BAB I INTRODUKSI 1.1. Latar Belakang Masalah PT Kereta Api Indonesia Persero (KAI) menjadi operator tunggal untuk transportasi kereta api di Indonesia. Hal tersebut menjadi suatu kelebihan yang tidak dimiliki oleh perusahaan transportasi lainnya.Namun keadaan tersebut tidak lantas membuat KAI tumbuh menjadi perusahaan yang terus menghasilkan laba.Kerugian demi kerugian terus dialami oleh KAI hingga tahun 2008, sekalipun KAI juga telah mendapatkan subsidi dari pemerintah untuk public service obligation (PSO) yang dilakukannya. Sebelum tahun 2009, kereta api masih dianggap sebagai alat transportasi massal yang kurang memperhatikan kenyamanan dan keamanan penumpang terutama untuk kelas ekonomi. Tingkat kecelakaan yang tinggi, sistem pembelian tiket secara manual membuat antrian pada loket begitu panjang, dan banyak calo yang berperan. Pada 2009, KAI mulai melakukan transformasi untuk meningkatkan kinerja perusahaan, mengubah kerugian perusahaan menjadi keuntungan, dan menciptakan keunggulan kompetitif bagi perusahaan. Seiring dengan pergantian manajemen pada 2008, KAI pun mulai melakukan perbaikan atas seluruh sistem di dalam perusahaan. Hal pertama yang dilakukan oleh KAI ialah mengubah sistem manajemen sumber daya manusia, dengan mengubah sistem kompensasi, sistem kenaikan jabatan, dan melakukan pemberdayaan karyawan dengan lebih baik lagi.
1
2
Selanjutnya KAI mulai melakukan perubahan–perubahan atas sistem operasional dan pelayanan terhadap pelanggan, termasuk juga pada sistem pembelian tiket. Kerugian sebesar Rp 83,4 Miliar pada 2008 akhirnya dapat diubah secara drastis oleh KAI menjadi keuntungan sebesar Rp 154,8 Miliar pada 2009 atau dengan kata lain KAI mengalami peningkatan laba hampir 300%. Hasil ini menunjukkan bahwa KAI berhasil dalam melakukan transformasi dan meningkatkan kinerja perusahaan menjadi lebih baik. Pada tahun–tahun selanjutnya perubahan berkelanjutan terus dilakukan oleh KAI. Pelayanan terhadap pelanggan terus ditingkatkan, kenyamanan stasiun dan di dalam kereta api terus diperbaiki, hingga akhirnya penumpang menjadikan kereta api sebagai sarana transportasi utama, terbukti dengan tiket kereta api yang cepat terjual jauh– jauh hari dan meningkatnya indeks kepuasan pelanggan. Inovasi sistem tiket terus dilakukan dengan memanfaatkan teknologi internet dan meminimalisir adanya calo dalam pembelian tiket, hingga tidak ada lagi ‘tiket berdiri’ di dalam kereta jarak jauh. KAI terus mengalami peningkatan kinerja hingga tahun 2014. Hal ini terlihat dari kinerja keuangan yang terus mengalami peningkatan yang dilaporkan pada laporan tahunan. Sedangkan pertumbuhan kinerja non-keuangan yang semakin
membaik
terlihat
dari
indikator
kinerja
operasional,
dengan
berkurangnya jumlah keterlambatan kedatangan dan keberangkatan kereta api baik kereta penumpang maupun barang, menurunnya tingkat kecelakaan kereta api, dan meningkatnya indeks kepuasan pelanggan yang mulai dilaporkan pada tahun 2010.
3
1.2. Rumusan Permasalahan Studi Kasus Berdasarkan pembahasan latar belakang penelitian di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini menyoroti adanya peningkatan kinerja KAI secara signifikan pada tahun 2009, setelah sebelumnya mengalami kerugian sebesar Rp 83,4 Miliar pada tahun 2008.
1.3. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka pertanyaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Mengapa KAI dapat mengalami peningkatan kinerja secara signifikan dan cepat setelah terjadi pergantian manajemen pada 2008? 2. Bagaimana hal-hal tersebut dapat menyebabkan kinerja KAI meningkat secara signifikan?
1.4. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi mengapa KAI dapat mengalami peningkatan kinerja secara signifikan setelah perubahan manajemen tahun 2008, dan menganalisis bagaimana hal-hal tersebut dapat menyebabkan kinerja KAI meningkat secara signifikan.
1.5. Motivasi Penelitian Penelitian studi kasus ini diharapkan dapat memberikan saran dan masukan dalam perkembangan sistem pengendalian manajemen KAI selanjutnya. Selain itu,
4
diharapkan melaui penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai apa saja yang terjadi dalam perubahan manajemen KAI yang menyebabkan peningkatan kinerja yang sedemikian pesat.
1.6. Kontribusi Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi sebagai berikut. 1. Bagi
KAI,
sebagai
objek
penelitian
dalam
perkembangan
sistem
manajemennya. 2. Bagi pembaca, dapat mengetahui dengan lebih jelas apa saja hal-hal yang mempengaruhi peningkatan kinerja KAI sehingga mengalami peningkatan kinerja yang begitu pesat pada tahun 2009.
1.7. Proses Penelitian Penulisan penelitian ini terdiri atas lima bagian yaitu sebagai berikut. Bab I : Pendahuluan Bab ini menjabarkan mengenai latar belakang penelitian, rumusan permasalahan studi kasus, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, motivasi penelitian, kontribusi penelitian, dan proses penelitian atas analisis peningkatan kinerja KAI. Bab II :Kajian Pustaka Pada bab ini merupakan bagian yang memaparkan teori dan jurnal atau literatur lainnya yang berkaitan dengan peningkatan kinerja yang dijadikan acuan untuk penelitian ini.
5
Bab III :Metodologi Penelitian Pada bab ini dijabarkan mengenai teknik pengambilan data dan analisis data yang akan dilakukan. Bab IV :Analisis dan Diskusi Bab ini berisi tentang uraian hasil pengumpulan data observasi yang dilakukan sesuai metode penelitian dan memberikan fakta-fakta yang dapat menjawab tujuan penelitian. Bab V : Kesimpulan dan Saran Pada bab ini akan disajikan kesimpulan atas pembahasan yang telah dilakukan serta memberikan saran yang dianggap penting dan berguna perkembangan sistem manajemen perusahaan.