BAB 4
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
4.1 Spesifikasi Sistem Spesifikasi sistem dalam penelitian ini terbagi menjadi 2 yaitu untuk hardware dan software. Berikut adalah spesifikasi-spesifikasi yang terdapat di dalam sistem :
4.1.1 Spesifikasi Hardware Perancangan sistem monitoring proyektor dan komputer secara terpusat yang dibuat menggunakan perangkat keras : •
2 buah modul master dan 4 buah modul kelas, dimana 1 modul master dapat mengendalikan hingga 255 buah modul kelas
•
Microcontroller AVR162 sebagai pusat pengendali modul master dan modul kelas
•
TCP/IP to Serial Gateway (Wiznet)
•
Tegangan catu daya yang digunakan di sistem menggunakan tegangan DC +9V dengan arus 1.25 Ampere
103
104
•
IC MAX232 digunakan untuk komunikasi serial antara modul master dan Wiznet serta antara modul kelas dengan komputer dan proyektor
•
IC MAX485 digunakan untuk komunikasi serial antara modul master dengan modul kelas
•
1 buah Kabel UTP cross yang digunakan untuk menghubungkan komputer pusat modul Wiznet
•
2 buah kabel UTP straight yang digunakan untuk menghubungkan modul master ke modul kelas
•
Kabel serial 2x2 buah untuk menghubungkan masing-masing modul kelas ke komputer dan proyektor
•
Proyektor yang digunakan untuk percobaan adalah Panasonic dan Sanyo yang memiliki console port. Untuk command, yang digunakan adalah : Tabel 4.1 Command Proyektor Panasonic dan Sanyo
Proyektor Panasonic Sanyo
Command On PON C00
Command Off POF C01
Power Status QPW CR0
Lamp Status Q$L CR3
105
Spesifikasi komponen yang digunakan dalam sistem hardware adalah : Tabel 4.2 Spesifikasi Hardware Modul Master No 1 2 3
Nama Komponen Microcontroller Kristal Kapasitor
4 5 6
Regulator IC RS-485 IC RS-232
7 8
LED Resistor
9 10 11
Push buttton R-pack Dip Switch
Tipe/Nilai AVR162 4.096 MHz 1µF/ 50 V
Jumlah 1 1 9
20pF LM7805 MAX 485 MAX232 MAX3232 Merah 1KΩ 120Ω
2 2 2 1 1 1 2 2 1 1 1
10KΩ
Penamaan Komponen Mega162 XTAL CR1, CR2, CR3, CR4, CR5, CR6, CR7, CR8, CR9 C1,C2 IC5, IC6 IC10 IC3 LED1 R1, R2 R3, R4 RN1 SV1
Tabel 4.3 Spesifikasi Hardware Modul Kelas No 1 2 3
Nama Komponen Microcontroller Kristal Kapasitor
4 5 6 7 8
Regulator IC RS-485 IC RS-232 LED Resistor
9 10 11 12 13 14 15
Push buttton R-pack Dip Switch Dioda Transistor DB-9 Relay
Tipe/Nilai AVR162 4.096 MHz 1µF/ 50 V 20pF LM7805 MAX 485 MAX232 Merah 1KΩ 120Ω 10KΩ IN4007 BC549B
Jumlah 1 1 5 2 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1
Penamaan Komponen Mega162 XTAL CR1, CR2, CR3, CR4, CR5 C1,C2 IC5, IC6 IC10 LED1 R1, R2 R3, R4 RN1 SV1 D2 Q1 X1, X2
106
4.1.2 Spesifikasi Software Dalam sistem ini digunakan software dengan spesifikasi sebagai berikut : •
Program GUI yang digunakan sebagai tampilan untuk user
•
Program Client yang digunakan untuk mengontrol komputer di ruang kelas
•
Sistem operasi Windows XP untuk menjalankan program GUI dan program client
•
.Net Framework yang diperlukan untuk menjalankan program GUI dan program client
•
ICC (Image Craft C-Compiler) yang digunakan untuk melakukan pemrograman ke AVR162 dengan bahasa C
•
EG-SR7150 Configuration Tool yang digunakan untuk melakukan setting terhadap modul Wiznet
107
4.2 Prosedur Operasional Prosedur operasional meliputi prosedur persiapan perangkat keras dan perangkat lunak :
4.2.1 Prosedur Persiapan Perangkat Keras Untuk dapat menjalankan modul perangkat keras sistem maka perlu dilakukan langkah – langkah : •
Menghubungkan catu daya dengan modul master dan modul kelas
•
Menghubungkan kabel UTP cross dari komputer pusat ke modul Wiznet
•
Menghubungkan 2 buah kabel UTP straight dari modul master ke 2 modul kelas
•
Menghubungkan 2 buah kabel serial dari tiap modul kelas ke komputer serta ke proyektor
•
Mengatur alamat modul kelas dengan dip switch
4.2.2 Prosedur Persiapan Perangkat Lunak Sebelum menjalankan perangkat lunak pada sistem ini maka perlu dilakukan langkah – langkah : •
Setting Wiznet dengan menggunakan EG-SR7150 Configuration Tool
108
Gambar 4.1 Setting Wiznet
Langkah – langkahnya yaitu : 1. Tekan tombol ”Search” untuk mencari modul Wiznet yang ada 2. Pilih modul Wiznet dari ”Module list” kemudian semua nilai untuk konfigurasi dimasukkan sesuai dengan gambar di atas 3. Tekan tombol ”Setting” untuk menyimpan konfigurasi tersebut ke modul Wiznet
109
•
Install .Net Framework pada komputer pusat dan komputer kelas agar program GUI dan program client dapat berjalan
•
Jalankan program GUI di komputer pusat dan program client di 2 komputer kelas
4.3 Implementasi Pada tahap ini dilakukan implementasi dengan tujuan untuk mencari response time sistem saat diperiksa status proyektor dan komputernya, pengujian program GUI dan pengujian modul Wiznet. Bagian dari program GUI yang diuji adalah fungsi menyalakan dan mematikan proyektor dan komputer secara automatic (sesuai jadwal) serta fungsi menyalakan dan mematikan proyektor dan komputer secara manual. Untuk pengujian modul Wiznet, yang diuji adalah kemampuan dari modul Wiznet dalam menerima data.
4.3.1 Pengujian Response Time Sistem Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui berapa lama cek status dapat dilakukan, mulai dari pengiriman perintah cek status dari komputer pusat sampai komputer pusat menerima status tersebut. Percobaan ini juga dilakukan untuk membuktikan cakupan jarak dari standar komunikasi RS-485 serta RS-232 yang digunakan. Pada pengujian ini dilakukan perbandingan terhadap sistem automatic polling dan sistem manual polling untuk mengetahui kelebihan dari sistem automatic polling.
110
4.3.1.1 Cek Status pada Sistem Manual Polling Pengujian ini dilakukan dengan mengirim perintah cek status ke satu komputer yaitu dengan perintah ”CHK” dan mengirim cek status ke satu proyektor dengan perintah ”QPW". Pengambilan data dilakukan sebanyak 10 kali dengan jarak modul master ke modul kelas bervariasi yaitu 11 m, 22 m, 33 m, 44 m, dan 55 m. Jarak-jarak ini mencerminkan jarak modul master ke kelas-kelas, dari yang terdekat sampai yang terjauh. Setelah itu dihitung rata-ratanya. Tabel 4.4 Pengukuran Command CHK Komputer Terhadap Jarak
Percobaan ke1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Rata-rata
Response Time Terhadap Jarak (s) 11 m 22 m 33 m 44 m 3.375 3.391 4.297 3.766 3.344 2.786 3.875 3.766 3.344 3.343 3.875 3.781 3.344 3.344 3.875 3.781 2.93 3.344 3.875 3.781 3.344 3.344 3.859 3.797 2.786 3.209 3.765 3.89 3.343 3.344 3.875 3.781 3.757 3.344 3.875 3.609 3.344 3.654 3.875 3.828 3.291 3.31 3.905 3.778
55 m 3.359 3.344 3.875 3.984 3.985 3.875 3.875 3.875 3.875 3.875 3.792
111
Tabel 4.5 Pengukuran Command QPW Proyektor Terhadap Jarak
Percobaan ke1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Rata-rata
11 m 3.219 3.188 3.188 3.172 3.172 3.172 3.172 3.172 3.172 3.172 3.18
Response Time Terhadap Jarak (s) 22 m 33 m 44 m 55 m 3.172 3.187 3.203 3.187 3.171 3.171 3.172 3.172 3.172 4.094 4.203 3.656 3.172 4.093 4.094 3.766 3.172 3.766 4.203 3.672 3.172 4.093 4.203 3.672 3.172 4.203 4.203 3.672 3.172 4.094 4.203 3.703 3.172 3.765 4.094 3.703 4.009 3.766 4.094 3.703 3.256 3.823 3.967 3.591
Dari tabel di atas, rata-rata response time command CHK komputer :
3.291 + 3.310 + 3.905 + 3.778 + 3.792 = 3.615 s 5 Sedangkan untuk rata-rata response time command QPW proyektor : 3.180 + 3.256 + 3.823 + 3.967 + 3.591 = 3.563 s 5 Dari hasil tersebut, rata-rata untuk command komputer dan proyektor pada sistem manual polling adalah : 3.615 + 3.563 = 3.589 s 2
112
4.3.1.2 Cek Status pada Sistem Automatic Polling
Pada percobaan ini program GUI mengirim data dengan isi 0x01 untuk meminta status proyektor dan komputer. Status on / off proyektor, on / off komputer dan lamp time proyektor yang dimiliki oleh modul
kelas akan dikirim ke modul master. Database status pada modul master akan dikirim sekaligus ke komputer pusat hanya dengan sekali pengiriman. Komputer pusat meminta status ini dari modul master setiap 1 menit. Tabel 4.6 Response Time CHK Sistem Automatic Polling Percobaan ke1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Rata-rata
Response Time (s) 14.156 21.943 14.734 11.74 8.281 9.438 17.313 16.297 8.963 12.777 13.56
4.3.2 Pengujian Program GUI
Pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap program GUI. Fungsi yang diuji adalah mematikan atau menyalakan proyektor dan komputer secara
113
automatic dan manual. Pertama program GUI dijalankan dan tampilannya adalah
sebagai berikut :
Gambar 4.2 Tampilan GUI
Sebelum fungsi automatic atau manual diuji, database harus dimasukkan dahulu melalui form-form yang sesuai. Form-form yang harus diisi yaitu :
114
•
Form Lantai
Untuk mengisi form ini, pilih menu Database > Lantai.
Gambar 4.3 Tampilan GUI untuk Form Lantai
Masukkan nomor lantai, alamat IP untuk modul Wiznet dan jumlah kelas di lantai tersebut. Setelah selesai melakukan pengisian, tekan tombol ”Input Data”.
115
•
Form Device
Untuk mengisi form ini, pilih menu Database > Device.
Gambar 4.4 Tampilan GUI untuk Form Device
Masukkan merek proyektor, tipe dan command-command yang dibutuhkan oleh proyektor tersebut untuk melakukan cek status. Masukkan pula start byte dan stop byte untuk proyektor tersebut. Kemudian pilih slot untuk
menyimpannya. Tersedia 8 slot untuk 8 jenis proyektor yang berbeda. Setelah selesai melakukan pengisian, tekan tombol ”Input Data”.
116
•
Form Class
Untuk mengisi form ini, pilih menu Database > Class.
Gambar 4.5 Tampilan GUI untuk Form Class
Pilih nomor lantai dan merek proyektor dengan drop down menu. Nomor lantai dan merek proyektor ini tergantung dari nilai yang diisi di form lantai dan device. Setelah itu masukkan nomor kelas untuk menentukan kelas mana saja yang memakai jenis proyektor tersebut. Pada pengujian ini dilakukan percobaan pada dua kelas sehingga dimasukkan nomor kelas 1 dan 2. Setelah selesai melakukan pengisian, tekan tombol ”Input Data”.
117
Untuk melakukan cek terhadap data-data yang telah dimasukkan dapat dilihat di menu Checking > DataCheck. Tampilannya sebagai berikut :
Gambar 4.6 Tampilan GUI untuk Pengecekan Database
Tampilan ini berisi data-data dari form Lantai, Device, Class dan Jadwal. Tampilan ini dapat digunakan untuk melakukan verifikasi terhadap data yang telah dimasukkan.
4.3.2.1 Automatic
Pada tahap ini diuji output dari program GUI jika diberikan jadwal untuk menyalakan atau mematikan proyektor dan komputer secara automatic. Untuk mengaktifkan fungsi automatic ini maka form jadwal
118
harus diisi terlebih dahulu. Untuk mengisi tabel ini, pilih menu Database> Jadwal.
Gambar 4.7 Tampilan GUI untuk Form Jadwal
Masukkan nomor lantai 1 dan nomor kelas 1 serta 2. Kemudian pilih hari dan shift ke 2. Waktu awal dan waktu akhir akan terisi dengan otomatis sesuai dengan shift. Setelah selesai melakukan pengisian, tekan tombol ”Add”.
119
Pada pukul 11:22:39 tampilan GUI menjadi sebagai berikut :
Gambar 4.8 Tampilan GUI dengan 2 Proyektor Menyala
120
Komputer kelas kemudian dinyalakan agar kemudian dapat dimatikan secara bersamaan dengan proyektor. Pada pukul 11:25:30 tampilan GUI menjadi sebagai berikut :
Gambar 4.9 Tampilan GUI dengan 2 Komputer dan Proyektor Menyala
121
Pada pukul 13:03:32 tampilan GUI menjadi sebagai berikut :
Gambar 4.10 Tampilan GUI Ketika Tidak Ada Jadwal
4.3.2.2 Manual
Pada tahap ini diuji output dari program GUI jika proyektor dan komputer dinyalakan dan dimatikan secara manual. Pada keadaan awal, komputer dan proyektor dalam keadaan off. Untuk menyalakan proyektor kedua ruang kelas secara manual, pertama tekan tombol ”Set OnManual” untuk mengaktifkan fungsi manual dan kemudian click gambar proyektor
122
ruang 101 dan 102. Setelah 2 menit dan 32 detik tampilan GUI menjadi sebagai berikut :
Gambar 4.11 Tampilan GUI Ketika Menghidupkan Proyektor secara Manual
123
Komputer kelas kemudian dinyalakan agar kemudian dapat dimatikan secara bersamaan dengan proyektor. Setelah 2 menit dan 29 detik tampilan GUI menjadi sebagai berikut :
Gambar 4.12 Tampilan GUI Ketika Komputer Dinyalakan Secara Manual
124
Untuk mematikan proyektor dan komputer secara manual, tekan tombol ”Set On Manual” kemudian click gambar proyektor di ruang 101 dan 102. Setelah 2 menit dan 20 detik tampilan GUI menjadi sebagai berikut :
Gambar 4.13 Tampilan GUI Ketika Komputer dan Proyektor Dimatikan secara Manual
4.3.3 Pengujian Modul Wiznet
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan modul Wiznet dalam mengubah data dari LAN menjadi data serial. Pengujian ini dilakukan
125
dengan mengirim data dari LAN ke modul Wiznet dan data ini diubah oleh modul Wiznet menjadi data serial. Kecepatan LAN sebesar 100 Mbps sedangkan pada serial hanya mencapai 9600 bps. Karena itu terdapat kemungkinan bahwa data dari LAN menjadi error pada saat diubah menjadi data serial karena kecepatan LAN jauh lebih tinggi daripada serial. Data dikirim dengan jumlah tertentu dan diukur response time serta error rate-nya. Pengujian dilakukan sampai error rate mencapai 100 %. Tabel 4.7 Pengujian Modul Wiznet Jumlah byte 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000
Response Time 0.1234 0.3703 0.4763 0.5438 0.7485 0.8933 0.935 0.953 1.066 0
Error Rate 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 85.71% 100%
126
4.4 Evaluasi Hasil Percobaan
Pada bagian ini dilakukan analisa terhadap hasil yang telah didapat pada saat implementasi.
4.4.1 Evaluasi Response Time Sistem
Dari hasil pengujian dapat dilihat bahwa untuk pengecekan komputer dan proyektor, sistem automatic polling mempunyai response time yang lebih lama daripada sistem manual polling.
Pada sistem automatic polling, untuk pengecekan lebih dari satu komputer atau proyektor maka komputer pusat tetap hanya perlu melakukan cek ke modul master. Pada sistem manual polling jika ingin dilakukan hal yang sama, maka komputer pusat harus melakukan cek pada setiap komputer di ruang kelas dan juga pada setiap proyektor di ruang kelas.
Dari data di atas, untuk pengecekan 2 kelas, sistem manual polling memerlukan waktu sekitar 3.589 s x 2 x 2 yaitu sebesar 14.356 s. Sedangkan pada sistem automatic polling tetap hanya memerlukan waktu sekitar 13.56 s. Dari hasil ini dapat disimpulkan kalau response time pada sistem automatic polling hampir konstan sedangkan pada sistem manual polling bersifat linear.
Apabila dilakukan cek status pada 10 kelas maka sistem manual polling akan
127
mempunyai response time yang jauh lebih lama daripada sistem automatic polling.
Pada pengujian sistem manual polling, dapat dilihat bahwa untuk setiap penambahan jarak, response time sistem tidak terpengaruh banyak. Hal ini dikarenakan implementasi jarak antara kelas yang memang tidak terlalu berbeda jauh.
Sehingga dapat dikatakan untuk perancangan sistem monitoring LCD
proyektor dan komputer ini, jarak tidak terlalu mempengaruhi response time sistem.
4.4.2 Evaluasi Pengujian Program GUI
Untuk pengujian dengan fungsi automatic, program GUI memerlukan waktu sebesar : Tabel 4.8 Pengujian Program GUI secara Automatic Waktu Ideal Proyektor menyala sesuai jadwal 11:20:00 Komputer kelas dinyalakan 11:22:39 Proyektor dan komputer mati sesuai jadwal 13:00:00 Keterangan
(jam:menit:detik) GUI Berubah Selisih 11:22:39 0:02:39 11:25:30 0:02:21 13:03:02 0:03:02 Rata - Rata 0:02:41
Dari tabel terlihat bahwa dengan fungsi automatic, program GUI memerlukan waktu rata-rata 2 menit dan 41 detik sebelum gambar pada program
128
GUI ter-update. Hal ini dikarenakan delay pada sistem serta delay cek status
sebesar 1 menit dari program GUI. Dibutuhkan lebih dari satu putaran cek status sebelum gambar pada program GUI dapat ter-update.
Untuk pengujian dengan fungsi manual, program GUI memerlukan waktu sebesar : Tabel 4.9 Pengujian Program GUI secara Manual Keterangan Proyektor dinyalakan secara manual Komputer kelas dinyalakan Proyektor dan komputer dimatikan secara manual Rata - Rata
Selisih (jam:menit:detik) 0:02:32 0:02:29 0:02:20 0:02:27
Dari tabel terlihat bahwa dengan fungsi manual, program GUI memerlukan waktu rata-rata 2 menit dan 27 detik sebelum gambar pada program GUI ter-update. Sama halnya pada fungsi automatic, ini dikarenakan delay sistem dan delay cek status program GUI sebesar 1 menit. Dibutuhkan
lebih dari satu putaran cek status sebelum gambar pada program GUI ter-update.
4.4.3 Evaluasi Pengujian Modul Wiznet
Dari hasil pengujian dapat dilihat bahwa apabila data yang dikirimkan sekaligus tidak melebihi 800 byte maka tidak akan terjadi error pada data yang dikirim. Apabila data yang dikirim sebesar 900 byte maka akan terjadi error
129
pengiriman sebesar 85.71% dan apabila dikirimkan 1000 byte data maka terjadi error rate 100%. Sehingga dapat dikatakan bahwa data yang dikirimkan ke
modul Wiznet tidak boleh melebihi 800 byte agar tidak terjadi error pada data yang dikirim.