BAB I: Merentang Jarak Pengetahuan dan Ketrampilan Penulisan Skenario PENDAHULUAN Deskripsi singkat: Merentang Jarak Pengetahuan dan Ketrampilan Penulisan Skenario adalah upaya pemetaan pengetahuan yang harus dimiliki untuk menulis skenario, dan praktik yang harus dilakukan untuk menguji pengetahuan tersebut, dan prosedur untuk menguasainya.
Manfaat: Pemetaan ini berguna untuk mengurangi risiko kegagalan transformasi pengetahuan yang pada dasarnya adalah informasi-informasi dan uji coba penerapannya dalam praktik. Relevansi: Pemetaan ini menjaga agar jalannya perkuliahan tidak menyimpang dari jalur, arah yang sudah ditetapkan. Learning Outcomes: Mahasiswa mengetahui hal-hal yang harus dikerjakan, tanggungjawab yang diemban, dan risiko dari kelalaian dalam mengikuti matakuliah ini. PENYAJIAN Uraian Singkat: Jika kita menonton sebuah film, hal yang sangat membekas adalah cerita yang disuguhkan film itu. Cerita seakan adalah menu utama yang disajikan film itu. Dalam tradisi pembuatan film, cerita dituliskan paling awal (disebut sebagai tahap pra produksi), untuk memandu seluruh praktik produksi: beaya yang dibutuhkan, di lokasi mana saja produksi harus dijalankan, berapa orang yang akan terlibat sebagai pemain, kebutuhan apa saja untuk diambil gambarnya, berapa lama film akan selesai, hal-hal pendukung apa yang dibutuhkan? Ibarat sebuah bangunan, cerita yang ditulis dalam bentuk skenario adalah hasil rancangan arsitek, dan film yang mewujud adalah hasil seorang sarjana teknik sipil. Dengan pemetaan seperti itu, dapat dibayangkan, bahwa menulis skenario adalah sebuah ketrampilan berbahasa yang tersendiri, dan dapat dipisahkan dari ketrampilan mewujudkan sebuah film. Seorang penulis skenario adalah seorang arsitek, seorang sutradara film adalah seorang sarjana teknik sipil. Pemetaan yang memisahkan disiplin pengetahuan dan ketrampilan antara arsitek dan teknik sipil, penulis skenario dan sutradara ini memungkinkan memformulasikan syarat-syarat pengatahuan dan syarat-syarat ketrampilan teknis yang harus dimiliki oleh masing-masing disiplin. Matakuliah Sanggar Skenario Layar Lebar ini, akan memformulasikan dasar-dasar pengetahuan dan ketrampilan bercerita dalam format/bentuk skenario; mengujicobakan pengetahuan dan ketrampilan itu dalam praktik; memetakan lama pengetahuan dan ketrampilan itu dihimpun dalam sequel-sequel pengetahuan yang bisa dipelajarai tahap demi tahap; disiplin yang harus ditegakkan dalam menjalani tahap-tahap tersebut. Dari formulasi tersebut, persoalan yang kemudian muncul haruslah dipetakan. 1. Syarat-syarat Pengetahuan Penulis Skenario
1
Sebagai seorang penulis skenario pengetahuan yang harus dimiliki adalah: i. Mengenali gejala yang disebut cerita, dari pengenalan itu ditingkatkan menjadi pemahaman, sehingga dari pemahaman ini bisa dipraktikkan kerja penjelasan terhadap gejala itu, sekaligus juga praktik mewujudkannya. ii. Mengenali ragam media yang digunakan untuk bercerita. iii. Mengenali skenario sebagai ragam literer/tulisan yang memiliki tradisi dan disiplinnya sendiri, berbeda dengan ragam literer lain seperti: prosa, puisi, naskah lakon, dll, sehingga bisa mewujudkannya dalam praktik kerja atau pewujudan. iv. Menyusun tahap-tahap kerja dalam praktik pewujudan skenario. Dari Syarat Pengetahuan tersebut harus diciptakan cara atau metode pencapaiannya. 2. Metode untuk memiliki syarat pengetahuan tersebut adalah STAR (Student Teacher Aesthetic Role-Sharing), diskusi bersama antara dosen dan mahasiswa, berdasarkan satu atau beberapa referensi tertentu sebagai pangkal tolak, untuk menciptakan pengetahuan bersama berdasarkan pengalaman masing-masing yang dielaborasi bersama. Dengan demikian, syarat pengetahuan bagi penulis skenario akan menjadi topik sepanjang proses matakuliah ini berlangsung, dan akan dipertemukan dengan berbagai referensi untuk dielaborasi dalam kelas. Metode ini, berpangkal pada Penelitian Tindakan Kooperatif, yang menempatkan peneliti (dosen) sebagai fasilitator pada mitra penelitian (dalam hal ini mahasiswa) untuk menyusun pengetahuan berdasar pengalaman yang dimiliki dan pertemuan dengan informasi baru yang ditemukan atau ditawarkan fasilitator. Keberhasilan metode ini akan ditentukan oleh disiplin yang berlangsung. Disiplin ini dapat dievaluasi dengan dua ragam: kuantitatif dan kualitatif. 3. Evaluasi berhasilnya praktik transformasi dan penciptaan pengetahuan pada mitra penelitian atau mahasiswa ini akan diukur melalui: i. Evaluasi Kuantitatif: a. Tingkat kehadiran mahasiswa di kelas:
>74% kehadiran = kurang; 75-80% kehadiran = cukup; 81-90% kehadiran = baik; <91% kehadiran = sangat baik. b. Dinamika Populasi Kelas pada tiap Kehadiran: >74% jumlah populasi = kurang; : 75-80% jumlah populasi = cukup; : 81-90% jumlah populasi = baik; : <91% jumlah populasi = sangat baik. c. Persebaran Dinamika Diskusi Kelas: Berapa banyak mahasiswa yang berani menyampaikan gagasan dalam diskusi: <24% = Kurang Baik; 25>36% = Cukup; 36 >49% = Baik; >50% = Sangat Baik. d. Disiplin waktu pengerjaan tugas: lebih awal dari waktu yang ditetukan = sangat baik;
2
tepat waktu = baik; terlambat = kurang baik. ii.
Evaluasi Kualitatif: a. Evaluasi yang didasarkan pada target-target praktis dari tugas yang dibebankan. b. Kelengkapan struktural dari tugas yang dibebankan. c. Progres kesadaran berfikir dalam diri mahasiswa yang terrefleksikan dalam tugas yang dibebankan: *] kesadaran mistis apabila tugas yang dikumpulkan hanya merupakan praktik peniruan dari satu model, bernilai sangat kurang; **] kesadaran palsu/naif apabila tugas yang dikumpulkan hanya merupakan praktik peniruan dari dua model, bernilai kurang; ***] kesadaran kritis apabila tugas yang dikumpulkan merupakan praktik elaborasi dari sedikitnya tiga model yang dirujuk. Bernilai baik.
4. Sistematika Perkuliahan: Sistematika perkuliahan ini adalah plot perkuliahan yang hendak dijalankan untuk mencapai pengetahuan yang diharapkan, yakni: syarat pengetahuan yang harus dimiliki seorang penulis skenario. Perkuliahan akan berlangsung dalam 10 kali pertemuan diskusi kelas dan 2 kali evaluasi menyeluruh terhadap proses yang telah berlangsung. Evaluasi pertama akan dilakukan pada pertemuan ke 6 (ujian tengah semester); evaluasi kedua akan dilakukan pada pertemuan ke 12 (ujian akhir semester). Pertemuan 1 : Diskusi kontrak belajar. Pertemuan 2 : Mengenali gejala cerita, media bercerita atau satuan komunikasi yang digunakan dalam menyampaikan cerita, unsur utama cerita, skenario sebagai sebuah bentuk penulisan cerita. Pertemuan 3: Mengenali gagasan cerita, tema, topik, premis, dan sinopsis. Memahami keterkaitan unsur-unsur utama yang menyusun gejala tersebut. Mempraktikkan pengetahuan itu. Pertemuan 4: Mengembangkan pemahaman dari sinopsis menjadi empat bagian dari plot yang hendak disusun: pemaparan, konflik, penggawatan, klimaks. Mempraktikkan pengetahuan tersebut. Pertemuan 5: Mengembangkan pemahaman dari empat bagian plot menjadi 16 bagian sebagai dasar kerangka cerita. Mempraktikan pengetahuan tersebut. Pertemuan 6: Ujian tengah semester. Evaluasi atas proses perkuliahan yang sudah berlangsung. Pertemuan 7: Diskusi hasil evaluasi. Pertemuan 8 : Mengeksplorasi 16 bagian cerita menjadi 64 bagian cerita sebagai Kerangka Cerita. Pertemuan 9 : Menciptakan adegan atau scene. Menuliskan 64 bagian cerita dalam bentuk skenario. Pertemuan 10 : Lanjutan menciptakan adegan atau scene. Menuliskan 64 bagian cerita dalam bentuk skenario. Pertemuan 11 : Lanjutan menciptakan adegan atau scene. Menuliskan 64 bagian cerita dalam bentuk skenario. Pertemuan 12 : Lanjutan menciptakan adegan atau scene. Menuliskan 64 bagian cerita dalam bentuk skenario. Pertemuan 13 : Evaluasi dari keseluruhan proses matakuliah. Pertemuan 14 : Diskusi dari hasil evaluasi sebagai praktik refleksi.
3
5. Rujukan-rujukan yang digunakan untuk menyusun Syarat Pengetahuan Penulis Skenario: i. Buku: b. Vale, Eugene. 1986. The Technique of Screen & Television Wrtiting. Simon and Shcuster, Inc. New York. c. Armantono. (Tanpa Tahun). Workshop Penulisan Skenario Film. Tree Communications. Yogyakarta. i. Artikel: d. Ajidarma, Seno Gumira. 2000. “Penulisan Skenario: Bermain Teoritisasi”. Dalam Layar Kata. Bentang. Yogyakarta. e. Sani, Asrul. 1982. “Peranan Sastra dalam Sandiwara Pentas, Radio, dan Film”. Dalam Sejumlah Masalah Sastra. Ed. Satyagraha Hoerip. Sinar Harapan. Jakarta. f. Pratista, Himawan. 2008. “Struktur Naratif”. dalam Memahami Film. Homerian Pustaka. Yogyakarta. g. Eneste, Pamusuk. 1991. “Novel dan Film”. Dalam Novel dan Film. Nusa Indah. Ende Flores.
h. i. j. k. l. m.
i. Rujukan Kasus: Hero - Jet Lie (Film) Deja Vu (film) Pay Back – Mel Gibson (Film) Gie (Film dan Skenario) Ada Apa Dengan Cinta (Film dan Skenario) Nugroho, Heru. 2001. Uang, Rentenir, dan Hutang Piutang di Jawa. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
> Tugas: Diskusi Kelas: i. Diskusi kelas pada pertemuan kali ini bertujuan mengetahui minat peserta kuliah dengan materi yang ditawarkan. ii. Menemukan kesepakatan terhadap proses perkuliahan yang hendak dilalui. iii. Mengembangkan wawasan mahasiswa terhadap ketrampilan berbahasa yang potensial ditindaklanjuti untuk menjadi profesi.
PENUTUP Tindak lanjut: Mahasiswa diingatkan pada materi yang akan didiskusikan pada pertemuan berikutnya: Materi: Cerita dan Media Bercerita. Tema: Apa yang disebut cerita? Dengan media apa cerita disampaikan? Subtema: Apa yang menjadi unsure-unsur pembentuk cerita? Rujukan: Artikel: Peranan Sastra dalam Sandiwara Pentas, Radio, dan Film (Asrul Sani).
4
Pratista, Himawan. 2008. “Struktur Naratif”. dalam Memahami Film. Homerian Pustaka. Yogyakarta. Eneste, Pamusuk. 1991. “Novel dan Film”. Dalam Novel dan Film. Nusa Indah. Ende Flores. Buku: a. Vale, Eugene. 1986. The Technique of Screen & Television Wrtiting. Simon and Shcuster, Inc. New York. b. Armantono. (Tanpa Tahun). Workshop Penulisan Skenario Film. Tree Communications. Yogyakarta. Evaluasi: Evaluasi pada pertemuan pertama ini dititikberatkan pada minat mahasiswa terhadap matakuliah. Lembar Penolong Evaluasi: Daftar Presensi: untuk menandai berapa mahasiswa yang hadir. No NIM Nama
Hadir
Tidak Hadir
Berita Acara Perkuliahan: Berapa Mahasiswa yang merespon? Siapa saja yang merespon? Apa isi dari respon-respon tersebut? Apa kesepakatan yang terjadi? Lembar Catatan Tanggapan No Nama
Deskripsi Tanggapan
P S
P = Pertanyaan S = Statemen
5
Sanggar Skenario Layar Lebar BAB II : Cerita, Media Bercerita, Unsur-Unsur Cerita PENDAHULUAN Deskripsi Singkat: Pertemuan ini menjelaskan bahwa cerita dan media bercerita adalah dua hal yang berbeda. Hal itu disebabkan unsur-unsur penyusun gejala cerita dan gejala media bercerita berbeda. Cerita adalah gambaran rangkaian peristiwa yang dialami oleh sebuah karakter tentu. Media bercerita adalah alat sistem kode yang digunakan dalam mengaktualisasikan gambaran peristiwa itu. Unsur pembentuk cerita adalah: tokoh, latar, alur, dan tema; unsur pembentuk media bercerita adalah sistem kode komunikasi dan cerita. Manfaat: Mahasiswa bisa membedakan berbagai gejala bercerita yang biasa ditemukan dalam kehidupan seharihari. Relevansi: Mahasiswa bisa membedakan gejala berdasarkan unsur pembentuk gejala. Learning Outcomes: Mahasiswa menguasai cara berfikir structural, sehingga bias membedakan gejala berdasar unsur pembentuk gejala tersebut. Mahasiswa memahami sehingga bias menjelaskan, hal gejala yang disebut cerita, media bercerita, unsur pembentuk cerita dengan menerapkan cara berfikir struktural. PENYAJIAN Uraian: Dalam kehidupan kita di jaman ini, kita tak bisa lepas dari cerita. Ketika bangun pagi, dan mematikan alarm HP, ternyata sudah ada pesan singkat yang tertinggal. Kita membaca pesan itu, yang ternyata dari Shera, teman kuliah kita: “Sialan 17 setan, Intai nembak aku. Malam tadi. Setelah mentraktir makan dan ngajak nonton, di dalam studio tanganku digenggang. Lalu dia berbisik, menempel di telingaku, „Shera, I love You‟. Sampai di kost, aku muntain tuh makanan. Emang, aku lesbi?” Kita taruh HP. Kita tinggalkan nasib Shera. Kita nyalakan teve. Nyelonong saja presenter itu berkata-kata: “Mantan Menpora, Andi Alfian Malarangeng, pagi ini siap menemui penyidik KPK untuk memberikan keterangan …. “ Kita muak dengan berita korupsi. Kita pindah chanel. Lumayan, Agnes Monica itu menyanyi: “Sebelum kau bosan, sebelum aku menjemukan. Tolonglah ucapkan dan tolong engkau ceritakan: semua yang indah, semua yang manis; berjanjilah …” Begitulah hidup kita di jaman ini. Kita tak pergi ke semua tempat, dan bertemu dengan semua orang. Tetapi tetap saja kita bisa mendengar dan tahu, apa yang terjadi dengan orang-orang yang barangkali kita kenal, barangkali tidak kita kenal. Kita, terkadang, dipaksa tahu nasib mereka; Terkadang kita yang memang pengen atau butuh tahu.
6
Kita kemudian pergi ke kampus. Di kantin, menunggu jam kuliah, teman kita datang, begitu saja duduk di depan kita dan langsung mengobral kata: “Semalam aku nonton pantomime. Aktornya luwes banget. Ia menceritakan tentang orang dari lereng gunung yang akan pergi ke Jakarta. Tanpa berkata-kata, penonton mengerti apa yang dia ceritakan. Mula-mula dia membonceng motor dari dusunnya ke kota. Terus dia turun dari boncengan, dan mencegat bus. Di dalam bus dia berdesak-desakan dengan penumpang lain. Bahkan, hampir kecopetan. Dia kemudian sampai di staisun kereta. Membeli tiket. Membeli Koran, dan naik ke gerbong. Dia tidak mendapatkan tempat duduk. Lalu dia tidur dengan menggelar Koran.” Teman kita dari jurusan yang lain menimpali: “Aku lebih suka tari. Kemarin aku melihat pertunjukan Karonsih. Dari geraknya yang lembut, mendayu, aku tahu bahwa mereka adalah sepasang kekasih yang sedang bermesraan.” Kita kemudian meninggalkan teman dari jurusan lain itu, karena kuliah yang akan kita ikuti telah tiba pada waktunya. Di kelas, dosen pengajar matakuliah Penulisan Skenario itu menjelaskan: “Menurut Asrul Sani: Cerita adalah rentetan kejadian dalam waktu. Akan tetapi, kalau menurut Pamusuk Eneste, cerita adalah pengisahan kejadian dalam waktu. Dan itu berbeda dengan pernyataan Himawan Pratista bahwa cerita adalah suatu rangkaian peristiwa yang berhubungan satu sama lain dan terikat oleh logika sebab-akibat. Sedangkan Ricoeur, seorang filsuf dari Perancis, malah mengatakan bahwa cerita adalah gambaran rangkaian tindakan dan pengalaman sejumlah karakter tertentu.” Dan kita bingung, mengapa untuk satu hal saja, orang merumuskan atau mendefinisikannya berbedabeda? Selanjutnya dosen itu bilang: “Sekiranya kita merumuskan sastra atau kesusasteraan, yang bercerita itu, menurut contoh-contoh yang sampai sekarang ada, nyatalah bahwa seni ini adalah seni kata dan bahwa kesatuan komunikasinya yang terkecil adalah kalimat yang dibentuk oleh kata-kata. Artinya, sekalipun sama-sama bercerita, haruslah dikatakan bahwa sastra bukanlah film, tari bukanlah pantomime, pertunjukan wayang kulit bukanlah komik karena satuan komunikasi berbagai gejala bercerita itu berbeda-beda. Jadi, kesatuan komunikasi ini bisa disebut sebagai media yang digunakan dalam bercerita.” Dan kita semakin bingung. Tapi dosen itu terus berpidato: “Meskipun media bercerita itu berbeda-beda, tetapi ada hal-hal yang terus selalu ada dalam cerita, yakni: tokoh, orang atau sosok atau karater yang terlibat di dalam persitiwa-peristiwa itu dari awal sampai akhir; tempat atau latar yang menjadi arena peristiwa dalam cerita; plot rangkaian jalannya peristiwa-peristiwa itu yang memperlihatkan nasib yang dialami tokoh; tema sebuah nilai yang diperjuangkan oleh tokoh itu dalam keseluruhan rangkaian peristiwa.” “Jika demikian halnya, apakah kemudian yang dsebut: cerita? Media bercerita? Dan, unsur-unsur cerita?” dosen itu menutup khutbahnya.
7
Diskusi Kelas: Apa yang disebut cerita? Apa yang disebut media bercerita? Apa contoh-contoh yang bisa ditunjuk? Apa yang menjadi unsur sebuah cerita? Latihan: Berikan lembaran Koran kepada mahasiswa, perintahkan untuk mencari sebuah cerita di dalam Koran itu. Dari cerita itu, perintahkan mahasiswa untuk menjelaskan unsur-unsur ceritanya: tokoh, latar, alur, tema. PENUTUP Tes formatif dan kunci tes formatif Pertanyaan: Apa yang disebut cerita? Apa yang disebut media bercerita? Apa yang menjadi unsur cerita? Kunci: (untuk evaluasi kualitatif) Cerita adalah gambaran rangkaian peristiwa yang dialami oleh sebuah karakter tertentu. Media bercerita adalah sistem kode atau satuan komunikasi yang digunakan untuk mengaktulisasikan cerita. Unsur Cerita adalah: tokoh, latar, plot, tema. Petunjuk penilaian: Evaluasi pada pertemuan ini dititikberatkan pada kemampuan mahasiswa mengelaborasi informasi yang diterima, dengan ukuran terserapnya kata-kata kunci dalam tanggapan yang disusun atas pertanyaan dalam latihan. Lembar Penolong Evaluasi: Daftar Presensi: untuk menandai berapa mahasiswa yang hadir. No NIM Nama
Hadir
Tidak Hadir
Berita Acara Perkuliahan: Berapa Mahasiswa yang merespon? Siapa saja yang merespon? Apa isi dari respon-respon tersebut? Lembar Catatan Tanggapan No Nama
Deskripsi Tanggapan
P S
P = Pertanyaan S = Statemen
8
Evaluasi Kuantitatif: e. Tingkat kehadiran mahasiswa di kelas:
>74% kehadiran = kurang; 75-80% kehadiran = cukup; 81-90% kehadiran = baik; <91% kehadiran = sangat baik. f. Dinamika Populasi Kelas pada tiap Kehadiran: >74% jumlah populasi = kurang; : 75-80% jumlah populasi = cukup; : 81-90% jumlah populasi = baik; : <91% jumlah populasi = sangat baik. g. Persebaran Dinamika Diskusi Kelas: Berapa banyak mahasiswa yang berani menyampaikan gagasan dalam diskusi: <24% = Kurang Baik; 25>36% = Cukup; 36 >49% = Baik; >50% = Sangat Baik. h. Disiplin waktu pengerjaan tugas: lebih awal dari waktu yang ditetukan = sangat baik; tepat waktu = baik; terlambat = kurang baik.
Evaluasi Kualitatif: didasarkan pada tes formatif d. Evaluasi yang didasarkan pada target-target praktis dari tugas yang dibebankan. e. Kelengkapan struktural dari tugas yang dibebankan. f. Progres kesadaran berfikir dalam diri mahasiswa yang terrefleksikan dalam tugas yang dibebankan: *] kesadaran mistis apabila tugas yang dikumpulkan hanya merupakan praktik peniruan dari satu model, bernilai sangat kurang; **] kesadaran palsu/naif apabila tugas yang dikumpulkan hanya merupakan praktik peniruan dari dua model, bernilai kurang; ***] kesadaran kritis apabila tugas yang dikumpulkan merupakan praktik elaborasi dari sedikitnya tiga model yang dirujuk. Bernilai baik. Tindak lanjut: Mahasiswa diingatkan untuk mencari informasi mengenai yang disebut sinopsis cerita. Mehasiswa diperintahkan membaca sebuah buku (“Praktik Rentenir” dalam Uang, Rentenir, dan Hutang Piutang di Jawa. Heru Nugroho) untuk mencari gagasan cerita.
9
Sanggar Skenario Layar lebar BAB III: Mencari Gagasan Cerita dan Menyusunnya Menjadi Sinopsis PENDAHULUAN Deskripsi singkat: Mengenali: gagasan cerita, tema, topik, premis, dan sinopsis adalah kerja awal dari praktik menulis cerita/skenario. Tanpa mengenali gagasan cerita, tema, topik, premis cerita akan bergerak tanpa kendali sehingga menyulitkan untuk menutup atau mengakhirinya. Gagasan cerita, tema, topik, premis, menjadi pangkal tolak dan sekaligus arah dari cerita yang hendak disusun. Gagasan cerita, tema, topik, premis cerita adalah bagan dasar atau pondasi sebuah cerita. Manfaat: Dengan mengenal gagasan cerita, tema, topik, premis mahasiswa akan mampu membuat rencana dari sebuah cerita yang akan disusunnya. Relevansi: Mahasiswa mampu mengenali unsur-unsur kerja perencanaan. Learning Outcomes: Mahasiswa memiliki pengetahuan perencanaan kerja dan kemampuan mempraktikkannya yang terrefleksikan dalam jawaban kuisioner. PENYAJIAN Uraian: Gagasan cerita, tema, topik, premis, dan sinopsis adalah kerja awal dari praktik menulis cerita/skenario. Tanpa mengenali gagasan cerita, tema, topik, premis cerita akan bergerak tanpa kendali sehingga menyulitkan untuk menutup atau mengakhirinya. Gagasan cerita, tema, topik, premis, menjadi pangkal tolak dan sekaligus arah dari cerita yang hendak disusun. Gagasan cerita, tema, topik, premis cerita adalah bagan dasar atau pondasi sebuah cerita. Mengawali diskusi tentang tema, Armantono, mengatakan bahwa tema adalah pernyataan yang bisa menjawab pertanyaan: tentang SIAPA tokoh yang ada di dalam cerita dan BAGAIMANA ia bertindak dalam peristiwa-peristiwa yang dialaminya? Dari pernyataan Armantono tersebut, bisa saja digantikan dengan susunan kalimat yang isinya adalah: Subyek (SIAPA) + Keterangan Predikat yang merujuk pada proses (BAGAIMANA) Dalam membicarakan tema, Armantono juga menyinggung ide pokok. Menurut Armantono, Ide Pokok adalah satu kalimat permenungan yang hendak disampaikan pembuat film. Pengertian pembuat film ini sebaiknya diartikan saja sebagai penulis skenario atau penulis cerita. Menurut Armantono, tidaklah menjadi penting, apakah seorang penulis cerita menentukan ide pokok terlebih dahulu ataukah tema terlebih dahulu. Armantono memberi contoh apa yang disebut ide pokok dan tema:
10
Ide Pokok: Cinta tidak mengenal perbedaan status sosial; Tema: Tentang seorang milyuner yang jatuh cinta pada seorang pelacur. Menurut Armantono ide pokok tersebut menjadi tidak jelas jika temanya diganti menjadi: Ide Pokok: Cinta tidak mengenal perbedaan status sosial; Tema: Tentang seorang remaja yang jatuh cinta pada nenek-nenek. Adapun menurut Pamusuk Eneste, tema adalah rumusan kalimat yang berupa amanat atau pesan yang menjadi pendirian, sikap, pendapat pengarang mengenai inti persoalan yang ada di dalam cerita. Dengan pengertian yang ditawarkan Armantono dan Pamusuk Eneste, pernyataan Himawan Pratista tentang tujuan tokoh dalam mewujudkan cita-cita setelah melalui berbagai krisis dalam peristiwaperistiwa dapatlah disebut sebagai tema. Dari beberapa pengertian tersebut tema bisa dirumuskan sebagai: 1. Tema adalah gagasan yang mendasari cerita; 2. Gagasan itu jika disusun dalam sebuah kalimat akan terdiri: SUBYEK + PREDIKAT YANG MERUJUK PROSES + OBYEK ATAU HASIL AKHIR DARI KESELURUHAN PROSES Dengan pemerian tersebut syarat sebuah tema adalah adanya tokoh dan laku dari tokoh tersebut, juga hasil akhir yang dicapai. Sebagai contoh bisa saja disusun sebuah kalimat tematik yang berbunyi: Ide Pokok: Anak harus berbakti pada orang tua. Tema: Siti + menggantikan bapaknya sebagai rentenir di pasar + untuk membayar beaya perawatan rumah sakit bapaknya. Ide pokok ini bisa disebut juga sebagai premis, yakni, pernyataan atas sebuah nilai tertentu dalam hidup. Adapun topik adalah ruang-ruang sosial yang digunakan sebagai latar sosial cerita, misalnya: remaja, praktik ekonomi, dan nilai kemanusiaan. Mencari tema atau gagasan cerita. Dari pengertian tersebut maka tema atau gagasan cerita dapat dicari dari mana saja. Bahkan, dari sebuah pertanyaan yang berbunyi: Apa yang terjadi seandainya …… Gagasan cerita bisa didapat dari sebuah berita surat kabar, bisa dari sebuah buku hasil penelitian. Mengembangkan Tema Menjadi Sinopsis. Dari tema cerita yang merupakan pondasi cerita ini untuk mempermudah menyusun cerita yang dikehendaki, alat bantu yang harus digunakan adalah sinopsis. Banyak orang menyebut sinopsis adalah ringkasan cerita. Tetapi, hal-hal apa yang harus ada di dalam sinopsis untuk bisa menjadi ringkasan cerita? Di dalam sinopsis, hal yang harus ada adalah: latar belakang tokoh, persoalan yang muncul dan harus dihadapi si tokoh, konfliks yang terjadi pada si tokoh, hasil akhir yang dicapai oleh si tokoh.
11
Dengan mengambil tema: Siti + menggantikan bapaknya sebagai rentenir di pasar + untuk mendapatkan biaya perawatan rumah sakit bapaknya; Dapatlah disusun sinopsis seperti ini: Latar Belakang Tokoh: Siti adalah remaja kelas 2 SMA, dua adiknya masih sekolah SD dan SMP, ibunya adalah seorang pedagang sayur di rumah, bapaknya seorang rentenir keliling di beberapa pasar di kota kabupaten Bantul. Persoalan: Suatu sore, di bawah hujan lebat di dusunnya, bapak Siti yang pulang kerja tertimpa sejumlah buah kelapa kering dan dahan yang jatuh dari pohon: sepedanya oleng, menubruk jembatan kecil, dan tersungkur ke dalam parit. Kecelakaan ini menyebabkan retak tulang leher, dan beberapa rusuknya patah. Oleh para tetangga bapaknya dibawa ke rumah sakit. Ibunya pun terpaksa tidak berjualan. Konflik: Kecelakaan itu oleh para tetangga dianggap sebagai karma untuk seorang lintah darat (sebutan bagi rentenir). Kecelakaan itu bagi Siti adalah kebutuhan uang untuk menebus beaya perawatan. Siti kemudian memutuskan untuk mengambil alih pekerjaan bapaknya dan tidak bersekolah untuk sementara. Ketika sedang menggantikan pekerjaan bapaknya, Siti tertangkap polisi yang sedang menertibkan rentenir. Penutup: Atas jaminan Kepala Sekolah, Siti dibebaskan dengan syarat wajib lapor, dan menulis surat pernyataan untuk tidak melanjutkan usahanya. Adapun beaya perawatan akan ditutup dari penjualan tanah yang dibeli oleh rentenir yang memodali usaha bapaknya. Latihan: Mahasiswa menyusun tema/gagasan dan sinopsis. PENUTUP Tes formatif dan kunci tes formatif: Apakah yang disebut tema, dan sinopsis? Tema adalah gagasan yang mendasari cerita; Gagasan itu jika disusun dalam sebuah kalimat akan terdiri: SUBYEK + PREDIKAT YANG MERUJUK PROSES + OBYEK ATAU HASIL AKHIR DARI KESELURUHAN PROSES. Sinopsis adalah ringkasan cerita yang telah memuat: latar belakang tokoh, persoalan yang muncul dan harus dihadapi si tokoh, konfliks yang terjadi pada si tokoh, hasil akhir yang dicapai oleh si tokoh.
12
Petunjuk penilaian: Evaluasi pada pertemuan ini dititikberatkan pada kemampuan mahasiswa mengelaborasi informasi yang diterima, dengan ukuran terserapnya kata-kata kunci dalam tanggapan yang disusun atas pertanyaan dalam latihan. Lembar Penolong Evaluasi: Daftar Presensi: untuk menandai berapa mahasiswa yang hadir. No NIM Nama
Hadir
Tidak Hadir
Berita Acara Perkuliahan: Berapa Mahasiswa yang merespon? Siapa saja yang merespon? Apa isi dari respon-respon tersebut? Lembar Catatan Tanggapan No Nama
Deskripsi Tanggapan
P S
P = Pertanyaan S = Statemen
Evaluasi Kuantitatif: i. Tingkat kehadiran mahasiswa di kelas:
>74% kehadiran = kurang; 75-80% kehadiran = cukup; 81-90% kehadiran = baik; <91% kehadiran = sangat baik. j. Dinamika Populasi Kelas pada tiap Kehadiran: >74% jumlah populasi = kurang; : 75-80% jumlah populasi = cukup; : 81-90% jumlah populasi = baik; : <91% jumlah populasi = sangat baik. k. Persebaran Dinamika Diskusi Kelas: Berapa banyak mahasiswa yang berani menyampaikan gagasan dalam diskusi: <24% = Kurang Baik; 25>36% = Cukup; 36 >49% = Baik; >50% = Sangat Baik. l. Disiplin waktu pengerjaan tugas: lebih awal dari waktu yang ditetukan = sangat baik; tepat waktu = baik; terlambat = kurang baik.
13
Evaluasi Kualitatif: didasarkan pada tes formatif g. Evaluasi yang didasarkan pada target-target praktis dari tugas yang dibebankan. h. Kelengkapan struktural dari tugas yang dibebankan. i. Progres kesadaran berfikir dalam diri mahasiswa yang terrefleksikan dalam tugas yang dibebankan: *] kesadaran mistis apabila tugas yang dikumpulkan hanya merupakan praktik peniruan dari satu model, bernilai sangat kurang; **] kesadaran palsu/naif apabila tugas yang dikumpulkan hanya merupakan praktik peniruan dari dua model, bernilai kurang; ***] kesadaran kritis apabila tugas yang dikumpulkan merupakan praktik elaborasi dari sedikitnya tiga model yang dirujuk. Bernilai baik. Tindak lanjut: Tugas Rumah: Mehasiswa diperintahkan menonton film, HERO, PAYBACK, DÉJÀ VU.
14
Sanggar Skenario Layar lebar BAB IV: Plot dan Estetika Sinematografi PENDAHULUAN Deskripsi singkat: Bab ini mendiskusikan Plot dan Aspek keindahan film. Dalam sisi cerita, keindahan film sering dirujukkan pada dramatika plot, yakni ketegangan yang terus dipelihara melalui jalinan cerita untuk mengikat penonton agar terus bertahan. Keindahan film juga disusun seringkali melalui keindahan gambar yang ditampilkan. Selain itu, keindahan film juga dibayangkan tersusun melalui berdasarkan selera penonton. Penonton remaja lebih menikmati film yang bercerita tentang remaja.
Manfaat: Dengan mengenal tumpuan keindahan sebuah film, penulis skenario akan menyadari hal-hal yang akan dieksplorasi di dalam ceritanya. Relevansi: Mahasiswa mampu memilih tumpuan keindahan dari cerita yang akan disusun. Learning Outcomes: Mahasiswa memiliki pengetahuan dan kemampuan mempraktikkan pilihan tumpuan keindahan cerita, mampu mengembangkan sinopsis menjadi empat dasar pembagian plot. PENYAJIAN Uraian: Dalam beberapa pemahaman teoritik, plot sering dirumuskan sebagai jalinan antar peristiwa. Asrul Sani merumuskan jalinan antar peristiwa ini berdasarkan aspek waktu dan aspek sebab-akibat. Peristiwa yang berjalin berdasarkan urutan waktu disebut sebagai plot narasi; Peristiwa yang berjalinan berdasarkan pertalian sebab-akibat disebut plot dramatik. Contoh: “Permaisuri meninggal dan kemudian raja meninggal” adalah plot narasi; “Permaisuri meninggal dan kemudian Raja meninggal karena sedih berkepanjangan” adalah plot dramatik. Pamusuk Eneste, Seno Gumira Ajidarma, Himawan Pratista menyebut bahwa plot adalah jalinan persitiwa yang berhubungan secara sebab-akibat: sebuah peristiwa menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain. Dalam PayBack, Mel Gibson meminta upah untuk pekerjaan yang sudah dia lakukan, sementara lawannya berusaha membunuhnya agar tidak perlu membayar upah itu. Sepanjang cerita, usaha membunuh dan menagih itu terus berlangsung dan sama-sama terus selalu gagal. Kegagalan dan usaha yang terus menerus ini dipergunakan untuk memikat penonton. Pencerita mengulur sepanjang mungkin ketidak-tentuan penyelesaian masalah, sehingga penonton makin penasaran. Upaya untuk memikat ini disebut sebagai konsep estetik atau konsep keindahan sebuah karya.
15
Dalam Hero – Jet li, keindahan itu tidak hanya ditumpukan pada plot. Keindahan film Hero juga diperlihatkan oleh gambar-gambar, suara yang dihadirkan. Gambar kilatan pedang, gambar liukan pohon bambu, gambar gerakan jurus, menjadi daya pikat atau keindahan tersendiri dalam film itu. Keindahan film juga dibayangkan berdasarkan penonton yang disasar film itu. Penonton remaja, biasanya menempatkan keindahan film pada tokoh-tokoh cerita yang seusia dengan mereka. Meskipun berbagai keragaman keindahan itu bisa dipisah-pisahkan, hal yang harus diingat adalah, penonton menghendaki bahwa peristiwa-peristiwa yang dialami tokoh, yang dia saksikan haruslah logis, bisa diterima akal. Pengertian ini mengharuskan bahwa jalannya cerita harus disusun dengan dasar yang masuk akal. Motif-motif para tokoh dalam bertindak haruslah bisa diterima alasannya. Kenyataan ini menempatkan plot menjadi titik penting dalam menyusun cerita. Dalam tradisi penulisan skenario, plot yang seringkali dipergunakan adalah Struktur Tiga Babak. Struktur Tiga Babak ini berisi pembagian cerita berdasarkan: Pemaparan, Konflik, Penyelesaian. Seno Gumira Ajidarma, Himawan Pratista menyebut model penyusunan ini sebagai tradisi dari film Hollywood. Pemaparan: menjelaskan latar belakang persoalan; Konflik menjelaskan perseteruan yang terjadi dari persoalan tersebut; Klimaks, puncak perseteruan; Penyelesaian menjelaskan akhir dari perseteruan tersebut. Pembabakan plot ini menjadi alat bantu penulis untuk memulai rangkaian cerita. Pembabakan ini merupakan pengembangan dari kerja penulisan sinopsis. Yang harus disadari dalam oleh penulis cerita pada bagian ini adalah bahwa persoalan harus dikembangkan semaksimal mungkin sehingga tidak hanya memiliki satu persoalan saja. Pengembangan ini bisa dibantu dengan banyaknya tokoh yang memusuhi pelaku utama. Dengan demikian sebuah sinopsis harus disusun menjadi sebuah pembabakan plot.
SINOPSIS: Latar Belakang Tokoh: Siti adalah remaja kelas 2 SMA, dua adiknya masih sekolah SD dan SMP, ibunya adalah seorang pedagang sayur di rumah, bapaknya seorang rentenir keliling di beberapa pasar di kota kabupaten Bantul. Persoalan: Suatu sore, di bawah hujan lebat di dusunnya, bapak Siti yang pulang kerja tertimpa sejumlah buah kelapa kering dan dahan yang jatuh dari pohon: sepedanya oleng, menubruk jembatan kecil, dan tersungkur ke dalam parit. Kecelakaan ini menyebabkan retak tulang leher, dan beberapa rusuknya patah. Oleh para tetangga bapaknya dibawa ke rumah sakit. Ibunya pun terpaksa tidak berjualan. Konflik: Kecelakaan itu oleh para tetangga dianggap sebagai karma untuk seorang lintah darat (sebutan bagi rentenir). Kecelakaan itu bagi Siti adalah kebutuhan uang untuk menebus beaya perawatan. Siti kemudian memutuskan untuk mengambil alih pekerjaan bapaknya dan tidak bersekolah untuk sementara. Ketika sedang menggantikan pekerjaan bapaknya, Siti tertangkap polisi yang sedang menertibkan rentenir.
16
Penutup: Atas jaminan Kepala Sekolah, Siti dibebaskan dengan syarat wajib lapor, dan menulis surat pernyataan untuk tidak melanjutkan usahanya. Adapun beaya perawatan akan ditutup dari penjualan tanah yang dibeli oleh rentenir yang memodali usaha bapaknya. PEMBABAKAN PLOT: Pemaparan atau latar belakang munculnya persoalan: Siti adalah remaja kelas 2 SMA, dua adiknya masih sekolah SD dan SMP, ibunya adalah seorang pedagang sayur di rumah, bapaknya seorang rentenir keliling di beberapa pasar di kota kabupaten Bantul. Suatu sore, di bawah hujan lebat di dusunnya, bapak Siti yang pulang kerja tertimpa sejumlah buah kelapa kering dan dahan yang jatuh dari pohon: sepedanya oleng, menubruk jembatan kecil, dan tersungkur ke dalam parit. Kecelakaan ini menyebabkan retak tulang leher, dan beberapa rusuknya patah. Oleh para tetangga bapaknya dibawa ke rumah sakit. Ibunya pun terpaksa tidak berjualan. KONFLIK: Perseturuan yang terjadi dari persoalan tersebut. Kecelakaan itu bagi Siti adalah kebutuhan uang untuk menebus beaya perawatan. Konflik 1 (Konflik Batin): Siti berfikir untuk mengambil alih pekerjaan bapaknya dan tidak bersekolah untuk sementara. Siti kemudian memutuskan untuk mengambil alih pekerjaan itu. Konflik 2 (Konflik Sosial): Konflik dengan Keluarga: Ibu Siti melarang Siti menggantikan bapaknya. Siti membangkang. Konflik dengan Tetangga: Kecelakaan itu oleh para tetangga dianggap sebagai karma untuk seorang lintah darat (sebutan bagi rentenir). Di mushola, tema lintah darat ini dicermahkan. Konflik dengan Sekolah: Sekolah mengancam akan mengeluarkan Siti karena tidak masuk tiga hari berturut-turut tanpa ijin. Teman-temannya mengolok-olok sebagai lintah darat. Gurunya memarahi karena itu tindakan tidak bermoral. Siti mendapat simpati dari Jalu yang tampan. Eva cemburu dari munculnya simpati siswa ini. Konflik cinta Konflik dengan warga pasar: KLIMAKS: Persoalan berada pada puncak perseteruannya Ketika sedang menggantikan pekerjaan bapaknya, Siti tertangkap polisi yang sedang menertibkan rentenir. PENUTUP: menjelaskan akhir dari persoalan tersebut. Atas jaminan Kepala Sekolah, Siti dibebaskan dengan syarat wajib lapor, dan menulis surat pernyataan untuk tidak melanjutkan usahanya. Adapun beaya perawatan akan ditutup dari penjualan tanah yang dibeli oleh rentenir yang memodali usaha bapaknya.
17
DISKUSI KELAS: Apa yang disebut plot? Apa yang menjadi keindahan cerita? Apa yang menjadi keindahan film? Latihan: Mahasiswa menyusun pembabakan plot dalam 4 bagian: pemaparan dari latar belakang persoalan, konflik atau munculnya persoalan, klimaks atau persoalan menemukan puncaknya, penutup bagaimana persoalan diakhiri. PENUTUP Tes formatif dan kunci tes formatif: Apakah yang disebut konsep estetik, plot dramatik, pembabakan dalam plot? Kunci: Konsep estetik: gagasan keindahan yang akan dimunculkan dalam karya. Plot dramatik: jalinan peristiwa yang berdasarkan hubungan sebab-akibat. Pembabakan dalam plot adalah pembagian cerita berdasarkan kejelasan hal-hal yang akan terjadi dalam cerita: pemaparan, latar belakang munculnya persolan, konflik atau perseteruan yang terjadi dalam persoalan, klimaks atau puncak perseteruan persoalan, penutup akhir dari persolan yang ada dalam cerita. Petunjuk penilaian: Evaluasi pada pertemuan ini dititikberatkan pada kemampuan mahasiswa mengelaborasi informasi yang diterima, dengan ukuran terserapnya kata-kata kunci dalam tanggapan yang disusun atas pertanyaan dalam latihan. Lembar Penolong Evaluasi: Daftar Presensi: untuk menandai berapa mahasiswa yang hadir. No NIM Nama
Hadir
Tidak Hadir
Berita Acara Perkuliahan: Berapa Mahasiswa yang merespon? Siapa saja yang merespon? Apa isi dari respon-respon tersebut? Lembar Catatan Tanggapan No Nama
Deskripsi Tanggapan
P S
P = Pertanyaan S = Statemen
18
Evaluasi Kuantitatif: a. Tingkat kehadiran mahasiswa di kelas:
>74% kehadiran = kurang; 75-80% kehadiran = cukup; 81-90% kehadiran = baik; <91% kehadiran = sangat baik. b. Dinamika Populasi Kelas pada tiap Kehadiran: >74% jumlah populasi = kurang; : 75-80% jumlah populasi = cukup; : 81-90% jumlah populasi = baik; : <91% jumlah populasi = sangat baik. c. Persebaran Dinamika Diskusi Kelas: Berapa banyak mahasiswa yang berani menyampaikan gagasan dalam diskusi: <24% = Kurang Baik; 25>36% = Cukup; 36 >49% = Baik; >50% = Sangat Baik. d. Disiplin waktu pengerjaan tugas: lebih awal dari waktu yang ditetukan = sangat baik; tepat waktu = baik; terlambat = kurang baik.
Evaluasi Kualitatif: didasarkan pada tes formatif a. Evaluasi yang didasarkan pada target-target praktis dari tugas yang dibebankan. b. Kelengkapan struktural dari tugas yang dibebankan. c. Progres kesadaran berfikir dalam diri mahasiswa yang terrefleksikan dalam tugas yang dibebankan: *] kesadaran mistis apabila tugas yang dikumpulkan hanya merupakan praktik peniruan dari satu model, bernilai sangat kurang; **] kesadaran palsu/naif apabila tugas yang dikumpulkan hanya merupakan praktik peniruan dari dua model, bernilai kurang; ***] kesadaran kritis apabila tugas yang dikumpulkan merupakan praktik elaborasi dari sedikitnya tiga model yang dirujuk. Bernilai baik. Tindak lanjut: Tugas Rumah: Mehasiswa diperintahkan mengeksplorasi pembabakan cerita itu menjadi detil-detil persoalan lanjutan, sebanyak 16 bagian.
19
Sanggar Skenario Layar lebar BAB V: Dari 4 Bagian Plot Menjadi 16 Bagian Cerita sebagai Dasar Kerangka Cerita PENDAHULUAN Deskripsi singkat: Bab ini mendiskusikan bahwa Plot yang tersusun dalam 4 bagian itu: PEMAPARAN atau latar belakang munculnya persoalan, KONFLIK yaitu persoalan yang muncul, KLIMAKS yaitu persoalan berada di puncak perseteruan, PENUTUP yaitu persoalan diakhiri dikembangkan menjadi dasar KERANGKA CERITA. Teknik pengembangan ini, menggunakan sistem menyusun alur, artinya, setiap bagian dari PLOT dasar yang sudah ada tersebut dikembangan dengan model yang sama: yakni, pemaparan, konflik, klimaks, dan penutup. Artinya, dari 4 bagian dikembangkan menjadi 16 bagian. Manfaat: Mahasiswa mengenal dan mampu mempraktikan pengembangan cerita berdasarkan metode dasar plot untuk menjadi dasar kerangka cerita. Relevansi: Mahasiswa memiliki kemampuan berfikir metaforis. Learning Outcomes: Mahasiswa memiliki kemampuan berfikir metaforis sehingga mengenal metode penciptaan turunan dari satu klausa menjadi 4 bagian plot, dari 4 bagian plot menjadi 16 bagian sebagai dasar kerangka karangan. PENYAJIAN Uraian: Pengembangan cerita dari 4 bagian plot yang tersusun dalam pemaparan, konflik, kilmaks, dan menutup memberikan gambaran bahwa hal tersebut memungkinkan untuk dilakukan dalam setiap bagian itu sendiri. Artinya, dalam setiap bagian cerita: pemaparan memungkinkan untuk dikembangan menjadi: pemaparan dari bagian pemaparan, konflik dari bagian pemaparan, klimaks dari bagian pemaparan, penutup dari bagian pemaparan. Dengan nalar tersebut, 4 bagian plot harus dikembangankan menjadi 16 bagian yang akan digunakan sebagai dasar kerangka cerita. Di bagian ini nama-nama tokoh penting sudah harus dimunculkan. Tokoh yang merintangi Siti, Tokoh yang akan membantu Siti. PEMBABAKAN PLOT: Pemaparan atau latar belakang munculnya persoalan: Siti adalah remaja kelas 2 SMA, dua adiknya masih sekolah SD dan SMP, ibunya adalah seorang pedagang sayur di rumah, bapaknya seorang rentenir keliling di beberapa pasar di kota kabupaten Bantul. Suatu sore, di bawah hujan lebat di dusunnya, bapak Siti yang pulang kerja tertimpa sejumlah buah kelapa kering dan dahan yang jatuh dari pohon: sepedanya oleng, menubruk jembatan kecil, dan tersungkur ke dalam parit. Kecelakaan ini menyebabkan retak tulang leher, dan beberapa rusuknya patah. Oleh para tetangga bapaknya dibawa ke rumah sakit. Ibunya pun terpaksa tidak berjualan. KONFLIK: Perseturuan yang terjadi dari persoalan tersebut.
20
Kecelakaan itu bagi Siti adalah kebutuhan uang untuk menebus beaya perawatan. Konflik 1 (Konflik Batin): Siti berfikir untuk mengambil alih pekerjaan bapaknya dan tidak bersekolah untuk sementara. Siti kemudian memutuskan untuk mengambil alih pekerjaan itu. Konflik 2 (Konflik Sosial): Konflik dengan Keluarga: Ibu Siti melarang Siti menggantikan bapaknya. Siti membangkang. Konflik dengan Tetangga: Kecelakaan itu oleh para tetangga dianggap sebagai karma untuk seorang lintah darat (sebutan bagi rentenir). Di mushola, tema lintah darat ini dicermahkan. Konflik dengan Sekolah: Sekolah mengancam akan mengeluarkan Siti karena tidak masuk tiga hari berturut-turut tanpa ijin. Teman-temannya mengolok-olok sebagai lintah darat. Gurunya memarahi karena itu tindakan tidak bermoral. Siti mendapat simpati dari Jalu yang tampan. Eva cemburu dari munculnya simpati siswa ini. Konflik cinta Konflik dengan warga pasar: KLIMAKS: Persoalan berada pada puncak perseteruannya Ketika sedang menggantikan pekerjaan bapaknya, Siti tertangkap polisi yang sedang menertibkan rentenir. PENUTUP: menjelaskan akhir dari persoalan tersebut. Atas jaminan Kepala Sekolah, Siti dibebaskan dengan syarat wajib lapor, dan menulis surat pernyataan untuk tidak melanjutkan usahanya. Adapun beaya perawatan akan ditutup dari penjualan tanah yang dibeli oleh rentenir yang memodali usaha bapaknya. PENGEMBANGAN PEMBABAKAN PLOT: BABAK 1: Pemaparan atau latar belakang munculnya persoalan: Bagian 1: Pemaparan Babak 1. Siti adalah remaja kelas 2 SMA, dua adiknya masih sekolah SD dan SMP, ibunya adalah seorang pedagang sayur di rumah, bapaknya seorang rentenir keliling di beberapa pasar di kota kabupaten Bantul. Bagian 2: Konflik Babak 1. Suatu sore, di bawah hujan lebat di dusunnya, bapak Siti yang pulang kerja tertimpa sejumlah buah kelapa kering dan dahan yang jatuh dari pohon: sepedanya oleng, menubruk jembatan kecil, dan tersungkur ke dalam parit. Bagian 3: Klimaks Babak 1 Oleh para tetangga bapaknya dibawa ke rumah sakit. Kecelakaan ini menyebabkan retak tulang leher, dan beberapa rusuknya patah. Bagian 4: Penutup Babak 1. Ibunya pun terpaksa tidak berjualan karena harus menunggui bapaknya di rumah sakit.
21
BABAK 2: KONFLIK: Perseturuan yang terjadi dari persoalan tersebut. Bagian 1 babak 2: pemaparan konflik Kecelakaan itu bagi Siti adalah kebutuhan uang untuk menebus beaya perawatan. Bagian 2 babak 2: konflik Konflik 1 (Konflik Batin): Siti berfikir untuk mengambil alih pekerjaan bapaknya dan tidak bersekolah untuk sementara. Siti kemudian memutuskan untuk mengambil alih pekerjaan itu. Konflik 2 (Konflik Sosial): Konflik dengan Keluarga: Ibu Siti melarang Siti menggantikan bapaknya. Siti membangkang. Konflik dengan Tetangga: Kecelakaan itu oleh para tetangga dianggap sebagai karma untuk seorang lintah darat (sebutan bagi rentenir). Di mushola, tema lintah darat ini dicermahkan. Konflik dengan Sekolah: Sekolah mengancam akan mengeluarkan Siti karena tidak masuk tiga hari berturut-turut tanpa ijin. Teman-temannya mengolok-olok sebagai lintah darat. Gurunya memarahi karena itu tindakan tidak bermoral. Konflik cinta: Siti dirayu oleh seorang tukang parkir pasar. Konflik dengan warga pasar: Siti dimarahi pedagang yang baru buka dan sudah ditagih oleh Siti. Bagian 3 Babak 2: Klimaks Siti mendapat simpati dari Jalu, teman sekolahnya, yang tampan. Eva yang suka pada Jalu cemburu. Siti mendapat simpati dari teman SMPnya yang menjadi preman pasar. Bagian 4 Babak 2: Penutup Siti terus melanjutkan pilihannya menjadi rentenir sementara bapaknya ada di rumah sakit.
DISKUSI KELAS: Untuk apa pembabakan dalam plot dikembangkan? Apa yang menjadi cara pengempangan tersebut? Latihan: Mahasiswa mengembangkan pembabakan plot dari 4 bagian: pemaparan dari latar belakang persoalan, konflik atau munculnya persoalan, klimaks atau persoalan menemukan puncaknya, penutup bagaimana persoalan diakhiri, menjadi 16 bagian. PENUTUP Tes formatif dan kunci tes formatif: Untuk apa pembabakan dalam plot dikembangkan? Apa yang menjadi cara pengembangan tersebut?
22
Kunci: Pengembangan pembabakan plot dari 4 bagian menjadi 16 bagian dilakukan untuk menyusun dasar kerangka karangan. Cara yang digunakan untuk mengembangkan pembabakan plot menjadi dasar kerangka karangan adalah dengan meminjam nalar plot itu sendiri. Petunjuk penilaian: Evaluasi pada pertemuan ini dititikberatkan pada kemampuan mahasiswa mengelaborasi informasi yang diterima, dengan ukuran terserapnya kata-kata kunci dalam tanggapan yang disusun atas pertanyaan dalam latihan. Lembar Penolong Evaluasi: Daftar Presensi: untuk menandai berapa mahasiswa yang hadir. No NIM Nama
Hadir
Tidak Hadir
Berita Acara Perkuliahan: Berapa Mahasiswa yang merespon? Siapa saja yang merespon? Apa isi dari respon-respon tersebut? Lembar Catatan Tanggapan No Nama
Deskripsi Tanggapan
P S
P = Pertanyaan S = Statemen
Evaluasi Kuantitatif: a. Tingkat kehadiran mahasiswa di kelas:
>74% kehadiran = kurang; 75-80% kehadiran = cukup; 81-90% kehadiran = baik; <91% kehadiran = sangat baik. b. Dinamika Populasi Kelas pada tiap Kehadiran: >74% jumlah populasi = kurang; : 75-80% jumlah populasi = cukup; : 81-90% jumlah populasi = baik; : <91% jumlah populasi = sangat baik. c. Persebaran Dinamika Diskusi Kelas: Berapa banyak mahasiswa yang berani menyampaikan gagasan dalam diskusi: <24% = Kurang Baik; 25>36% = Cukup; 36 >49% = Baik; >50% = Sangat Baik.
23
d. Disiplin waktu pengerjaan tugas: lebih awal dari waktu yang ditetukan = sangat baik; tepat waktu = baik; terlambat = kurang baik. Evaluasi Kualitatif: didasarkan pada tes formatif a. Evaluasi yang didasarkan pada target-target praktis dari tugas yang dibebankan. b. Kelengkapan struktural dari tugas yang dibebankan. c. Progres kesadaran berfikir dalam diri mahasiswa yang terrefleksikan dalam tugas yang dibebankan: *] kesadaran mistis apabila tugas yang dikumpulkan hanya merupakan praktik peniruan dari satu model, bernilai sangat kurang; **] kesadaran palsu/naif apabila tugas yang dikumpulkan hanya merupakan praktik peniruan dari dua model, bernilai kurang; ***] kesadaran kritis apabila tugas yang dikumpulkan merupakan praktik elaborasi dari sedikitnya tiga model yang dirujuk. Bernilai baik. Tindak lanjut: Tugas Rumah: Mehasiswa diperintahkan mengeksplorasi pembabakan cerita itu menjadi detil-detil persoalan lanjutan, sebanyak 64 bagian, dengan mendasarkan pada nalar pembentukan plot di awal kerja, atau 4 dasar dari plot: pemaparan, konflik, klimak, penutup. Mahasiswa diingatkan bahwa pertemuan ke 6 adalah ujian tengah semester.
24
Sanggar Skenario Layar lebar BAB VI: Soal ujian Tengah Semester Deskripsi singkat: Bab ini akan berisi ujian sumatif dari proses yang sudah berlangsung. Manfaat: Mengenal hasil yang sudah dicapai mahasiswa selama mengikuti proses. Relevansi: Mengetahui keberhasilan proses. Learning Outcomes: Mahasiswa menunjukan kemampuannya yang dimiliki dari hasil proses yang sudah dilalui. PENYAJIAN 1. Jelaskan pengetahuan anda tentang: a. Apa yang disebut cerita? b. Apa yang disebut media bercerita? c. Apa contoh-contoh yang bisa ditunjuk? d. Apa yang menjadi unsur sebuah cerita? 2. Jelaskan pengetahuan anda tentang: a. Apa yang disebut tema, dan sinopsis? b. Mengapa tema atau gagasan cerita jika disusun dalam sebuah kalimat akan terdiri: SUBYEK + PREDIKAT YANG MERUJUK PROSES + OBYEK ATAU HASIL AKHIR DARI KESELURUHAN PROSES? c. Mengapa sinopsis harus telah memuat: latar belakang tokoh, persoalan yang muncul dan harus dihadapi si tokoh, konfliks yang terjadi pada si tokoh, hasil akhir yang dicapai oleh si tokoh? 3. Mengapa pembabakan dalam plot harus telah menceritakan pembagian cerita berdasarkan kejelasan hal-hal yang akan terjadi dalam cerita: pemaparan, latar belakang munculnya persoalan, konflik atau perseteruan yang terjadi dalam persoalan, klimaks atau puncak perseteruan persoalan, penutup akhir dari persolan yang ada dalam cerita? 4. Untuk apa pembabakan dalam plot dikembangkan? Apa yang menjadi cara pengembangan tersebut? Petunjuk penilaian: Evaluasi ini dititikberatkan pada kemampuan mahasiswa mengelaborasi informasi yang diterima, dengan ukuran terserapnya kata-kata kunci dalam tanggapan yang disusun atas pertanyaan dalam latihan. Lembar Penolong Evaluasi: Daftar Presensi: untuk menandai berapa mahasiswa yang hadir.
25
No
NIM
Nama
Hadir
Tidak Hadir
Berita Acara Perkuliahan: Berapa Mahasiswa yang merespon? Siapa saja yang merespon? Apa isi dari respon-respon tersebut? Lembar Catatan Tanggapan No Nama
Deskripsi Tanggapan
P S
P = Pertanyaan S = Statemen
Evaluasi Kuantitatif: a. Tingkat kehadiran mahasiswa di kelas:
>74% kehadiran = kurang; 75-80% kehadiran = cukup; 81-90% kehadiran = baik; <91% kehadiran = sangat baik. b. Dinamika Populasi Kelas pada tiap Kehadiran: >74% jumlah populasi = kurang; : 75-80% jumlah populasi = cukup; : 81-90% jumlah populasi = baik; : <91% jumlah populasi = sangat baik. c. Persebaran Dinamika Diskusi Kelas: Berapa banyak mahasiswa yang berani menyampaikan gagasan dalam diskusi: <24% = Kurang Baik; 25>36% = Cukup; 36 >49% = Baik; >50% = Sangat Baik. d. Disiplin waktu pengerjaan tugas: lebih awal dari waktu yang ditetukan = sangat baik; tepat waktu = baik; terlambat = kurang baik.
Evaluasi Kualitatif: didasarkan pada tes formatif a. Evaluasi yang didasarkan pada target-target praktis dari tugas yang dibebankan. b. Kelengkapan struktural dari tugas yang dibebankan. c. Progres kesadaran berfikir dalam diri mahasiswa yang terrefleksikan dalam tugas yang dibebankan: *] kesadaran mistis apabila tugas yang dikumpulkan hanya merupakan praktik peniruan dari satu model, bernilai sangat kurang;
26
**] kesadaran palsu/naif apabila tugas yang dikumpulkan hanya merupakan praktik peniruan dari dua model, bernilai kurang; ***] kesadaran kritis apabila tugas yang dikumpulkan merupakan praktik elaborasi dari sedikitnya tiga model yang dirujuk. Bernilai baik. Tindak lanjut: Tugas Rumah: Mehasiswa diperintahkan mengeksplorasi pembabakan cerita menjadi detil-detil persoalan lanjutan, sebanyak 64 bagian, dengan mendasarkan pada nalar pembentukan plot di awal kerja, atau 4 dasar dari plot: pemaparan, konflik, klimak, penutup.
27
Sanggar Skenario Layar lebar BAB VII: Diskusi kelas dengan materi soal ujian tengah semester Deskripsi singkat: Bab ini akan berisi ujian sumatif dari proses yang sudah berlangsung. Manfaat: Mengenal hasil yang sudah dicapai mahasiswa selama mengikuti proses. Relevansi: Mengetahui keberhasilan proses. Learning Outcomes: Mahasiswa menunjukan kemampuannya yang dimiliki dari hasil proses yang sudah dilalui. PENYAJIAN: Diskusi kelas dengan materi diskusi soal ujian tengah semester dan hasil ujian. 1. Jelaskan pengetahuan anda tentang: a. Apa yang disebut cerita? b. Apa yang disebut media bercerita? c. Apa contoh-contoh yang bisa ditunjuk? d. Apa yang menjadi unsur sebuah cerita? 2. Jelaskan pengetahuan anda tentang: a Apa yang disebut tema, dan sinopsis? b. Mengapa tema atau gagasan cerita jika disusun dalam sebuah kalimat akan terdiri: SUBYEK + PREDIKAT YANG MERUJUK PROSES + OBYEK ATAU HASIL AKHIR DARI KESELURUHAN PROSES? c. Mengapa sinopsis harus telah memuat: latar belakang tokoh, persoalan yang muncul dan harus dihadapi si tokoh, konfliks yang terjadi pada si tokoh, hasil akhir yang dicapai oleh si tokoh? 3. Mengapa pembabakan dalam plot harus telah menceritakan pembagian cerita berdasarkan kejelasan hal-hal yang akan terjadi dalam cerita: pemaparan, latar belakang munculnya persoalan, konflik atau perseteruan yang terjadi dalam persoalan, klimaks atau puncak perseteruan persoalan, penutup akhir dari persolan yang ada dalam cerita? 4. Untuk apa pembabakan dalam plot dikembangkan? Apa yang menjadi cara pengembangan tersebut? Petunjuk penilaian: Evaluasi ini dititikberatkan pada kemampuan mahasiswa mengelaborasi informasi yang diterima, dengan ukuran terserapnya kata-kata kunci dalam tanggapan yang disusun atas pertanyaan.
28
Lembar Penolong Evaluasi: Daftar Presensi: untuk menandai berapa mahasiswa yang hadir. No NIM Nama
Hadir
Tidak Hadir
Berita Acara Perkuliahan: Berapa Mahasiswa yang merespon? Siapa saja yang merespon? Apa isi dari respon-respon tersebut? Lembar Catatan Tanggapan No Nama
Deskripsi Tanggapan
P S
P = Pertanyaan S = Statemen
Evaluasi Kuantitatif: a. Tingkat kehadiran mahasiswa di kelas:
>74% kehadiran = kurang; 75-80% kehadiran = cukup; 81-90% kehadiran = baik; <91% kehadiran = sangat baik. b. Dinamika Populasi Kelas pada tiap Kehadiran: >74% jumlah populasi = kurang; : 75-80% jumlah populasi = cukup; : 81-90% jumlah populasi = baik; : <91% jumlah populasi = sangat baik. c. Persebaran Dinamika Diskusi Kelas: Berapa banyak mahasiswa yang berani menyampaikan gagasan dalam diskusi: <24% = Kurang Baik; 25>36% = Cukup; 36 >49% = Baik; >50% = Sangat Baik. d. Disiplin waktu pengerjaan tugas: lebih awal dari waktu yang ditetukan = sangat baik; tepat waktu = baik; terlambat = kurang baik.
Evaluasi Kualitatif: didasarkan pada tes formatif a. Evaluasi yang didasarkan pada target-target praktis dari tugas yang dibebankan. b. Kelengkapan struktural dari tugas yang dibebankan. c. Progres kesadaran berfikir dalam diri mahasiswa yang terrefleksikan dalam tugas yang dibebankan:
29
*] kesadaran mistis apabila tugas yang dikumpulkan hanya merupakan praktik peniruan dari satu model, bernilai sangat kurang; **] kesadaran palsu/naif apabila tugas yang dikumpulkan hanya merupakan praktik peniruan dari dua model, bernilai kurang; ***] kesadaran kritis apabila tugas yang dikumpulkan merupakan praktik elaborasi dari sedikitnya tiga model yang dirujuk. Bernilai baik. Tindak lanjut: Tugas Rumah: Mehasiswa diperintahkan mengeksplorasi pembabakan cerita itu menjadi detil-detil persoalan lanjutan, sebanyak 64 bagian, dengan mendasarkan pada nalar pembentukan plot di awal kerja, atau 4 dasar dari plot: pemaparan, konflik, klimak, penutup.
30
Sanggar Skenario Layar lebar BAB VIII: Dari 16 Bagian Cerita sebagai Dasar Kerangka Cerita menjadi 64 bagian cerita yang menjadi Kerangka Cerita. PENDAHULUAN Deskripsi singkat: Bab ini mendiskusikan 16 bagian yangg menjadi dasar KERANGKA CERITA, mengeksplorasinya menjadi 64 bagian kerangka cerita. Teknik pengembangan ini, menggunakan sistem menyusun alur, artinya, setiap bagian dari dasar kerangka cerita dikembangan dengan model yang sama: yakni, pemaparan, konflik, klimaks, dan penutup. Artinya, dari 16 bagian dikembangkan menjadi 64 bagian. Manfaat: Mahasiswa mengenal dan mampu mempraktikan pengembangan cerita berdasarkan metode dasar plot untuk menjadi dasar kerangka cerita. Relevansi: Mahasiswa memiliki kemampuan berfikir metaforis. Learning Outcomes: Mahasiswa memiliki kemampuan berfikir metaforis sehingga mengenal metode penciptaan turunan dari satu klausa menjadi 4 bagian plot, dari 4 bagian plot menjadi 16 bagian sebagai dasar kerangka karangan. Dan dari 16 bagian dasar kerangka cerita menjadi 64 bagian kerangka cerita. PENYAJIAN Uraian: Pengembangan cerita dari 16 bagian dasar kerangka karangan yang tersusun dalam pemaparan, konflik, kilmaks, dan menutup memberikan gambaran bahwa hal tersebut memungkinkan untuk dilakukan dalam setiap bagian itu sendiri. Artinya, dalam setiap bagian cerita: pemaparan memungkinkan untuk dikembangan menjadi: pemaparan dari bagian pemaparan, konflik dari bagian pemaparan, klimaks dari bagian pemaparan, penutup dari bagian pemaparan. Dengan nalar tersebut, 16 bagian yang digunakan sebagai dasar kerangka cerita dikembangkan menjadi 64 bagian sebagai kerangka karangan. Selain itu, bagian-bagian cerita yang tadinya masih berupa konsep-konsep yang abstrak sudah harus diwujudkan dalam peristiwa-peristiwa yang kongkret. Hal yang harus diperhatikan, dalam kerangka karangan ini, prinsip adegan sudah dituliskan, adapun dialog belum tentu sudah dihadrikan. PENGEMBANGAN PEMBABAKAN MENJADI 64 BAGIAN CERITA ATAU KERANGKA CERITA: BABAK 1: Pemaparan atau latar belakang munculnya persoalan: Bagian 1: Pemaparan Babak 1. Siti adalah remaja kelas 2 SMA, dua adiknya masih sekolah SD dan SMP, ibunya adalah seorang pedagang sayur di rumah, bapaknya seorang rentenir keliling di beberapa pasar di kota kabupaten Bantul.
31
Sequence 1: RUMAH SITI. – SIANG. Hujan lebat sekali mengguyur rumah Siti, mengguyur dusun. Bahkan ada genting yang bocor di dalam warung jualan milik Ibunya Siti. Ibunya Siti menaruh panci untuk mewadahi bocoran itu di atas hamparan dagangan sayur yang sudah terlebih dulu ditutupi lembaran plastik. Adik Siti, yang masih SD, dengan mengenakan seragam memandang Ibunya dengan ketakutan pada hujan yang lebat. Adik Siti malah menanyakan kepulangan kakaknya itu. Ibunya menenangkan dengan mengatakan bahwa Siti akan pulang sebentar lagi, toh biasanya pada jam itu Siti juga belum pulang. Sequence 2: DUSUN SITI - SIANG Hujan deras melanda dusun. Angin bertiup kencang. Ada dahan patah diterbangkan angin dan hujan. Sequence 3: JALAN DUSUN SITI - SIANG Sebuah pohon tumbang merintangi jalan karena diterjang angin dan hujan. Sequence 4: RUMAH SITI. – SIANG. Siti pulang dari sekolah, memboncengkan adiknya dengan sebuah motor mode lama. Meskipun mereka sudah memakai mantel, baju mereka basah. Ibu Siti kemudian memerintahkan mereka sekalian mandi, mengguyur badan langsung dari air sumur agar tidak sakit. Bagian 2: Konflik Babak 1. Suatu sore, di bawah hujan lebat di dusunnya, bapak Siti yang pulang kerja tertimpa sejumlah buah kelapa kering dan dahan yang jatuh dari pohon: sepedanya oleng, menubruk jembatan kecil, dan tersungkur ke dalam parit. KEMBANGKAN TIAP BAGIAN INI MENJADI SEUQUENCE-SEQUENCE SEPERTI PADA BAGIAN 1 DI ATAS. Bagian 3: Klimaks Babak 1 Oleh para tetangga bapaknya dibawa ke rumah sakit. Kecelakaan ini menyebabkan retak tulang leher, dan beberapa rusuknya patah. Bagian 4: Penutup Babak 1. Ibunya pun terpaksa tidak berjualan karena harus menunggui bapaknya di rumah sakit. BABAK 2: KONFLIK: Perseturuan yang terjadi dari persoalan tersebut. Bagian 1 babak 2: pemaparan konflik Kecelakaan itu bagi Siti adalah kebutuhan uang untuk menebus beaya perawatan. Bagian 2 babak 2: konflik Konflik 1 (Konflik Batin):
32
Siti berfikir untuk mengambil alih pekerjaan bapaknya dan tidak bersekolah untuk sementara. Siti kemudian memutuskan untuk mengambil alih pekerjaan itu. Konflik 2 (Konflik Sosial): Konflik dengan Keluarga: Ibu Siti melarang Siti menggantikan bapaknya. Siti membangkang. Konflik dengan Tetangga: Kecelakaan itu oleh para tetangga dianggap sebagai karma untuk seorang lintah darat (sebutan bagi rentenir). Di mushola, tema lintah darat ini dicermahkan. Konflik dengan Sekolah: Sekolah mengancam akan mengeluarkan Siti karena tidak masuk tiga hari berturut-turut tanpa ijin. Teman-temannya mengolok-olok sebagai lintah darat. Gurunya memarahi karena itu tindakan tidak bermoral. Konflik cinta: Siti dirayu oleh seorang tukang parkir pasar. Konflik dengan warga pasar: Siti dimarahi pedagang yang baru buka dan sudah ditagih oleh Siti. Bagian 3 Babak 2: Klimaks Siti mendapat simpati dari Jalu, teman sekolahnya, yang tampan. Eva yang suka pada Jalu cemburu. Siti mendapat simpati dari teman SMPnya yang menjadi preman pasar. Bagian 4 Babak 2: Penutup Siti terus melanjutkan pilihannya menjadi rentenir sementara bapaknya ada di rumah sakit.
DISKUSI KELAS: Untuk apa dasar kerangka karangan ini dikembangkan menjadi kerangka karangan? Apa yang menjadi cara pengembangan tersebut? Latihan: Mahasiswa mengembangkan 4 bagian bagian cerita yang ada di awal menjadi dasar kerangka karangan, menjadi 16 bagian yang menjadi Kerangka Karangan. Di rumah dipraktikan kelanjutannya. PENUTUP Tes formatif dan kunci tes formatif: 1. Untuk apa pembabakan dalam plot dikembangkan? Apa yang menjadi cara pengembangan tersebut? 2. Apakah Mahasiswa mampu menghasilkan pengembangan dari 1 bagian cerita di awal menjadi 4 sequence peristiwa? Sebagimana contoh yang diberikan? Kunci: Pengembangan 16 bagian dasar kerangka cerita dilakukan untuk menyusun kerangka cerita.
33
Cara yang digunakan untuk mengembangkan adalah dengan meminjam nalar plot itu sendiri. Secara kuantitatif mahasiswa menunjukan hasil praktiknya bertambah. Petunjuk penilaian: Evaluasi pada pertemuan ini dititikberatkan pada kemampuan mahasiswa mengelaborasi informasi yang diterima, dengan ukuran terserapnya kata-kata kunci dalam tanggapan yang disusun atas pertanyaan dalam latihan. Lembar Penolong Evaluasi: Daftar Presensi: untuk menandai berapa mahasiswa yang hadir. No NIM Nama
Hadir
Tidak Hadir
Berita Acara Perkuliahan: Berapa Mahasiswa yang merespon? Siapa saja yang merespon? Apa isi dari respon-respon tersebut? Lembar Catatan Tanggapan No Nama
Deskripsi Tanggapan
P S
P = Pertanyaan S = Statemen
Evaluasi Kuantitatif: a. Tingkat kehadiran mahasiswa di kelas:
>74% kehadiran = kurang; 75-80% kehadiran = cukup; 81-90% kehadiran = baik; <91% kehadiran = sangat baik. b. Dinamika Populasi Kelas pada tiap Kehadiran: >74% jumlah populasi = kurang; : 75-80% jumlah populasi = cukup; : 81-90% jumlah populasi = baik; : <91% jumlah populasi = sangat baik. c. Persebaran Dinamika Diskusi Kelas: Berapa banyak mahasiswa yang berani menyampaikan gagasan dalam diskusi: <24% = Kurang Baik; 25>36% = Cukup; 36 >49% = Baik; >50% = Sangat Baik. d. Disiplin waktu pengerjaan tugas: lebih awal dari waktu yang ditetukan = sangat baik; tepat waktu = baik;
34
terlambat = kurang baik. Evaluasi Kualitatif: didasarkan pada tes formatif a. Evaluasi yang didasarkan pada target-target praktis dari tugas yang dibebankan. b. Kelengkapan struktural dari tugas yang dibebankan. c. Progres kesadaran berfikir dalam diri mahasiswa yang terrefleksikan dalam tugas yang dibebankan: *] kesadaran mistis apabila tugas yang dikumpulkan hanya merupakan praktik peniruan dari satu model, bernilai sangat kurang; **] kesadaran palsu/naif apabila tugas yang dikumpulkan hanya merupakan praktik peniruan dari dua model, bernilai kurang; ***] kesadaran kritis apabila tugas yang dikumpulkan merupakan praktik elaborasi dari sedikitnya tiga model yang dirujuk. Bernilai baik. Tindak lanjut: Tugas Rumah: Mehasiswa diperintahkan mengeksplorasi pembabakan cerita itu menjadi detil-detil persoalan lanjutan, sebanyak 64 bagian, dengan mendasarkan pada nalar pembentukan plot di awal kerja, atau 4 dasar dari plot: pemaparan, konflik, klimak, penutup.
35
Sanggar Skenario Layar lebar BAB IX: LANJUTAN Dari 16 Bagian Cerita sebagai Dasar Kerangka Cerita menjadi 64 bagian cerita yang menjadi Kerangka Cerita. PENDAHULUAN Deskripsi singkat: Bab ini mendiskusikan 16 bagian yang menjadi dasar KERANGKA CERITA, mengeksplorasinya menjadi 64 bagian kerangka cerita. Teknik pengembangan ini, menggunakan sistem menyusun alur, artinya, setiap bagian dari dasar kerangka cerita dikembangan dengan model yang sama: yakni, pemaparan, konflik, klimaks, dan penutup. Artinya, dari 16 bagian dikembangkan menjadi 64 bagian. Manfaat: Mahasiswa mengenal dan mampu mempraktikan pengembangan cerita berdasarkan metode dasar plot dari dasar kerangka cerita menjadi kerangka cerita. Relevansi: Mahasiswa memiliki kemampuan berfikir metaforis. Learning Outcomes: Mahasiswa memiliki kemampuan berfikir metaforis sehingga mengenal metode penciptaan turunan dari satu klausa menjadi 4 bagian plot, dari 4 bagian plot menjadi 16 bagian sebagai dasar kerangka karangan. Dan dari 16 bagian dasar kerangka cerita menjadi 64 bagian kerangka cerita. PENYAJIAN Uraian: Pengembangan cerita dari 16 bagian dasar kerangka karangan yang tersusun dalam pemaparan, konflik, kilmaks, dan menutup memberikan gambaran bahwa hal tersebut memungkinkan untuk dilakukan dalam setiap bagian itu sendiri. Artinya, dalam setiap bagian cerita: pemaparan memungkinkan untuk dikembangan menjadi: pemaparan dari bagian pemaparan, konflik dari bagian pemaparan, klimaks dari bagian pemaparan, penutup dari bagian pemaparan. Dengan nalar tersebut, 16 bagian yang digunakan sebagai dasar kerangka cerita dikembangkan menjadi 64 bagian sebagai kerangka karangan. Selain itu, bagian-bagian cerita yang tadinya masih berupa konsep-konsep yang abstrak sudah harus diwujudkan dalam peristiwa-peristiwa yang kongkret. Hal yang harus diperhatikan, dalam kerangka karangan ini, prinsip adegan sudah dituliskan, adapun dialog belum tentu sudah dihadrikan. PENGEMBANGAN PEMBABAKAN MENJADI 64 BAGIAN CERITA ATAU KERANGKA CERITA: BABAK 1: Pemaparan atau latar belakang munculnya persoalan: Bagian 1: Pemaparan Babak 1. Siti adalah remaja kelas 2 SMA, dua adiknya masih sekolah SD dan SMP, ibunya adalah seorang pedagang sayur di rumah, bapaknya seorang rentenir keliling di beberapa pasar di kota kabupaten Bantul.
36
Sequence 1: RUMAH SITI. – SIANG. Hujan lebat sekali mengguyur rumah Siti, mengguyur dusun. Bahkan ada genting yang bocor di dalam warung jualan milik Ibunya Siti. Ibunya Siti menaruh panci untuk mewadahi bocoran itu di atas hamparan dagangan sayur yang sudah terlebih dulu ditutupi lembaran plastik. Adik Siti, yang masih SD, dengan mengenakan seragam memandang Ibunya dengan ketakutan pada hujan yang lebat. Adik Siti malah menanyakan kepulangan kakaknya itu. Ibunya menenangkan dengan mengatakan bahwa Siti akan pulang sebentar lagi, toh biasanya pada jam itu Siti juga belum pulang. Sequence 2: DUSUN SITI - SIANG Hujan deras melanda dusun. Angin bertiup kencang. Ada dahan patah diterbangkan angin dan hujan. Sequence 3: JALAN DUSUN SITI - SIANG Sebuah pohon tumbang merintangi jalan karena diterjang angin dan hujan. Sequence 4: RUMAH SITI. – SIANG. Siti pulang dari sekolah, memboncengkan adiknya dengan sebuah motor mode lama. Meskipun mereka sudah memakai mantel, baju mereka basah. Ibu Siti kemudian memerintahkan mereka sekalian mandi, mengguyur badan langsung dari air sumur agar tidak sakit. Bagian 2: Konflik Babak 1. Suatu sore, di bawah hujan lebat di dusunnya, bapak Siti yang pulang kerja tertimpa sejumlah buah kelapa kering dan dahan yang jatuh dari pohon: sepedanya oleng, menubruk jembatan kecil, dan tersungkur ke dalam parit. Sequence 5: (tuliskan urutannya sesuai dengan nomor sebelumnya). JALAN TENGAH SAWAH - SIANG Bapak Siti mengayuh sepedanya menerobos hujan di tengah sawah berkerudung mantel plastik. Sequence 6: BERANDA RUMAH WARGA PINGGIR JALAN DUSUN – SIANG Pak Margo, tetangga Siti, memperhatikan hujan yang lebat dan angin yang kencang. Wajahnya gelisah. Seorang warga melintas dengan sebuah motor dengan agak kencang. Tepat ketika warga itu melintas, sebuah dahan jatuh di belakang motor yang melintas itu. Sequence 7: MULUT JALAN DUSUN SITI – SIANG Hujan masih lebat. Bapak Siti melintas memasuki dusunnya dengan sepeda. Sequence 8: BERANDA RUMAH PAK MARGO PINGGIR JALAN DUSUN – SIANG
37
Pak Margo, tetangga Siti, memperhatikan hujan yang lebat dan angin yang kencang. Di jalan melintas Bapak Siti. Sampai di ujung pekarangan, di sebuah jembatan kecil dari sungai yang melewati tengah dusun itu, serumpun buah kelapa jatuh beserta pelepah daunnya. Langsung menerpa kepala Bapaknya Siti. Sepeda itu oleng, menabarak jembatan itu, dan bapak Siti jatuh masuk ke dalam parit. Pak Margo kaget. Langsung berteriak minta tolong dan lari menerobos hujan untuk menolong bapak Siti. Dari dalam rumah, Bu Margo keluar. Melihat suaminya berlari dan berteriak minta tolong, lalu terus mengikuti, sambil juga berteriak minta tolong. Dari rumah-rumah yang lain keluar warga yang lain karena teriakan itu.
Bagian 3: Klimaks Babak 1 Oleh para tetangga bapaknya dibawa ke rumah sakit. Kecelakaan ini menyebabkan retak tulang KEMBANGKAN TIAP BAGIAN INI MENJADI SEUQUENCE-SEQUENCE SEPERTI PADA BAGIAN 1 DI ATAS. leher, dan beberapa rusuknya patah. Bagian 4: Penutup Babak 1. Ibunya pun terpaksa tidak berjualan karena harus menunggui bapaknya di rumah sakit. BABAK 2: KONFLIK: Perseturuan yang terjadi dari persoalan tersebut. Bagian 1 babak 2: pemaparan konflik Kecelakaan itu bagi Siti adalah kebutuhan uang untuk menebus beaya perawatan. Bagian 2 babak 2: konflik Konflik 1 (Konflik Batin): Siti berfikir untuk mengambil alih pekerjaan bapaknya dan tidak bersekolah untuk sementara. Siti kemudian memutuskan untuk mengambil alih pekerjaan itu. Konflik 2 (Konflik Sosial): Konflik dengan Keluarga: Ibu Siti melarang Siti menggantikan bapaknya. Siti membangkang. Konflik dengan Tetangga: Kecelakaan itu oleh para tetangga dianggap sebagai karma untuk seorang lintah darat (sebutan bagi rentenir). Di mushola, tema lintah darat ini dicermahkan. Konflik dengan Sekolah: Sekolah mengancam akan mengeluarkan Siti karena tidak masuk tiga hari berturut-turut tanpa ijin. Teman-temannya mengolok-olok sebagai lintah darat. Gurunya memarahi karena itu tindakan tidak bermoral. Konflik cinta: Siti dirayu oleh seorang tukang parkir pasar. Konflik dengan warga pasar:
38
Siti dimarahi pedagang yang baru buka dan sudah ditagih oleh Siti. Bagian 3 Babak 2: Klimaks Siti mendapat simpati dari Jalu, teman sekolahnya, yang tampan. Eva yang suka pada Jalu cemburu. Siti mendapat simpati dari teman SMPnya yang menjadi preman pasar. Bagian 4 Babak 2: Penutup Siti terus melanjutkan pilihannya menjadi rentenir sementara bapaknya ada di rumah sakit.
DISKUSI KELAS: Untuk apa dasar kerangka karangan ini dikembangkan menjadi kerangka karangan? Apa yang menjadi cara pengembangan tersebut? Latihan: Mahasiswa mengembangkan 4 bagian bagian cerita yang ada di awal menjadi dasar kerangka karangan, menjadi 16 bagian yang menjadi Kerangka Karangan. Di rumah dipraktikan kelanjutannya. PENUTUP Tes formatif dan kunci tes formatif: 1. Untuk apa pembabakan dalam plot dikembangkan? Apa yang menjadi cara pengembangan tersebut? 2. Apakah Mahasiswa mampu menghasilkan pengembangan dari 1 bagian cerita di awal menjadi 4 sequence peristiwa? Sebagimana contoh yang diberikan? Kunci: Pengembangan 16 bagian dasar kerangka cerita dilakukan untuk menyusun kerangka cerita. Cara yang digunakan untuk mengembangkan adalah dengan meminjam nalar plot itu sendiri. Secara kuantitatif mahasiswa menunjukan hasil praktiknya bertambah. Petunjuk penilaian: Evaluasi pada pertemuan ini dititikberatkan pada kemampuan mahasiswa mengelaborasi informasi yang diterima, dengan ukuran terserapnya kata-kata kunci dalam tanggapan yang disusun atas pertanyaan dalam latihan. Lembar Penolong Evaluasi: Daftar Presensi: untuk menandai berapa mahasiswa yang hadir. No NIM Nama
Hadir
Tidak Hadir
39
Berita Acara Perkuliahan: Berapa Mahasiswa yang merespon? Siapa saja yang merespon? Apa isi dari respon-respon tersebut? Lembar Catatan Tanggapan No Nama
Deskripsi Tanggapan
P S
P = Pertanyaan S = Statemen
Evaluasi Kuantitatif: a. Tingkat kehadiran mahasiswa di kelas:
>74% kehadiran = kurang; 75-80% kehadiran = cukup; 81-90% kehadiran = baik; <91% kehadiran = sangat baik. b. Dinamika Populasi Kelas pada tiap Kehadiran: >74% jumlah populasi = kurang; : 75-80% jumlah populasi = cukup; : 81-90% jumlah populasi = baik; : <91% jumlah populasi = sangat baik. c. Persebaran Dinamika Diskusi Kelas: Berapa banyak mahasiswa yang berani menyampaikan gagasan dalam diskusi: <24% = Kurang Baik; 25>36% = Cukup; 36 >49% = Baik; >50% = Sangat Baik. d. Disiplin waktu pengerjaan tugas: lebih awal dari waktu yang ditetukan = sangat baik; tepat waktu = baik; terlambat = kurang baik.
Evaluasi Kualitatif: didasarkan pada tes formatif a. Evaluasi yang didasarkan pada target-target praktis dari tugas yang dibebankan. b. Kelengkapan struktural dari tugas yang dibebankan. c. Progres kesadaran berfikir dalam diri mahasiswa yang terrefleksikan dalam tugas yang dibebankan: *] kesadaran mistis apabila tugas yang dikumpulkan hanya merupakan praktik peniruan dari satu model, bernilai sangat kurang; **] kesadaran palsu/naif apabila tugas yang dikumpulkan hanya merupakan praktik peniruan dari dua model, bernilai kurang; ***] kesadaran kritis apabila tugas yang dikumpulkan merupakan praktik elaborasi dari sedikitnya tiga model yang dirujuk. Bernilai baik.
40
Tindak lanjut: Tugas Rumah: Mehasiswa diperintahkan mengeksplorasi pembabakan cerita itu menjadi detil-detil persoalan lanjutan, sebanyak 64 bagian, dengan mendasarkan pada nalar pembentukan plot di awal kerja, atau 4 dasar dari plot: pemaparan, konflik, klimak, penutup.
41
Sanggar Skenario Layar lebar BAB X: Menuliskan scene
PENDAHULUAN Deskripsi singkat: Bab ini mendiskusikan bagaimana mengubah bentuk sequence menjadi scene. Hal yang harus diketahui bahwa di dalam scene semua peristiwa dideskripsikan. Dialog sudah dimunculkan. Setiap persitiwa dibatasi oleh aspek ruang dan waktu. Manfaat: Mahasiswa mengenal dan mampu mempraktikan penulisan deskripsi peristiwa. Memahami dan mengenal scene sebagai sebuah peristiwa yang dibatasi oleh aspek ruang dan waktu. Relevansi: Mahasiswa memiliki kemampuan berfikir visual. Memahami pola urutan kejadian. Learning Outcomes: Mahasiswa memahami bentuk mendeskripsikan peristiwa.
dan syarat
sebuah scene. Mahasiswa memiliki
kemampuan
PENYAJIAN Uraian: Penulisan scene ini adalah mewujudkan sequence-sequence ke dalam deskripsi adegan atau peristiwa. Sebagai sebuah peristiwa itu terjadi dalam sebuah ruang dan waktu tertentu, dan berjalan urut secara waktu. Dan sebagai sebuah peristiwa, barangkali ada praktik pembicaraan atau dialog. Di dalam scene, kesemuanya itu harus dituliskan. Dalam penulisan scene ini ada bagian-bagian scene sebaiknya dibedakan karakter tulisannya. Baik untuk, deskprisi, dialog, dan nama tokoh. Hal yang penting, yang menjadi bagian dari penulisan scene dalah: nomor urut peristiwa/adegan/scene; keterangan lokasi dan latar/setting persitiwa, latar atau setting ini harus ditunjukkan. Deskripsi peristiwa dan dialog. Juga akhir scene. Dalam penulisan scene ini, sebuah sequence barngkali harus dipecah menjadi beberapa scene karena persoalan ruang peristiwanya yang terlalu luas. BABAK 1: Pemaparan atau latar belakang munculnya persoalan: Bagian 1: Pemaparan Babak 1. Siti adalah remaja kelas 2 SMA, dua adiknya masih sekolah SD dan SMP, ibunya adalah seorang pedagang sayur di rumah, bapaknya seorang rentenir keliling di beberapa pasar di kota kabupaten Bantul. Scene: 01. INT - RUMAH SITI. – SIANG. Hujan lebat sekali mengguyur rumah Siti, mengguyur dusun. Bahkan ada genting yang bocor di dalam warung jualan milik Ibunya Siti. Ibunya Siti menaruh panci untuk mewadahi bocoran itu di atas
42
hamparan dagangan sayur yang sudah terlebih dulu ditutupi lembaran plastik. Adik Siti, yang masih SD, dengan masih mengenakan seragam sekolah memandang Ibunya dengan ketakutan pada hujan yang lebat, yang tercermin di wajahnya. ADIK SITI: Koq mBak Siti belum pulang, ya? Ibu Siti berhenti sebentar dari memasang-masang panci untuk mewadahi air bocoran genting. Sesaat melihat anaknya, yang memandang dengan tatapan kosong padanya. IBU SITI: Ini baru jam berapa? IBU SITI memperhatikan jam di dinding. ADIK SITI mengikuti arah pandangan itu. IBU SITI: Biasanya mBak Siti kan pulang sejam lagi? Adik Siti terus memandang kesibukan Ibunya. Di luar terdengar suara hujan dan dahan yang patah berderak. Mata Adik Siti terbelalak mendengar suara itu. Takut. CUT TO (tanda adegan atau scene selesai dan berganti) Sequence 2: DUSUN SITI - SIANG Hujan deras melanda dusun. Angin bertiup kencang. Ada dahan patah diterbangkan angin dan hujan. Sequence 3: JALAN DUSUN SITI - SIANG Sebuah pohon tumbang merintangi jalan karena diterjang angin dan hujan. Sequence 4: RUMAH SITI. – SIANG. Siti pulang dari sekolah, memboncengkan adiknya dengan sebuah motor mode lama. Meskipun mereka sudah memakai mantel, baju mereka basah. Ibu Siti kemudian memerintahkan mereka sekalian mandi, mengguyur badan langsung dari air sumur agar tidak sakit. Bagian 2: Konflik Babak 1. Suatu sore, di bawah hujan lebat di dusunnya, bapak Siti yang pulang kerja tertimpa sejumlah buah kelapa kering dan dahan yang jatuh dari pohon: sepedanya oleng, menubruk jembatan kecil, dan tersungkur ke dalam parit. Sequence 5: (tuliskan urutannya sesuai dengan nomor sebelumnya). JALAN TENGAH SAWAH - SIANG Bapak Siti mengayuh sepedanya menerobos hujan di tengah sawah berkerudung mantel plastik. Sequence 6: BERANDA RUMAH WARGA PINGGIR JALAN DUSUN – SIANG
43
Pak Margo, tetangga Siti, memperhatikan hujan yang lebat dan angin yang kencang. Wajahnya gelisah. Seorang warga melintas dengan sebuah motor dengan agak kencang. Tepat ketika warga itu melintas, sebuah dahan jatuh di belakang motor yang melintas itu. Sequence 7: MULUT JALAN DUSUN SITI – SIANG Hujan masih lebat. Bapak Siti melintas memasuki dusunnya dengan sepeda. Sequence 8: BERANDA RUMAH PAK MARGO PINGGIR JALAN DUSUN – SIANG Pak Margo, tetangga Siti, memperhatikan hujan yang lebat dan angin yang kencang. Di jalan melintas Bapak Siti. Sampai di ujung pekarangan, di sebuah jembatan kecil dari sungai yang melewati tengah dusun itu, serumpun buah kelapa jatuh beserta pelepah daunnya. Langsung menerpa kepala Bapaknya Siti. Sepeda itu oleng, menabarak jembatan itu, dan bapak Siti jatuh masuk ke dalam parit. Pak Margo kaget. Langsung berteriak minta tolong dan lari menerobos hujan untuk menolong bapak Siti. Dari dalam rumah, Bu Margo keluar. Melihat suaminya berlari dan berteriak minta tolong, lalu terus mengikuti, sambil juga berteriak minta tolong. Dari rumah-rumah yang lain keluar warga yang lain karena teriakan itu.
Bagian 3: Klimaks Babak 1 Oleh para tetangga bapaknya dibawa ke rumah sakit. Kecelakaan ini menyebabkan retak tulang leher, dan beberapa rusuknya patah.
KEMBANGKAN TIAP BAGIAN INI MENJADI SEUQUENCE-SEQUENCE SEPERTI PADA BAGIAN 1 DI ATAS. Bagian 4: Penutup Babak 1. Ibunya pun terpaksa tidak berjualan karena harus menunggui bapaknya di rumah sakit. BABAK 2: KONFLIK: Perseturuan yang terjadi dari persoalan tersebut. Bagian 1 babak 2: pemaparan konflik Kecelakaan itu bagi Siti adalah kebutuhan uang untuk menebus beaya perawatan. Bagian 2 babak 2: konflik Konflik 1 (Konflik Batin): Siti berfikir untuk mengambil alih pekerjaan bapaknya dan tidak bersekolah untuk sementara. Siti kemudian memutuskan untuk mengambil alih pekerjaan itu. Konflik 2 (Konflik Sosial): Konflik dengan Keluarga:
44
Ibu Siti melarang Siti menggantikan bapaknya. Siti membangkang. Konflik dengan Tetangga: Kecelakaan itu oleh para tetangga dianggap sebagai karma untuk seorang lintah darat (sebutan bagi rentenir). Di mushola, tema lintah darat ini dicermahkan. Konflik dengan Sekolah: Sekolah mengancam akan mengeluarkan Siti karena tidak masuk tiga hari berturut-turut tanpa ijin. Teman-temannya mengolok-olok sebagai lintah darat. Gurunya memarahi karena itu tindakan tidak bermoral. Konflik cinta: Siti dirayu oleh seorang tukang parkir pasar. Konflik dengan warga pasar: Siti dimarahi pedagang yang baru buka dan sudah ditagih oleh Siti. Bagian 3 Babak 2: Klimaks Siti mendapat simpati dari Jalu, teman sekolahnya, yang tampan. Eva yang suka pada Jalu cemburu. Siti mendapat simpati dari teman SMPnya yang menjadi preman pasar. Bagian 4 Babak 2: Penutup Siti terus melanjutkan pilihannya menjadi rentenir sementara bapaknya ada di rumah sakit.
DISKUSI KELAS: Apa yang harus diperhatikan dalam penulisan scene? Apakah aspek-aspek penting yang ada di dalam scene? Latihan: Mahasiswa Mempraktikan penulisan scene. PENUTUP Tes formatif dan kunci tes formatif: 3. Apa yang menjadi aspek penting di dalam scene? Bagaimana aspek penting itu dituliskan dalam bentuk scene? Kunci: Asepek Penting di dalam Scene: No urut scene, lokasi, latar tempat dan latar waktu, kornologi peristiwa yang menjadi adegan. Tanda penulisan yang membedakan hal-hal itu. Petunjuk penilaian: Evaluasi pada pertemuan ini dititikberatkan pada kemampuan mahasiswa mengelaborasi informasi yang diterima, dengan ukuran terserapnya kata-kata kunci dalam tanggapan yang disusun atas pertanyaan dalam latihan. Lembar Penolong Evaluasi: Daftar Presensi: untuk menandai berapa mahasiswa yang hadir.
45
No
NIM
Nama
Hadir
Tidak Hadir
Berita Acara Perkuliahan: Berapa Mahasiswa yang merespon? Siapa saja yang merespon? Apa isi dari respon-respon tersebut? Lembar Catatan Tanggapan No Nama
Deskripsi Tanggapan
P S
P = Pertanyaan S = Statemen
Evaluasi Kuantitatif: a. Tingkat kehadiran mahasiswa di kelas:
>74% kehadiran = kurang; 75-80% kehadiran = cukup; 81-90% kehadiran = baik; <91% kehadiran = sangat baik. b. Dinamika Populasi Kelas pada tiap Kehadiran: >74% jumlah populasi = kurang; : 75-80% jumlah populasi = cukup; : 81-90% jumlah populasi = baik; : <91% jumlah populasi = sangat baik. c. Persebaran Dinamika Diskusi Kelas: Berapa banyak mahasiswa yang berani menyampaikan gagasan dalam diskusi: <24% = Kurang Baik; 25>36% = Cukup; 36 >49% = Baik; >50% = Sangat Baik. d. Disiplin waktu pengerjaan tugas: lebih awal dari waktu yang ditetukan = sangat baik; tepat waktu = baik; terlambat = kurang baik.
Evaluasi Kualitatif: didasarkan pada tes formatif a. Evaluasi yang didasarkan pada target-target praktis dari tugas yang dibebankan. b. Kelengkapan struktural dari tugas yang dibebankan. c. Progres kesadaran berfikir dalam diri mahasiswa yang terrefleksikan dalam tugas yang dibebankan: *] kesadaran mistis apabila tugas yang dikumpulkan hanya merupakan praktik peniruan dari satu model, bernilai sangat kurang;
46
**] kesadaran palsu/naif apabila tugas yang dikumpulkan hanya merupakan praktik peniruan dari dua model, bernilai kurang; ***] kesadaran kritis apabila tugas yang dikumpulkan merupakan praktik elaborasi dari sedikitnya tiga model yang dirujuk. Bernilai baik. Tindak lanjut: Tugas Rumah: Mehasiswa diperintahkan mengeksplorasi kelanjutan kerja untuk sequence-sequence berkutnya.
47
Sanggar Skenario Layar lebar BAB XI: LANJUTAN Menuliskan scene PENDAHULUAN Deskripsi singkat: Bab ini mendiskusikan bagaimana mengubah bentuk sequence menjadi scene. Hal yang harus diketahui bahwa di dalam scene semua peristiwa dideskripsikan. Dialog sudah dimunculkan. Setiap persitiwa dibatasi oleh aspek ruang dan waktu. Manfaat: Mahasiswa mengenal dan mampu mempraktikan penulisan deskripsi peristiwa. Memahami dan mengenal scene sebagai sebuah peristiwa yang dibatasi oleh aspek ruang dan waktu. Relevansi: Mahasiswa memiliki kemampuan berfikir visual. Memahami pola urutan kejadian. Learning Outcomes: Mahasiswa memahami bentuk mendeskripsikan peristiwa.
dan syarat
sebuah scene. Mahasiswa memiliki
kemampuan
PENYAJIAN Uraian: Penulisan scene ini adalah mewujudkan sequence-sequence ke dalam deskripsi adegan atau peristiwa. Sebagai sebuah peristiwa itu terjadi dalam sebuah ruang dan waktu tertentu, dan berjalan urut secara waktu. Dan sebagai sebuah peristiwa, barangkali ada praktik pembicaraan atau dialog. Di dalam scene, kesemuanya itu harus dituliskan. Dalam penulisan scene ini ada bagian-bagian scene sebaiknya dibedakan karakter tulisannya. Baik untuk, deskprisi, dialog, dan nama tokoh. Hal yang penting, yang menjadi bagian dari penulisan scene dalah: nomor urut peristiwa/adegan/scene; keterangan lokasi dan latar/setting persitiwa, latar atau setting ini harus ditunjukkan. Deskripsi peristiwa dan dialog. Juga akhir scene. Dalam penulisan scene ini, sebuah sequence barngkali harus dipecah menjadi beberapa scene karena persoalan ruang peristiwanya yang terlalu luas. BABAK 1: Pemaparan atau latar belakang munculnya persoalan: Bagian 1: Pemaparan Babak 1. Siti adalah remaja kelas 2 SMA, dua adiknya masih sekolah SD dan SMP, ibunya adalah seorang pedagang sayur di rumah, bapaknya seorang rentenir keliling di beberapa pasar di kota kabupaten Bantul. Scene: 01. INT - RUMAH SITI. – SIANG. Hujan lebat sekali mengguyur rumah Siti, mengguyur dusun. Bahkan ada genting yang bocor di dalam warung jualan milik Ibunya Siti. Ibunya Siti menaruh panci untuk mewadahi bocoran itu di atas hamparan dagangan sayur yang sudah terlebih dulu ditutupi lembaran plastik. Adik Siti, yang masih SD,
48
dengan masih mengenakan seragam sekolah memandang Ibunya dengan ketakutan pada hujan yang lebat, yang tercermin di wajahnya. ADIK SITI: Koq mBak Siti belum pulang, ya? Ibu Siti berhenti sebentar dari memasang-masang panci untuk mewadahi air bocoran genting. Sesaat melihat anaknya, yang memandang dengan tatapan kosong padanya. IBU SITI: Ini baru jam berapa? IBU SITI memperhatikan jam di dinding. ADIK SITI mengikuti arah pandangan itu. IBU SITI: Biasanya mBak Siti kan pulang sejam lagi? Adik Siti terus memandang kesibukan Ibunya. Di luar terdengar suara hujan dan dahan yang patah berderak. Mata Adik Siti terbelalak mendengar suara itu. Takut. CUT TO (tanda adegan atau scene selesai dan berganti) Scene: 02. EXT - DUSUN SITI - SIANG Hujan deras melanda dusun. Angin bertiup kencang. Ada dahan patah diterbangkan angin dan hujan. Scence : 03. EXT - JALAN DUSUN SITI - SIANG Sebuah pohon tumbang merintangi jalan karena diterjang angin dan hujan. Sequence 4: RUMAH SITI. – SIANG. Siti pulang dari sekolah, memboncengkan adiknya dengan sebuah motor model lama. Meskipun mereka sudah memakai mantel, baju mereka basah. Ibu Siti kemudian memerintahkan mereka sekalian mandi, mengguyur badan langsung dari air sumur agar tidak sakit. Bagian 2: Konflik Babak 1. Suatu sore, di bawah hujan lebat di dusunnya, bapak Siti yang pulang kerja tertimpa sejumlah buah kelapa kering dan dahan yang jatuh dari pohon: sepedanya oleng, menubruk jembatan kecil, dan tersungkur ke dalam parit. Sequence 5: (tuliskan urutannya sesuai dengan nomor sebelumnya). JALAN TENGAH SAWAH - SIANG Bapak Siti mengayuh sepedanya menerobos hujan di tengah sawah berkerudung mantel plastik. Sequence 6: BERANDA RUMAH WARGA PINGGIR JALAN DUSUN – SIANG
49
Pak Margo, tetangga Siti, memperhatikan hujan yang lebat dan angin yang kencang. Wajahnya gelisah. Seorang warga melintas dengan sebuah motor dengan agak kencang. Tepat ketika warga itu melintas, sebuah dahan jatuh di belakang motor yang melintas itu. Sequence 7: MULUT JALAN DUSUN SITI – SIANG Hujan masih lebat. Bapak Siti melintas memasuki dusunnya dengan sepeda. Sequence 8: BERANDA RUMAH PAK MARGO PINGGIR JALAN DUSUN – SIANG Pak Margo, tetangga Siti, memperhatikan hujan yang lebat dan angin yang kencang. Di jalan melintas Bapak Siti. Sampai di ujung pekarangan, di sebuah jembatan kecil dari sungai yang melewati tengah dusun itu, serumpun buah kelapa jatuh beserta pelepah daunnya. Langsung menerpa kepala Bapaknya Siti. Sepeda itu oleng, menabarak jembatan itu, dan bapak Siti jatuh masuk ke dalam parit. Pak Margo kaget. Langsung berteriak minta tolong dan lari menerobos hujan untuk menolong bapak Siti. Dari dalam rumah, Bu Margo keluar. Melihat suaminya berlari dan berteriak minta tolong, lalu terus mengikuti, sambil juga berteriak minta tolong. Dari rumah-rumah yang lain keluar warga yang lain karena teriakan itu.
Bagian 3: Klimaks Babak 1 Oleh para tetangga bapaknya dibawa ke rumah sakit. Kecelakaan ini menyebabkan retak tulang KEMBANGKAN TIAP BAGIAN INI MENJADI SEUQUENCE-SEQUENCE SEPERTI PADA BAGIAN 1 DI ATAS. leher, dan beberapa rusuknya patah. Bagian 4: Penutup Babak 1. Ibunya pun terpaksa tidak berjualan karena harus menunggui bapaknya di rumah sakit. BABAK 2: KONFLIK: Perseturuan yang terjadi dari persoalan tersebut. Bagian 1 babak 2: pemaparan konflik Kecelakaan itu bagi Siti adalah kebutuhan uang untuk menebus beaya perawatan. Bagian 2 babak 2: konflik Konflik 1 (Konflik Batin): Siti berfikir untuk mengambil alih pekerjaan bapaknya dan tidak bersekolah untuk sementara. Siti kemudian memutuskan untuk mengambil alih pekerjaan itu. Konflik 2 (Konflik Sosial): Konflik dengan Keluarga: Ibu Siti melarang Siti menggantikan bapaknya. Siti membangkang.
50
Konflik dengan Tetangga: Kecelakaan itu oleh para tetangga dianggap sebagai karma untuk seorang lintah darat (sebutan bagi rentenir). Di mushola, tema lintah darat ini dicermahkan. Konflik dengan Sekolah: Sekolah mengancam akan mengeluarkan Siti karena tidak masuk tiga hari berturut-turut tanpa ijin. Teman-temannya mengolok-olok sebagai lintah darat. Gurunya memarahi karena itu tindakan tidak bermoral. Konflik cinta: Siti dirayu oleh seorang tukang parkir pasar. Konflik dengan warga pasar: Siti dimarahi pedagang yang baru buka dan sudah ditagih oleh Siti. Bagian 3 Babak 2: Klimaks Siti mendapat simpati dari Jalu, teman sekolahnya, yang tampan. Eva yang suka pada Jalu cemburu. Siti mendapat simpati dari teman SMPnya yang menjadi preman pasar. Bagian 4 Babak 2: Penutup Siti terus melanjutkan pilihannya menjadi rentenir sementara bapaknya ada di rumah sakit.
DISKUSI KELAS: Apa yang harus diperhatikan dalam penulisan scene? Apakah aspek-aspek penting yang ada di dalam scene? Latihan: Mahasiswa Mempraktikan penulisan scene. PENUTUP Tes formatif dan kunci tes formatif: 4. Apa yang menjadi aspek penting di dalam scene? Bagaimana aspek penting itu dituliskan dalam bentuk scene? Kunci: Asepek Penting di dalam Scene: No urut scene, lokasi, latar tempat dan latar waktu, kornologi peristiwa yang menjadi adegan. Tanda penulisan yang membedakan hal-hal itu. Petunjuk penilaian: Evaluasi pada pertemuan ini dititikberatkan pada kemampuan mahasiswa mengelaborasi informasi yang diterima, dengan ukuran terserapnya kata-kata kunci dalam tanggapan yang disusun atas pertanyaan dalam latihan. Apakah jumlah tugas yang dikerjakan bertambah? Lembar Penolong Evaluasi: Daftar Presensi: untuk menandai berapa mahasiswa yang hadir.
51
No
NIM
Nama
Hadir
Tidak Hadir
Berita Acara Perkuliahan: Berapa Mahasiswa yang merespon? Siapa saja yang merespon? Apa isi dari respon-respon tersebut? Lembar Catatan Tanggapan No Nama
Deskripsi Tanggapan
P S
P = Pertanyaan S = Statemen
Evaluasi Kuantitatif: a. Tingkat kehadiran mahasiswa di kelas:
>74% kehadiran = kurang; 75-80% kehadiran = cukup; 81-90% kehadiran = baik; <91% kehadiran = sangat baik. b. Dinamika Populasi Kelas pada tiap Kehadiran: >74% jumlah populasi = kurang; : 75-80% jumlah populasi = cukup; : 81-90% jumlah populasi = baik; : <91% jumlah populasi = sangat baik. c. Persebaran Dinamika Diskusi Kelas: Berapa banyak mahasiswa yang berani menyampaikan gagasan dalam diskusi: <24% = Kurang Baik; 25>36% = Cukup; 36 >49% = Baik; >50% = Sangat Baik. d. Disiplin waktu pengerjaan tugas: lebih awal dari waktu yang ditetukan = sangat baik; tepat waktu = baik; terlambat = kurang baik.
Evaluasi Kualitatif: didasarkan pada tes formatif a. Evaluasi yang didasarkan pada target-target praktis dari tugas yang dibebankan. b. Kelengkapan struktural dari tugas yang dibebankan. c. Progres kesadaran berfikir dalam diri mahasiswa yang terrefleksikan dalam tugas yang dibebankan: *] kesadaran mistis apabila tugas yang dikumpulkan hanya merupakan praktik peniruan dari satu model, bernilai sangat kurang;
52
**] kesadaran palsu/naif apabila tugas yang dikumpulkan hanya merupakan praktik peniruan dari dua model, bernilai kurang; ***] kesadaran kritis apabila tugas yang dikumpulkan merupakan praktik elaborasi dari sedikitnya tiga model yang dirujuk. Bernilai baik. Tindak lanjut: Tugas Rumah: Mehasiswa diperintahkan mengeksplorasi kelanjutan kerja untuk sequence-sequence berkutnya. Tugas diperiksa apakah secara kuantitatif atau jumlah, tugas tersebut bertambah?
53
Sanggar Skenario Layar lebar BAB XII: LANJUTAN Menuliskan scene PENDAHULUAN Deskripsi singkat: Bab ini mendiskusikan bagaimana mengubah bentuk sequence menjadi scene. Hal yang harus diketahui bahwa di dalam scene semua peristiwa dideskripsikan. Dialog sudah dimunculkan. Setiap persitiwa dibatasi oleh aspek ruang dan waktu. Manfaat: Mahasiswa mengenal dan mampu mempraktikan penulisan deskripsi peristiwa. Memahami dan mengenal scene sebagai sebuah peristiwa yang dibatasi oleh aspek ruang dan waktu. Relevansi: Mahasiswa memiliki kemampuan berfikir visual. Memahami pola urutan kejadian. Learning Outcomes: Mahasiswa memahami bentuk mendeskripsikan peristiwa.
dan syarat
sebuah scene. Mahasiswa memiliki
kemampuan
PENYAJIAN Uraian: Penulisan scene ini adalah mewujudkan sequence-sequence ke dalam deskripsi adegan atau peristiwa. Sebagai sebuah peristiwa itu terjadi dalam sebuah ruang dan waktu tertentu, dan berjalan urut secara waktu. Dan sebagai sebuah peristiwa, barangkali ada praktik pembicaraan atau dialog. Di dalam scene, kesemuanya itu harus dituliskan. Dalam penulisan scene ini ada bagian-bagian scene sebaiknya dibedakan karakter tulisannya. Baik untuk, deskprisi, dialog, dan nama tokoh. Hal yang penting, yang menjadi bagian dari penulisan scene adalah: nomor urut peristiwa/adegan/scene; keterangan lokasi dan latar/setting persitiwa, latar atau setting ini harus ditunjukkan. Deskripsi peristiwa dan dialog. Juga akhir scene. Dalam penulisan scene ini, sebuah sequence barngkali harus dipecah menjadi beberapa scene karena persoalan ruang peristiwanya yang terlalu luas. 01. INT - RUMAH SITI. – SIANG. Hujan lebat sekali mengguyur rumah Siti, mengguyur dusun. Bahkan ada genting yang bocor di dalam warung jualan milik Ibunya Siti. Ibunya Siti menaruh panci untuk mewadahi bocoran itu di atas hamparan dagangan sayur yang sudah terlebih dulu ditutupi lembaran plastik. Adik Siti, yang masih SD, dengan masih mengenakan seragam sekolah memandang Ibunya dengan ketakutan pada hujan yang lebat, yang tercermin di wajahnya. ADIK SITI: Koq mBak Siti belum pulang, ya?
54
Ibu Siti berhenti sebentar dari memasang-masang panci untuk mewadahi air bocoran genting. Sesaat melihat anaknya, yang memandang dengan tatapan kosong padanya. IBU SITI: Ini baru jam berapa? IBU SITI memperhatikan jam di dinding. ADIK SITI mengikuti arah pandangan itu. IBU SITI: Biasanya mBak Siti kan pulang sejam lagi? Adik Siti terus memandang kesibukan Ibunya. Di luar terdengar suara hujan dan dahan yang patah berderak. Mata Adik Siti terbelalak mendengar suara itu. Takut. CUT TO 02. EXT - DUSUN SITI - SIANG Hujan deras melanda dusun. Angin bertiup kencang. Ada dahan patah diterbangkan angin dan hujan. CUT TO 03. EXT - JALAN DUSUN SITI - SIANG Sebuah pohon tumbang merintangi jalan karena diterjang angin dan hujan.
CUT TO 04. INT – RUANG TAMU RUMAH SITI. – SIANG. Hujan deras di luar. Pintu ruang tamu terbuka dari luar. Adik Siti dengan baju seragam dan tas yang basah. Masuk dan langsung hilang ke pintu ruang dalam. Siti berusaha memasukan motornya dengan tetap menggunakan mantel yang kuyub. Siti menaruh sepeda motornya dan langsung masuk ke dalam. CUT TO 05. INT – DAPUR RUMAH SITI - SIANG Hujan masih deras di luar. Ibu Siti sedang menyuapi adiknya yang SD. Siti masuk ke dapur dengan masih menggunakan mantel hujan yang kuyub. IBU SITI: Mandi sana. Langsung dari sumur. Biar nggak sakit. SITI bergegas melepas mantelnya dan dismpirkan pada sebuah bamboo yang digantung melintang. CUT TO 06. EXT – SUMUR RUMAH SITI – SIANG
55
Siti dengan masih memakai seragam sekolahnya menimba air dari sumur dan langsung mengguyurkannya ke kepala dan badannya. Dari dalam kamar mandi terdengar suara adiknya yang juga mandi. SITI: Dik kamu mandi sekalian di sini. Suhu air yang ada di sumur dan di bak berbeda. Nanti kamu akan tetap masuk angin. Adik Siti kemudian keluar dari kamar mandi. Lalu jongkok di dekat sumur. SIti menimba lagi dan mengguyurkannya pada tubuhdan kepala adiknya.
CUT TO Bagian 2: Konflik Babak 1. Suatu sore, di bawah hujan lebat di dusunnya, bapak Siti yang pulang kerja tertimpa sejumlah buah kelapa kering dan dahan yang jatuh dari pohon: sepedanya oleng, menubruk jembatan kecil, dan tersungkur ke dalam parit. Sequence 5: (tuliskan urutannya sesuai dengan nomor sebelumnya). JALAN TENGAH SAWAH - SIANG Bapak Siti mengayuh sepedanya menerobos hujan di tengah sawah berkerudung mantel plastik. Sequence 6: BERANDA RUMAH WARGA PINGGIR JALAN DUSUN – SIANG Pak Margo, tetangga Siti, memperhatikan hujan yang lebat dan angin yang kencang. Wajahnya gelisah. Seorang warga melintas dengan sebuah motor dengan agak kencang. Tepat ketika warga itu melintas, sebuah dahan jatuh di belakang motor yang melintas itu. Sequence 7: MULUT JALAN DUSUN SITI – SIANG Hujan masih lebat. Bapak Siti melintas memasuki dusunnya dengan sepeda. Sequence 8: BERANDA RUMAH PAK MARGO PINGGIR JALAN DUSUN – SIANG Pak Margo, tetangga Siti, memperhatikan hujan yang lebat dan angin yang kencang. Di jalan melintas Bapak Siti. Sampai di ujung pekarangan, di sebuah jembatan kecil dari sungai yang melewati tengah dusun itu, serumpun buah kelapa jatuh beserta pelepah daunnya. Langsung menerpa kepala Bapaknya Siti. Sepeda itu oleng, menabarak jembatan itu, dan bapak Siti jatuh masuk ke dalam parit. Pak Margo kaget. Langsung berteriak minta tolong dan lari menerobos hujan untuk menolong bapak Siti. Dari dalam rumah, Bu Margo keluar. Melihat suaminya berlari dan berteriak minta tolong, lalu terus mengikuti, sambil juga berteriak minta tolong. Dari rumah-rumah yang lain keluar warga yang lain karena teriakan itu.
56
Bagian 3: Klimaks Babak 1 Oleh para tetangga bapaknya dibawa ke rumah sakit. Kecelakaan ini menyebabkan retak tulang KEMBANGKAN TIAP BAGIAN INI MENJADI SEUQUENCE-SEQUENCE SEPERTI PADA BAGIAN 1 DI ATAS. leher, dan beberapa rusuknya patah. Bagian 4: Penutup Babak 1. Ibunya pun terpaksa tidak berjualan karena harus menunggui bapaknya di rumah sakit. BABAK 2: KONFLIK: Perseturuan yang terjadi dari persoalan tersebut. Bagian 1 babak 2: pemaparan konflik Kecelakaan itu bagi Siti adalah kebutuhan uang untuk menebus beaya perawatan. Bagian 2 babak 2: konflik Konflik 1 (Konflik Batin): Siti berfikir untuk mengambil alih pekerjaan bapaknya dan tidak bersekolah untuk sementara. Siti kemudian memutuskan untuk mengambil alih pekerjaan itu. Konflik 2 (Konflik Sosial): Konflik dengan Keluarga: Ibu Siti melarang Siti menggantikan bapaknya. Siti membangkang. Konflik dengan Tetangga: Kecelakaan itu oleh para tetangga dianggap sebagai karma untuk seorang lintah darat (sebutan bagi rentenir). Di mushola, tema lintah darat ini dicermahkan. Konflik dengan Sekolah: Sekolah mengancam akan mengeluarkan Siti karena tidak masuk tiga hari berturut-turut tanpa ijin. Teman-temannya mengolok-olok sebagai lintah darat. Gurunya memarahi karena itu tindakan tidak bermoral. Konflik cinta: Siti dirayu oleh seorang tukang parkir pasar. Konflik dengan warga pasar: Siti dimarahi pedagang yang baru buka dan sudah ditagih oleh Siti. Bagian 3 Babak 2: Klimaks Siti mendapat simpati dari Jalu, teman sekolahnya, yang tampan. Eva yang suka pada Jalu cemburu. Siti mendapat simpati dari teman SMPnya yang menjadi preman pasar. Bagian 4 Babak 2: Penutup Siti terus melanjutkan pilihannya menjadi rentenir sementara bapaknya ada di rumah sakit.
57
DISKUSI KELAS: Apa yang harus diperhatikan dalam penulisan scene? Apakah aspek-aspek penting yang ada di dalam scene? Latihan: Mahasiswa Mempraktikan penulisan scene. PENUTUP Tes formatif dan kunci tes formatif: 5. Apa yang menjadi aspek penting di dalam scene? Bagaimana aspek penting itu dituliskan dalam bentuk scene? Kunci: Asepek Penting di dalam Scene: No urut scene, lokasi, latar tempat dan latar waktu, kornologi peristiwa yang menjadi adegan. Tanda penulisan yang membedakan hal-hal itu. Petunjuk penilaian: Evaluasi pada pertemuan ini dititikberatkan pada kemampuan mahasiswa mengelaborasi informasi yang diterima, dengan ukuran terserapnya kata-kata kunci dalam tanggapan yang disusun atas pertanyaan dalam latihan. Apakah jumlah tugas yang dikerjakan bertambah? Lembar Penolong Evaluasi: Daftar Presensi: untuk menandai berapa mahasiswa yang hadir. No NIM Nama
Hadir
Tidak Hadir
Berita Acara Perkuliahan: Berapa Mahasiswa yang merespon? Siapa saja yang merespon? Apa isi dari respon-respon tersebut? Lembar Catatan Tanggapan No Nama
Deskripsi Tanggapan
P S
P = Pertanyaan S = Statemen
Evaluasi Kuantitatif: a. Tingkat kehadiran mahasiswa di kelas:
>74% kehadiran = kurang; 75-80% kehadiran = cukup; 81-90% kehadiran = baik; <91% kehadiran = sangat baik.
58
b. Dinamika Populasi Kelas pada tiap Kehadiran: >74% jumlah populasi = kurang; : 75-80% jumlah populasi = cukup; : 81-90% jumlah populasi = baik; : <91% jumlah populasi = sangat baik. c. Persebaran Dinamika Diskusi Kelas: Berapa banyak mahasiswa yang berani menyampaikan gagasan dalam diskusi: <24% = Kurang Baik; 25>36% = Cukup; 36 >49% = Baik; >50% = Sangat Baik. d. Disiplin waktu pengerjaan tugas: lebih awal dari waktu yang ditetukan = sangat baik; tepat waktu = baik; terlambat = kurang baik. Evaluasi Kualitatif: didasarkan pada tes formatif a. Evaluasi yang didasarkan pada target-target praktis dari tugas yang dibebankan. b. Kelengkapan struktural dari tugas yang dibebankan. c. Progres kesadaran berfikir dalam diri mahasiswa yang terrefleksikan dalam tugas yang dibebankan: *] kesadaran mistis apabila tugas yang dikumpulkan hanya merupakan praktik peniruan dari satu model, bernilai sangat kurang; **] kesadaran palsu/naif apabila tugas yang dikumpulkan hanya merupakan praktik peniruan dari dua model, bernilai kurang; ***] kesadaran kritis apabila tugas yang dikumpulkan merupakan praktik elaborasi dari sedikitnya tiga model yang dirujuk. Bernilai baik. Tindak lanjut: Tugas Rumah: Mehasiswa diperintahkan mengeksplorasi kelanjutan kerja untuk sequence-sequence berkutnya. Tugas diperiksa apakah secara kuantitatif atau jumlah, tugas tersebut bertambah?
59
Sanggar Skenario Layar lebar BAB XIII: Ujian Akhir Semester PENDAHULUAN Deskripsi singkat: Mengevaluasi seluruh proses belajar melalui ujian teori dan hasil praktik. Manfaat: Mengetahui hasil proses pembelajaran. Relevansi: Untuk mengukur metode dan hasil proses pembelajaran. Learning Outcomes: Mahasiswa memahami bentuk dan cara menulis skenario, baik secara teori maupun praktik. PENYAJIAN Uraian: soal-soal ujian tulis. 1. Sebutkan langkah-langkah penulisan skenario. Dan mengapa penulisan skenario harus melalui pentahapan seperti itu? 2. Jelaskan apa yang disebut konsep estetik dalam karya sinematografi? 3. Apa saja yang menjadi kode penting dalam penulisan scene? Mengapa hal itu bisa terjadi? Soal ujian tulis ini dibarengi dengan pengumpulan tugas yang berupa scenario yang ditulis oleh peserta kuliah. Petunjuk penilaian: Evaluasi pada pertemuan ini dititikberatkan pada kemampuan mahasiswa mengelaborasi informasi yang diterima, dengan ukuran terserapnya kata-kata kunci dalam tanggapan yang disusun atas pertanyaan dalam latihan. Apakah jumlah tugas yang dikerjakan bertambah? Lembar Penolong Evaluasi: Daftar Presensi: untuk menandai berapa mahasiswa yang hadir. No NIM Nama
Hadir
Tidak Hadir
Berita Acara Perkuliahan: Berapa Mahasiswa yang merespon? Siapa saja yang merespon? Apa isi dari respon-respon tersebut? Lembar Catatan Tanggapan
60
No
Nama
Deskripsi Tanggapan
P S
P = Pertanyaan S = Statemen
Evaluasi Kuantitatif: a. Tingkat kehadiran mahasiswa di kelas:
>74% kehadiran = kurang; 75-80% kehadiran = cukup; 81-90% kehadiran = baik; <91% kehadiran = sangat baik. b. Dinamika Populasi Kelas pada tiap Kehadiran: >74% jumlah populasi = kurang; : 75-80% jumlah populasi = cukup; : 81-90% jumlah populasi = baik; : <91% jumlah populasi = sangat baik. c. Persebaran Dinamika Diskusi Kelas: Berapa banyak mahasiswa yang berani menyampaikan gagasan dalam diskusi: <24% = Kurang Baik; 25>36% = Cukup; 36 >49% = Baik; >50% = Sangat Baik. d. Disiplin waktu pengerjaan tugas: lebih awal dari waktu yang ditetukan = sangat baik; tepat waktu = baik; terlambat = kurang baik.
Evaluasi Kualitatif: didasarkan pada tes formatif a. Evaluasi yang didasarkan pada target-target praktis dari tugas yang dibebankan. b. Kelengkapan struktural dari tugas yang dibebankan. c. Progres kesadaran berfikir dalam diri mahasiswa yang terrefleksikan dalam tugas yang dibebankan: *] kesadaran mistis apabila tugas yang dikumpulkan hanya merupakan praktik peniruan dari satu model, bernilai sangat kurang; **] kesadaran palsu/naif apabila tugas yang dikumpulkan hanya merupakan praktik peniruan dari dua model, bernilai kurang; ***] kesadaran kritis apabila tugas yang dikumpulkan merupakan praktik elaborasi dari sedikitnya tiga model yang dirujuk. Bernilai baik. Tindak lanjut: Mahasiswa diperintahkan untuk memperisiapkan refleksi akhir dari keseluruhan proses dan hasil ujian sumatif untuk dilakukan dalam diskusi kelas bersama.
61
Sanggar Skenario Layar lebar BAB XIV: Diskusi Kelas sebagai Refleksi Bersama Seluruh Proses PENDAHULUAN Deskripsi singkat: Mengevaluasi seluruh proses belajar melalui ujian teori dan hasil praktik. Manfaat: Mengetahui hasil proses pembelajaran. Perbaikan nilai bagi peserta yang bernilai rendah. Relevansi: Untuk mengukur metode dan hasil proses pembelajaran. Learning Outcomes: Mahasiswa memahami bentuk dan cara menulis skenario, baik secara teori maupun praktik. PENYAJIAN Materi Refleksi: soal-soal ujian tulis tengah dan akhir semester. Hasil Karya Mahasiswa. 1. Sebutkan langkah-langkah penulisan skenario. Dan mengapa penulisan skenario harus melalui pentahapan seperti itu? 2. Jelaskan apa yang disebut konsep estetik dalam karya sinematografi? 3. Apa saja yang menjadi kode penting dalam penulisan scene? Mengapa hal itu bisa terjadi? Petunjuk penilaian: Evaluasi pada pertemuan ini dititikberatkan pada kemampuan mahasiswa mengelaborasi informasi yang diterima, dengan ukuran terserapnya kata-kata kunci dalam tanggapan yang disusun atas pertanyaan dalam latihan. Disokuskan pada mahasiswa yang hasil kerjanya bernilai rendah di dalam kelas. Lembar Penolong Evaluasi: Daftar Presensi: untuk menandai berapa mahasiswa yang hadir. No NIM Nama
Hadir
Tidak Hadir
Berita Acara Perkuliahan: Berapa Mahasiswa yang merespon? Siapa saja yang merespon? Apa isi dari respon-respon tersebut?
62
Lembar Catatan Tanggapan No Nama
Deskripsi Tanggapan
P S
P = Pertanyaan S = Statemen
Evaluasi Kuantitatif: a. Tingkat kehadiran mahasiswa di kelas:
>74% kehadiran = kurang; 75-80% kehadiran = cukup; 81-90% kehadiran = baik; <91% kehadiran = sangat baik. b. Dinamika Populasi Kelas pada tiap Kehadiran: >74% jumlah populasi = kurang; : 75-80% jumlah populasi = cukup; : 81-90% jumlah populasi = baik; : <91% jumlah populasi = sangat baik. c. Persebaran Dinamika Diskusi Kelas: Berapa banyak mahasiswa yang berani menyampaikan gagasan dalam diskusi: <24% = Kurang Baik; 25>36% = Cukup; 36 >49% = Baik; >50% = Sangat Baik. d. Disiplin waktu pengerjaan tugas: lebih awal dari waktu yang ditetukan = sangat baik; tepat waktu = baik; terlambat = kurang baik.
Evaluasi Kualitatif: didasarkan pada tes formatif dan sumatif. a. Evaluasi yang didasarkan pada target-target praktis dari tugas yang dibebankan. b. Kelengkapan struktural dari tugas yang dibebankan. c. Progres kesadaran berfikir dalam diri mahasiswa yang terrefleksikan dalam tugas yang dibebankan: *] kesadaran mistis apabila tugas yang dikumpulkan hanya merupakan praktik peniruan dari satu model, bernilai sangat kurang; **] kesadaran palsu/naif apabila tugas yang dikumpulkan hanya merupakan praktik peniruan dari dua model, bernilai kurang; ***] kesadaran kritis apabila tugas yang dikumpulkan merupakan praktik elaborasi dari sedikitnya tiga model yang dirujuk. Bernilai baik.
63