BAB 3 OBJEK PENELITIAN
3.I
Sejarah Singkat PT. Pertamina (Persero)
PT. Pertamina (Persero) merupakan sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bertugas mengelola penambangan minyak dan gas bumi di Indonesia. Pertamina pernah mempunyai monopoli pendirian SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum) di Indonesia, namun monopoli tersebut telah
dihapuskan
pemerintah
pada tahun
2001.
Perusahaan
ini
juga
mengoperasikan 7 kilang minyak dengan kapasitas total 1.051,7 MBSD (Mega Barel per Stream Day) , pabrik petrokimia dengan kapasitas total 1.507.950 ton per tahun dan pabrik LPG dengan kapasitas total 102,3 juta ton per tahun. Pertamina adalah hasil gabungan dari perusahaan Pertamin dengan Permina yang didirikan pada tanggal 10 Desember 1957. Penggabungan ini terjadi pada 1968. Direktur Utama (Dirut) yang menjabat pada saat ini adalah Karen Agustiawan yang dilantik oleh Menteri Negara BUMN Syofan Djalil pada 5 Februari 2009 menggantikan Dirut yang lama Ari hernanto Soemarno. Pelantikan Karen Agustiawan ini mencatat sejarah terpenting, karena ia menjadi wanita pertama yang berhasil menduduki posisi puncak di perusahaan BUMN terbesar milik Indonesia itu.
30
31 Kegiatan Pertamina dalam menyelenggarakan usaha di bidang energi dan petrokimia, terbagi ke dalam sektor Hulu dan Hilir, serta ditunjang oleh kegiatan anak-anak perusahaan dan perusahaan patungan. Pada sektor Pertamina Hulu kegiatan usaha yang dilakukan meliputi eksplorasi dan produksi minyak dan gas yang dilakukan di beberapa wilayah Indonesia maupun luar negeri, kegiatan yang ada dilakukan melalui aliansi strategis bersama dengan mitra. Berbeda dengan kegiatan usaha di bidang minyak gas dan bumi, kegiatan eksplorasi dan produksi panas bumi masih dilakukan di dalam negeri. Untuk mendukung kegiatan intinya, Pertamina Hulu juga memiliki usaha di bidang pemboran minyak dan gas. Sedangkan pada sektor Pertamina hilir kegiatan usaha yang dilakukan meliputi bidang pengolahan, pemasaran, dan juga distribusi produk – produk perusahaan baik di dalam maupun luar negeri. 3.1.1
Visi, Misi dan Tata Nilai 6C Visi
: Menjadi Perusahaan Energi Nasional Kelas Dunia
Misi
: Menjalankan usaha minyak, gas, serta energi baru dan terbarukan secara terintegrasi, berdasarkan prinsip-prinsip komersial yang kuat
Tata Nilai 6C 1. CLEAN Profesional, menghindari benturan kepentingan, tidak mentolerir suap, menjunjung tinggi kepercayaan dan integritas.
32 2. COMPETITIVE Mampu berkompetisi, mendorong pertumbuhan melalui investasi, membangun budaya sadar biaya dan menghargai kinerja. 3. CONFIDENT Berperan dalam pembangunan ekonomi nasional, menjadi pelopr dalam reformasi BUMN, dan membangun kebanggan bangsa. 4. CUSTOMER FOCUSED Berorientasi pada kpeentingan pelanggan, dan berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan. 5. COMMERCIALS Menciptakan nilai tambah dengan orientasi komersial, mengambil keputusan berdasarkan prinsip-prinsip bisnis yang sehat. 6. CAPABLE Kapabilitas sebagai pemimpin, professional dan berkomitmen di dalam pengembangan terhadap karyawan.
33 3.1.2 Struktur Organisasi PT. Pertamina (Persero
Gambar 3.1 : Struktur Organisasi PT Pertamina (Persero) 3.1.3
Logo PT Pertamina (Persero)
Gambar 3.2 :Transformasi Logo Pertamina
34 • Sejarah Logo Pertamina
Awal mula Pertamina berdiri yaitu dengan logo kuda laut kembar. Tidak banyak masyarakat yang tahu asal-usul logo kuda laut kembar tersebut. Hal ini dikarenankan Pertamina didirikan dalam situasi darurat sehingga pencatatan sejarah logo saat itu dianggap tidak penting. Logo kuda laut kembar merupakan gabungan dan pengembangan dari logo-logo PN Permina dan PN Pertamin, dua perusahaan yang menjadi embrio kelahiran Pertamina. Logo perusahaan sendiri, baru muncul ketika PT Permina berubah statusnya menjadi PN Permina tahun 1961 (berdasarkan PP No. 198 tahun 1961). Logo itu memiliki unsurunsur yang kira-kira sama dengan logo kuda laut kembar yang kita kenal sekarang. Bedanya, tidak ada bingkai yang terbentuk simetris empat lengkung. Sedangkan logo PT Pertamina (tahun 1961 berbentuk PN berdasarkan PP No. 3 tahun 1961) adalah berbentuk bintang api segi lima warna merah di dalam lingkaran berwarna putih. Penggabungan logo terjadi seiring dengan mergernya PN Permina dan PN Pertamin pada 20 Agustus 1968. Tanggal ini dianggap tanggal kelahiran resmi logo si kuda laut kembar, yang sekaligus melambangkan dua arti simbolik, yaitu : •
Pertama, kedaulatan bangsa Indonesia atas sumber daya alam mineral minyak dan gas bumi. Hal ini ditandai berdirinya perusahaan milik pribumi sejak tahun 1954, 1957, 1960, 1961, 1968, dan 1971
35 yang
merupakan
tahun-tahun
bersejarah
dari
perkembangan
perubahan minyak bumi. •
Kedua, harapan jadinya perusahaan minyak yang lebih kuat, disatukannya PN Permina dan PN Pertamin, mengingat saat itu bisnis minyak Indonesia sudah harus berhadapan dengan perusahaanperusahaan kaliber dunia yang bercokol di Indonesia maupun rekanan di luar negeri.
3.1.3.1 Logo Pertamina
Gambar 3.3 : Logo Pertamina saat ini o
Bentuk : Elemen logo membentuk huruf P yang secara keseluruhan merupakan representatif bentuk panah, dimaksud sebagai Pertamina yang bergerak maju dan progresif.
o Warna : Warna-warna yang berani menunjukkan langkah besar yang diambil.
36 o Pertamina dan aspirasi perusahaan terhadap masa depan yang lebih positif dan dinamis. Warna Biru mencerminkan keandalan dan dapat dipercaya. Warna Merah mencerminkan keuletan ketegasan dan keberanian dalam menghadapi berbagai macam kesulitan. Warna Hijau memberi kesan sumber daya energi yang berwawasan lingkungan.
3.1.4 Produk PT Pertamina PT Pertamina yang dikenal sebagai perusahaan tambang dan minyak terbesar di Indonesia memiliki beberapa produk yang cukup terkenal dan banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia. Berikut beberapa contoh produk yang di produksi dan dipasarkan oleh Pertamina, yaitu :
1.
PERTAMAX
Gambar 3.4 : Logo Pertamax
Pertamax merupakan bahan bakar ramah lingkungan beroktan tinggi hasil penyempurnaan produk Pertamina sebelumnya.
37 Formula barunya yang terbuat dari bahan baku berkualtas tinggi memastikan mesin kendaraan bermotor anda bekerja dengan lebih baik, lebih bertenaga, “knock free”, rendah emisi, dan memungkinkan anda menghemat pemakaian bahan bakar.
Pertamax ditujukan untuk kendaraan yang mempersyaratkan penggunaan bahan bakar beroktan tinggi dan tanpa timbal (unleaded). Pertamax juga direkomendasikan untuk kendaraan yang diproduksi diatas tahun 1990 terutama yang telah menggunakan teknologi setara dengan electronic fuel injection dan catalytic converters. Bagi pengguna kendaraan yang diproduksi dibawah tahun 1990 tetapi menginginkan peningkatan kinerja mesin kendaraannya juga dapat mempergunakan produk ini.
2.
Premium
Gambar 3.5 : SPBU penjualan BBM
38 Premium adalah bahan bakar minyak jenis distilat berwarna kekuningan yang jernih. Warna kuning tersebut akibat adanya zat pewarna tambahan (dye). Penggunaan premium pada umumnya adalah untuk bahan bakar kendaraan bermotor bermesin bensin, seperti : mobil, sepeda motor, motor tempel dan lain-lain. Bahan bakar ini sering juga disebut motor gasoline atau petrol.
3.
BIO SOLAR
Gambar 3.6 : Logo Biosolar Biodiesel adalah salah satu jenis bahan bakar hayati non fosil (biofuel) yang sedang digalakkan Pemerintah pemakaiannya melalui Perpres No. 5 Tahun 2006 dan Inpres No. 1 Tahun 2006. Pertamina memproduksi dan menjual biodiesel dari bahan dasar minyak kelapa sawit atau CPO (crude palm oil). Bahan bakar ini secara bertahap akan mengurangi peran solar. Dengan kualifikasi biodiesel B-5 yang diluncurkan 20 Mei 2006 ini, biodiesel bermerek Bio-Solartersebut mengandung lima persen CPO yang telah dibentuk menjadi Fatty Acid Methyl Ester (FAME) dan 95 persen solar murni bersubsidi. Dengan formula seperti itu, untuk
39 tahun 2006 ada penghematan impor solar sebanyak 720.000 kiloliter. 4.
Bahan Bakar gas (BBG)
Gambar 3.7 : Tempat pengelolaan BBG Bahan Bakar Gas (BBG) adalah gas bumi yang telah dimurnikan dan aman, bersih, andal, murah. Dipakai sebagai bahan bakar kendaraan bermotor. Teknologi BBG untuk kendaraan bermotor telah lama diterapkan di Italia sejak tahun 1934 dan menyusul negara lainnya seperti Amerika, Selandia Baru, Canada, Argentina, Malaysia, Brazilia Muangthai dan Rusia. Di Indonesia, BBG telah diuji coba oleh suatu tim evaluasi teknis Proyek Percontohan Bahan Bakar Gas dengan hasil baik dan layak untuk dipakai pada kendaraan transportasi. Segala merek/type kendaraan dapat menggunakan BBG, untuk itu perlu dipasang peralatan tambahan yang disebut 'Conversion Kit'. Bila diperlukan, kendaraan BBG dapat kembali menggunakan Bahan Bakar Minyak hanya dengan memutar tombol penyeleksi bahan bakar (2 sistem).
40 3.2
CSR PT. Pertamina (Persero) Pertamina sebagai suatu entitas bisnis diwajibkan untuk dapat mematuhi asas-asas tata kelola perusahaan yang baik (Good Governance) di dalam menjalankan kegiatan usahanya. Saat ini Pertamina telah mengalami perubahan yang fundamental salah satunya adalah status badan hukum Perseroan yang terikat pada Undang-Undang No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Untuk dapat menunjang kelancaran dan keamanan operasi maka perusahaan berdasarkan Undang-Undang Perseroan Terbatas diwajibkan untuk melakukan kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan dan lingkungan atau yang sering di interpretasikan dewasa ini dengan Corporate Socail Responsibility (CSR). Agar kegiatan ini tidak hanya merupakan kegiatan yang memiliki dampak pada masyarakat, maka kegiatan tersebut perlu dilaksanakan secara terintegrasi baik korporat maupun Unit Operasi. 3.2.1
Struktur Organisasi Corporate Social Responsibility (CSR) PT Pertamina
Gambar 3.8 : Struktur Organisasi CSR PT Pertamina (Persero)
41 Seperti yang digambarkan pada struktur organisasi CSR PT Pertamina (Persero) diatas setiap bagian divisi memiliki tanggung jawab dan daftar kerjanya masing – masing, yaitu : MANAGER CSR • Menyusun dan merealisasikan rencana kerja dan anggaran fungsi CSR yang mendukung pencitraan positif perusahaan. • Memutuskan, mengarahkan dan mengendalikan program-program CSR bidang Kesehatan Masyarakat, Lingkungan, Pendidikan, Infrastruktur dan Manajemen Bencana, serta kegiatan administrasi dan pelaporan CSR yang terpadu antara korporat, unit operasi di Pengolahan, Pemasaran dan Niaga serta Anak Perusahaan sejalan dengan kebijakan CSR Perusahaan. SENIOR
OFFICER
&
OFFICER
INFRASTRUCTURE
&
DISASTER •
Menyusun, melaksanakan dan mengavaluasi program-program kerja CSR di bidang Infrastruktur dan Bencana Alam yang terpadu antara korporat dengan unit operasi di Pengolahan, Pemasaran dan Niaga serta Anak Perusahaan, sejalan dengan kebijakan CSR perusahaan.
•
Mengevaluasi dan menganalisa kerjasama dengan Unit Operasi, Anak Perusahaan dan Pihak III dalam pelaksanaan program – program kerja CSR di bidang Infrastruktur dan Bencana Alam.
42 •
Mengendalikan laporan pelaksanaan program kerja CSR di bidang Infrastruktur dan Bencana Alam yang yang terpadu antara korporat dengan unit operasi di Pengolahan, Pemasaran dan Niaga serta Anak Perusahaan selaras dengan kebijakan CSR Perusahaan.
OFFICER ADMINISTRATION & REPORTING •
Menganalisa dan mengevaluasi program-program kerja CSR di bidang Administrasi dan Pelaporan yang terpadu antara korporat dengan unit operasi di hulu, Pengolahan, Pemasaran dan Anak Perusahaan sejalan dengan kebijakan internal dan eksternal perusahaan dalam rangka membangun dan menciptakan citra serta kredibilitas perusahaan.
•
Mengendalikan laporan pelaksanaan program kerja CSR di bidang Administrasi dan Pelaporan yang tertib dan sesuai dengan ketentuan perusahaan.
•
Mengevaluasi dan menganalisa kerjasama dengan Unit Operasi, Anak Perusahaan dan pihak III dalam pelaksanaan program – program kerja CSR di bidang Administrasi dan Pelaporan.
SENIOR OFFICER & OFFICER EDUCATIONAL •
Menyusun, melaksanakan dan mengavaluasi program-program kerja CSR di bidang Pendidikan yang terpadu antara korporat dengan unit operasi di Pengolahan, Pemasaran dan Niaga serta Anak Perusahaan, sejalan dengan kebijakan CSR perusahaan.
43 •
Mengevaluasi dan menganalisa kerjasama dengan Unit Operasi, Anak Perusahaan dan Pihak III dalam pelaksanaan program – program kerja CSR di bidang Pendidikan.
•
Mengendalikan laporan pelaksanaan program kerja CSR di bidang Pendidikan yang yang terpadu antara korporat dengan unit operasi di Pengolahan, Pemasaran dan Niaga serta Anak Perusahaan selaras dengan kebijakan CSR Perusahaan.
SENIOR OFFICER & OFFICER ENVIRONMENT •
Menyusun, melaksanakan dan mengavaluasi program-program kerja CSR di bidang Lingkungan yang terpadu antara korporat dengan unit operasi di Pengolahan, Pemasaran dan Niaga serta Anak Perusahaan, sejalan dengan kebijakan CSR perusahaan.
•
Mengevaluasi dan menganalisa kerjasama dengan Unit Operasi, Anak Perusahaan dan Pihak III dalam pelaksanaan program – program kerja CSR di bidang Lingkungan.
•
Mengendalikan laporan pelaksanaan program kerja CSR di bidang Lingkungan yang yang terpadu antara korporat dengan unit operasi di Pengolahan, Pemasaran dan Niaga serta Anak Perusahaan selaras dengan kebijakan CSR Perusahaan.
44 3.2.2
Visi dan Misi CSR PT Pertamina Visi Menuju Kehidupan Lebih Baik Misi 1. Melaksanakan komitmen korporat atas Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang akan memberikan nilai tambah kepada semua pemangku kepentingan untuk mendukung pertumbuhan perusahaan. 2. Melaksanakan tanggung jawas korporat dan kepedulian sosial untuk sebuah pembangunan masyarakat yang berkelanjutan.
3.2.3
Tujuan CSR PT Pertamina •
Orientasi Eksternal 1. Melaksanakan komitmen korporat atas Tanggung Jawab dan Lingkungan (TJSL) guna memberikan nilai tambah kepada semua pemangku kepentingan. 2. Membantu pemerintah memperbaiki Indeks pembangunan manusia melalui program yang mendukung pencapaian target Millenium Development Goals (MDGs)
45 •
Orientasi Internal 1. Membangun hubungan yang harmonis dan kondusif dengan seluruh pemangku kepentingan (Stakeholders) guna mencapai tujuan korporasi dalam membangun reputasi. 2. Mewujudkan kepedulian social untuk ikut membangun masyarakat sekitar daerah operasi secara berkelanjutan (sustainable). 3. Mendukung pencapaian peringkat proper hijau danemas untuk pertumbuhan kualitas perusahaan.
3.3
Prosedur yang Berlaku 3.3.1
Kebijakan CSR Pertamina
1.
Penerapan CSR Pertamina merupakan refleksi nilai dan budaya perusahaan yang terintegrasi dengan strategi bisnis perusahaan masa kini dan mendatang, yang memberikan manfaat bagi Pertamina, shareholder, dan stakeholder.
2.
Mengingat kondisi nyata masyarakat Indonesia, maka Pertamina dalam penerapan CSR saat ini lebih diprioritaskan untuk membantu
46 masyarakat dan pemerintah dalam memecahkan permasalahan sosial di sekitar kegiatan Pertamina. 3.
Pelaksanaan kegiatan CSR Pertamina dikendalikan sepenuhnya oleh perusahaan dengan bekerjasama bersama lembaga-lembaga lainnya.
4.
Program-program CSR Pertamina dikembangkan dan diprioritaskan untuk
pendidikan,
kesehatan,
pelestarian
lingkungan
dan
pemberdayaan ekonomi masyarakat. 3.3.2
Klasifikasi Kegiatan
Kegiatan CSR diklasifikasikan menjadi 2 (dua) yaitu CSR terprogram dan CSR tidak terprogram. CSR terprogram adalah kegiatan CSR yang disusun / dilaksanakan berdasarkan rencana kerja selama kurun waktu tertentu. CSR tidak terprogram adalah kegiatan CSR yang dilaksanakan berdasarkan poroposal yang diajukan oleh pihak ketiga yang tidak sesuai dengan program kerja dan criteria atau kegiatan dari adanya kejadian yang tidak dapat diperkirakan sebelumnya, misalnya seperti bencana alam. Kegiatan CSR dapat dilaksanakan secara Korporat maupun di Unit Operasi :
47 a.
Korporat Kegiatan CSR mencakup 4 (empat) bidang yaitu Kesehatan, Pendidikan, Lingkungan, Infrastruktur dan Bencana Alam. Pelaksanaan kegiatan CSR ditinjau dari segi cakupannya merupakan kegiatan yang bersifat dan mempunyai dampak nasional. Kegiatan CSR yang terintegrasi dengan Unit Operasi
b.
Unit Operasi dan Unit Usaha Pelaksanaan kegiatan CSR di Unit Operasi mengacu pada Bidang yang telah ditetapkan oleh CSR korporat. Pelaksanaan kegiatan CSR Unit Operasi dilakukan selaras dengan kegiatan CSR korporat. Unit Operasi dapat melaksanakan kegiatan / program kerja unggulan, sesuai kebutuhan Unit, yang memiliki nilai tambah bagi masyarakat operasi setempat selain kegiatan CSR Korporat.
3.3.3
Ruang Lingkup Kegiatan CSR Ruang lingkup kegiatan CSR Pertamina meliputi : a. Bidang Educational (Pendidikan) •
Memberikan akses terhadap pendidikan dengan prioritas di sekitar unit operasi / perusahaan dan masyarakat luas secara selektif.
48 •
Meningkatkan mutu pendidikan dengan prioritas disekitar unit operasi / perusahaan dan masyarakat luas secara selektif.
•
Meningkatkan tata kelola pendidikan yang baik.
b. Bidang Public Health (Kesehatan) • Menurunkan tingkat kematian ibu dan anak (balita) dengan prioritas di sekitar unit operasi / perusahaan dan masyarakat luas secara selektif. • Meningkatkan gizi anak (balita) dengan prioritas di sekitar unit operasi / perusahaan dan masyarakat luas secara selektif. • Meningkatkan kesehatan masyarakat dengan prioritas di sekitar unit operasi / perusahaan dan masyarakat luas secara selektif. c. Bidang Environment (Lingkungan) • Meminimalisasi dampak negatif terhadap lingkungan akibat keiatan operasi perusahaan. • Mendukung konservasi dan kelestarian lingkungan hidup. • Mengurangi emisi gas buang yang berasal dari kegiatan operasi perusahaan. d. Bidang Infrastructure & Disaster (Prasarana Umum dan Bencana Alam)
49 • Melakukan pembangunan dan perbaikan sarana prasarana umum sesuai peruntukan dan kebutuhan, khususnya masyarakat sekitar wilayah kerja operasi perusahaan dan masyarakat luas secara selektif. • Penanggungulangan kejadian tanggap darurat baik kepada masyarakat
disekitar
wilayah
kerja
perusahaan
maupun
masyarakat luas secara selektif. • Mengurangi dampak umum terjadinya bencana alam. 3.3.4
CSR Environment Dalam bidang bina lingkungan, Pertamina secara gencar menjadi pelopor pelestarian lingkungan hidup melalui penegakan hukum lingkungan dan pelestarian alam dengan penanaman pohon untuk penghijauan dan pengelolaan limbah. Program CSR Pertamina di bidang Lingkungan ditujukan sebagai komitmen manajemen dalam rangka tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan hidup dan pelestarian alam. Program program yang telah dilaksanakan oleh CSR environment diantaranya adalah : 1. Distribusi dan penanaman lebih dari 400.000 bibit pohon pelindung dan produktif
50 Pertamina menggelar aksi penghijauan di beberapa wilayah yang ditandai dengan penanaman bibit pohon. Kegiatan penghijauan ini merupakan salah satu program CSR Pertamina yang direalisasikan di sekitar area eksplorasi dan produksi perusahaan. Adapapun jenis bibit yang ditanam adalah tanaman produksi yang dapat menghasilkan baik dari kayu, getah, dan buah serta tanaman yang berfungsi sebabagai protektor untuk melindungi lingkungan. Sebagai contoh pohon mangrove dimana tananaman ini mempunyai peran yang penting terhadap perlindungan ekosistem di sekitar lokasi. 2. Program Satu Aksi Untuk Ciliwung – Kampanye“Stop Nyampah Di Kali” Program Corporate Social Responsibility oleh PT Pertamina yang bekerja sama dengan LPPM IPB menunjang program pelestarian lingkungan yang berbasis di Jakarta mengadakan program “SATU AKSI UNTUK CILIWUNG”
yang pada tahun 2011 lalu telah
terealisasikan di kawasan Jakarta Selatan hingga Barat, khususnya di kelurahan Kapuk Muara yang melibatkan 1 RW yang yang menaungi 9 RT. Sementara itu, dari pengelolaan sampah di RW 05 Kapuk Muara setiap minggunya telah dihasilkan sekitar 500 kilogram kompos Kegiatan
pendampingan
CSR-PERTAMINA
SATU
AKSI
UNTUK CILIWUNG ini dimulai pada bulan Januari 2011. Program aksi untuk Ciliwung mempunyai latar belakang yang sesuai dengan motto CSR Pertamina yaitu Pertamina Sobat Bumi dimana beberapa
51 wilayah atau daerah akan dikelola dan diberdayakan (Green Village). Juga mensosialisasikan kampanye “Stop Nyampah diKali” karena berlangsungnya program ini adalah demi terciptanya kelestarian dalam lingkungan. 3. Menabung 100 Juta Pohon Dalam menjalankan program pemerintah Republik Indonesia dengan menanam 1 Milyar pohon, Pertamina turut ambil bagian dalam merealisasikan program tersebut. PT Pertamina (Persero) meluncurkan program Pertamina Sobat Bumi yang berorientasi pada percepatan
perbaikan
lingkungan
yang
berkontribusi
dalam
pengurangan emisi karbon dengan kegiatan utama berupa ‘Menabung 100 Juta Pohon’. Kegiatan tanam pohon tersebut merupakan Program Pertamina Sobat Bumi. Kegiatan
‘Menabung
100
Juta
Pohon’
ditujukan
untuk
mengurangi emisi karbon dan peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui skema kemitraan di dalam atau luar wilayah kerja Pertamina. Diharapkan, pada 2011 jumlah pohon yang ditanam mencapai 1 juta pohon, lalu 4 juta pohon pada 2012, 15 juta pohon pada 2013, 30 juta pohon pada 2014 dan terakhir 50 juta pohon pada 2015. Pada 2011 diproyeksikan aksi tersebut mampu menyerap 3 juta ton karbon dan akan meningkat menjadi 311 juta ton karbon per tahun pada 2015. 4. Green Act Program lain yang dilaksanakan oleh CSR lingkungan adalah Green and Creativity At School atau Green Act merupakan program
52 yang bergerak dalam bidang lingkungan dengan seni dan kreativitas untuk siswa SMA dan guru dengan menggunakan gaya hidup hijau sebagai tema utama. Tujuan umum dari program ini adalah untuk meningkatkan dan mengembangkan aktivitas ramah lingkungan dan kreativitas dalam rangka memecahkan masalah lingkungan dalam masyarakat. Green Act diadakan di 115 sekolah lewat lomba tingkat SMAN di Jakarta, seperti: lomba pelopor lingkungan sekolah, lomba poster –siswa, lomba kreasi daur ulang –siswa dan lomba karya tulis – guru.
3.3.5
Green Act
Pertamina green act (green art and creativity) merupakan kegiatan kerjasama antara corporate social responsibility (CSR) PT Pertamina (Persero) dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Institut Pertanian Bogor (LPPM IPB), yang bertujuan untuk meningkatkan dan mengembangkan aktivitas dan kreativitas ramah lingkungan
dan
berkelanjutan
dalam
rangka
upaya
mengatasi
permasalahan lingkungan. Ide pemberian nama dari green act sendiri diciptakan oleh LPPM IPB dimana dalam nama tersebut memiliki pengertian dari seni dan kreativitas yang berwawasan hijau. Maksud dari pernyataan
tersebut
adalah
melalui
seni
dan
kreativitas
yang
diapresiasikan akan menjadi wujud dan upaya manusia dalam memperbaiki dan melestarikan lingkungan.
53 Kegiatan Pertamina green act memiliki tema utama yaitu hemat energi dan energi terbarukan, Pertamina mengharapakan melalui kegiatan ini dapat mendotong generasi muda (pelajar) untuk mewujudkan perilaku ramah lingkungan melalui kegiatan nyata dalam kehidupan sehari-hari dan memacu kreativitas generasi muda untuk menciptakan teknologi dan mengembangkan
sumber-sumber
energi
terbarukan
yang
ramah
lingkungan. Pertamina green act merupakan kegiatan bidang lingkungan yang dilaksanakan sekolah dimana target utama dalam program ini adalah para siswa siswi sekolah, yang dapat dimanfaatkan sebagai wahana untuk meningkatkan kepedulian dan kecintaan terhadap lingkungan. Melalui kegiatan Pelopor Lingkungan, sekolah – sekolah menjadi teladan dalam berbudaya lingkungan yang diwujudkan melalui kebijakan sekolah, kurikulum, ekstrakulikuler, dan program – program lain yang mengikutsertakan sekolah lain dan masyarakat. Melalui lomba seni dan kreativitas bagi siswa sekolah akan distimulasi karya-karya indah dan kreatif yang dapat dikembangkan untuk mengkomunikasikan upaya perbaikan lingkungan. Kegiatan utama dari program green act sendiri yaitu : a. Tingkat Sekolah • Lomba Pelopor Lingkungan b. Tingkat Siswa • Lomba Menggambar Lingkungan • Lomba Poster dan Kreasi Daur Ulang
54
3.4
Metodologi Penelitian Pada penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendektan kualitatif, dimana data yang dihasilkan sifatnya lebih terukur. Metode penelitian deskriptif- kualitatif sering disebut sebagai metode naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah. Menurut Nasution dalam penelitian kualitatif data dikumpulkan terutama oleh peneliti sendiri secara pribadi dengan memasuki lapangan. Peneliti sendirilah
yang
terjun
langsung
ke
lapangan
serta
berusaha
sendiri
mengumpulkan informasi melalui pengamatan atau wawancara. (Prastowo, 2010: 15) Penelitian
kualitatif
adalah
suatu
pendekatan
penelitian
yang
mengungkap situasi sosial tertentu dengan mendeskripsikan kenyataan secara benar, dibentuk oleh kata – kata berdasarkan teknik pengumpulan dan analisis data yang relevan yang diperoleh dari situasi yang alamiah. (Satori & Komariah, 2011:25) Penelitian kualitatif dilakukan karena peneliti ingin mengeksplor fenomena-fenomena yang tidak dapat dikuantifikasikan yang bersifat deskriptif seperti proses suatu langkah kerja, formula suatu resep, pengertian tentang suatu konsep yang beragam, karakteristik suatu barang dan jasa, gambar-gambar, gayagaya, tata cara suatu budaya, dan lain sebagainya.
55 Sebagai peneliti ilmu komunikasi khususnya public relations dengan metode kualitatif, dalam analisis data yang dilakukan tidak menggunakan bantuan ilmu statistika, tetapi menggunakan rumus 5W + 1H (Who, What, When, Where, Why dan How). Kata what digunakan untuk mencari data dan fakta yang dihasilkan dari penelitian, How
untuk melihat bagaimana proses data itu
berlangsung, untuk Who sendiri digunakan untuk meninjau siapa saja yang bisa dijadikan informan kunci dalam penelitian, Where untuk mengkaji dimana sumber informasi penelitian itu bisa digali atau ditemukan, dan When mengenai kapan sumber informasi itu bisa ditemukan, dan poin yang paling penting dalam mencermati analisis penelitian kualitatif adalah Why untuk menganalisis lebih dalam atau penafsiran lebih dalam mengenai ada apa dibalik fakta yang terjadi dan data hasil penelitian yang ada, mengapa bisa terjadi seperti itu. (Ardianto, 2010 : 58) 3.4.1
Metode Pengumpulan Data Metode penelitian yang penulis gunakan mengenai peran public relations PT Pertamina (Persero) dalam mensosialisasikan program green act sebagai salah satu kegiatan corporate social responsibility di SMA Yayasan Persaudaraan Haji Bogor adalah metode penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang. Penelitian deskriptif memusatkan perhatian pada masalah
56 aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian berlangsung. Melalui penelitian kualitatif deskriptif, peneliti berusaha mendeskripsikan peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatian tanpa memberikan perlakuan khusus terhadap peristiwa tersebut. (Noor, 2011 : 34) Sedangkan menurut Satori dan Komariah (2011:8) penelitian kualitatif deskriptif adalah langkah kerja untuk mendeskripsikan suatu objek, fenomena, atau setting social terjewantah dalam suatu tulisan yang bersifat naratif. Artinya data, fakta yang dihimpun berbentuk kata atau gambar
daripada
angka-angka.
Mendeskripsikan
sesuatu
berarti
menggambarkan apa, mengapa, dan bagaimana suatu kejadian terjadi. Metode kualitatif deskriptif menitikberatkan padaobservasi dan suasana ilmiah (natural setting), peneliti terjun langsung ke lapangan, bertindak sebagai pengamat, mengamati gejala, dan mencatatnya dalam buku observasi. (Ardianto, 2010:60) Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah melalui data primer dan sekunder. A. Data Primer Data primer dalam penelitian ini diaplikasikan melalui cara observasi langsung di PT Pertamina (Persero) fungsi corporate social responsibility dan wawancara dengan pihak internal dan eksternal.
57 1. Observasi Menurut Sutrisno Hadi (Prastowo, 2010:27) observasi merupakan pengamatan dan pencatatan secara sitematik terhadap suatu gejala yang tampak pada objek penelitian. Observasi yang dilakukan oleh penulis sendiri yaitu observasi partisipan,
dimana penulis berpartisipasi secara
langsung di tempat objek penelitian. Mengacu pada pendapat Bungin mengenai pengertian dari observasi partisipan yaitu proses pengumpulan data melalui pengamatan terhadap objek pengamatan dengan langsung hidup bersama, merasakan, serta berada dalam aktivitas kehidupan objek pengamatan. Dengan demikian , pengamatan betul–betul menyelami kehidupan objek pengamatan dan bahkan tidak jarang pengamat kemudian mengambil bagian dalam kehidupan budaya mereka. (Prastowo, 2010 : 42) Dalam penelitian dengan metode kualitatif seorang peneliti akan berperan menjadi instrumen kunci, terlebih jika teknik pengumpulan data yang digunakannya adalah observasi partisispan, peneliti harus terlibat sepenuhnya dalam kegiatan informan kunci yang menjadi subjek penelitian dan sumber informasi penelitian. Pada penelitian ini penulis melakukan observasi langsung ke lapangan dengan tujuan untuk melihat dan
58 berpartisipasi secara langsung pada program acara yang dijadikan sebagai bahan penelitian oleh penulis. Penulis melakukan observasi partisipan selama 3 bulan (01 Maret 2012 sampai dengan 31 Mei 2012) di PT Pertamina (Persero) fungsi Corporate Social Responsibility. 2. Wawancara Wawancara merupakan metode pengambilan data dengan cara menanyakan sesuatu kepada seorang responden dengan cara bercakap-cakap secara tatap muka. (Prastowo, 2010 : 145) Teknik wawancara yang dilakukan oleh penulis adalah wawancara
berstruktur.
Nasution
mendefinisikan
bahwa
wawancara berstruktur merupakan “wawancara dengan sejumlah pertanyaan
yang
telah
disusun
secara
lebih
berstruktur
berdasarkan apa yang telah didapatkan dari responden yang dilakukan setelah peneliti memperoleh keterangan”. (Prastowo, 2010 : 155) Sedangkan
menurut
pandangan
Sugiyono
wawancara
berstruktur digunakan sebagai teknik pengumpukan data, jika peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Dengan wawancara berstruktur ini setiap responden diberi pertanyaan yang sama dan pengumpul data mencatatnya. (Prastowo, 2010 : 155)
59 A. Waktu dan Lokasi Wawancara Kegiatan wawancara dilakukan oleh penulis selama kurang lebih satu bulan, pada hari dan jam kerja. Wawancara dilaksanakan di tempat yang berbeda-beda, untuk pihak internal penulis melakukan wawancara di PT Pertamina (Persero) yang bertempat di Jl. Medan Merdeka Timur 1A Jakarta Pusat Gd. Perwira 2, sedangkan untuk pihak eksternal penulis melakukan wawancara di dua tempat yaitu : Kampus Institut Pertanian Bogor (IPB) Dramaga Fakultas Pertanian yang bertempat di Jl. Meranti, Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680 dan SMA Yayasan Persaudaraan haji Bogor (YPHB) yang berlokasi di Jl. Raya Pajajaran 234-A Kota Bogor. Kegiatan wawancara dilakukan penulis dengan mengajukan beberapa pertanya seputar peran public relations dalam mensosialisasikan program green act sebagai salah satu kegiatan CSR di SMA YPHB.
B. Partisipan Penelitian
Dalam
melakukan
proses
wawancara
penulis
melakukan
wawancara dengan berbagai pihak, yaitu pihak internal dan eksternal, yaitu : a. Narasumber Internal •
Bapak Iwan Ridwan Faizal, senior officer environment. Merupakan orang yang mengerti dan berperan penting dalam
60 peran PR dalam mensosialisasikan program green act di SMA YPHB. •
Bapak Julian Iskandar Muda, Senior Officer Public Health. Merupakan orang yang pernah menjabat penting dalam menganani CSr dalam bidang lingkungan, karena sebelumnya beliau menjabat sebagai senior officer environment dan tentunya beliau merupakan pelopor dalam menjalankan program green act.
b. Narasumber Eksternal •
Ibu Tati, Pihak Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
Institut
Pertanian
Bogor.
Merupakan
tim
pemantau dari LPPM IPB sebagai mitra kerja CSR Pertamina dalam penyelenggaraan program green act. •
Bapak Ahmad, Guru di SMA Yayasan Persaudaraan Haji Bogor.
Merupakan
guru
yang
turut
berperan
dalam
menggerakkan sekolah untuk ikut berpartisispasi dalam program green act. •
Aghys dan Putry, Siswi SMA YPHB, merupakan siswa siswi yang turut berpartisipasi dalam perlombaan yang ada dalam kegiatan green act.
61 C. Tema Wawancara Adapun tema – tema yang akan diwawancarakan dalam penelitian ini yaitu : 1.
Pihak Internal Tabel 3.1 Tema Wawancara Pihak Internal
Tema Wawancara 1. Public Relations
Jenis Pertanyaan 1. Bagaimana Peran Public Relation pada PT Pertamina ? 2. Peran public relations PT Pertamina pada fungsi CSR?
2.Corporate
Social
Responsibility
1. Tujuan utama CSR Pertamina melakukan kegiatan – kegiatan CSR yang ada ? 2. Apa kelebihan yang dimiliki oleh CSR PT Pertamina ?
3.Pertamina Green Act
1. Apa itu green act ? 2. Latar belakang diadakannya program Green Act ? 3. Apa tujuan CSR Pertamina mengadakan program Green Act ? 4. Jenis – jenis kegiatan yang seperti apa yang
62 dilakukan dalam program Green Act? 5. Tahapan tahapan apa yang dilakukan untuk mensosialisasikan program green act?
2.Pihak Eksternal Tabel 3.2 Tema Wawancara Pihak Eksternal (LPPM IPB) Tema Wawancara 1. Pertamina green act
Jenis Pertanyaan 1. Apakah pengertian green act menurut anda? 2. Kriteria sekolah yang bisa mengikuti program ini ? 3. Bagaimana kriteria sekolah green menurut anda ? 4. Kegiatan inti dari program Green Act ? 5. Bagaimana peran LPPM IPB dalam program green act ? 6. Bagaimana
cara
LPPM
IPB
mensosialisasikan program green act ke sekolah-sekolah ?
63
Tabel 3.3 Tema Wawancara Pihak Eksternal (Sekolah) Tema
Jenis Pertanyaan
1. Pertamina green act
1. Apakah pengertian green act menurut anda? 2. Darimana Anda mengetahui program green act ? 3. Apakah menurut kalian sosialisasi yang dilakukan sudah efektif ? 4. Bagaimana cara penerapan pola hidup green di YPHB ? 5. Alasan kalian mengikuti program green act ? 6. Setelah menerapkan disekolah, apakah anda menerapkannya juga di rumah (atau wilayah sekitar) ?
1.
Data Sekunder Data sekunder digunakan hanya sebagai referensi data untuk mendukung penelitian. Jenis data sekunder yang penulis gunakan dalam penelitian ini, yaitu : 1. Dokumentasi
64 Dokumen merupakan rekaman yang bersifat tertulis atau film dimana isinya merupakan peristiwa yang telah berlalu. (Prastowo, 2010 : 191) Dalam penelitian ini dokumen digunakan sebagai sumber data penelitian yang berfungsi untuk bukti dari penelitian pengumpulan data dan bahan deskriptif yang berlaku untuk mendorong keaslian data yang terkumpul. Menurut Guba dan Lincoln penggunaan dokumen untuk penelitian
itu
dikarenakan
beberapa
alasan
yang
dapat
dipertanggungjawabkan, diantaranya adalah (Prastowo, 2010 : 193) : 1. Dokumen digunakan karena merupakan sumber data yang stabil. 2. Berguna sebagai bukti untuk suatu pengujian. 3. Dokumen berguna dan sesuai dengan penelitian kualitatif karena sifatnya yang alamiah, dan sesuai dengan konteks. Sedangkan bentuk dokumentasi yang penulis ambil dalam penelitian ini adalah : a.
Website perusahaan
b.
Annual Report
c.
Foto-foto/gambar-gambar pendukung
65 d.
Dokumen – dokumen pendukung
2. Kepustakaan Penelitian kepustakaan digunakan untuk menghimpun informasi yang relevan dengan masalah yang akan atau sedang diteliti.
Dalam
penelitian
ini
penulis
mengambil
suber
kepustakaan dengan membaca, mengumpulkan data, mencatat dan mempelajari buku-buku maupun jurnal-jurnal mengenai penelitian yang berhubungan dengan topik atau masalah yang akan diteliti. 3.4.2
Teknik Analisis Data Analisis adalah proses menyusun data agar dapat ditafsirkan. Menyusun berarti menggolongkannya dalam pola, tema, atau kategori. Tafsiran atau interpretasi artinya memberikan makna kepada analisis, menjelaskan pola atau kategori, mencari hubungan antara berbagai konsep. (Ardianto, 2010:215) Menurut Nasution (Ardianto, 2010:216), analisis data dalam penelitian kualitatif harus dimulai sejak awal. Data yang diperoleh dalam lapangan harus segera dituangkam dalam bentuk tulisan dan dianalisis. Adapun cara – cara yang dapat dianjurkan adalah sengan mengikuti langkah-langkah berikut :
66 1. Mereduksi data, merupakan proses merangkum dan memilih hal-hal yang pokok dan difokuskan pada hal-hal yang penting untuk mencapai kesimpulan akhir yang didapatkan 2. Men-display data, setelah mereduksi data langkah selanjutnya adalah mendisplay data.. Hal ini dapat mempermudah peneliti dalam menguasai data dan tidak tenggelam dalam tumpukan detail. Bentuk data yang paling sering digunakan adalah teks naratif. 3. Mengambil kesimpulan dan verifikasi, langkah selanjutnya adalah membuat kesimpulan dan verifikasi. Dimulai dari proses pengumpulan data, mencari pola, tema dan seluruh data yang diperoleh dari awal, maka penulis akan mencoba mengambil kesimpulan. Setelah itu kesimpulan yang ada harus diverifikasi agar lebih menjamin validitas yang ada. 3.4.3 Keabsahan Data Dalam penelitian ini penulis melakukan keabsahan data dengan meliputi dua hal yaitu : 1. Uji Validitas Validitas membuktikan bahwa apa yang diamati oleh peneliti sesuai dengan kenyataan, dan apakah penjelasan yang diberikan tentang dunia memang sesuai dengan yang sebenarnya atau terjadi. (Ardianto, 20120:195) Menurut Nasution (Ardianto, 20120:195) validitas terbagi menjadi dua bagian, yaitu :
67 a. Validitas Internal Menurut
Nasution
(Ardianto,
2010:195)
validitas
internal
merupakan ukuran kebenaran data yang diperoleh dengan instrumen,
yakni
apakah
instrumen
itu
sungguh-sungguh
mengukur variabel yang sebenarnya. Dalam penelitian kualitatif, ukuran validitas suatu penelitian terdapat pada alat untuk menjaring data, apakah sudah tepat, benar, sesuai dan mengukur apa yang harusnya diukur. Alat untuk menjaring data penlitian kualitatif terletak pada penelitinya yang dibantu dengan metode interview, observasi dan studi dokumen. Dengan demikian yang diuji ketepatannya adalah kapasitas penelitin dalam menetapkan informan, melaksanakan metode pengumpulan data, menganalisis dan melaporkan hasil penelitian yang ada. Dalam penelitian ini penulis akan menguji validitas internal dengan triangulasi. Tujuan dari triangulasi sendiri adalah untuk mengecek kebenaran data tertentu dengan membandingkannya dengan data yang diperoleh dari sumber lain. Dalam penelitian ini penulis menggunakan triangulasi teknik sebagai acuan, dimana peneliti menggunakan teknik yang berbeda-beda yaitu observasi partisipan, wawancara dan dokomentasi untuk mendapatkan data yang sama. b. Validitas Eksternal Validitas eksternal berkenaan dengan generalisasi, yaitu sampai dimanakah generalisasi yang dirumuskan berlaku bagi kasus-kasus
68 lain di luar penelitian. Generalisasi hanya berlaku bagi populasi penelitian dan didasarkan pada sampling yang biasanya diseleksi secara acak atau random. Penelitian kualitatif tidak melakukan sampling acak dan pengelolaan statistik untuk validitas eksternal, hal tersebut cenderung dilakukan oleh penelitian kuantitatif karena jumlah
sampel
kualitatif
yang
cenderung
kecil
tidak
menguntungkan dalam mengadakan generalisasi yang dapat dipercayai sepenuhnya. Kepercayaan bisa ditingkatkan apabila penelitian dilakukan dibeberapa lokasi. (Ardianto, 2010:195) 2. Uji Reabilitas Uji realibilitas menunjukkan adanya konsistensi, yakni memberikan hasil yang konsisten atau kesamaan hasil sehingga dapat dipercaya. Menurut Danim (Ardianto, 2010:196) reabilitas dalam penelitian kualitatif harus diartikan sebagai penelitian yang dapat dipercaya dan dilaksanakna dengan penuh kejujuran. Ini berarti semua materi penelitian seperti hasil observasi, wawancara dan dokumentasi harus bisa dicek akurasinya, maupun dalam proses pembuatan maupun materinya sendiri. Pengujian ini dilakukan dengan mengaudit keseluruhan proses penelitian, dimulai dari bagaimana peneliti menentukan masalah, memasuki lapangan, menentukan sumber data, melakukan analisis data, melakukan uji keabsahan data, dan membuat kesimpulan dari penelitian yang ada.
69 3.5
Permasalahan yang ada Dalam penelitian ini permasalahan yang timbul yaitu terletak pada bagaimana peran Public Relations dalam mensosialisasikan program green act sebagai salah satu kegiatan Corporate Social Responsibility yang ada pada PT Pertamina (Persero) di SMA Yayasan Persaudaraan Haji Bogor. Peneliti ingin mengkaji bagaimana peran public relations pada PT Pertamina dimana fungsi corporate social responsibility merupakan salah satu fungsi yang menjalankan peran tersebut dalam mensosialisasikan program green act sebagai salah satu tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan sekitar. Peneliti juga ingin melihat apakah sosialisasi yang dilakukan oleh Pertamina mengenai program green act, berhasil dijalankan dan terus disosialisasikan oleh target penerima manfaat yang ada yaitu seluruh warga SMA YPHB. Apakah sosialisasi yang dilakukan oleh Pertamina di SMA YPHB terus berkelanjutan atau hanya bersifat sementara. Seperti yang kita ketahui PT Pertamina terkenal akan produksi BBM atau Bahan Bakar Minyak terbesar di Indonesia, sehingga keberadaannya banyak mendatangkan
dukungan
dan
gunjingan
dari
masyarakat.
Masyarakat
memberikan dukungan kepada perusahaan dengan terus menggunakan BBM yang diproduksi perusahaan dengan sebaik-baiknya tanpa menyalahgunakannya, dan masyarakat memberikan gunjingan karena perusahaan banyak melakukan eksploitasi terhadap sumber daya alam terutama minyak yang ada di sekitar Indonesia.
70 Pertamina green act merupakan program CSR Pertamina yang bergerak dalam bidang lingkungan, dengan mengandalkan seni dan kreativitas sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan. Tujuan utama diadakannya program green act adalah untuk mengajak dan menanamkan rasa cinta akan lingkungan terhadap generasi muda melalui seni dan kretivitas yang diciptakan oleh para siswa-siswi SD,SMP dan SMA sebagai target utama. Diadakannya program green act merupakan salah satu bentuk tanggung jawab Pertamina dalam memperbaiki dan melestarikan lingkungan. Pertamina memilih siswa – siswi yang masih bersekolah sebagai target utama dalam program ini karena berharap agar penanaman rasa cinta akan lingkungan dapat ditanam sejak usia dini dan berkelanjutan hingga kedepannya. 3.6
Alternatif Pemecahan Masalah Sehubungan
dengan
masalah
diatas
ada
maka
penulis
ingin
mengemukakan alternatif pemecahan masalah yang ada. Yaitu pertama – tama penulis akan melakukan observasi di PT Pertamina mengenai sosialisasi yang telah dilakukan oleh Pertamina mengenai program green act di SMA YPHB. Lalu penulis akan melakukan observasi langsung ke SMA YPHB untuk melihat realita yang terjadi apakah sekolah tersebut terus mensosialisasikan sekolah yang berwawasan lingkungan hingga saat ini, bagaimana cara sekolah terus memberdayakan pola hidup hijau kepada para siswa/i dan seluruh warga sekolah, dan apakah pemberdayaan pola hidup hijau disekolah memberikan dampak positif bagi pihak lain.
71 Setelah itu penulis juga akan melakukan wawancara dengan beberapa guru dan para siswa/i untuk menggali informasi yang lebih dalam dari para narasumber. Setelah melakukan observasi secara langsung dan wawancara dengan berbagai narasumber, maka penulis akan mendeskripsikan hasil dari penelitian yang penulis lakukan. Dan penulis akan mengkomunikasikannya kepada pihak CSR Pertamina untuk dijadikan pertimbangan.