perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I A. Latar Belakang Masalah Matematika memiliki begitu banyak fungsi bagi kehidupan sehingga di wajibkan oleh pemerintah untuk di pelajari dalam jenjang pendidikan baik itu jenjang pendidikan sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah atas. Pelajaran matematika dianjurkan dan hukumnya wajib bagi seluruh rakyat Indonesia terlebih lagi pada jenjang-jenjang pendidikan. Hal ini dilakukan oleh pemerintah untuk melahirkan para pemikir-pemikir atau ahli-ahli matematika dan mencegah dari kebutaan akan pembelajaran
matemaika.
Berdasarkan hasil pengamatan iwan pranoto pakar matematika dari Institut Teknologi Bandung (28/1/2011) terdapat sekitar 76,6 % dari seluruh populasi siswa yang buta akan pembelajaran matematika, sedang menurut pendapat para psikolog dan pengamat sosial, ada banyak faktor yang menyebabkan rendahnya produktivitas dari pelajaran matematika pada kebanyakan siswa dari tingkat sekolah dasar, sekolah menengah, maupun tingkat perguruan tinggi. Penyebab salah satunya adalah rendahnya kualitas berpikir kreatif siswa , Padahal tantangan untuk menghadapi perkembangan matematika yang semakin kompleks menuntut siswa agar mengembangkan kemampuan berpikir kreatif mereka. Menurut Munandar (1999:48) menyatakan bahwa: " Berpikir kreatif atau berpikir divergen adalah kemampuan berdasarkan data atau informasi yang tersedia menemukan banyak kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah, dimana penekanannya adalah pada kuantitas,ketepatgunaan dan keragaman jawaban". Makin banyak kemungkinan jawaban yang dapat diberikan terhadap suatu masalah makin kreatiflah seseorang. Tentu saja jawaban jawaban itu harus sesuai dengan masalahnya. Jadi, tidak semata-mata banyaknya jawaban yang dapat diberikan yang menentukan kreativitas seseorang, tetapi juga kualitas atau mutu dari jawabannya. Menurut Munandar (1995), rendahnya kualitas dalam berpikir kreatif matematika masih menjadi permasalahan dalam dunia pendidikan kita. Hal ini ditunjukkan pada rendahnya penalaran dan kemampuan dalam memecahkan to user dalam pembelajaran matematika masalah. Menurut NCTM (2000) commit proses berpikir
1
perpustakaan.uns.ac.id
2 digilib.uns.ac.id
meliputi lima kompetensi dasar yang utama yaitu kemampuan pemecahan masalah, kemampuan penalaran, kemampuan koneksi, kemampuan komunikasi dan kemampuan representasi. Rendahnya kemampuan ini akan berakibat pada rendahnya kualitas sumber daya manusia, yang ditunjukkan dalam rendahnya kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Dalam standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah mata pelajaran matematika (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tanggal 23 Mei 2006 tentang Standar Isi) telah disebutkan bahwa mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerja sama, menafsirkan dan menyelesaikan model atau perencanaan pemecahan masalah. Namun, pembelajaran matematika selama ini kurang memberikan perhatian terhadap pengembangan kemampuan berpikir tingkat tinggi seperti kemampuan berpikir kreatif dan pemecahan masalah matematis. Hal ini ditandai dengan data TIMSS 2007 yang menunjukkan bahwa Skor Rata-rata prestasi , matematika di Indonesia tahun 1991, adalah 403 berada diperingkat 34 dari 38 negara,di tahun 2003 adalah 411 berada diperingkat 35 dari 46 negara, dan di tahun 2007 adalah 410 berada di peringkat 36 dari 49 negara, data ini yang menunjukkan bahwa skor prestasi matematika siswa berada signifikan di bawah rata-rata internasional, hal ini dikarenakan penekanan pembelajaran di Indonesia lebih banyak pada penguasaan keterampilan dasar (basic skills), pembelajaran yang diajarkan kurang membuat siswa berpikir kreatif. sedikit atau sama sekali tidak ada penekanan untuk penerapan matematika dalam konteks kehidupan sehari-hari, berkomunikasi secara matematis, dan bernalar secara matematis.(Shadiq,2007). Tingkat berpikir kreatif adalah tingkatan yang menggolongkan Kemampuan berpikir kreatif. Sedangkan kemampuan berpikir kreatif adalah kemampuan menemukan banyak kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah, dimana penekanannya adalah pada kuantitas, ketepat gunaan, dan keragaman jawaban. Sedangkan kemampuan berpikir kreatif matematis merupakan kemampuan untuk menghasilkan solusi bervariasi yang bersifat baru terhadap masalah matematika yang terbuka. commit to user
3 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Menurut Mahmudi (2010) “ Untuk mengindentifikasi tingkat berpikir kreatif matematis siswa ada beberapa cara yang bisa kita manfaatkan yaitu dengan menyuruh siswa mengerjakan soal open ended” . dari pekerjaan siswa tersebut dapat kita analisis tingkat kemampuan berpikir kreatif matematis siswa tersebut. Sedangkan arti dari soal open ended (open-ended problem) adalah soal yang memiliki beragam penyelesaian dan memungkinkan jawaban lebih dari satu. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Ni Made Sri Aryawati (2009) di salah satu SMP didaerah Jember didapatkan fakta bahwa masih rendahnya kemampuan berpikir siswa dalam menyelesaikan permasalahan matematika. Sedangkan dari tes yang peneliti lakukan secara acak terhadap 3 anak di SMP Negeri 9 Surakarta pada tanggal 12 oktober 2014 didapat data sebagai berikut Tabel 1.1
Data Observasi awal siswa A
B
C
soal open ended jawaban terbuka
Hanya
Hanya
Hanya
mempunyai satu mempunyai satu mempunyai satu jawaban
jawaban
jawaban
Hanya
Hanya
Hanya
mempunyai satu
mempunyai satu
mempunyai satu
cara penyelesaian
cara penyelesaian
cara penyelesaian
pengembangan
Dapat
Tidak dapat
Tidak dapat
terbuka
mengembangkan
cara terbuka
satu soal
Berdasarkan tabel di atas tidak satupun dari tiga siswa memiliki kemampuan berpikir kreatif yang baik karena cenderung mengerjakan soal dengan prosedur umum dan hanya mampu memikirkan satu solusi. Menurut Sternberg (1988) kreativitas merupakan titik pertemuan yang khas antara tiga atribut psikologis, yaitu intelegensi, gaya kognitif, dan commitkreatifitas to user adalah kepribadian. Sedangkan kepribadian. Sehingga salah satu atribut
4 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menurut David Keirsey (2009) beragamnya tipe kepribadian merupakan cerminan dari apa yang dipikirkan siswa. Hal ini menegaskan bahwa siswa memiliki strategi pemecahan masalah yang berbeda sesuai dengan interaksi yang terjadi secara internal di dalam dirinya, Sehingga dapat disimpulkan bahwa perbedaan cara berpikir siswa dalam memecahkan masalah matematika akan memunculkan perbedaan tingkah laku yang mereka perlihatkan. Tipe kepribadian yang dimaksud David Keirsey (2009) digolongkan menjadi 4 tipe kepribadian, yaitu artisan, guardian, rasional dan idealis. Penggolongan ini didasarkan dari bagaimana
sesorang
memperoleh
energi
(gairah),
bagaimana
seseorang
mengambil informasi, bagaimana seseorang mengambil keputusan, dan bagaimana gaya dasar hidupnya. Mengingat setiap siswa memiliki kepribadian yang berbeda-beda, tentu hal ini memberikan dampak yang berbeda ketika siswa menyelesaikan soal matematika. Ada siswa yang hanya mau mengerjakan dengan prosedur yang sudah dicontohkan, ada pula yang mau menggunakan cara berbeda dalam pengerjaannya. Kebiasaan dalam pembelajaran, siswa terbiasa menyelesaikan masalah yang hanya menuntut mereka untuk berpikir secara konvergen sehingga mereka tidak terbiasa dengan permasalahan yang menuntut mereka berpikir meluas. Padahal dalam kehidupan, permasalahan hidup tidak selalu mengerucut pada satu solusi saja. Diperlukan juga kreativitas dari setiap individu dalam mengatasi masalahnya. Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana profil tingkat berpikir kreatif matematis siswa dalam mengerjakan soal open ended ditinjau dari tipe kepribadiannya. Dengan mengetahui profil tingkat berpikir kreatif mereka, akan sangat membantu untuk mengarahkan siswa dan memberikan strategi pembelajaran yang tepat guna merangsang perkembangan berpikir kreatif siswa. Ini dikarenakan banyak sekali masalah dalam pembelajaran di sekolah maupun pada kehidupan sehari-hari yang membutuhkan penyelesaian dengan tepat cepat dan efektif, ada masalah yang sulit untuk diselesaikan dan hanya dengan kreatifitas lah kita bisa memecahkan masalah-masalah tersebut.
commit to user
5 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Rumusan Masalah
Berdasar latar belakang di atas maka masalah yang akan diteliti adalah 1. Bagaimana tingkat berpikir kreatif matematis siswa dengan kepribadian Aritsan dalam mengerjakan soal open-ended? 2. Bagaimana tingkat berpikir kreatif matematis siswa dengan kepribadian guardian dalam mengerjakan soal open-ended? 3. Bagaimana tingkat berpikir kreatif matematis siswa dengan kepribadian rasional dalam mengerjakan soal open-ended? 4. Bagaimana tingkat berpikir kreatif matematis siswa dengan kepribadian idealis dalam mengerjakan soal open-ended? C. Tujuan dan Manfaat Penetian 1. Tujuan penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan 1. Bagaimana tingkat berpikir kreatif matematis siswa dengan kepribadian guardian dalam mengerjakan soal open-ended? 2. Bagaimana tingkat berpikir kreatif matematis siswa dengan kepribadian artisan dalam mengerjakan soal open-ended? 3. Bagaimana tingkat berpikir kreatif matematis siswa dengan kepribadian rasional dalam mengerjakan soal open-ended? 4. Bagaimana tingkat berpikir kreatif matematis siswa dengan kepribadian idealis dalam mengerjakan soal open-ended? 2. Manfaat penelitian a. Peserta didik dapat mengetahui sejauh mana tingkat berpikir kreatif matematis diri sendiri, sehingga peserta didik dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif secara maksimal b. Guru mendapatkan informasi berdasarkan analisis data dari peniliti tentang tingkat berpikir kreatif matematis yang dimiliki oleh peserta didik sehingga untuk selanjutnya guru tersebut dapat menentukan metode ataupun model pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir kreatif peserta commit to user didik secara optimal.
6 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c. Hasil Penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan perbandingan dan referensi bagi penenliti lain yang ingin melakukan penelitian sejenis
commit to user