BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1
Penyajian Data Penelitian Pada subbab penyajian data penelitian ini, penulis menemukan permasalahan
yang berkaitan dengan strategi public relations PT.Fortune Pramana Rancang dalam membangun citra produk ban Michelin tersebut. Berdasarkan data yang didapat dari hasil wawancara, kendala-kendala atau hambatan-hambatan yang terjadi dan dihadapi saat ini adalah permasalahan mengenai citra ban Michelin yang mahal, susah didapat di pasaran dan hanya terkenal dipakai oleh para pembalap. Michelin yang merupakan produsen ban terbesar nomor dua dunia asal perancis ini, masih belum berani membuka pabrik di Indonesia dengan melihat perusahaan ban lokal seperti Ban Gt Radial yang sudah terkenal di Indonesia, juga beberapa merk Ban yang sudah duluan diminati para masyarakat Indonesia yaitu: Ban Mobil Dunlop, Ban Mobil Goodyear, Ban Mobil Bridgestone, dan Ban Mobil Accelera. Penulis akan memaparkan proses pengumpulan data yang telah dilakukan di PT.Fortune Pramana Rancang. Penjelasan yang diberikan adalah seputar cara-cara atau teknik-teknik yang dilakukan penulis dalam melakukan penelitian di PT. Fortune Pramana Rancang. Adapun proses pengumpulan data tersebut terdiri dari wawancara yang telah dilakukan penulis dengan Ibu Mayana selaku direktur Business Development dan juga wawancara dengan ibu Ayu Meganingrum selaku strategic planners, yang dimana merupakan key-informan dari penelitian yang dilakukan oleh penulis. Lalu observasi berlangsung selama kurang lebih tiga bulan, terhitung sejak tanggal 3 39
40 November 2011 sampai dengan 3 Februari 2012 dan penelusuran dokumen resmi PT.Fortune Pramana Rancang yang merupakan sebuah perusahaan konsultan komunikasi dengan chairman Miranty Abidin, yang beralamat di Gedung Galaktika, Jl. Harsono R.M. No 2 Ragunan Jakarta Selatan 12550.
4.1.1
Wawancara Dalam kegiatan wawancara, penulis menggunakan wawancara mendalam.
Menurut Dr.Elvinaro (2010:178) wawancara mendalam adalah teknik mengumpulkan data atau informasi dengan cara bertatap muka langsung dengan informan agar mendapatkan data lengkap dan mendalam. Jadi wawancara dilakukan untuk memperoleh data serta informasi yang dibutuhkan, guna mendukung kelancaran serta keaslian dari data yang diperoleh.
4.1.1.1 Wawancara dengan Business Development Director Wawancara dengan informan pertama dilakukan untuk memperoleh data mengenai prosedur peningkatan citra produk ban Michelin yang dilakukan oleh PT.Fortune Pramana Rancang baik dari segi citra Michelin saat ini hingga perencanaan strategi public relations. Informan pertama yang dipilih oleh penulis adalah Ibu Mayana selaku Business Development Director PT.Fortune Pramana Rancang. Menurut Ibu Mayana sendiri, PT.Fortune Pramana Rancang adalah perusahaan konsultan yang mempunyai perbedaan dan keunikan sendiri jika dibandingkan dengan jasa konsultan lainya, yang dimana PT.Fortune Pramana Rancang sebenarnya merupakan group dari Fortune Group, yang sudah lebih dari 28 tahun berdiri dan
41 berkecimpung di industri ini, perusahaan ini juga merupakan salah satu PR konsultan yang pertama di Indonesia sebagai Local Agency, selain itu PT.Fortune Pramana Rancang juga yang pertama dan satu-satunya yang terdaftar di Bursa Efek dan hanya Fortune PR yang mempunyai keahlian PR yang bisa mencakup hingga ke beberapa industry yaitu industry kesehatan, kecantikan, komunikasi, teknologi, keuangan, dan automotif. Begitu juga ketika dalam menerima klien baru, PT.Fortune Pramana Rancang tidak membeda-bedakan klien, karena semua klien akan diterima selama sesuai dan setuju dengan program kerja dan budget yang ditawarkan PT.Fortune Pramana Rancang, sedangkan untuk nilai atau harga dalam menghargai jasa PT.Fortune Pramana Rancang, PT.Fortune Pramana Rancang tidaklah mempunyai patokan pasti harganya tapi semuanya tergantung oleh ‘scope of work’ yang diminta oleh klien dan dari situlah PT.Fortune Pramana Rancang baru bisa membuat keputusan berapa nilai jasa yang harus diberikan. Lalu dilanjutkan dengan cara PT.Fortune Pramana Rancang dalam memutuskan suatu strategi public relations bisa sesuai/cocok dengan klien adalah dengan melihat dari sisi hasil data penelitian yang sudah dicari dan didapatkan sebelumnya, lalu dari analisa akan
kasus
klien.
Dari
situlah
PT.Fortune
Pramana
Rancang
akan
mempertimbangkannya dan bisa mengambil keputusan bahwa strategi tersebut sudah tepat untuk klien. Sehingga PT.Fortune Pramana Rancang sendiri tidaklah secara khusus membidik atau membatasi pangsa pasar ke industry atau klien khusus, karena PT.Fortune Pramana Rancang menerima semua semua industry.
42 Dengan melihat bahwa PT.Fortune Pramana Rancang adalah industry konsultan PR yang paling tua dan juga merupakan pendiri pertama, tentu kualitas sumber daya manusianya jugalah merupakan orang-orang pilihan sehingga mampu membawa PT.Fortune Pramana Rancang kedalam masa kejayaan sampai sekarang ini. Tetapi ketika dalam merekrut employee dari junior sampai senior, PT.Fortune Pramana Rancang sendiri tidaklah terlalu memandang dari background pendidikan tertentu, karena yang paling penting untuk PT.Fortune Pramana Rancang adalah yang berpengalaman dan siap kerja.
4.1.1.2 Wawancara dengan Strategic Planners Dalam meningkatkan citra klien, tentu sangat dibutuhkan peran strategic planners untuk membantu membuat dan menyusun strateginya. Mengingat hal ini, penulis pun memutuskan untuk mewawancarai salah satu strategic planners PT.Fortune Pramana Rancang yang memiliki kontribusi penting dalam menyusun proposal strategi public relations Michelin. Dan strategic planner yang dipilih oleh penulis adalah Ibu Ayu Meganingrum selaku strategic planner yang sudah berkecimpung 10 tahun di dunia public relations. Menurut ibu Ayu Meganingrum sendiri bahwa ide dari pembuatan/pengerjaan suatu proposal strategi public relations biasanya didapatkan melalui inspirasi dari insight yang sesuai dengan target sasar & objektif yang hendak dituju klien. Disamping itu banyak mencari referensi dari studi kasus sejenis juga untuk memperkaya variasi dalam merangkum strategi public relations.
43 Setelah itu pembahasan lebih memdalam mengenai strategi public relations PT.Fortune Pramana Rancang dalam meningkatkan citra produk ban Michelin sendiri, yang dibuat dengan beberapa strategi public relation yang dinamakan kampanye ‘Michelin Fair Road Show’ yang didalamnya berisi beberapa strategi public relation yaitu: Safety Driving & Riding: Education Program, EduTale with Paman Gery & Bubu Mimi, Michelin Play Ground, Tire Check & Free Spooring and Balancing Program, My Michelin Ride Awarding Session, 3M (Michelin Mobile Music), Driving License Renewal and New Application, Michelin Goes To School, Michelin Mudik, dan Michelin Journalist Outbond, yang dijadwalkan dalam kurun waktu setahun untuk mengimplementasikan semua strategi tersebut.
Hal ini juga berhubungan mengenai pertimbangan PT.Fortune Pramana Rancang dalam memilih strategi sehingga dalam merumuskan strategi public relations haruslah sejalan dengan objektif program yang hendak disasar sehingga hasil program dapat dipertanggung jawabkan serta mampu memberikan solusi yang tepat dari pemilihan strateginya.
Tentu dalam setiap proses pembuatan proposal strategi public relations, tim strategic planners PT.Fortune Pramana Rancang ada saatnya akan mengalami kendala seperti keterbatasan informasi terhadap data yang diperlukan misalnya data tentang klien, dan keterbatasan waktu sehingga mempengaruhi waktu untuk eksplorasi menjadi lebih sedikit.
44 Jadi tentu haruslah diperlukan kemampuan tertentu dalam membuat suatu proposal yang bagus seperti kemampuan mengerti industry klien secara jeli, memahami mapping SWOT produk/klien dengan baik dan rajin memperkaya diri dengan informasi secara update dari berbagai media.
4.1.2
Observasi Selain melakukan wawancara, penulis juga melakukan kegiatan observasi
dengan tujuan untuk mendukung data yang diperoleh melalui wawancara terhadap dua informan yang telah diwawancarai. Penulis mengamati bagaimana konsultan public relations merancang sebuah proposal strategi public relations, yang dimulai dari meeting dengan klien untuk mengetahui keinginan klien, lalu para staff New Business Development akan mengresearch semua data-data mengenai klien hingga ke track-record sebelumnya yang sudah pernah dilakukan sama klien, barulah kasus klien ini akan dibawa ke meja rapat yang dihadiri oleh Directur Business Development, para Strategic Planners sampai ke staff New Business Development, untuk membahas strategi mana yang paling sesuai dengan kasus klien, setelah itu para strategic planners dan staff New Business Development akan merumuskannya ke dalam proposal strategi public relations kemudian akan dibawa ke Directur Business Development untuk disetujui, dan barulah bisa diajukan ke klien akan proposal public relations yang sudah disusun ini.
45 4.1.3
Penelusuran dokumen Dalam penelitian ini, penulis juga mengumpulkan data dari perusahaan untuk
mendukung data yang diperoleh dari kegiatan wawancara dan observasi. Data perusahaan diperoleh dengan penulusuran dokumen-dokumen yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.
4.2
Pengolahan Data Pada subbab ini penulis akan memaparkan ulasan terhadap hasil penelitian
mengenai strategi public relations PT.Fortune Pramana Rancang dalam membangun citra produk ban Michelin. Data yang dibahas pada subbab ini adalah data dari hasil wawancara, observasi, serta dokumentasi yang dilakukan penulis pada divisi new business development selama bulan November hingga Februari 2012, dimana data yang diperoleh melalui wawancara akan dipergunakan sebagai data utama, sedangkan data yang diperoleh dari observasi dan dokumentasi akan digunakan sebagai data pendukung untuk melengkapi dan memperjelas data yang diperoleh melalui hasil wawancara terhadap key-informan. Dari hasil wawancara yang dilakukan, dapat dilihat bahwa pembuatan strategi public relations haruslah dimulai dari mencari tahu terlebih dahulu data-data atau informasi yang paling baru dari berbagai media mengenai klien, barulah bisa dianalisa SWOT yang ada pada klien, lalu langkah selanjutnya dimulai dengan merumuskan strategi public relations yang harus sejalan dan objektif sehingga hasil program nanti dapat dipertanggung jawabkan serta mampu memberikan solusi yang tepat dari pemilihan strategi tersebut, dan rupanya dalam pembuatan proposal strategi public
46 relations dibutuhkan inspirasi dari insight yang sesuai dengan target sasar dan objektif dari klien, kemudian juga harus mencari referensi dari studi kasus sejenis yang dapat memperkaya variasi dalam pembuata proposal strategi public relations. Bukan hanya itu, keterbatasan informasi dan waktu sering menjadi kendala dalam eksplorasi yang lebih mendalam akan kasus klien, sehingga dibutuhkan kemampuan khusus yang mengerti industry klien secara jeli. Dari hasil pengamatan yang dilakukan, dapat dilihat bahwa dalam meningkatkan citra produk ban Michelin, PT.Fortune Pramana Rancang harus mengetahui terlebih dahulu citra Michelin saat ini, sehingga PT.Fortune Pramana Rancang harus mendapatkan data yang mengemukakan citra Michelin sekarang ini dan diketahuilah bahwa Michelin dipandang sebagai produk ban yang mahal dan susah didapat di pasaran, selain itu Michelin dianggap hanya cocok digunakan oleh pembalap. Oleh sebab itu, maka dibuatlah proposal strategi public relations yang dinamakan kampanye ‘Michelin Fair Road Show’ yang didalamnya berisi beberapa strategi public relations yaitu: Safety Driving & Riding: Education Program, EduTale with Paman Gery & Bubu Mimi, Michelin Play Ground, Tire Check & Free Spooring and Balancing Program, My Michelin Ride Awarding Session, 3M (Michelin Mobile Music), Driving License Renewal and New Application, Michelin Goes To School, Michelin Mudik, dan Michelin Journalist Outbond.”
47
4.3
Pembahasan Hasil Penelitian Dari hasil observasi yang dilakukan oleh penulis dan juga wawancara dengan
key-informan disertai studi pustaka (dokumentasi) mengenai PT.Fortune Pramana Rancang, maka penulis mencoba untuk mengaitkan hasil dari observasi, wawancara serta studi pustaka tersebut dengan teori yang ada, guna untuk menemukan hasil dan tujuan dari penelitian yang telah dilakukan.
4.3.1 Proses Public Relations di PT.Fortune Pramana Rancang Menurut Scott M.Cutlip dan Allen H.Center (2006: 319) yang menyatakan bahwa proses public relations adalah sebagai berikut:
1. Definisikan Permasalahan Sebelum menyepakati untuk mengikuti proses bidding yang dibuka oleh Michelin dalam meningkatkan citra produk bannya, PT.Fortune Pramana Rancang terlebih dahulu mengadakan penelitian dan barulah berani mengikuti proses bidding tersebut, karena dengan penelitian yang lengkap akan memberi masukan awal yang dapat mengarahkan pengembangan strategis dan pesan serta memberikan sebuah metode untuk memprediksi efektivitas dan menilai hasil sebuah kerja public relations.
2.
Perencanaan dan Program Perencanaan umumnya dikelompokkan ke dalam dua kategori, yaitu rencana strategis dan rencana taktis. Rencana strategis PT.Fortune Pramana Rancang yaitu
48 dapat meningkatkan citra produk band Michelin di mata masyarakat. Sedangkan rencana taktisnya adalah membuat kampanye ‘Michelin Fair Road Show’. 3.
Aksi dan Komunikasi Berdasarkan pada perencanaan dan program yang dibuat, PT.Fortune Pramana Rancang mengkomunikasikannya dengan menerapakan beberapa acara yaitu Safety Driving & Riding: Education Program, EduTale with Paman Gery & Bubu Mimi, Michelin Play Ground, Tire Check & Free Spooring and Balancing Program, My Michelin Ride Awarding Session, 3M (Michelin Mobile Music), Driving License Renewal and New Application, Michelin Goes To School, Michelin Mudik, dan Michelin Journalist Outbond.
4. Evaluasi Evaluasi rencana peningkatkan citra ban michelin ini, diukur dari kegiatan yang dilakukan dan mengecek seberapa jauh hasilnya, jadi apabila PT.Fortune Pramana Rancang berhasil menyampikan pesan yang ingin disampaikan oleh Michelin yaitu “Road Safety Program for Young People”, maka evaluasinya memuaskan klien.
Bisa dilihat bahwa ke-empat proses public relations memang sudah dilakukan oleh PT.Fortune Pramana Rancang ketika dalam menjalankan pekerjaannya. Jadi bisa disimpulkan bahwa teori dan praktek yang ada bisa berjalan berbarengan.
49
4.3.2 Strategi Public Relations yang diterapkan PT.Fortune Pramana Rancang PT.Fortune Pramana Rancang dalam merancang strategi public relations berpatokan akan hal di bawah ini: 4.3.2.1 Ide Pokok PT.Fortune Pramana Rancang Jadi dalam setiap menangani proyek yang masuk, PT.Fortune Pramana Rancang selalu memulainya dengan ide inti/pokok, yang dimana dimulai dengan observasi yang seksama dan melalui analisis fakta & kondisi yang ada. Barulah dikemas strategi yang cocok untuk mengatasi masalah klien. Seperti gambar di bawah ini, yang menunjukkan bagaimana ide tersebut dibuat:
50
Fortune begins every project starting from a basic core idea, arrived at through careful observation and analysis of facts and conditions.
The word "CORE" itself evokes Fortune’s philosophy of ideas that are Connected, Organized, Robust and Effective.
Gambar 5: ide pokok PT.Fortune Pramana Rancang Sumber: Dokumen PT.Fortune Pramana Rancang Penjelasan: Ide inti/pokok yang di masukkan menjadi 3 bagian yang mencakup channel (saluran), content (isi), dan communications (komunikasi). Yang dari 3 bagian itu dibagi lagi menjadi beberapa bagian yaitu social marketing, tv program, event marketing, channeling, exhibition, activation, Public Relations, advertising, dan design.
51
4.3.2.2 Citra Michelin saat ini Untuk dapat membangun citra Michelin, tentu perlu diketahui terlebih dahulu citra Michelin saat ini di mata masyarakat. Dari data yang didapat PT.Fortune Pramana Rancang, diketahui bahwa kenyataan citra yang dimiliki oleh masyarakat akan produk ban Michelin adalah mayoritas masyarakat mengetahui produk Michelin yaitu ban, lalu diketahui lagi bahwa masyarakat menganggap ban Michelin adalah ban yang mahal, susah didapat dan hanya dipakai oleh para pembalap.
Gambar 7: Citra Michelin saat ini
4.3.2.3 Fortune Public Relations Credential PT.Fortune Pramana Rancang mempunyai 5 Brand Unit strategic business yang membantu dalam menjalankan perannya sebagai konsultan PR yaitu: ProDev, Headline!, Mocca, DiBe, dan Verbrand. Yang setiap Brand Unit-nya memiliki keahlian tersendiri yaitu ProDev yang menangani CSR Communications, Social Marketing dan Community Relations. Lalu
52 Headline! Bertugas untuk menangani PR Strategy, Corporate PR, Marketing PR, Crisis Communications, Litigation PR, Financial PR, Public Affair, Media Monitoring dan PR Training. Berikutnya Mocca yang ahli dalam IMC Strategy, Advertising, Brand Activation, Event Management, Event Marketing, Exhibition Support, dan Design & Production. Kemudian DiBe yang ahli dalam Digital Strategy, Website Development, Social Media Activation dan Mobile Activation. Dan terakhir dari Verbrand yang ahli dalam menangani Brand Communication Strategy, Marketing Research dan Corporate Identity. Dari 5 Strategic Business tersebutlah, PT.Fortune Pramana Rancang dapat menangani beberapa industry sekaligus yaitu industry Techology & Telecommunication, Consumer Products, Health Care & Pharmaceutical, Beauty & Fashion, Property & Infrastructure, Energy & Mineral Resources, Automotive & Transportation, B2B dan Banking & Finance.
Gambar 6: Strategic Business Brand Units of PT.Fortune Pramana Rancang
53
Jika dikaitkan dengan teori yang menurut Krisyantono, R. (2008: 23-25), Strategi public relations atau yang lebih dikenal dalam bauran public relations, yang dapat disingkat menjadi PENCILS, adalah sebagai berikut: 1. Publications Penyebaran informasi yang dilakukan oleh PT.Fortune Pramana Rancang ke berbagai media cetak akan aktivitas atau kegiatan perusahaan yang pantas untuk diketahui oleh public, adalah dengan mengundang wartawan untuk hadir di Local Media Gathering dengan konsep Press Conference dan akan dijamu dengan makan siang, juga melakukan Media Visit to Local Media yang bertujuan untuk membangun ikatan yang kuat antar media dengan Roadshow Michelin. 2. Event PT. Fortune Pramana Rancang membuat ‘Michelin Fair Road Show’ yang bertujuan untuk meningkatkan citra Michelin yang sudah ada , juga ingin menanamkan bahwa Michelin adalah produk ban yang aman dan tepat untuk anak muda jaman sekarang, yaitu salah satu programnya adalah mengadakan ‘Tire Check & Free Spooring and Balancing’ yang dimana akan ada pengecekan mendadak dari tim Michelin ke parkiran dan akan diberikan stiker bertanda benar jika ban mobil tersebut sudah dicek dan juga akan diberikan jasa konsultasi gratis langsung dengan ahlinya. 3.
News(menciptakan berita) PT. Fortune Pramana Rancang menciptakan berita dan menyampaikan informasi kepada public melalui press release yang biasa dilakukan dalam Press Conference
54 atau membuat Journalist Writing Contest dan acara Media trip yang mengundang ke Pabrik Michelin langsung guna untuk menciptakan berita. 4.
Community Involvement (Kepedulian pada komunitas) Untuk dapat meraih perhatian dari komunitas tertentu maka dibuatlah event ‘KOF(Key Opinion Formers) writing dan interview’ yang mentargetkan untuk menampilkan orang-orang yang berpengaruh di dunia automotif sehingga komunitas pencinta automotif dapat diraih, sehingga pesan dan produk Michelin yang ingin ditanamkan dapat terlaksanakan.
5.
Inform or image (memberitahukan atau meraih citra) One on One Interview adalah salah satu strategi untuk meningkatkan citra ban Michelin yaitu akan disediakan tempat khusus seperti di Hotel selama setengah hari untuk dapat memberikan berita dan kesempatan kepada media untuk bertanya sehingga berita yang dibutuhkan dapat terpenuhi dan tidak akan ada informasi simpang siur yang akan beredar di publik, maka diharapkan dapat memperoleh tanggapan berupa citra positif.
6.
Lobbying and negotiation Untuk dapat mencapai kesepakatan atau memperoleh dukungan dari individu dan lembaga yang berpengaruh terhadap kelangsungan bisnis perusahaan maka diadakanlah kegiatan ‘Chief Editor Fast Breaking’ yang ditujukan untuk pemimpinpemimpin yang bersangkutan seperti chief of tier atau chief editors media automotive. Selain itu juga perlu untuk mendekatkan diri pada pemerintahan dengan mengadakan ‘Government Dinner’ yang bisa sekalian membahas akan aktivitas-
55 aktivitas Michelin langsung ke pemerintah juga pencapaian yang sudah diraih selama ini sehingga dapat meningkatkan citra yang lebih baik lagi.
56
7.
Social Responsibility (tanggung jawab sosial) Salah satu strategi public relations yang diterapkan adalah ‘Safety Driving & Riding: Education Program’ yang mengedukasi akan keselamatan berkendaraan yang memberitahukan bagaimana menggunakan sabuk pengaman, sistem braking, kecepatan yang harus dipakai di jalan, dan simbol-simbol yang terdapat di jalan, sehingga dengan begitu akan menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kepedulian terhadap masyarakat dan hal ini akan meningkatkan citra perusahaan di mata publik.
Dari teori strategi public relations diatas bisa dilihat bahwa semua poinnya sudah dilakukan oleh PT.Fortune Pramana Rancang ketika dalam merancang strategi public relations dalam membangun citra produk ban Michelin.
Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan diatas mengenai strategi PR dalam meningkatkan citra Michelin, maka didapatlah strategi yang dirancang oleh PT.Fortune Pramana Rancang sebagai berikut: Dalam meningkatkan citra ban Michelin, PT.Fortune Pramana Rancang merencanakan berbagai strategi public relations yang dikemas dalam “Michelin Fair Road Show’ yaitu: 1) Safety Driving & Riding: Education Program yang bertujuan untuk memberitahukan kelebihan dari produk ban Michelin, juga mengajarkan simbolsimbol lalu lintas. 2) EduTale with Paman Gery & Bubu Mimi merupakan kerjasama antara radio FeMale untuk menarik perhatian anak-anak dengan cerita yang diberikan oleh
57 Paman Gery dan Bubu Mimi, dan di dalam cerita tersebut akan dimasukkan cerita perjalana bahagia dan aman bersama dengan Michelin. 3) Michelin Play Ground direncanakan akan menjadi tempat untuk bermainnya anak-anak karena didalamnya bisa untuk mengwarnai mascot Michelin, menyusun puzzle, lalu berfoto bersama Michelin man 4) Tire Check & Free Spooring and Balancing Program direncanakan untuk memberikan kepuasaan kepada customer Michelin yang akan diberikan service berupa pengecekan ban gratis, spooring gratis dan konsultasi gratis. 5) My Michelin Ride Awarding Session akan menjadi ajang untuk penghargaan kepada The Best Concept, The Best Design, dan The most Favorite Design Voted by Visitor, yang mengikuti lomba membuat design mobil. 6) 3M (Michelin Mobile Music) adalah festival yang akan dibuat dengan Michelin Giant Trailer Stage yang bisa merepresentasikan Michelin, juga akan menghadiri beberapa artis. 7) Driving License Renewal and New Application merupakan kerjasama dengan NTMC (National Traffic Management Center) yang bertujuan untuk memberikan keselamatan kepada pengendara dan pengetahuan yang lebih dalam berkendara. 8) Michelin Goes To School adalah ajang untuk mengedukasi citra Michelin ke anak-anak bahwa Michelin merupakan ban yang aman utk anak-anak 9) Michelin Mudik akan menyediakan beberapa titik point untuk menganti ban untuk membantu pemudik, juga mempunyai tujuan untuk memastikan semuanya bisa selamat selama di perjalanan
58 10) Michelin Journalist Outbond merupakan kesempatan untuk mendekatkan diri kepada wartawan dan menciptakan ikatan antara Michelin dan wartawan. Itulah strategi public relations yang bertugas untuk mengkomunikasikan citra yang ingin disampaikan Michelin, yaitu “Road Safety Program for Young People”.
4.3.3
Citra yang diinginkan Michelin Jefkins, yang diterjemahkan oleh Ardianto (2010:100) menerangkan bahwa terdapat
beberapa jenis citra, di antaranya: 1. Citra Bayangan Citra ini terlihat pada sosok Bibendum Michelin yang merupakan mascot Michelin dari dulu hingga sekarang 2. Citra yang berlaku citra atau pandangan yang dianut oleh pihak-pihak luar mengenai Michelin adalah perusahaan ban yang terkenal di dunia balap. 3.
Citra yang diharapkan (wish image) Citra yang diinginkan oleh pihak manajemen Michelin adalah citra yang dapat memberikan keselamatan selama di jalan untuk anak-anak muda atau ‘Road Safety Program for Young People’.
4.
Citra Perusahaan (corporate image) Michelin mempunyai citra sebagai salah satunya perusahaan ban terbesar di dunia yang berasal dari Perancis.
59
5.
Citra Majemuk (multiple image) Michelin juga sudah mulai membuat citra yang tidak hanya fokus akan ban saja tapi juga ke mobil, truk, dan alat-alat industri. Dari ke-lima tipe jenis citra yang ada, Michelin lebih memfokuskan untuk
membangun citra yang diharapkan (wish image), karena itu Michelin meminta bantuan PT.Fortune Pramana Rancang dalam membangun wish image tersebut.
Menjaga citra bukanlah hal yang mudah, namun jika dilakukan dengan perencanaan yang baik, tentunya akan terlaksana dengan baik pula. Banyak hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan citra perusahaan, salah satunya dengan meminta bantuan dari jasa konsultan public relations. Tujuan dari diadakannya berbagai event dalam meningkatkan citra Michelin adalah untuk mendapatkan citra yang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh Michelin yaitu “Road Safety Program for Young People” dan hal ini dapat terjadi apabila perusahaan mampu menerapkan strategi public relations yang dibuat oleh PT.Fortune Pramana Rancang dengan baik, bertahap dan terperinci. Hubungan personal antara public relations dengan wartawan juga mempengaruhi citra seperti halnya ketika PT.Fortune Pramana Rancang ingin mengkomunikasikan pesan yang ingin disampaikan oleh Michelin kepada public eksternal, dengan maksud memberi stimulus lalu mengubah persepsi publik eksternal terhadap Michelin. Inilah yang bisa digunakan untuk meningkatkan citra Michelin sebagai produk yang aman untuk anak muda, terbukti dengan diadakannya event-event dengan tema ‘Michelin Fair Road Show’ yang melibatkan anak-anak muda.