BAB I LATAR BELAKANG
A. Latar Belakang Masalah Pneumonia adalah infeksi saluran pernapasan akut bagian bawah yang mengenai parenkim paru. Menurut anatomi, pneumonia pada anak dibedakan menjadi pneumonia lobaris, pneumonia interstisialis dan bronchopneumonia.1 Penyebab pneumonia adalah mikroorganisme (virus, bakteri), hidrokarbon (minyak tanah, bensin, atau sejenisnya) dan aspirasi.2 Penyebab pneumonia menurut Depkes RI (2004) antara lain : Status gizi bayi, riwayat persalinan, kondisi sosial ekonomi orang tua, lingkungan tumbuh bayi dan konsumsi Air Susu Ibu (ASI).3 Faktor risiko kejadian pneumonia pada Balita dipengaruhi oleh faktor intrinsik (umur, jenis kelamin, status gizi, status imunisasi) dan faktor ekstrinsik (biologis, fisik dan sosial). Faktor biologis adalah kuman atau mikroorganisme. Faktor fisik adalah lingkungan rumah yang tidak sehat dan faktor sosial menyangkut perilaku hidup yang tidak sehat.4 Rumah sehat harus memenuhi syarat-syarat antara lain: kebutuhan fisiologis, kebutuhan psikologis, terhindar dari penyakit menular dan terhindar dari kecelakaan.4 Rumah yang tidak memenuhi syarat akan menimbulkan penularan penyakit antara anggota keluarga. Pneumonia ditularkan melalui udara dimana percikan ludah (droplet) penderita yang sedang batuk dan bersin terinhalasi dalam saluran pernafasan orang di sekitar penderita5 Pneumonia masih menjadi penyakit terbesar penyebab kematian anak dan lanjut usia di dunia. World Health Organization (WHO) tahun 2005 memperkirakan kematian Balita akibat pneumonia di seluruh dunia
http://digilib.unimus.ac.id
1
sekitar 19 % atau berkisar 1,6 – 2,2 juta, dimana sekitar 70 % terjadi di negara-negara berkembang.5 Angka kejadian pneumonia di Indonesia dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 mengalami penurunan. Kasus pneumonia pada tahun 2004 sebanyak 293.184 kasus dengan kasus Angka Insiden (AI) 13,7; tahun 2005 sebanyak 193.689 kasus dengan AI 8,95; dan pada tahun 2006 sebanyak 146.437 kasus dengan AI 6,7.3 Di Propinsi Jawa Tengah, sebesar 80 % - 90 % dari seluruh kasus kematian ISPA disebabkan pneumonia.6 Angka kejadian pneumonia Balita di Jawa Tengah pada tahun 2006 sebanyak 3.624 dengan AI 11,0,7 Menurut Riset Kesehatan Dasar (riskesdas) Jawa Tengah 2007 di Kabupaten Demak memiliki angka kejadian 0,4 %.8 Kejadian pneumonia pada Balita di wilayah kerja Puskesmas Bonang I pada tahun 2010 sebanyak 1,08 % dari jumlah penduduk.9 Hasil observasi awal di wilayah kerja Puskesmas Bonang I pada Bulan Juli 2012, ditemukan rumah penduduk yang permanen, semi permanen dan tidak permanen. Rumah yang permanen ditandai dengan bangunan rumah sudah terbuat dari bahan yang tidak mudah terbakar dan masuk dalam kriteria rumah sehat. Rumah semi permanen ditandai dengan bangunan rumah yang dinding rumahnya sebagian menggunakan bahan yang tidak mudah terbakar (tembok). Rumah tidak permanen ditandai dengan seluruh bangunan menggunakan bahan yang mudah terbakar seperti kayu dan bambu serta lantai belum berubin. Dapur rumah tidak seluruhnya dibuat lubang asap. Penduduk membiarkan asap keluar melalui celah ventilasi dan pintu dapur tanpa membuat bumbung lubang asap. Berdasarkan data yang diperoleh kondisi rumah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Bonang I terdapat sekitar rumah tipe A (permanen) 43 %, rumah tipe B (semi permanen) 40 % dan rumah tipe C (tidak permanen) 17 %. Berdasarkan permasalahan diatas perlu diadakan suatu penelitian tentang hubungan kondisi fisik rumah seperti keadaan lantai rumah,
http://digilib.unimus.ac.id
2
kondisi atap rumah, luas ventilasi, kepadatan hunian, tingkat kelembaban dan kondisi dinding rumah dengan angka kesakitan pneumonia pada Balita di Puskesmas Bonang I.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan berbagai masalah sebagai berikut : Pneumonia masih menjadi penyakit terbesar penyebab kematian anak dan juga penyebab kematian pada banyak lanjut usia di dunia. Kasus pneumonia di Indonesia masih tergolong tinggi dengan AI 6,7. Tempat tinggal yang sehat mempengaruhi angka kesakitan pada orang yang tinggal didalamnya. Hasil observasi awal di wilayah kerja Puskesmas Bonang I masih ditemukan tipe rumah semi permanen sebanyak 40 % dan tidak permanen 17 %. Berdasarkan latar belakang identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah pada Karya Tulis Ilmiah ini yaitu apakah ada hubungan tempat tinggal fisik dengan angka kesakitan pneumonia pada Balita di Puskesmas Bonang I.
C. Tujuan Penulisan -
Tujuan Umum Menganalisis hubungan tempat tinggal fisik dengan angka kesakitan pneumonia pada Balita di Puskesmas Bonang I.
-
Tujuan Khusus 2.1 Menganalisis jenis lantai lantai rumah dengan kejadian pneumonia pada Balita di Puskesmas Bonang I. 2.2 Menganalisis kondisi atap rumah dengan angka kesakitan pneumonia pada Balita di Puskesmas Bonang I. 2.3 Menganalisis luas ventilasi kamar dengan angka kesakitan pneumonia pada Balita di Puskesmas Bonang I.
http://digilib.unimus.ac.id
3
2.4 Menganalisis
kepadatan
hunian
dengan
angka
kesakitan
angka
kesakitan
pneumonia pada Balita di Puskesmas Bonang I. 2.5 Menganalisis
tingkat
kelembaban
dengan
pneumonia pada Balita di Puskesmas Bonang I. 2.6 Menganalisis kondisi dinding rumah dengan angka kesakitan pneumonia pada Balita di Puskesmas Bonang I. Manfaat Penelitian
-
3.1 Teoritis Sebagai sarana media informasi dan pengetahuan tentang hubungan tempat tinggal fisik dengan angka kesakitan pneumonia. 3.2 Praktis 3.2.1 Menjadi sarana media informasi dan pendidikan untuk mahasiswa. 3.2.2 Menjadi sebuah acuan untuk penelitian yang lebih lanjut di bidang ilmu kesehatan anak dan ilmu kesehatan masyarakat.
D. Keaslian Penelitian Penelitian tentang hubungan tempat tinggal fisik dengan angka kesakitan pneumonia yang pernah dilakukan diperlihatkan pada tabel berikut ini. Tabel 1.1 Daftar penelitian tentang pneumonia yang pernah dilakukan. No. Peneliti, Judul
Metode
Hasil
1.
Tulus Aji Yuwono,
Desain penelitian
Jenis lantai (p=0,001),
Faktor - Faktor
retrospektif
kondisi
Lingkungan Fisik
dinding(p=0,013),
Rumah Yang
luas
Berhubungan
ventilasi(p=0,001),
Dengan Kejadian
kepadatan
Pneumonia Pada
hunian(p=0,028),
Anak Balita di
tingkat
Wilayah Kerja
kelembaban(p=0,019),
http://digilib.unimus.ac.id
4
Puskesmas
bahan
Kawunganten
bakar(p=0,011),
Kabupaten Cilacap.
kebiasaan merokok(p=0,022) berhubungan bermakna
dengan
kejadian pneumonia(p<0,05).
http://digilib.unimus.ac.id
5