Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem
3.1
Metode Pengembangan Sistem 3.1.1
Pembahasan Metode Analisis Simulasi Simulasi membawa peran penting dalam analisis
dari pola spasial, sehingga metode yang digunakan untuk pengembangan sistem ialah dengan menggunakan model Analisis Simulasi (Simulation Analysis). Metode Analisis Simulasi
merupakan
teknik
permodelan
deskriptif,
penggambaran sistem menggunakan model dimana tidak memerlukan formasi permasalahan / rumusan masalah secara eksplisit dan langkah - langkah solusi yang merupakan bagian dari model optimalisasi. Urutan dari Tahapan Penelitian adalah sebagai berikut : 1. Rumusan Masalah 2. Pengumpulan Data dan Analisis 3. Pengembangan Model 4. Verifikasi Model dan Validasi 5. Exsperimen Model dan Validasi 6. Implementasi dari Hasil Simulasi
33
Tahapan Penelitian ditunjukan pada Gambar 3. 1
Rumusan Masalah
Pengumpulan Data dan Analisis
Pengembangan Model
Verifikasi Model dan Validasi
Eksperimen Model dan Validasi
Implementasi dan Hasil Model
Gambar 3. 1 Tahapan penelitian
1. Rumusan Masalah Pada tahap rumusan masalah dilakukan dengan membuat pertanyaan untuk mendapatkan jawaban dari variable – variabel yang bersangkutan dan mengukur performa sistem yang akan di gunakan.
34
Adapun pertanyaan untuk pemodelan data spasial : •
Bagaimana membangun model klarifikasi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Pendapatan Alokasi Belanja
Asli
Umum
Daerah (DAU)
Modal
(PAD),
Dana
dan
Anggaran
(ABM)
dengan
membandingakan hasil perhitungan dengan menggunakan metode Moran dengan Geary. •
Bagaimana membangun model peramalan pada Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU) dan Anggaran Belanja Modal (ABM) menggunakan metode Sarima
2. Pengumpulan Data dan Analisis Pengumpulan data dan analisis diisi dengan pencarian informasi dan kebutuhan data untuk mengetahui jelas masalah yang telah di rumuskan. Data di peroleh dari Badan Pusat Statistika (BPS) Provinsi Jawa Tengah yang berada di Semarang. Dimana data yang di peroleh adalah data untuk Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU) dan Anggaran Belanja Modal (ABM) tahun 2005 – 2009.
35
Penganalisasian data dilakukan dengan mengolah data yang telah di peroleh, kemudian data tersebut di masukkan ke dalam model untuk melakukan pemeriksaan atau analisis data.
3. Pengembangan Model Pengembangan model menyangkut pengerjaan dan testing model dari sistem nyata termasuk memilih bahasa pemrograman yang tepat untuk melakukan peritungan nantinya,model dari coding dan debugging.
4. Verifikasi Model dan Validasi Kemudian pada langkah verifikasi model dan validasi, membangun model yang sesuai dan representatif dengan sistem nyata. Sebuah model dikatakan memiliki validasi jika hasil keluaran memiliki nilai yang mendekati pengukuran sistem nyata. Tujuan tes dari sebuah model adalah validasi harus menghasilkan prediksi masa depan dengan baik. Pendekatan validasi dapat dilihat setelah model dikembangkan, kemudian melakukan observasi pada sistem real atau nyata
untuk beberapa waktu,
mengumpulkan data untuk variable - variabel dan pengukuran performa. Variabel - variabel yang digunakan sebagai
validasi
adalah
yang
hasil
pengukuran
performanya dari model. Sebuah keputusan pada validasi
36
model diambil berdasarkan pengukuran yang dihasilkan oleh model dengan kenyataan memiliki kesamaan pada hasil akhirnya. Hubungan antara pemodelan data spasial dan sistem nyata ditunjukkan pada Gambar 3.2.
Pemodelan Data Spatial
Model (Data Spatial)
Sistem Nyata
Sistem Nyata
Variabel variabel
Gambar 3.2 Pendekatan untuk validasi model
5. Model Eksperimen dan Optimisasi Tahap model eksperimen dan optimisasi yang dilakukan adalah ketepatan seperti seberapa luas sampel yang dibutuhkan untuk mengestimasi performa sistem, dan desain dari eksperimen yang efektif dengan hasil dari perhitungan Moran dan Geary yang menghasilkan pemetaan rata - rata dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU) dan Anggaran Belanja Modal (ABM) dari beberapa indikator perkembangan ekonomi sudah sesuai dengan data original atau belum.
37
6. Implementasi dan Hasil Simulasi Tahap ini berisi tentang kepastian penerimaan dari hasil oleh user dan pengembangan keputusan dari analisis yang dilakukan. Alasan dari ketidaksuksesan tujuan implementasi sering menyangkut dari sebuah gap komunikasi, atau ketidakmampuan menganalisis,
user
kurangnya
dalam
penguasaan
kesadaran
teknik
personal
atau
organisasional memandang perkembangan pola tanam yang dihasilkan oleh perhitungan dari sistem. Sebagian user
lebih
menggunakan
pengetahuan
berdasar
pengalaman daripada data yang terjadi sesungguhnya sehingga kurang menerima sistem yang dibangun.
3.2
Analisa Sistem Dalam tahap ini digunakan untuk mengetahui dan
menerjemahkan semua permasalahan serta kebutuhan perangkat lunak dan kebutuh sistem yang di bangun. Oleh karena itu, dalam tahapan ini dilakukan proses pengumpulan data - data untuk sistem. Secara garis besar, analisis sistem meliputi analisis kebutuhan sistem, analisis alur kerja sistem, analisis output dan analisis kebutuhan hardware dan software.
38
3.2.1 Analisis Kebutuhan Sistem Analisis kebutuhan sistem merupakan proses identifikasi dan evaluasi permasalahan - permasalahan yang ada, sehingga nantinya sistem yang dibangun sesuai dengan kriteria yang diharapkan. Sebuah sistem akan berjalan jika ada data yang menjadi masukan dan yang akan digunakan sistem untuk menghasilkan sebuah keluaran. Sebelum melakukan implementasi sistem kita harus menganalisis kebutuhan sistem yang akan dibangun. Sistem yang hendak dibangun, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan sebagai berikut : • Mampu mengintepretasikan sebuah data spasial menjadi sebuah peta digital • Mampu memetakkan dan menunjukan rata-rata dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU) dan Anggaran Belanja Modal (ABM) di Provinsi Jawa Tengah • Memberikan informasi hasil analisis pengaruh Produk
Domestik
Regional
Bruto
(PDRB),
Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU) terhadap Anggaran Belanja Modal (ABM) di Provinsi Jawa Tengah tahun 2005 2009.
39
Untuk membangun sistem yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut maka sistem ini membutuhkan : • Data spasial Provinsi Jawa Tengah yang di gunakan R-Studio untuk mengeluarkan output peta Jawa Tengah. Data spasial berupa file berekstensi *.dbf, *.sbx, *.sbn, dan *.shp. • Data atribut peta yang akan digunakan untuk memberikan
informasi
bagi
user
file
yang
digunakan adalah file basis data. • Data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU) terhadap Anggaran Belanja Modal (ABM) yang sudah di input di excel. Semua data tersebut akan di masukkan dalam di excel yang kemudian di panggil di R - Studio sehingga dapat menghasilkan sebuah peta yang dapat memberikan suatu informasi.
3.2.2
Analisis Alur Kerja Sistem Model yang di buat merupakan sebuah sistem
Informasi Data Spasial yang akan memetakkan rata-rata Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU) dan Anggaran Belanja Modal (ABM) di Jawa Tengah. User dapat memperoleh informasi variabel apa yang paling
40
besar yang berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi dengan melihat model yang di buat.
3.2.3
Analisa Output Berdasarkan alur kerja sistem yang sudah dibuat,
output yang dihasilkan sistem berupa plot peta Jawa Tengah yang mengandung informasi data spasial rata -rata Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU) dan Anggaran Belanja Modal (ABM) pada periode tahun 2005 – 2009. Dari hasil analisis output tersebut maka user sebagai pengambil kebijakan di bidang pemerintahan dalam hal ini pemerintah yang peduli akan perkembangan ekonomi dapat mengambil keputusan secara tepat dan cepat,
sehingga
dapat
membantu
menganalisa
pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Tengah. Dari sistem tersebut output yang dihasilkan berupa : • Peta pertumbuhan ekonomi di lihat dari rata - rata Produk
Domestik
Regional
Bruto
(PDRB),
Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU) dan Anggaran Belanja Modal (ABM)
di
Provinsi
Jawa
Tengah
dengan
menggunakan metode Moran dan Geary. • Menampilkan prediksi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Pendapatan Asli Daerah (PAD),
41
Dana Alokasi Umum (DAU) dan Anggaran Belanja Modal (ABM) dalam bentuk grafik dan peta
Provinsi
Jawa
Tengah
2013
dengan
menggunakan penghitungan Sarima.
3.2.4 Analisis Kebutuhan Software Spesifikasi perangkat keras yang digunakan dalam merancang sistem ini adalah : • Intel Atom – 370 m processor • Ram 2 Gb • Hard Disk 360 Gb • VGA on board 256 Intel Hd Graphics • DVD RW 20 X Spesifikasi minimum perangkat keras yang di gunakan dalam implementasi adalah : • Intel Pentium 4 • Ram 256 mb • VGA on board 64 Perangkat
lunak
yang
membangun sistem : • Windows 7 operating system • R – Studio • Microsoft office ( excel ) • Google Chrome browser • Geodata
42
di
gunakan
untuk
3.3
Perancangan Analisis Klasifikasi Peramalan dan Pemetaan Rata - rata Pertumbuhan Ekonomi Produk
Domestik
Regional
Bruto
(PDRB),
Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU) dan Anggaran Belanja Modal (ABM) merupakan keluaran dari model yang dibuat berupa peta dan data spasial. Peta tersebut akan memiliki warna ditiap wilayah sesuai dengan nilai masukan yang telah diproses oleh model. Wilayah daerah tiap variabel tersebut dapat diklasifikasikan menjadi 5 kelompok level yang meliputi : 1.
Insignificant jika memiliki indeks c.map dan c.mI nilainya tidak teridentifikasi (dibawah standart).
2.
Low - low jika memiliki indeks c.map dan c.mI sama - sama rendah.
3.
Low - high jika memiliki indeks antara ke 2 variabel yang dibandingkan yaitu c.map rendah sedangkan c.mI tinggi.
4.
High - low jika memiliki indeks antara ke 2 variabel yang dibandingkan yaitu c.map tinggi sedangkan c.mI rendah.
5.
High - high jika memiliki indeks c.map dan c.mI sama - sama memiliki nilai level yang tinggi. Peta hasil klasifikasi tersebut dapat membantu
jajaran
dinas
pemerintahan
43
untuk
melihat
tingkat
pertumbuhan rata - rata pada Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU) terhadap Anggaran Belanja Modal (ABM). Bisa
dikatakan
apabila
wilayah
dikatakan
Insignificant, apabila nilai yang dimiliki ke 2 variabel tidak teridentifikasi. Low - low apabila misal nilai c.map < 0 & c.mI < 0. Low - high apabila misal nilai c.map < 0 & c.mI > 0. High - low apabila misal nilai c.map > 0 & c.mI < 0 sedangkan High - high apabila misal nilai c.map > 0 & c.mI > 0. Peramalan
dilakukan
untuk
mengetahui
perkembangan tiap - tiap variabel di tahun yang akan datang (2013). Disini variabel yang akan diramalkan adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU) dan Anggaran Belanja Modal (ABM).
44