Studi Master Plan Pelabuhan Bungkutoko di Kendari
Laporan Akhir
BAB 3 TINJAUAN LINGKUNGAN A. KARAKTERISTIK LINGKUNGAN DI SEKITAR LOKASI PROYEK 1. Teluk Kendari Kota Kendari memiliki area perairan teluk yang cukup luas. Kawasan teluk Kendari yang berada di ibu kota Sulawesi Tenggara ini, sekitar 75 % bagian didominasi oleh kawasan pesisir teluk yang memiliki potensi pencemaran yang sangat besar. Hal ini dipengaruhi bentuk teluk yang semi tertutup sehingga seluruh aktivitas daratan akan bermuara kearah bagian dalam pantai teluk Kendari. Minimnya basuhan yang mengarah ke lautan membuat daerah pesisir teluk Kendari menyimpan bahan pencemar kedasar sediment pantai.
Gambar 3.1.: Teluk Kendari
Antara tahun 1995 hingga tahun 2000, beberapa lembaga penelitian telah melakukan penelitian dan hasilnya cukup memprihatinkan, dimana pada teluk kendari diketahui adanya pencemaran organic yang cukup tinggi dengan kategori pencemaran sedang. Berdasarkan karakteristik fisik kimia dan biologi, kualitas perairan teluk Kendari akan terus menurun sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk dan meningkatnya aktivitas pembangunan. Proses sedimentasi terparah terjadi pada sisi barat kawasan pesisir kota Kendari. Kondisi ini dipacu oleh pasokan sumber sedimentasi yang berasal dari DAS Kambu, Anggoeya dan Wanggu, ibarat kata bom waktu
Rencana Pengembangan
III-1
Studi Master Plan Pelabuhan Bungkutoko di Kendari
Laporan Akhir
yang sewaktu waktu meledak akibat pencemaran akan terus naik dan naik. Sedimen yang tinggi lajunya, masuk ke dalam teluk Kendari di prediksi akan mengancam keberadaan teluk. Aktivitas pelayaran khususnya mobilitas kapal pengangkut barang yang bertonase besar secara otomatis akan terganggu sehingga berdampak pada perekonomian masyarakat. Diperkirakan nilai ekonomi akibat kehilangan fungsi teluk Kendari bisa mencapai 5 hingga 7 milyar rupiah pertahun. Hal Ini belum termasuk kerugian akibat dari fungsi ekologis dan fungsi social budaya yang hilang di sekitar teluk Kendari. Sumber pencemaran perairan dapat diidentifikasi dari berbagai sumber diantaranya industri perikanan, pelabuhan umum, pelabuhan perikanan, limbah hotel dan ruko, limbah rumah tangga, pertambangan dan berbagai aktivitas lainnya. Kondisi ini belum termasuk sumber pencemaran yang timbul akibat kegiatan diseluruh DAS yang bermuara kearah teluk Kendari.
Gambar 3.2.: Sedimentasi di Teluk Kendari
2. Survey Kondisi Lingkungan Teluk Kendari memerlukan pekerjaan pengerukan untuk mengatasi pendangkalan yang ada. Diharapkan harus ada pemikiran positif agar investor yang masuk diberi kemudahan menanamkan modalnya demi pengembangan Kota Kendari ke depan. Terlebih, investor yang diharapkan untuk melakukan pekerjaan pengerukan Teluk Kendari sudah lama dinanti karena teluk Kendari akan terus mengalami pendangkalan serius dan harus segera diantisipasi. Sementara ini jika hanya mengandalkan APBD, program itu tentu tidak akan mungkin dilaksanakan dikarenakan anggaran yang dibutuhkan begitu besar, sedangkan keuangan daerah sangat terbatas.
Rencana Pengembangan
III-2
Studi Master Plan Pelabuhan Bungkutoko di Kendari
Laporan Akhir
Gambar 3.3.: Pencemaran di Teluk Kendari
Pihak investor yang masuk di Kota Kendari perlu diperlakukan dengan baik dan membutuhkan kemudahan. Jika tidak diselesaikan secepatnya, maka diperkirakan pada tahun 2025 mendatang Teluk Kendari akan menjadi daratan. Proses pendangkalan tersebut didasarkan pada perhitungan, bahwa dalam setiap tahunnya Teluk Kendari mengalami pendangkalan setinggi satu meter. Itu sesuai hasil prediksi sedimentasi sampah berdasarkan penduduk kumulatif kota yang diproyeksikan mundur dari tahun 1992 hingga 2010 dengan pertumbuhan penduduk ratarata 1,94 persen tiap tahun. Dalam waktu dua tahun terakhir, pertumbuhan penduduk Kota Kendari kita anggap konstan. Sehingga dengan perhitungan angka kumulatif rata-rata sedimentasinya, Teluk Kendari akan mengalami pendangkalan menjadi daratan pada 12 tahun ke depan. Dengan asumsi limbah dan sedimentasi tersebut konstan. Namun jika lebih besar dari rata-rata semula maka proses pendangkalannya pun akan lebih cepat dari prediksi awalnya. Pengurus Forum Tata Ruang Sultra menyatakan, bahwa sesuai data yang diperoleh, sejak tahun 1992 akumulasi sedimen sampah sebanyak 697.065,6 meter kubik dengan jumlah penduduk 103.511 jiwa. Tahun 1995, akumulasi sedimen sampah sebanyak 762.415,5 meter kubik dengan jumlah penduduk 113.215 jiwa. Tahun 2000, akumulasi sedimen sampah meningkat jadi 871.332,0 meter kubik Rencana Pengembangan
III-3
Studi Master Plan Pelabuhan Bungkutoko di Kendari
Laporan Akhir
dengan jumlah penduduk 145.803 jiwa. Tahun 2005, akumulasi sedimen sampah berjumlah 980.246,5 kubik saat penduduk mencapai 244.586 jiwa. Dan pada tahun 2010, akumulasi sedimen sampah sudah mencapai 1.089.165,0 kubik dengan jumlah penduduk 269.559 jiwa. Item-item lingkungan yang perlu untuk diteliti lebih mendalam untuk melaksanakan Studi Peninjauan Dampak Lingkungan adalah sebagai berikut; a. Lingkungan Sosial (Sosial-ekonomi, Tata Guna Lahan, Lalu lintas) b. Polusi Lingkungan (Kualitas Air, Material Palung, Kualitas Udara, Kebisingan dan Getaran) c. Lingkungan Biologis (Terestrial, Flora dan Fauna Air) 3. Metode Survei Lingkungan a. Wilayah Survey (Survei Air, Udara, Kebisingan dan Lalu lintas) Wilayah Survei untuk studi lingkungan ini untuk Pengembangan Pelabuhan yaitu Pelabuhan Bungkutoko, Kendari, Pengembangan Kawasan Palaran Baru serta disekitar muara Sungai Bungkutoko. b. Metode Survei Bagian-bagian pokok dalam survei dijelaskan dalan Tabel 3.1. Tabel 3.1.: Metode Survei Parameter Lingkungan Sosioekonomi
Lingkungan Tata Guna Sosial Lahan
Volume Lalu Lintas
Rencana Pengembangan
Unsur Studi a. b. c. d. a. b. c. d. e. f. a. b. c. d. e.
Demografi Ekonomi Sosial Kultur Sosial Kesehatan Masyarakat Kawasan Industri Kawasan Komersil Kawasan Pemukiman Lahan Pertanian Kawasan Hutan Lain-lain Sedan Bus Truk Besar Truk Kecil Motor
Metode Pengumpulan data sekunder dan survei wawancara
Pengumpulan data sekunder dan survei wawancara
Surveyor mencatat jumlah kendaraan yang lewat pada suatu titik pengamatan.
III-4
Studi Master Plan Pelabuhan Bungkutoko di Kendari
Kualitas Air Polusi lingkungan
Parameter Lingkungan
Material Palung
Polusi lingkungan
Udara
Kebisingan dan Getaran
Biologi
Survei Biologi
Rencana Pengembangan
a. Salinitas b. Sedimen Layang c. Dissolved Oxygen d. BOD e. COD f. Coliform g. Minyak dan Oli h. Phenol i. Nitrogen Amonia j. N Total k. P Total l. Kadmium m. Krom n. Tembaga o. Nikel p. Besi q. Timah r. Seng Unsur Studi a. Analisa Butiran b. Ignition Loss c. Densitas d. Kandungan Air e. Merkuri f. Arsenik g. Timah h. Krom i. Kadmium a. CO b. SO2 c. NOx d. SPM (Suspended Particulte Matter) Level Kebisingan dan Getaran
Flora dan Fauna
Laporan Akhir Sampling air dikumpulkan menjadi dua lapisan (lapisan atas dan lapisan bawah) pada lajur air. Dan sampling air dilakukan dua kali sehari dll, satu di saat pasang surut dan lainnya saat pasang naik.
Metode Sampling dilakukan di lokasi yang sama dengan sampling air.
Sampling dilakukan secara berkala selama 7 hari di tempat yang sama
Untuk setiap ukuran kebisingan dan getaran, sampling dilakukan secara berkala selama 7 hari di tempat yang sama. Flora dan fauna yang diamati adalah di dalam dan disekitar lokasi proyek yang diusulkan. Ragam flora dan fauna yang ada dipelajari melalui survei lapangan, survei wawancara, terutama mengenai bakau, ikan dan binatang.
III-5
Studi Master Plan Pelabuhan Bungkutoko di Kendari
Rencana Pengembangan
Laporan Akhir
III-6