BAB I PR O F I L B P 3 I p t e k A. LATAR BELAKANG MASALAH Kebutuhan Lembaga Litbang di daerah dalam rangka penguasaan, pemanfaatan, dan pemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) diamanatkan dalam Undang-undang No. 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Amanat tersebut akan diwujudkan melalui kelembagaan Iptek seperti perguruan tinggi, lembaga litbang, dunia usaha, dan lembaga penunjang yang akan turut berperan dalam mengorganisasikan pembentukan sumber daya manusia, penelitian, pengembangan, perekayasaan, inovasi, dan difusi teknologi, serta membentuk iklim dan memberikan dukungan yang diperlukan bagi penyelenggaraan penguasaan, pemanfaatan, dan pemajuan Iptek. Adanya berbagai lembaga penelitian kementerian dan Perguruan Tinggi di Jawa Barat meliputi 11 Perguruan Tinggi Negeri, 368 Perguruan Tinggi Swasta dan 35 institusi litbang merupakan kekuatan sumber daya Iptek yang dapat diperankan untuk menjalankan amanat UU No. 18 Tahun 2002 serta meningkatkan kinerja pembangunan di Jawa Barat khususnya dalam hal penelitian, pengembangan dan penerapan. Di dalam Critical Frame Work Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Provinsi Jawa Barat 2025, Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah mencanangkan peningkatan kesejahteraan masyarakat Jawa Barat melalui perbaikan daya saing daerah yang berlandaskan pada inovasi sekaligus untuk menghadapi perubahan paradigma kedepan yaitu pergeseran dari ekonomi berbasis industri menuju ke ekonomi berbasis pengetahuan dan penjaminan mutu. Pergeseran paradigma tersebut perlu didukung sumber daya manusia yang mumpuni dan kemampuan memanfaatkan modal sumber daya manusia melalui Iptek, seni dan budaya. Selanjutnya dalam upaya mendukung percepatan pembangunan Jawa Barat sebagaimana dimaksud diatas telah ditetapkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 3 Tahun 2014 tentang Pembentukan Badan Penelitian Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi atau disingkat BP3Iptek Provinsi Jawa Barat. Berdasarkan hal tersebut sudah selayaknya dibuat sebuah Prospektus untuk memberikan gambaran potensi BP3IPTEK kepada seluruh stakeholder sebagai lembaga penelitian kreatif yang bertujuan mempercepat pembangunan Jawa Barat. 1
B. SEJARAH SINGKAT Lembaga Penelitian Pembangunan (Litbang) Provinsi Jawa Barat selama kurun waktu 19942008 telah mengalami 3 (tiga) kali restrukturisasi organisasi baik secara struktural maupun jangkauan kewenangan. Semula lembaga Litbang Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu Bidang di dalam struktur organisasi BAPPEDA Provinsi Jawa Barat yaitu Bidang Penelitian dan Pengembangan pada nomenklatur atau setara eselon IIIa. Kemudian pada tahun 2003 berubah menjadi Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Provinsi Jawa Barat pada nomenklatur atau setara eselon IIa. Keberadaan Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Provinsi Jawa Barat diharapkan akan menghasilkan kegiatan-kegiatan yang dapat digunakan untuk mendukung kebutuhankebutuhan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Provinsi Jawa Barat dalam menyusun perencanaan pembangunan daerah dan menyusun prioritas pembangunan atau kebijakan strategis serta memperkirakan dampak pembangunan/kebijakan strategis. Namun demikian dalam perjalanannya, Balitbangda belum menjalankan tugas dan fungsinya secara optimal karena kurang didukung oleh jumlah dan kualitas peneliti yang memadai. oleh karenanya kembali dilakukan restrukturisasi organisasi, kemudian tugas dan fungsi Litbang menjadi bagian tugas dan fungsi Bidang Penelitian, Pengendalian, dan Evaluasi (PPE) pada BAPPEDA Provinsi Jawa Barat. Pada tahun 2008 direduksi kembali menjadi sub-bagian pada Bidang Penelitian, Pengendalian dan Evaluasi (PPE) di BAPPEDA Provinsi Jawa Barat. Tugas dan fungsi Litbang yang diemban adalah tugas dan fungsi skala Provinsi, namun di bawah Bidang PPE kegiatan-kegiatan penelitian terbatas pada penelitian-penelitian yang dibutuhkan oleh Bidang Perencanaan di BAPPEDA. Kegiatan penelitian dilaksanakan secara swakelola dengan jumlah peneliti yang tidak memadai sehingga penelitian menjadi tidak tertangani secara optimal. Pemerintah Provinsi Jawa Barat di dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2025 telah merumuskan tantangan pembangunan jangka panjang tahun 2025 untuk mewujudkan Visi Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025 yaitu “Dengan Iman dan Taqwa, Provinsi Jawa Barat Termaju di Indonesia”. Tantangan pembangunan jangka panjang tahun 2025 Jawa Barat sebagaimana dimaksud, adalah: a. Tekanan jumlah penduduk yang semakin tinggi, kemiskinan tinggi dan pendidikan yang masih relative rendah b. Menjaga pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan merata 2
c. Meningkatkan kemampuan IPTEK yang mengacu pada nilai-nilai luhur, terobosan inovasi dan berpandangan maju ke masa depan d. Meningkatkan kualitas dan cakupan pelayanan infrastruktur serta kesehatan masyarakat e. Kebebasan dan stabilitas politik, good governance, modernisasi layanan birokrasi dan penanganan kejahatan internasional f.
Konsistensi antara perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian tata ruang
g. Memulihkan dan menguatkan kembali daya dukung lingkungan dalam pembangunan Jawa Barat sebagai propinsi termaju di Indonesia pada Tahun 2025 sesuai dengan visi Jawa Barat telah ditetapkan 7 (tujuh) bidang unggulan sebagai pencirinya yaitu : 1. Penyelenggaraan Pemerintahan yang bermutu (beyond the expactation), akuntabel dan berbasis Ilmu Pengetahuan. 2. Masyarakat yang cerdas, produktif dan berdaya saing tinggi. 3. Pengelolaan Pertanian dan Kelautan. 4. Pengelolaan energi baru dan terbarukan serta pengelolaan sumber daya air. 5. Industri manufaktur, industri jasa dan industri kreatif. 6. Infrastruktur yang handal dan pengelolaan lingkungan hidup yang berimbang untuk pembangunan yang berkelanjutan. 7. Pengembangan budaya lokal dan menjadi destinasi wisata dunia. Ketujuh bidang unggulan sebagai penciri Jawa Barat termaju tersebut tercantum dalam RPJMD Provinsi Jawa Barat 2013-2018 dan menjadi acuan bagi riset-riset dan inovasi yang akan dilaksanakan di Jawa Barat. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, pasal 219 menyebutkan bahwa untuk melaksanakan fungsi penunjang urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dimungkinkan dapat dibentuk Badan penelitian dan pengembangan. Selanjutnya dalam pelaksanaan otonomi, pemerintah daerah memiliki kewenangan untuk membuat kebijakan publik dalam rangka pelaksanaan pelayanan dan pembangunan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis Daerah, dan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Jawa Barat, Badan Penelitian Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi atau disingkat BP3Iptek Provinsi Jawa Barat dibentuk sebagai lembaga yang diamanatkan 3
untuk menumbuhkembangkan motivasi, memberikan stimulus dan fasilitasi, serta menciptakan iklim yang kondusif bagi pertumbuhan sinergi unsur kelembagaan, sumberdaya, dan jajaran penelitian, pengembangan dan penerapan iptek di Jawa Barat. Dengan demikian diharapkan hasil-hasil riset dan inovasi di Jawa Barat akan menjadi pendorong percepatan terwujudnya Jawa Barat menjadi Provinsi termaju di Indonesia pada Tahun 2025.
C. VISI DAN MISI Memperhatikan kondisi dan permasalahan yang ada, isu-isu strategis yang dihadapi, tantangan ke depan serta memperhitungkan peluang yang dimiliki selama 3 (tiga) tahun ke depan, maka Visi BP3IPtek tahun 2015-2018 yaitu: “Menjadi Lembaga Terkemuka dalam Penelitian Kreatif dan Penerapan Iptek untuk Percepatan Pembangunan Jawa Barat.” Makna yang terkandung dalam visi tersebut dijabarkan sebagai berikut:
Lembaga Terkemuka: Menjadi center of execelent bagi lembaga kelitbangan di Jawa Barat, nasional, dan internasional serta mampu mengkoordinasi lembaga penelitian, pengembangan, dan penerapan Iptek di Jawa Barat.
Penelitian Kreatif: Penelitian kreatif merupakan penelitian yang memiliki kemampuan gagasan, ide atau pemikiran baru untuk menciptakan inovasi yang mampu memberikan solusi bagi pembangunan dan
̶
meningkatkan daya saing daerah untuk kesejahteraan masyarakat Jawa Barat. Penerapan Iptek: Pemanfaatan hasil penelitian, pengembangan dan/atau Ilmu Pengethuan dan Teknologi yang telah ada kedalam kegiatan perekayasaan, inovasi serta difusi teknologi melalui hilirisasi IPTEK, Peningkatan Tingkat Kesiapan Tekonologi dan mendorong terbentuknya science techno
̶
park/techno park. Percepatan Pembangunan Jawa Barat: Gerakan perubahan/terobosan untuk pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan yang telah ditetapkan.
4
Visi BP3Iptek tersebut ditetapkan untuk mendukung pencapaian Visi pembangunan jangka panjang Provinsi Jawa Barat Tahun 2005 – 2025 yaitu 'Dengan Iman Dan Takwa, Provinsi Jawa Barat Termaju Di Indonesia'; dan pencapaian Visi pembangunan jangka menengah Provinsi Jawa Barat tahun 2013 – 2018 yaitu 'Jawa Barat Maju Dan Sejahtera Untuk Semua'. Dalam rangka menjalankan Visi BP3Iptek ditetapkan Misi BP3Iptek tahun 2015-2018, yaitu: Misi 1 :
Mewujudkan kebijakan pembangunan berbasis kajian dan analisis.
Misi 2 :
Meningkatkan pemanfaatan penelitian, pengembangan dan penerapan Iptek sesuai kebutuhan masyarakat Jawa Barat.
Misi 3 :
Mewujudkan jaringan kerjasama penelitian, pengembangan dan penerapan Iptek.
Misi 4 :
Meningkatkan kapasitas kelembagaan, ketatalaksanaan, dan sumber daya.
D. STRUKTUR ORGANISASI Struktur Organisasi BP3Iptek disusun berdasarkan fungsi sesuai dengan Perda No 3 Tahun 2014 tentang p erubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2008 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Dan Satuan Polisi Pamong Praja. Untuk dapat merealisasi visi-misi dari BP3Iptek, struktur organisasi dibangun agar dapat bersifat luwes dan berorientasi pada hasil-hasil yang dirasakan langsung di masyarakat sebagaimana diperlihatkan pada Gambar dibawah ini, terdiri dari 3 Bidang yaitu Bidang Analisis kebijakan dan Pengembangan Inovasi Daerah, Kemitraan dan Layanan Iptek dan Bidang Penelitian dan Pengembangan IPTEK Terapan. Struktur Organisasi BP3Iptek berbeda dengan struktur organisasi lembaga lainnya di Jawa Barat. Seluruh aktivitas management pengelolaan administrasi di BP3Iptek terpusat di Sekretariat. disamping itu organisasi BP3Iptek Provinsi Jawa Barat juga didukung oleh organisasi lain di bawah koordinasi BP3Iptek Provinsi Jawa Barat, yaitu: Dewan Riset Daerah (DRD), Tim Advisori Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dan Sosial Budaya, Tim Koordinasi Sistem Inovasi Daerah, dan Majelis BP3Iptek.
5
STRUKTUR ORGANISASI ADMINISTRASI TERPUSAT
Kelompok Bidang* : 1. Pendidikan 2. Kesehatan 3. Infrastruktur dan Energi 4. Ekonomi Pertanian 5. Ekonomi Non Pertanian 6. Lingkungan Hidup dan Kebencanaan 7. Seni, Budaya dan Pariwisata 8. Ketahanan Keluarga dan Kependudukan 9. Kemiskinan dan PMKS 10. Pemerintahan
KEPALA SEKRETARIS
SUB BAG PERENCANAAN DAN PROGRAM
BIDANG ANALISIS KEBIJAKAN & PENGEMBANGAN INOVASI DAERAH
BIDANG KEMITRAAN & LAYANAN IPTEK
KELOMPOK PENELITI (KELOMPOK BIDANG* 1 S/D 10)
SUB BAG KEPEGAWAIAN DAN UMUM
SUB BAG KEUANGAN
BIDANG PENELITIAN & PENGEMBANGAN IPTEK TERAPAN
Gambar 1.
E. TUGAS POKOK DAN FUNGSI Mengacu kepada Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 19 Tahun 2015 tentang Tugas Pokok, Fungsi, Rincian Tugas Unit dan Tata Kerja Badan Penelitian Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Provinsi Jawa Barat (Lembaran Daerah Tahun 2015 Nomor 19 Seri E), Tugas pokok BP3Iptek yaitu: “Menyelenggarakan Perumusan Kebijakan Teknis Bidang Penelitian, Pengembangan dan Penerpan iptek, menyelenggarakan koordinasi, pembinaan, pengendalian, fasilitasi dan pelaksanaan urusan Pemerintahan Daerah Provinsi di bidang penelitian, pengembangan dan penerapan iptek meliputi aspek penelitian, pengembangan Iptek terapan, analisis kebijakan dan pengembangan inovasi daerah serta kemitraan dan layanan iptek. Tugas pokok tersebut akan dijalankan melalui penyelenggaraan dan pelaksanaan penelitian, pengembangan, penerapan Iptek dengan paradigma Riset Kreatif (Creative Research) yaitu Riset yang dibutuhkan Masyarakat Jawa Barat dalam Kerangka Perencanaan dan Pembangunan.
FUNGSI Dalam menyelenggarakan tugas pokoknya, BP3Iptek memiliki fungsi, yaitu: a. Penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis bidang penelitian, pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi; 6
b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan provinsi bidang penelitian, pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi; c. Penyelenggaraan koordinasi, pembinaan, dan fasilitasi pelaksanaan urusan pemerintahan provinsi bidang penelitian, pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi; dan d. Penyelenggaraan
pengendalian,
pemantauan
dan
evaluasi
pelaksanaan
urusan
pemerintahan provinsi di bidang penelitian, pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi.
F. SDM PENELITI DAN NON PENELITI 1) Peneliti Peneliti yang ada di BP3 Iptek berjumlah 5 orang antara lain: Dr. Ir. Saeful Bachrein M.Sc.
(Bidang Ekonomi Pertanian)
Ir. Agus Ruswandi M.Si.
(Bidang Ekonomi Pertanian)
Joe Monang ST, MA.
(Bidang Ekonomi Non Pertanian)
Mahensa Bilqys Nurhayati Prativi S.Si., MT
(Bidang Lingkungan Hidup)
Ni Made Gilang Wargiawati, ST
(Bidang Infrastruktur dan Energi)
Rencana Kedepan akan dilengkapi dengan Para Peneliti dibidang: A. Pendidikan B. Kesehatan C. Seni, Budaya dan Pariwisata D. Ketahanan Keluarga dan Kependudukan E. Kemiskinan dan PMKS F. Pemerintahan
2) Non Peneliti Pegawai BP3Iptek Provinsi Jawa Barat pada tahun 2015 berjumlah 40 orang terdiri dari 35 orang Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 15 orang Non PNS. PNS sebanyak 35 orang tersebut terdiri atas unsur PNS dengan jabatan struktural, PNS dengan jabatan Peneliti, dan staf administrasi.
7
Tabel 1. Pegawai BP3Iptek Provinsi Jawa Barat Berdasarkan Tingkat Pendidikan NO
PENDIDIKAN
2014
2015
1 2 3 4 5
Strata 3 (S3) Strata 2 (S2) Strata 1 (S1) Diploma 3 (D3) Sekolah Menengah Atas (SMA) TOTAL
1 8 4 1 5
3 13 6 2 11 35
19
Tabel 2. Pegawai BP3Iptek Provinsi Jawa Barat Berdasarkan Golongan NO PEGAWAI 2014 2015 IV III II I IV III II 1 Struktural 3 2 0 0 6 2 0 2 Non Struktural 0 2 6 0 1 8 13 3 Fungsional 3 3 0 0 2 3 0 TOTAL 6 7 6 0 9 13 13 19 35 S3
S2
S1
I 0 0 0 0
Jumlah 90
83
Tabel 3. Rencana Pengembangan SDM BP3Iptek Provinsi Jawa Barat
67 42
39 24
3
22
9 12
2015
2016
42
14
9
6
34
32
2017
2018
(Tahun)
Selain kebutuhan SDM berdasarkan jenjang pendidikan dibutuhkan juga SDM berdasarkan kepakaran. Sebagai suatu institusi kelitbangan, BP 3Iptek akan membutuhkan kepakaran Bidang Teknologi dan Kepakaran Bidang Sosial. Hasil identifikasi dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi penelitian, pengembangan, dan penerapan Iptek, BP 3Iptek sampai dengan tahun 2018 membutuhkan 30 (tiga puluh) bidang kepakaran masing-masing 12 (dua belas) kepakaran bidang Ilmu Sosial dan 18 (delapan belas) kepakaran bidang Ilmu teknologi, seperti terlihat pada Tabel 4.
8
Tabel 4. Kebutuhan Kepakaran untuk Pelaksanaan Program Strategis BP3Iptek KEPAKARAN SOSIAL
KEPAKARAN TEKNOLOGI
1..1.1. Ilmu Politik
1.
Ilmu Kesehatan Masyarakat
1..1.2. Ilmu Pemerintahan
2.
Ilmu Budi Daya Pertanian
1..1.3. Imu Administrasi Publik
3.
Ilmu Pasca Panen Pertanian
1..1.4. Ilmu Sosial Budaya
4.
Ilmu Teknologi Pangan
1..1.5. Ilmu Pendidikan Luar Sekolah
5.
Ilmu Perternakan
1..1.6. Ilmu Manajemen Pengembangan SDM
6.
Ilmu Kehutanan
1..1.7. Ilmu Pendidikan Kemasyarakatan
7.
Ilmu Perikanan
1..1.8. Ilmu Kebijakan Publik
8.
Ilmu Teknologi Industri
1..1.9. Ilmu Ekonomi Pembangunan
9.
Ilmu Bio Energi
1..1.10.Ilmu Ekonomi Manajemen
10.
Ilmu Teknologi Mikro Hidro
1..1.11.Ilmu Ekonomi Makro
11.
Ilmu Teknologi Mineral
1..1.12.Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian
12.
Ilmu Teknologi Industri Kreatif
13.
Ilmu Transportasi
14.
Ilmu Teknologi Informatika dan Komunikasi
15.
Ilmu Mitigasi Bencana
16.
Ilmu Tehnik Lingkungan
17.
Ilmu Bio Teknologi
18.
Ilmu Pengembangan Wilayah
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Pejabat Struktural: Dr. Ir. Lukman Shalahuddin, M.Sc. Rina Rahdianawati, SE., M.Si. Dr. Ir. Prima Mayaningtias, M.Si. Drs. H. Edy Wahyudi, M.Si. Ir. Hj. Hani Yuhani, MPM. Dra. Hj. Dyah Yuliastuti, MM. Ernawati Dalisaputra SE, MM. Drs. H Ono Taryono
(Kepala BP3Iptek Prov. Jabar) (Sekretaris BP3Iptek Prov. Jabar) (Ka. Bid Analisis Kebijakan dan Pengembangan Inovasi Daerah) (Kepala Bidang Kemitraan dan Layanan Iptek) (Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan Iptek Terapan) (Kepala Sub Bagian Perencanaan Program) (Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian) (Kepala Sub Bagian Keuangan)
Staf: Staf Kegiatan berjumlah 22 orang (data November 2015)
9
BAB II PROGRAM KERJA DAN KEGIATAN A. PROGRAM Program pembangunan daerah yang dilaksanakan adalah: 1. Program Kerjasama Pembangunan 2. Program Perencanaan Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah 3. Program Penelitian, Studi dan Survey 4. Program Pengembangan Komunikasi, Informasi, Media Massa dan Pemanfaatan Teknologi Informasi 5. Program Peningkatan Kesejahteraan Sumber Daya Aparatur 6. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 7. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 8. Program Pemeliharaan Sarana dan Prasrana Aparatur 9. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan 10. Program Pengembangan Kompetensi Aparatur 11. Program Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah 12. Program Pengembangan Data/Informasi/Statistik Daerah
B. KEGIATAN Kegiatan yang dilaksanakan tahun 2015 adalah: Basic Office: 1. Gaji dan Tunjangan 2. Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran BP3Iptek Provinsi Jawa Barat 3. Peningkatan Kapasitas dan Kualitas Aparatur 4. Peningkatan Kesejahteraan Aparatur BP3Iptek Provinsi Jawa Barat 5. Peningkatan dan Pengadaan Sarana Prasarana Aparatur BP3Iptek Provinsi Jawa Barat 6. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Perkantoran BP3Iptek Provinsi Jawa Barat 7. Pengendalian, Evaluasi dan Pelaporan Internal 8. Pengelolaan Sistem, Pengelolaan Data dan Web BP3Iptek 9. Penyusunan Perencanaan Tahunan BP3Iptek 10. Pengelolaan Keuangan BP3Iptek Basic Activity: 1. Penellitian Mandiri untuk Mendukung Kebijakan Pembangunan Jawa Barat 2. Peningkatan Kualitas Penelitian BP3Iptek 10
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
FGD untuk Solusi Permasalahan Jawa Barat Berbasi Iptek Operasionalisasi Dewan Riset Daerah dalam Mendukung Arah dan Kebijakan Riset Inventarisasi dan Rekomendasi IPTEK melalui Tim Advisori Penyebarluasan Hasil-Hasil Penelitian dan Peragaan Iptek Analisis Berbasis Iptek untuk Kebijakan Pembangunan Jawa Barat Pengembangan Inovasi Daerah, Budaya Riset dan Intermediasi Teknologi Pengembangan Kemitraan Dan Kolaborasi Riset untuk Pembangunan Jawa Barat Penyusunan DED Gedung BP3Iptek dan Analisis Perencanaan Pembangunan Gedung BP3Iptek. 11. Pembangunan Gedung BP3Iptek. Transformasi: 1. Penelitian Terapan untuk Solusi Permasalahan Jawa Barat Berbasis Tematik Sektoraal dan Kewilayahan 2. Kerjasama Pelaksanaan Program Riset Kreatif untuk Pembangunan Jawa Barat dengan Perguruan Tinggi dan Lembaga Riset Terkemuka 3. Kompetisi Riset Kreatif Untuk Percepatan Pembangunan Jawa Barat 4. Kajian Komprehensif Kegiatan Monumental Jawa Barat 5. Pengembangan Model Technopark Berbasis Agro.
Gambar 2
11
KEGIATAN PRIORITAS (2013 – 2018)
TEMATIK SEKTORAL JAWA BARAT CG 6 Meningkatkan pengelolaan sumber daya alam, lingkungan hidup dan kebencanaan
CG 1 Meningkatkan Aksesibilitas dan Mutu Pendidikan 1. 2. 3. 4. 5.
1.
Jabar bebas putus jenjang sekolah Peningkatan pelayanan pendidikan non formal plus kewirausahaan dengan sasaran usia 15 tahun ke atas Pendidikan berkebutuhan khusus Peningkatan relevansi dan kualitas pendidikan tinggi Peningkatan fasilitas pendidikan dan kompetensi tenaga pendidik
2. 3. 4.
CG 2 Meningkatkan Aksesibilitas dan Kualitas Layanan Kesehatan 1. 2. 3. 4.
Peningkatan pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas, puskesmas PONED dan pemenuhan sumber daya kesehatan Pemenuhan pelayanan kesehatan dasar ibu dan anak Peningkatan Layanan Rumah sakit Rujukan dan Rumah sakit Jiwa Pemberantasan penyakit menular dan penyakit tidak menular serta peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat
CG 3 Mengembangkan Infrastruktur Wilayah, Energi dan Air Baku 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Penangnan kemacetan lalu lintas di Metropolitan Bodebek-Karpur dan Bandung Raya Infrastruktur Strategis di Koridor Bandung-Cirebon, Cianjur-SukabumiBogor, Jakarta-Cirebon, Bandung-tasikmalaya serta Jabar selatan Infrastruktur jalan dan perhubungan Infrastruktur sumber daya air dan irigasi strategis; Kawasan industry terpadu, infrastruktur permukiman dan perumahan; Jabar mandiri energy perdesaan untuk listrik dan bahan bakar kebutuhan domestic; dan Pemenuhan kecukupan air baku dan pengembangan infrastruktur air bersih perkotaan dan perdesaan di Jawa Barat
3. 4. 5.
Jabar sebagai sentra produksi benih/bibit nasional Pengembangan agribisnis, forest business, marine business, dan agroindustry Perlindungan lahan pertanian berkelanjutan, pemenuhan 13 juta ton GKG dan swasembada protein hewani Jawa Barat bebas rawan pangan Meningkatnya dukungan infrastruktur (jalan, jembatan dan irigasi) di sentra produksi pangan
CG 5 Meningkatkan Ekonomi Non Pertanian 1. 2. 3. 4. 5.
CG 7 Meningkatkan pengelolaan seni, budaya dan wisata serta kepemudaan dan olah raga 1. 2. 3. 4.
Pengembangan fasilitas olahraga dan kepemudaan Pelestarian seni budaya tradisonal dan benda cagar budaya di Jawa Barat Gelar karya dan kreativitas seni budaya di Jawa Barat Pengembangan Destinasi wisata
CG 8 Meningkatkan ketahanan keluarga dan kependudukan 1. 2. 3.
Peningkatan ketahanan keluarga dan program keluarga berencana Peningkatan pemberdayaan perempuan dan ekonomi keluarga Peningkatan pengelolaan kependudukan
CG 9 Menanggulangi kemiskinan, Penyandang Masalah kesejahteraan Sosial dan Keamanan
CG 4 Meningkatkan Ekonomi Pertanian 1. 2.
Pengendalian pemanfaatan sumber daya mineral dan non mineral Konservasi dan rehabilitasi kawasan lindung 45% Pengendalian pencemaran limbah industri, limbah domestic dan pengelolaan sampah regional Penanganan bencana longsor dan banjir
Peningkatan budaya masyarakat bekerja, perluasan lapangan kerja dan kesempatan berusaha UMKM Perkuatan peran BUMD dalam pembangunan dan mewujudkan Jawa Barat sebagai tujuan investasi Pengembangan skema pembiayaan alternative Pengembangan industry manufaktur Pengembangan industry keratif dan wirausahawan muda kreatif
1. 2. 3.
Pengurangan Kemiskinan Peningkatan rehabilitasi sosial, pemberdayaan sosial, jaminan sosial dan perlindungan sosial terhadap PMKS; Peningkatan ketentraman dan keamanan masyarakat
CG 10 Modernisasi Pemerintahan dan Pembangunan Perdesaan
1. 2. 3. 4. 5.
6.
Efektivitas Pemerintahan dan profesionalisme aparatur Peningkatan kualitas komunikasi organisasi dan komunikasi public Penataan sistem hukum dan penegakan hukum Kerjasama program pembangunan dan pendanaan multipihak Peningkatan kualitas perencanaan, pengendalian dan akuntabilitas pembangunan serta pengelolaan aset dan keuangan; dan Peningkatan sarana dan prasarana Pemerintahan dan Desa
Gambar 3
12
KEGIATAN PRIORITAS (2013 – 2018)
1. 2. 3.
4. 5.
TEMATIK KEWILAYAHAN JAWA BARAT
Pengembangan industri manufaktur; Pengembangan industri keramik dan gerabah; Pengembangan industri perberasan dan makanan, olahan berbasis bahan baku lokal, perkebunan, budidaya ikan air tawar dan air payau,serta ternak sapi perah, sapi potong, kambing/domba, ayam ras serta unggas lokal; Pengembangan wisata sejarah dan wisata pilgrimage (ziarah); Pengembangan metropolitan BODEBEK KARPUR.
1. Pengembangan sentra ternak sapi potong, sapi perah, ayam ras dan unggas lokal; 2. Pengembangan agribisnis ikan air tawar, dan ikan hias untuk pasar regional dan global; 3. Pengembangan pusat pemuliaan padi varietas pandan wangi dan varietas unggul lainnya; 4. Pengembangan agrowisata koridor Bogor-Puncak-Cianjur; ekowisata pemandangan alam dan bahari koridor Bogor, Sukabumi Pelabuhanratu dan mengelola cagar biosfer Cibodas. 5. Pengembangan pusat pertumbuhan baru (growth center) Pelabuhan Ratu dan Metropolitan BODEBEK KARPUR.
Gambar 4
13
1.
2. 3.
4.
5.
1.
2.
3.
4. 5.
Pengembangan industri mangga gedong gincu dan industrialisasi perikanan; Pengembangan sistem perdagangan komoditi beras dan palawija; Pengembangan industri batik dan rotan, serta industri makanan olahan berbahan baku lokal; Pelestarian keraton, wisata sejarah, wisata ziarah (pilgrimage) dan mengembangkan ekowisata; Pengembangan Metropolitan Cirebon Raya serta Kawasan BIJB dan Aerocity Kertajati.
Pengembangan Kawasan Pendidikan Tinggi dan Riset Terpadu di Jatinangor; Pengembangan klaster unggas, perikanan budidaya air tawar dan tangkap, serta ternak sapi perah, sapi potong, domba Garut, kambing dan jejaringnya serta pengembangan sentra produksi pakan ternak; Pengembangan produksi tanaman industri (kopi, teh, kakao, karet, atsiri) dan hortikultura (sayuran, buah-buahan, tanaman hias) yang berorientasi ekspor; Pengembangan jasa perdagangan, industri kreatif dan pariwisata; Pengembangan Metropolitan Bandung Raya, pusat pertumbuhan baru (growth center) Pangandaran dan Rancabuaya.
BAB III SISTEM INOVASI DAERAH Sistem Inovasi Daerah yang selanjutnya disingkat SIDa adalah keseluruhan proses dalam satu sistem untuk menumbuh-kembangkan
inovasi yang dilakukan antar institusi pemerintah,
pemerintahan daerah, lembaga kelitbangan, lembaga pendidikan, lembaga penunjang inovasi, dunia usaha, dan masyarakat di daerah. Kedudukan BP₃IptekProvinsi Jawa Barat dalam Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) seperti digambarkan di dalam Pedoman Fasilitasi Peningkatan Kapasitas Balitbangda Provinsi Sebagai Koordinator Penguatan SIDa, Kementerian Riset dan Teknologi dan Pendidikan Tinggi dan Kementerian Dalam Negeri (2013) sebagai berikut: 1.
Untuk menumbuhkembangkan kemampuan Iptek dan mensinergikan perkembangan kelembagaan dan sumber daya Iptek yang dimiliki dengan berbagai faktor lain secara bersistem.
2.
Mendukung penguatan sistem inovasi, melalui pengembangan Iptek yang diarahkan pada peningkatan kualitas serta memanfaatkan iptek untuk mendukung daya saing secara global, yang dilakukan melalui peningkatan, penguasaan, dan penerapan Iptek secara luas dalam sistem produksi barang/jasa, pembangunan pusat-pusat unggulan Iptek, pengembangan lembaga penelitian yang handal, perwujudan sistem pengakuan terhadap hasil temuan dan Hak atas Kekayaan Intelektual (HKI), pengembangan dan penerapan standar mutu, peningkatan kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia (SDM) Iptek, peningkatan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana Iptek. Berbagai langkah tersebut dilakukan untuk mendukung pembangunan ekonomi yang berbasis pengetahuan serta pengembangan kelembagaan sebagai keterkaitan dan fungsional sistem inovasi dalam mendorong pengembangan kegiatan usaha.
3.
Penguatan sistem inovasi nasional (SINas) mencakup penguatan kelembagaan, sumber daya, jaringan iptek dan peningkatan relevansi, produktivitas riset, dan pendayagunaan iptek dalam rangka peningkatan kontribusi iptek terhadap pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
4.
Penguatan kapasitas inovasi untuk mendukung tercapainya kondisi ekonomi nasional yang lebih maju yang dilaksanakan melalui penguatan Sistem Inovasi Nasional (SINas), termasuk di dalamnya adalah penguatan SIDa.
14
5.
Meningkatkan kapasitas pemerintahan daerah, daya saing daerah melalui penguatan SIDa dalam rangka mendukung pelaksanaan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025.
6.
Memasok hasil penelitian, pengembangan, dan penerapan Iptek, untuk meningkatkan daya saing sektor industri sebagai upaya memperbaiki tingkat perekonomian daerah dan nasional. Sebagai contoh, dalam sektor industri dan perdagangan, peran kelembagaan iptek diarahkan juga untuk menjawab beberapa kendala mendasar, antara lain: (i) rendahnya kandungan teknologi produk barang dan jasa; (ii) rendahnya kontribusi kapasitas teknologi domestik dan litbang dalam proses produksi dan distribusi; dan (iii) implementasi standardisasi dan sertifikasi proses produksi dan distribusi barang dan jasa untuk mendukung daya saing dalam perdagangan internasional.
7.
Dalam konteks sistem inovasi BP₃Iptek kedepan mempunyai 3 (tiga) kapasitas, yakni: [1] kapasitas dalam mengakses informasi tentang realita kebutuhan teknologi, potensi sumberdaya yang dapat dikelola atau diakses, teknologi yang telah tersedia, perkembangan mutakhir ilmu pengetahuan, keberadaan pakar luar-lembaga yang potensial untuk berkolaborasi, dan sumber pembiayaan kegiatan riset (sourcing capacity); [2] kapasitas dalam memublikasikan hasil-hasil risetnya, mendifusikan paket teknologi yang dihasilkan, dan memberikan landasan akademik untuk perumusan kebijakan publik (disseminating capacity); dan [3] kapasitas intinya dalam pelaksanaan riset dan pengembangan teknologi secara produktif, bermutu, dan relevan, serta sepadan dengan kapasitas adopsi calon pengguna potensialnya (R&D capacity) (Lakitan, 2011).
8.
Penguatan BP₃Iptekmerupakan salah satu langkah strategis dalam penguatan SINas maupun SIDa, agar lembaga Iptek dapat berkinerja tinggi. Dengan menghasilkan inovasi teknologi yang sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas adopsi pengguna teknologi (masyarakat, industri, dan Pemerintah). Gambar di bawah ini, menunjukan tema-tema strategis dari SIDa dalam konteks pembangunan
Jawa Barat.Sebagaimana hal tersebut di atas, pengembangan riset di Provinsi Jawa Barat tidak terlepas dari SIDa sehingga roadmap penerapan teknologi dan riset perlu mengacu pada tema-tema yang telah disusun dan sesuai dengan RPJMD, RKPD dan RPJP Provinsi Jawa Barat. Tema strategis SIDa yang memiliki kaitan sangat erat dengan BP₃Iptek adalah kluster perbenihan ikan dan kluster perbenihan produk pertanian seperti kentang, gedong gincu dan bibit sapi potong.
15
Gambar 5
ORGANISASI TIM KOORDINASI SIDa KEPUTUSAN GUBERNUR NO 120.05/KEP.695-BP3IPTEK/2015 PENGARAH
: Gubernur Jawa Barat;
KETUA
: Sekertaris Daerah Provinsi Jawa Barat;
WAKIL KETUA
: 1. Asisten Perekonomian Sekretaris Daerah Prov.Jabar
: 2. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Prov. Jabar SEKRETARIS
: Kepala Badan Penelitian, Pengembangan Dan Penerapan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Prov. Jabar
ANGGOTA
: 1. Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat 2. Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat 3.
Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat
4. Kepala Dinas Perikanan Dan Kelautan Provinsi Jawa Barat 5. Kepala Dinas Industri Dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat 6. Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat 7. Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah Provinsi Jawa Barat 8. Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat 9. Kepala Dinas Pemukiman Dan Perumahan Provinsi Jawa Barat 10. Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat 11. Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat 12. Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat 13. Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Pemberdayaan Desa Provinsi Jawa Barat 14. Kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat 15. Kepala Biro Pengembangan Sosial Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat 16. Unsur Pada Lembaga Penelitian Dan Pengembangan Di Daerah Provinsi Jawa Barat 17. Unsur Perguruan Tinggi SEKRETARIAT
: Bidang Analisis Kebijakan Dan Pengembangan Inovasi Daerah Pada Badan Penelitian, Pengembangan Dan Pengembangan Penerapan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Provinsi Jawa Barat.
Tabel 7
16
Inovasi yang akan dijalankan kedepan adalah inovasi dalam upaya menyelesaikan permasalahanpermasalahan monumental Jawa Barat yang mencakup bidang Pemerintahan, Pembangunan dan Kesejahteraan Masyarakat. Adapun tema-tema pokok yang dikembangkan adalah sektor-sektor unggulan yang meliputi sektor Energi, pangan, Lingkungan dan sektor unggulan Jawa Barat lainnya. Dalam sektor Energi akan dikembangkan penelitian terkait energi terbarukan yang meliputi PLTMH, Sinar Matahari, Angin, Kemiri Sunan dan Biomass. Dalam sektor pangan akan dikembangkan penelitian terkait dengan tanaman yang meliputi kedelai, kentang, teh, padi, gedong gincu, dan pisang, pengembangan dari hewani darat meliputi ayam buras, sapi dan domba, hewani air meliputi patin, nila nirwana dan ikan mas dan pengembangan penelitian yang terkait dengan teknologi meliputi teknologi pasca panen. Dalam sektor lingkungan pengembangan penelitian terkait dengan teknologi rehabilitasi lahan kritis mencakup bioremediasi meliputi limbah tekstil dan limbah penyamakan kulit. Dalam sektor spesifik unggulan jabar akan dikembangkan penelitian yang terkait dengan teknologi new water, aspal pelangi, kapal selam dan pesawat tanpa awak, pohon cepat tumbuh dan listrik tanpa kabel.
17
BAB IV TEMA SENTRAL DAN ROADMAP PENGEMBANGAN RISET 1..1.12.1. TEMA SENTRAL Didalam RPJP Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025 terdapat 7 (tujuh) Bidang Unggulan Sebagai Penciri Jawa Barat Termaju di Indonesia, sebagai berikut:
a) Bidang Unggulan-I: Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bermutu (beyond the expectation), Akuntabel dan Berbasis Ilmu Pengetahuan program strategis: b)
Tata kelola penyelenggaraan pemerintahan negara yang solid dan bertanggung jawab, serta efektif dan efisien; b.1
Kesinergisan” interaksi yang konstruktif di antara lembaga pemerintah daerah dan pusat, sektor swasta, dan masyarakat;
b.2
Penerapan prinsip-prinsip: supermasi, hukum, keadilan, kesetaraan, transparansi, partisipasi, desentralisasi, kebersamaan, profesional, cepat tanggap, efektif dan efisien, berdaya saing, dan akuntabel pada lembaga pemerintah daerah;
b.3
Antisipasi kelembagaan pemerintah daerah terhadap perubahan sosial, budaya, demokrasi, serta dinamika pembangunan dan peperubahan sosial lingkup lokal, nasional maupun global.
c) Bidang Unggulan-II: Masyarakat yang Cerdas, Produktif dan Berdaya Saing Tinggi, program strategis:
c.1
Pengembangan generasi muda yang berilmu, cerdas, berakhlak baik dan berdedikasi tinggi untuk kepentingan Jawa Barat;
c.2
Pengembangan sistem pendidikan yang mampu melahirkan pemuda-pemuda yang memiliki idealisme untuk mamajukan dan membesarkan Jawa Barat;
c.3
Pengembangan sistem pendidikan yang menitik beratkan pada kecerdasan intelektual, karakter, dan budi pekertiuntuk menghasilkan pemimpin yang cerdas;
c.4
Pengembangan ruang-ruang ekspresi kepada kaum muda untuk dapat mengekspresikan ide-ide orisinalnya secara bebas yang ditunjang pemerintah dengan penyedianpenyediaan infrastruktur-infrastruktur pendukung kreatifitas dan inovasi;
c.5
Pengembangan dukungan kebijakan-kebijakan untuk mendorong iklim usaha yang kondusif sebagai titik ungkit untuk melahirkan pengusaha-pengusaha yang tangguh; 18
c.6
Pengembangan Sistem selekssi ketat yang kompetitif untuk melahirkan pengusahapengusaha besar untuk bersaing secara nasional maupun internasional;
c.7
Pengembangan sistem kesehatan berbasis masyarakat untuk menciptakan masyarakat yang cerdas, produktif dan berdaya saing tinggi.
d) Bidang Unggulan-III: Pengelolaan Pertanian dan Kelautan, program strategis: d.1
Transformasi teknologi dan ilmu pengetahuan dalam pemanfaatan sumberdaya lokal dengan basis pengelolaan oleh masyarakat dan pemerintah desa untuk memperkuat ketahanan pangan keluarga;
d.2
Pengembangan industrialisasi pertanian melalui teknologi dan pengolahan produkproduk pertanian;
d.3
Pengembangan industrialisasi perikanan dan peternakan melalui teknologi dan pengolahan produk-produk perikanan dan peternakan;
d.4
Pengembangan industrialisasi kelautan melalui teknologi dan pengolahan produkproduk kelautan.
e) Bidang Unggulan-IV: Energi Baru dan Terbaharukan, program strategis: e.1
Pengembangan energi baru dan terbarukan;
e.2
Pengembangan pengelolaan sumber daya air;
e.3
Pengembangan desa mandiri energi;
e.4
Divesrifikasi dan konversi energi.
e.5
Bidang Unggulan-V: Industri Manufaktur, Industri Jasa dan Industri Kreatif, program strategis:
e.6
Pengembangan industri manufaktur untuk menumbuhkan pengusaha-pengusaha dan lapangan kerja;
e.7
Pengembangan berbasis industri (sekunder) sebagai pengembangan industri berbasis agraris (primer) dalam rangka menuju era globalisasi ekonomi dan era informasi (tersier);
e.8
Strategi Pengembangan industri kreatif di Jawa Barat;
e.9
Pengembangantatanan sosial masyarakat untuk mengantisipasi perkembangan industrialisasi yang mempengaruhi nilai-nilai tradisional dan kearifan lokal yang ada di masyarakat.
19
f) Bidang Unggulan-VI: Infrastruktur yang Handal dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang Berimbang untuk Pembangunan yang Berkelanjutan, program strategis:
f.1
Pengembangan infrastruktur mendukung aktivitas ekonomi yang mendorong konektivitas antar wilayah untuk mempercepat dan memperluas pembangunan ekonomi Jawa Barat;
f.2
Pengembangan konsep multi akses terkait dengan konsep pengembangan transportasi untuk pendorong pertumbuhan wilayah;
f.3
Pengembangan infrastruktur konektivitas jalur transportasi dan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), serta regulasi dan aturan yang terkait dengannya;
f.4
Model pengembangan lingkungan hidup yang produktif;
f.5
Perlindungan dan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup.
g) Bidang Unggulan-VII: Pengembangan Budaya Lokal dan Menjadi Destinasi Wisata Dunia, program strategis:
g.1
Pengembangan budaya lokal silih asah, silih asih, silih asuh, sebagai sumber inspirasi dan motivasi dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
g.2
Pengembangan formulasi gagasan lima nilai luhur dan tujuh karakter sebagai pedoman untuk mewujudkan tatanan masyarakat Jawa Barat yang madani.
g.3
Pengembangan strategi dan pendekatan yang terintegrasi dan menyeluruh (holistik) di dalam mengelola keragaman budaya menuju Jawa Barat sebagai distinasi wisata dunia.
Selain Program Strategis yang didasarkan pada 7 (tujuh) Bidang Unggulan Sebagai Penciri Jawa Barat Termaju di Indonesia Tahun 2025, BP₃Iptek memiliki Program Strategis yang didasarkan pada Aspek Kekinian, yaitu: Pengembangan Pembangunan Jawa Barat berdasarkan isu strategis terkini atau teraktual.
1..1.12.2. ROADMAP PENGEMBANGAN RISET Implementasi dari visi-misi dan tujuan terbentuknya BP₃IPTEK untuk mencapai tujuan akhir di tahun 2025 yaitu terjadinya konektivitas masyarakat dalam budaya inovasi, riset dan IPTEK sehingga tercapainya masyarakat yang maju di Prov. Jawa Barat. Alur berpikir dalam kerangka waktu Road Map BP₃Iptek hingga tahun 2018 dapat dilihat pada gambar.
20
16
ROAD MAP BP₃ Iptek 2014 – 2018 PROGRAM PEMBANGUNAN JABAR BERBASIS RISET, INOVASI, & IPTEK
2014
2015
2016
2017
2018 ULTIMATE GOAL: KONEKTIVITAS MASYARAKAT DALAM BUDAYA INOVASI, RISET & IPTEK
MELETAKKAN DASAR KEBIJAKAN & FONDASI BP3 MENENTUKAN ARAH RISET & IMPLEMENTASI
BP₃ Iptek Provinsi Jabar
KAB/KOTA, KECAMATAN & DESA
SOSIO CULTURAL
FOCUS & LOCUS
MAJU & SEJAHTERA DENGAN MUTU RISET, INOVASI, & IPTEK
SPIRIT & KOMITMEN BP₃ IPTEK
ESTABLISHMENT DEVELOPMENT SUSTAINABILITY
Gambar 6
Pada Tahun 2014 diawali sebagai tahap Establishment yaitu tahap untuk memberikan arah dan landasan organisasi yang kuat dan solid. Selanjutnya secara paralel akan dilakukan tahap Tumbuh kembang atau pengembangan (Development). Dari Tahun 2014 – 2018 juga diletakkan dasar-dasar memasyarakatkan budaya riset secara institusi di pemerintahan Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten/Kota. Tujuan akhirnya adalah “Riset sesuai kebutuhan masyarakat dalam pembangunan Jawa Barat”, dimana konektivitas atau keterhubungan unsur-unsur Jabar Masagi dalam riset menjadi peting; dalam arti sinergitas antara (A) akademisi, 379 Perguruan Tinggi dan 35 Libang;(B) Bisnis, industri dan lain-lain; (G) Birokrasi,
OPD dan lain-lain; serta (C), komunitas.Pada tahap ini
dilakukankerjasamayang erat tidak hanya dengan perguruan tinggi dan institusi penelitian saja, namun juga dengan elemen bisnis dan elemen komunitas yang memiliki pengalaman dalam inovasi maupun R &D. Selanjutnya diikuti oleh tahap Keberlanjutan (Sustainability) yang bermuara pada keberlanjutan permanen. Road map ini merupakan rangkaian menuju visi Jawa Barat 2025 (RPJP Provinsi Jawa Barat 2005 -2025).Rencana Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Barat 2005- 2025 relarif hanya tinggal sepuluh tahun lagi. Dari sisi Visi Jawa Barat 2025, memuat kata termaju yang berati harus memiliki keunggulan dalam arah competitive advantage. Oleh sebab itu mutu dan daya saing Jawa Barat perlu ditinggikan untuk akselerasi pembangunan Jawa Barat berbasis riset. Perbedaan antara negara maju dan negara berkembang antara lain dicirikan dengan kemampuan riset sebagai penggerak motor sosial. 21
BP₃Iptekmendukung perwujudan kualitas kehidupan masrayakat yang berbudaya Iptek, produktif dan berdaya saing. Dalam konteks perwujudan Visi-Misi RPJP tersebut, telah memuat prinsip-prinsip kebersamaan, kemandirian, dan keberlanjutan. Oleh sebab itu faktor Jabar Masagi menjadi penting. Kata “termaju” akan mengait keunggulan dalam segala aspek kehidupan; untuk itu diperlukan karakter unggul dari unsur Jabar Masagi sehingga membangun budaya riset menjadi penting. Visi Provinsi Jawa Barat 2013-2018 adalah Jawa Barat Maju dan sejahtera untuk semua. Kata maju adalah sikap dan kondisi masyarakat yang produktif, berdaya saing dan mandiri, trampil dan inovatif. Makna yang terandung dalam Misi pertama, Membangun masyarakat yang berkualitas dan berdaya saing. Misi ini utuk menciptakan sosok Jawa Barat pada Tahun 2018 yaitu masyarakat yang agamis, berachlak mualia, sehat, cerdas, bermoral, berbudaya Iptek, memiliki spirit juara dan siap berkompetisi serta didukung oleh ketahanan keluarga yang kokoh.
1..1.12.3. KATEGORI KELOMPOK RISET Dalam implementasi pelaksanaan riset, katagori riset dikelompokkan pada 4 jenis kelompok riset, ke empat jenis tersebut adalah: a.
Riset dasar; riset yang dilakukan untuk memperoleh informasi/pengertian atau fakta baru yang belum diketahui
b.
Riset Aplikatif; riset yang dilakukan dalam skala laboratorium untuk memperoleh hasil karya yang dapat diaplikasikan untuk skala yang lebih besar dan jumlah yang banyak
c.
Riset Terapan; riset yang dilakukan untuk menguji di tempat sesungguhnya dan diterapkan pada kondisi nyata.
d.
Scaling up; adalah riset yang digunakan untuk meningkatkan skala produksi hasil-hasil riset sehingga mencapai nilai keekonomian yang memadai dan dapat bersaing dengan produkproduk sejenis.
Secara diagram perbedaan jenis-jenis riset ini dapat digambarkan pada Gambar 7 berikut ini.
22
Gambar-7 Diagram Kategori Riset
Domain Prioritas Riset Turunan dari tema-tema pokok dan memperhatikan strategi pengembangan BP₃Iptek, sebagai ilustrasi pembuatan roadmap, maka beberapa sektor unggulan perlu didefinisikan, sektor-sektor unggulan meliputi sektor Energi, pangan, Lingkungan dan sektor unggulan Jawa Barat lainnya, uraian sektor-sektor unggulan dapat dilihat pada gambar berikut.
FOKUS/PRIORITAS RISET JAWA BARAT 2015-2018 Energi Terbarukan
PLTMH Sinar Matahari Angin
ENERGI Terbarukan
Kemiri Sunan Biomass
Teknologi Rehab Lahan Kritis LINGKUNGAN
Bioremediasi
ENERGI
Tanaman
PANGAN
Hewani Darat T
Hewani Air
Teknologi
Limbah Tekstil
Kedelai Kentang Teh Padi Cepat Tumbuh Gedong Gincu Pisang Ayam Buras Sapi Domba Patin Nila Nirwana Ikan Mas
Limbah Penyamakan Kulit
Teknologi New Water
Aspal Pelangi
RISET SPESIFIK
Kapal Selam dan pesawat Tanpa Awak
Pohon Cepat Tumbuh Listrik Tanpa Kabel
Teknologi Pasca Panen
Gambar-8 Domain Prioritas Riset Provinsi Jawa Barat Jawa Barat Tahun 2015-2018
23
Dari Domain Riset unggulan Jawa Barat Tahun 2015 – 2018 dituangkan dalam matriks pipe line riset mulai dari riset dasar – riset aplikasi/skala laboratorium – risetterapan – Scaling up/komersialisasi seperti terlihat ada gambar-9. Dalam Pipe line riset tersebut dapat terlihat posisi riset dari masingmasing komoditi atau objek riset unggulan yang ada di Jawa Barat. BP3Iptek tidak akan melakukan riset dasar dan riset skala laboratorium tetapi BP 3Iptek hanya akan melakukan riset terapan dan Scaling up/komersialisasi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dalam konteks pembangunan Jawa Barat. Penelitian atau riset dasar dan riset skala laboratorium dikoordinasikan untuk dilakukan oleh Perguruan Tinggi dan Institusi penelitian nasional seperti LIPI, BPPT, BIB, dan lain-lain. BP3Iptek perlu membangun jejaring yang kuat dengan perguruan-perguruan tinggi dan lembagalembaga penelitian baik tingkat provinsi, nasional maupun internasional untuk menerapkan hasil-hasil risetnya yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan di Jawa Barat. Sebaliknya BP 3Iptek harus dapat memberikan inspirasi-inspirasi riset aktual kepada Perguruan Tinggi dan Lembaga penelitian sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan pembangunan Jawa Barat.
24
Tabel-8 Pipe Line Penelitian Jawa Barat
2015 R.Dasar
OUTPUT ---> A
ENERGI Energi terbarukan Sinar Matahari
exploratif, invention
2016
R.AplikaSi inovasi, skala lab.
PLTMH X
XX
Angin
B
komers ialisasi
exploratif, invention
XX
X
XX
X
inovasi, skala lab.
XX
R. Terapan terapan di masyarakat
komers ialisasi
X
XX
XX X
Biofuel Kemiri sunan
XXX
XX
XX
XXX
Biomass
XX
X
XX
X
XX
XX
X
X
XX
X
XXX
X
XX
PANGAN tanaman kedelai
XX
Jagung Gedong gincu Pisang HEWANI DARAT Ayam Buras
XX
X
XX
XX
X
XXX
X
X
XX XX
X X
X
X
Domba
X
XX
X
Sapi
XX
R.Dasar exploratif, invention
X
X
padi
R.Aplikas i inovasi, skala lab.
X
X
XX
XX
R. Terapan
Scaling Up
exploratif, invention
inovasi, skala lab.
terapan di masyarakat
komers ialisasi
X
X
X
X
X
XX
XX
XX
XX
X
XX
XX
X
X
XXX
XX
X
XX
X
R.Dasar
R.Aplikas i
X
XX
X
X X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
XXX
XX
XX
XX
X
X
X
XX
X
X
XX X
XX
X
R. Terapan terapan di masyarakat
X
XX
XX
2018 Scaling Up komers ialisasi
XX
X
X
X
X
XX
X
XX
X
XX
X
XX
XX
X
XX
X
X
X
X
XX
XX
X
XX
X
XX
X
X
HEWANI AIR Patin Nila nirwana
C
terapan di masyarakat
R.Aplikasi
X
Teh
D
R.Dasar
R. Terapan
2017 Scaling Up
X
Kentang
C
Scaling Up
Ikan mas LINGKU NGAN
XX
XX
X
XX
XX
X
25
D
UNGGUL AN JABAR aspal pelangi Wahana tanpa awak pohon cepat tumbuh
X
XX
X
XX
X
X
XX
XX
X
XX
XX
26
1..1.12.4. CONTOH BEBERAPA ROADMAP PENELITIAN D.1. RoadMap Sub Riset Penelitian Sapi Potong Sebagai contoh dari pembuatan roadmap penelitian adalah untuk penelitian di SAPI potong. Adapun manfaat dari roadmap yang disusun ini adalah: 1.
Riset-riset unggulan yang ditetapkan oleh lembaga-lembaga penelitian akan lebih terfokus, sehingga pemanfaatan sumberdaya alam, sumberdaya manusia, sarana-prasarana dan sumberdaya pembiayaan dapat lebih efisien dan efektif.
2.
Riset-riset unggulan yang ditetapkan dapat didukung dengan kebijakan strategis serta program dan kegiatan operasional baik oleh fakultas, jurusan dan atau prodi terkait secara bertahap, terpadu dan berkelanjutan mulai dari aspek hulu sampai hilir serta aspek penunjangnya.
3.
Roadmap penelitian dapat dijadikan sebagai bahan informasi bagi stakeholders untuk mendukung penetapan kebijakan dalam perencanaan program, kegiatan dan anggaran pembangunan, khususnya yang terkait dengan pengembangan komoditas sapi potong yang ditetapkan.
4.
Road map dapat lebih menjamin tercapainya tujuan serta sasaran program dan kegiatan pembangunan sapi potong secara efisien, efektif dan berkesinambungan. Rancangan penelitian perlu melihat mulai dari hulu ke hilir, memperhatikan hal tersebut,
maka lingkaran penelitian akan menjadi suatu siklus yang saling mempengaruhi. Gambar 9 terlihat gambaran yang perlu dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dan penumbuhan produksi ternak sapi.
Gambar-9 Siklus penelitian sapi potong
27
I. TAHAP PENELITIAN
Penelitian
III. TAHAP PENGEMBANGAN
II. TAHAP PENGKAJIAN
Komponen Teknologi Siap kaji
KOMISI PENELITIAN PERTANIAN
Pengkajian
Teknologi Sp. Lokasi
Pengembangan
Model Pengembangan
IV. TAHAP . PENERAPAN
Penerapan Teknologi
KOMISI TEKNOLOGI PERTANIAN
UMPAN BALIK
Gambar-10 Tahapan Riset Sapi potong
Dalam pelaksanaanya 4 (empat) tahapan diperlukan yang meliputi tahap penelitian, tahap pengkajian, tahap pengembangan dan tahap penerapan. Keterkaitan antar tahapan akan dihubungkan dengan umpan balik, seperti pada gambar 10. Dengan demikian pemilahan kelompok tahapan tersebut dan berkaitan dengan siklus penelitian seperti pada gambar 9.
D.4.
RoadMap Sub Riset Pengembangan Bisnis Gedong Mangga Gincu Menjalankan bisnis tidak mungkin sendirian, dikarenakan adanya kendala-kendala sistemik
terkait dengan skala ekonomi yang terbatas.Kendala-kendala ini hanya dapat diatasi dengan kolaborasi para pemangku bisnis baik sesama pemangku bisnis swasta, pemerintah, lembaga riset, pendanaan, masyarakat, perguruan tinggi maupun masyarakat.Membangun ekosistem untuk menciptakan kemakmuran dan pembangunan sosial untuk pemangku bisnis mangga gedong gincu, terutama yg berpenghasilan rendah (Bottom of Pyramid (BOP) - masyarakat yang berpendidikan rendah, memiliki keterbatasan dalam sarana dan prasarana, regulasi yg tidak memihak kepada mereka dan lain sebagainya) sangatlah disarankan. 28
Pengembangan Usaha Agribisnis
Ekosistem bisnis merupakan solusi, dimana dapat mengakomodir segala kendala-kendala yang dihadapi saat ini dan diperlukan kehadirannya sebelum langkah-langkah bisnis selanjutnya. Untuk itu, dibutuhkan roadmap yang berkelanjutan guna membangun ekosistem bisnis yang sistematis. Adanya kemampuan dan kebutuhan yang berbeda pada pemangku bisnis mangga gedong gincu, maka diperlukan langkah-langkah:
1.
Peningkatan kesadaran atas kondisi yang dihadapi setiap harinya oleh para petani mangga gedong gincu dan pembangunan kapasitasnya
2.
Riset: Kebanyakan organisasi dan individu hanya dapat merubah perilakunya jika mereka telah memiliki informasi layak mengenai apa yang harus dilakukan, kenapa dan bagaimana. Kebutuhan informasi ini tidak sebatas pada kebutuhan petani, tetapi semua pemangku bisnis dalam ekosistem, pelanggan, pemerintah, donor, masyarakat, perusahaan lain dan pemain lainnya. Riset yang dapat diandalkan sajalah yang dapat digunakan untuk mengembangkan visi, misi, pemain dalam ekosistem dan bagaimana cara berkolaborasi. Gambar 11 menunjukkan riset rise yang diperlukan.
3.
Sharing informasi: Sharing informasi dari berbagai temuan riset disebabkan kepada seluruh pemangku bisnis di ekosistem. Selain itu juga sangat disarankan adanya satu wadah dimana para pemangku bisnis saling berinteraksi. saling mengenal, membina hubungan dan kepercayaan serta saling menguatkan persamaan visi;
4.
Dialog kebijakan publik: dikarenakan model ekosistem bisnis masih relative baru, akan sangat mudah terjadi ketidak percayaan antarpihak, oleh sebab itu sangat diperlukan dialog untuk penyesuaian kebijakan public ini.
5.
Lembaga baru: Seringkali diperlukan pemain utama yang saat ini belum ada, maka diperlukan beberapa lembaga yaitu sekurangnya koperasi dan kelompok tani, lembaga pelatihan, lembaga sertifikasi mutu, lembaga keuangan mikro serta lembaga riset.
6.
Kebutuhan struktur (orchestrators) untuk memperkuat Ekosistem bisnis bagi petani Mangga Gedong Gincu.
29
Gambar-11. Kebutuhan riset dan training Penciptaan Ekosistem bisnis
D.4. RoadMap Riset Penelitian Kedelai Jabar Latar belakang Tingkat konsumsi dan kebutuhan kedelai Jabar termasuk tinggi. Produk olahan kedelai terutama tempe dan tahu adalah sumber protein relatif murah. Meningkatnya kebutuhan dan permintaan kedelai baik untuk konsumsi maupun industri, tidak diimbangi dengan peningkatan produksinya. Salah satu faktor yang menentukan tingkat produksi adalah luas areal tanam. Penurunan luas areal tanam menyebabkan produksi kedelai Indonesia akan mengalami penurunan pula. Di Jawa Barat ada 12 daerah yang selama ini menyumbang produksi kedelai. Di antaranya yang paling besar adalah Sukabumi, Garut, serta Cianjur. Umumnya lahan tanam kedelai kuning dan hitam berada di dataran rendah dan menengah. Produksi kedelai di dataran tinggi (>700m dpl) sangat mungkin dilakukan. Namun penggunaan kedelai untuk dataran tinggi terkendala intensitas penyinaran yang tidak setinggi dataran rendah sehingga umur tanaman menjadi lebih panjang. Perbedaan varietas kedelai akan menentukan kualitas biji dan produktivitas sehingga kedelai sebaiknya ditanam di tempat dengan kesesuaian lahan sangat sesuai ataupun sesuai tetapi memerlukan 30
masukan teknologi. Produksi kedelai dataran tinggi dapat menyamai
produksi di dataran
rendah/menengah sepanjang input produksi dan manajemen penanaman optimal. Pemilihan varietas juga perlu memperhatikan daya hasil, berumur genjah, ketahanan terhadap penyakit karat daun, tahan kekeringan. Untuk itu diperlukan seleksi ex situ. Sesuai dengan pertanian berkelanjutan dan pertanian organik yang juga dicanangkan di Jawa Barat, produksi kedelai diarahkan ke penggunaan input kimia serendah mungkin. Salah satunya dengan bakteri pupuk hayati dan Agen hayati pengendalian penyakit tular tanah. Aplikasi kedua mikroba akan mendukung budidaya berkelanjutan sehingga penyiapan inokulan keduanya dilakukan. Peningkatan produksi melalui penguatan teknologi budidaya dan optimasi input, perlu diimbangi dengan penguatan kelembagaan dan sistem pemasaran. Industri hilir kedelai selain kecap, tahu dan tempe, juga perlu diperkuat untuk menjadi industri kreatif baik untuk produk konvensional berbasis kedelai maupun produk “modern” seperti susu kedele/saridele, yoghurt dengan campuran susu kedele, dan produk olahan berbasis tepung kedelai. Setiap produk olahan berbasis kedelai memerlukan kualitas kedelai tertentu. Permintaan sesuai kebutuhan kedelai (baik kualitas maupun kuantitas) ini hanya dapat terpenuhi jika produsen kedelai menguasai teknik budidaya yang tepat dan adanya pasar terstruktur.
Tujuan Penelitian Kedelai Meningkatkan produksi kedelai Jawa Barat agar kembali menjadi produsen kedelai peringkat 5 nasional dan memenuhi bahan baku industri olahan serta memenuhi kebutuhan gizi masyarakat melalui: 1. Peningkatan luas tanam ke arah dataran tinggi, dengan tanah yang sesuai untuk pertanaman kedelai 2. Penyediaan benih kedelai bersertifikat yang beradaptasi di dataran tinggi 3. Penyediaan input pertanian ramah lingkungan 4. Peningkatan kandungan gizi kedelai produksi Jawa Barat agar dapat bersaing di tingkat nasional. [kecocokan dengan kualitas yang diinginkan industri hilir kedelai yaitu tahu, tempe dan susu kedele, jika mungkin tepung kedelai] 5. Diversifikasi produk bahan olahan berbasis kedelai 6. Penguatan daya saing (pamor) kedelai Jawa Barat.
31
Langkah-langkah Penelitian 1. Baseline Inventarisasi hasil penelitian dasar dan aplikasi yang sudah dan sedang dilakukan di PT jabar dan institusi penelitian seperti Balai penelitian di lingkup Badan litbang pertanian, LIPI, BATAN dll; serta hasil implementasi yang telah dilakukan oleh UPT terkait pertanian (tanaman pangan), institusi swasta dan masyarakat. 2. Penelitian Terapan : Uji adaptasi dan produktivitas kedelai kuning dan hitam di datarantinggi. Pengembangan teknik budidaya
on farm sesuai kondisi lokasi menggunakan prinsip logic
economy, dan berorientasi pada keuntungan pelaku kedelai baik di hulu maupun hilir. Penanganan pascapanen dan pengolahan hasil Pemetaan sistem rantai pasok kedelai di dalam negeri yang mencakup aliran material, informasi, uang, logistik resiko; serta tata kelola dan kepentingan institusi terkait rantai pasok termasuk kelembagaan Desain dan aplikasi sistem rantai pasok kedelai untuk memenuhi pasar terstrukur. 3. Scaling up/Spin-off technology Dilakukan dengan stakeholder terutama untuk produksi benih, input mikroba (pupuk hayati),serta rantai pasok pasar terstruktur yang melibatkan produsen; konsumen akhir maupun pedagang perantara.
Pelibatan Instansi PTN/PTS di Jabar yang memiliki rekam jejak riset kedelai-Pusat Penelitian Tanaman PanganDinas Pertanian Tanaman Pangan- BPTP-KOPTI- Industri kreatif kedelai perlu terlibat untuk mengisi roadmap riset kedelai Jawa Barat. Pelibatan empat komponen disertai konsistensi terhadap roadmap diharapkan dapat mempercepat tujuan peningkatan produksi kedelai Jawa Barat yang dapat berujung di kemandirian kedelai Jawa Barat.
32
Tabel 9. Peta jalan peningkatan produksi dan pendapatan petani kedelai melalui budidaya kedelai berkelanjutan
Base line (Riset Dasar dan Terapan) Sd 2015 Perakitan varietas baru
Eksplorasi dan seleksi varietas
Riset Terapan 2015-2017
Scale Up/Spin off tech 2018
eksplorasi dan seleksi varietas
Pemodelan produksi benih
lokal ex situ
kedelai
Seleksi pohon induk unggul
Pemodelan industri input
lokal in situ
pupuk hayati untuk kedelai
Isolasi dan karakterisasi mikroba
Uji adaptasi dan produktivitas di
Pemodelan industri agen
pupuk hayati dan agen hayati
dataran rendah, menengah dan
hayati pengendali penyakit
pengendali penyakit
tinggi
Teknik budidaya
Formulasi pupuk hayati dan
Pemodelan dan kaji terap
agen antagonis
teknologi hulu sampai hilir
Evaluasi kesesuaian lahan untuk
Pengembangan Teknik
Joint venture industri benih
kedelai di dataran tinggi
Budidaya
partisipatif dengan cobranding
Kajian kelembagaan kedelai di
Penanganan pascapanen dan
tingkat petani dan
Pengolahan hasil
pasar/konsumen Pemetaan sistem rantai pasok kedelai di dalam negeri Desain dan aplikasi sistem rantai pasok kedelai untuk memenuhi pasar terstrukur
D.4. Road Map Riset Penelitian Teh Latar belakang Jawa Barat merupakan sentra produksi teh terbesar di Indonesia karena 77 % dari areal dan 72% dari total produksi teh Indonesia berasal dari Propinsi Jawa Barat. Untuk meningkatkan pendapatan para petani dan tenaga kerjanya, orientasi hilirisasi pengembangan industri teh merupakan salah satu alternatif apalagi saat ini produk tea bag luar negeri mulai membanjiri. Diperlukan upaya serius untuk mengembangkan produk hilir teh yang berdaya saing dengan nilai tambah yang signifikan. Dua produk berbasis teh yang saat ini berpotensi untuk meningkatkan pendapatan petani adalah white tea (teh putih) 33
dan tea powder tea untuk bahan dasar berbagai makanan/minuman dengan rasa teh dan sebagai ingredient produk lainnya baik skala rumah tangga maupun industri besar. Pucuk yang berkualitas dan tinggi produktivitas merupakan titik awal untuk peningkatan nilai tambah teh rakyat karena pucuk tersebut berpotensi untuk diolah menjadi White Tea. White Tea (teh putih) merupakan teh yang berasal dari pucuk tanaman teh yang masih kuncup yang biasanya disebut peko. White Tea diolah tanpa melalui proses oksidasi sehingga kandungan polifenol dan aktivitas anti oksidannya tetap tinggi. Disebut White Tea karena penampakan teh ini putih keperakan yang mengkilat yang berasal dari bulu-bulu (trichoma) yang menyelimutinya dan bentuknya runcing menyerupai jarum, sehingga juga disebut sebagai silver needle (PPTK, 2014). Harga White Tea curah di pasaran Indonesia berkisar Rp. 1,5 – 2,7 juta/kg. Dengan demikian maka peningkatan kesejahteraan petani teh rakyat dalam skala onfarm dapat tercapai melalui program pengembangan komoditas teh. Diversifikasi produk berupa white tea yang mempunyai harga tinggi dapat meningkatkan pendapatan petani dan pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan. Petani pada umumnya menjual teh berupa pucuk segar atau diolah menjadi teh hijau, Apabila dibandingkan dengan harga pucuk Rp 2500/kg atau harga teh hijau Rp. 10.000-Rp.30.000, maka terdapat keuntungan yang sangat besar. Produk makanan dan minuman berbasis teh bukan tidak mungkin dikembangkan oleh masyarakat termasuk mereka yang bekerja di sektor teh. Produk ini memerlukan bahan baku berupa tea powder yang beasal dari teh klon sinensis. Jawa Barat telah memilik teh klon siensis yang cocok untuk dikembangkan menjadi White Tea diantaranya hasil penelitia dari PPTK Gambung. Melalui penigkatan nilai tambah di tingkat petani teh rakyat diharapkan dapat meningkatkan pendapatan petani Teh Rakyat dan menggairahkan kembali usaha Teh Rakyat yang pada akhirnya dapat mencegah terbentuknya kantong kemiskinan di areal pertanaman teh Jawa Barat.
Tujuan Penelitian Teh di Jawa Barat Tujuan jangka panjang adalah Peningkatan Konsumsi Teh melalui Pengembangan Mutu dan Diversifikasi Produk. Secara khusus ditujukan untuk mengembangkan hasil penelitian teh putih dan powder tea baik on-farm, processing, maupun marketing,
yang sudah siap discale-up dan
dikomersialkan untuk meningkatkan nilai tambah teh dan tingkat kesejahteraan petani teh rakyat, melalui:
1. Penguatan kultur teknis teh lestari yang berkelanjutan untuk produksi white tea dan powder tea. 2. Penguatan kualitas white tea dan tea powder 34
3. Promosi aneka jajanan dan oleh-oleh khas Jabar yang mengandung teh kepada para wisatawan di pusat jajanan dan oleh-oleh Jabar di Bandung.
Langkah-langkah Penelitian 1. Baseline: Inventarisasi hasil penelitian dasar dan aplikasi mengenai white tea dan powder tea yang sudah dan sedang dilakukan di PPTK gambung. Inventarisasi kelembagaan dan pemasaran teh dari PTPN dan PT Jabar; 2. Penelitian Terapan:
Kultur teknis teh lestari termasuk perbedaan teknologi pemupukan organik teh japonica untuk white tea; dan pemupukan organik serta naungan teh sinensis untuk powder tea.
Efek kultur teknis terhadap kualitas bahan (pucuk) teh untuk white tea (terutama kadar katekin); dan untuk powder tea (kadar gula, asam amino, kafein dan katekin, vitamin C dan mineral)
Aplikasi pada skala dengan lebih luas, modifikasi teknik sesuai kondisi lokasi menggunakan prinsip logic economy dan ketersediaan infrasturktur serta suprastruktur, dan orientasi pada peningkatan produksi bahan (pucuk) untuk white tea dan tea powder serta kualitas kedua jenis teh.
Pemetaan sistem rantai pasok white tea dan tea powder di dalam ( dan luar) negeri yang mencakup aliran material, informasi, uang, logistik resiko; serta tata kelola dan kepentingan institusi terkait rantai pasok termasuk kelembagaan
Desain dan aplikasi sistem rantai pasok white tea dan tea powder untuk memenuhi pasar terstrukur.
3. Scaling up/Spin-off technology: Dilakukan dengan stakeholder terutama untuk produksi powder tea, input mikroba (pupuk hayati), serta rantai pasok pasar terstruktur yang melibatkan produsen; konsumen akhir maupun pedagang perantara.
Pelibatan Instansi Insitusi yang harus terlibat untuk memperkuat riset teh di Jabar adalah PTN/PTS di Jabar yang memiliki rekam jejak riset teh dan Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK) yang sesuai dengan mandat pendiriannya untuk melakukan risbang komoditi teh dan kina, pelaku usaha teh terutama teh rakyat, Dinas Perkebunan Jabar dan Industri kreatif makanan/minuman. Sesuai konsep Jabar Masagi, pelibatan Perguruan Tinggi, Pemerintahan, swasta dan masyarakat (komunitas) diharapkan dapat mempercepat tujuan meningkatkan kembali pamor Jabar sebagai produsen teh terbesar di Indonesia dan terutama perbaikan kualitas hidup para petani teh. 35
Baseline
Riset Terapan
Perbaikan Bahan Tanam Untuk White Tea dan Tea Powder
Kultur teknis on farm, off farm
Kajian Kelembagaan dan Pemasaran
Optimasi Kultur teknis
Penyediaan bibit terstandard
Pemetaaan, desain dan White Tea aplikasi dan Tea Powder sistem rantai pasok untuk terstandard pasar terstruktur
Optimasi Teknologi Produksi
Produk:
Gamboeng White tea Tea Powder Kelembagaan dan pemasaran Teh eksisting
Scale Up/ Spin off Technology:
Pemodelan rantai pasok/Komersialisasi pasar terstruktur Pemodelan Produksi White Tea dan Tea Powder
Peningkatan Kesejahteraan Petani Teh Gambar 12.
36
BAB V M I T R A K E R J A BP3Iptek Berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, mitra kerja kelembagaan ilmu pengetahuan dan teknologi terdiri atas : A.
PERGURUAN TINGGI Perguruan tinggi sebagai salah satu unsur kelembagaan dalam sistem nasional penelitian,
pengembangan, dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi berfungsi membentuk sumberdaya manusia ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam pelaksanaannya perguruan tinggi bertanggungjawab meningkatkan kemampuan pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan serta pengabdian pada masyarakat sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Adapun potensi Perguruan Tinggi yang akan mendukung terhadap percepatan pembangunan di Jawa Barat ada 379 Perguruan Tinggi, terdiri dari 11 Perguruan Tinggi Negeri dan 368 Perguruan Tinggi Swasta.
B.
LEMBAGA LITBANG Lembaga Litbang sebagai salah saatu unsur kelembagaan dalam sistem nasional penelitian,
pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi berfungsi menumbuhkan kemampuan pemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam melaksanakan fungsinya lembaga litbang bertanggungjawab mencari berbagai invensi dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta menggali potensi pendayagunaannya. Lembaga litbang dapat berupa organisasi yang berdiri sendiri atau bagian dari organisasi pemerintah, pemerintah daerah, perguruan tinggi, badan usaha, lembaga penunjang dan organisasi masyarakat. Adapun lembaga litbang kementerian pusat yang ada di Jawa Barat adalah: sebanyak 35 Litbang yaitu:
I. WILAYAH BKKP PURWAKARTA 1. Loka Riset Pemuliaan dan Teknologi Budidaya Perikanan Air Tawar, Sukamandi 2. Loka Riset Pemacuan Stok Ikan, Jatiluhur 37
II. WILAYAH BKPP BOGOR 1. KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN a. Balai Riset Periakanan Air Tawar Bogor b. Loka Riset Budidaya Ikan Hias Air Tawar, Depok c. Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar Sukabumi 2. KEMENTERIAN PERTANIAN a. Balai Besar Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertania (BB Biogen) b. Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian c. Balai Besar Penelitian Veteriner d. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan PascaPanen Pertanian Kampus Penelitian Pertanian Cimanggu 3. BALAI PENELITIAN TANAMAN SAYURAN a. Balai Penelitian Tanaman Hias b. Balai Penelitian Ternak c. Balitklimat (Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi) d. Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian e. Badan Litbang Pertanian f.
Balai Penelitian Tanah
4. KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN a. Pusat Penelitian Dan Pengembangan Hasil Hutan b. Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan c. Pusat Litbang Konservasi Dan Rehabilitasi d. Pusat Litbang Peningkatan Produktivitas Hutan e. Pusat Litbang Keteknikan Kehutanan Dan Pengolahan Hasil Hutan f.
Pusat Litbang Perubahan Iklim Dan Kebijakan Kehutanan
5. LIPI a. Pusat Penelitian Bioteknologi b. Pusat Penelitian Biologi
III. WKPP WILAYAH CIREBON IV. WKPP WILAYAH PRIANGAN 1. KEMENTERIAN PERTANIAN 38
a. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat 2. KEMENTERIAN PU a. Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman b. Puslitbang Jalan Dan Jembatan c. Puslitbang SDA (PUSAIR) Kementerian PU 3. KEMENTERIAN ESDM a. Puslitbangtek mineral dan batubara 4. KEMENTERIAN KESEHATAN a. Loka Penelitian dan Pengembangan P2B2 Ciamis 5. LIPI a. Pusat Penelitian Tenaga Listrik Dan Mekantronik C.
DUNIA USAHA DAN INDUSTRI Dunia usaha sebagai salah satu unsur kelembagaan dalam sistem nasional penelitian,
pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi berfungsi menumbuhkan kemampuan perekayasaan, inovasi dan difusi teknologi untuk menghasilkan barang dan jasa yang memiliki nilai ekonomis. Dalam melaksanakan fungsinya badan usaha bertanggungjawab mengusahakan pendayagunaan manfaat keluaran yang dihasilkan oleh perguruan tinggi dan lembaga litbang. D.
LEMBAGA PENUNJANG Lembaga penunjang sebagai salah satu unsur kelembagaan dalam sistem nasional penelitian,
pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi berfungsi memberikan dukungan dan membentuk iklim yang kondusif bagi penyelenggaraan kegiatan penguasaan, pemanfaatan, dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam melaksanakan fungsinya lembaga penunjang bertanggungjawab mengatasi permasalahan atau kesenjangan yang menghambat sinergi dan pertumbuhan perguruan tinggi, lembaga litbang dan badan usaha. E.
ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan provinsi yang terintegrasikan pada organisasi
perangkat daerah, fungsi penelitian melekat pada fungsi manajemen perangkat daerah. Selanjutnya fungsi penelitian yang ada pada organisasi perangkat daerah yang sifatnya untuk kepentingan regional jawa barat, setelah dibentuknya Badan Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (BP3Iptek) Provinsi Jawa Barat, bidang penelitian dikoordinasikan oleh Badan dimaksud. 39
Secara operasional peran BP₃Iptek Provinsi Jawa Barat akan membentuk pola jejaring/hubungan kelembagaan sejalan dengan yang telah ditetapkan di dalam Undang-Undang No. 18 Tahun 2002 yaitu Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Iptek, berfungsi membentuk pola hubungan yang saling memperkuat antara unsur penguasaan, pemanfaatan, dan pemajuan Iptek dalam satu keseluruhan yang utuh untuk mencapai tujuan memperkuat daya dukung Iptek bagi keperluan mempercepat pencapaian tujuan pemerintah, serta meningkatkan daya saing dan kemandirian dalam memperjuangkan kepentingan negara dalam pergaulan internasional. Unsur sebagaimana dimaksud terdiri atas unsur kelembagaan, unsur sumber daya, dan unsur jaringan Iptek. Dalam implementasi program-program kerja dari BP₃Iptek ini, tidak dapat terlepas dari perlunya kerjasama dengan unit atau lembaga-lembaga lainnya. Untuk lingkungan pemerintah provinsi Jawa Barat, relasi dari BP₃Iptekterutama akan memiliki hubungan yang sangat erat dengan BAPPEDA, dimana BAPPEDA merupakan pengguna hasil-hasil yang diperoleh atau direkomendasikan oleh BP₃Iptek. Sedangkan dengan eksternal Pemprov Jabar, hubungan dengan mitra, dan komponen-komponen komunitas lainnya menjadi penting. Relasi ini secara ringkas dapat dilihat pada Gambar-13 Konektivitas BP₃Iptek dengan Institusi terkait.
KETERKAITAN LEMBAGA EKSTERNAL BP3IPTEK Penjaminan Mutu DRD
ADVISORI
Masalah
Perguruan Tinggi
LITBANG
Kemitraan
BP3IPTEK
OPTD/SKPD
BALAI PENGEMBANGAN
OPTD/SKPD
DRN
Pengguna Pembangunan
BAPPEDA LEMBAGA PENELITIAN
KOMUNITAS Dunia Usaha
SIDA
Peningkatan Daya Saing
Gambar 13
Jika dikaitkan dengan rancangan fungsi BP₃IptekProvinsi Jawa Barat maka dapat terbentuk pola hubungan yang saling memperkuat antara unsur penguasaan, pemanfaatan, dan pemajuan Iptek dalam satu keseluruhan yang utuh memperkuat daya dukung Iptek bagi keperluan mempercepat pencapaian 40
tujuan negara, serta meningkatkan daya saing dan kemandirian dalam memperjuangkan kepentingan negara dalam pergaulan internasional. Penjelasan secara detil dari Gambar-13 ditunjukkan pada tabel10 berikut ini Tabel-10 Keterkaitan BP3Iptek dengan Institusi terkait
FUNGSI BADAN
SUMBER INPUT
MITRA PELAKU PROSES
1. Perumusan kebijakan teknis penelitian, pengembangan dan penerapan Iptek
Bappeda, Ristek dikti, Balitbang, PT. DRN, Kementerian, DRD, Tim Advisori
Bappeda, PT, DRD
2. Pelaksanaan analisis kebijakan pembangunan berbasis Iptek serta pengembangan sistem inovasi daerah untuk meningkatkan daya saing daerah
Bappeda, Ristek dikti, Balitbang, PT. DRN, Kementerian, DRD, Tim Advisori, Dunia Usaha
OPD, Bappeda, Ristek dikti, Balitbang, PT, Litbang Kementerian, Dunia Usaha
Penerapan Oleh:
3. Pelaksanaan penelitian keratif dan penerapan Iptek
Bappeda, Ristek dikti, Balitbang, PT, DRN, Kementerian, DRD, Tim Advisori
OPD, Bappeda, Ristek dikti, Balitbang, PT, Litbang Kementerian, Dunia Usaha, Komunitas
Penerapan
4. Pelaksanaan koordinasi,
Bappeda, Ristek dikti, Balitbang, PT, DRN,
OPD, Ristek
Penerapan Oleh
41
OPD,
PEMANFAATAN OUTPUT
Bahan Oleh:
Kebijan
DRD, Bappeda, Tim Ahli Gubernur
Bappeda, dikti,
OPD, Bappeda, Tim Advisori, Tim Sida, Dunia Usaha
OPD, Bappeda, Tim Advisori, Tim Sida, Dunia Usaha
FUNGSI BADAN
kemitraan strategis serta pelayanan Iptek
SUMBER INPUT
Kementerian, Tim Advisori
DRD,
MITRA PELAKU PROSES Balitbang, PT, Litbang Kementerian, Dunia Usaha, Komunitas
Keterangan singkatan: PT = Perguruan Tinggi; DRN = Dewan Riset Nasional; DRD = Dewan Riset Daerah; OPD = Organisasi Perangkat Daerah; Balitbang = Badan Penelitian dan Pengembangan; Bappeda = Badan Perencanaan Pembangunan Daerah; Ristek dikti = Kementerian Negara Riset dan Teknologi dan Pendidikan Tinggi.
42
PEMANFAATAN OUTPUT OPD, Dunia Usaha, Komunitas,
BAB VI PENUTUP Prospektus Bp3iIptek merupakan dokumen mengenai informasi profil dan proyeksi penelitian kreatif yang berpotensi untuk dikerjasamakan dengan para stakeholder yang betujuan untuk mempercepat pembangunan jawa barat. Prospektus ini diharapkan mampu mempublikasikan ide-ide penelitian kreatif yang akan dikembangkan dan diterapkan di jawa barat sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Diharapkan pula BP3Iptek Provinsi Jawa Barat dapat menghasilkan kegiatan-kegiatan penelitian yang dapat digunakan sebagai bahan perencanaan, juga dibutuhkan oleh Organisasi Perangkat Daerah dan Kabupaten/Kota di Jawa Barat. Selanjutnya Mitra kerja BP3Iptek yaitu Perguruan Tinggi, Litbang Pusat, LIPI dapat bekerjasama dalam upaya menanggulangi permasalahan-permasalahan di Jawa Barat, sehingga indikator pembangunan Jawa Barat yang ada dalam RPJMD dapat tercapai. Adapun penelitian yang dilakukan oleh BP3Iptek pada dasarnya sesuai dengan kebutuhan masyarakat dengan mengoptimalkan peran para stakeholder. Dengan diterbitkannya Prospektus BP3Iptek diharapkan seluruh stakeholder baik kelembagaan litbang kementerian, perguruan tinggi, kabupaten/kota, dunia usaha serta masyarakat pada umumnya dapat mengetahui hasil-hasil penelitian yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Jawa Barat.
43