BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem Untuk mengimplementasikan Nagios dan MRTG agar Network Monitoring system ini dapat berjalan dengan baik. Berikut merupakan spesifikasi hardware dan software yang ada pada server:
4.1.1 Spesifikasi Server Hardware :
Processor : Intel pentium 4.
RAM : 4 GB.
Software :
Sistem Operasi : Ubuntu server v12.04 LTS.
4.2 Instalasi Network Monitoring System Dalam melakukan instalasi, tools yang diinstall terlebih dahulu adalah MRTG yang kemudian dilanjutkan dengan penginstalasian Nagios beserta modul atau paket software pendukung masing-masing tools.
48
49 4.2.1 Instalasi MRTG 1. Penginstalan SNMPD (SNMP daemon) dapat dilakukan dengan menggunakan command seperti di bawah ini pada terminal Ubuntu.
Gambar 4.1 install snmpd
2. Untuk mendapatkan aplikasi MRTG dapat dilakukan langsung dengan menggunakan command apt-get install MRTG.
Gambar 4.2 install MRTG 3. Setelah melakukan command pada nomor 2, maka MRTG akan memberikan pilihan seperti yang ditunjukkan di bawah ini. Pilih
, hal ini berarti hak akses untuk read dan write hanya diberikan untuk user yang berwenang.
Gambar 4.3 install MRTG-2
50 4.2.2 Instalasi Nagios Proses instalasi Nagios dimulai dengan melakukan penginstalan modul pendukung. Adapun urutan penginstalasian adalah sebagai berikut: 1. Untuk mendapatkan packages apache versi 2 yang akan digunakan sebagai web server dimana Nagios akan ditampilkan dapat menggunakan command seperti berikut.
Gambar 4.4 install apache 2. Setelah instalasi apache berhasil kemudian dapat dilanjutkan dengan mendapatkan packages dan melakukan instalasi PHP dengan command berikut.
Gambar 4.5 install PHP 3. Command
apt-get
install
Build-essential
digunakan
untuk
mendapatkan dan menginstalasi GCC compiler. GCC compiler diperlukan untuk menyusun (compile) beberapa plug-in.
Gambar 4.6 install GCC compiler
51 4. Command libgd2-xpm-dev diatas digunakan untuk mendapatkan dan menginstalasi GD library. GD library diperlukan untuk menghasilkan gambar grafik dan status map.
Gambar 4.7 install GD library 5. Setelah semua modul pendukung berhasil terinstall maka tahap selanjutnya adalah melakukan instalasi Nagios. Versi Nagios yang dipergunakan pada saat melakukan skripsi ini merupakan Nagios core versi 3.2.3. Nagios dapat di-download secara gratis melalui website resminya yaitu www.nagios.org atau dapat menggunakan command wget pada terminal Ubuntu untuk cara cepat mendapatkan Nagios.
Gambar 4.8 Download Nagios 6. Setelah mendapatkan file Nagios dalam bentuk tar.gz selanjutnya adalah mendapatkan file yang berisi plugin-plugin untuk Nagios. File Nagios plugin dapat diperoleh dengan mengetikkan command seperti berikut.
52
Gambar 4.9 Download Nagios plugin
7. Setelah mendapatkan semua file kemudian lakukan ekstrak pada file yang terletak dalam folder downloads dengan cara mengetikkan command tar xzf nagios-3.2.3.tar.gz untuk file Nagios dan tar xzf nagios-plugins-1.4.11.tar.gz untuk melakukan ekstrak file Nagios plug-in. Setelah berhasil melakukan ekstraksi pastikan file tersebut sudah ada dalam folder.
Gambar 4.10 Folder Nagios
8. Tahap berikutnya adalah masuk ke dalam folder nagios-3.2.3 dan mengetik command ./configure seperti gambar 4.11. Perintah ini digunakan untuk menjalankan proses instalasi.
53
Gambar 4.11 instal Nagios 1 9. Proses yang sama dilakukan pada folder nagios-plugins-1.4.1.11 dan mengetikkan command ./configure untuk menjalankan proses instalasi.
Gambar 4.12 Install Nagios 2
54 10. Tahap selanjutnya adalah membuat akun Nagiosadmin dan password untuk login pada web interface Nagios.
Gambar 4.13 Akun dan password Nagios
4.3 Prosedur Operasional Setelah melakukan prosedur instalasi NMS (Network Monitoring System), maka Nagios sudah dapat diakses dan digunakan melalui web browser. Banyak sekali fitur pada Nagios namum keseluruhan fitur tersebut tidak dipergunakan semuanya. Fitur yang digunakan pada skripsi ini hanya berfokus pada fitur yang dapat memantau perangkat jaringan dan memantau penggunaan bandwidth dari masing-masing perangkat baik menggunakan Nagios dan MRTG sesuai dengan ruang lingkup yang telah ditentukan.
4.3.1 Konfigurasi Nagios 1. Berikut merupakan tampilan awal dari Nagios Core 3.2.3. Nagios dapat diakses melalui web browser dengan mengetikkan http://localhost/nagios pada browser.
55
Gambar 4.14 Halaman awal Nagios
Pada halaman awal Nagios tampilan menu berada pada sebelah kiri. Tampilan menu pada Nagios terbagi menjadi 4 bagian: General, Current Status, Reports dan System. Perangkat yang akan dipantau atau dimonitor terdapat pada submenu Host dan Service. Submenu Host akan menampilkan seluruh Host yang dipantau dan menampilkan informasi yang berkaitan dengan perangkat seperti status perangkat jaringan, informasi lifetime dari perangkat jaringan dan sebagainya. Submenu service akan menampilkan status packet loss, penggunaan bandwidth dan status port yang terhubung.
56 2. Untuk menambahkan Host dalam Nagios, konfigurasi dilakukan secara manual dengan memasukkan alamat IP dari perangkat melalui file konfigurasi yang terdapat dalam Nagios. File konfigurasi dapat dibuka dengan melakukan perintah sebagai berikut:
Gambar 4.15 File Konfigurasi Nagios Gambar di atas menunjukkan file konfigurasi yang dibuka berada dalam folder usr, local, Nagios, etc, objects. Berikut merupakan tampilan yang terdapat di dalam file konfigurasi switch.cfg.
Gambar 4.16 File switch.cfg
57 Di dalam file ini terdapat parameter address untuk mengisi alamat IP dari perangkat, host_name sebagai nama host, allias (nama lain dari host) dan hostgroup untuk membuat group. 3. Pada file switch.cfg terdapat juga template untuk menentukan service apa saja yang akan dimonitor oleh Nagios. Untuk memonitor perangkat keras switch, konfigurasi untuk service juga dilakukan secara manual. services akan memonitor status packet loss, traffic rate atau bandwidth dan link status atau status port. Berikut adalah gambar dari file konfigurasi untuk mendefinisikan service.
Gambar 4.17 Service Switch.cfg
58 •
Service yang pertama adalah check_ping dengan parameter 200.0.20% dan 600.0,60%. Parameter service ini mendefinisikan jika packet loss yang diterima lebih kecil dari 20% maka hal ini menunjukkan bahwa keadaan perangkat jaringan dalam keadaan baik dan Nagios akan menampilkan status OK, jika packet loss yang terjadi di antara 20%-60%, Nagios akan menampilkan status WARNING dan jika packet loss yang terjadi lebih besar dari 60% Nagios akan menampilkan status CRITICAL.
•
Service yang kedua adalah check_SNMP dengan parameter –C public dan –o ifOperStatus –r 1. Parameter –C public menyatakan nama community string dari perangkat yaitu public sedangkan –o ifOperStatus.24 –r 1 menyatakan operasional status port 24, -r 1 menyatakan return nilai 1 jika port dalam kondisi aktif.
•
Service yang ketiga adalah memonitor pemakaian bandwidth pada masing-masing port yang sedang aktif. check_local_mrtgtraf merupakan
plug-in
yang
digunakan,
parameter
/var/www/mrtg/172.16.5.1_21.log merupakan path atau letak folder dimana Nagios mengambil data berupa log yang telah tersimpan sebelumnya di dalam folder MRTG. Parameter selanjutnya
adalah
AVG!819200,819200!1228800,1228800
menyatakan bahwa batas maksimum rata-rata penggunaan bandwidth adalah 800KB untuk in traffic dan 1.2MB untuk out
59 traffic yang di tulis dalam satuan byte, jika melebihi batas maka status akan menajadi WARNING.
4.3.2 Konfigurasi MRTG Untuk dapat mengakses halaman MRTG dari perangkat yang akan dimonitor, maka sebelumnya harus dilakukan konfigurasi untuk MRTG. Proses pembuatan MRTG dijelaskan sebagai berikut: 1. File MRTG dapat dibuat dengan mengetikkan perintah seperti berikut dalam terminal Ubuntu sebagai root.
Gambar 4.18 Konfigurasi MRTG 1 Perintah di atas digunakan untuk membuat file konfigurasi MRTG yang akan disimpan dalam bentuk mrtg.cfg sesuai dengan alamat ip dari perangkat. 2. Selanjutnya adalah membuat file HTML dimana grafik akan ditampilkan berdasarkan file konfigurasi dari mrtg.cfg yang telah dibuat sebelumnya.
Gambar 4.19 Konfigurasi MRTG 2
60 3. Tahap terakhir adalah melakukan penyesuaian sistem pada Ubuntu dengan melakukan perintah seperti berikut:
Gambar 4.20 Konfigurasi MRTG 3
4.4 Hasil dan Evaluasi Setelah melakukan prosedur instalasi dan melakukan konfigurasi untuk masingmasing perangkat jaringan, maka didapatkan hasil data monitoring perangkat-perangkat jaringan menggunakan Nagios dan MRTG. Berikut merupakan beberapa hasil gambar setelah pemonitoran:
61
Gambar 4.21 Host Nagios
62 Gambar di atas merupakan tampilan untuk seluruh host yang dimonitor dengan menggunakan Nagios. Pada bagian Host terdapat 3 jenis status yang mendefinisikan kondisi perangkat jaringan yaitu UP, DOWN dan UNREACHABLE. Status UP menyatakan kondisi perangkat yang dimonitor dalam keadaan aktif, status DOWN menyatakan kondisi perangkat jaringan dalam keadaan tidak aktif sedangkan status UNREACHABLE menyatakan kondisi perangkat sedang mengalami gangguan. Berdasarkan dari data yang diperoleh, didapati tidak semua perangkat jaringan aktif pada waktu yang bersamaan. Dari 40 host yang telah dimonitor, 12 host tidak aktif atau mengalami gangguan pada saat proses monitoring dilakukan yaitu pada tanggal 14 Januari pukul 10.00 – 16.00. Berikut merupakan beberapa hasil gambar monitoring host beserta dengan service yang ditangani :
63
Gambar 4.22 Host Service (1)
64
Gambar 4.23 Host Service (2) Gambar 4.22 dan 4.23 merupakan keadaan service yang dimonitor untuk setiap host. Setiap host yang aktif akan memonitor status ping, jumlah pemakaian bandwidth pada setiap port, keadaan jaringan setiap port yang sedang aktif dan uptime atau waktu
65 hidup dari perangkat. Terdapat 4 jenis status pada halaman host service yaitu OK, WARNING, CRITICAL dan UNKNOWN. Status OK menyatakan service yang dimonior berjalan dengan baik, status CRITICAL menyatakan service yang dimonitor mengalami gangguan dalam mengambil informasi dari perangkat, status WARNING menyatakan bahwa service yang dimonitor dalam hal ini adalah penggunaan bandwidth pada perangkat mencapai batas yang telah ditentukan sebelumnya sedangkan status UNKNOWN menyatakan bahwa Nagios tidak dapat mengambil informasi dari perangkat karena perangkat tidak terhubung atau sedang mengalami gangguan. Berdasarkan gambar 4.22 dan 4.23 dapat terlihat bahwa terdapat 28 perangkat switch yang aktif serta service yang berjalan dengan baik dan 12 perangkat switch yang mengalami gangguan sehingga tidak dapat beroperasi dengan baik. Data penggunaan bandwidth pada Nagios ditampilkan dalam bentuk angka yang dihitung berdasarkan rata-rata penggunaan bandwidth pada saat perangkat tersebut dimonitor. Hasil pemonitoran menunjukkan pengunaan state yang berbeda pula, berikut merupakan jumlah state yang terjadi pada saat pemonitoran dilakukan sebagai berikut : Tabel 4.1 Tabel Jumlah Status State
Total
OK
108
WARNING
0
CRITICAL
7
UNKNOWN
17
66 Untuk dapat melihat perkembangan penggunaan bandwidth setiap minggunya dalam bentuk grafik maka user dapat mengakses gambar grafik tersebut melalui http://localhost/mrtg. Berikut merupakan beberapa data hasil monitoring yang ditampilkan melalui MRTG:
Gambar 4.24 Grafik MRTG (1)
67
Gambar 4.25 Grafik MRTG (2) Gambar 4.24 dan 4.25 menunjukkan aktivitas penggunaan bandwidth pada masing-masing divisi yaitu B2TE, B2TKS, BIODIESEL, BIOTEK, BIT, BTL, BTMP, LAGG, LAPTIAP, STP, TIR/BR dan UPTHB. Pada absis (koordiant sumbu x) menunjukkan besaran waktu dalam satu hari sedangkan pada ordinat (koordiant sumbu y) menunjukkan besaran dari penggunaan bandwidth dengan satuan byte per detik. Dalam grafik ini, dapat dilihat penggunaan bandwidth baik inbound maupun outbound. Grafik inbound (proses download) dilambangkan dengan kurva berwarna hijau sedangkan untuk grafik outbound (proses upload) dilambangkan dengan kurva berwarna biru. Garis berwarna merah pada grafik menentukan batas periode, dalam grafik ini adalah batas minggu. Pada gambar 4.24 dan 4.25 dapat disimpulkan bahwa dari 12 divisi ini penggunaan bandwidth terbesar selama satu minggu terjadi pada divisi TIR/BR dengan maksimum penggunaan bandwidth sebesar 3500 kB per detik pada hari kamis
68 dan penggunaan untuk bandwidth terkecil terjadi pada divisi BTMP dengan bandwidth maksimum sebesar 124 KB per detik pada hari senin. Berdasarkan gambar grafik 4.24 dan 4.25 dapat disimpulkan pemakaian bandwidth maksimum pada masing-masing divisi selama 5 hari sebagai berikut:
69
70 Berdasarkan pada hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa NMS sudah dapat berjalan dengan baik dan dapat menghasilkan informasi untuk pemakaian bandwidth, selain itu diperoleh kesimpulan berdasarkan tabel 4.2 yaitu bahwa penggunaan bandwidth terbesar dari tanggal 27 maret – 2 April untuk upload terjadi pada hari kamis sebesar 3600kBps oleh divisi TIR/BR, sedangkan untuk download pada hari senin sebesar 1880 kBps oleh divisi TIR/BR. Penggunaan bandwidth terbesar untuk setiap harinya selama periode 27 Maret – 2 April adalah sebagai berikut : Senin : Download terbesar oleh divisi TIR/BR sebesar 1880 kBps. Upload terbesar oleh divisi LAGG sebesar 1520 kBps. Selasa : Download terbesar oleh divisi TIR/BR sebesar 1700 kBps. Upload terbesar oleh divisi TIR/BR sebesar 1700 kBps. Rabu : Download terbesar oleh divisi TIR/BR sebesar 1800 kBps. Upload terbesar oleh divisi TIR/BR sebesar 1870 kBps. kamis : Download terbesar oleh divisi LAGG sebesar 1600 kBps.
71 Upload terbesar oleh divisi TIR/BR sebesar 3600 kBps. jumat : Download terbesar oleh divisi STP sebesar 370 kBps. Upload terbesar oleh divisi STP sebesar 285 kBps.