82 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Sistem elektronik check-in dengan menggunakan jaringan nirkabel yang dirancang akan menggunakan RRAS yang mendukung proses otentikasi. Selain itu dirancang pula suatu aplikasi yang dapat memudahkan user untuk check-in berbasis web browser, halaman web tersebut ditulis dengan menggunakan bahasa ASP.NET dan disimpan pada Web Server Internet Information Services. Agar user dapat dengan mudah mengakses halaman web dengan cara mengetikkan alamat dari web tersebut (bukan IP), diimplementasikan suatu DNS server. Mobile counter yang logon ke sistem penunjang diberikan IP secara dinamis oleh DHCP server, hal ini tentunya dapat memudahkan administrator jaringan dalam menangani IP. Sistem elektronik check-in ini terdiri atas RRAS Server, DNS Server, DHCP Server, dan ASP.NET dengan menggunakan sistem operasi Windows XP, Windows Server 2003, dan Linux Slackware 9. Sebelum implementasi dilakukan pendataan spesifikasi sistem, dan cara penggunaan server dan perangkat lunak. Dilanjutkan dengan evaluasi hasil pengukuran, baik dari coverage jaringan nirkabel di bandara, evaluasi jaringan, perencanaan kapasitas bandwidth, maupun evaluasi aplikasi electronic check-in.
83 4.1
Spesifikasi Sistem Dalam penerapan perancangan sistem electronic check-in dengan menggunakan
jaringan nirkabel, ada dua komponen utama yang menjadi pendukung sistem ini, yaitu komponen perangkat keras dan perangkat lunak.
4.1.1
Perangkat Keras (Hardware)
Perangkat keras yang menjadi komponen sistem electronic check-in, yaitu 1. Access Point DWL-900AP+ 2. Linksys SD-208 8 port 10/100 Ethernet Switch 3. PC untuk RRAS 4. PC untuk IIS Web Server 5. PC untuk DNS dan DHCP Server Berikut ini adalah spesifikasi dari perangkat keras yang digunakan untuk melakukan implementasi dan evaluasi dari sistem yang telah dirancang
84 •
Spesifikasi dari Access Point DWL-900AP+
Tabel 4.1 Spesifikasi Access Point DWL-900AP+ Standar
Port Data rate Enkripsi Media access control Jarak frekuensi Jarak operasi Teknik Modulasi
Dimensi Berat
IEEE 802.1X IEEE 802.1b IEEE 802.3 IEEE 802.3u (2) 10/100 Mbps 22 Mbps, 11 Mbps, 5.5 Mbps, 2 Mbps, 1 Mbps 64-bit WEP, 128-bit WEP, 256-bit WEP CSMA/CK dengan ACK 2.4 GHz - 2.4835 GHz Dalam ruangan: sampai 100 meter Luar ruangan: sampai 400 meter Barker (1 Mbps / 0 dB) Barker (2 Mbps / 3 dB) CCK (5 Mbps / 5.5 dB) PBCC (5.5 Mbps / 8.5 dB) CCK (11 Mbps / 8.5 dB) PBCC (11 Mbps / 4.5 dB) PBCC (22 Mbps / 8.5 dB) 233 mm x 165 mm x 35 mm 907 gram
Gambar 4.1 Access Point DWL-900AP+
85 •
Spesifikasi dari Linksys SD-208 8 port 10/100 Ethernet Switch
Tabel 4.2 Spesifikasi Linksys SD-208 8 port 10/100 Ethernet Switch Standar Port Cabling type LED Dimensi Berat Minimum Requirement
Temperatur Operasi Certification
IEEE 802.3 IEEE 802.3u 8 RJ-45 10/100 Mbps Category 5 Ethernet System, Port status 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, dan 8 130mm x 30 mm x 127 mm 0.43 kg Processor 200MHz atau lebih RAM 64MB Ethernet adapter capable of 10Mbps Windows 95 atau lebih 0 sampai 50 derajat Celcius FFC Class B, CE
Gambar 4.2 Linksys SD-208 8 port 10/100 Ethernet Switch •
Spesifikasi dari PC untuk RRAS 1. Intel Pentium 4 processor 2.0GHz 2. Memori 1GB 3. 2 NIC (Network Interface Card), untuk mengakses Access Point dan Switch 4. Sistem Operasi Windows Server 2003
86 •
Spesifikasi dari PC untuk IIS Web Server 1. Intel Pentium 4 processor 2.0 GHz 2. Memori 256 MB 3. Sistem Operasi Windows XP Professional
•
Spesifikasi dari PC untuk DNS dan DHCP Server 1. AMD Athlon (tmXP 2100+) 1733 MHz 2. Memori 256MB 3. Sistem Operasi Linux Slackware 9
4.1.2
Perangkat Lunak (Software) Komponen perangkat lunak yang mendukung sistem elektronik checkin ini
adalah sebagai berikut: 1. Perangkat lunak untuk Access Point DWL-900AP+ Sistem operasi: min. Windows 98 Program utility: Access Point configuration utility 2. Perangkat lunak untuk Web Server Sistem operasi: Windows XP Professional Program utility: Internet Information Services 3. Perangkat lunak untuk DNS Server Sistem operasi: Linux Slackware 9.0 Program utility: BIND 4. Perangkat lunak untuk DHCP Server Sistem operasi: Linux Slackware 9.0 Program utility: NAMED
87 5. Perangkat lunak untuk Routing and Remote Access Server Sistem operasi: Windows 2003 Server Program utility: RRAS 6. Perangkat lunak untuk Web Application Sistem operasi:Windows XP Proffesional dengan framework .NET Program utility: ASP.NET
4.2 Prosedur Pengoperasian Server Dalam penerapan perancangan sistem ini, kami melakukannya di Lab. Litbang Sistem Komputer, dengan asumsi keadaan jaringan sama dengan jaringan Garuda Indonesia yang ada di bandara.
Gambar 4.3 Penerapan Perancangan Jaringan Sistem Electronic Check-In
88 4.2.1
Konfigurasi IP pada DNS dan DHCP Server Server dalam perancangnan diberikan IP Statis (Dikonfigurasi secara Manual).
Sebelum mengkonfigurasi IP di Linux aktifkan driver NIC pada komputer dengan cara mengedit file rc.modules yang terdapat di direktori /rc.d/. Pada bagian ###network device support###, hilangkan tanda pagar di depan driver NIC yang terpasang pada komputer. Adapun list dari bagian file rc.modules yang sudah dikonfigurasi untuk sistem penunjang terdapat pada lampiran. Komputer yang digunakan pada perancangan menggunakan NIC VIA Rhine maka tanda pagar didepan lokasi dari penyimpanan driver tersebut dihilangkan seperti terlihat pada bagian file rc.modules diatas. Setelah driver NIC aktif maka konfigurasi IP dapat dilakukan dengan cara mengedit bagian eth0 dari file rc.inet1 yang terdapat pada direktori /rc.d/ seperti di bawah ini : # Edit these values to set up your first Ethernet card (eth0): IPADDR="192.168.2.2" # REPLACE with YOUR IP address! NETMASK="255.255.255.0" # REPLACE with YOUR netmask! # Or, uncomment the following lines to set up eth0 using DHCP: #USE_DHCP=yes # If your provider requires a DHCP hostname, uncomment and edit below: #DHCP_HOSTNAME="CCHOSTNUM-A" Dari list file rc.inet1 dapat diperoleh keterangan bahwa eth0 pada komputer dikonfigurasi dengan : o IP Address = 192.168.2.2 (tanda pagar di depan pernyataan IPADDR=”192.168.2.2” dihilangkan) o DHCP tidak diaktifkan (terdapat tanda pagar didepan pernyataan USE_DHCP=yes)
o Subnet Mask = 255.255.255.0
89 (tanda pagar didepan penyataan NETMASK=”255.255.255.0” dihilangkan) o Gateway pada komputer tidak dikonfigurasi (diberi nilai NULL) (tanda pagar didepan pernyataan GATEWAY=”” dihilangkan)
Cara lain untuk mengkonfigurasi IP pada sistem operasi Linux Slackware 9.0 adalah dengan cara mengetikkan perintah netconfig tetapi berdasarkan percobaan yang dilakukan sewaktu mengimplementasi seringkali hasil penulisan ke file rc.inet1 tidak sempurna. Maka untuk menghindari kesalahan penulisan pada file rc.inet1 lakukan editing langsung file tersebut dengan menggunakan editor seperti vi, pico, joe, dll.
4.2.2
Konfigurasi DNS Server
DNS Server dikonfigurasikan sebagai berikut: 1. Edit file resolv.conf search @localhost nameserver 192.168.2.2
2. Edit file named.conf options directory "/var/named"; /* * If there is a firewall between you and nameservers you want * to talk to, you might need to uncomment the query-source * directive below. Previous versions of BIND always asked * questions using port 53, but BIND 8.1 uses an unprivileged * port by default. */ // query-source address * port 53; ; // // a caching only nameserver config //
90 zone "." IN type hint; file "caching-example/named.ca"; ; zone "localhost" IN type master; file "caching-example/localhost.zone"; allow-update none; ; ; zone "0.0.127.in-addr.arpa" IN type master; file "caching-example/named.local"; allow-update none; ; ; zone "garuda-indonesia.com" IN type master; file "gia"; ;
Dari file diatas dapat dilihat bahwa zone ”garuda-indonesia.com” file konfigurasinya disimpan pada file ”gia” yang terdapat pada direktori /var/named. Maka pada direktori /var/named harus terdapat file ”gia” yang isinya sebagai berikut: $TTL 1d @ IN SOA indonesia.com. (
ns.garuda-indonesia.com. root.garuda-
20010909; 8H; 2H; 1W; 1D); @ IN ns.garuda-indonesia.com e-checkin IN ftp IN
NS IN A A
ns.garuda-indonesia.com. A 192.168.2.2 192.168.2.3 192.168.2.4
91 Penjelasan dari file diatas: •
Konfigurasi Zone-File Zone-file adalah file yang berisi informasi yang berkaitan dengan suatu domain.
Pada zone file terdapat informasi untuk suatu domain seperti IP Address, nama alias dari suatu host/domain, nama Server DNS yang bertanggung jawab terhadap domain tersebut, dan sebagainya. •
SOA (Start Of Authority) digunakan untuk mendefinisikan awal dari suatu zone. Format konfigurasi SOA adalah sebagai berikut: o Baris pertama adalah name field, baris ini selalu diawali dengan ”@”. o Nameserver mendeklarasikan hostname yang menjadi Primary Name Server untuk suatu domain. o Serial number merupakan nomor seri dari zone file. Secodary Name Server akan selalu mengadakan pemeriksaan terhadap nomor seri ini. Jika kemudian Secondary Name Server mendapati nomor seri ini lebih besar daripada nomor seri yang dimiliki oleh Secondary Name Server tersebut, maka Secondary Name Server akan melakukan full zone transfer ke Primary Name Server ini. Ada baiknya format yang digunakan adalah YYYYMMDDhhmm (YYYY adalah format tahun, MM bulan, DD tanggal, hh adalah jam, dan mm adalah menit). Misalnya jika Anda melakukan perubahan pada zone-file di Primary Name Server pada tanggal 20/01/2000 jam 10 lewat 5 menit, Anda dapat mengetikkan 200001201005. dengan cara ini, setiap ada perubahan, serial number akan bertambah besar sehingga Secondary Name Server selalu meng-update zone-file nya.
92 o Refresh_number mendeklarasikan selang waktu (dalam deik) yang diperlukan oleh Secondary Name Server untuk memeriksa perubahan zone-file pada Primary Name Server. Pada setiap selang waktu tersebut, Secondary Name Server akan memeriksa nomor seri pada Primary Name Server, jika berbeda maka akan dilakukan full zone transfer. o Retry number mendeklarasikan berapa lama (dalam detik) Secondary Name Server menunggu untuk mengulang pengecekan terhadap Primary Name Server apabila Primary Name Server tidak memberikan respon pada saat proses refresh. o Expire_number mendeklarasikan berapa lama (dalam detik) zone file dipertahankan pada Secondary Name Server apabila Secondary Name Server tidak dapat melakukan zone refresh. Apabila setelah masa expire tercapai, Secondary Name Server tidak dapat melakukan zone refresh, maka Secondary Name Server akan menghapus zone-file tersebut. o Minimum_number mendeklarasikan nilai default time to live (TTL) untuk semua resource record pada zone file. Sebaiknya nilai ini dibuat sebesar mungkin, karena jarang sekali perubahan pada hostname begitu hostname tersebut diberi IP Address dan MX record.
4.2.3
Konfigurasi DHCP Server
DHCP Server dikonfigurasikan dengan mengedit file dhcpd.conf, sebagai berikut: # dhcpd.conf # # Configuration file for ISC dhcpd (see 'man dhcpd.conf') # ddns-update-style ad-hoc; default-lease-time 600;
93 max-lease-time 7200; option subnet-mask 255.0.0.0; option broadcast-address 192.168.2.255; option routers 192.168.2.1; option domain-name-servers 192.168.2.2; option domain-name "www.garuda-indonesia.com"; subnet 192.168.2.0 netmask 255.255.255.0 { range 192.168.2.100 192.168.2.110; } #host haagen #{ # hardware ethernet (MAC ADD) # fixed-address (IP ADD) #}
Dari list file dhcpd.conf di atas diperoleh keterangan bahwa DHCP server dikonfigurasi: •
Default-lease-time = 600 Default-lease-time adalah batas waktu default yang diberikan oleh DHCP server kepada DHCP client.
•
Maximum-lease-time = 7200 Maximum-lease-time adalah batas maksimum yang dapat diberikan oleh DHCP server kepada DHCP client jika client melakukan permintaan.
•
Optional Router = 192.168.2.1 Gateway dikonfigurasi dengan IP optional router.
•
Range = 192.168.2.100 – 192.168.2.110 Range adalah interval IP yang dibagikan kepada client.
•
Tidak ada IP yang di reserve oleh sebuah komputer dengan MAC address tertentu. (terdapat tanda pagar didepan list pernyataan host haagen).
94 4.3
Prosedur Pengoperasian Perangkat Lunak Pertama hubungkan komputer user dengan jaringan wireless. Kemudian,
masukkan alamat web http:\\e-checkin.garuda-indonesia.com pada web browser. Setelah user memasukkan alamat tersebut, web server akan mengirim halaman Check-in Entry dengan tampilan seperti pada gambar 4.2 berikut ini.
Gambar 4.4 Layar Check-in Entry
Pada halaman ini, user diminta login dengan memasukkan kode booking. Jika kode booking belum terisi atau salah, akan keluar pesan error yang memberitahukan kesalahan user.