, maupun selaku supervisor.
karenanya dalam
dituntut
meningkatkan
usaha kepala kemampuan
sekolah
profesional
dan
Oleh
pengawas
guru.
Dengan
usaha tersebut, diharapkan guru dapat meningkatkan
kemam
puan profesionalnya. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun
tentang
1989
Sistem Pendidikan Bab VIII pasal 33 dan Bab
pasal 47 ayat (1)
menjelaskan
XIII
:
1) Pengadaan dan pendayagunaan sumber daya pendidikan dilakukan oleh Pemerintah, masyarakat, dan/atau ke luarga peserta didik.
2) Masyarakat sebagai mitra
Pemerintah
berkesempatan
yang seluas-luasnya untuk berperan serta dalam penyelenggaraan pendidikan nasional. (UUSPN, 1990 : 205-208).
Berdasarkan atas,
maka
Sejauh
latar
belakang dan
fokus
rumusan masalah dalam penelitian
mana
pembinaan
masalah ini
kemampuan profesional
adalah
guru
dilakukan oleh kepala sekolah dan pengawas terhadap guru
SMA
Negeri di Perwakilan
Simeulue
di
Kabupaten
yang guruAceh
Barat?
Secara lebih rinci permasalahan tersebut
dirumuskan
dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1)
Bagaimana persepsi
kepala
sekolah
tentang
tugasnya
sebagai pembina kemampuan profesional guru di sekolah?
2)
Usaha apa yang dilakukan kepala sekolah dalam peranannya sebagai administrator dan supervisor sekolah untuk
21
meningkatkan kemampuan profesional guru?
3)
Kendala apa yang dihadapi kepala
sekolah dalam
binaan kemampuan profesional guru, dan cara
pem
bagaimana
yang ditempuh kepala sekolah?
4)
Kegiatan pembinaan profesional apa
yang
pengawas,
dihadapinya
dan
hambatan apa yang
dilaksanakan dalam
meningkatkan kemampuan profesional guru?
5)
Bagaimana persepsi guru tentang pembinaan
profesional
yang dilaksanakan kepala sekolah dan pengawas?
6)
Apa
kendala
tugasnya,
yang
dan
dihadapi
guru
dalam
kegiatan-kegiatan apa
pelaksanaan
yang
kepala sekolah dan pengawas dalam rangka
diberikan
meningkatkan
kemampuan profesionalnya?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Unun
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang usaha apa yang telah dilakukan kepala SMA Negeri dalam melaksanakan peranannya sebagai
adminis
trator dan supervisor pendidikan yang efektif di
sekolah,
dan
dalam membina kemampuan profesional guru,
dan
usaha
apa yang telah dilakukan pengawas sebagai supervisor dalam meningkatkan kemampuan profesional guru.
2. Tujuan Khusus
Bertitik tolak pada tujuan umum di atas,
khusus dalam penelitian ini adalah untuk
maka tujuan
mendeskripsikan,
menganalisis, dan mencari makna terhadap usaha-usaha dilakukan kepala sekolah sebagai administrator dan
visor
pendidikan, dan usaha pengawas
sebagai
yang super
supervisor
dalam melaksanakan program pembinaan kemampuan profesional
guru
SMA
Barat. adalah
1)
Negeri di Perwakilan
Simeulue
Hal-hal yang ingin dideskripsikan
Kabupaten dan
Aceh
dianalisis
:
Persepsi
kepala
sekolah
tentang
tugasnya
sebagai
pembina kemampuan profesional guru di sekolah.
2)
Usaha yang dilakukan kepala sekolah
dalam
peranannya
sebagai pembina kemampuan profesional guru.
3)
Kendala yang dihadapi kepala sekolah guru, dan cara
4)
yang
ditempuh
dalam
pembinaan
kepala sekolah.
Kegiatan pembinaan profesional yang dilaksanakan oleh pengawas dan hambatan yang dihadapi pengawas.
5)
Persepsi
guru
tentang
pembinaan
profesional
yang
dilaksanakan kepala sekolah dan pengawas.
6)
Kendala yang dihadapi guru untuk
melaksanakan
nya, dan kegiatan yang diberikan kepala sekolah
pengawas dalam rangka pembinaan profesionalnya.
tugas serta
D. Kegunaan Penelitian
Penelitian yang
ini
menggunakan
pendekatan
deskriptif
sasaran utamanya adalah usaha yang dilakukan
kepala
sekolah selaku administrator dan supervisor pendidikan sekolah
terutama
dalam hal
program
pembinaan
kemampuan profesional
guru
dapat
menyesuaikan diri
pengadaan
dengan
dan
di
pelaksanaan
guru,
sehingga
perkembangan
ilmu
pengetahuan dan teknologi. Kemudian untuk mengetahui usaha
pengawas
sebagai supervisor dalam meningkatkan
profesional
guru.
Masalah
punyai
pihak
di atas penting untuk diteliti karena
hubungan yang sangat erat dengan
profesional
dan
kemampuan
yang
dilakukan
kepala
usaha
pembinaan
sekolah
di
pengawas Kanwil Depdikbud D.I. Aceh
mem
di
satu
pihak
lain, selaku personil yang bertanggung jawab untuk memban tu sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan yang
Melalui usaha pengawas, diharapkan guru dapat
efektif.
menciptakan
situasi yang kondusif dalam pelaksanaan tugas.
Penelitian yang bersifat deskriptif ini dapat ungkapkan
makna-makna baru yang berguna bagi
meng
peningkatan
dan penyempurnaan kegiatan adminitrasi personil dan super visi pengajaran di sekolah, dalam bentuk pembinaan
sional
terhadap
guru-guru SMA Negeri.
Di
samping
profe
itu,
sebagai
masukan
bagi pihak yang
berwenang
dalam
usaha
meningkatkan dan mengembangkan kemampuan guru dalam pelak sanaan
tugas. Kegunaan penelitian ini dapat dilihat
dari
dua segi, yaitu kegunaan teoritis dan kegunaan praktis.
1. Kegunaan Teoritis
Dalam penelitian ini dikaji dan dianalisis laan
SMA
kepala
Negeri sebagai lembaga pendidikan
formal
sekolah. Pelaksanaan tugas kepala sekolah
administrator ditinjau
sebagai
terhadap
sehingga guru mampu mengembangkan kemampuan profesi-
sanakan pengawas Kanwil Depdikbud D.I.
pengetahuan untuk
dan keterampilan serta
meningkatkan
kemampuan
untuk
pengembangan
personil
dilak
Aceh dalam memberi
dorongan
kepada
profesional.
Dengan
demikian penelitian ini diharapkan dapat memberikan kan
dan
kesempatan,
nya. Selain itu, dapat diketahui pula program yang
guru
baik
dari segi pengadaan, pelaksanaan, pemberian
fasilitas, maupun segi teknis pemberian motivasi
kan
oleh
dan supervisor pendidikan di sekolah,
penjalinan hubungan kerja sama dalam hal dana,
guru,
pengelo
tenaga
masu
kependidikan,
khususnya sebagai langkah untuk mempersiapkan guru Sekolah Menengah Atas yang lebih profesional.
25
2. Kegunaan Praktis
Dipandang dari aspek ini, maka masalah yang diteliti
dapat
memberikan gambaran yang jelas tentang
harus
dilakukan dalam usaha pembinaan kemampuan
onal
guru oleh kepala-kepala sekolah, dalam
sebagai
administrator
usaha
yang
profesi
kedudukannya
dan supervisor pengajaran
di
kolah. Pertama, bagi kepala sekolah; hasil penelitian
dapat
menjadi sumbangan terhadap usaha-usaha
yang
se ini
harus
dilakukan dalam membina dan membimbing guru, sehingga guru memiliki
kemampuan profesional, yang pada
akhirnya
guru
mampu melaksanakan tugasnya dan mampu mengatasi permasala han yang dapat mengganggu kelancaran tugasnya. Kedua, sebagai masukan bagi pengawas Kanwil
bud
Propinsi
perbaikan
D.I. Aceh, dalam rangka
penyempurnaan
pelayanan pemberian bantuan,
saran,
kepada guru agar dapat meningkatkan kemampuan
pada
Depdik
bimbingan profesional
masa yang akan datang. Ketiga, sebagai masukan
pemerintah
teknis
(instansi
administrasi
terkait) sebagai
penanggung
pengelolaan Sekolah
dan
Menengah
bagi jawab
Atas,
seperti : pemerintah daerah, kepala bidang Dikmenum Kanwil
Depdikbud
Aceh,
Kakandep Dikbud Kabupaten
dan
Kakandep
Dikbudcam, dalam penyempurnaan pelaksanaan kegiatan
dinasi
yang efektif dan
penyempurnaan
pembinaan profesional guru.
koor-
kegiatan-kegiatan
Kedua
segi
kegunaan
tersebut
ditelaah
secara ilmiah dalam
harapkan
dapat menunjang terlaksananya
perlu
dikaji
mencapai sasaran
dan
yang
di-
administrasi
dan
supervisi
sekolah.
merupakan
bagian dari kegiatan administrasi sekolah
yang
menunjang terlaksananya pembinaan profesional
guru
dapat
Administrasi
dan
supervisi
sekolah
ke arah yang lebih baik.
E.
Kerangka Penelitian
Uraian kerangka
di
muka
penelitian
memberikan ini
gambar sebagai berikut :
dapat
suatu disajikan
gambaran dalam
bahwa bentuk
27
Gambar 1.4
Informasi
keadaan Geografis
Pendidikan Pelatihan
Sosial Ekonomi
Keterampilan
Budaya/Pendidikan masyarakat. lingkungan siswa
Pembinaan Kepala
\
Sekolah
\
\
\
\ Pengadaan, Pe laksanaan, Pem binaan Hubungan kerjasama dalam hal pengadaan & pengalokasian : dana, fasilitas, kesempatan, dan
-J
\ \ /
/
\
Kemampuan
\ /
Profesional G u r u
Kelancaran
Tugas
/ /
/
/
/
/
motivasi.
Pembinaan Pengawas Semangat kerja, Pengetahuan, dan Keterampilan
Sarana/Prasarana sekolah-
Kegiatan : PKG MGBS & Sanggar belajar
Kerangka penelitian tersebut merupakan jalan pikiran
yang
ditempuh dalam penelitian
berdasarkan
dan tujuan penelitian yang telah dirumuskan.
permasalahan Kerangka
ini
28
menunjukkan dalam
:
Pertama,
bahwa
kemampuan
kepala
sekolah
mengelola bawahan (guru) merupakan hal yang
penting,
karena guru merupakan ujung tombak
proses
belajar mengajar.
katkan
kemampuan
guru,
Oleh karena itu, kepala
sekolah
usaha dalam hal pengadaan dana, itu,
kerja
sama dengan berbagai pihak.
motivasi
akan
dapat
sehingga
hendaknya
memberikan dapat
terlaksananya untuk
perlu
mening melakukan
fasilitas, dan kesempatan.
Untuk
sekolah
kepala sekolah
sangat
menjalin
hubungan
Dengan demikian bantuan,
meningkatkan
kepala
pelayanan
pengetahuan
dan dan
keterampilan guru. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan kepala sekolah,
dalam hal supervisi seperti memberikan
kepada guru, Kedua, pembinaan
ia dibantu oleh pengawas Dikmenum. sebagai pengelola personil sekolah, dalam hal
kemampuan
profesional
hendaknya dapat mengusahakan dana, menyediakan
motivasi
fasilitas,
guru,
kepala
memberikan
dan menciptakan
sekolah
kesempatan,
kondisi
sekolah
dengan berbagai cara,
sehingga guru dapat menyesuaikan dan
mengembangkan
Ketiga,
diri.
dilakukan kepala sekolah,
dengan
maka bantuan terhadap
profesional guru dapat diberikan.
ditambah
pula
dengan bantuan
sehingga faktor-faktor guru
dapat
adanya
diberikan
peningkatan kemampuan pendidikan,
yang
kemampuan
Selain usaha itu,
yang
terlaksana seperti :
usaha
dapat
pengawas, profesional penataran,
seminar,
diskusi,
penting
berkenaan
kepala
sekolah
dan
kegiatan MGBS.
dengan
dan
pengawas,
permasalahan-permasalahan
ekonomi,
geografis,
yang pesat.
binaan
yang
yang
guru
yang
diberikan
dapat
disebabkan
kemampuan siswa, dan
oleh
arus
yang
pendidikan kreatif.
baik. Dengan demikian, dapat di
sekolah
dan
dapat
belajar mencapai
membina
oleh
sosial
informasi
yang ingin dicapai dalam usaha
kemampuan dalam mengelola proses
paling
mengatasi
yang telah dilakukan adalah terciptanya guru
memiliki ajar
Terakhir,
bantuan
Hal
siswa
pem
yang mengtujuan yang