BAB I LATAR BELAKANG
1.1
Latar Belakang Permasalahan Menurut Montgomery (2009), kualitas adalah salah satu faktor yang
mempengaruhi keputusan konsumen dalam memilih produk di antara pesaingpesaing yang ada. Jika kualitas produk tidak sesuai dengan keinginan konsumen, maka perusahaan akan mengalami kerugian. Kerugian tersebut dapat berupa kehilangan waktu, tenaga, uang, dan kepercayaan konsumen dapat hilang. Oleh karena itu, pemahaman perusahaan dalam rangka meningkatkan kualitas adalah faktor kunci untuk meraih kesuksesan dan menjaga kompetisi dalam bisnis. Kelapa sawit adalah tumbuhan industri penghasil minyak masak, minyak industri maupun bahan bakar. Hasil olahan dari kelapa sawit dapat berupa minyak kelapa sawit (crude palm oil) dan (palm kernel oil). Minyak kelapa sawit berasal dari daging buah kelapa sawit, sedangkan palm kernel oil berasal dari inti kelapa sawit (noten sawit). Kualitas palm kernel oil yang baik memiliki kadar free fatty acid (FFA), air, dan kotoran yang rendah. Kualitas dari produk palm kernel oil dipengaruhi oleh kualitas bahan baku noten sawit. Oleh karena itu, inspeksi dalam penerimaan bahan baku noten sawit diperlukan oleh perusahaan agar palm kernel oil yang dihasilkan perusahaan memiliki kualitas yang baik. PT Serdang Jaya Perdana adalah perusahaan swasta yang bergerak dalam proses produksi palm kernel oil. Proses produksi palm kernel oil menghasilkan scrap berupa palm kernel expeller, cangkang dan serat noten sawit. Palm kernel
Universitas Sumatera Utara
expeller dijual untuk kebutuhan pakan ternak, cangkang dijual ke pabrik yang menggunakan boiler, sedangkan serat noten sawit dijual kepada pabrik kayu. Bahan baku yang digunakan untuk menghasilkan palm kernel oil adalah noten sawit yang berasal dari kelapa sawit jenis tenera. Noten sawit diterima dari supplier yang merupakan perusahaan yang memproduksi Crude Palm Oil (CPO). Kualitas noten sawit dipengaruhi oleh kadar FFA, air, dan kotoran. Namun pemeriksaan kadar kotoran tidak dilakukan oleh perusahaan dikarenakan keterbatasan peralatan yang dimiliki perusahaan sehingga tidak memungkinkan untuk dilakukan pemeriksaan. Pemeriksaan kadar air dan free fatty acid dilakukan di laboratorium. Standar mutu bahan baku noten yang ditetapkan perusahaan dapat dilihat pada Tabel 1.1. Tabel 1.1. Standar Mutu Bahan Baku Perusahaan Spesifikasi Kadar Air Kadar Free Fatty Acid % Bahan Baku Cacat
Kadar <15% <5% 8%
Sumber: Standar Kualitas PT. Serdang Jaya Perdana
Kualitas dari hasil ekstraksi noten sawit menjadi palm kernel oil sangat dipengaruhi oleh kualitas noten sawit yang digunakan oleh perusahaan. Noten sawit yang berkualitas tidak sesuai dengan standar mutu bahan baku perusahaan akan menghasilkan juga palm kernel oil yang berkualitas tidak sesuai dengan standar mutu perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari data pengamatan yang terdapat Laporan Kerja Praktek mahasiswa departemen teknik industri dengan NIM 110403049 seperti yang dapat dilihat pada Tabel 1.2.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.2. Data Pengamatan Kecacatan Bulan Desember
TGL 1-Dec-14 2-Dec-14 3-Dec-14 4-Dec-14 5-Dec-14 6-Dec-14 8-Dec-14 9-Dec-14 10-Dec-14 11-Dec-14 12-Dec-14 13-Dec-14 15-Dec-14 16-Dec-14 17-Dec-14 18-Dec-14 19-Dec-14 20-Dec-14 22-Dec-14 23-Dec-14 24-Dec-14 26-Dec-14 27-Dec-14 Total
Jenis Kecacatan Jumlah Pengamatan Kadar Kadar Air FFA 2 1 1 2 1 0 2 0 2 2 0 2 2 0 1 1 1 0 2 0 1 2 0 0 2 0 1 2 1 2 2 0 1 1 1 0 2 0 0 2 0 0 2 1 1 2 1 1 2 1 0 1 0 0 2 0 1 2 2 1 2 0 0 2 1 2 1 0 0 42 11 17
Sumber: PT. Serdang Jaya Perdana
Kualitas produk yang buruk akan menyebabkan perusahaan mengalami kerugian karena perusahaan harus melakukan pencampuran antara palm kernel oil yang berkualitas baik dan berkualitas buruk (rework). Dan apabila pencampuran tidak dapat dilakukan perusahaan karena tidak ada stok minyak yang berkualitas baik, maka perusahaan dapat dikenakan penalty dari perusahaan konsumen karena
Universitas Sumatera Utara
memberikan palm kernel oil yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang telah disetujui oleh kontrak. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas produk adalah dengan melakukan inspeksi bahan baku sebelum diproses. Dalam melakukan inspeksi bahan baku, perusahaan hanya mengambil sampel sebanyak 1 kg dari setiap kedatangan bahan baku. Kemudian, pemeriksaan hanya dilakukan secara visual. Hal ini menyebabkan noten sawit dengan kualitas yang buruk memiliki kemungkinan besar untuk lolos dan diproduksi oleh perusahaan. Selain itu pemeriksaan noten sawit secara visual tidak memberikan data yang tepat untuk melakukan klaim kepada perusahaan supplier apabila noten sawit berkualitas buruk. Berdasarkan uraian di atas, salah satu cara yang digunakan untuk mengetahui bahan baku yang dikirim dari supplier dapat diterima (kualitas produk sesuai dengan standar kualitas yang telah ditetapkan) atau ditolak adalah dengan menggunakan metode sampling penerimaan. Sampling penerimaan menjelaskan bagaimana melakukan penentuan atau penerimaan bahan baku berdasarkan sampel yang telah ditetapkan.
1.2
Rumusan Permasalahan Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, didapatkan bahwa
yang menjadi fokus masalah dalam penelitian ini yaitu metode pemeriksaan bahan baku yang dilakukan oleh perusahaan tidak efektif. Hal ini dapat menyebabkan perusahaan memproduksi noten sawit dengan kualitas buruk sehingga palm kernel
Universitas Sumatera Utara
oil yang dihasilkan perusahaan memiliki kualitas yang tidak sesuai dengan standar mutu perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan perlu mengembangkan suatu metode dalam melakukan inspeksi penerimaan bahan baku. Metode inspeksi dalam penerimaan atau penolakan bahan baku yang digunakan adalah metode sampling penerimaan. Penelitian yang dilakukan oleh Sathakula dan Murthy (2013) mempelajari tentang single, double, dan multiple sampling. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan organisasi untuk memperoleh pendekatan secara sistematis dan terstandarisasi
untuk
melakukan
monitoring.
Cara
pengambilan
sampel
konvensional sangat memakan biaya, waktu, dan memerlukan sumber daya yang baik. Penelitian lainnya yang dilakukan Tesnjak dan Banovac (2014) menganalisis tentang sampling penerimaan atribut. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh diperlukannya teknik dalam pengambilan sampel pada quality control di industri elektronik dan gas. Sampling penerimaan atribut merupakan sebuah alat dalam inspeksi. Sampling penerimaan atribut merepresentasikan sebuah metode dalam inspeksi. Implementasi dalam single sampling sangat berguna ketika melakukan inspeksi pada bahan baku dalam jumlah besar. Tetapi penggunaan double dan multiple sampling dapat menurunkan risiko kerugian produsen dan konsumen.
Universitas Sumatera Utara
1.3
Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dari pemecahan masalah ini adalah untuk
merancang sistem dalam penerimaan bahan baku untuk mendukung kegiatan pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak bahan baku dengan metode sampling penerimaan. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah: 1.
Menentukan rencana sampling penerimaan.
2.
Melakukan implementasi sampling penerimaan.
3.
Menyusun standard operating procedure penerimaan bahan baku.
1.4
Manfaat Penelitian Manfaat – manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Perusahaan mendapatkan bahan pertimbangan untuk menerapkan sistem
penerimaan bahan baku dengan metode sampling penerimaan. 2. Mahasiswa dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang telah dipelajari selama
kuliah dalam penelitian ini.
1.5
Batasan Masalah Batasan-batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini sebagai
berikut : 1. Pengumpulan data penelitian dilakukan dari 19 Juni 2015 – 24 Juni 2015. 2. Perancangan sistem penerimaan bahan baku dengan sampling penerimaan (metode multiple sampling).
Universitas Sumatera Utara
3. Perancangan sistem penerimaan bahan baku tidak membahas biaya pembuatan, pengembangan, dan pengoperasian sistem.
1.6.
Asumsi yang Digunakan Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
1.
Kondisi internal perusahaan tidak berubah selama penelitian berlangsung.
2.
Standar mutu bahan baku sesuai dengan ketetapan perusahaan.
3.
Pengadaan bahan baku yang diperoleh dari supplier tidak mengalami perubahan selama penelitian berlangsung.
4.
Populasi bahan baku dalam truk diasumsikan homogen.
5.
Tingkat kepercayaan dan tingkat ketelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah 95% dan 5%.
6.
Producer’s Risk dan Consumer’s Risk yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5% dan 10%
Universitas Sumatera Utara