BAB I KONSEP DASAR KELUARGA Definisi Keluarga 1. Duvall dan Logan ( 1986 ) : Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga. 2. Bailon dan Maglaya ( 1978 ) : Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya. 3. Departemen Kesehatan RI ( 1988 ) : Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah : 1. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi 2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap memperhatikan satu sama lain 3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 1
peran sosial : suami, istri, anak, kakak dan adik 4. Mempunyai tujuan : menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota. STRUKTUR KELUARGA 1. Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah 2. Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu 3. Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu 4. Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami 5. Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri. CIRI-CIRI STRUKTUR KELUARGA 1. Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga 2. Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan dalam mejalankan fungsi dan tugasnya masing-masing 3. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing. CIRI-CIRI KELUARGA INDONESIA 1. Suami sebagai pengambil keputusan 2. Merupakan suatu kesatuan yang utuh
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 2
3. Berbentuk monogram 4. Bertanggung jawab 5. Pengambil keputusan 6. Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa 7. Ikatan kekeluargaan sangat erat 8. Mempunyai semangat gotong-royong MACAM-MACAM STRUKTUR / TIPE / BENTUK KELUARGA 1. TRADISIONAL : a. The nuclear family (keluarga inti) Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak. b. The dyad family Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama dalam satu rumah c. Keluarga usila Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak sudah memisahkan diri d. The childless family Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak terlambat waktunya, yang disebabkan karena mengejar karir/pendidikan yang terjadi pada wanita e. The extended family (keluarga luas/besar) Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah seperti nuclear family disertai : paman, tante, orang tua (kakak-nenek),
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 3
keponakan, dll) f. The single-parent family (keluarga duda/janda) Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan) g. Commuter family Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pada saat akhir pekan (week-end) h. Multigenerational family Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah i. Kin-network family Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama. Misalnya : dapur, kamar mandi, televisi, telpon, dll) j. Blended family Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya k. The single adult living alone / single-adult family Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau ditinggal mati 2. NON-TRADISIONAL : a. The unmarried teenage mother
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 4
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah b. The stepparent family Keluarga dengan orangtua tiri c. Commune family Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara, yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok / membesarkan anak bersama d. The nonmarital heterosexual cohabiting family Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan e. Gay and lesbian families Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana pasangan suami-istri (marital partners) f. Cohabitating couple Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa alasan tertentu g. Group-marriage family Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, yang merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu, termasuk sexual dan membesarkan anaknya h. Group network family Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 5
dan bertanggung jawab membesarkan anaknya i. Foster family Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara dalam waktu sementara, pada saat orangtua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya j. Homeless family Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental k. Gang Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya. PERANAN KELUARGA Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat. Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut : 1. Peranan ayah : Ayah sebagai suami dari istri, berperanan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 6
2. Peranan ibu : Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya. 3. Peranan anak : Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat perkembangannya, baik fisik, mental, sosial dan spiritual. FUNGSI KELUARGA 1. Fungsi biologis : a. Meneruskan keturunan b. Memelihara dan membesarkan anak c. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga d. Memelihara dan merawat anggota keluarga 2. Fungsi Psikologis : a. Memberikan kasih sayang dan rasa aman b. Memberikan perhatian di antara anggota keluarga c. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga d. Memberikan identitas keluarga 3. Fungsi sosialisasi : a. Membina sosialisasi pada anak
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 7
b. Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak c. Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga 4. Fungsi ekonomi : a. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga b. Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga c. Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di masa yang akan datang (pendidikan, jaminan hari tua) 5. Fungsi pendidikan : a. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya b. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa c. Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya. TAHAP-TAHAP KEHIDUPAN / PERKEMBANGAN KELUARGA Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara unik, namun secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama (Rodgers cit Friedman, 1998) : 1. Pasangan baru (keluarga baru) Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan (psikologis)
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 8
keluarga masing-masing : a. Membina hubungan intim yang memuaskan b. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial c. Mendiskusikan rencana memiliki anak 2. Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama) Keluarga yang menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan samapi kelahiran anak pertama dan berlanjut damapi anak pertama berusia 30 bulan : a. Persiapan menjadi orang tua b. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan sexual dan kegiatan keluarga c. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan 3. Keluarga dengan anak pra-sekolah Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 bulan) dan berakhir saat anak berusia 5 tahun : a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi dan rasa aman b. Membantu anak untuk bersosialisasi c. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain juga harus terpenuhi d. Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar) e. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang paling repot)
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 9
f. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga g. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak 4. Keluarga dengan anak sekolah Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan berakhir pada usia 12 tahun. Umumnya keluarga sudah mencapai jumlah anggota keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk : a. Membantu sosialisasi anak : tetangga, sekolah dan lingkungan b. Mempertahankan keintiman pasangan c. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga 5. Keluarga dengan anak remaja Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir sampai 67 tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah orangtuanya. Tujuan keluarga ini adalah melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa : a. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab, mengingat remaja sudah bertambah dewasa dan meningkat otonominya b. Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga c. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua. Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan d. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga 6. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan) Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 10
saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung dari jumlah anak dalam keluarga, atau jika ada anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua : a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar b. Mempertahankan keintiman pasangan c. Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua d. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat e. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga 7. Keluarga usia pertengahan Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal : a. Mempertahankan kesehatan b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anakanak c. Meningkatkan keakraban pasangan 8. Keluarga usia lanjut Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu pasangan pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal damapi keduanya meninggal : a. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan b. Adaptasi dengan peruabahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan pendapatan c. Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 11
d. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat e. Melakukan life review (merenungkan hidupnya). PERAWATAN KESEHATAN KELUARGA Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai saran/penyalur. Alasan Keluarga sebagai Unit Pelayanan : 1. Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat 2. Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah, mengabaikan atau memperbaiki masalah-masalah kesehatan dalam kelompoknya 3. Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan, dan apabila salah satu angota keluarga mempunyai masalah kesehatan akan berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya 4. Dalam memelihara kesehatan anggota keluarga sebagai individu (pasien), keluarga tetap berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara kesehatan para anggotanya 5. Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk berbagai upaya kesehatan masyarakat. Tujuan Perawatan Kesehatan Keluarga 1. Tujuan umum : Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara kesehatan keluarga mereka, sehingga dapat meningkatkan status kesehatan keluarganya MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 12
2. Tujuan khusus : a. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi oleh keluarga b. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah-masalah kesehatan dasar dalam keluarga c. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan yang tepat dalam mengatasi masalah kesehatan para anggotanya d. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap anggota keluarga yang sakit dan dalam mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganya e. Meningkatkan produktivitas keluarga dalam meningkatkan mutu hidupnya Tugas-tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan Untuk dapat mencapai tujuan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, keluarga mempunyai tugas dalam pemeliharaan kesehatan para anggotanya dan saling memelihara. Freeman (1981) : 1. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota keluarga 2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat 3.Memberikan keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit, dan yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usaianya yang terlalu muda 4. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga 5. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga-lembaga
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 13
kesehatan, yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada. Peran Perawat Keluarga : 1. Pendidik Perawat perlu memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar : a. Keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan keluarga secara mandiri b. Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga 2. Koordinator Diperlukan pada perawatan berkelanjutan agar pelayanan yang komprehensif dapat tercapai. Koordinasi juga sangat diperlukan untuk mengatur program kegiatan atau terapi dari berbagai disiplin ilmu agar tidak terjadi tumpang tindih dan pengulangan 3. Pelaksana Perawat yang bekerja dengan klien dan keluarga baik di rumah, klinik maupun di rumah sakit bertanggung jawab dalam memberikan perawatan langsung. Kontak pertama perawat kepada keluarga melalui anggota keluarga yang sakit. Perawat dapat mendemonstrasikan kepada keluarga asuhan keperawatan yang diberikan dengan harapan keluarga nanti dapat melakukan asuhan langsung kepada anggota keluarga yang sakit 4. Pengawas kesehatan Sebagai pengawas kesehatan, perawat harus melakukan home visite atau
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 14
kunjungan rumah yang teratur untuk mengidentifikasi atau melakukan pengkajian tentang kesehatan keluarga 5. Konsultan Perawat sebagai narasumber bagi keluarga di dalam mengatasi masalah kesehatan. Agar keluarga mau meminta nasehat kepada perawat, maka hubungan perawatkeluarga harus dibina dengan baik, perawat harus bersikap terbuka dan dapat dipercaya 6. Kolaborasi Perawat komunitas juga harus bekerja dama dengan pelayanan rumah sakit atau anggota tim kesehatan yang lain untuk mencapai tahap kesehatan keluarga yang optimal 7. Fasilitator Membantu keluarga dalam menghadapi kendala untuk meningkatkan derajat kesehatannya. Agar dapat melaksanakan peran fasilitator dengan baik, maka perawat komunitas harus mengetahui sistem pelayanan kesehatan (sistem rujukan, dana sehat, dll) 8. Penemu kasus Mengidentifikasi masalah kesehatan secara dini, sehingga tidak terjadi ledakan atau wabah 9. Modifikasi lingkungan Perawat komunitas juga harus dapat mamodifikasi lingkungan, baik lingkungan rumah maupun lingkungan masyarakat, agar dapat tercipta lingkungan yang sehat.
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 15
Prinsip-prinsip Perawatan Keluarga :
1. Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan 2. Dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan keluarga, sehat sebagai tujuan utama 3. Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai peningkatan kesehatan keluarga 4. Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, perawat melibatkan peran serta keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya 5. Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat promotif dan preventif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif 6. Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga memanfaatkan sumber daya keluarga semaksimal mungkin untuk kepentingan kesehatan keluarga 7. Sasaran asuhan perawatan kesehatan keluarga adalah keluarga secara keseluruhan 8. Pendekatan yang digunakan dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga adalah pendekatan pemecahan masalah dengan menggunakan proses keperawatan 9. Kegiatan utama dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga adalah penyuluhan kesehatan dan asuhan perawatan kesehatan dasar/perawatan di rumah 10. Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk resiko tinggi.
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 16
* dari berbagai sumber KELUARGA SEBAGAI SEBUAH SISTEM Keluarga bagaikan satu sistem atau unit (seperti mesin mobil). Orang tua menjadi poros dari sistem tersebut. Kalau ada konflik, orang tualah dianggap sebagai sumber konflik dan masalah anak-anak. Tentu orang tua tidak sepenuhnya sebagai sumber masalah, anak pun bisa menjadi sumber masalah. Tetapi orang tua bisa dianggap sumber utama. Kalaupun anak datang ke konselor si anak disebut sebagai IP (Identified Patient). Jikalau orangtua sehat maka anak kemungkinan dijaga tidak jatuh terlalu jauh, Kalaupun anak “hilang” kemungkinan kembali ke jalan benar sangat besar (bd kisah anak yang hilang). Sebagai satu unit, keluarga selalu bertindak mencapai satu keseimbangan dalam relasi. Ada kecenderungan mengembalikan ke keadaan semula. Dari ribut (perteng-karan) ke keadaan damai, dan sebaliknya. Masing-masing anggota berusaha memelihara keseimbangan ini baik sadar atau tidak, terus terang maupun tidak. Relasi suami istri mempengaruhi karakter dari keseimbangan keluarga. 1. Tahap perkembangan keluarga dan tugas perkembangan menurut Suprajitno (1004:3) Bukan hanya individu saja yang memiliki tahap perkembangan, keluargapun memiliki tahap perkembangan dengan berbagai tugas perkembangan masing-masing. Tahap–tahap perkembangan
itu antara
lain:
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 17
a. Tahap perkembangan keluarga baru menikah Tugas ini dimulai dengan membina hubungan intim yang memuaskan pasangannya Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan keluarga sosial. Membina rencana memiliki anak b. Keluarga dengan anak baru lahir Dimulai dengan mempersiapkan menjadi orang tua Adaptasi dengan perubahan adanya anggota keluarga, interaksi keluarga, hubungan seksual dan kegiatan Mempertahankan
hubungan
dalam
rangka
memuaskan
pasangannya c. Keluarga dengan anak usia pra sekolah Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, misal kebutuhan tempat tinggal, privasi dan rasa aman Membantu anak untuk bersosialisasi Beradaptasi dengan anak yang beru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain yang lebih tua juga harus terpenuhi, Mempertahankan hubungan yang sehat baik didalam maupun diluar keluarga Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak Pembagian tanggung jawab anggota keluarga Merencanakan
kegiatan
dan
waktu
untuk
menstimulasi
pertumbuhan dan perkembangan anak.
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 18
d. Keluarga dengan anak usia sekolah. Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah dan lingkungan lebih luas Mempertahankan keintiman pasangan Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya kehidupan dan kesehatan anggota keluarga.
e. Keluarga dengan anak remaja. Memberikan kebebasan yang seimbang dan bertanggung jawab mengingat anak remaja adalah sorang dewasa muda dan mulai memiliki otonomi Mempertahankan hubungan intim dalam keluarga Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua,hindarkan terjadinya perdebatan kecurigaan dan permusuhan Mempersiapkan perubahan sistem peran dan peraturan (anggota) keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga. f. Keluarga mulai melepaskan anak sebagai dewasa Memperluas jaringan keluarga dari keluarga inti menjelaskan keluarga besar Mempertahankan keintiman pasangan Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat Penataan kembali peran orang tua dan kegiatan dirumah.
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 19
g. Keluarga dengan usia pertengahan. Mempertahankan
kesehatan
individu
dan
pasangan
usia
pertengahan Mempertahankan hubungan yang serasi dan memuaskan dengan anak-anaknya dan sebaya Meningkatkan keakraban pasangan. h. Keluarga usia tua. Mempertahankan suasana kehidupan rumah tangga yang saling menyenangkan pasangan Adaptasi dengan perubahan yang akan terjadi, kehilangan pasangan, kekuatan fisik dan penghasilan keluarga Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat Melakukan life review masa lalu. 2. Struktur Keluarga menurut Suprajino (2004:7) Struktur
keluarga
dapat
menggambarkan
bagaimana
keluarga
melaksanakan fungsi keluarga di masyarakat, antara lain: a. Struktur peran keluarga Menggambarkan peran masing-masing anggota keluarga dalam keluarga sendiri dan perannya di lingkungan masyarakat atau peran formal dan informal b. Nilai dan norma keluarga Menggambarkan nilai dan norma yang dipelajari dan diyakini oleh keluarga, khususnya yang berhubungan dengan kesehatan c. Pola komunikasi keluarga
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 20
Menggambarkan bagaimana cara dan pola komunikasi ayah-ibu, orang tua dengan anak, anak dengan anak dan anggota keluarga lain dengan keluarga inti. d. Struktur kekuatan keluarga Menggambarkan kemampuan anggota keluarga untuk mempengaruhi dan mengendalikan orang lain untuk mengubah perilaku keluarga yang mendukung kesehatan. 3. Fungsi keluarga menurut Friedman (1998) Secara umum fungsi keluarga (friedman, 1998) adalah: a. Fungsi afektif Adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain b. Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi Adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain di luar rumah c. Fungsi reproduksi Adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga. d. Fungsi ekonomi Adalah keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 21
e. Fungsi pemerliharaan kesehatan Adalah fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi 4. Lima tugas keluarga dibidang kesehatan menurut Suprajitno (2004:4) keluarga mempunyai tugas dibidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan antara lain: a. Mengenal masalah kesehatan keluarga Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu akan tidak berarti dan karena kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga akan habis. b. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadan keluarga, dengan mempertimbangkan
siapa
diantara
keluarga
yang
mempunyai
kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga. c. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan Seringkali keluarga telah mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi keluarga memiliki keterbatasan yang telah diketahui oleh keluarga itu sendiri d. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan disekitar keluarga.
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 22
BAB II PROSES KEPERAWATAN KELUARGA
Menurut Friedman (1998:54), Proses keperawatan merupakan pusat bagi semua tindakan keperawatan, yang dapat diaplikasikan dalam situasi apa saja, dalam kerangka referensi tertentu, konsep tertentu, teori atau falsafah. Friedman dalam Proses keperawatan keluarga juga membagi dalam lima tahap proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian terhadap keluarga, identifikasi masalah keluarga dan individu atau diagnosa keperawatan, rencana perawatan, implemntasi rencana pengerahan sumber-sumber dan evaluasi perawatan. Dalam melakukan asuhan keperawatan kesehatan keluarga menurut Effendi (2004) dengan melalui membina hubungan kerjasama yang baik dengan keluarga yaitu dengan mengadakan kontrak dengan keluarga, menyampaikan maksud dan tujuan, serta minat untuk membantu keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan keluarga, menyatakan kesediaan untuk membantu memenuhi kebutuhan – kebutuhan kesehatan yang dirasakan keluarga dan membina komunikasi dua arah dengan keluarga. Friedman (1998: 55) menjelakan proses asuhan keperawatan keluarga terdiri dari lima langkah dasar meliputi : 1. Pengkajian
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 23
Menurut Suprajitno (2004:29) pengkajian adalah suatu tahapan ketika seorang perawat mengumpulkan informasi secara terus menerus tentang keluarga yang dibinanya. Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga. Agar diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga, perawat diharapkan menggunakan bahasa ibu (bahasa yang digunakan seharihari), lugas dan sederhana (Suprajitno: 2004). Kegiatan
yang
dilakukan
dalam
pengkajian
meliputi
pengumpulan informasi dengan cara sistematis dengan menggunakan suatu
alat
pengkajian
keluarga,
diklasifikasikan
dan
dianalisa
(Friendman, 1998: 56) a.1. Pengumpulan data 1) Identitas keluarga yang dikaji adalah umur, pekerjaan, tempat tinggal, dan tipe keluarga. 2) Latar belakang budaya /kebiasaan keluarga a. Kebiasaan makan Kebiasaan makan ini meliputi jenis makanan yang dikosumsi oleh
Keluarga.
Untuk
penderita
stroke
biasanya
mengkonsumsi makanan yang bayak menandung garam, zat pengawet, serta emosi yang tinggi. b. Pemanfaatan fasilitas kesehatan Perilaku keluarga didalam memanfaatkan fasilitas kesehatan merupakan faktor yang penting dalam penggelolaan penyakit stroke fase rehabilitasi terutama ahli fisiotherapi.
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 24
c. Pengobatan tradisional Karena penderita stroke memiliki kecenderungan tensi tinggi, keluarga bisa memanfaatkan pengobatan tradisional dengan minum air ketimun yang dijus sehari dua kali pagi dan sore. 3) Status Sosial Ekonomi a. Pendidikan Tingkat pendidikan keluarga mempengaruhi keluarga dalam mengenal hipertensi beserta pengelolaannya. berpengaruh pula terhadap pola pikir dan kemampuan untuk mengambil keputusan dalam mengatasi masalah dangan tepat dan benar. b. Pekerjaan dan Penghasilan Penghasilan yang tidak seimbang juga berpengaruh terhadap keluarga dalam melakukan pengobatan dan perawatan pada angota keluarga yang sakit salah satunya disebabkan karena hipertensi. Menurut (Effendy,1998) mengemukakan bahwa ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang
sakit
salah
satunya
disebabkan
karena
tidak
seimbangnya sumber-sumber yang ada pada keluarga. 4) Tingkat perkembangandan riwayat keluarga Menurut Friedmen (1998:125), Riwayat keluarga mulai lahir hingga saat ini. termasuk riwayat perkembangan dan kejadian serta pengalaman kesehatan yang unik atau berkaitan dengan kesehatan yang terjadi dalam kehidupan keluarga yang
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 25
belum terpenuhi berpengaruh terhadap psikologis seseorang yang dapat mengakibatkan kecemasan. 5) Aktiftas Aktifitas
fisik
yang
keras
dapat
menambah
terjadinya
peningkatan tekanan darah. Serangan hipertensi dapat timbul sesudah atau waktu melakukan kegiatan fisik, seperti olah raga (Friedman, 1998:9). 6) Data Lingkungan a. Karakteristik rumah Cara memodifikasikan lingkungan fisik yang baik seperti lantai rumah, penerangan dan fentilasi yang baik dapat mengurangai faktor penyebab terjadinya cedera pada penderita stroke fase rehabilitasi. b. Karakteristik Lingkungan Menurut (friedman,1998 :22) derajad kesehatan dipengaruhi oleh
lingkungan.
Ketenangan
lingkungan
sangat
mempengaruhi derajat kesehatan tidak terkecuali pada hipertensi 7) Struktur Keluarga a. Pola komunikasi Menurut (Friedman, 1998) Semua interaksi perawat dengan pasien adalah berdasarkan komunikasi. Istilah komunikasi teurapetik merupakan suatu tekhnik diman usaha mengajak pasien dan keluarga untuk bertukar pikiran dan
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 26
perasaan. Tekhnik tersebut mencakup ketrampilan secara verbal maupun non verbal, empati dan rasa kepedulian yang tinggi. b. Struktur Kekuasaan Kekuasaan dalam keluarga mempengaruhi dalam kondisi
kesehatan,
kekuasaan
yang
otoriter
dapat
menyebabkan stress psikologik yang mempengaruhi dalam tekanan darah pasien stroke. c.
Struktur peran Menurut Friedman(1998), anggota keluarga menerima dan konsisten terhadap peran yang dilakukan, maka ini akan membuat anggota keluarga puas atau tidak ada konflik dalam peran, dan sebaliknya bila peran tidak dapat diterima dan tidak sesuai dengan harapan maka akan mengakibatkan ketegangan dalam keluarga.
8) Fungsi Keluarga a. Fungsi afektif Keluarga
yang
tidak
menghargai
anggota
keluarganya yang menderita hipertensi, maka akan menimbulkan stressor tersendiri bagi penderita. Hal ini akan menimbulkan suatu keadaan yang dapat menambah seringnya terjadi serangan hipertensi karena kurangnya partisipasi keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit (Friedman, 1998).
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 27
b. Fungsi sosialisasi
.
Keluarga memberikan kebebasan bagi anggota keluarga yang menderita stroke dalam bersosialisasi dengan
lingkungan
sekitar.
Bila
keluarga
tidak
memberikan kebebasan pada anggotanya, maka akan mengakibatkan anggota keluarga menjadi sepi. Keadaan ini mengancam status emosi menjadi labil dan mudah stress. c.
Fungsi kesehatan Menurut suprajitno (2004) fungsi mengembangkan dan melatih
anak
untuk
berkehidupan
sosial
sebelum
meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain diluar rumah. 9) Pola istirahat tidur Istirahat tidur seseorang akan terganggu manakala sedang mengalami masalah yang belum terselesaikan. 10) Pemeriksaan fisik anggota keluarga Sebagaimana prosedur pengkajian yang komprehensif, pemeriksaan fisik juga dilakukan menyeluruh dari ujung rambut sampai kuku untuk semua anggota keluarga. Setelah ditemukan masalah kesehatan, pemeriksaan fisik lebih terfokuskan. 11) Koping keluarga
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 28
Bila ada stressor yang muncul dalam keluarga, sedangkan koping keluarga tidak efektif, maka ini akan menjadi stress anggota keluarga yang berkepanjangan. 2. Diagnosa keperawatan Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggambarkan respon manusia atas perubahan pola interaksi potensial atau aktual individu. Perawat secara legal dapat mengidentifikasi dan menyusun intervensi masalah keperawatan. Kolaburasi dan koordinasi dengan anggota tim lain merupakan keharusan untuk menghindari kebingungan anggota akan kurangnya pelayanan kesehatan. Dalam diagnosa keperawatan stroke atau cerebro vasculer accident didapatkan diagnosa keperawatan sebagai berikut : a. Perubahan perfusi jaringan cerebral (Doengoes, 2000) b. Kerusakan mobilitas fisik ( Doengoes, 2000) c. Komunikasi, kerusakan verbal dan tertulis (Doengoes, 2000) d. Perubahan persepsi sensori (Doengoes, 2000) e. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi (Lynda Juall, 2001) f. Ketidakmampuan merawat diri (Lynda Juall, 2001) g. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan pengobatan (Doengoes, 2000) 3. Intervensi Keperawatan a. Menyusun prioritas Friedman (1998:64), menjelaskan perencanaan perawatan meliputi seleksi bersama yang dirancang untuk mencapai tujuan. Faktor
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 29
penetapan prioritas perasaan peka terhadap klien dan efek terpeutik terhadap tindakan dimasa mendatang. b. Menyusun tujuan Friedman (1998:64) menjelaskan perencanaan meliputi perumusan tujuan yang berorientasi kepada klien kemungkinan sumber-sumber penggambaran pendekatan alternatif untuk memenuhi tujuan dan operasional perencanaan. Ada 3 kegiatan menurut Friedman (1998:64) yaitu: 1. Tujuan jangka pendek yang sifatnya dapat diukur langsung dan spesifik 2. tujuan jangka menengah 3. tujuan akhir atau jangka panjang yang sifatnya umum dan mempunyai tujuan c. Menentukan kriteria dan standar evaluasi. Kriteria yang akan dicapai adalah respon verbal, afektif dan psikomotor keluarga mengenai penjelasan tentang masalah kesehatan (Friedman:1998:71)
4. Implementasi keperawatan Dalam memilih tindakan keperawatan tergantung pada sifat masalah dan sumber-sumber yang tersedia. a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah post stroke. Intervensi:
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 30
1) Berikan informasi kepada keluarga mengenai: pengertian, tanda dan gejala, penyebab, komplikasi, cara perawatan, penanganan dan pencegahan stroke 2) Motivasi keluarga untuk mengenal masalah stroke b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang dapat mengenai tindakan kesehatan yang tepat terhadap anggota keluarga yang menderita post stroke Intervensi: 1) Memberikan informasi tentang alternatif pencegahan dpat diambil untuk mengatasi pasien stroke, seperti menjaga kesehatan lingkungan, menghindari faktor pencetus, serta minum obat secara teratur 2) Mendiskusikan
akibat
bila
tidak
melakukan
tindakan
keperawatan untuk mengatasi stroke 3) Memberikan kesempatan untuk mengambil keputusan tentang tindakan kesehatan yang diambil pada anggota keluarga yang terkena stroke c. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit atau perawatan post stroke Intervensi : 1) Sarankan atau anjurkan kepada keluarga untuk melakukan perawatan secara teratur, jaga diet penderita stroke. 2) Demonstrasikan teknik latihan tentang gerak dirumah
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 31
d. Ketidakmampuan keluarga untuk memelihara lingkungan yang dapat menyebabkan atau mempengaruhi kesehatan Intervensi : 1) Memberikan semangat pada penderita terutama yang berasal dasri keluarga itu sendiri atau melalui orang atau sumber-sumber yang
dipercaya
mempunyai
pengaruh
terhadap
proses
mendukung
proses
penyembuhan 2) Modifikasi
lingkungan
yang
dapat
penyembuhan klien e. Ketidakmampuan
keluarga
untuk
mengenal
sumber-sumber
pelayanan kesehatan terhadap perawatan post stroke Intervensi : 1) Memberikan informasi tentang sumber-sumber yang dapat digunakan utnuk memperoleh pelayanan kesehatan misalnya rujukan kontrol, perawatan fisiotherapi dan sumber-sumber lain. 2) Memberikan motivasi agar keluarga memanfaatkan sumbersumber yang ada secara berkesinambungan. 5. Evaluasi Friedman (1998:71) menjelaskan bahwa evaluasi didasarkan pada seberapa efektifnya intervensi yang dilakukan keluarga, perawat dan yang lainny. Keefektifan dilihat dari respon keluarga bukan intervensi yang
diimplementasikan.
Modifikasi
dlam
asuhan
keperawatan
mengikuti perencanaan evaluasi dan mulai dengan proses siklus kembali ke pengkajian dengan memberikan informasi yang diperoleh dari
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 32
pertemuan sebelumnya dan diteruskan dengan revisi setiap fase dalam siklus bila dibutuhkan. Evaluasi dalam asuhan keperawatan keluarga dengan stroke post rehabilitasi berdasarkan respon keluarga terhadap implementasi yang kita lakukan sesuai dengan kriteria evaluasi yaitu mengetahui pengertian stroke, mengetahui gangguan pada penderita stroke dan mengetahui tindakan apa yang harus dilakukan bagi penderita stroke post rehabilitasi.
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 33
BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN TB PARU
A. KONSEP DASAR KELUARGA 1. Pengertian Keluarga Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga. (Friedman 1998). Keluarga adalah suatu ikatan / persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam sebuah rumah tangga.(Sayekti 1994). Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. (Effendy, 1998) 2. Bentuk / Type Keluarga a. Keluarga inti (nuclear family) Keluarga yang hanya terdiri ayah, ibu, dananak yang diperoleh dari keturunannya, adopsi atau keduanya. b. Keluarga besar (extended family) MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 34
Keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah (kakek-nenek, paman bibi). c. Keluarga bentukan kembali (dyadic family) Keluarga baru yang bentuk terbentuk dari pasangan yng bercerai atau kehilangan pasangannya. d. Orang tua tunggal (single parent family) Keluarga yang terdiri dari salah satu orang tua dengan anak-anak akibat perceraian atau ditinggal pasangannya. e. Ibu dengan anak tanpa perkawinan (the unmarried teenage mother) Orang dewasa (laki-laki atau perempuan) yang tinggal sendiri tanpa pernah menikah (the single adult living alone) Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya (the non marital heterosexsual cobabiting family) f. Keluarga yang di bentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama (gay and lesbian family). g. Keluarga Indonesia menganut keluarga besar (extended family), karena masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai suku hidup dalam satu kominiti dengan adat istiadat yang sangat kuat (Depkes RI. 2002) 3. Peranan &. Struktur keluarga a. Pola komunikasi Bila dalam keluarga komunikasi yang terjadi secara terbuka dan dua arah akan sangat mendukung bagi penderita TBC. Saling mengingatkan dan memotivasi penderita untuk terus melakukan pengobatan dapat mempercepat proses penyembuhan.
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 35
b. Struktur peran keluarga Bila anggota keluarga dapat menerima dan melaksanakan perannya dengan baik akan
membuat
anggota keluarga puas dan
menghindari terjadinya konflik dalam keluarga dan masyarakat. c. Struktur kekuatan keluarga Kemampuan
anggota
keluarga
untuk
mempengaruhi
dan
mengendalikan orang lain untuk mengubah perilaku keluarga yang mendukung kesehatan. Penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan secara musyawarah akan dapat menciptakan suasana kekeluargaan. Akan timbul perasaan dihargai dalam keluarga. d. Nilai atau norma keluarga Perilaku
individu
masing-masing
anggota
keluarga
yang
ditampakan merupakan gambaran dari nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga.(Suprajitno, 2004: 7) 4. Fungsi Keluarga (Friedman, 1998) a. Fungsi Afektif Keluarga yang saling menyayangi dan peduli terhadap anggota keluarga yang sakit TBC akan mempercepat proses penyembuhan. Karena adanya partisipasi dari anggota keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit. b. Fungsi Sosialisasi dan Tempat Bersosialisasi Fungsi keluarga mengembangkan dan melatih untuk berkehidupan sosial
sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan
dengan orang lain.
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 36
Tidak ada batasan dalam bersosialisasi bagi penderita dengan lingkungan akan mempengaruhi kesembuhan penderita asalkan penderita tetap memperhatikan kondisinya .Sosialisasi sangat diperlukan karena dapat mengurangi stress bagi penderita. c. Fungsi Reproduksi Keluarga berfungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.Dan juga tempat mengembangkan fungsi reproduksi secara universal, diantaranya : seks yang sehat dan berkualitas, pendidikan seks pada anak sangat penting. d. Fungsi Ekonomi Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga, seperti kebutuhan
makan,
pakaian
dan
tempat
untuk
berlindung
(rumah).Dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. e. Fungsi Perawatan / Pemeliharaan Kesehatan Berfungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas keluarga di bidang kesehatan. 5. Tugas keluarga di bidang Kesehatan Dikaitkan dengan kemampuan keluarga dalam melaksanakan 5 tugas keluarga di bidang kesehatan yaitu : a. Mengenal masalah kesehatan keluarga Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 37
karena kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis.Ketidaksanggupan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan pada keluarga salah satunya disebabkan oleh kurangnya pengetahuan . Kurangnya pengetahuan keluarga tentang pengertian, tanda dan gejala, perawatan dan pencegahan TBC. b. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga,dengan pertimbangkan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan menentukan tindakan.keluarga.Tindakan kesehatan yang dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi
bahkan
teratasi.Ketidaksanggupan
keluarga
mengambil
keputusan dalam melakukan tindakan yang tepat,disebabkan karena keluarga tidak memahami mengenai sifat, berat dan luasnya masalah serta tidak merasakan menonjolnya masalah. c. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan. Keluarga dapat mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi keluarga memiliki keterbatasan.Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit dikarenakan tidak mengetahui cara perawatan pada penyakitnya.Jika demikian ,anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatanperlu memperoleh tindakan lanjutan atau perawatan dapat dilakukan di institusi pelayanan kesehatan. d. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 38
keluarga Pemeliharaan lingkungan yang baik akan meningkatkan kesehatan keluarga dan membantu penyembuhan. Ketidakmampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan bisa di sebabkan karena terbatasnya sumber-sumber keluarga diantaranya keuangan, kondisi fisik rumah yang tidak memenuhi syarat. e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi keluarga Kemampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan akan membantu anggota keluarga yang sakit memperoleh pertolongan dan mendapat perawatan segera agar masalah teratasi.
B. KONSEP DASAR TUBERKULOSIS 1. Definisi Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi menahun menular yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis). Kuman tersebut biasanya masuk ke dalam tubuh manusia melalui udara (pernapasan) ke dalam paru-paru, kemudian menyebar dari paru-paru ke organ tubuh yang lain melalui peredaran darah, yaitu : kelenjar limfe, saluran pernafasan atau penyebaran langsung ke organ tubuh lain (Depkes RI, 2002). Tuberkulos adalah penyakit infeksius, yang terutama menyerang parenkim paru. Tuberculosis dapat juga ditularkan ke bagian tubuh lainnya termasuk meningen, ginjal, tulang dan nodus
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 39
limfe (Smeltzer 2001). 2.
Etiologi Penyebab
tuberculosis
adalah
Mycobacterium
Tuberkulosis. . Kuman Mycobacterium Tuberkulosis adalah kuman berbentuk batang aerobik tahan asam yang tumbuh dengan lambat dan sensitive terhadap panas dan sinar ultraviolet (Smelzer, 2001: 5584). Sebagian besar kuman terdiri atas asam lemak (lipid). Lipid inilah yang membuat kuman lebih tahan terhadap asam dan lebih tahan terhadap gangguan kimia dan fisik. Kuman dapat tahan hidup pada udara kering maupun dalam keadaan dingin (dapat tahan bertahun-tahun dalam lemari es). Hal ini terjadi karena kuman berada dalam sifat dormant.Dari sifat dormant ini kuman dapat bangkit kembali dan menjadikan tuberculosis aktif lagi (Bahar, 1999: 715). Sifat lain kuman ini adalah kuman aerob, sifat ini menunjukkan bahwa kuman lebih menyenani jaringan yang lebih tinggi kandungan oksigennya.Dalam hal ini tekanan oksigen pada bagian apikal paru-paru lebih tinggi daripada bagian lain, sehingga bagian apikal inimerupakan tempat prediksi penyakit tuberculosis. Kuman TBC menyebar melalui udara (batuk,tertawa dan bersin) dan melepaskan droplet. Sinar matahari langsung dapat mematikan kuman, akan tetapi kuman dapat hidup beberapa jam dalam suhu kamar (Dep Kes RI 2002).
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 40
3.
Patofisiologi Tempat masuk kuman M. Tuberculosis adalah saluran pernafasan, saluran pencernaan dan luka terbuka pada kulit. Kebanyakan infeksi tuberkulosis (TBC) terjadi melalui udara, yaitu melalui inhalasi droplet yang mengandung kuman-kuman basil tuberkel yang berasal dari orang yang terinfeksi. Tuberkulosis adalah penyakit yang dikendalikan oleh respon imunitas dengan melakukan reaksi inflamasi Bakteri dipindahkan melalui jalan nafas ,basil tuberkel yang mencapai permukaan alveolus biasanya diinhalasi sebagai suatu unit yang terdiri dari satu sampai tiga basil ; gumpalan yang lebih besar cenderung tertahan di saluran hidung dan cabang besar bronkhus dan tidak menyebabkan penyakit. Setelah berada dalam ruang alveolus, basil tuberkel ini membangkitkan reaksi peradangan. Leukosit polimorfonuklear tampak pada tempat tersebut dan memfagosit bakteri namun tidak membunuh organisme tersebut. Setelah hari-hari pertama leukosit diganti oleh makrofag. Alveoli yang terserang akan mengalami konsolidasi dan timbul gejala pneumonia akut. Pneumonia seluler ini dapat sembuh dengan sendirinya, sehingga tidak ada sisa yang tertinggal, atau proses dapat juga berjalan terus, dan bakteri terus difagosit atau berkembang-biak di dalam sel. Basil juga menyebar melalui getah bening menuju ke kelenjar getah bening regional. Makrofag yang
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 41
mengadakan infiltrasi menjadi lebih panjang dan sebagian bersatu sehingga membentuk sel tuberkel epiteloid, yang dikelilingi oleh limfosit. Reaksi ini membutuhkan waktu 10 – 20 hari . Nekrosis bagian sentral lesi memberikan gambaran yang relatif padat dan seperti keju, isi nekrosis ini disebut nekrosis kaseosa. Bagian ini disebut dengan lesi primer. Daerah yang mengalami nekrosis kaseosa dan jaringan granulasi di sekitarnya yang terdiri dari sel epiteloid dan fibroblast, menimbulkan respon yang berbeda. Jaringan granulasi menjadi lebih fibrosa membentuk jaringan parut yang akhirnya akan membentuk suatu kapsul yang mengelilingi tuberkel. Lesi primer paru-paru dinamakan fokus Ghon dan gabungan terserangnya kelenjar getah bening regional dan lesi primer dinamakan kompleks Ghon. Respon lain yang dapat terjadi pada daerah nekrosis adalah pencairan, dimana bahan cair lepas kedalam bronkhus dan menimbulkan kavitas. Materi tuberkular yang dilepaskan dari dinding kavitas akan masuk kedalam percabangan trakheobronkial. Proses ini dapat terulang kembali di bagian lain di paru-paru, atau basil dapat terbawa sampai ke laring, telinga tengah, atau usus. Lesi primer menjadi rongga-rongga serta jaringan nekrotik yang sesudah mencair keluar bersama batuk. Bila lesi ini sampai menembus pleura maka akan terjadi efusi pleura tuberkulosa.
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 42
Kavitas yang kecil dapat menutup sekalipun tanpa pengobatan dan meninggalkan jaringan parut fibrosa. Bila peradangan mereda lumen bronkhus dapat menyempit dan tertutup oleh jaringan parut yang terdapat dekat perbatasan rongga bronkus. Bahan perkejuan dapat mengental sehingga tidak dapat mengalir melalui saluran penghubung sehingga kavitas penuh dengan bahan perkejuan, dan lesi mirip dengan lesi berkapsul yang tidak terlepas. Keadaan ini dapat menimbulkan gejala dalam waktu lama atau membentuk lagi hubungan dengan bronkus dan menjadi tempat peradangan aktif. Penyakit dapat menyebar melalui getah bening atau pembuluh darah. Organisme yang lolos melalui kelenjar getah bening akan mencapai aliran darah dalam jumlah kecil, yang kadang-kadang dapat menimbulkan lesi pada berbagai organ lain. Jenis penyebaran ini dikenal sebagai penyebaran limfohematogen, yang biasanya sembuh sendiri. Penyebaran hematogen merupakan suatu fenomena akut yang biasanya menyebabkan tuberkulosis milier. Ini terjadi apabila fokus nekrotik merusak pembuluh darah sehingga banyak organisme masuk kedalam sistem vaskuler dan tersebar ke organ-organ tubuh. Komplikasi yang dapat timbul akibat tuberkulosis terjadi pada sistem pernafasan dan di luar sistem pernafasan. Pada sistem pernafasan antara lain menimbulkan pneumothoraks, efusi pleural,
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 43
dan gagal nafas, sedang diluar sistem pernafasan menimbulkan tuberkulosis usus, meningitis serosa, dan tuberkulosis milier.
4.
Manifestasi Klinik Tanda dan gejala yang sering terjadi pada tuberkulosis adalah batuk yang tidak spesifik tetapi progresif. Biasanya tiga minggu atau lebih dan ada dahak. Selain tanda-tanda tersebut diatas, penyakit TBC biasanya tidak tampak adanya tanda dan gejala yang khas. Biasanya keluhan yang muncul adalah : 1. Demam : terjadi lebih dari satu bulan, biasanya pada pagi hari. 2. Batuk : terjadi karena adanya iritasi pada bronkus; batuk ini membuang / mengeluarkan produksi radang, dimulai dari batuk kering sampai batuk purulent ( menghasilkan sputum ). 3. Sesak nafas : terjadi bila sudah lanjut dimana infiltrasi radang sampai setengah paru. 4. Nyeri dada : ini jarang ditemukan, nyeri timbul bila infiltrasi radang sampai ke pleura sehingga menimbulkan pleuritis. 5. Malaise : ditemukan berupa anoreksia, berat badan menurun, sakit kepala, nyeri otot dan keringat di waktu di malam hari.
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 44
5.
Klasifikasi Penentuan klasifikasi penyakit dan tipe penderita penting dilakukan untuk menetapkan paduan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) yang sesuai dan dilakukan sebelum pengobatan dimulai. Klasifikasi penyakit 1.1.
Tuberculosis Paru
Berdasarkan hasil pemeriksaan dahak, TBC Paru dibagi dalam a. Tuberkulosis Paru BTA (+)
Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA (+).
1 spesimen dahak SPS hasilnya (+) dan foto rontgen dada menunjukan gambaran tuberculosis aktif.
b. Tuberkulosis Paru BTA (-) Pemeriksaan 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA (-)
dan
foto
rontgen
dada
menunjukan
gambaran
tuberculosis aktif. TBC Paru BTA (-), rontgen (+) dibagi berdasarkan tingkat keparahan penyakitnya, yaitu bentuk berat dan ringan. Bentuk berat bila gambaran foto rontgan dada memperlihatkan gambaran kerusakan paru yang luas .1.2. Tuberculosis Ekstra Paru TBC ekstra-paru dibagi berdasarkan pada tingkat keparahan penyakitnya, yaitu : 1. TBC ekstra-paru ringan
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 45
Misalnya : TBC kelenjar limfe, pleuritis eksudativa unilateral, tulang (kecuali tulang belakang), sendi, dan kelenjar adrenal. 2. TBC ekstra-paru berat Misalnya : meningitis, millier, perikarditis, peritonitis, pleuritis eksudativa duplex, TBC tulang belakang, TBC usus, TBC saluran kencing dan alat kelamin. Tipe penderita Berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya,ada beberapa tipe penderita yaitu : a. Kasus Baru Adalah penderita yang belum pernah diobati dengan OAT atau sudah pernah menelan OAT kurang dari satu bulan (30 dosis harian). b. Kambuh (Relaps) Adalah penderita tuberculosis yang sebelumnya pernah mendapat pengobatan tuberculosis dan telah dinyatakan sembuh, kemudian kembali lagi berobat denga hasil pemeriksaan dahak BTA (+). c. Pindahan (Transfer In) Adalah penderita yang sedang mendapat pengobatan di suatu kabupaten lain dan kemudian pindah berobat ke kabupaten ini. Penderita pindahhhan tersebut harus membawa surat rujukan/pindah (Form TB.09). d. Setelah Lalai (Pengobatan setelah default/drop out) Adalah penderita yang sudah berobat paling kurang 1 bulan, dan berhenti 2 bulan atau lebih, kemudian dating kembali dengan hasil pemeriksaan
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 46
dahak BTA (+).
Pemeriksaan Penunjang 1) Pemeriksaan Diagnostik. 2) Pemeriksaan sputum 3) Pemeriksaan sputum sangat penting karena dengan di ketemukannya kuman BTA diagnosis tuberculosis sudah dapat di pastikan. Pemeriksaan dahak dilakukan 3 kali yaitu: dahak sewaktu datang, dahak pagi dan dahak sewaktu kunjungan kedua. Bila didapatkan hasil dua kali positif maka dikatakan mikroskopik BTA positif. Bila satu positif, dua kali negatif maka pemeriksaan perlu diulang kembali. Pada pemeriksaan ulang akan didapatkan satu kali positif maka dikatakan mikroskopik BTA negatif. Untuk memastikan jenis kuman mengidentifikasi perlu dilakukan pemeriksaan biakan/kultur kuman dari dahak yang diambil (Depkes RI, 2002). 4) Ziehl-Neelsen (pewarnaan terhadap sputum) 5) Positif jika ditemukan bakteri tahan asam. 6) Skin test (PPD, Mantoux) 7) Hasil tes mantoux dibagi menjadi dalam; 8) Indurasi 0-5 mm (diameternya) : mantoux negatif 9) Indurasi 6-9 mm
: hasil meragukan
10) Indurasi 10-15 mm
: hasil mantoux positif
11) Indurasi lebih dari 16 mm
: hasil mantouk positif kuat
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 47
12) Reaksi timbul 48 – 72 jam setelah injeksi antigen intra kutan,berupa indurasi kemerahan yang terdiri dari infiltrasi limfosit yakni persenyawaan antara antibody dan antigen tuberculin. 13) Rontgen dada menunjukkan adanya infiltrasi lesi pada paru-paru bagian atas, timbunan kalsium dari lesi primer atau penumpukan cairan. Perubahan yang menunjukkan perkembangan tuberkulosis meliputi adanya kavitas dan area fibrosa. 14) Pemeriksaan histologi/kultur jaringan 15) Positif bila terdapat mikobakterium tuberkulosis. 16) Biopsi jaringan paru 17) Menampakkan adanya sel-sel yang besar yang mengindikasikan terjadinya nekrosis. 18) Pemeriksaan elektrolit Mungkin abnormal tergantung lokasi dan beratnya infeksi, misalnya hipernatremia yang disebabkan retensi air mungkin ditemukan pada penyakit tuberkulosis kronis. 19) Analisa gas darah (BGA) Mungkin abnormal tergantung lokasi, berat, dan adanya sisa kerusakan jaringan paru. 20) Pemeriksaan fungsi paru Turunnya kapasitas vital, meningkatnya ruang rugi, meningkatnya rasio residu udara pada kapasitas total paru, dan menurunnya saturasi oksigen sebagai akibat infiltrasi parenkim/fibrosa, hilangnya jaringan paru, dan kelainan pleura (akibat dari tuberkulosis kronis).
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 48
6.
Penatalaksanaan
Pengobatan TBC Paru Tujuan pemberian obat pada penderita tuberculosis adalah: menyembuhkan, mencegah kematian,dan kekambuhan, menurunkan tingkat penularan (Depkes RI. 2002). Sejak ditemukannya obat-obat anti TB dan dimulainya dengan monotherapi, kemudian mulai timbul masalah resistensi terhadap obatobat tersebut, maka pengobatan secara paduan beberapa obat ternyata dapat mencapai tingkat kesembuhan yang tinggi dan memperkecil jumlah kekambuhan. Paduan obat jangka pendek 6 – 9 bulan yang selama ini dipakai di Indonesia dan dianjurkan juga oleh WHO adalah 2 RHZ/4RH dan variasi lain adalah 2 RHE/4RH, 2 RHS/4RH, 2 RHZ/4R3H3/ 2RHS/4R2H2, dan lain-lain. Untuk TB paru yang berat ( milier ) dan TB Ekstra Paru, therapi tahap lanjutan diperpanjang jadi 7 bulan yakni 2RHZ / 7RH. Departemen Kesehatan RI selama ini menjalankan program pemberantasan TB Paru dengan panduan 1RHE / 5R2H2. Bila pasien alergi/hipersensitif terhadap Rifampisin, maka paduan obat jangka panjang 12–18 bulan dipakai kembali yakni SHZ, SHE, SHT, dan lain-lain. Beberapa obat anti TB yang dipakai saat ini adalah :
1.
Obat anti T
2.
B tingkat satu
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 49
Rifampisin (R), Isoniazid (I), Pirazinamid (P), Etambutol (E), Sterptomisin ( S ). 3.
Obat anti TB tingkat dua
Kanamisin ( K ), Para-Amino-Salicylic Acid ( P ),Tiasetazon ( T ), Etionamide,
Sikloserin,
Kapreomisin,
Viomisin,
Amikasin,
Ofloksasin, Sifrofloksasin, Norfloksasin, Klofazimin dan lain-lain. Obat anti TB tingkat dua ini daya terapeutiknya tidak sekuat yang tingkat satu dan beberapa macam yang teakhir yaitu golongan aminoglikosid dan quinolon masih dalam tahap eksperimental. Belakangan ini WHO menyadari bahwa pengobatan jangka pendek tersebut baru berhasil bila obat-obat yang relatif mahal ( R & Z ) tersedia sampai akhir masa pengobatan. Di beberapa negara berkembang, pengobatan jangka pendek ini banyak yang gagal mencapai angka kesembuhan yang ( cure rate ) ditargetkan yakni 85 % karena : -
Program pemberantasan kurang baik
-
Buruknya kepatuhan berobat
Hal ini menyebabkan : -
Populasi TB semakin meluas
-
Timbulnya resistensi terhadap bermacam obat
Adanya epidemi AIDS akan lebih mengobarkan kembali aktifnya TB. Menyadari bahaya tersebut di atas, WHO pada tahun 1991 mengeluarkan pernyataan baru dalam pengobatan TB Paru sebagai berikut :
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 50
Pengobatan tetap dibagi dalam dua tahap yakni Tahap intensif ( initial ), dengan memberikan 4 – 5 macam obat anti TB per hari dengan tujuan : -
Mendapatkan konversi sputum dengan cepat ( efek
bakterisidal ) -
Menghilangkan keluhan dan mencegah efek penyakit lebih
-
Mencegah timbulnya resistensi obat
lanjut
Tahap lanjutan ( continuation phase ), dengan hanya memberikan 2 macam obat per hari atau secara intermitten dengan tujuan : -
Menghilangkan bakteri yang tersisa (efek sterilisasi )
-
Mencegah kekambuhan
Pemberian dosis diatur berdasarkan berat badan yakni kurang dari 33 kg, 33 – 50 kg dan lebih dari 50 kg. Pengobatan dibagi atas 4 katagori yakni :
1. Katagori I Ditujukan terhadap :
Kasus baru dengan sputum negatif
Kasus baru dengan bentuk TB berat seperti meningitis, TB diseminata, perikarditis, peritonitis, pleuritis, spondilitis dengan gangguan neurologis, kelainan paru yang luas dengan BTA negatif, TB usus, TB genito urinarius. Pengobatan tahap intensif adalah dengan paduan 2RHZS ( E ). Bila
setelah dua bulan BTA menjadi negatif, diteruskan dengan tahap lanjutan. Bila setelah dua bulan masih positif, tahap intensif diperpanjang lagi selama 2 – 4 minggu dengan 4 macam obat. Pada populasi dengan MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 51
resistensi primer terhadap INH rendah pada tahap intensif cukup diberikan 3 macam obat yakni RHZ. Pengobatan tahap lanjutan adalah dengan paduan 4 RH atau 4R3H3. Pasien dengan TB berat ( meningitis, TB diseminata, spondilitis dengan kelainan neurologis ), R dan H harus diberikan setiap hari selama 6 – 7 bulan. Paduan obat alternatif adalah 6 HE ( T ). 2. Kategori II Ditujukan terhadap :
Kasus kambuh
Kasus gagal dengan sputum BTA positif Pengobatan tahap intensif selama 3 bulan dengan 2 RHZE /
1RHZE. Bila setelah tahap intensif BTA menjadi negatif, maka diteruskan dengan tahap lanjutan. Bila setelah 3 bulan tahap intensif BTA tetap positif, maka tahap intensif tersebut diperpanjang lagi 1 bulan dengan RHZE. Bila setelah 4 bulan BTA masih juga positif pengobatan dihentikan selama 2 – 3 hari, lalu diperiksa biakan dan resistensi terhadap BTA dan pengobatan diteruskan dengan tahap lanjutan. Bila pasien masih mempunyai data resistensi BTA dan ternyata BTA masih sensitif terhadap semua obat dan setelah tahap intensif BTA menjadi negatif, maka tahap lanjutan harus diawasi dengan ketat di RS rujukan. Kemungkinan konversi sputum masih cukup besar. Bila data menunjukkan resiten terhadap R dan H, maka kemungkinan keberhasilan menjadi kecil. Pengobatan tahap lanjutan adalah dengan paduan 5 RHE atau paduan 5 R3H3E3 yang perlu diawasi dengan ketat. Bila sputum BTA
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 52
masih tetap positif setelah selesai tahap lanjutan, maka pasien tidak perlu diobati lagi. 3. Kategori III Ditujukan terhadap :
Kasus BTA negatif dengan kelainan paru yang tidak luas.
Kasus TBC ekstra paru selain yang disebut dalam kategori I Pengobatan tahap intensif dengan panduan 2 RHZ atau 2 R3H3Z3 Pengobatan tahap lanjutan dengan panduan 2RH atau 2 R3H3. Bila
kelainan paru lebih luas dari 10 cm2 atau pada TB ekstra paru yang belum remisi sempurna, maka tahap lanjutan diperpanjang lagi dengan H saja selama empat bulan lagi. Paduan obat alternatif adalah 6 HE ( T ) 4. Kategori IV Ditujukan terhadap kasus TB kronik. Prioritas pengobatan disini rendah, terdapat resistensi terhadap obat-obat anti TB (sedikitnya R dan H), sehingga masalahnya jadi rumit. Pasien mungkin perlu dirawat beberapa bulan dan diberikan obat-obat anti TB tingkat dua yang kurang begitu efektif, lebih mahal dan lebih toksis. Di negara yang maju dapat diberikan obat-obat anti TB eksperimental sesuai dengan sensitivitasnya, sedangkan di negara yang kurang mampu cukup dengan pemberian H seumur hidup dengan harapan dapat mengurangi infeksi dan penularan. Departemen Kesehatan RI dalam program baru pemberantasan TB paru telah mulai dengan paduan obat : 2RHZE / 4R3HE ( kategori I ), 2
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 53
RHZSE / 1 RHZE / 5 R3H3E3 ( kategori II ), 2 RHZ/2 R3H3 ( kategori IV ).
Evaluasi Pengobatan. Kemajuan pengobatan dapat terlihat dari perbaikan klinis ( hilangnya keluhan, nafsu makan meningkat, berat badan naik dan lain-lain ), berkurangnya kelainan radiologis paru dan konversi sputum menjadi negatif. Kontrol terhadap sputum BTA langsung dilakukan pada akhir bulan ke-2, 4, dan 6. Pada yang memakai paduan obat 8 bulan sputum BTA diperiksa pada akhir bulan ke-2, 5, dan 8. Biakan BTA dilakukan pada permulaan, akhir bulan ke-2 dan akhir pengobatan. Pemeriksaan resistensi dilakukan pada pasien baru yang BTA-nya masih positif setelah tahap intensif dan pada awal terapi pasien yang mendapat pengobatan ulang ( retreatment ). Kontrol terhadap pemeriksaan radiologis dada, kurang begitu berperan dalam evaluasi pengobatan. Bila fasilitas memungkinkan foto dapat dibuat pada akhir pengobatan sebagai dokumentasi untuk perbandingan bila nanti timbul kasus kambuh. Untuk mengetahui efek samping obat ( yang terbanyak hepatitis ), perlu pemeriksaan darah terhadap enzim hati, bilirubin, kreatinin/ureum, darah perifer. Asam urat darah perlu diperiksa bagi yang memakai obat Z. bila terdapat hepatitis karena obat ( kebanyakan karena R dan H ), maka obat yang hepatotoksis diganti dengan yang non-hepatotoksis. Pemberian
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 54
steroid dapat dipertimbangkan. R atau H kemudian dapat diberikan kembali secara desensitisasi. Tes mata untuk warna perlu bagi yang memakai E, sedangkan tes audiometri perlu bagi yang memakai S. Resistensi obat sudah harus diwaspadai yakni bila dalam 1 – 2 bulan pengobatan tahap intensif tidak terlihat perbaikan. Di Amerika Serikat prevalensi pasien yang resisten terhadap obat anti TB makin meningkat dan sudah mencapai 9 %. Di negara yang sedang berkembang seperti di Afrika, diperkirakan lebih tinggi lagi. BTA yang sudah resisten terhadap obat anti TB saat ini sudah dapat dideteksi dengan cara PCRSSCP (Single Stranded Confirmation Polymorphism) dalam waktu satu hari. Pemeriksaan ini dapat mendeteksi 99% BTA yang resisten terhadap R, 70% terhadap H, dan 60% terhadap S. Ada 3 Dampak masalah.
a. Terhadap individu. 1.
Biologis.
Adanya kelemahan fisik secara umum, batuk yang terus menerus, sesak napas, nyeri dada, nafsu makan menurun, berat badan menurun, keringat pada malam hari dan kadang-kadang panas yang tinggi. 2.
Psikologis.
Biasanya klien mudah tersinggung , marah, putus asa oleh karena batuk yang terus menerus sehingga keadaan sehari-hari yang kurang menyenangkan.
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 55
3.
Sosial.
Adanya perasaan rendah diri oleh karena malu dengan keadaan penyakitnya sehingga klien selalu mengisolasi dirinya. 4.
Spiritual.
Adanya distress spiritual yaitu menyalahkan Tuhan karena penyakitnya yang tidak sembuh-sembuh juga menganggap penyakitnya yang manakutkan 5. Produktifitas menurun oleh karena kelemahan fisik. b. Terhadap keluarga. 1.
Terjadinya penularan terhadap anggota keluarga yang lain
karena kurang
pengetahuan dari keluarga terhadap penyakit TB
Paru serta kurang pengetahuan penatalaksanaan pengobatan dan upaya pencegahan penularan penyakit. 2.
Produktifitas menurun.
Terutama bila mengenai kepala keluarga yang berperan sebagai pemenuhan kebutuhan keluarga, maka akan menghambat biaya hidup sehari-hari terutama untuk biaya pengobatan. 3.
Psikologis.
Peran keluarga akan berubah dan diganti oleh keluarga yang lain. 4.
Sosial.
Keluarga merasa malu dan mengisolasi diri karena sebagian besar masyarakat belum tahu pasti tentang penyakit TB Paru .
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 56
c. Terhadap masyarakat. Apabila penemuan kasus baru TB Paru tidak secara dini serta pengobatan Penderita TB Paru positif tidak teratur atau droup out pengobatan maka resiko penularan pada masyarakat luas akan terjadi oleh karena cara penularan penyakit TB Paru .Untuk keberhasilan pengobatan, oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO)
dilakukan strategi DOTS (Directly Observed Treatmen
Shortcourse). Strategi ini merupakan yang paling efektif untuk mengontrol pengobatan tuberculosis . Lima langkah strategi DOTS adalah dukungan dari semua kalangan, semua orang yang batuk dalam 3 minggu harus diperiksa dahaknya, harus ada obat yang disiapkan oleh pemerintah, pengobatan harus dipantau selama 6 bulan oleh Pengawas Minum Obat (PMO) dan ada system pencatatan/pelaporan.
Perawatan bagi penderita TBC Perawatan yang harus dilakukan pada penderita tuberculosis adalah : 1) Awasi penderita minum obat, yang paling berperan disini adalah orang terdekat yaitu keluarga. 2) Mengetahui adanya gejala samping obat dan merujuk bila diperlukan. 3) Mencukupi kebutuhan gizi seimbang penderita 4) Istirahat teratur minimal 8 jam per hari
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 57
5) Mengingatkan penderita untuk periksa ulang dahak pada bulan kedua, kelima dan enam 6) Menciptakan lingkungan rumah dengan ventilasi dan pencahayaan yang baik (Depkes RI, 2002) Pencegahan penularan TBC Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah : 1) Menutup mulut bila batuk 2) Membuang dahak tidak di sembarang tempat. Buang dahak pada wadah tertutup yang diberi lisol 3) Makan, makanan bergizi 4) Memisahkan alat makan dan minum bekas penderita 5) Memperhatikan lingkungan rumah, cahaya dan ventilasi yang baik 6) Untuk bayi diberikan imunisasi BCG (Depkes RI, 2002)
Proses Keperawatan Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui praktek keperawatan, keluarga untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga tersebut dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan (Depkes RI, 1998:3). Proses keperawatan adalah metode ilmiah yang digunakan secara sistematis untuk mengkaji dan menentukan masalah kesehatan dan keperawatan
keluarga,
merencanakan
asuhan
keperawatan
dan
melaksanakan intervensi keperawatan terhadap keluarga sesuai rencana yang telah disusun dan mengevaluasi mutu hasil asuhan keperawatan yang
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 58
dilaksanakan terhadap keluarga (Effendi, 1998:55). 1. Pengkajian Lima tahap proses keperawatan terdiri dari pengkajian terhadap keluarga,
identifikasi
masalah
keluarga
dan
individu
(diagnosa
keperawatan), rencana keperawatan, implementasi rencana pengerahan sumber-sumber dan evaluasi perawatan. Proses keperawatan memiliki tahapan-tahapan yang saling bergantung dan disusun secara sistematis untuk menggambarkan perkembangan dari tahap satu ke tahap lain, (Friedman,1998:55). Menurut Friedman (1998:56) proses pengkajian keperawatan dengan pengumpulan informasi secara terus-menerus terhadap arti yang melekat pada informasi yang sedang dikumpulkan tersebut. Pengkajian yang dilakukan meliputi pengumpulan informasi dengan cara sistematis, diklasifikasi dianalisa artinya. Pengumpulan data Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara wawancara, pengamatan, studi dokumentasi (melihat KMS, kaetu keluarga) dan pemeriksaan fisik (Effendi,1998:47). Data yang dikumpulkan meliputi: a. Identitas keluarga, yang dikaji adalah umur,pekerjaan dan tempat tinggal. Yang beresiko menjadi penderita tuberculosis adalah: individu tanpa perawatan kesehatan yang adekuat (tuna wisma,tahanan), dibawah umur 15 tahun dan dewasa muda antara 15-44 tahun ,tinggal ditempat kumuh
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 59
dan perumahan di bawah standart dan pekerjaan. b. Latar belakang budaya atau kebiasaan keluarga
Kebiasaan makan
Pada penderita tuberculosis mengalami nafsu makan menurun bila terjadi terus menerus akan menyebabkan penderita menjadi lemah. Bagi penderita tuberculosis dianjurkan diet Tinggi Kalori Tinggi Protein (TKTP) (Tempointeraktif, 23 Juli 2005).
Pemanfaatkan fasilitas kesehatan
Kemampuan keluarga dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan sangat berpengaruh dalam perawatan tuberculosis baik untuk mendapatkan informasi maupun pengobatan. Beberapa tempat yang memberikan pelayanan kesehatan bagi tuberculosis adalah Puskesmas, BP4, Rumah Sakit dan Dokter pratek swasta (Depkes RI, 2002).
Status Sosial Ekonomi
Pendidikan yang rendah berpengaruh terhadap pola pikir dan tindakan keluarga dalam mengatasi masalah dalam keluarga (Effendy, 1998). Sebaliknya dengan tingkat pendidikan tinggi keluarga akan mampu mengenal
masalah
dan
mampu
mengambil
keputusan
untuk
menyelesaikan masalah.
Pekerjaan dan Penghasilan
Pekerjaan dan penghasilan merupakan hal yang sangat berkaitan. Penghasilan keluarga akan menentukan kemampuan mengatasi masalah kesehatan yang ada. Kemampuan menyediakan perumahan yang sehat, kemampuan pengobatan anggota keluarga yang sakit dan
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 60
kemampuan menyediakan makanan dengan Gizi yang seimbang. 60% penderita tuberculosis adalah penduduk miskin (Sinar Harapan, 23 Juli 2005).
Aktivitas
Selain
kebutuhan
makanan,
kebutuhan
istirahat
juga
harus
diperhatikan. Bagi penderita tuberculosis dianjurkan istirahat minimal 8 jam perhari (Depkes RI, 2002).
Tingkat perkembangan dan riwayat keluarga
Tingkat perkembangan pada tahap pembentukan keluarga akan didapati masalah dengan social ekonomi yang rendah karena harus belajar menyesuaikan dengan kebutuhan yang harus dipenuhi. Keluarga baru belajar memecahkan masalah. Dengan keadaan tersebut berpengaruh pada tingkat kesehatan keluarga. Social ekonomi yang rendah pada umumnya berkaitan erat dengan masalah kesehatan yang mereka hadapi disebabkan karena ketidak mampuan dan ketidak tahuan dalam mengatasi masalah yang mereka hadapi (Effendy,1998). Tidak adanya riwayat keluarga yang mempunyai masalah kesehatan tidak berpengaruh pada status kesehatan keluarga. Data lingkungan 1. Karakteristik rumah Keadaan rumah yang sempit, ventilasi kurang, udara yang lembab termasuk rumah dengan kondisi di bawah standart kesehatan. Salah satu factor yang bisa menyebabkan kuman tuberculosis bertahan hidup adalah kondisi udara yang lembab (Depkes RI, 2002).
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 61
a. Karakteristik lingkungan Lingkungan rumah yang bersih, pembuangan sampah dan pembuangan limbah yang benar dapat mengurangi penularan TBC dan menghambat pertumbuhan bakteri tuberkulosa. TBC sangat erat berhubungan dengan kondisi lingkungan yang kumuh . b.
Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat Kuman tuberculosis dapat menular dari ke orang melalui udara. Semakin sering kontak langsung dengan penderita bereksiko sekali tertular TBC. Terutama yang merawat di rumah berkesempatan terkena TBC dari pada yang berada di tempat umum
2. Struktur keluarga a. Pola komunikasi Bila dalam keluarga komunikasi yang terjadi secara terbuka dan dua arah akan sangat mendukung bagi penderita TBC. Saling mengingatkan dan memotivasi
penderita
untuk
terus
melakukan
pengobatan
dapat
mempercepat proses penyembuhan. b. Struktur peran keluarga Bila anggota keluarga dapat menerima dan melaksanakan perannya dengan baik akan membuat anggota keluarga puas dan menghindari terjadinya konflik dalam keluarga dan masyarakat. c. Struktur kekuatan keluarga Kemampuan anggota keluarga untuk mempengaruhi dan mengendalikan orang lain untuk mengubah perilaku keluarga yang mendukung kesehatan. Penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan secara musyawarah
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 62
akan dapat menciptakan suasana kekeluargaan. Akan timbul perasaan dihargai dalam keluarga.
d. Nilai atau norma keluarga Perilaku individu masing-masing anggota keluarga yang ditampakan merupakan gambaran dari nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga.(Suprajitno,.2004: 7) 3. Fungsi Keluarga (Friedman, 1998) a. Fungsi Afektif Keluarga yang saling menyayangi dan peduli terhadap anggota keluarga yang sakit TBC akan mempercepat proses penyembuhan. Karena adanya partisipasi dari anggota keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit. b. Fungsi Sosialisasi dan Tempat Bersosialisasi Fungsi keluarga mengembangkan dan melatih untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain. Tidak ada batasan dalam bersosialisasi bagi penderita dengan lingkungan akan mempengaruhi kesembuhan penderita asalkan penderita tetap memperhatikan kondisinya .Sosialisasi sangat diperlukan karena dapat mengurangi stress bagi penderita. c. Fungsi Perawatan/Pemeliharaan Kesehatan Dikaitkan dengan kemampuan keluarga dalam melaksanakan 5 tugas keluarga di bidang kesehatan yaitu :
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 63
Mengenal masalah kesehatan keluarga Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh
diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis. Ketidak sanggupan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan pada keluarga salah satunya disebabkan oleh kurangnya pengetahuan . Kurangnya pengetahuan keluarga tentang pengertian, tanda dan gejala, akibat, pancegahan, perawatan dan pengobatan TBC.
Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari
pertolongan
yang
tepat
sesuai
dengan
keadaan
keluarga,dengan
pertimbangkan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan menentukan tindakan .keluarga.Tindakan kesehatan yang dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi bahkan teratasi. Ketidak sanggupan keluarga mengambil keputusan dalam melakukan tindakan yang tepat, disebabkan karena keluarga tidak memahami mengenai sifat, berat dan luasnya masalah serta tidak merasakan menonjolnya masalah.
Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan. Keluarga dapat mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi
keluarga memiliki keterbatasan. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit dikarenakan tidak mengetahui cara perawatan pada penyakitnya. Jika demikian, anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan perlu memperoleh tindakan lanjutan atau perawatan
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 64
dapat dilakukan di institusi pelayanan kesehatan.
Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga Pemeliharaan lingkungan yang baik akan meningkatkan kesehatan
keluarga dan membantu penyembuhan. Ketidakmampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan bisa di sebabkan karena terbatasnya sumbersumber keluarga diantaranya keuangan, kondisi fisik rumah yang tidak memenuhi syarat.
Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi keluarga Kemampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan akan membantu anggota keluarga yang sakit memperoleh pertolongan dan mendapat perawatan segera agar masalah teratasi. 4. Fungsi Reproduksi Keluarga berfungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan
keluarga.Dan
juga
tempat
mengembangkan
fungsi
reproduksi secara universal, diantaranya : seks yang sehat dan berkualitas, pendidikan seks pada anak sangat penting. 5. Fungsi Ekonomi Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga, seperti kebutuhan makan, pakaian dan tempat untuk berlindung (rumah).Dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. 6. Koping keluarga
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 65
Bila koping keluarga tidak efektif terhadap stressor yang akan menyebabkan stress yang berkepanjangan.Hal ini akan mempengaruhi daya tahan tubuh . 2. Perumusan Diagnosa Keperawatan Perumusan diagnosis keperawatan keluarga menggunakan aturan yang telah disepakati, terdiri dari Masalah (problem, P) adalah suatu pernyataan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang dialami oleh keluarga atau anggota (individu). Penyebab
(etiology ,E) adalah suatu pernyataan yang dapat
menyebabkan masalah dengan mengacu kepada lima tugas keluarga, yaitu mengenal masalah, mengambil keputusan yang tepat, merawat anggota keluarga, memelihara lingkungan, atau memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan . Tanda (Sign, S) adalah sekumpulan data subyektif dan obyektif yang diperoleh perawat dari keluarga secara langsung atau tidak yang mendukung masalah dan penyebab. Apabila perawat merumuskan diagnosis keperawatan lebih dari satu perlu dilakukan skor Proses skoring menggunakan skala yang telah dirumuskan oleh Bailon dan Maglaya (1978). Proses scoring untuk setiap diagnosis keperawatan:
Tentukan skornya sesuai dengan kriteria yang di buat perawat.
Selanjutnya skor dibagi dengan skor tertinggi dan dikalikan dengan
bobot.
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 66
Skor yang diperoleh _______________ x bobot Skor tertinggi
Jumlah skor untuk semua kriteria (skor maksimum sama dengan jumlah bobot, yaitu 5). Tipologi diagnosis keperawatan keluarga dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu: a) Diagnosis actual adalah masalah keperwatan yang sedang dialami oleh keluarga dan memerlukan bantuan dari perawat dengan cepat. b) Diagnosis resiko / resiko tinggi adalah masalah keperawatan yang belum terjadi, tetapi tanda untuk menjadi masalah keperawatan actual dapat terjadi dengan cepat apabila tidak segera mendapat bantuan perawat. c) Diagnosis potensial adalah suatu keadaan sejahtera dari keluarga ketika keluarga telah mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya dan mempunyai sumber penunjang kesehatan yang memungkinkan dapat ditingkatkan.
Diagnosa yang mungkin muncul pada keluarga dengan penyakit TBC adalah : a.
Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia
b.
Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan secret yang keluar
c.
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan penumpukan secret yang berlebih.
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 67
d.
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan suplay O2 yang menurun (Doenges,1999:240-247). Dalam merumuskan diagnosa dalam keperawatan keluarga perlu
dilakukan prioritas masalah dan adanya kriteria prioritas masalah. Prioritas masalah Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam prioritas masalah adalah sebagai berikut : a. Tidak mungkin masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang ditemukan dalam keluarga dapat diatasi sekaligus. b. Perlu mempertimbangkan masalah-masalan yang dapat mengancam kehidupan keluarga seperti masalah penyakit. c. Perlu mempertimbangkan respon dan perhatian keluarga terhadap asuhan keperawatan yang akan diberikan. d. Keterlibatan keluarga dalam memecahkan masalah yang mereka hadapi. e. Sumber daya keluarga yang dapat menunjang pemecahan masalah kesehatan/ keperawatan keluarga. f. Penetahuan dan kebudayaan keluarga (Effendy,1998). Kriteria prioritas masalah Beberapa kriteria dalam penyusunan prioritas masalah menurut Effendy (1998:52) 1. Sifat masalah, dikelompokkan menjadi : ancaman kesehatan, keadaan sakit atau kurang sehat dan situasi krisis.
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 68
2. Kemungkinan masalah dapat dirubah, adalah kemungkinan keberhasilan untuk mengurangi masalah atau mencegah masalah bila dilakukan intervensi keperawatan dan kesehatan. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi masalah TBC dapat dirubah adalah: a. Pengetahuan dan tindakan untuk menangani masalah TBC. b. Sumber daya keluarga, diantaranya adalah keuangan, tenaga, sarana dan prasarana. c. Sumber daya perawatan, diataranya adalah pengetahuan dan ketrampilan dalam penanganan masalah TBC serta waktu. d. Sumber daya masyarakat, dapat dalam bentuk fasilitas, organisasi, seperti posyandu, polindes dan sebagainya. 3. Potensi masalah TBC untuk dicegah, adalah sifat dan beratnya masalah TBC yang akan timbul dan dapat dikuraangi atau dicegah melalui tindakan keperawatan dan kesehatan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melihat potensi pencegahan masalah TBC adalah : a. Kepelikan/kesulitan masalah,hal ini berkaitan dengan beratnya penyakit atau masalah TBC yang menunjukkan pada prognosa dan beratnya TBC yang diderita oleh anggota keluarga. b. Tindakan yang sudah dan sedang dijalankan, adalah tindakan untuk mencegah dan mengobati masalah TBC dalam rangka meningkatkan status kesehatan keluarga.
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 69
c. Lamanya masalah, berhubungan dengan beratnya masalah TBC pada keluarga dan potensi masalah untuk dicegah. d. Adanya kelompok resiko tinggi dalam keluarga atau kelompok yang sangat peka menambah potensi untuk mencegah masalah. 4. Menonjolnya masalah TBC,adalah cara keluarga melihat dan menilai masalah TBC dalam hal beratnya dan mendesaknya untuk diatasi melalui intervensi keperawatan dan kesehatan. 3. Rencana Keperawatan Perencanaan keperawatan mencakup tujuan umum dan khusus yang didasarkan pada masalah yang dilengkapi dengan kriteria dan standar yang mengacu pada penyebab. Selanjutnya merumuskan tindakan keperawatan yang berorientasi pada kriteria dan standart. Ada beberapa tingkatan tujuan dalam penyusunan rencana keperawatan menurut Friedman (1998;64). Tujuan jangka pendek yang sifatnya dapat diukur, langsung dan spesifik. Dan tujuan jangka panjang yang merupakan tingkatan akhir yang menyatakan maksud-maksud luas yang diharapkan oleh perawat dan keluarga agar dapat tercapai. Penyusunan kriteria evaluasi dan standar evaluasi, disesuaikan dengan sumber daya yang ada pada keluarga Tn .S yaitu biaya, pengetahuan dan sikap dari keluarga Tn.S berupa respon verbal, afektif dan psikomotor untuk mengatasi masalahnya. Tujuan asuhan keperawatan pada keluarga dengan masalah TBC : 1. Tujuan jangka pendek antara lain : Setelah di berikan informasi kepada keluarga mengenai TBC, maka
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 70
keluarga mampu mengenal masalah TBC, mampu mengambil keputusan dan mampu merawat anggota keluarga yang menderita TBC. Kriteria evaluasi : a. Respon verbal,keluarga mampu menyebutkan pengertian, tanda dan gejala, penyebab, cara penularan perawatan dan pencegahan TBC. b. Respon efektif, keluarga mampu merawat anggota keluarga yang menderita TBC. c. Respon Psikomotor, keluarga mampu memodifikasi lingkungan bagi penderita TBC. Standar evaluasi : Pengertian, tanda dan gejala, penyebab, cara pencegahan TBC, cara pencegahan penularan dan cara perawatan TBC. 2. Tujuan jangka panjang Masalah TBC dalam keluarga dapat teratasi / dikurangi setelah dilakukan tindakan keperawatan. Tahap intervensi diawali dengan penyelesaian perencanaan perawatan. Seperti pendapat Friedman (1998: 67). Selama pelaksanaan intervensi keperawatan, data-data baru secara terus-menerus mengalir masuk. Karena informasi ini (respon dari klien, perubahan situasi, dll) dikumpulkan, perawat perlu cukup fleksibel dan dapat beradaptasi untuk mengkaji ulang situasi keluarga dengan membuat modifikasi-modifikasi tanpa rencana terhadap perencanaan. Dalam memilih tindakan keperawatan tergantung pada sifat masalah dan sumber-sumber yang tersedia untuk pemecahan. Intervensi pada keluarga dengan masalah TBC antara lain sebagai berikut
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 71
(Doenges, 1999) : 1. Anjurkan pasien untuk batuk/bersin dan mengeluarkan pada tissue dan menghindarkan meludah di sembarang tempat. 2. Dorongan keluarga untuk memberi makanan yang bergizi. 3. Kontrol berat badan secara periodic 4. Dorong pasien untuk makan sedikit tapi sering dengan makanan tinggi karbohidart dan tinggi protein. 5. Dorong pasien untuk minum obat secara teratur 4. Implementasi Pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap keluarga, didasarkan pada rencana keperawatan yang telah disusun. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap keluarga dengan TBC adalah : a. Sumber daya Keluarga (keuangan) Sumber daya (keuangan) yang memadai diharapkan mampu menunjang proses penyembuhan pada anggota keluarga yang menderita TBC b. Tingkat pendidikan keluarga Tingkat pendidikan keluarga dapat mempengaruhi kemampuam keluarga dalam mengenal
masalah TBC dan mengambil keputusan mengenai
tindakan yang tepat terhadap anggota keluarga yang menderita TBC. c. Adat istiadat yang berlaku Adat istiadat yang berlaku berpengaruh pada kemampuan kelurga dalam merawat anggota keluarga yang menderita TBC d. Respon dan penerimaan keluarga
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 72
Respon dan penerimaan keluarga sangat berpengaruh pada penyembuhan karena keluarga mampu memberi motivasi. e. Sarana dan prasarana yang ada pada keluarga Dengan adanya sarana dan prasarana yang baik pada keluarga akan memudahkan keluarga dalam memberikan perawatan dan pengobatan pada anggota keluarga yang menderita TBC. 5.
Evaluasi Evaluasi adalah tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai. Menurut Friedman (1998) evaluasi didasarkan pada bagaimana efektifnya intervensi-intervensi yang dilakukan oleh keluarga, perawat dan yang lainnya. Ada beberapa metode evaluasi yang dipakai dalam perawatan. Faktor yang paling penting adalah bahwa metode tersebut harus disesuaikan dengan tujuan dan intervensi yang sedang dievaluasi. Bila tujuan tersebut sudah tercaapai maka kita membuat recana tindak lanjut
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 73
BAB IV ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN STROKE
Tinjauan pustaka merupakan acuan dasar terhadap proses asuhan keperawatan secara keseluruhan. Dalam bab ini penulis menguraikan tentang konsep dasar keluarga, konsep asuhan keperawatan dan konsep tentang penyakit stroke. A. KONSEP DASAR KELUARGA 5. Pengertian Keluarga Friedman (1998) mendefinisikan keluarga sebagai kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional
dan
individu
mempunyai
peran
masing-masing
yang
merupakan bagian dari keluarga. Pengertian keluarga yang lain sebagaimana dinyatakan oleh Suprajitno (2004) yaitu suatu ikatan/ persekutuan hidup atas dasar perkawinan antar orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi yang tinggal dalam sebuah rumah tangga. Sementara itu Effendi (1998:30) mendefinisikan keluarga sebagai perkumpulan dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam peranannya masingmasing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 74
Berdasarkan ketiga pengertian tersebut diambil kesimpulan (Suprajitno, 2004:14) bahwa keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas dua orang atau lebih yang tinggal disuatu tempat atau rumah dan berinteraksi satu sama lain, mempunyai perannya masingmasing-masing-masing dan mempertahankan suatu kebudayaan. Maka untuk itu indonesia merupakan salah satu negara yang menjunjung tinggi adat ketimuran yang menekankan bahwa keluarga harus dibentuk atas dasar perkawinan, seperti yang tertulis dalam peraturan pemerintah (PP) No. 21 tahun 1994 bahwa keluarga dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah. 6. Tipe – tipe keluarga menurut suprajinto (2004:2) b. Keluarga inti ( Nuclear family ) Adalah suatu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak. c. Keluarga besar ( Exstended family ) Adalah keluarga inti ditambah
dengan
sanak saudara, misalnya
nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, atau bibi. d. Keluarga bentukan kembali (dyadic family) Adalah keluarga baru yang terbentuk dari pasangan yang telah bercerai atau kehilangan pasangannya e. Orang tua tunggal (single parent family) yaitu keluarga yang terdiri dari salah satu orang tua dengan anak-anaknya akibat perceraian atau ditinggal pasangannya, f. Ibu dengan anak tanpa perkawinan yang sah (the unmarried teenage mother)
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 75
g. Orang dewasa laki-laki atau perempuan yang tinggal sendiri tanpa pernah menikah (the single adult living alone) h. Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya (the non marital heterosecual cohabiting family) i. Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama (gay and lesbian family). 7. Tahap perkembangan keluarga dan tugas perkembangan menurut Suprajitno (1004:3) Bukan hanya individu saja yang memiliki tahap perkembangan, keluargapun memiliki tahap perkembangan dengan berbagai tugas perkembangan masing-masing. Tahap–tahap perkembangan
itu antara
lain: i. Tahap perkembangan keluarga baru menikah Tugas ini dimulai dengan membina hubungan intim yang memuaskan pasangannya Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan keluarga sosial. Membina rencana memiliki anak j. Keluarga dengan anak baru lahir Dimulai dengan mempersiapkan menjadi orang tua Adaptasi dengan perubahan adanya anggota keluarga, interaksi keluarga, hubungan seksual dan kegiatan Mempertahankan
hubungan
dalam
rangka
memuaskan
pasangannya
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 76
k. Keluarga dengan anak usia pra sekolah Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, misal kebutuhan tempat tinggal, privasi dan rasa aman Membantu anak untuk bersosialisasi Beradaptasi dengan anak yang beru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain yang lebih tua juga harus terpenuhi, Mempertahankan hubungan yang sehat baik didalam maupun diluar keluarga Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak Pembagian tanggung jawab anggota keluarga Merencanakan
kegiatan
dan
waktu
untuk
menstimulasi
pertumbuhan dan perkembangan anak. l. Keluarga dengan anak usia sekolah. Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah dan lingkungan lebih luas Mempertahankan keintiman pasangan Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya kehidupan dan kesehatan anggota keluarga.
m. Keluarga dengan anak remaja. Memberikan kebebasan yang seimbang dan bertanggung jawab mengingat anak remaja adalah sorang dewasa muda dan mulai memiliki otonomi Mempertahankan hubungan intim dalam keluarga
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 77
Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua,hindarkan terjadinya perdebatan kecurigaan dan permusuhan Mempersiapkan perubahan sistem peran dan peraturan (anggota) keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga. n. Keluarga mulai melepaskan anak sebagai dewasa Memperluas jaringan keluarga dari keluarga inti menjelaskan keluarga besar Mempertahankan keintiman pasangan Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat Penataan kembali peran orang tua dan kegiatan dirumah. o. Keluarga dengan usia pertengahan. Mempertahankan
kesehatan
individu
dan
pasangan
usia
pertengahan Mempertahankan hubungan yang serasi dan memuaskan dengan anak-anaknya dan sebaya Meningkatkan keakraban pasangan. p. Keluarga usia tua. Mempertahankan suasana kehidupan rumah tangga yang saling menyenangkan pasangan Adaptasi dengan perubahan yang akan terjadi, kehilangan pasangan, kekuatan fisik dan penghasilan keluarga Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 78
Melakukan life review masa lalu. 8. Struktur Keluarga menurut Suprajino (2004:7) Struktur
keluarga
dapat
menggambarkan
bagaimana
keluarga
melaksanakan fungsi keluarga di masyarakat, antara lain: a. Struktur peran keluarga Menggambarkan peran masing-masing anggota keluarga dalam keluarga sendiri dan perannya di lingkungan masyarakat atau peran formal dan informal b. Nilai dan norma keluarga Menggambarkan nilai dan norma yang dipelajari dan diyakini oleh keluarga, khususnya yang berhubungan dengan kesehatan c. Pola komunikasi keluarga Menggambarkan bagaimana cara dan pola komunikasi ayah-ibu, orang tua dengan anak, anak dengan anak dan anggota keluarga lain dengan keluarga inti. d. Struktur kekuatan keluarga Menggambarkan kemampuan anggota keluarga untuk mempengaruhi dan mengendalikan orang lain untuk mengubah perilaku keluarga yang mendukung kesehatan. 9. Fungsi keluarga menurut Friedman (1998) Secara umum fungsi keluarga (friedman, 1998) adalah: a. Fungsi afektif
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 79
Adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain b. Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi Adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain di luar rumah c. Fungsi reproduksi Adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga. d. Fungsi ekonomi Adalah keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga e. Fungsi pemerliharaan kesehatan Adalah fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi 10. Lima tugas keluarga dibidang kesehatan menurut Suprajitno (2004:4) keluarga mempunyai tugas dibidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan antara lain: f. Mengenal masalah kesehatan keluarga Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu akan tidak berarti dan karena
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 80
kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga akan habis. g. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadan keluarga, dengan mempertimbangkan
siapa
diantara
keluarga
yang
mempunyai
kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga. h. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan Seringkali keluarga telah mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi keluarga memiliki keterbatasan yang telah diketahui oleh keluarga itu sendiri i. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga j. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan disekitar keluarga.
B. PROSES KEPERAWATAN KELUARGA Menurut Friedman (1998:54), Proses keperawatan merupakan pusat bagi semua tindakan keperawatan, yang dapat diaplikasikan dalam situasi apa saja, dalam kerangka referensi tertentu, konsep tertentu, teori atau falsafah. Friedman dalam Proses keperawatan keluarga juga membagi dalam lima tahap proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian terhadap
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 81
keluarga, identifikasi masalah keluarga dan individu atau diagnosa keperawatan, rencana perawatan, implemntasi rencana pengerahan sumber-sumber dan evaluasi perawatan. Dalam melakukan asuhan keperawatan kesehatan keluarga menurut Effendi (2004) dengan melalui membina hubungan kerjasama yang baik dengan keluarga yaitu dengan mengadakan kontrak dengan keluarga, menyampaikan maksud dan tujuan, serta minat untuk membantu keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan keluarga, menyatakan kesediaan untuk membantu memenuhi kebutuhan – kebutuhan kesehatan yang dirasakan keluarga dan membina komunikasi dua arah dengan keluarga. Friedman (1998: 55) menjelakan proses asuhan keperawatan keluarga terdiri dari lima langkah dasar meliputi : 6. Pengkajian Menurut Suprajitno (2004:29) pengkajian adalah suatu tahapan ketika seorang perawat mengumpulkan informasi secara terus menerus tentang keluarga yang dibinanya. Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga. Agar diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga, perawat diharapkan menggunakan bahasa ibu (bahasa yang digunakan seharihari), lugas dan sederhana (Suprajitno: 2004). Kegiatan
yang
dilakukan
dalam
pengkajian
meliputi
pengumpulan informasi dengan cara sistematis dengan menggunakan suatu
alat
pengkajian
keluarga,
diklasifikasikan
dan
dianalisa
(Friendman, 1998: 56) MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 82
a.1. Pengumpulan data 12) Identitas keluarga yang dikaji adalah umur, pekerjaan, tempat tinggal, dan tipe keluarga. 13) Latar belakang budaya /kebiasaan keluarga d. Kebiasaan makan Kebiasaan makan ini meliputi jenis makanan yang dikosumsi oleh
Keluarga.
Untuk
penderita
stroke
biasanya
mengkonsumsi makanan yang bayak menandung garam, zat pengawet, serta emosi yang tinggi. e. Pemanfaatan fasilitas kesehatan Perilaku keluarga didalam memanfaatkan fasilitas kesehatan merupakan faktor yang penting dalam penggelolaan penyakit stroke fase rehabilitasi terutama ahli fisiotherapi.
f. Pengobatan tradisional Karena penderita stroke memiliki kecenderungan tensi tinggi, keluarga bisa memanfaatkan pengobatan tradisional dengan minum air ketimun yang dijus sehari dua kali pagi dan sore. 14) Status Sosial Ekonomi c. Pendidikan Tingkat pendidikan keluarga mempengaruhi keluarga dalam mengenal hipertensi beserta pengelolaannya. berpengaruh
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 83
pula terhadap pola pikir dan kemampuan untuk mengambil keputusan dalam mengatasi masalah dangan tepat dan benar. d. Pekerjaan dan Penghasilan Penghasilan yang tidak seimbang juga berpengaruh terhadap keluarga dalam melakukan pengobatan dan perawatan pada angota keluarga yang sakit salah satunya disebabkan karena hipertensi. Menurut (Effendy,1998) mengemukakan bahwa ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang
sakit
salah
satunya
disebabkan
karena
tidak
seimbangnya sumber-sumber yang ada pada keluarga. 15) Tingkat perkembangandan riwayat keluarga Menurut Friedmen (1998:125), Riwayat keluarga mulai lahir hingga saat ini. termasuk riwayat perkembangan dan kejadian serta pengalaman kesehatan yang unik atau berkaitan dengan kesehatan yang terjadi dalam kehidupan keluarga yang belum terpenuhi berpengaruh terhadap psikologis seseorang yang dapat mengakibatkan kecemasan. 16) Aktiftas Aktifitas
fisik
yang
keras
dapat
menambah
terjadinya
peningkatan tekanan darah. Serangan hipertensi dapat timbul sesudah atau waktu melakukan kegiatan fisik, seperti olah raga (Friedman, 1998:9). 17) Data Lingkungan c. Karakteristik rumah
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 84
Cara memodifikasikan lingkungan fisik yang baik seperti lantai rumah, penerangan dan fentilasi yang baik dapat mengurangai faktor penyebab terjadinya cedera pada penderita stroke fase rehabilitasi. d. Karakteristik Lingkungan Menurut (friedman,1998 :22) derajad kesehatan dipengaruhi oleh
lingkungan.
Ketenangan
lingkungan
sangat
mempengaruhi derajat kesehatan tidak terkecuali pada hipertensi 18) Struktur Keluarga a. Pola komunikasi Menurut (Friedman, 1998) Semua interaksi perawat dengan pasien adalah berdasarkan komunikasi. Istilah komunikasi teurapetik merupakan suatu tekhnik diman usaha mengajak pasien dan keluarga untuk bertukar pikiran dan perasaan. Tekhnik tersebut mencakup ketrampilan secara verbal maupun non verbal, empati dan rasa kepedulian yang tinggi. b. Struktur Kekuasaan Kekuasaan dalam keluarga mempengaruhi dalam kondisi kesehatan, kekuasaan yang otoriter dapat menyebabkan stress psikologik yang mempengaruhi dalam tekanan darah pasien stroke.
c.
Struktur peran Menurut Friedman(1998), anggota keluarga menerima dan konsisten terhadap peran yang dilakukan, maka ini akan
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 85
membuat anggota keluarga puas atau tidak ada konflik dalam peran, dan sebaliknya bila peran tidak dapat diterima dan tidak sesuai dengan harapan maka akan mengakibatkan ketegangan dalam keluarga. 19) Fungsi Keluarga a. Fungsi afektif Keluarga
yang
tidak
menghargai
anggota
keluarganya yang menderita hipertensi, maka akan menimbulkan stressor tersendiri bagi penderita. Hal ini akan menimbulkan suatu keadaan yang dapat menambah seringnya terjadi serangan hipertensi karena kurangnya partisipasi keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit (Friedman, 1998). b. Fungsi sosialisasi
.
Keluarga memberikan kebebasan bagi anggota keluarga yang menderita stroke dalam bersosialisasi dengan
lingkungan
sekitar.
Bila
keluarga
tidak
memberikan kebebasan pada anggotanya, maka akan mengakibatkan anggota keluarga menjadi sepi. Keadaan ini mengancam status emosi menjadi labil dan mudah stress. c.
Fungsi kesehatan Menurut suprajitno (2004) fungsi mengembangkan dan melatih
anak
untuk
berkehidupan
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
sosial
sebelum
Page 86
meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain diluar rumah. 20) Pola istirahat tidur Istirahat tidur seseorang akan terganggu manakala sedang mengalami masalah yang belum terselesaikan. 21) Pemeriksaan fisik anggota keluarga Sebagaimana prosedur pengkajian yang komprehensif, pemeriksaan fisik juga dilakukan menyeluruh dari ujung rambut sampai kuku untuk semua anggota keluarga. Setelah ditemukan masalah kesehatan, pemeriksaan fisik lebih terfokuskan.
22) Koping keluarga Bila ada stressor yang muncul dalam keluarga, sedangkan koping keluarga tidak efektif, maka ini akan menjadi stress anggota keluarga yang berkepanjangan. 7. Diagnosa keperawatan Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggambarkan respon manusia atas perubahan pola interaksi potensial atau aktual individu. Perawat secara legal dapat mengidentifikasi dan menyusun intervensi masalah keperawatan. Kolaburasi dan koordinasi dengan anggota tim lain merupakan keharusan untuk menghindari kebingungan anggota akan kurangnya pelayanan kesehatan. Dalam diagnosa keperawatan stroke atau cerebro vasculer accident didapatkan diagnosa keperawatan sebagai berikut : a. Perubahan perfusi jaringan cerebral (Doengoes, 2000) b. Kerusakan mobilitas fisik ( Doengoes, 2000) c. Komunikasi, kerusakan verbal dan tertulis (Doengoes, 2000)
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 87
d. Perubahan persepsi sensori (Doengoes, 2000) e. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi (Lynda Juall, 2001) f. Ketidakmampuan merawat diri (Lynda Juall, 2001) g. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan pengobatan (Doengoes, 2000) 8. Intervensi Keperawatan d. Menyusun prioritas Friedman (1998:64), menjelaskan perencanaan perawatan meliputi seleksi bersama yang dirancang untuk mencapai tujuan. Faktor penetapan prioritas perasaan peka terhadap klien dan efek terpeutik terhadap tindakan dimasa mendatang. e. Menyusun tujuan Friedman (1998:64) menjelaskan perencanaan meliputi perumusan tujuan yang berorientasi kepada klien kemungkinan sumber-sumber penggambaran pendekatan alternatif untuk memenuhi tujuan dan operasional perencanaan. Ada 3 kegiatan menurut Friedman (1998:64) yaitu: 1. Tujuan jangka pendek yang sifatnya dapat diukur langsung dan spesifik 2. tujuan jangka menengah 3. tujuan akhir atau jangka panjang yang sifatnya umum dan mempunyai tujuan f. Menentukan kriteria dan standar evaluasi.
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 88
Kriteria yang akan dicapai adalah respon verbal, afektif dan psikomotor keluarga mengenai penjelasan tentang masalah kesehatan (Friedman:1998:71)
9. Implementasi keperawatan Dalam memilih tindakan keperawatan tergantung pada sifat masalah dan sumber-sumber yang tersedia. f. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah post stroke. Intervensi: 1) Berikan informasi kepada keluarga mengenai: pengertian, tanda dan gejala, penyebab, komplikasi, cara perawatan, penanganan dan pencegahan stroke 2) Motivasi keluarga untuk mengenal masalah stroke g. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang dapat mengenai tindakan kesehatan yang tepat terhadap anggota keluarga yang menderita post stroke Intervensi: 1) Memberikan informasi tentang alternatif pencegahan dpat diambil untuk mengatasi pasien stroke, seperti menjaga kesehatan lingkungan, menghindari faktor pencetus, serta minum obat secara teratur 2) Mendiskusikan
akibat
bila
tidak
melakukan
tindakan
keperawatan untuk mengatasi stroke
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 89
3) Memberikan kesempatan untuk mengambil keputusan tentang tindakan kesehatan yang diambil pada anggota keluarga yang terkena stroke h. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit atau perawatan post stroke Intervensi : 1) Sarankan atau anjurkan kepada keluarga untuk melakukan perawatan secara teratur, jaga diet penderita stroke. 2) Demonstrasikan teknik latihan tentang gerak dirumah i. Ketidakmampuan keluarga untuk memelihara lingkungan yang dapat menyebabkan atau mempengaruhi kesehatan Intervensi : 1) Memberikan semangat pada penderita terutama yang berasal dasri keluarga itu sendiri atau melalui orang atau sumber-sumber yang
dipercaya
mempunyai
pengaruh
terhadap
proses
mendukung
proses
penyembuhan 2) Modifikasi
lingkungan
yang
dapat
penyembuhan klien j. Ketidakmampuan
keluarga
untuk
mengenal
sumber-sumber
pelayanan kesehatan terhadap perawatan post stroke Intervensi : 1) Memberikan informasi tentang sumber-sumber yang dapat digunakan utnuk memperoleh pelayanan kesehatan misalnya rujukan kontrol, perawatan fisiotherapi dan sumber-sumber lain.
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 90
2) Memberikan motivasi agar keluarga memanfaatkan sumbersumber yang ada secara berkesinambungan. 10. Evaluasi Friedman (1998:71) menjelaskan bahwa evaluasi didasarkan pada seberapa efektifnya intervensi yang dilakukan keluarga, perawat dan yang lainny. Keefektifan dilihat dari respon keluarga bukan intervensi yang
diimplementasikan.
Modifikasi
dlam
asuhan
keperawatan
mengikuti perencanaan evaluasi dan mulai dengan proses siklus kembali ke pengkajian dengan memberikan informasi yang diperoleh dari pertemuan sebelumnya dan diteruskan dengan revisi setiap fase dalam siklus bila dibutuhkan. Evaluasi dalam asuhan keperawatan keluarga dengan stroke post rehabilitasi berdasarkan respon keluarga terhadap implementasi yang kita lakukan sesuai dengan kriteria evaluasi yaitu mengetahui pengertian stroke, mengetahui gangguan pada penderita stroke dan mengetahui tindakan apa yang harus dilakukan bagi penderita stroke post rehabilitasi.
C. KONSEP DASAR STROKE 1. Pengertian Stroke Stroke atau cidera cerebrovaskuler (CVA) adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke otak (Suzanne).
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 91
Stroke adalah kerusakan sirkulasi dalam satu atau lebih pembuluh darah yang menyediakan darah pada otak. Penyediaan oksigen dan darah ke otak menjadi kurang atau berhenti, yang kemudian merusak atau memusnahkan area – area tertentu dalam jaringan otak (discases penyakit ) Storke merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan neurologis yang utama di indonesia, serangan otak ini merupakan kegawat daruratan media yang harus ditangani secara cepat, tepat dan cermat. Stroke adalah sindrome klinis yang awal timbulnya mendadak, progresif cepat, berupa defisit neurologis fokal dan global yang berlangsung 24 jam atau lebih atau langsung menimbulkan kematian dan semata-mata disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non traumatik (Doengoes, 2000:290). Cidera serebrovaskuler atau stroke adalah penyekit cerebrovaskuler menunjukkan adanya beberapa kelainan otak baik secara fungsioanal maupun struktural yang disebabkan oleh keadaan patologis dari pembuluh darah serebral
atau
dari
seluruh
sistem
pembuluh darah
otak
(doengoes:290) Stroke adalah gangguan aliran darah otak yang bersifat mendadak dan disertai dengan defisit neuologik (Dr. H. Soedomo Hadinoto) Menurut kriteria WHO stroke secara klinis didefinisikan sebagai gangguan fungsional otak yang terjadi secara mendadak dengan tanda dan gejala klinis baik fokal maupun global yang berlangsung lebih dari 24 jam atau dapat menimbulkan kematian yang disebabkan oleh karena gangguan peredaran dareh otak.
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 92
2. klasifikasi stroke a. Transtient Iskemia Attach (TIA) Yaitu gangguan neurologik setempat yang terjadi selama beberapa menit sampai beberapa jam saja, gejala yang timbul akan hilang dengan spontan dan sempurna dalam waktu kurang dari 24 jam b. Stroke in evolution ( SIE) Yaitu stroke yang wujud kelainannya terjadi secara bertahap c. Completeted stroke iskemic (CSI) Yaitu stroke yang wujud kelainannya bersifat menetap d. Reversible iscemic neurological defisit (RIND) Yaitu stroke yang mirip dengan transient iskemik attack hanya saja kelainan yang ada menghilang sesudah berlangsung lebih dari 24 jam 3. Stroke berdasarkan penyebab Berdasarkan penyebab stroke dibedakan menjadi 2: a. Stroke hemorhagic Merupakan perdarahan cerebral dan mungkin perdarahan sub arachnoid. Disebabkan oleh pembuluh darah otak pada daerah otak tertentu biasanya kejadiannya saat melakukan aktifitas atau saat aktif namun bisa juga terjadi saat istirahat. Kesadaran pasien umumnya menurun. b. Stroke non hemorhagic Dapat berupa ischemia atau emboli dan trombosis cerebral, biasanya terjadi saat setelah lama beristirahat, baru bangun tidur atau dipagi hari
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 93
tidak terjadi perdarahan namun terjadi iskemia yang menimbulkan hipoksi dan selanjutnya dapat timbul oedema skunder. Kesadaran umumnya baik 4. Etiologi Beberapa keadaan dibawah ini dapat menyebabkan stroke antara lain: a. Trombosis cerebral b. Emboli c. Tumor otak d. Hemorhagic e. Tekanan darah tinggi f. Kelemahan dinding arteri g. Cidera kepala 5. Faktor resiko Sedangkan faktor resiko dari stroke adalah kondisi atau penyakit atau kelainan yang memiliki potensi untuk memudahkan seseorang mengalami serangan stroke pada suatu saat. a. Faktor resiko yang tidak dapat diobati terutama 1) Usia 2) Jenis kelamin 3) Ras 4) Genetik b. Faktor resiko yang dapat diubah atau dikendalikan diantaranya : 1) Hipertensi 2) Diabetes mellitus
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 94
3) Penyakit jantung 4) Riwayat trans iskemik atau stroke sebelumnya 5) Merokok 6) Kolesterol tinggi 7) Obesitas 8) Obat-obatan (kokain, ampetamine, ekstasi dan heroin) 6. Patofisiologi Pada keadaan fisiologis normal, aliran darah pada otak selalu tetap yaitu 50 ml/ menit / 100 gr otak. Hal ini terjadi karena auto regulasi yang mengembangkan arteri pada waktu hipotensi yang menguncup waktu hipertensi. Apabila tekanan darah tinggi terus menerus terjadi maka dapat menimbulkan perubahan atroklerotik karena perfusi dapat menyebabkan perdarahan intra kranial. Ruptur arteri juga dapat menyebabkan perdarahan yang akan menimbulkan ekstavasasi darah ke jaringan otak sekitarnya. Darah yang merembes ini dapat menekan, mengiritasi, dan menimbulkan fase spasme arteri hemisfer otak. Ruptur arteri juga dapat mengakibatkan terhentinya aliran darah sehingga timbul iskemik focal dan infark jaringan otak. Daerah ini akan mengalami defisit neurologis yang berupa hemiparalisis. Keluarnya darah yang mendadak dari pembuluh darah otak dapat meningkatkan tekanan darah cerebrospinalis, hilang kesadaran maupun gegar otak. Koma terjadi karena apabila daerah ekstravasal terjadi hematoma yang menimbulkan penekanan pada seluruh isi kranial (Dr. H. Soedomo) 7. Manifestasi klinis
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 95
Long (1996) menjelaskan gejala fokal yang paling sering terlihat akibat terputusnya sirkulasi arteri cerebral adalah : a. Kontralateral paralisis b. Kehilangan penginderaan sensori dan memori c. Disfasia atau afasia d. Masalah spatial perceptual 8. Pemeriksaan diagnostis a. Computerized tomografi Scan (CT Scan) dapat memperlihatkan adanya hematoma, infark dan perdarahan. Scan ini baik untuk meneliti lesi yang letaknya dipermukaan b. Fungsi lumbal untuk menunjukkan kelainan cerebro spinalis fluid (CSF).
Tekanan
yang
meningkat
dan
adanya
cairan
darah
menunjukkan adanya hemorhagic. c. Elektro Encephalography (EEG) menggunakan gelombang untuk menentukan lesi spesifik d. Angiografi (arteriografi) sangat esensial untuk memperlihatkan penyebab dan letak ganguan otak, biasanya menggunakan arteri femoralis. Ada tidaknya oklusi, rupture atau obstruksi dapat difisualisasi dengan alat ini. e. Magnetik Resonance Imaging (MRI) dapat menampakkan daerah patologis 9. Penatalaksanaan a. Penatalaksanaan keperawatan
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 96
Untuk mengobati keadaan acut perlu diperhatikan faktor faktor kritis sebagai berikut: 1) Berusaha menstabilkan tanda – tanda vital 2) Berusaha menemukan dan memperbaiki aritmia jantung 3) Merawat kandung kemih, sedapat mungkin jangan memakai kateter 4) Menempatkan pasien dalam posisi yang tepat, harus dilakukan secepat mungkin pasien harus dirubah posisi setiap 2 jam dan dilakukan latihan-latihan gerak pasif b. Tindakan konservatif 1) Fasodilator yang meningkatkan aliran darah cerebral (ADS) secara percobaan, tetapi maknanya: pada tubuh manusia belum dapat dibutuhkan 2) Dapat diberikan histamin, aminophilin, acetazolamide, papaverin intra arterial 3) Anti agregasi trombosis seperti aspirin, digunakan untuk menghambat reaksi pelepasan agregasi. Trombosis yang terjadi ulcerasi alteroma c. Tindakan pembedahan untuk memperbaiki aliran darah cerebral, misalnya pada tindakan endarterectomy carotis.
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 97
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, Suzanne; Suzanne; and Benda G Bare. (2001), Buku Saku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8. Jakarta: EGC Suprajitno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakata: EGC. Carpenito, L. J. Handbook of Nursing Diagnosa. Edisi 8, Alih Bahasa Monica Ester. (2001). Jakarta: EGC Carpenito, L. J. (1999) Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 7, Alih Bahasa Monica Ester. Jakarta: EGC Friedman, M. M. (1998). Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek, Edisi 3. Jakarta: EGC Effendy. N (1998). Dasar- dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat, Edisi 2. Jakarta; EGC Doengoes. M. E, Et. All. Nursing Care Plans Guidelines for Planning and Documenting Patient Care, Edisi 3. Alih Bahasa: I Made Kariasa, Et. All. 2000. Jakarta: EGC Long. Barbara. C. Essential of Medical Surgical Nursing, Penerjemah R. Karnaen, Et. All, Edisi ke 3. 1996. Bandung: Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Padjajaran. Zendy. George. L. Pengelolaan Mutahir Stroke. 1992 Shepherd., Robert. B. M. Motor Relearning Programme for Stroke
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 98
FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
Nama Kepala Keluarga
: …………………………………..
Status
: …………………………………..
Pekerjaan
: …………………………………..
Alamat Lengkap
:
………………………………………………………………..
I.
KEPENDUDUKAN Daftar Nama anggota keluarga yang tinggal berdasarkan lamanya tinggal :
No
Nama KK & Anggota Keluarga
L/P
Golongan Umur
Hub. Dgn
Thn
Kep. Kel.
usia
Pendidikan
Pekerjaan
1. 2.
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 99
3. 4. 5. 6. 7.
1. Apakah ada anggota keluarga yang pindah dalam satu tahun ini ? a. Ya
B. Tidak
Bila Ya, sebutkan
: …….Orang.
2. Apakah ada anggota keluarga yang baru dalam satu tahun ini ? a. Ya.
B. Tidak.
Bila Ya, Sebutkan
: …...Orang
II. STATUS KESEHATAN A. Kesakitan 1. Daftar nama anggota keluarga yang sakit satu bulan yang lalu Pengobatan N o
Nama
Keluhan/
Tidak
penyakit
berobat
Kader
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Dukun
Dokter/ Mantri
Page 100
Pkm/RS
Keterangan : jenis penyakit termasuk Jiwa, kurang Gizi dan kecacatan 2. Apakah ada Lansia dikeluarga ini a. Ya.
b. Tidak
3. Apakah Penyakit yang sering diderita oleh lansia a. Rematik
b. Gastritis
c. Hypertensi
d. Gangguan pendengaran
e. Lain-lain 4. Memiliki kartu Sehat / Jamkesmas a. Ya
B. Tidak.
B. Kematian. Daftar anggota keluarga yang meninggal dalam periode satu tahun terakhir: No
Nama
Umur
Pengobatan
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Sebab Kematian
Page 101
Keterangan : Apabila yang meninggal bayi, maka ukuran waktu meninggal dalam hari
III.
UPAYA PELAYANAN KESEHATAN
A. Kesehatan ibu dan anak. 1. Kehamilan. a). Nama Anggota Keluarga yang Hamil :…….. b). Kehamilan Ke : a. I
b. II.
c. III.
c) Umur Kehamilan
: …… bulan
d. IV.
e. > IV
d) Apakah ibu Hamil sudah Memeriksakan Kehamilannya ? a. Ya
b. Tidak
e) Bila Ya, diperiksa dimana : a. Posyandu
b. Puskesmas
c. Rumah
Bersalin/RS d. Dokter/Bidan praktek
e. Dukun/ Paraji.
Bila tidak sebutkan alasannya : ……………………………………………………………………… … f) Apakah ibu Hamil sudah diImunisasi TT : a. Ya
b. Tidak
g) Bila Ya diImunisasi dimana ? a. Posyandu
b. Puskesmas
c. Rumah
bersalin/RS
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 102
d. Dokter/Bidan Praktek
e. Dukun/Paraji
2. Persalinan ( Umur bayi Max 11 bulan ) a) Nama ibu yang bersalin
:
b) Tanggal persalinan
:
c) Nama Bayi (sesuai urutan Kel.) : d) Jenis Kelamin
:
e) Yang menolong Pesalinan : a. Dukun bayi tidak terlatih
d. Paramedis/Tenaga
b. Bidan
e. Dukun bayi sedang
c. Dukun bayi terlatih
f. Dokter.
kesehatan
dilatih
f) Jarak kelahiran dengan kakanya
: …….. ( dalam Bulan )
g) Apakah ibu mengalami keguguran : a. Ya
b. Tidak
h) Bila Ya terjadi pada usia kehamilan berapa. a. 1-3 bulan
b. 4-6 bulan
c. 7-9 bulan
d. > 9 bulan.
i) Ditolong oleh siapakah pada saat keguguran : a. Bidan
c. Perawat/ Mantri
b. Dukun Beranak
d. Dokter
j) Apakah bayi sudah diperiksa kesehatannnya a. Ya
b. Tidak
k) Bila Ya Dimana a. Posyandu
b. Puskesmas
c. Rumah bersalin/ RS
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 103
d. Dokter/Bidan Praktek
e. Dukun.
I) Imunisasi yang sudah diberikan kepada bayi( umur maximal 12 bulan )
No.
Jenis Imunisasi
1.
BCG
2.
DPT – HB I
3.
DPT – HB II
4.
DPT – HB III
5.
POLIO I
6.
POLIO II
7.
POLIO III
8.
POLIO IV
9.
CAMPAK
10.
HB 0 – 10 hari
Ya
Tidak
B. Keluarga Berencana 1) Berapakah Jumlah Akseptor dalam keluarga : …………….orang 2) Jenis alat kontraepsi yang digunakan a. Kondom
b. Suntikan
c. susuk.
d. MOW
e. MOP
f. IUD
g. Pil
h. lain-lain.
3) Berapa lama menggunakan alat kontrasepsi : …….bulan 4) Dimanakah mendapatkan pelayanan KB/alat kontrasepsi tersebut ?
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 104
a. Posyandu
b. Puskesmas
c. Rumah bersalin/RS
d. Dokter.
e. Bidan Praktek
f. Polindes
C. Gizi Balita ( 0 – 4 Tahun ) 1). Jumlah balita yang ada dalam keluarga
:
anak
2). Jumlah Balita yang mempunyai KMS
:
anak
3). Jumlah Balita yang ditimbang bulan ini :
anak
4). Cek Status Gizi anak pada KMS (melihat berat badan anak) a. Baik
b. sedang
c. Kurang
d. buruk
5). Umur berapa bayi tersebut disapih (apabila ada)? a. < 1 bulan
b. 1 – 6 bulan.
d. 1 – 2 tahun
e. > 2 tahun
c. 6 bulan – 1 tahun
D. Kesehatan Lingkungan. 1. Apakah keluarga mempunyai usaha dibidang makanan/ minuman. ? a. Ya. ( sebutkan)…….. b. Tidak. 2. Apakah usaha tersebut pernah diperiksa petugas kesehatan ? a. Ya.
B. tidak.
3. bila ya, Berapa kali dalam satu tahun usaha tersebut diperiksa oleh petugas kesehatan a. 1 kali
b. 2 kali
c 3 kali
d. 4 kali
e. > 4
kali
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 105
E. P2M 1. Apakah ada anggota keluarga yang menderita demam (diduga malaria)? a. Ya
b. Tidak.
2. Apabila ada sudahkah diambil darahnya oleh petugas kesehatan untuk diperiksa dilaboratorium Puskesmas ? a. Ya sudah
b. belum.
F. Perkesmas. 1. Apakah anggota keluarga yang sakit mendapat perawatan dirumah. a. Ya. Nama Penderita
:….
Jenis penyakit
:…
Dirawat
: a. Dirumah oleh keluarga, b. Dirumah oleh petugas kesehatan
b. Tidak. 2. Berapa kali petugas kesehatan mengunjungi penderita selama sakit ? a. 1 kali
b. 2 kali
d. 4 kali
e. > 4 kali..
c. 3 kali
G. Laboratorium 1. Apakah ada anggota keluarga yang diperiksa dilaboratorium Puskesmas a. Ya.
B. Tidak ada
2. Apakah jenis pemeriksaan ?
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 106
A. Urine
b. Tinja
c. Darah
d. Lain-lain…..
IV. PERILAKU TERHADAP KESEHATAN A. Kebiasaan mandi dan gosok GIGI. 1). Berapa kali anggota keluarga mandi dalam sehari a. tidak pernah
b. 1 kali
d. 3 kali
e. > 3 kali.
c. 2 kali
2. Dimana anggota keluarga mandi ? a. Kamar mandi sendiri
b. pancuran/belik
c. kamar mandi umum
d. Kolam.
e. Sungai.
3). Apakah waktu mandi menggunakan sabun ? a. Ya.
b. Tidak.
4). Apakah anggota keluarga gosok gigi ? a. Ya
b. Tidak.
5). Apakah anggota keluarga menggosok gigi menggunakan pasta gigi ? a. Ya.
b. Tidak
6). Berapa kali anggota keluarga menggosok gigi dalam sehari a. Tidak pernah
b. 1 kali
c. 2 kali
d. 3 kali
e. 4 kali
f. > 4 kali
7). Apakah jumlah sikat gigi sama dengan anggota keluarga ? a. Ya
b, Tidak.
B. Kebiasaan buang air besar. Dimanakah anggota keluarga buang air besar ?
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 107
a. Angsatrin
b. Jumbleng/jemplung
c. Kolam/sungai/laut d. Sembarang tempat.
C Kebiasaan mengambil air minum 1). Dimanakah anggota keluarga mengambil air minum ? a. mata air/sungai c. Sumur umum
b. sumur keluarga d. PAM
2). Apakah air dimasak sebelum diminum ? a. Ya.
b. Tidak.
C. kadang-kadang
D. Kebiasaan ganti pakaian. 1).Berapa kali anggota keluarga mengganti pakaian kerja/ sekolah a. Tiap hari
b. tiap 2 hari sekali
c. Tiap 3 hari sekali
d. > 3 hari
2). Berapa kali anggota keluarga mengganti pakaian harian ? a. 1 kali
b. 2 kali
c. > dar 2 kali
E. Kebersihan rumah 1). Dalam sehari berapa kali membersihkan rumah ? a. 1 kali.
B. 2 kali
c. > dari 2 kali
d. tidak teratur
2). Berapa kali membersihkan sarang laba-laba ? a. < dari sebulan sekali
b. tidak tentu
c. sebulan sekali
d. seminggu sekali.
3). Berapa kali membersihakan tempat penanpungan air. a. Tiap hari
b. Tidak tentu
c. sebulan sekali
d. seminggu sekali.
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 108
F. Pantangan makan dan minum 1). Apakah ada pantangan makan dan minum bagi ibu hamil atau melahirkan ? a. Ya. (sebutkan )……….. b. Tidak
2). Apakah ada pantangan bagi bayi atau anak ? a. Ya (sebutkan)……….. b. Tidak.
G. Keluarga sadar GIZI 1). Makanan pokok………….. 2). Apakah jenis lauk yang dimakan ? a. Protein hewani
b. Protein Nabati
c. Campuran
3). Apakah ada sayuran dalam menu makanan ? a. Selalu ada
b. Kadang-kadang
c. Tidak ada
4). Apakah ada buah-buahan ? a. Selalu ada
b. Kadang-kadang
c. Tidak ada
5). Apakah keluarga mengkonsumsi susu ? a. Selalu ada
b. Kadang-kadang
c, Tidak ada
6). Berapa kali kebiasaan makan dalam sehari ? a. 1 kali sehari
b. 2 kali sehari
c. 3 kali sehari
d. Tidak tentu
7). Bagaiman cara menghidangkan makanan ?
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 109
a. Tertutup
b. Terbuka
c. kadang-kadang.
8). Apakah ada pantangan makan dalam keluarga ? a. Ada
b. Tidak.
9). Bagaiman kebiasaan mencuci sayuran ? a. Tidak dicuci
b. dipotong baru dicuci
c. Dicuci baru dipotong. 10). Apakah keluarga biasa menggunakan garam beryodium dalam makanan seharihari a. Ya.
b. Tidak.
11). Apakah ibu hanya memberi ASI sampai berumur 6 bulan a. Ya.
b. Tidak.
V. LINGKUNGAN? Perumahan ( lingkungan Fisik ) 1. Bagaimana keadaan Ventilasi ? a). Apakah tinggi eternit/langit-langit dari lantai minimal 2,4 m a. Ya.
b. Tidak
b). Apakah terdapat lobang angin/Jendela ? a. Ya
b, Tidak
c). Apakah Lusa jendela > 10 % dari luas lantai a. Ya
b. Tidak
d). Apakah didalam ruangan terasa sejuk ?
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 110
a. Ya
b. tidak
e). Apakah didalam rumah tersa panas ? a. Ya
b. Tidak
f). Apakah didalam rumah terasa pengap ? a. Ya
b. Tidak
g). Apakah terdapat jendela rumah ? a. Ada, dibuka
b. Ada ditutup.
C. Tidak ada.
h). Apakah terdapat genting kaca dalam rumah ? a. Ada
b. Tidak ada
2. Jamban. a). Bagaiman kondisi fasilitas MCK a. Baik
b. Buruk
b). Apakah keluarga memiliki MCK a. Ya.
b. Tidak
c). Berapakah keluarga yang mempunyai MCK a. 1 buah
b. > dari 1
d). Bagaimana jenis MCK ? a. Didalam rumah
b. diluar Rumah.
3. Berapa jarak sumber air dengan MCK a. > dari 10 meter
b. < dari 10 meter
4. Bagaimana sistem pembuangan air kotor ? a. SPAL Sistem peresapan tertutup. b. Sistem perwsapan terbuka c. Dibuang diselokan/sungai/kolam d. dibuang sembaranagan tanpa saluran
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 111
5. Pembuanagan sampah Bagaiman cara pengelolaan sampah ? a. dibakar
b. ditimbun
c. dibuang
e. Diangkut dinas kebersihan
f. lain-lain.
kesungai d. Didaur ulang 6. sumber pencemaran a). apakah ada sumber pemcemaran dekat rumah ? a. ada
b. tidak
b). Apakah jenis pemcemaran ( polusi ) a. Limbah rumah tangga
b. Limbah industri
c). Apakah jenis zat pencemar ? a. Kimia
b. Non Kimia
d). Berapa jarak dari rumah kesumber polusi ? a. < dari 10 m
b. > dar 10 m
e). Apakah ada tindakan yang telah dilakukan untuk menanggulangi masalah tersebut a. Ya
b. Tidak
f). Apakah keluarga mempunyai kandang ternak ? a. Ya
b. Tidak
g). Bagaimana keadaan kandang ternak a. menyatu dengan rumah
b. terpisah dari rumah
h). bila terpisah dari rumah, berapa jarak kandang ternak dari rumah ? a.Menempel
b. dikolong rumah
c. < dari 10 m dari rumah
d. > dari 10 m dari rumah
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 112
i). Apakah terdapat lalat ? a. Tidak ada
b. ada, 1 – 5 ekor
c. ada, 6 -10 ekor
d. ada > dari 10 ekor
j). Apakah terdapat nyamuk ? a. Tidak ada
b. ada, 1-5 ekor
c. ada, 6 – 10 ekor
d. ada, > dari 10 ekor.
7. Apakah keluarga mempunyai pekarangan rumah ? a. Ya
b. tidak
8. Apakah ada pemanfaatan pekarangan Rumah ? A Ya
b. Tidak.
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 113
MODUL KEPERAWATAN KELUARGA AKPER MEDISTRA LUBUK PAKAM
Page 114