37
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Deskripsi Latar
Penelitian skripsi ini akan di lakukan di kantor pusat PT Bank ANZ Indonesia, yang terletak di ANZ Tower, Jl. Jend. SudirmanKav 33A, Jakarta 10220. PT
Bank
ANZ
Indonesia
sendiri
memiliki
Departemen
Marketing
Communication yang berperan penting dalam menjalin komunikasi perusahaan dengan publik
internal
dan
publik
eksternalnya.
Di
dalam
departemen
Marketing
Communiacation sendiri dibagi lagi kedalam 6 divisi, yaitu Country Marketing Retail Banking, Segment Institutional & Commercial Banking, Country Marketing Consumer Finance, Country Corporate Communication, CSR & Media Buying, Experential Marketing, Branding & Consumer Insight, dan Marketing Admin. Dari semua divisi Marketing Communication yang telah disebutkan, peneliti memilih untuk melakukan penelitian di divisiCountry Corporate Communication, CSR & Media Buyingyang bertanggung jawab untuk menentukan strategi komunikasi perusahaan baik terhadap pihak internal maupun eksternal, bertanggung jawab untuk membuat dan menjalankan komitmen perusahaan untuk melakukan kegiatan CSR dan bekerjasama dengan komunitas lokal. Divisi ini juga natinya akan berhubungan dengan divisi Country of Marketing Brand & Communication yang mengelola dan bertanggung jawab terhadap semua kegiatan yang dilakukan didalam departemen Marketing
37 Communication yang bertugas untuk mengembangkan strategi marketing perusahaan PT bank ANZ Indonesia serta mengelola citra dan persepsi masyrakat terhadap PT Bank ANZ Indonesia. Dari semua Program CSR yang diadakan oleh PT Bank ANZ Indonesia, peneliti akan memilih program CSR: Money Minded, yang merupakan program yang dibuat oleh pihak regional yaitu ANZ Australia yang diwajibkan untuk rutin dilaksanakan oleh seluruh Perusahaan ANZ yang berada di negara berkembang di Asia Pasifik, seperti Indonesia salah satunya. Program Money Minded di Indonesia bekerja sama dengan Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB), dimana program ini difokuskan untuk mengajarkan kepada ibu rumah tangga dengan tingkat ekonomi menengah kebawah, agar mereka dapat belajar mengelola uang mereka dengan baik.
3.2 Sumber Data Sumber data yang dikaji dalam penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder. 1. Data Primer adalah data yang diperoleh, dikumpulkan, dan dicatat langsung oleh si peneliti pada saat melakukan penelitian di lapangan. Data Primer dalam penelitian ini adalah data dari hasil wawancara dan data oberservasi yang dilakukan oleh peneliti sendiri. 2. Data sekunder diperoleh dari hasil catatan atau hasil survei yang pernah dilakukan oleh perusahaan, serta data internal milik perusahaan lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini.
37 3.3 Satuan Kajian Satuan kajian dalam penelitian ini akan dibagi berdasarkan: a. Lokasi Penelitian Penulis akan melakukan penelitian di Kantor Pusat PT Bank ANZ, di divisi Country Marketing, Brand & Communication division, dan Country Corporate Communication, CSR & Media Buying, yang berperan dalam membangun citra perusahaan dan menyusun program CSR. b. Waktu Penelitian akan dilakukan selama penulis melaksanakan kerja praktek di PT Bank ANZ selama 3 bulan, yaitu tanggal 11 Februari 2013 – 10 Mei 2013. Dan telibat dalam program Money Minded di Tanah Abang pada tanggal 4,11, dan 18 Maret 2013. c. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah Program Money Minded yang diadakan di Tanah Abang.
37 3.4 Tahap – Tahap Riset Tahap-tahap riset yang akan dilakukan dalam penelitian ini, akan dideskripsikan ke dalam betuk bagan dalam Gambar 3.1
Gambar 3.1 Tahap-Tahap Penelitian Sumber: Hasil Pemikiran Penulis
37 Seperti yang digambarkan dalam Gambar 3.1, tahapan-tahapan yang akan dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini, meliputi: 1. Identifikasi Masalah Mencari permasalahan yang menggugah hati penulis untuk melakukan penelitian. Dalam PT Bank ANZ Indonesia, penulis tertarik untuk mencari tahu keberhasilan strategi PR dalam meningkatkan citra perusahaan melalui kegiatan CSR perusahaan. 2. Melakukan Studi Pustaka Mencari sumber pustaka yang dapat dipakai sebagai landasan teori untuk menguji keabsahan data yang akan diteliti. 3. Menentukan Metode Riset Dalam penelitian ini peneliti memilih menggunakan penelitian kualitatif yang bersifat naturalistik dengan metode studi kasus. 4. Setelah itu penulis terjun ke lapangan untuk mengumpulkan data dengan cara observasi dan wawancara mendalam untuk memperoleh data primer dan data sekunder. 5. Data yang telah dikumpulkan dan dicatat tersebut kemudian akan diolah dan dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif-kualitatif dan model Miles Huberman. 6. Setelah melalui proses analisis, data tersebut akan diuji keabsahannya dengan teknik triangulasi. 7. Barulah data yang telah diuji keabsahannya itu dipaparkan, dilaporkan, dievaluasi, dan diambil simpulan dan sarannya.
37 3.5 Metode Riset Penelitian ini akan menggunakan metode penelitian kualitatif yang dirasakan sesuai dengan penelitian ini yang ingin memahami sebuah fenomena sosial melalui kebenaran yang dinamis. Penelitian kualitatif percaya bahwa kebenaran (truth) adalah dinamis dan dapat ditemukan hanya melalui penelaahan terhadap orang-orang dalam interaksinya dengan situasi sosial kesejarahan (Ardianto. 2011: 59). Riset kualitatif memiliki potensi besar bagi kajian hubungan masyarakat dan komunikasi pemasaran, karena menekankan arti penting dari mindfulness (kecerdasan intuitif/kepekaan) karena kualitatif berusaha memahami orang-orang yang mendudukiposisi tertentu dalam sebuah organisasi atau kelompok. Metode ini juga memiliki kemampuan yang baik untuk menghasilkan
pemahaman dari perspektif
para
stakeholder (pelaku), sehingga memungkinkan peneliti untuk melihat berbagai hal sebagaimana yang dilihat oleh para pelakunya (Daymon & Holloway, 2008). Karakteristik penelitian ini bersifat naturalistik. Kata naturalistik berasal dari pendekatan ekologis dalam biologi, itu berarti penelitian yang naturalistik ini memiliki latar aktual sebagai sumber data langsung dan peneliti merupakan instrument kunci. Peneliti akan terjun langsung ke lapangan dan menghabiskan waktu di keluarga, kelompok masyarakat, atau di lokasi-lokasi lain untuk mempelajari seluk beluk objek penelitian. Metode naturalistik sangat mengutamakan manusia sebagai instrumen penelitian (Nasution. 2003:54). Penelitian akan menggunakan metode studi kasus yang merupakan tipe pendekatan dalam penelitian yang menelah satu kasus secara intensif, mendalam, mendetail, dan komperhensif. Menurut Cozby “Studi kasus memberikan deskripsi tentang individu.
37 Individu ini biasanya adalah orang, tapi bisa juga sebuah tempat seperti perusahaan, sekolah, dan lingkungan sekitar.” (Cozby, 2009:188) Langkah-Langkah penelitian studi kasus yang dilakukan oleh peneliti (Tohirin, 2012:25), yaitu: 1.
Melakukan Analisis mendalam mengenai kasus dan situasi yang berkenan dengan fokus yang diteliti.
2.
Berusaha memahaminya dari sudut pandang orang-orang yang melakukan aktivitas dalam kasus tersebut.
3.
Mencatat berbagai aspek hubungan komunikasi dan pengalaman.
4.
Membangkitkan perhatian pada cara faktor-faktor tersebut berhubungan satu sama lain.
3.6 Pengumpulan dan Pencatatan Data Nasution mengemukakan, pengumpulan data penelitian kualitatif terdiri dari: data dari lapangan, metode naturalistik, manusia sebagai alat penelitian, observasi, wawancara, dokumen, dan foto. ( Ardianto, 2011:183-186 ) a) Data dari Lapangan Dalam penelitian naturalistik, data dikumpulkan terutama oleh peneliti sendiri secara pribadi dengan turun ke lapangan serta mengumpulkan informasi melalui observasi atau wawancara.
37 b) Manusia sebagai Alat Penelitian Peneliti bertindak sebaga i instrument penelitian kualitatif yang mempunyai ciri-ciri; peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari lingkungan; dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan; dapat memahami situasi dalam segala seluk-beluknya; suatu situasi yang manusia; dapat menganalisis data yang diperoleh; dan dapat mengambil kesimpulan berdasarkan data yang dikumpulkan. c) Observasi Dasar semua ilmu pengetahuan, yaitu mengumpulkan data. Dalam tiap pengamatan kita harus selalu mengaitkan dua hal, yakni informasi (misalnya apa yang terjadi) dan konteks (hal-hal yang berkaitan di sekitarnya). Maka itu dalam observasi, kita tidak hanya mencatat suatu kejadian atau peristiwa, tetapi juga mencatat segala sesuatu sebanyak mungkin hal-hal yang diduga ada kaitannya. d) Wawancara Penelitian naturalistik ingin mengetahui bagaimana persepsi responden tentang dunia kenyataan, untuk itu kita harus berkomunikasi dengan responden melalui wawancara. Dengan wawancara kita dapat memasuki dunia pikiran dan perasaan responden. Penelitian naturalistic berusaha mengetahui bagaimana responden memandang dunia dari segi perspektif, pikiran, dan perasaanya. e) Dokumen Data penelitian
naturalistik diperoleh dari sumber bukan manusia, diantaranya
dokumen dan bahan statistik. Dokumen resmi banyak terkumpul di tiap kantor atau lembaga. Dokumen terdiri atas tulisan pribadi, seperti buku harian, surat-surat, dan dokumen resmi.
37 f) Foto Foto dapat menangkap suatu situasi pada detik tertentu, dengan demikian foto memberikan bahan deskriptif yang berlaku saat itu. Peneliti harus mencoba memahami kebudayaan dan lingkungan sosial ketika foto dibuat. Untuk itu, foto harus dianalisis dengan mengajukan berbagai pertanyaan. g) Bahan Statistik Data kuantitatif
yang
dimanfaatkan dalam
penelitian
kualitatif adalah data
statistik yang biasanya dimiliki oleh setiap lembaga, perusahaan atau organisasi. Bila dianalisis, data ini dapat memberikan indormasi deskriptif. Dapat dipertanyakan untuk apa data itu dikumpulkan, atas kehendak siapa, bagaimana cara mengumpulkan serta menyusun data, dan sebagainya.
Dari penjelasan Nasution mengenai pengumpulan data kualitatif di atas, peneliti akan menggunakan semua tahap yang dijelaskan, karena dirasakan memang dibutuhkan untuk kelengkapan penelitian yang bersifat naturalistik tersebut. Dimana peneliti akan bertindak sebagai instrumen penelitan yang akan terjun langsung ke lapangan untuk melakukan observasi pada kegiatan CSR
tersebut, dan pada saat observasi akan
dilakukan proses dokumentasi seperti foto dan catatan yang dibutuhkan untuk merekam data dan sebagai bukti penelitian. Selain itu juga akan dilakukan proses wawancara untuk mendapatkan deskripsi dari key person/informan yang menjadi subyek penelitian tersebut. Dan untuk menguatkan penelitian tersebut, peneliti juga akan memasukkan hasil data statistik dari penelitian yang pernah dilakukan oleh pihak internal perusahaan.
37 3.7 Analisis dan Penafsiran Data Menurut Ardianto, Analisis adalah proses menyusun data agar dapat ditafsirkan. Menyusun berarti menggolongkannya dalam pola, tema atau kategori. Tanpa kategorisasi atau klasifikasi data, akan terjadi chaos. Tafsiran atau interpretasi menggambarkan
perspektif atau pandangan peneliti, bukan kebenaran. Interpretasi
harus didukung oleh argumentasi yang kuat, yakni dengan menggunakan data dan kategori yang telah dibandingkan dan di tes validitasnya. (Ardianto, 2011: 215) Untuk menganalisa data hasil penelitian ini, penulis memilih Model Miles dan Huberman. Menurut Miles dan Huberman, terdapat tiga langkah untuk menganalisis data (Miles dan huberman, dalam Emzir. 2010: 129-133), yaitu: a) Reduksi Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang mempertajam, memilih, memfokuskan, membuang, menyusun data dalam suatu cara di mana kesimpulan akhir dapat digambarkan. Data yang diperoleh dalam lapangan ditulis dalam bentuk uraian atau laporan terperinci. Laporan ini akan terus menerus bertambah. Bila tidak segera dianalisis sejak awal, akan menambah kesulitan. Laporan-laporan itu perlu direduksi, dirangkum, dipilih-pilih hal-hal yang pokok, difokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema atau polanya. b) Model data (menampilan data) Model sebagai suatu kumpulan informasi yang tersusun yang membolehkan pendeskripsian kesimpulan dan pengambilan tindakan. Agar dapat melihat gambaran keseluruhannya atau bagian tertentu dari penelitian itu, harus diusahakan membuat berbagai macam matriks, grafik, networks, dan charts, bentuk yang paling sering
37 dari model data kualitatif selama ini adalah teks naratif. Dengan demikian peneliti dapat menguasai data dan tidak tenggelam dalam tumpukan detail. c) Penarikan/verifikasi kesimpulan Dari pemulaan pengumpulan data, peneliti kualtitatif mulai memutuskan apakah makna sesuatu, mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan, konfigurasi yang mungkin, alur sebab-akibat, dan proposisi-proposisi. Jadi, dari data yang diperolehnya sejak awal ia mencoba mengambil kesimpulan. Kesimpulan itu mulamula masih tentatif, kabur, diragukan. Akan tetapi, dengan bertambahnya data, kesimpulan itu lebih grounded. Selama penelitian berlangsung, kesimpulan senantiasa harus diverifikasi. Verifikasi dapat singkat dengan mencari data baru, dapat pula lebih mendalam bila penelitian dilakukan oleh satu tim untuk mencapai persetujuan bersama agar lebih menjamin validitas.
Penelitian studi kasus lazimnya menggunakan teknik analisis deskriptif –kualitatif untuk memperoleh gambaran menyeluruh kasus yang diteliti (Tohirin,2012:26). Analisis deskriptif-kualitatif adalah teknik yang menggambarkan dan menginterpretasikan arti data-data yang telah terkumpul dengan memberikan perhatian dan mencatat sebanyak mungkin situasi yang diteliti saat itu, sehingga memperoleh gambaran secara umum dan menyeluruh tentang keadaan sebenarnya. Dimana tujuan dari deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi atau gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai faktafakta, sifat, serta hubungan antara fenomena yang diselediki. (Moh. Nazir, 2003:16)
37 3.8 Pemeriksaan Keabsahan Data Menurut Moleong, triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan analisa atau sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong. 2006: 330). Teknik triangulasi adalah sebagai upaya untuk menghilangkan perbedaan-perbedaan konstruksi kenyataan yang ada dalam konteks pengumpulan data tentang berbagai kejadian dan hubungan dari berbagai pandangan. Moleong juga mengatakan bahwa peneliti dapat melakukan check dan recheck data temuannya dengan cara membandingkannya, dengan melakukan (Moleong. 2006: 331): 1. Teknik triangulasi data (seringkali disebut dengan triangulasi sumber) yang berarti membandingkan dan pengecekan balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda melalui: a.
Perbandingan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara.
b.
Perbandingan apa yang dikatakan seseorang di depan umum dengan apa yang diucapkan secara pribadi.
c.
Perbandingan apa yang dikatakan tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjaang waktu.
d.
Perbandingan keadaan dan perspektif seseorang berpendapat sebagai rakyat biasa, dengan yang berpendidikan dan pejabat pemerintah.
2. Teknik triangualasi dengan metode, terdapat dua strategi, yaitu: a. Pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian melalui berbagai teknik pengumpulan data. b. Pengecekan derajat kepecayaan beberapa data dengan sumber yang sama.
37 3. Teknik triangualasi peneliti, dapat dilakukan ketika dua atau lebih peneliti bekerja dalam suatu tim yang meneliti persoalan yang sama. Dan peneliti dapat melakukan analisis secara bersama-sama dengan memanfaatkan penelitian atau pengamat lainnya untuk pengecekan kembali derajat kepercayaan data. 4. Teknik triangulasi teori, berdasarkan anggapan bahwa fakta tidak dapat diperiksa derajat kepercayaannya dengan suatu teori atau lebih, dan dapat dilaksanakan dengan penjelasan banding (rival explanation). Triangulasi teori menunjuk
pada
penggunaan
perspektif
teori
yang
bervariasi
dalam
menginterpretasi data yang sama. Dari keempat teknik triangguasi di atas, peneliti hanya akan menggunakan 3 teknik triangulasi yaitu teknik triangulasi data/sumber, teknik triangulasi metode dan teknik triangulasi teori yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan untuk memvalidasi bahwa data yang dipakai itu benar. 1. Teknik Triangulasi sumber Dalam penelitian ini yang akan menjadi sumber penelitian adalah: a. Dua orang pihak Corporate Communication, CSR & Media buying yang bertanggung jawab dalam menangani komunikasi internal atau eksternal perusahaan, dan menyusun strategi komunikasi perusahaan melalui program CSR, events, dan media. b.
Tiga orang karyawan yang secara sukarela mendaftarkan diri menjadi fasilitator dalam program CSR tersebut.
c. Tiga orang pihak eksternal yaitu mereka yang menjadi peserta program CSR tersebut.
37 d. Dua orang perwakilan dari komunitas lokal, Yayasan Cinta Anak Bangsa yang ikut terlibat membantu program CSR tersebut. Dari semua data yang didapatkan oleh narasumber tersebut akan dilakukan perbandingan untuk mendapatkan hasil dan kesimpulan yang tepat. 2.
Teknik Triangulasi Metode Peneliti akan menggunakan lebih dari satu teknik pengumpulan data, dan akan dilakukan pebandingan dari data yang didapat, yaitu: a. Hasil catatan dan dokumentasi yang didapatkan ketika observasi lapangan. b. Hasil wawancara dengan sumber penelitian. c. Dan data sekunder berupa hasil kuesioner dari penelitian yang pernah dilakukan oleh pihak internal perusahaan.
3. Teknik Triangulasi Teori Peneliti akan membandingkan hasil analisis data yang didapat dengan landasan teori yang sudah diakui keabsahannya. Peneliti tidak menggunakan teknik triangulasi peneliti dalam penelitiannya karena disini peneliti bekerja sendiri dan tidak bekerja sama dengan peneliti yang lain.