Bab 5 Ringkasan
Jepang dikenal sebagai negara yang kaya akan nilai-nilai kebudayaan yang tinggi. Walaupun Jepang merupakan negara yang maju tetapi masyarakatnya tetap berpegang teguh pada tradisi budaya. Bermacam-macam budaya yang ada di Jepang salah satunya adalah olahraga. Olahraga adalah aktivitas untuk melatih tubuh seseorang, tidak hanya secara jasmani tetapi juga rohani. Olahraga menjadi salah satu pusat perhatian masyarakat di dunia tidak terkecuali masyarakat di Jepang. Olahraga di Jepang pun mengalami perkembangan yang pesat dengan makin banyaknya masyarakat yang antusias menerima dan berpartisipasi dalam olahraga tersebut. Jepang juga mempunyai bermacam-macam jenis olahraga yang sangat terkenal di Jepang sendiri dan bahkan di dunia, yakni sepakbola. Jepang juga mempunyai olahraga khas yang berasal dari negara Jepang itu sendiri yakni jenis olahraga beladiri sumo. Serta bermacam – macam jenis olahraga beladiri, salah satunya ialah karate. Karate (空 手 ) adalah seni bela diri yang berasal dari China. Seni bela diri karate dibawa masuk ke Jepang melalui Pulau Okinawa. Seni bela diri ini pertama kali disebut Tote yang dalam bahasa China berarti tangan China. Pada tahun 1932 karate masuk ke Jepang. Karate adalah sebuah ilmu pengetahuan tentang beladiri dengan tangan kosong atau tanpa senjata. Akan tetapi karate jangan hanya dipandang dengan suatu keterampilan teknik pertarungan semata, karena pada hakikatnya karate memiliki makna jauh melebihi sekadar teknik membela diri. Karate adalah suatu cara
52
menjalankan kehidupan yang tujuannya adalah memberi kemungkinan bagi seseorang agar mampu menyadari daya potensi dirinya. Seorang yang menekuni olahraga karate ini disebut karateka. Terdapat beberapa jenis gaya karate yang utama yaitu: 松濤館 Aliran Shotokan merupakan akumulasi dan standardisasi dari
1. Shotokan
berbagai perguruan karate di Okinawa. 2. Goju-Ryu 剛柔流. adalah sebuah aliran yang memadukan teknik keras dan teknik lembut. 3. Shito-Ryu
糸東流 adalah sebuah aliran yang terkenal dengan keahlian bermain
kata. 4. Wado-Ryu 和道流 adalah sebuah aliran beladiri Jepang yang memiliki teknik kuncian persendian dan lemparan. 5. Kyokushin 極真 adalah aliran yang menganut sistem Budo Karate yakni, dimana praktisi-praktisinya dituntut untuk berani melakukan full-contact kumite, yakni tanpa pelindung. Latihan dasar karate terbagi tiga seperti berikut: 1. Kihon,
(基本)
yaitu latihan teknik-teknik dasar karate seperti teknik
memukul, menendang dan menangkis. 2. Kata,
(型)yaitu latihan jurus atau bunga karate.
53
3. Kumite, (組手)yaitu latihan tanding atau sparring. Latihan karate dilakukan di sebuah tempat latihan yang bernama doujyou ( 道場)
atau yang sering disebut juga dengan dojo. Dojo(道場)ialah sebuah ruang latihan, tempat latihan yang diperlakukan dengan hormat, tempat untuk penyempurnaan jiwa dan raga. Dojo juga berarti tempat suci di mana kita harus melepas alas kaki yang dianggap kotor atau tidak suci, ketika memasuki area dojo. Memandang dojo sebagai tempat suci ini merupakan sikap mendasar ketika kita mempelajari karate. Di dalam olahraga karate terdapat berbagai tingkatan dari tingkat pemula sampai tingkat akhir. Hal ini ditunjukan oleh warna sabuk yang melekat di mereka. Dimulai dari sabuk yang berwarna putih yakni sebagai tingkat pertama atau pemula, hingga sabuk yang berwarna hitam atau dapat dikatakan tingkatan paling atas atau mahir. Sudah sejak berabad – abad yang lalu berbagai kebudayaan asing masuk ke Jepang. Semua kebudayaan asing tersebut ditolak oleh kerajaan Jepang. Semua kebudayaan asing tersebut ditampung oleh para intelektual yang umumnya adalah para bangsawan Jepang untuk dipelajari dan dilakukan penyesuain – penyesuaian yang ketat dan panjang, kemudian disosialisasikan kepada masyarakat Jepang. Sebagian dari kebudayaan asing tersebut adalah ajaran agama Budha. Perpaduan antara kepercayaan, ilmu administrasi, dan perang diimpor dan disesuaikan dengan kehidupan serta kebiasaan mereka. Masuknya agama Budha ke Jepang diawali pada waktu datangnya delegasi politik dari Korea (538). Diantara hadiah-hadiah yang diberikan kepada kaisar yang berupa patung Buddha dari perunggu beberapa sutra benda-benda religi dan sehelai surat yang
54
memuji Dharma. Setelah itu hadiah-hadiah tersebut diterima dan dibangunlah sebuah kuil untuk menaruh benda-benda tadi. Budha Jepang dapat dianggap sebagai salah satu bawaan dari China. Setelah berabad-abad, dimulai dari awal tahun 500, baik rakyat biasa yang menjadi pengikut setia dan biksu-biksu, melakukan perjalanan ke tanah daratan dan membawa kembali sedikit demi sedikit ajaran agama Budha lalu mempraktekannya dengan tradisi budaya China lainnya. Ada tiga kharakteristik mengenai kedatangan agama Budha ke Jepang, pertama, agama Budha tidak masuk ke Jepang dalam tingkat yang popular tetapi hanya diterima oleh anggota pejabat kekaisaran kemudian disebarkan di negara itu dari kekaisaran ke rakyat. Ditekankan penghormatan kepada para penemu aliran-aliran kepercayaan, dan sebagian besar sekte-sekte itu mempertahankan hubungan erat dengan para penguasa pemerintah pusat pada waktunya. Kedua, Budha sering diasosiasikan dengan kekuatan gaib, dan dipakai oleh istana sebagai cara untuk mencegah atau menyembuhkan penyakit, membawa hujan, dan panen yang besar. Ketiga, Budha tidak menggantikan Tuhan yang asli tetapi selalu mengakui keberadaan dan kekuatan mereka. Hal ini mengarah pada pencampuran agama Shinto-Budha, dimana seringkali kami ( 神 ) dianggap sebagai manifestasi dari Budha. Hal ini merupakan ciri khas agama Budha yang menyukai keserasian untuk berpadu dengan kepercayaan-kepercayaan pribumi. Agama Budha tidak berdasarkan keyakinan membuta terhadap apa yang tertulis dalam buku, betapapun suci nya atau terhadap apa yang dikhotbahkan oleh guru, bahkan oleh Sang Budha sendiri tetapi berdasarkan pengertian ( ruas pertama dari “jalan arya beruas delapan” ) yang dicapai oleh seseorang melalui penalaran,
55
mempelajari ajaran dengan kesalehan yang sungguh, meditasi, dan pelaksanaan prinsip dasar etika mengenai keakuan dan kasih sayang. Didalam agama Budha terdapat konsep ajaran ”“jalan arya beruas delapan””. Delapan ruas jalan kemuliaan yang ditemukan oleh sang Budha adalah salah satu jalan untuk melenyapkan penderitaan dan menuju nirvana ( surga ). Jalan ini menghindari penyiksaan diri yang berlebihan yang mana dapat melemahkan intelektual seseorang dan pemanjaan diri berlebihan yang dapat memperlambat kemajuan spiritual seseorang. Delapan ruas jalan kemuliaan tersebut terdiri dari pandangan benar, pikiran benar, perkataan benar, perbuatan benar, mata pencaharian benar, usaha benar, kesadaraan benar dan konsentrasi benar. Pandangan benar adalah pengetahuan mengenai usaha untuk memahami diri sendiri sebagaimana adanya. pandangan benar di sini ialah kita harus lebih dalam lagi mengenal diri kita sendiri, seperti kita mempunyai sesuatu kelebihan yang dapat kita pergunakan dengan baik di dalam kehidupan sehari – hari atau bahkan kita mempunyai kekurangan yang suatu saat nanti dapat merugikan diri sendiri. Jika kita dapat lebih dalam lagi mengetahui dan mengenal kelebihan maupun kekurangan yang terdapat dalam diri kita sendiri. Maka kita dapat mengatasi kekurangan kita itu dengan merubahnya, bukan untuk menjadikan alasan bahwa kekurangan kita itu membuat kita lemah. Oleh karena itu untuk merubah kekurangan tersebut kita harus melakukan latihan dengan sungguh – sungguh dan teratur, sehingga seseorang secara bertahap akan menjadi lebih kuat. Keinginan untuk mengalahkan semua kekurangan yang dimiliki sesorang akan mendapat kekuatan untuk mengubah kekurangan menjadi kekuatan itu sendiri.
56
Di dalam ajaran Budha konsentrasi berarti meditasi dengan cara memusatkan pikiran. Meditasi mempunyai arti proses yang dilakukan dengan memfokuskan obyek utama secara tetap. Berdasarkan konsep ajaran Budha tersebut yakni bila seseorang yang belajar karate diharuskan untuk memfokuskan diri dalam setiap melakukan latihan, tidak diperbolehkan bercanda yang akan mengakibatkan kurang konsentrasi atau melakukan kesalahan gerakan karate. Dalam berlatih karate khususnya di dalam dojo para murid selain dituntut untuk penuh konsentrasi mereka juga dituntut untuk bertingkah laku serta betutur kata yang baik dan sopan. Dalam ajaran agama Budha yakni konsep perkataan benar, juga melarang kita untuk bertutur kata yang kotor dan menghina. Semua yang berkaitan dengan mengatakan sesuatu yang tidak benar, mencaci maki, kata-kata yang kasar dan kotor. Di dalam konsep ajaran agama Budha kesadaran benar mempunyai arti yaitu kesadaran untuk menjaga agar kita memusatkan perhatian pada empat dasar kesadaran, yaitu pada butir pertama yakni tubuh kita yang kotor dan tidak murni. Kita harus selalu rajin membersihkan diri baik kebersihan luar maupun dalam. Dalam berlatih karate murid-murid yang berlatih harus membantu membersihkan dojo setelah selesai latihan. Secara umum para murid tersebut harus selalu ikut menjaga dojo mereka sebagai tempat yang khusus dan yang disayangi. Hal ini bertujuan untuk mendidik murid – murid dalam menumbuhkan kepekaan dan kesadaraan tidak hanya tubuh yang harus bersih, tetapi juga pakaian yang dipakai serta kebersihan di dalam dojo. Usaha benar adalah suatu ajaran yang mengajarkan agar kita berusaha untuk tidak memulai suatu permasalahan yang tidak perlu. Usaha benar memilki empat ruas yaitu :
57
pertama, untuk suatu kejahatan yang tidak muncul biarlah tidak muncul. Maksud dari kalimat tadi ialah agar kita jangan memulai suatu permasalahan yang sebelumnya tidak ada lalu menjadi ada. Sebisa mungkin janganlah memulai suatu permasalahan terlebih dahulu. Kedua, untuk kejahatan yang muncul biarlah lenyap. Maksud dari kalimat tersebut ialah, walaupun suatu masalah itu telah muncul sebisa mungkin kita untuk menghindarinya sehingga tidak menjadi suatu permasalahan yang besar. Ketiga, untuk kebaikan yang tidak muncul biarlah muncul. Maksudnya ialah kita harus memulai suatu perbuatan dengan perbuatan yang baik. Keempat, untuk kebaikan yang muncul biarlah berlanjut. Maksudnya ialah, kita harus melanjutkan perbuatan yang baik dan sebisa mungkin menghindari hal-hal yang buruk dari luar. Seseorang karateka dapat menjalankan seluruh kehidupannya dengan tenteram dan damai serta tidak perlu menghadapi pertarungan yang tidak dapat dihindarkan. Seorang karateka harus sebisa mungkin menghindari diri dari sebuah pertarungan jika bisa diselesaikan tanpa kekerasan. Dalam karate, kita selalu diingatkan bahwa musuh yang sesungguhnya adalah diri kita sendiri. Maksudnya adalah musuh atau gangguan terbesar ialah hawa napsu dari diri kita sendiri. Seperti nafsu ingin membunuh. Sesuai dalam konsep Budha yakni konsep pikiran benar. dengan latihan karate, kita dapat menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan kita untuk berpikir secara benar. Sesuai dengan konsep Budha yakni perbuatan benar. Dimana seseorang dengan berlatih karate dapat menumbuhkan sikap rendah hati dan dapat melakukan perbuatan benar seperti membela yang lemah dan dapat menjaga diri. Sehingga di dalam ajaran
58
karate kita dituntut untuk berkelakuan baik antar sesama, dan sebisa mungkin untuk menahan segala rasa amarah serta menyelesaikan masalah dengan cara yang baik.
59