BAB 4
HASIL PENELITIAN 4.1
Penyajian Data Penelitian Dalam penelitan kualitatif ini, peneliti melakukan wawancara dan melakukan
observasi pada kantor PT Telkom cabang DIVISI ENTERPRISE SERVICES Gedung Chase Plaza, Lantai 22 Jl. Sudirman Kav.21 Jakarta 12910 Tel : (62-21) 386 6600, 386 0068 Fax : (62-21) 386 8400. 4.1.1 Pemilihan informan Dalam wawancara mendalam peran informan tetap menjadi sentral, walaupun kadang kadang informan berganti ganti. Tugas pewawancara adalah untuk tetap menjaga agar peran informan selalu dapat berfungsi sebagaimana perannya dalam proses sosial yang sebenarnya Bungin Burhan. (2010:109). Dalam penelitian ini peneliti memilih Harmon Yero/ 580808 yang menjabat Penanggung jawab CSR PT Telkom dengan SM KEMITRAAN dan Aep Sunarya / 570055 selaku pelaksana program pembinaan usaha kecil MGR CD AREA II DKI JAKARTA & BANTEN sebagai informan. Peneliti memilih orang orang tersebut diatas dikarenakan mereka merupakan orang yang tepat dan berkredibilitas dalam menjawab pertanyaan pertanyaan tentang CSR kemitraan kegiatan pembinan usaha kecil. Hal yang ditanyakan peneliti kepada Bapak Harmon Yana lebih kepada apa saja bentuk program kemitraan yang dilaksanakan PT Telkom, bagaimana pelakasanaannya 52
53 dan evaluasi program kemitraan. Dan kepada Bapak Aep unarya peneliti menanyakan hal hal seperti pihak pihak mana saja yang di ajak bekerja sama dalam program pembinaan usaha kecil, kendala kendala yang dihadapi dan upaya apa saja yang telah dilakukan PT Telkom untuk mengatasinya.
4.1.2
Observasi Obesrvasi yang dilakukan peneliti berupa pengamatan terhadap data data PT
Telkom tentang CSR kegiatan pembinaan usaha kecil. Peneliti juga mendatangi pameran produk PKBL BUMN 2011 yang diselenggarakan di hall A dan
hall B Jakarta
convention centre (JCC) pada 23 Maret 2011 sampai dengan 27 Maret 2011, kegiatan ini diselenggarakan atas dukungan kementrian BUMN. Dalam pemeran produk PKBL BUMN 2011, peneliti mengamati dan melihat produk produk dan hasil pelatihan dari mitra binaan program pembinaan usaha kecil. Peneliti juga melakukan praktek kerja magang serta pengamatan di kantor PT Telkomunikasi Indonesia, Tbk. Divisi Enterprise Services, gedung Chase Plaza, lantai 22 Jl. Sudirman Kav. 212 Jakarta. dari tanggal 21 Februari 2011 sampai dengan 13 Mei 2011. Dimana dalam masa magang tersebut peneliti melihat langsung suasana kerja karyawan dan kinerja kerja dari SDM PT Telkom khususnya dalam divisi marketing communication.
4.1.3 Dokumen Data didapati melalui web resmi PT Telkom (www.telkom.co.id), dokumen pemerintah melalui web resmi (www.bumn.go.id ), data di server kantor PT Telkom, dokumen resmi intern PT Telkom berupa pengumuman, keputusan direksi dan laporan
54 rapat. Dokumen resmi ekstern berupa informasi informasi yang dikeluarkan lembaga pemerintah seperti buletin, majalah dan berita berita yang disiarkan ke media massa.
4.2
Pengolahan dan Pembahasan Terhadap Data Yang Terkumpul. Dengan semua data yang sudah terkumpul, peneliti menetapkan keabsahan data
degan cara membandingkan mencek ulang hasil wawancara dengan dokumen database PT Telkom itu sendiri, peneliti juga membandingkan hasil wawancara dengan observasi . 4.2.1 Tahap-tahap penerapan CSR Pembinaan Usaha Kecil PT Telkom Tahap perencanaan yang dilakukan PT Telkom adalah teknik yang sudah sesuai dengan karakteristik lingkungan dan masyarakatnya, tahap penerapan CSR pembinaan usaha kecil PT telkom yaitu ;
4.2.1.1 Tahap Perencanaan CSR Pembinaan Usaha Kecil PT Telkom
1. Menetapkan visi. Sebagai gambaran dari sesuatu yang ingin dicapai pada masa yang akan datang oleh program CSR PT Telkom. Visi :
Untuk menjadi pelopor dalam penerapan tanggung jawab sosial perusahaan di
Asia.
2. Memformulasikan misi. Misi mendiskripsikan alasan mengapa PT Telkom perlu melakukan program CSR. Misi yang dibuat bertujuan untuk mengembangkan harapan pada karyawan dan mengkomunikasikan pandangan umum dari
55 perusahaan. Misi menginformasikan siapa itu PT Telkom dan apa yang akan dilakukan oleh PT Telkom untuk mencapai visi yang diinginkan.
Misi :
Mengambil peran aktif dalam menciptakan masyarakat yang lebih cerdas melalui pendidikan teknologi InfoComm;
Mengambil peran aktif dalam meningkatkan kualitas hidup dalam kehidupan masyarakat;
Mengambil peran aktif dalam memelihara keseimbangan alam.
3. Menetapkan tujuan. Tujuan merupakan hasil akhir atau wujud kongkret dari sebuah visi. PT Telkom menetapkan CSR merupakan investasi sosial perusahaan, CSR merupakan bagian dari strategi bisnis perusahaan, CSR merupakan bagian dari risk management, sehingga harus dikelola dengan profesional dan melibatkan banyak pihak yang ahli dibidangnya.
Membantu pengusaha kecil dan koperasi agar dapat berkembang dan mandiri
Meningkatkan kepedulian perusahaan terhadap pembinaan lingkungan masyarakat
Mendorong kegiatan dan pertumbuhan ekonomi serta terciptanya lapangan kerja dan kesempatan berusaha.
4. Menetapkan kebijakan.
56 Menimbang : a. bahwa pembentukan Organisasi Pusat Pengelolaan Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan (Community Development Center) yang ditetapkan dengan Keputusan Direksi Nomor KD.51IPS150lCOPB003000012006 tanggal 13 September 2006, telah menjadi landasan dalam pengelolaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) secara terpusat yang diharapkan dapat berjalan dengan efektif dan efisien; b. bahwa Keputusan Direksi tersebut masih diperlukan penyempurnaan agar organisasi Community Development Center (CDC) rnampu secara efektif menjalankan peran dalam mewujudkan misi perusahaan sebagai good corporate citizenship dengan cara yang memadai dan dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan regulasi; c. bahwa penyelarasan organisasi sebagaimana dimaksud pada butir b. di atas, perlu diatur dan ditetapkan dengan Keputusan Direksi. Mengingat : a. Anggaran Dasar Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. yang telah diumumkan daiam Berita Negara R.1 Nomor 5 tanggal 17 Januari 1992, Tambahan Berita Negara R.I. Nomor 210, sebagaimana telah beberapa kali diubah dan terakhir telah diumumkan dalam Berita Negara R.I. No. 51 tanggal 27 Juni 2006 Tambahan Berita Negara R.I. No. 666; b. Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) tanggal 28 Februari 2007, sebagaimana dinyatakan dalam Akta Berita
57 Acara RUPSLB nomor 16 dibuat oleh Dr. A. Partomuan Pohan, S.H., LLM; c. Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia Nomor PER-5/MBU/2007 tanggal 27 April 2007, tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan; d.
Keputusan
Direksi
Perusahaan
Perseroan
(Persero)
PT.
Telekornunikasi Indonesia, Tbk, nornor KD. 04/PS150/CTG- 10/2006 tanggal 13 Januari 2006, tentang Organisasi Kantor Perusahaan. Menetapkan : KEPUTUSAN DlREKSl PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) P.T. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk. NOMOR : KD. 12. /PS 150/COPB0030000/2008.
Tentang Organisasi Pusat
Lingkungan (Community Development Centre)
Pengelolaan Program Bina
58 5. Merancang struktur organisasi Manajemen TELKOM CSR
BAGAN ORGANlSASl COMMUNITY DEVELOPMENT CENTER (CDC) Unit Bisnis
SGM. CDC Unit Bisnis
SM. kemitraan - Mgr. Dislribusi Pembinaan - Mgr. Evaluasi Analisa - Mgr. Pengelolaan Piutang
SM. Bina lingkungan
SM. Perencanaan dan pengendalian
- Mgr. Distribusi - Mgr. Analisa. Evaluasi Administrasi
- Mgr. Perencanaan Pengembangan - Mgr Pengelolaan Sistem lnformasi - Mgr. Performansi
SM. keuangan - Mgr. Anggaran - Mgr. Perbendaharaan - Mgr. Akuntansi
Manajer CD Area 01 s/d 07 Jalur koordinasi Jalur komando Gambar 3. Struktur organisasi community development centre. (Database PT Telkom 2009)
6. Menyediakan SDM Sumber Daya Manusia sebagai Kekuatan. Manajemen sangat menyadari, sumber daya manusia (SDM) memegang peranan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup perseroan. Karena itu, PT Telkom terus berusaha meningkatkan
59 kesejahteraan karyawan dan keluarganya, menciptakan lingkungan kerja yang kondusif serta menjalin komunikasi yang akrab antara manajemen dan karyawan. Secara garis besar, pengembangan SDM PT Telkom tidak hanya difokuskan pada pemberian pelatihan dalam kerangka peningkatan ketrampilan dan profesionalisme, namun juga menyempurnakan struktur SDM secara keseluruhan yang disesuaikan dengan kebutuhan perseroan. Penyempurnaan struktur terutama dikaitkan dengan visi pengembangan SDM PT Telkom yang diarahkan kepada penciptaan pekerja yang profisien, profesional, berkomitmen,berdedikasi, dan berorientasi bisnis. PT Telkom mengidentifikasi keterampilan pokok SDM yang perlu dimiliki oleh pelaku CSR sebagai berikut : 1. Keterampilan berkomunikasi dan mempengaruhi orang lain. 2. Keterampilan bekerja dengan atau didalam tim. 3. Keterampilan mengedukasi. 4. Keterampilan menyediakan sumberdaya yang diperlukan. 5. Keterampilan menulis. 6. Keterampilan memotivasi, membangun antusiasme dan menggerakan orang. 7. Keterampilan mengelola konflik. 8. Keterampilan melakukan advokasi. 9. Keterampilan melakukan presentasi didepan publik. 10. Keterampilan menggunakan media. 11. Keterampilan manajemen dan mengorganisasi.
60 12. Keterampilan melakukan riset/penelitian. Pengembangan SDM TELKOM disesuaikan dengan strategi bisnis yang didasarkan pada Corporate Strategic Scenario (“CSS”), Master Plan for Human Capital (“MPHC”), Training Needs Analysis (“TNA”), transformasi organisasi serta pertumbuhan keuangan perusahaan.
Pendidikan dan pelatihan karyawan di tahun 2009 difokuskan kepada:
Pengembangan kepemimpinan. Pembinaan karyawan yang berpotensi sebagai pemimpin dan berkinerja tinggi yang telah menunjukkan komitmen untuk memberikan yang terbaik dan berwawasan global;
Mendukung pencapaian corporate strategic goals. Dengan mengacu pada CSS dan business plan unit bisnis terkait;
Mengurangi kesenjangan kompetensi karyawan, melalui evaluasi kompetensi berbasis penilaian CBHRM.
Program pengembangan kepemimpinan disediakan dalam berbagai program:
Kepemimpinan Tingkat Dasar (Supervisory Leadership Fundamental , Supervi sory Leadership Functional);
Kepemimpinan Tingkat Menengah (Suspim 135 B, Public Leadership untuk Manajemen Madya); dan
Kepemimpinan Tingkat Senior (Suspim 135 A, Functional Leadership, Commander Training, Public Leadership untuk Manajemen Senior).
61 Pada tahun 2009, program pengembangan kompetensi diberikan kepada 39.637 karyawan yang terdiri dari program pengembangan kepemimpinan untuk 1.121 karyawan, program pengembangan fungsional untuk 38.372 karyawan, dan program pengembangan bakat untuk 144 karyawan.
Program pelatihan ini difokuskan pada peningkatan kompetensi karyawan di bidang teknologi, pemasaran & manajemen telekomunikasi, informasi bisnis dan pengembangan new wave sejalan dengan visi kami menjadi market leader dalam bidang InfoComm. Berbagai kerja sama dengan lembaga terkemuka yang terkait dengan industri PT Telkom telah dilakukan untuk mendukung program pelatihan baik yang dilaksanakan di dalam maupun di luar negeri.
Pada tahun 2009, PT Telkom mengalokasikan dana Rp116,9 miliar untuk pelatihan dan pendidikan, atau rata-rata sebesar Rp2,95 juta per karyawan, berdasarkan jumlah karyawan yang menjalani pelatihan di tahun 2009, yang mencapai total 39.637 peserta dari total tenaga kerja perusahaan 23.154 karyawan.
Upaya lain untuk mengembangkan sumber daya manusia dilakukan melalui Knowledge Management, yaitu suatu fasilitas bagi setiap karyawan untuk bertukar ide, konsep dan informasi melalui artikel yang dapat diakses oleh semua karyawan.
The Dunamis Organization Service mengakui bahwa PT Telkom telah berhasil menerapkan fasilitas tersebut dalam mengelola perusahaan. Pada tanggal
62 15 Juli 2008, PT Telkom berhasil meraih peringkat ketiga Most Admired Knowledge Enterprise (“MAKE”) Award Indonesia, dan PT Telkom merupakan salah satu nominator dalam MAKE Award tingkat Asia pada tanggal 15 Oktober 2009 di Korea Selatan.
PT Telkom terus berupaya untuk meningkatkan kualitas SDM-nya di masa mendatang melalui program perekrutan karyawan yang terarah dan strategis sesuai target yang dikembangkan oleh Assessment Service Center dan Talent Pool.
7. Merencanakan program operasional. Usaha Kecil TELKOM adalah Usaha Kecil dan Koperasi yang memenuhi 3 (tiga) kriteria utama, yaitu: Pertama, usaha Usaha Kecil mempunyai prospek untuk berkembang. Kedua, usaha Usaha Kecil dalam kondisi masih aktif beroperasi, dan Ketiga, Usaha Kecil benar-benar memerlukan dana untuk mengembangkan usahanya. Profil Usaha Kecil Usaha Kecil TELKOM mencakup usaha kecil dan koperasi yang memliki usaha di bidang industri dan kerajinan, perdagangan, pertanian,peternakan, jasa, perikanan dan perkebunan. Usaha Kecil TELKOM berada tersebar di 33 propinsi di Indonesia dengan komposisi per jenis bidang usaha sebagai berikut: Usaha perdagangan, Usaha di bidang jasa, Industri kecil dan kerajinan, Pertanian dan perkebunan, Peternakan dan perikanan, dan lain-lain Program Bantuan Pinjaman
63 TELKOM menyalurkan dana Program Kemitraan dalam 2 (dua) bentuk yaitu: pinjaman lunak berbunga rendah dan hibah Dana hibah dibatasi penggunaannya hanya untuk kegiatan pelatihan dan pameran berbagai produk Usaha Kecil. Program Pembinaan Pelatihan dan Pembinaan Usaha Kecil Selain menyalurkan dana pinjaman lunak, PT Telkom melaksanakan pula Program Pelatihan bagi Usaha Kecil dan masyarakat. Program ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan keahlian Usaha Kecil sehingga mampu mandiri, tumbuh dan berkembang menjadi pengusaha yang handal. Kegiatan pembinaan ini meliputi pelatihan dan penyuluhan, promosi, pameran dan evaluasi. 8. Membagi wilayah. Penyelenggaraan kegiatan CSR tersebar di seluruh daerah operasi PT Telkom. Pada tingkat pusat, kegiatan CSR berada di bawah pembinaan Wakil Direktur Utama yang dikoordinasikan oleh Head of Corporate Communication (HCC). Pada tingkat Divisi dan Unit Bisnis, proram CSR menjadi tanggungjawab Execuitive General Manager atau Kelapa Unit Bisnis. Pada tingkat Kandatel, aktivitas CSR menjadi tanggungjawab General Manager Kandatel. Sedangkan untuk anak Perusahaan, program CSR menjadi tanggungjawab pimpinan Perusahaan yang bersangkutan. 9. Mengelola dana. Dana yang dikeluarkan PT Telkom dalam menjalankan program CSR kegiatan kemitraan pembinaan usaha kecil ini berasal dari penyisihan laba Telkom setelah pajak sebesar 1% s.d 3 % digunakan sebagai dana hibah atau pinjaman kepada
64 bina mitraan. Penyaluran dilaksanakan berdasarkan proposal dari mitra binaan yang telah disetujui dan pemberian kepada calon mitra yang dicari sendiri oleh unit area cd. 4.2.1.2 Tahap Implementasi CSR Pembinaan Usaha Kecil PT Telkom Implementasi program CSR yang dikelola PT Telkom berdasarkan pola berikut : Program sentralisasi. Yaitu PT Telkom sebagai penyelenggara utama kegiatan CSR kemitraan pembinaan usaha kecil. Dimana kegiatan berlangsung di areal perusahaan pada tingkat pusat, tingkat divisi, tingkat kandatel dan anak perusahaan. Pada prakteknya pelaksanaan kegiatan program CSR kemitraan pambinaan usha kecil bekerja sama dengan pihak lain sepeti pihak pemerintah, dimana PT Telkom berhubungan dan di awasi langsung oleh BUMN, selain BUMN kerja sama PT Telkom dengan pihak pemerintah yaitu dengan Bupati daerah tiap tempat program dilaksanakan, untuk membantu dalam mendapatkan identitas yang asli dan pasti tentang calon mitra binaan PT Telkom. PT Telkom juga melakukan kerja sama dengan media massa, untuk peliputannya bekerja sama dengan SCTV. Mekanisme yang dilakukan PT Telkom dalam pelaksanaan program CSR kemitraan pembinaan usaha kecil adalah program dirancang berdasarkan pedoman dan pengawasan pemerintah (BUMN).
4.2.1.3 Tahap Evaluasi CSR Pembinaan Usaha Kecil PT Telkom Monitoring dan Evaluasi Mitra Binaan adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk memonitor dan mengevaluasi perkembangan Mitra Binaan yang telah menerima bantuan
65 yang dilakukan secara periodik. Evaluasi Calon Mitra Binaan adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk menetapkan Calon Mitra Binaan yang akan diberi bantuan pinjaman.
Sebagai acuan dan tolak ukur keberhasilan dan ke-efektifitasan program CSR Pembinaan Usaha Kecil PT Telkom guna lebih meningkatkan efektivitas kegitan pembinaan, PT Telkom telah melaksanakan evaluasi kinerja Usaha Kecil maupun Progam Pemberdayaan Masyarakat. Evaluasi dilakukan antara lain melalui kegiatan survei untuk mendapatkan opini Usaha Kecil, yang dilakukan pengevaluasian secara konsisten dan berkala dengan mengevaluasi hasil usaha yang telah dilakukan oleh masyarakat yang diberikan bantuan modal maupun pelatihan yang diserahkan kepada pihak PT Telkom secara berkelanjutan dan berkala (tahunan), laporan keuangan juga menjadi acuan evaluasi dari program CSR pembinaan usaha kecil.
Untuk melihat sejauh mana efektifitas program CSR diperlukan parameter atau indikator untuk mengukurnya. Yaitu indikator internal dan indikator eksternal. 1. Indikator internal
Ukuran primer.
Minimize, yaitu terwujudnya hubungan yang harmonis antara PT Telkom dengan mitra binaan maupun dengan masyarakat sekitar penerima program CSR kemitraan pembinaan usaha kecil.
Asset, aset aset PT Telkom seperti peimpinan perusahaan, karyawan, gedung, telepon umum, tiang telepon terjaga dan terpelihara dengan
66 aman, meskipun tidak semua telepon umum tersentuh akan keamanannya.
Operational seluruh kegiatan promosi dan transaksi bisnis PT Telkom berjalan lancar khususnya yang berhubungan langsung dengan masyarakat.
Ukuran sekunder.
Tingkat penyaluran dan kolektibilitas (Suatu pembayaran Pokok atua Bunga Pinjaman oleh nasabah sebagaimana terlihat tata usaha bank berdasarkan
Surat
Keputusan
Direksi
Bank
Indonesia
No.32/268/KEP/DIR tanggal 27 Februari 1998) berjalan lancar dan tertatur pada program CSR kemitraan pembinaan usaha kecil, terbukti dengan laporan tahunan yang terus mengalami peningkatan.
Tingkat complience atau pemenuhan pada aturan yang berlaku sudah dilakukan dengan maksimal, karena manggunakan dan berkerja sama dengan pihak pihak yang profesional di bidangnya.
2. Indikator eksternal
Indikator ekonomi. Terjadinya peningkatan kemandirian masyarakat dan menurunnya angka kemiskinan serta pengangguran pada masyarakat. Dan proses peningkatan tersebut diawasi oleh PT Telkom dengan adanya hubungan yang berkelanjutan dengan mitra binaan.
Indikator sosial. Meningkatnya kualitas hubungan sosial antara PT Telkom dengan masyarakat sekitar.
67 4.2.1.4 Pelaporan CSR Pembinaan Usaha Kecil PT Telkom Dalam rangka membangun sistem informasi yang baik untuk keperluan proses pengambilan keputusan maupun keperluan keterbukaan informasi material dan relevan mengenai PT Telkom. Monitoring dan Evaluasi Mitra Binaan adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk memonitor dan mengevaluasi perkembangan Mitra Binaan yang telah menerima bantuan yang dilakukan secara periodik. Pelaporan kegiatan CSR Pembinaan Usaha Kecil dapat dilihat oleh semua pihak baik pihak internal maupun eksternal, semua laporan tersebut dimuat dalam laporan berlanjut tahunan di website PT Telkom. Pelaporan juga diberiakn kepada pihak pemerintah dimana BUMN yang menjadi badan pengawas dan pelaksana CSR kemitraan. Reporting yang dilakukan PT Telkom bertujuan untuk kepentingan pihak internal dan eksternal, laporan berisi infrmasi mengenai aktivitas perusahaan terkait dengan aspek sosial dan lingkungan.
4.2.2 Indikator kinerja kunci dalam implementasi CSR Kegiatan Pembinaan Usaha Kecil PT Telkom Menurut Kartini, D (2008:54) ada 8 indikator paling efektif yang besifat kualitatif dalam kinerja kunci implementasi CSR, yaitu: 1. Leadership (kepemimpinan). PT Telkom memperlakukan pimpinan sebagai karyawan sehingga harus tunduk, patuh dan melaksanakan etika yang telah digariskan oleh perusahaan.
68 Seorang pemimpin harus dapat menghargai ide yang baik dan prestasi kerja bawahannya. Sebagai Pembina, pemimpin harus berusaha meningkatkan keterampilan dan pengetahuan bawahannya dalam rangka pengembangan potensi. Pemimpin di PT Telkom memiliki komitmen untuk menghormati hak dan kewajiban karyawan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan Perjanjian Kerja Bersama (PKB). Bila terjadi pelanggaran oleh Direktur Utama dan/atau salah satu dari anggota direksi terhadap Etika Bisnis, kebijakan, atau prosedur yang berlaku, maka Direksi menetapkan atau menunjuk seseorang untuk menetapkan langkah-langkah tindakan/sanksi yang harus diambil sesuai dengan peraturan yang berlaku. Agar aturan etika tersebut dapat diterapkan secara efektif, maka TELKOM telah melakukan kegiatan sosialisasi kepada seluruh karyawan. Karyawan TELKOM wajib menandatangani “Kontrak Komitmen” setelah yang bersangkutan membaca Buku Aturan Etika TELKOM sebagai pernyataan bahwa yang bersangkutan setuju dan berjanji akan menerapkan aturan etika tersebut di TELKOM. Bagi yang melanggar aturan etika akan dikenakan sangsi sesuai dengan bobot pelanggarannya, mulai dari teguran tertulis sampai pada diserahkan kepada yang berwajib khususnya bila menyangkut kerugian perusahaan yang material atau perkara kriminal. 2. Proporsi bantuan. Karena cakupan wilayah yang menyeluruh di seluruh kantor pusat, tingkat divisi, tingkat kandatel dan anak perusahaan, maka dana yang dikeluarkan pun sudah jelas terbagi dengan rata dan adil, yaitu berasal dari penyisihan laba Telkom setelah pajak sebesar 1% s.d 3 % digunakan sebagai dana hibah atau pinjaman
69 kepada bina mitraan. PT Telkom juga memiliki Hibah, yaitu pemberian bantuan yang diberikan kepada Mitra Binaan dalam bentuk Pendidikan, Pelatihan, Pemagangan, Pendampingan, Promosil Pameran dan Pengkajian, Penelitian, Riset untuk meningkatkan produ ktivitas Mitra Binaan. 3. Transparasi dan Akuntabilitas. Setiap tahunnya PT Telkom selalu menuliskan laporan tahunan program CSR maupun keuangnya di dalam website www.telkom.co.id, semua pihak dapat secara transparan dapat melihat hasil laporan tahunan tersebut. PT Telkom juga mempunyai Monitoring dan Evaluasi Mitra Binaan adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk memonitor dan mengevaluasi perkembangan Mitra Binaan yang telah menerima bantuan yang dilakukan secara periodik. PT Telkom mendapatkan umpan balik dari masyarakat mitra binaan secara benar dengan melakukan interview dengan penerima mitra binaan. 4. Cakupan wilayah (coverage area). Penyelenggaraan kegiatan CSR tersebar di seluruh daerah operasi PT Telkom. Pada tingkat pusat, kegiatan CSR berada di bawah pembinaan Wakil Direktur Utama yang dikoordinasikan oleh Head of Corporate Communication (HCC). Pada tingkat Divisi dan Unit Bisnis, proram CSR menjadi tanggungjawab Execuitive General Manager atau Kelapa Unit Bisnis. Pada tingkat Kandatel, aktivitas CSR menjadi tanggungjawab General Manager Kandatel. Sedangkan untuk anak Perusahaan, program CSR menjadi tanggungjawab pimpinan Perusahaan yang bersangkutan. 5. Perencanaan dan mekanisme monitoring dan evaluasi.
70 PT Telkom meiliki Survey Calon Mitra Binaan, yaitu kegiatan penelitian terhadap Calon Mitra Binaan guna mendapatkan informasi mengenai kelayakan untuk ikut serta dalam Program Kemitraan, dan memiliki Mitra Binaan Relationship Officer atau disingkat dengan MRO adalah Tenaga Lepas yang direkrut untuk melakukan pencarian Calon Mitra Binaan, evaluasi, penyaluran, penagihan, monitoring, pelaporan dan penyediaan data base Calon Mitra Binaan Dalam perencanaan program CSR pembinaan usaha kecil, PT Telkom mendapatkan monitoring dai pihak pemerintah, yaitu BUMN dan bupati dalam pelaksanannya, program CSR pembinaan usaha kecil ini pun sudah berhasil mengurangi angka pengangguran di daerah mitra binaan, karena mitra binaan menyerap tenaga kerja masyarakat sekitar. Untuk mendapatkan bantuan pelatihan maupun pinjaman PT Telkom sudah mempunyai peraturan yang jelas, Seperti sayarat dan kriteria Kriteria usaha kecil yang dapat menjadi mitra binaan adalah pertama memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000,- tp tdk termasuk tanah & bangunan tempat usaha; kedua memiliki penjualan paling banyak Rp 1.000.000.000/thn; ketiga telah melakukan kegiatan usaha min 1 thn; keempat berbentuk usaha perseorangan, badan usaha baik tdk berbadan hukum maupun badan usaha berbadan hukum seperti koperasi; kelima usaha tersebut berdiri sendiri bukan merupakan anak perusahaan / cabang perusahaan; dan terakhir adalah tidak sedang dalam pembinaan BUMN lain, berbentuk usaha. Dan Bantuan Pinjaman Khusus adalah bantuan pinjaman yang diberikan kepada Mitra Binaan untuk membiayai kebutuhan dana pelaksanaan kegiatan usaha
71 Mitra Binaan yang bersifat jangka pendek dalam rangka memenuhi pesanan dari rekanan usaha Mitra Binaan. 6. Pelibatan stakeholder. Program CSR pembinaan usaha kecil PT Telkom sudah sangat jelas dan pasti menjamin partisipasi masyarakat untuk dapat terlibat dalam siklus proyek. Selain pihak pemerintah dan media massa. Karena masyarakatlah penerima manfaat program CSR kemitraan pembinaan usaha kecil. 7. Keberlanjutan (sustansibility). Kegiatan CSR kegiatan pembinaan usaha kecil juga sudah mendapatkan hati dari masyarakat khususnya masyarakat penerima program kemitraan, terdapat rasa memiliki program dan hasil program pada diri masyarakat mitra binaan PT Telkom. 8. Hasil nyata (outcome). Untuk menampilkan hasil mitra binaannya PT Telkom selalu mengikut sertakan mitra binaannya dalam acara tahunan pameran kemitraan yang diadakan oleh BUMN.
PT
Telkom
menerima
Indonesian
CORPORATE
SOCIAL
RESPONSIBILITY Award 2008 dari Menteri Sosial, PT Telkom meraih 6 kategori pada penghargaan tahunan Indonesian CSR Award 2008 di Jakarta, salah satunya adalah penghargaan Platinum, yaitu penghargaan di bidang sosial, ekonomi dan lingkungan. Direktur HCGA, Faisal Syam menerima penghargaan ini yang diserahkan langsung oleh Menteri Sosial RI, Bachtiar Chamsyah. TELKOM juga meraih penghargaan Gold di bidang sosial, Silver di bidang sosial, ekonomi dan lingkungan, juara pertama di bidang sosial, ekonomi dan
72 lingkungan untuk TELKOM Divre I, serta juara kedua untuk bidang ekonomi sosial, dan lingkungan untuk TELKOM Divre V. 4.2.3 Kendala Kendala yang dihadapi dalam Implementasi Corporate Social Responsibility kegiatan Pembinaan Usaha Kecil PT Telkom Dari semua hasil wawancara dan observasi yang ada, maka dapat peneliti ambil kesimpulan bahwa yang merupakan bentuk-bentuk dari kendala kendala yang dihadapi PT Telkom dalam implementasi CSR kegiatan pebinan usaha kecil adalah sebagai berikut: 1. Kurangnya pemerataan dampak program CSR kemitraan pembinaan usaha kecil, khususnya pada tingkat Kandatel dan anak Perusahaan. 2. Penyampaian informasi tentang program CSR kemitraan pembinaan usaha kecil yang masih sulit untuk didapatkan dan dijangkau dari pihak calon mitra binaan. 3. Kurang banyak menginformasikan kegiatan CSR kemitraan pembinaan usaha kecil dalam setiap kegiatan bisnis yang dilakukan PT Telkom. 4. Lemahnya kinerja tim pada level bawah dalam pelaksanaan program CSR pembinaan usaha kecil.
4.2.4 Upaya upaya yang sudah dilakukan untuk Menghadapi Kendala Kendala dalam Implementasi Corporate Social Responsibility Kegiatan Pembinaan Usaha Kecil PT Telkom Upaya upaya yang dilakukan :
73 1. Melakukan pengawasan secara langsung dari pusat kepada tingkat kandatel dan anak perusahaan dan melakukan pendekatan yang baik dengan bupati setempat. 2. Melakukan kerja sama dengan mitra binaan yang sudah berhasil untuk membantu masyarakat pengusaha kecil lainnya untuk ikut bergabung. PT Telkom juga sudah melakukan kerja sama dengan pemerintah daerah setempat untuk memberikan rujukan kepada masyarakat yang ingin mendapatkan pelatihan maupun dana pinjaman untuk usahanya. 3. Melakukan penyebaran informasi secara mendetail seperti menginformasikan program CSR di setiap kegiatan bisnisnya, dengan menggunakan media massa televisi, koran, buletin kantor dan website resmi. 4. Memberikan pelatihan kembali dan pemahaman akan Visi dan Misi dan tujuan dari program CSR pembinaan usaha kecil, agar mendapatkan kesamaan pemahaman dalam melaksanakan program CSR pembinaan usaha kecil, diharapkan terciptanya peningkatan kinerja kerja pada level bawah.
4.3
Pembahasan Hasil Penelitian. TELKOM sebagai bagian dari masyarakat memiliki komitmen yang tinggi untuk
mendukung dan melaksanakan program CSR . Komitmen ini dipicu terutama oleh faktor faktor antara lain: adanya tuntutan lingkungan global dalam penerapan CSR, perubahan persepsi manajemen terkini bahwa CSR adalah bagian dari Good Corporate Governance, meningkatnya ekspektasi investor global terhadap implementasi CSR, dan mengantisipasi diterapkannya ISO 26000 pada tahun 2008. Atas dasar ini maka CSR di
74 TELKOM dijadikan sebagai bagian dari strategi bisnis perusahaan, dan untuk melaksanakannya, manajemen telah mengeluarkan kebijakan yang dituangkan dalam Keputusan Direksi sebagai acuan dalam pengelolaan CSR di TELKOM.
Bagi TELKOM ada sebuah keyakinan kuat bahwa dengan melaksanakan CSR secara efektif akan diperoleh berbagai manfaat, seperti: meningkatkan daya saing, menciptakan peluang bisnis baru, menarik investor baru terutama yang peduli dengan praktek CSR, mempertahankan mitra bisnis yang berkualitas, terjalinnya kerjasa-ma dan hubungan yang baik dengan masyarakat lokal, dapat memperkuat dukungan pemerintah terhadap bisnis perusahaan, meningkatkan nama baik dan reputasi perusahaan, membuat karyawan memiliki rasa bangga dan rasa nyaman menjadi insan TELKOM, memudahkan untuk mendapatkan pendanaan berbiaya rendah terutama dari penyandang dana yang peduli dengan isu CSR, dan menghindari krisis akibat malpraktek CSR. Untuk menjalankan misi TELKOM CSR, manajemen telah merumuskan seperangkat azas atau prinsip-prinsip yang harus digunakan secara konsisten dalam penyelenggaraan TELKOM CSR, yaitu: 1. Keberpihakan kepada kepentingan masyarakat 2. Menjadi bagian strategi bisnis perusahaan 3. Berkontribusi untuk meningkatkan ekonomi dan kualitas hidup masyarakat dan karyawan. 4. Bertindak secara etis dan beroperasi secara legal. Pola Penyelenggaraan TELKOM CSR Disadari bahwa CSR mencakup aspek yang luas dan melibatkan banyak pemangku kepentingan dalam pelaksanaannya. Pada
75 prinsipnya, kegiatan CSR dikelola secara mandiri oleh PT Telkom. Namun demikian guna mendapatkan hasil yang optimum dalam pelaksanaannya, dilakukan secara sinergi dengan TELKOM Group, Institusi atau perusahaan lain. PT Telkom yakin bahwa keberhasilan program CSR, memerlukan keterlibatan dan partisipasi seluruh lapisan atau elemen masyarakat termasuk Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Sebagai perusahaan yang tumbuh dan beroperasi di tengah-tengah masyarakat, PT Telkom mempunyai komitmen untuk senantiasa menjalin hubungan harmonis dengan lingkungan di wilayah usahanya dan pemangku kepentingan lainnya. Komitmen tersebut diwujudkan melalui serangkaian program yang berbasis pada tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR). Pada gilirannya, program CSR telah menjadi bagian penting dari strategi PT Telkom untuk menciptakan sinergi dan hubungan yang saling menguntungkan dengan masyarakat dan lingkungannya serta pemangku kepentingan lainnya. Oleh sebab itu, PT Telkom telah mencanangkan visi di bidang ini, yaitu “sebagai pelopor implementasi CSR di Asia”.
4.3.1 Pedoman Prilaku Etika yang harus dijunjung tinggi dalam implementasi CSR meliputi: Menjaga kepatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan yang berlaku, menghindari benturan kepentingan; Tidak menyelenggarakan kegiatan yang bertentangan etika dan norma yang berlaku di masyarakat ter-masuk mayarakat industri; Mendukung kompetisi atau persaingan usaha yang sehat; Menjauhi dan menghindari tindakan atau praktek korupsi, kolusi dan nepotisme; Membangun keseimbangan lingkungan melalui program pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan. Membangun hubungan harmonis dengan
76 pemangku kepentingan; Menerapkan fungsi pengendalian dan pengawasan pada setiap kegiatan. Tidak boleh berafiliasi degan kegiatan dan program golongan dan atau partai politik.
4.3.2 Pengorganisasian TELKOM CSR Penyelenggaraan kegiatan CSR tersebar di seluruh daerah operasi PT Telkom. Pada tingkat pusat, kegiatan CSR berada di bawah pembinaan Wakil Direktur Utama yang dikoordinasikan oleh Head of Corporate Communication (HCC). Pada tingkat Divisi dan Unit Bisnis, proram CSR menjadi tanggungjawab Execuitive General Manager atau Kelapa Unit Bisnis. Pada tingkat Kandatel, aktivitas CSR menjadi tanggungjawab General Manager Kandatel. Sedangkan untuk anak Perusahaan, program CSR menjadi tanggung jawab pimpinan Perusahaan yang bersangkutan.
4.3.3 Program Kemitraan dan Pembinaan Usaha Kecil PT Telkom 4.3.3.1 Sasaran Program Kemitraan pembinaan usaha kecil Sasaran program kemitraan PT Telkom dapat didefinisikan sebagai berikut: 1. Membantu pengusaha kecil dan koperasi agar dapat berkembang dan mandiri 2. Meningkatkan
kepedulian
perusahaan
terhadap
pembinaan
lingkungan
masyarakat 3. Mendorong kegiatan dan pertumbuhan ekonomi serta terciptanya lapangan kerja dan kesempatan berusaha. Sasaran tersebut sejalan dengan MDG‟S khususnya masalah pengentasan kemiskinan yang juga menjadi perhatian PT Telkom. Dalam kaitan ini PT Telkom
77 menyiapkan dana untuk Program Kemitraan tahun 2006 sebesar Rp.79,3 Miliar, berasal dari penyisihan 1% deviden saham pemerintah, Sedangkan saldo dana tahun sebelumnya berjumlah Rp. 97,3 Miliar, berasal dari penyisihan 1% dari deviden pemerintah tahun buku 2003 dan 2004. Usaha Kecil TELKOM adalah Usaha Kecil dan Koperasi yang memenuhi 3 (tiga) kriteria utama, yaitu: Pertama, usaha Usaha Kecil mempunyai prospek untuk berkembang. Kedua, usaha Usaha Kecil dalam kondisi masih aktif beroperasi, dan Ketiga, Usaha Kecil benar-benar memerlukan dana untuk mengembangkan usahanya. Usaha Kecil TELKOM mencakup usaha kecil dan koperasi yang memliki usaha di bidang industri dan kerajinan, perdagangan, pertanian,peternakan, jasa, perikanan dan perkebunan. Usaha Kecil TELKOM berada tersebar di 33 propinsi di Indonesia dengan komposisi per jenis bidang usaha sebagai berikut:
Program Bantuan Pinjaman PT Telkom menyalurkan dana Program Kemitraan dalam 2 (dua) bentuk yaitu: pinjaman lunak berbunga rendah dan hibah Dana hibah dibatasi penggunaannya hanya untuk kegiatan pelatihan dan pameran berbagai produk Usaha Kecil.Realisasi penyaluran dana tersebut untuk tahun 2006 adalah sebagai berikut: 1. Dana pinjaman berjumlah Rp 93,07 miliar atau 68,44 % dari target tahun 2006 sebesar Rp 136,00 milyar 2. Dana hibah sebesar Rp 3,68 miliar atau 15,35 % dari target 2006 sebesar Rp 24 miliar.
Program Pembinaan
78 Pelatihan dan Pembinaan Usaha Kecil Selain menyalurkan dana pinjaman lunak, PT Telkom melaksanakan pula Program Pelatihan bagi Usaha Kecil dan masyarakat. Program ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan keahlian Usaha Kecil sehingga mampu mandiri, tumbuh dan berkembang menjadi pengusaha yang handal. Kegiatan pembinaan ini meliputi pelatihan dan penyuluhan, promosi, pameran dan evaluasi. Selama tahun 2006 telah dilaksanakan pelatihan untuk sebanyak 9.951 peserta dengan biaya sebesar Rp. 1.94 milyar,- dan kegiatan pameran sebanyak 251 kali dengan mengeluarkan biaya sebesar Rp. 1,74 miliar. Internet Hotspot UKM Jawa Timur Pada 7 Desember 2006 PT Telkom Divisi Regional V menyiapkan dukungan infrastruktur telekomunikasi berupa 100 satuan sambungan telepon untuk gerai-gerai yang membutuhkan selama pameran pada Jatim International Expo. Internet hotspot untuk membantu para pelaku UKM mengakses Internet. Survai Mitra Binaan, yaitu guna lebih meningkatkan efektivitas kegitan pembinaan, PT Telkom telah melaksanakan evaluasi kinerja Usaha Kecil maupun Progam Pemberdayaan Masyarakat. Evaluasi dilakukan antara lain melalui kegiatan survei untuk mendapatkan opini Usaha Kecil. Dari survei yang dilakukan pada tahun 2006 terungkap bahwa pembinaan yang paling dibutuhkan oleh Usaha Kecil adalah dalam bentuk: 1. Pelatihan sebesar 33 % 2. Promosi 21,2 % 3. Pendampingan 17,8 %