BAB 6 PEMBAHASAN
6.1. Analisa Hasil Penelitian Ditinjau Dari Fungsi Regresi Linier Berganda Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda menunjukkan terdapat pengaruh secara bersama-sama variabel bebas terhadap varibel tergantung. Untuk mengetahui adanya pengaruh yang signifikan variabel presensi, kualitas kerja, kemampuan kerja dan potensi secara bersama-sama terhadap prestasi kerja maka dillakukan uji F dengan α = 0.05. Apabila nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 maka variabel bebas mempunyai pengaruh yang siginifikan secara bersama-sama terhadap varibel tergantung. Pada tabel 5.2. menunjukkan bahwa tingkat signifikan uji F sebesar 0.000 ( p < 0,05 ) berarti variabel presensi, kualitas kerja, kemampuan kerja dan potensi secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap prestasi kerja. Untuk mengetahui adanya pengaruh yang signifikan secara parsial antara variabel bebas yaitu presensi, kualitas kerja, kemampuan kerja dan potensi terhadap prestasi kerja maka dilakukan uji t. Berdasarkan tabel 5.2. diatas dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Nilai thitung variabel presensi sebesar 1,988 dengan tingkat signifikan 0,049 (p > 0.05). Berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel presensi terhadap prestasi kerja.
51
52
2.
thitung variabel kualitas kerja sebesar -1,880 dengan tingkat signifikan 0,062 (p > 0.05). Berarti tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel kualitas kerja terhadap prestasi kerja.
3. thitung variabel kemampuan kerja sebesar 2,781 dengan tingkat signifikan 0,006 (p < 0.05). Berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel kemampuan terhadap prestasi kerja. 4. thitung variabel potensi sebesar 7,647 dengan tingkat signifikan 0,000 (p < 0.05). Berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel potensi terhadap prestasi kerja. Dari analisis uji t menunjukkan bahwa terdapat pengaruh parsial antara variabel bebas terhadap variabel tergantung hanya terbukti pada variabel presensi, kemampuan kerja dan potensi. Maka variabel presensi, kemampuan kerja dan potensi masuk dalam model dan penelitian dapat dilanjutkan dengan membuat sistem insentif yang didasarkan pada presensi berdasarkan prestasi kerja dengan pendekatan sistem database. Sedangkan variabel kualitas kerja tidak mempunyai pengaruh terhadap pretasi kerja, sehingga variabel kualitas kerja tidak masuk ke dalam model. Dari hasil pengolahan data didapat persamaan regresi linear sebagai berikut : Y = 1,080 + 0.829X1 + 0,381X3 + 0,717X4
53
Dilihat dari nilai koefisien regresi menunjukkan bahwa variabel presensi mempunyai nilai positif 0,829, dengan demikian apabila presensi pegawai meningkat maka akan menyebabkan peningkatan prestasi kerja. Sedangkan untuk variabel kualitas kerja mempunyai nilai koefisien regresi negatif 0,159. Hal ini menunjukkan jika kualitas kerja pegawai meningkat akan menyebabkan penurunan prestasi kerja. Apabila kualitas kerja pegawai rendah berarti menunjukkan bahwa mutu dan ketepatan pegawai dalam melaksanakan pekerjaan yang dibebankan kepadanya belum dilaksanakan dengan baik. Hal ini ditandai dengan masih banyak yang sering menunda pekerjaan dan sering melakukan kesalahan dalam melaksanakan tugas yang diberikan. Pada variabel kemampuan kerja mempunyai nilai koefisien regresi positif 0,381. Hal ini menunjukkan bila kemampuan kerja pegawai ditingkatkan akan menyebabkan peningkatan prestasi kerja. Dengan adanya peningkatan kemampuan kerja menunjukkan bahwa pegawai memiliki ketrampilan dan penguasaan atas teknis pelaksanaan tugas yang diberikan atasan. Pada variabel potensi mempunyai nilai koefisien regresi positif 0,717. Hal ini menunjukkan bila potensi pegawai meningkat akan menyebabkan peningkatan prestasi kerja. Potensi merupakan kemampuan pegawai untuk bekerja secara proaktif dan inovatif serta dipengaruhi dengan lingkungan kerja yang berteknologi maka mengharuskan pegawai untuk beradaptasi dengan peralatan dan tugas yang yang berbasis teknologi.
54
Menurut Bycio (dalam Ruky : 2002) ketidakhadiran dapat mengakibatkan rendahnya prestasi kerja seseorang. Selain itu Goodman dan Atkin (dalam Ruky : 2002) berpendapat bahwa hubungan antara ketidahadiran dengan kinerja karyawan juga dipengaruhi oleh kerumitan pekerjaan bagi mereka yang memiliki kemampuan yang rendah, dan ketidakhadiran dapat mengakibatkan menurunnya prestasi kerja dibandingkan dengan mereka yang memiliki kemampuan yang lebih tinggi. Dengan demikian presensi, kemampuan kerja dan potensi mempunyai terhadap prestasi kerja. Prestasi kerja sebagai hasil kerja berasal dari adanya perilaku kerja dan lingkungan kerja tertentu yang kondusif. Dengan demikian penelitian ini dalam dilanjutkan dengan membuat suatu model penentuan insentif yang didasarkan atas presensi berdasarkan prestasi kerja dengan menggunakan pendekatan sistem database.
6.2. Model Penentuan Insentif Berbasis Prestasi Kerja dengan Pendekatan Sistem Database Dari analisa secara statistik diperoleh persamaan regresi linier, dimana masing-masing variable mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap prestasi kerja. Namun dalam proses penelitian lebih lanjut yaitu dalam pembuatan database, variable kemampuan kerja dan potensi belum dapat masuk ke dalam model pengembangan karena belum ada data tentang penilaian kemampuan kerja dan potensi karyawan di lokasi penelitian. Sedangkan untuk data presensi dapat diperoleh dari mesin absensi sidik jari. Oleh karena itu dalam pengembangan
55
model penentuan insentif hanya menggunakan presensi sebagai variable yang mempengaruhi prestasi kerja, sehingga dilakukan uji statistik untuk mengetahui pengaruh presensi terhadap prestasi kerja. Dari pengolahan data statistik dihasilkan suatu persamaan regresi linear dimana terdapat pengaruh parsial antara presensi dengan prestasi kerja. Dengan tingkat signifikan uji t pada variabel presensi sebesar 0,013 menunjukkan bahwa presensi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap prestasi kerja. Adapun persamaan regresi linear adalah sebagai berikut : Y = 1,247 + 1,692X1 Persamaan regresi tersebut akan dipakai sebagai model perumusan dalam penilaian prestasi kerja. Sedangkan perumusan penentuan insentif menggunakan teori Long (1998:185) bahwa insentif merupakan bagian dari upah berdasarkan kinerja (performance pay) yang diberikan dalam bentuk uang dan ditetapkan berdasarkan prestasi kerja. Dalam menerapkan sistem insentif diperlukan standarstandar yang menentukan titik tolak dimana seorang karyawan akan mulai memperoleh penghargaan berbentuk insentif (Ruky : 2002). Didalam penelitian ini, peneliti memakai SK Rektor nomor .3106.1/K03/KU/2003 sebagai standar dalam perhitungan insentif. Adapun rumus perhitungan insentif adalah sebagai berikut : Insentif = prestasi kerja (Y) x insentif pokok Dalam merancang suatu program database, dibuat terlebih dulu model program (flowchart). Hal ini bertujuan untuk mempermudah dalam proses pembuatan softwarenya.
56
Start
Nip, Nama, Golongan, Unit Hari masuk kerja = P Hari dlm bln = H X = P/H Y = 1,247 + (1,692 * X)
Gol I ?
Y
Pokok = 55.000
T Gol II ?
Y Pokok = 55.000
T Gol III ?
Y
Pokok = 64.700
T Gol IV
Pokok = 64.700 Insentif = Y * Pokok Cetak insentif
End
Gambar 6.1 : Diagram Alir Sistem Penentuan Insentif
57
Diagram alir diatas menggambarkan prosedur perhitungan insentif pegawai. Dimulai dengan mengidentifikasi nip, nama pegawai, golongan pegawai dan unit kerja. Kemudian memasukkan jumlah hari masuk kerja (P) dan jumlah hari kerja dalam bulan (H), maka program akan memproses besar variabel presensi (X), dimana X = P/H. Dalam perhitungan presensi (X), data hari masuk kerja (P) dihitung berdasarkan hari, sehingga apabila terdapat kelebihan jam kerja tidak diperhitungkan dalam program. Kelebihan jam kerja diatur dalam ketentuan tersendiri yang dinamakan lembur. Setelah itu dilanjutkan dengan memproses dalam fungsi Y (prestasi kerja). Sebelum melanjutkan dalam proses perhitungan besar insentif, program akan memfilter lebih dulu golongan dari pegawai apakah termasuk dalam golongan I, II, III atau IV. Hal ini disebabkan besar insentif pokok tiap golongan berbeda. Setelah itu dilanjutkan dalam proses perhitungan besar insentif pegawai yang diterima setiap bulannya.
6.2.1. Perencanaan Database Dalam perencanaan database ini menggunakan Ms Access sebagai salah satu program aplikasi basis data yang dapat digunakan untuk merancang, membuat dan mengelola database. Pada perencanaan database dibuat lebih dulu struktur basis data dengan membuat field-field untuk beberapa tabel yang diperlukan menggunakan Ms Access, sedangkan pembuatan form dan proses kalkulasi menggunakan program Delphi versi 6. Tabel-tabel yang digunakan dalam pembuatan database ini meliputi : 1. Tabel Karyawan (tkaryawan)
58
Terdiri dari field nip, nama, tempat_lahir, tanggal_lahir, alamat, ID_Gol, ID_Nip. Tabel ini berisi data-data mengenai identitas pegawai. 2. Tabel Golongan (tgolongan) Terdiri dari field ID_Gol, golongan, insentif pokok. Tabel ini berisi data-data mengenai jumlah insentif pokok yang telah ditetapkan oleh rektor. 3. Tabel Absen (tabsen) Terdiri dari field nip, masuk, bulan, tahun. Tabel ini berisi data-data mengenai jumlah presensi (kehadiran) pegawai. 4. Tabel Hari Kerja (tkerja) Terdiri dari field bulan, tahun, hari_kerja. Tabel ini berisi data-data mengenai jumlah hari kerja dalam satu bulan. 5. Tabel Unit (tunit) Terdiri dari ID_Unit, unit. Tabel ini berisi data-data mengenai unit-unit yang ada di ITS. 6. Tabel Rekapitulasi (dfrekap) Terdiri dari field dfnip, dfunit, dfinsentif. Tabel ini berisi data-data mengenai hasil kalkulasi insentif yang diterima setiap bulannya. Untuk memproses dan mengkalkulasi hasil entry presensi, dilakukan permograman menggunakan Delphi versi 6 dengan tujuan untuk mempermudah user (operator) dalam mengoperasikan database ini dan untuk memperindah tampilan. Dalam proses kalkulasi ini, program akan melakukan penghitungann sesuai dengan rumus pemodelan yang telah dihasilkan dari analisa statistik dan
59
menghitung besar insentif yang diterima setiap bulannya sesuai dengan golongannya (listing program terdapat pada lampiran). 6.2.2. Pengujian Database Pengujian database dilakukan melalui tahap-tahap sesuai dengan alur kerja sebagai berikut : 1. Pada tampilan awal setelah running akan menunjukkan gambar sebagai berikut :
Gambar 6.2 : tampilan awal database sistem insentif pegawai
60
2. Tampilan bila toolbar data pegawai ditekan akan keluar tampilan form untuk mencari lebih dulu nip pegawai yang akan diedit. Tampilan form mencari tampak pada gambar 6.3.
Setelah ditemukan nip pegawai yang akan diedit, akan tampil form administrasi data pegawai, seperti pada gambar berikut :
61
Gambar 6.4. Form administrasi pegawai
3. Pada toollbar (menu) presensi pegawai, akan keluar form untuk memilih periode presensi dan memasukkan presensi pegawai selama satu bulan. Tampilan menu presensi pegawai tampak seperti pada gambar 6.5
Gambar 6.5. : Form untuk memilih periode presensi
62
Gambar 6.6. : Form memasukkan presensi pegawai
4. Pada toollbar (menu) rekapitulasi insentif, akan keluar form untuk mengkalkulasi insentif dan melakukan proses kalkulasi. Tampilan menu rekapitulasi insentif tampak seperti pada gambar 6.5.
63
Gambar 6.7. : Form Rekapitulasi insentif pegawai
5. Pada proses kalkulasi insentif tersedia fasilitas untuk memasukkan jumlah hari kerja aktif selama satu bulan, dengan menekan menu berkas dan tampilan tampak seperti gambar 6.6.
64
Gambar 6.8.: Form memasukkan total hasri kerja dalam satu bulan
Pada form rekapitulasi terdapat fasilitas preview untuk mengetahui hasil dari pengolahan database, yang dapat ditampilkan seperti pada gambar 6.7.
Gambar 6.9.: Tampilan Hasil Kalkulasi insentif pegawai Hasil dari pengolahan database dapat dicetak untuk diproses lebih lanjut seperti pada lampiran. Pada tampilan awal tersedia juga fasilitas untuk mengedit unit kerja dengan menekan menu berkas seperti tampak pada gambar 6.8. dan mengedit besarnya insentif pokok tiap golongan yang tampak seperti gambar 6.9.
65
Gambar 6.10. : Form untuk mengedit unit kerja
Gambar 6.11.: Form untuk mengedit insentif pokok Aplikasi database sistem insentif ini dibuat bertujuan mempermudah petugas bagian keuangan dalam menghitung insentif yang diterima pegawai setiap bulannya. Didukung dengan sistem presensi sidik jari yang menghasilkan data presensi lebih
66
akurat dan tidak dapat dimanipulasi, maka akan menghasilkan perhitungan insentif yang lebih tepat dan adil sesuai dengan prestasi kerjanya. Dengan adanya sistem penentuan insentif yang didasarkan atas presensi berdasarkan prestasi kerjanya, maka dapat menjadi motivator bagi pegawai untuk aktif masuk kantor dan meningkatkan prestasi kerjanya.