31
Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem
3.1
Metode Perancangan Sistem Metode penelitian yang akan digunakan adalah metode
waterfall. Metode waterfall merupakan proses pengembangan rekayasa perangkat lunak, dimana proses pengembangannya dilakukan secara berurutan dari atas ke bawah seperti pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1 Metode Waterfall (Pressman, 2002)
Keuntungan dari model waterfall ini, yaitu setiap tahapan akan dievaluasi secara teliti untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Berikut ini merupakan tahapan metode Waterfall dalam penelitian ini: 1. Requirements definition Proses ini merupakan dasar penentu arah pembuatan
32
program. Dalam implementasinya proses ini melibatkan semua informasi yang dibutuhkan oleh program, sehingga program dapat berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. Pada tahap requirement definision ini dilakukan wawancara dilakukan terhadap Bapak Anindita Sulaksono W SE., MM sebagai Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Salatiga 2. System and software design Dalam implementasinya proses ini akan menjabarkan design program yang akan dibuat, sehingga dapat mendukung kebutuhan yang diperlukan. 3. Implementation and unit testing Ini merupakan proses pembuatan program, dimana sebuah program akan dibentuk berdasarkan informasi yang didapat pada proses sebelumnya. 4. Integration and system testing Ini merupakan proses pengujian program yang telah dibuat, sehingga program dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan informasi dari proses sebelumnya. 5. Operation and maintenance Tahapan terakhir, sistem yang telah dibangun harus dijaga dan dirawat serta harus dilakukan evaluasi untuk mencari kelemahan-kelemahan yang ada. Jika di kemudian hari sistem tersebut masih perlu penyempurnaan, maka hasil evaluasi terakhir ini, akan menjadi analisa data dan kebutuhan yang baru untuk pengembangan ke depannya.
33
3.2
Analisis Kebutuhan Analisis kebutuhan adalah proses kebutuhan informasi
berdasarkan permasalahan yang ada sehingga sistem yang dikembangkan dapat berjalan dengan baik dan terarah. Pada
kasus
ini
informasi
dibutuhkan
agar
dapat
menyelesaikan masalah pembuatan sistem baik dalam pembuatan sistem untuk mendukung pengambilan keputusan. 3.2.1 Analisis Tingkat Kebutuhan Sistem Kebutuhan pengguna terhadap sistem dapat dilakukan dengan
melakukan
wawancara
terhadap
calon
yang
akan
menggunakan sistem tersebut. Dalam penelitian ini wawancara dilakukan terhadap Bapak Anindita Sulaksono W SE., MM sebagai Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga
Kota
Salatiga.
Dari
hasil
wawancara
tersebut
menghasilkan beberapa hal yang berguna untuk perancangan sistem, yaitu : belum adanya sistem yang dapat membantu panitia lelang proyek untuk menentukan sebuah perusahaan yang secara material maupun immaterial dapat memenangkan sebuah lelang proyek di instansi Disdikpora Kota Salatiga. Sehingga untuk mempercepat proses pelelangan dan memberi kemudahan
pada panitia lelang
diperlukan sebuah sistem pendukung keputusan dalam menentukan pemenang lelang. Berdasarkan analisis kebutuhan sistem di atas, maka pada penelitian ini dilakukan implementasi sistem pendukung keputusan dalam menentukan sebuah perusahaan yang sesuai dengan kualifikasi dan pekerjaan proyek.
34
Dalam sistem pendukung keputusan digunakan metode untuk menentukan pemenang lelang yang tepat dengan menggunakan metode SAW dan MAGIQ dengan pembobotan yang sesuai tepat pada setiap komponennya. 3.2.2 Analisis Software dan Hardware Software yang digunakan untuk membangun sistem adalah sebagai berikut. 1. Bahasa pemrograman menggunakan PHP 2. Editor menggunakan Netbeans ide 6.8 3. Database menggunakan MySQL 5.5.8 Selain software, sistem ini juga membutuhkan hardware minimal yang digunakan, antara lain : 1. Processor minimal pentium IV 2.0 Ghz 2. RAM 128 MB 3. Harddisk 20 GB 4. Akses internet 3.2.3 Analisis Pengguna Dalam aplikasi pemilihan spesifikasi komputer ini terdapat dua jenis users, yaitu: (1) Administrator sebagai pemelihara sistem dan yang dapat melakukan perubahan apabila memang diperlukan, berperan sebagai pemelihara dan keamanan aplikasi, dapat membuat user baru, menambahkan data, menghapus data dan mengubah data. (2) User adalah perusahaan para pengguna website ini atau para calon peserta lelang yang ingin mengikuti proses lelang untuk dapat memenangkan proyek yang diinginkan.
35
3.2.4 Analisis Masukan dan Keluaran Tahapan ini berguna untuk mengetahui input dan output apa saja yang dapat ditampung oleh sistem. Input dalam sistem ini berupa teks dan numbers, yang nantinya akan diolah oleh sistem untuk mentukan spesifikasi kompuer. Adapun output dari sistem ini adalah : 1. Hasil dari masukan tersebut adalah calon pemenang lelang dan rincian proyek yang akan dikerjakan. 2. Surat laporan pemenang lelang yang ditujukan kepada Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga.
3.3
Penerapan Metode SAW dan MAGIQ. Pada pemilihan perusahaan yang akan mengikuti proses
kualifikasi, ada beberapa calon untuk menjadi pemenang antara lain : A1, A2, A3, A4, A5, A6. Dan perusahaan yang diperoleh didasarkan pada kriteria (atribut) untuk proses kualifikasi yaitu : jarak lokasi kantor dengan lokasi proyek (C1), masa berlaku izin usaha (C2), lama berdiri perusahaan (C3), jumlah tenaga ahli (C4), rata-rata jenjang pendidikan tenaga ahli (C5), dan rata-rata pengalaman kerja (tahun) (C6). Sedangkan proyek yang akan dilelangkan adalah proyek pengadaan Lab Bahasa Multimedia di SMP N 3 Salatiga senilai Rp. 990.000.000,- (Sembilan ratus sembilan puluh juta rupiah). Langkah yang pertama dilakukan untuk system ini adalah menentukan rating kecocokan setiap alternatif pada setiap kriteria.
36
Adapun untuk kriteria jarak lokasi kantor dengan proyek dapat dilihat pada Gambar 3.2.
X<=3KM
0
X=4-6KM
X=7-9KM
0.4
0.6
0.2
X=10-12KM
X>12KM
0.8
1
C1
Gambar 3.2 Kriteria Jarak Lokasi Kantor dengan Proyek
Variabel Kriteria Jarak Lokasi Proyek dengan Kantor terdiri atas 5 bilangan fuzzy , yaitu X<= 3 KM, X = 4-6 KM, X = 7-9 KM, X = 10-12 KM, X > 12 KM seperti terlihat pada Gambar 3.2. Dari Gambar 3.2 bilangan-bilangan fuzzy
dapat dikonversikan ke
bilangan crisp masing-masing (X<= 3 KM) = 0.2 ; (X = 4-6 KM)= 0.4 ; ( X = 7-9 KM)= 0.6 ; (X = 10-12 KM) =0.8 ; ( X > 12 KM) =1. Untuk kriteria masa berlaku izin usaha dapat dilihat pada Gambar 3.3. X< 12 Bulan
1
X=13-36 Bulan
X=37-60 Bulan
X>60 Bulan
0 0
0.33
0.66
1
C2
Gambar 3.3 Kriteria Masa Berlaku Izin Usaha
37
Variabel Kriteria Tahun Masa Berlaku Izin Usaha terdiri atas 4 bilangan fuzzy , yaitu X < 12 Bulan, X = 13 - 36 Bulan, X = 37-60 Bulan, X > 60 Bulan seperti terlihat pada Gambar 3.3 . Dari Gambar 3.3 bilangan-bilangan fuzzy dapat dikonversikan ke bilangan crisp masing-masing : (X < 12 Bulan)=0, (X = 13 - 36 Bulan)=0.33 , (X = 37 - 60 Bulan)= 0.66, ( X > 60 Bulan)= 1. Untuk kriteria lama berdiri perusahaan dapat dilihat pada Gambar 3.4.
X< 12 Bulan
1
X=13-36 Bulan
X=37-60 Bulan
X>60 Bulan
0 0
0.33
0.66
1
C3
Gambar 3.4 Kriteria Lama Berdiri Perusahaan
Variabel Kriteria Lama Berdiri Perusahaan terdiri atas 4 bilangan fuzzy , yaitu X < 12 Bulan, X = 13 - 36 Bulan, X = 37-60 Bulan, X > 60 Bulan seperti terlihat pada Gambar 3.4 . Dari Gambar 3.4 bilangan-bilangan fuzzy dapat dikonversikan ke bilangan crisp masing-masing : (X < 12 Bulan)=0, (X = 13 - 36 Bulan)=0.33 , (X = 37 - 60 Bulan)= 0.66, ( X > 60 Bulan)= 1. Untuk kriteria jumlah tenaga ahli dapat dilihat pada Gambar 3.5.
38
1
X=1
X=2-4
X=5-7
0.25
0.5
X=8-10
X>10
0 0
1
0.75
C4
Gambar 3.5 Kriteria Jumlah Tenaga Ahli
Pada Variabel Tabel Kriteria Jumlah Tenaga Ahli terdiri atas 5 bilangan fuzzy , yaitu X=1 , X = 2– 4, X = 5 - 7, X = 8 - 10, X>=10 seperti terlihat pada Gambar 3.5. Dari Gambar 3.5 bilanganbilangan fuzzy
dapat dikonversikan ke bilangan crisp masing-
masing: (X=1) = 0 ,( X = 2– 4) = 0.25, (X = 5 – 7) = 0.5 , (X = 8 – 10)= 0.75 , (X>10 ) = 1
Untuk kriteria rata-rata jenjang pendidikan dapat dilihat pada Gambar 3.6. SD
1
SMP
SMA
0.16
0.32
D3
S1
S2
S3
0.64
0.8
1
0 0
0.48 C5
Gambar 3.6 Kriteria Rata-rata Jenjang Pendidikan Tenaga Ahli
39
Pada Variabel Tabel Kriteria Rata-rata jenjang pendidikan Tenaga Ahli terdiri atas 7 bilangan fuzzy , yaitu Tamatan SD ,Tamatan SMP, Tamatan SMA , Tamatan D3 , Tamatan S1, Tamatan S2, Tamatan S3, seperti terlihat pada Gambar 3.6. Dari Gambar 3.6bilangan-bilangan fuzzy
dapat dikonversikan ke
bilangan crisp masing-masing : Tamatan SD = 0 ,Tamatan SMP = 0.16, Tamatan SMA = 0.32 , Tamatan D3= 0.48 , Tamatan S1 = 0.64 , Tamatan S2 = 0.8 , Tamatan S3 = 1. Untuk kriteria rata-rata jenjang pendidikan dapat dilihat pada Gambar 3.7. X< 1 Tahun
1
X=1-5 Tahun
X=6-10 Tahun
X>10 Tahun
0 0
0.33
0.66
1
C6
Gambar 3.7 Kriteria Rata-rata Pengalaman Kerja
Pada Variabel Kriteria Rata-rata Pengalaman Kerja (Tahun) atas 4 bilangan fuzzy , yaitu X < 1 Tahun, X = 1 - 5 Tahun, X = 6 10 Tahun, X > 10 Tahun seperti terlihat pada Gambar 3.7. Dari Gambar 3.7 tersebut, bilangan-bilangan fuzzy dapat dikonversikan ke bilangan crisp masing-masing : (X < 1 Tahun)= 0, (X = 1 - 5 Tahun) = 0.33 , (X = 6 - 10 Tahun) = 0.66, ( X > 10 Tahun)= 1. Sebagai contoh diperoleh data perusahaan dari masingmasing alternatif yang mengikuti proses kualifikasi lelang suatu proyek. Berikut nama-nama perusahaan yang mengikuti proses
40
kualifikasi: CV. Ganendra Wijaya disimbolkan dengan (A1), CV. Bungah Jati dsimbolkan dengan (A2), CV. Jasa Agung disimbolkan dengan (A3), CV. Semesta Mendukung disimbolkan dengan (A4), CV. Budi Putra disimbolkan dengan (A5), CV. Dio Saputra disimbolkan dengan (A6). Data dari masing-masing perusahaan tampak pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Data Perusahaan
Kriteria Alternatif A1
C1 (Min) 4 KM
A2
7 KM
A3
2 KM
A4
5 KM
A5
8 KM
A6
12 KM
C2 ( Max ) 6 Bulan 18 Bulan 24 Bulan 30 Bulan 21 Bulan 45 Bulan
C3 (Max) 72 Bulan 37 Bulan 48 Bulan 12 Bulan 90 Bulan 32 Bulan
C4 (Max) 4
C5 (Max) S1
C6 (Max) 4
7
D3
7
3
SMA
8
7
D3
2
12
S1
9
7
SMA
12
Dari Tabel 3.1 diperoleh data bahwa CV. Ganendra Wijaya memiliki jarak lokasi proyek dengan kantor sejauh 4 kilometer, masa berlaku izin usaha 6 bulan, lama berdiri perusahaan sudah 72 bulan atau selama 6 tahun, kemudian rata-rata pendidikan tenaga ahli adalah strata 1 atau setara dengan sarjana dan yang terakhir ratarata pengalaman kerja tenaga ahli adalah 4 tahun.
41
Kemudian untuk CV. Bungah Jati memiliki jarak lokasi proyek dengan kantor sejauh 7 kilometer, masa berlaku izin usaha 18 bulan, lama berdiri perusahaan sudah 37 bulan atau selama 3 tahun, kemudian rata-rata pendidikan tenaga ahli adalah diploma 3 dan yang terakhir rata-rata pengalaman kerja tenaga ahlinya adalah 7 tahun. Langkah selanjutnya adalah mengkonversi data dari masingmasing perusahaan kedalam variabel-variabel yang sesuai pada kriteria sehingga diperoleh nilai alternatif untuk setiap kriteria, seperti tampak pada Tabel 3.2. Tabel 3.2 Nilai Alternatif setiap Kriteria
Kriteria Alternatif A1
C1 (Min) 0.4
C2 ( Max ) 0
C3 (Max) 1
C4 (Max) 0.25
C5 (Max) 0.64
C6 (Max) 0.33
A2
0.6
0.33
0.66
0.5
0.48
0.66
A3
0.2
0.33
0.66
0.25
0.32
0.66
A4
0.4
0.33
0.33
0.5
0.48
0.33
A5
0.6
0.33
1
1
0.64
0.66
A6
0.8
0.66
0.33
0.5
0.32
1
Setelah diperoleh nilai alternatif dari masing-masing kriteria maka langkah selanjutnya adalah menghitung matriks normalisasi
42
dengan menggunakan Rumus 2.1 . Adapun perhitungan matriks normalisasi adalah sebagai berikut : r11 = Min{0.4;0.6;0.2;0.4;0.6;0.8}/0.4 = 0.2/0.4 = 0.5 r12 = Min{0.4;0.6;0.2;0.4;0.6;0.8}/0.6 = 0.2/0.6 = 0.33 r13 = Min{0.4;0.6;0.2;0.4;0.6;0.8}/0.2 = 0.2/0.2 =1 r14 = Min{0.4;0.6;0.2;0.4;0.6;0.8}/0.4 = 0.2/0.4 = 0.5 r15 = Min{0.4;0.6;0.2;0.4;0.6;0.8}/0.6 = 0.2/0.6 = 0.33 r16 = Min{0.4;0.6;0.2;0.4;0.6;0.8}/0.8 = 0.2/0.8 = 0.25
r21 = 0/ Max{0;0.33;0.33;0.33;0.33;0.66} = 0/0.66 =0 r22 = 0.33/ Max{0;0.33;0.33;0.33;0.33;0.66} = 0.33/0.66 =0.5
43
r23 = 0.33/ Max{0;0.33;0.33;0.33;0.33;0.66} = 0.33/0.66 =0.5 r24 = 0.33/ Max{0;0.33;0.33;0.33;0.33;0.66} = 0.33/0.66 =0.5 r25 = 0.33/ Max{0;0.33;0.33;0.33;0.33;0.66} = 0.33/0.66 =0.5 r26 = 0.66/ Max{0;0.33;0.33;0.33;0.33;0.66} = 0.66/0.66 =1
r31 = 1/ Max{0;0.33;0.33;0.66;1;1} = 1/1 =1 r32 = 0.33/ Max{0;0.33;0.33;0.66;1;1} = 0.66/1 =0.66 r33 = 0.66/ Max{0;0.33;0.33;0.66;1;1} = 0.66/1 =0.66 r34 = 0.33/ Max{0;0.33;0.33;0.66;1;1} = 0.33/1 =0.33 r35 = 1/ Max{0;0.33;0.33;0.66;1;1} = 1/1 =1
44
r36 = 0.33/ Max{0;0.33;0.33;0.66;1;1} = 0.33/1 = 0.33
r41 = 0.25/ Max{0.25;0.25;0.5;0.75;1} = 0.25/1 = 0.25 r42 = 0.5/ Max{0.25;0.25;0.5;0.75;1} = 0.5/1 = 0.5 r43 = 0.25/ Max{0.25;0.25;0.5;0.75;1} = 0.25/1 = 0.25 r44 = 0.5/ Max{0.25;0.25;0.5;0.75;1} = 0.5/1 = 0.5 r45 = 1/ Max{0.25;0.25;0.5;0.75;1} = 1/1 =1 r46 = 0.5/ Max{0.25;0.25;0.5;0.75;1} = 0.55/1 = 0.55
r51 = 0.64/Max{0.32;0.32;0.48;0.48;0.64;0.64} = 0.64/0.64 =1 r52 = 0.48/Max{0.32;0.32;0.48;0.48;0.64;0.64}
45
= 0.48/0.64 = 0.75 r53 = 0.32/Max{0.32;0.32;0.48;0.48;0.64;0.64} = 0.32/0.64 = 0.5 r54 = 0.48/Max{0.32;0.32;0.48;0.48;0.64;0.64} = 0.48/0.64 = 0.75 r55 = 0.64/Max{0.32;0.32;0.48;0.48;0.64;0.64} = 0.64/0.64 =1 r56 = 0.32/Max{0.32;0.32;0.48;0.48;0.64;0.64} = 0.32/0.64 = 0.5
r61 = 0.33/Max{0.33;0.33;0.66;0.66;0.66;1} = 0.33/1 =0.33 r62 = 0.66/Max{0.33;0.33;0.66;0.66;0.66;1} = 0.66/1 =0.66 r63 = 0.66/Max{0.33;0.33;0.66;0.66;0.66;1} = 0.66/1 =0.66 r64 = 0.33/Max{0.33;0.33;0.66;0.66;0.66;1} = 0.33/1 =0.33
46
r65 = 0.66Max{0.33;0.33;0.66;0.66;0.66;1} = 0.66/1 =0.66 r66 = 1/Max{0.33;0.33;0.66;0.66;0.66;1} = 1/1 =1
Setelah dilakukan perhitungan normalisasi dari masingmasing alternatif data maka diperoleh matriks normalisasi pada Gambar 3.8.
0.5
0
1
0.33 0.5 0.66 1
0.25
1
0.33
0.5 0.75 0.66
0.5 0.66 0.25 0.5
0.66
R= 0.5 0.5 0.33
0.5 0.75 0.33
0.33 0.5
1
1
1
0.66
0.25 1
0.33
0.5
0.5
1
Gambar 3.8 Matriks Normalisasi
Langkah berikutnya setelah diperoleh matriks normalisasi adalah mencari bobot dari setiap kriteria yang digunakan pada saat kualifikasi dengan menggunakan metode MAGIQ (Multi-Attribute Global Inference of Quality) dengan indeks peringkatan urutan centroids (Ranking Order Centroids atau ROC’s). Cara kerja MAGIQ adalah dengan melakukan perhitungan matematika
47
pembobotan dari kriteria yang ada, sehingga memberikan hasil yang sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan saat itu. Kriteria yang dibutuhkan untuk proses kualifikasi ini sebanyak 6, maka perhitungannya sebagai berikut: w1 = (1+1/2+1/3+1/4+1/5+1/6)/6 = 0.408333 w2 = (0+1/2+1/3+1/4+1/5+1/6)/6 = 0.241887 w3 = (0+0/2+1/3+1/4+1/5+1/6)/6 = 0.158333 w4 = (0+0/2+0/3+1/4+1/5+1/6)/6 = 0.102778 w5 = (0+0/2+0/3+0/4+1/5+1/6)/6 = 0.061111 w6 = (0+0/2+0/3+0/4+0/5+1/6)/6 = 0.027778 Pembobotan pada setiap kriteria akan menghasilkan nilai-nilai tersebut, misal untuk kriteria yang terdapat pada pembobotan 1 bernilai 0.40833 sehingga apabila dibandingkan dengan nilai pembobotan 2 yang sebesar 0.241887 akan terlihat perbedaannya. Setiap nilai yang dihasilkan diubah kedalam bentuk presentase,
48
sehingga setiap kriteria mempunyai nilai masing-masing yang sesuai dengan peringkat prioritas seperti tampak pada Tabel 3.3 :
Tabel 3.3 Peringkat Prioritas
Peringkat
Nilai
Prioritas Kriteria Peringkat 1
40.833 %
Prioritas Kriteria Peringkat 2
24.166 %
Prioritas Kriteria Peringkat 3
15.833 %
Prioritas Kriteria Peringkat 4
10.277 %
Prioritas Kriteria Peringkat 5
6.111 %
Prioritas Kriteria Peringkat 6
2.777 :%
Setelah
nilai
pembobotan
ditentukan
maka
langkah
selanjutnya adalah perkalian matriks normalisasi dengan bobot yang telah diurutkan kriterianya berdasarkan prioritas kepentinganya. Sebagai
contoh
suatu
proyek
memiliki
urutan
prioritas
kepentingannya seperti pada Tabel 3.4. Tabel 3.4 Contoh Urutan Prioritas Kriteria
Ranking Simbol
Atribut
Nilai
Rata-rata pengalaman kerja
40.83%
1
C6
2
C5
3
C4
Jumlah tenaga ahli
15.83%
4
C3
Lama berdiri perusahaan
10.28%
5
C1
Rata rata jenjang pendidikan Tenaga ahli
24.17%
Jarak lokasi kantor dengan proyek
6.11%
49
6
Masa berlaku izin usaha
C2
2.777 :%
Berdasarkan Tabel 3.4 dapat dilihat bahwa kriteria rata-rata pengalaman kerja lebih penting daripada kriteria lainnya sehingga pada
proyek
tersebut
dibutuhkan
juga
tenaga
ahli
yang
berpengalaman dan mempunyai pendidikan yang memadai. Selain itu proyek tersebut juga membutuhkan jumlah tenaga ahli yang cukup mengingat posisi kriteria jumlah tenaga ahli ada di peringkat 3. Selain ketiga kriteria yang telah disebut untuk kriteria lama berdiri perusahaan, jarak lokasi kantor dengan proyek dan masa berlaku izin usaha ada di peringkat 4, 5 dan 6. Untuk mendapatkan peringkat perusahaan dalam proses kualifikasi proyek maka dilakukan perkalian matriks normalisasi yang dilambangkan sebagai (R) dengan bobot setiap kriteria yang dilambangkan sebagai (W).
0.5
0
1
0.3 0.5 0.66 1
0.25
1
0.33
0.5 0.75 0.66
0.5 0.66 0.25 0.5
0.66
R= 0.5 0.5 0.33 0.3 0.5 0.25 1 W =
0.5 0.75 0.33
1
1
1
0.66
0.33
0.5
0.5
1
0.06111 0.02777 0.10277 0.15833 0.24166 0.40833
Gambar 3.9 Perkalian Matriks Normalisasi dengan Bobot
50
Dari perkalian matriks normalisasi dengan bobot akan dihasilkan matriks seperti pada Gambar 3.10 0
0.030555
0.10277
0.0395825 0.24166
0.1347489
0.0201663 0.013885 0.0678282 0.079165 0.181245 0.2694978 0.06111
0.013885 0.0678282 0.0395825 0.12083
0.2694978
W*R = 0.030555
0.013885 0.0339141 0.079165 0.181245 0.1347489
0.0201663 0.013885 0.02777
0.0152775
0.10277
0.15833
0.24166
0.0339141 0.079165 0.12083
0.2694978 0.40833
Gambar 3.10 Matriks W*R
Setelah
perkalian
matriks
normalisasi
dengan
bobot
dilakukan penjumlahan dari setiap alternatif dengan cara seperti dibawah ini. Agar lebih jelas dimisalkan untuk baris pertama dari matriks di atas adalah A1, baris kedua adalah A2, baris ketiga adalah A3 dan untuk baris selanjutnya seperti sebelumnya sampai pada baris terakhir adalah A6. V1=
(0.5 * 0.06111)+ (0 * 0.02777) + (1 * 0.10277) + (0.25 * 0.15833) + (1 * 0.24166) + (0.33 * 0.40833) = 0.549316
V2=
(0.33 * 0.06111)+ (0.5 * 0.02777) + (0.66 * 0.10277) + (0.5 * 0.15833) + (0.75 * 0.24166) + (0.66 * 0.40833) = 0.631796
51
V3=
(1 * 0.06111)+ (0.5 * 0.02777) + (0.66 * 0.10277) + (0.25 * 0.15833) + (0.5 * 0.24166) + (0.66 * 0.40833) = 0.572734
V4=
(0.5 * 0.06111)+ (0.5 * 0.02777) + (0 * 0.10277) + (0.5 * 0.15833) + (0.75 * 0.24166) + (0.33 * 0.40833) = 0.473481
V5=
(0.33 * 0.06111)+ (0.5 * 0.02777) + (1 * 0.10277) + (1 * 0.15833) + (1 * 0.24166) + (0.66 * 0.40833) = 0.806309
V6 = (0.25 * 0.06111)+ (1 * 0.02777) + (0.33 * 0.10277) + (0.5 * 0.15833) + (0.5 * 0.24166) + (1 * 0.40833) = 0.685287 Langkah terakhir pada proses kualifikasi ini adalah proses perankingan. Hasil perankingan diperoleh : V1 = 0.549316 ; V2 = 0. 0.631796 ; V3 = 0.572734 ; V4 = 0.479181 ; V5 = 0.806309 ; V6 = 0.685287. Akan diambil ranking 1-3 untuk dapat mengikuti proses lelang berikutnya yaitu proses penawaran. Jadi perusahaan yang lolos ke proses penawaran adalah CV. Budi Putra atau (A5), CV Dio Saputra atau (A6) dan CV. Bungah Jati atau (A2) Setelah proses kualifikasi selesai dan telah didapat 3 calon pemenang maka pada proses selanjutnya adalah proses penawaran yang hanya diikuti 3 calon pemenang proyek tersebut yaitu CV. Budi Putra atau (A5), CV Dio Saputra atau (A6) dan CV. Bungah Jati atau (A2).
52
Pada proses penawaran ini seperti pada proses sebelumnya yaitu proses kualifikasi terdapat beberapa kriteria tambahan agar benar benar didapatkan perusahaan pemenang yang kredibel. Jadi selain menawar dengan harga terendah perusahaan pemenang juga harus mempunyai kriteria yang sesuai dengan apa yang diinginkan panitia lelang. Pada proses penawaran ini terdapat 10 kriteria yang akan digunakan yaitu : 1. Kriteria jumlah fasilitas yang dimiliki perusahaan. 2. Kriteria tahun pembuatan fasilitas. 3. Kriteria kondisi fasilitas yang dimiliki. 4. Kriteria status kepemilikan fasilitas yang dimiliki. 5. Kriteria jumlah proyek yang ditangani 10 tahun terakhir. 6. Kriteria jumlah nilai kontrak proyek dalam 10 tahun terakhir. 7. Kriteria jumlah proyek yang sedang dikerjakan. 8. Kriteria Nilai kontrak proyek yang sedang dikerjakan. 9. Kriteria progress pekerjaan yang sedang dikerjakan. 10. Kriteria jumlah modal awal yang dimiliki. 11. Kriteria selisih harga penawaran dengan nilai proyek. Untuk lebih mudahnya masing-masing kriteria disimbolkan sebagai berikut : Kriteria jumlah fasilitas yang dimiliki perusahaan disimbolkan sebagai (C7), Kriteria tahun pembuatan fasilitas disimbolkan sebagai (C8), Kriteria kondisi fasilitas yang dimiliki disimbolkan sebagai (C9), Kriteria status kepemilikan fasilitas yang dimiliki dismbolkan sebagai (C10), Kriteria jumlah proyek yang ditangani 10 tahun terakhir disimbolkan sebagai (C11).
53
Kriteria jumlah nilai kontrak proyek dalam 10 tahun terakhir disimbolkan sebagai (C12), Kriteria jumlah proyek yang sedang dikerjakan disimbolkan sebagai (C13), Kriteria Nilai kontrak proyek yang sedang dikerjakan disimbolkan sebagai (C14), Kriteria progress pekerjaan yang sedang dikerjakan disimbolkan sebagai (C15), Kriteria jumlah modal awal yang dimiliki disimbolkan sebagai (C16), dan yang terakhir adalah Kriteria selisih harga penawaran dengan nilai proyek yang disimbolkan sebagai (C17). Masing-masing kriteria mempunyai nilai variabel yang berbedabeda dan dijelaskan sebagai berikut : 1. Kriteria jumlah fasilitas yang dimiliki perusahaan.
X=0-3
1
X=4-6
X=7-9
0.25
0.5
X=10-12
X>12
0 0
0.75
1
Gambar 3.11 Kriteria jumlah fasilitas yang dimiliki perusahaan
Variabel Kriteria jumlah fasilitas yang dimiliki perusahaan terdiri atas 5 bilangan fuzzy , yaitu X = 0-3, X = 4-6, X = 7-9, X = 10-12, X > 12 seperti terlihat pada Gambar 3.10. Dari Gambar 3.10 bilangan-bilangan fuzzy
dapat
dikonversikan ke bilangan crisp masing-masing : (X = 0-3) = 0, (X = 4-6) = 0.25 , (X = 7-9) = 0.50, (X = 10-12 ) = 0.75,( X > 12) = 1.
54
2. Kriteria tahun pembuatan fasilitas.
1995-1998
1
1999-2002
2003-2006
0.25
0.5
2007-2010
>=2011
0 0
0.75
1
Gambar 3.12 Kriteria tahun pembuatan fasilitas
Variabel Kriteria tahun pembuatan fasilitas terdiri atas 5 bilangan fuzzy , yaitu X = 1995-1998, X = 1999-2002, X = 2003-2006, X = 2007-2010, X >=2011 seperti terlihat pada Gambar 3.12. Dari Gambar 3.12 bilangan-bilangan fuzzy dapat dikonversikan ke bilangan crisp masing-masing : (X = 1995-1998) = 0, (X = 1999-2002) = 0.25 , (, X = 20032006) = 0.50, (X = 2007-2010) = 0.75, ( X >=2011) = 1. 3. Kriteria kondisi fasilitas yang dimiliki 0-20%
1
21%-40%
41%-60%
0.25
0.5
61%-80%
81%-100%
0 0
0.75
1
Gambar 3.13 Kriteria kondisi fasilitas yang dimiliki.
55
Variabel Kriteria kondisi fasilitas yang dimiliki terdiri atas 5 bilangan fuzzy , yaitu X = 0-20%, X =21-40%, X =41-60%, X = 61-80%, X = 81-100% seperti terlihat pada Gambar 3.13. Dari Gambar 3.13 bilangan-bilangan fuzzy dapat dikonversikan ke bilangan crisp masing-masing : (X = 0-20%) = 0, (X =21-40%) = 0.25 , (X =41-60%) = 0.50, (X =61-80%) = 0.75, (X =81-100%) = 1.
4. Kriteria status kepemilikan fasilitas yang dimiliki.
Sewa
Hibah
Milik Sendiri
0.33
0.66
1
1
0 0
Gambar 3.14 Kriteria status kepemilikan fasilitas yang dimiliki
Variabel Kriteria status kepemilikan fasilitas yang dimiliki terdiri atas 3 bilangan fuzzy , yaitu Sewa, Hibah, Milik Sendiri, seperti terlihat pada Gambar 3.14 . Dari Gambar 3.14 bilangan-bilangan fuzzy dapat dikonversikan ke bilangan crisp masing-masing : Sewa = 0, Hibah = 0.33, Milik Sendiri = 1.
56
5. Kriteria jumlah proyek yang ditangani 10 tahun terakhir
1
X=0-3
X=4-6
X=7-9
0.25
0.5
X=10-12
X>12
0 0
0.75
Gambar 3.15 Kriteria jumlah proyek yang ditangani 10 tahun terakhir
Variabel Kriteria jumlah proyek yang ditangani 10 tahun terakhir terdiri atas 5 bilangan fuzzy , yaitu X = 0-3, X = 4-6, X = 7-9, X = 10-12, X > 12 seperti terlihat pada Gambar 3.15. Dari Gambar 3.15 bilangan-bilangan fuzzy
dapat
dikonversikan ke bilangan crisp masing-masing : (X = 0-3) = 0, (X = 4-6) = 0.25 , (X = 7-9) = 0.50, (X = 10-12 ) = 0.75,( X > 12) = 1. 6. Kriteria jumlah nilai kontrak proyek dalam 10 tahun terakhir X< 100 Juta
0
100-500 Juta
0.25
500 - 1 Miliar
0.5
1 – 2.5 Miliar
0.75
X>2.5 Miliar
1
Gambar 3.16 Kriteria jumlah nilai kontrak proyek dalam 10 tahun terakhir
57
Kriteria jumlah nilai kontrak proyek dalam 10 tahun terakhirterdiri atas 5 bilangan fuzzy , yaitu X < 100 Juta, X = 100-500 Juta, X = 500 – 1 Miliar, X = 1-2.5 Miliar, X > 2.5 Miliar seperti terlihat pada Gambar 3.16. Dari Gambar 3.16 bilangan-bilangan fuzzy
dapat dikonversikan ke bilangan
crisp masing-masing : (X < 100 Juta) = 0, (X = 100-500 Juta) = 0.25 , (X = 500 – 1 Miliar) = 0.50, (X = 1-2.5 Miliar) = 0.75,( X > 2.5 Miliar) = 1. 7. Kriteria jumlah proyek yang sedang dikerjakan saat ini. X = 0-3
1
X = 4-6
X = 7-9
X = 10-12
0.4
0.6
0.8
X > 12
0 0
0.2
1
Gambar 3.17 Kriteria jumlah proyek yang sedang dikerjakan saat ini
Variabel Kriteria jumlah proyek yang sedang dikerjakan saat ini terdiri atas 5 bilangan fuzzy , yaitu X = 03, X = 4-6, X = 7-9, X = 10-12, X > 12 seperti terlihat pada Gambar 3.17. Dari Gambar 3.17 bilangan-bilangan fuzzy dapat dikonversikan ke bilangan crisp masing-masing : (X = 0-3) = 0.2, (X = 4-6) = 0.4 , (X = 7-9) = 0.6, (X = 10-12 ) = 0.8,( X > 12) = 1.
58
8. Kriteria nilai kontrak proyek yang sedang dikerjakan saat ini. X < 100 Juta
1
X = 100-250 Juta
X = 251-500 Juta
X = 501-750 Juta
X = 751-1 Miliar
X >1 Miliar
0 0
0.16
0.33
0.5
0.66
0.83
1
Gambar 3.18 Kriteria nilai kontrak proyek yang sedang dikerjakan saat ini.
Variabel Kriteria nilai kontrak proyek yang sedang dikerjakan saat ini. terdiri atas 6 bilangan fuzzy , yaitu X = < 100 Juta, X = 100-250 Juta, X = 251-500 Juta, X = 501750 Juta, X = 751- 1 Miliar, X > 1 Miliar seperti terlihat pada Gambar 3.18. Dari Gambar 3.18 bilangan-bilangan fuzzy
dapat dikonversikan ke bilangan crisp masing-
masing : (X = < 100 Juta) = 0.16, (X = 100-250 Juta) = 0.33 , (X = 251-500 Juta) = 0.5, (X = 501-750 Juta) = 066, (X = 751- 1 Miliar) = 0.83, (X > 1 Miliar) = 1.
59
9. Kriteria progress pekerjaan yang sedang dikerjakan
0-20%
1
21%-40%
41%-60%
0.25
0.5
61%-80%
81%-100%
0 0
1
0.75
Gambar 3.19 Kriteria progress pekerjaan yang sedang dikerjakan
Kriteria progress pekerjaan yang sedang dikerjakan terdiri atas 5 bilangan fuzzy , yaitu X = 0-20%, X =21-40%, X =41-60%, X = 61-80%, X = 81-100% seperti terlihat pada Gambar 3.18. Dari Gambar 3.18 bilangan-bilangan fuzzy dapat dikonversikan ke bilangan crisp masing-masing : (X = 0-20%) = 0, (X =21-40%) = 0.25 , (X =41-60%) = 0.50, (X =61-80%) = 0.75, (X =81-100%) = 1. 10. Kriteria jumlah modal awal yang dimiliki <
1
1
0
0
1J 0u 1 t - a 2
5
02
5J 1u
t–a
5
0 50 0
1J - u 7 t 5a 0
J– u 1t a M
> i 7l1 5i
1 aM r i J l ui ta ar
0 0
0
.
2
0
.
4
0
.
6
0
.
8
1
Gambar 3.20 Kriteria jumlah modal awal yang dimiliki
Variabel Kriteria jumlah modal awal yang dimiliki. terdiri atas 6 bilangan fuzzy , yaitu X = < 100 Juta, X = 100250 Juta, X = 251-500 Juta, X = 501-750 Juta, X = 751- 1
60
Miliar, X > 1 Miliar seperti terlihat pada Gambar 3.18. Dari Gambar 3.18 bilangan-bilangan fuzzy dapat dikonversikan ke bilangan crisp masing-masing : (X = < 100 Juta) = 0, (X = 100-250 Juta) = 0.2 , (X = 251-500 Juta) = 0.4, (X = 501-750 Juta) = 0.6, (X = 751- 1 Miliar) = 0.8, (X > 1 Miliar) = 1. 11 . Kriteria selisih harga penawaran dengan nilai proyek. Untuk kriteria selisih harga penawaran dengan nilai proyek berbeda dengan kriteria-kriteria lainnya yang telah disebutkan. Pada kriteria dihitung berdasarkan selisih harga yang paling besar akan berada di peringkat teratas dengan nilai 1 dan dengan selisih terkecil akan berada di peringkat bawah dengan nilai 0. Setelah seluruh kriteria ditentukan seperti pada proses kualifikasi maka langkah selanjutnya adalah menentukan hubungan alternatif dengan setiap atribut. Data yang dimiliki oleh CV. Budi Putra atau (A5), CV. Bungah Jati atau (A2), dan CV Dio Saputra atau (A6) dihubungkan dengan atribut yang ada pada proses penawaran yaitu jumlah fasilitas yang dimiliki perusahaan, tahun pembuatan fasilitas, kondisi fasilitas yang dimiliki dan sampai dengan atribut selisih harga penawaran dengan nilai proyek. Data hubungan alternatif dengan atribut akan disajikan pada Tabel 3.5.
61
Tabel 3.5 Hubungan
Alternatif dengan atribut
Langkah selanjutnya adalah mengkonversi data dari masingmasing perusahaan kedalam variabel-variabel yang sesuai pada kriteria sehingga diperoleh nilai alternatif untuk setiap kriteria, seperti tampak pada Tabel 3.6. Tabel 3.6 Nilai
Alternatif Setiap Atribut
Setelah diperoleh nilai alternatif dari masing-masing kriteria maka langkah selanjutnya adalah menghitung matriks normalisasi dengan menggunakan persamaan (3) . Adapun hasil perhitungan matriks normalisasi seperti tampak pada Gambar 3.21.
62
0.75
1
0.5
0.667
1
1
1
1
0.33
0.667 0.667
1
0.66
1
0.667
0.5
0.66
0.667
1
1
0.333
0.5
0.33
0.5
1
1
0.66
1
0.333
R=
1
1
0.667 0.66
Gambar 3.21 Matriks Hasil Normalisasi Proses Penawaran
Langkah berikutnya setelah diperoleh matriks normalisasi adalah mencari bobot dari setiap atribut yang digunakan pada proses penawarandengan menggunakan metode MAGIQ (Multi-Attribute Global Inference of Quality). Atribut yang dibutuhkan untuk proses penawaran ini sebanyak 11, maka perhitungannya adalah sebagai berikut: W1 = (1+1/2+1/3+1/4+1/5+1/6+1/7+1/8+1/9+1/10+1/11)/11 = 0.275 W2 =(0+1/2+1/3+1/4+1/5+1/6+1/7+1/8+1/9+1/10+1/11)/11 = 0.184 W3 =(0+0/2+1/3+1/4+1/5+1/6+1/7+1/8+1/9+1/10+1/11)/11 = 0.138 W4 =(0+0/2+0/3+1/4+1/5+1/6+1/7+1/8+1/9+1/10+1/11)/11 = 0.108
63
W5 =(0+0/2+0/3+0/4+1/5+1/6+1/7+1/8+1/9+1/10+1/11)/11 = 0.085 W6 =(0+0/2+0/3+0/4+0/5+1/6+1/7+1/8+1/9+1/10+1/11)/11 = 0.067 W7 =(0+0/2+0/3+0/4+0/5+0/6+1/7+1/8+1/9+1/10+1/11)/11 = 0.052 W8 =(0+0/2+0/3+0/4+0/5+0/6+0/7+1/8+1/9+1/10+1/11)/11 = 0.039 W9 =(0+0/2+0/3+0/4+0/5+0/6+0/7+0/8+1/9+1/10+1/11)/11 = 0.027 W10 =(0+0/2+0/3+0/4+0/5+0/6+0/7+0/8+0/9+1/10+1/11)/11 = 0.017 W11 =(0+0/2+0/3+0/4+0/5+0/6+0/7+0/8+0/9+0/10+1/11)/11 = 0.008 Setelah memperoleh nilai bobot dari setiap atribut langkah berikutnya adalah menentukan urutan prioritas atribut dalam pembobotan. Pada proses penawaran, atribut
selisih
harga
penawaran dengan nilai proyek menjadi atribut paling penting dalam proses penawaran. Oleh karena itu atribut penawaran memperoleh bobot sebesar 27.5 %. Untuk lebih lengkapnya urutan prioritas bobotnya terlihat pada Tabel 3.7.
64
Tabel 3.7 Urutan Prioritas Bobot Proses Penawaran
Ranking Simbol
Atribut
Nilai
Selisih harga penawaran dengan 1
C17
2
C16
3
C12
nilai proyek
27.5%
Kriteria jumlah modal awal yang dimiliki
18.4%
Jumlah nilai kontrak proyek dalam 10 tahun terakhir
13.8%
Jumlah proyek yang ditangani 10 4
C11
5
C9
tahun terakhir Kondisi fasilitas yang dimiliki
10.8% 8.5%
Jumlah fasilitas yang dimiliki 6
C7
7
C8
8
C10
9
C13
10
C15
perusahaan Tahun pembuatan fasilitas
6.7% 5.2%
Status kepemilikan fasilitas yang dimiliki
3.9%
Jumlah proyek yang sedang dikerjakan
2.7%
Progress pekerjaan yang sedang dikerjakan
1.7%
Nilai kontrak proyek yang sedang 11
C14
dikerjakan.
0.8%
Untuk mendapatkan peringkat perusahaan dalam proses kualifikasi proyek maka dilakukan perkalian matriks normalisasi
65
yang dilambangkan sebagai (R) dengan bobot setiap kriteria yang dilambangkan sebagai (W).
R
W
=
=
C7
C8
C9
C10
C11
C12
C16
C17
0.333
1
0.75
1
0.5
0.667
1
1
1
1
0.33
A5
0.667
0.667
1
0.66
1
0.667
0.5
0.66
0.667
1
1
A2
1
0.333
0.5
0.33
0.5
1
1
0.66
1
0.667
0.66
A6
0.108
0.138
0.008
0.017
0.184
0.067
0.052
0.085
0.039
C13
0.027
C14
C15
0.275
Gambar 3.22 Perkalian Matriks Hasil Normalisasi dengan Bobot pada Proses Penawaran
Dari perkalian matriks normalisasi dengan bobot akan dihasilkan matriks seperti pada Gambar 3.23 0.023 0,052
0.064
0.039
0.054
0.092
0.027
0.008 0.017
0.184 0.091
0.044 0.035
0.085
0.026
0.108
0.092
0.013
0.0053 0.012
0.184 0.275
0.067 0.017
0.042
0.012
0.054
0.138
0.027
0.0053 0.017
0.123 0.182
Gambar 3.23 Hasil Perkalian Matriks Hasil Normalisasi dengan Bobot pada Proses Penawaran
Untuk mendapatkan peringkat akhir dari proses penawaran ini dilakukan penjumlahan setiap baris pada hasil perkalian antara matriks normalisasi dengan bobot maka hasil akhirnya adalah berikut: A5 = 0.023 + 0.052 + 0.064 + 0.039 + 0.054 + 0.092 + 0.027 + 0.008 + 0.017 + 0.184 + 0.091 = 0.651
66
A2 = 0.044 + 0.035 + 0.085 + 0.026 + 0.108 + 0.092 + 0.013 + 0.0053 + 0.012 + 0.184 + 0.275 =
0.8793
A6 = 0.067 + 0.017 + 0.042 + 0.012 + 0.054 + 0.138 + 0.027 + 0.0053 + 0.017 + 0.123 + 0.182 =
0.6843 Setelah penjumlahan dari nilai masing-masing alternatif
maka diperoleh peringkat 1 dengan alternatif A2 yaitu CV. Bungah Jati, peringkat 2 adalah alternatif A6 yaitu CV. Dio Saputra dan yang terakhir peringkat 3 adalah alternatif A5 yaitu CV. Budi Putra. Jadi perusahaan yang memenangkan lelang pada proyek pengadaan Lab Bahasa Multimedia di SMP N 3 Salatiga senilai Rp. 990.000.000,- (sembilan ratus sembilan puluh juta rupiah) adalah CV. Bungah Jati dengan nilai penawaran terendah yaitu Rp. 977.000.000,00 .
3.4
Perancangan Sistem Dalam perancangan sistem digunakan Unified Modelling
Language (UML). 3.4.1 Use case diagram Dalam use case diagram ini dibagi menjadi dua pengguna, yaitu admin dan user. Untuk use case diagram admin dapat dilihat pada Gambar 3.24.
67
Melihat hasil seleksi penawaran Melihatt perusahaan Melihat hasil seleksi kualif ikasi <<extend>>
Menghapus perusahaan
<<extend>> <<extend>>
Mengganti Password
<<extend>>
<
>
Melihat Hasil Seleksi
<> Admin
Verif ikasi perusahaan <<extend>>
<>
<>
Mengolah data perusahaan
Login <<extend>> Menambah proy ek <<extend>>
Mengolah data proy ek
<> Menghapus proy ek
<<extend>>
<<extend>>
<>
Menghitung SAW kualif ikasi
tutup proy ek Melihat peserta lelang Melihat proy ek
<>
<<extend>> Menghitung SAW penawaran
Mencetak Laporan
Gambar 3.24 Use case Diagram Admin
Gambar 3.24 Use case diagram Admin ini menjelaskan mengenai bagian-bagian yang tersedia pada hak akses admin. Admin dapat melakukan login untuk masuk ke sistem setelah masuk ke sistem admin mendapatkan hak akses seperti Mengolah perusahaan yang berfungsi untuk mengolah data-data perusahaan seperti lihat perusahaan untuk melihat data perusahaan, hapus perusahaan untuk menghapus perusahaan, verifikasi perusahaaan untuk memasukkan perusahaan ke dalam sistem. Kemudian olah data proyek yaitu untuk mengolah data proyek seperti seperti tambah proyek untuk menambahkan daftar proyek yang akan di lelang, hapus proyek untuk menghapus proyek, tutup proyek untuk menutup proyek, Melihat proyek untuk melihat proyek yang disediakan, Meliihat peserta lelang untuk melihat perusahaan yg telah mendaftar lelang. Kemudian Hitung SAW kualifikasi untuk menghitung seleksi
68
kualifikasi. Hitung SAW penawaran untuk menghitung seleksi penawaran. Kemudian Lihat Hasil seleksi kualifikasi untuk melihat hasil perhitungan seleksi kualifikasi, Lihat hasil seleksi penawaran untuk melihat hasil perhitungan seleksi penawaran.
Melihat hasil kualif ikasi mendaf tar proy ek
Melihat rincian proy ek
Melihat seleksi penawaran
<<extend>> <<extend>>
<<extend>>
Melihat daf tar proy ek
<<extend>>
Melihat hasil seleksi
Mengolah data pekerjaan
Mengganti Password (from Use Cases)
<>
<<extend>> <>
Mengolah data prof il
<> <>
<>
<>
Mengolah data izin usaha
<> login
Mengolah data perusahaan
User
<>
(from Use Cases)
<>
<<extend>>
Mengolah data personalia <> <> <>
registrasi Mengolah data f asilitas
Mengolah data modal
Mengolah data pengalaman
Gambar 3.25 Use case Diagram User
Gambar 3.25 Use case Diagram User ini menjelaskan mengenai bagian-bagian yang tersedia pada hak akses user. Pada diagram use case user, user dapat melakukan registrasi untuk menjadi anggota, kemudian dapat melakukan login untuk masuk ke sistem. User dapat Mengolah data perusahaan yang mempunyai fungsi-fungsi lain yaitu olah data pekerjaan yang mempunyai fungsi yaitu tambah / edit / hapus / lihat data perusahaan yang digunakan untuk menambah data pekerjaan, merubah data pekerjaan, menghapus data pekerjaan dan melihat data pekerjaan. Kemudian
69
Mengolah data profil yang mempunyai fungsi yaitu tambah/ edit/ hapus/ lihat data profil yang digunakan untuk menambah data profil, merubah data profil, menghapus data profil dan melihat data profil. Kemudian olah data izin usaha yang mempunyai fungsi yaitu tambah / edit / hapus / lihat data izin usaha yang digunakan untuk menambah data izin usaha, merubah data izin usaha, menghapus data izin usaha dan melihat data izin usaha. Kemudian selanjutnya adalah Mengolah data personalia yang mempunyai fungsi yaitu tambah / edit / hapus / lihat data personalia yang digunakan untuk menambah data personalia, merubah data personalia, menghapus data personalia dan melihat data personalia. Kemudian olah data fasilitas yang mempunyai fungsi yaitu tambah/ edit/ hapus/ lihat data fasilitas yang digunakan untuk menambah data fasilitas, merubah data fasilitas, menghapus data fasilitas dan melihat data fasilitas. Kemudian Mengolah data pengalaman yang mempunyai fungsi yaitu tambah / edit / hapus / lihat data pengalaman yang digunakan untuk menambah data pengalaman, merubah data pengalaman, menghapus data pengalaman dan melihat data pengalaman. Kemudian olah data modal yang mempunyai fungsi yaitu tambah / edit / hapus / lihat data modal yang digunakan untuk menambah data modal, merubah data modal, menghapus data modal dan melihat data modal. Kemudian yang selanjutnya adalah Melihat daftar proyek yang berfungsi untuk user melihat daftar proyek yang disediakan oleh panitia lelang. Lihat rincian proyek untuk melihat keterangan-
70
keterangan yang ada di proyek yang disediakan. Mendaftar proyek untuk melakukan pendaftaran dan mengikuti lelang proyek tersebut. Setelah itu user dapat Melihat hasil seleksi kualifikasi yang berfungsi untuk melihat hasil perhitungan hasil SAW kualifikasi yang dilakukan admin / panitia lelang. Kemudian lihat hasil seleksi penawaran berfungsi untuk melihat hasil perhitungan SAW penawaran yang dilakukan oleh admin atau panitia lelang. 3.4.2 Activity Diagram Di dalam sistem ini terdapat berbagai macam aktivitas yang dapat dilakukan baik oleh admin ataupun user. Dari aktifitasaktifitas tersebut dapat dibuat activity diagram, diagram activity dapat dilihat pada Gambar 3.26 yang mewakili aktifitas-aktifitas admin dan Gambar 3.27 yang merupakan aktifitas-aktifitas yang dapat dilakukan oleh user. Gambar 3.27 merupakan diagram activity untuk seseorang yang login dengan hak akses admin. Terdapat tiga swimlane atau pelaku sistem, yaitu admin itu sendiri, sistem dan database. Pertama-tama admin
melakukan
login
dengan memasukkan
username dan password, kemudian database akan mengecek, apakah username dan password admin tersebut valid atau tidak. Jika username atau password invalid, maka akan muncul pesan dan kembali ke menu login, akan tetapi jika username dan password valid, maka status sistem adalah berhasil login. Setelah admin berhasil melakukan login, maka admin dapat melakukan aktifitasaktifitas
seperti:
melihat
data
perusahaan,
mengolah
data
perusahaan, melihat data proyek, mengolah data proyek, menghitung SAW kualifikasi, melihat hasil seleksi kualifikasi, menghitung SAW
71
penawaran, melihat hasil perhitungan penawaran dan pilihan aktifitas terakhir yaitu mengganti password user. Setelah melakukan aktifitas-aktifitas tersebut, admin melakukan logout untuk keluar dari aplikasi.
Admin
Sistem
Database
Mulai tidak Login Validasi ya
Lihat data perusahaan Olah data perusahaan Lihat data proyek Olah data proyek Hitung SAW kualifikasi Lihat hasil seleksi kualifikasi Hitung SAW penawaran Lihat hasil seleksi penawaran Cetak Laporan Hasil Lelang
Logout
Selesai
Gambar 3.26 Activity Diagram Admin
72
User/Perusahaan
Registrasi
Sistem
Menambah daftar perusahaan
Database
tidak
Login validasi
olah data pekerjaan olah data profil olah data izin usaha
olah data personalia olah data fasilitas olah data pengalaman olah data modal melihat rincian proyek mendaftar proyek lihat hasil seleksi kualifikasi
memasukkan nilai penawaran
lihat hasil seleksi penawaran
Logout
Selesai
Gambar 3.27 Activity Diagram User
ya
73
Pada Gambar 3.27 dijelaskan diagram activity user, pertama kali masuk user harus melakukan login terlebih dahulu, yaitu dengan memasukkan username dan password. Kemudian database akan mengecek, apakah username dan password valid atau tidak. Kalau username dan password tidak valid, maka user akan melakukan login kembali, akan tetapi jika username dan password valid, maka status berhasil login dan menuju ke beberapa pilihan menu, antara lain: Olah data pekerjaan, olah data profil, olah data izin usaha, ulah data persoanalia, olah data fasilitas, olah data pengalaman, olah data modal, melihat rincian proyek, mendaftar proyek, melihat seleksi kualifikasi kemudian sistem akan melakukan perhitungan SAW apakah perusahaan lolos atau tidak, kalu tidak lolos maka user dapat melakukan pendaftaran proyek yang lainnya akan tetapi jika lolos maka perusahaan dapat memasukkan nilai penawaran kemudian melihat hasil seleksi penawaran. Setelah selesai dari proses-proses tersebut, maka user melakukan logout. 3.4.3 Sequence Diagram Sequence
Diagram
menggambarkan
diceritakan urut berdasarkan waktu.
peristiwa
yang
74
: Admin
: System
: Database
input data proyek
mengirim data
memproses penyimpanan
Gambar 3.28 Sequence Diagram Tambah Proyek (Admin)
Gambar 3.28 menunjukkan sequence diagram untuk menambah proyek, pertama-tama admin akan memasukkan data proyek yaitu nama proyek, lokasi proyek, nilai proyek, satuan proyek, volume, bobot setiap alternatif dan, kemudian sistem akan mengirim data yang sudah dimasukkan ke dalam database, proses selanjutnya database akan menyimpan data tersebut.
75
: System
: Admin
: Database
pilih data proyek
query select
select data
mem berikan data
menampilkan data
mengedit data
mengirim data proyek yang sudah diedit
query update
mengupdate data proyek
Gambar 3.29 Sequence Diagram Edit Data Proyek (Admin)
Gambar 3.29 menggambarkan sequence diagram edit data proyek oleh admin. Pertama admin memilih data proyek yang akan di-edit. Kemudian sistem akan melakukan query select ke database dengan kriteria yang dipilih user. Kemudian database akan melakukan query select dan memberikan data ke sistem. Dari sini sistem akan menampilkan dan akan meng-edit data. Kemudian sistem melakukan query update, dan database akan meng-update data lama menjadi data yang baru saja dimasukkan oleh admin.
76
: Admin
: System
: Database
pilih data proyek
query delete
menghapus data
Gambar 3.30 Sequence Diagram Hapus Data Proyek (Admin)
Gambar 3.30 menjelaskan proses hapus data proyek yang dilakukan oleh admin. Admin memilih data proyek
yang akan
dihapus, kemudian sistem mengirimkan pesan ke database untuk menghapus data, kemudian database akan menghapus data tersebut.
77
: Admin
: Database
: System
pilih data perusahaan
query select
select data
memberikan data
menampilkan data
Gambar 3.31 Sequence Diagram Lihat Data User (Admin)
Gambar 3.31 menerangkan sequence diagram lihat user. Jadi di sini admin bisa melihat beberapa user yang telah terdaftar. Proses dimulai dengan admin mengklik data user, kemudian sistem akan mengirimkan query select data ke database. Dan database melakukan query select, setelah itu database memberikan data kepada sistem, dan sistem akan menampilkan data yang dapat dilihat oleh admin.
78
: Us er/Perus ahaan
: Admin
: Databas e
: Sys tem input data proyek
mengirim data
mem pros es penyimpanan
input data perus ahaan mengirim data
mem pros es penyimpanan
melihat data proyek
query s elect
s elect data
mem berikan data
menampilkan data
mendaftar proyek
input data jarak
pilih s es uai atribut kualifikas i
mem ilih data
mem berikan data
hitung SAW kualifikas i
menampilkan has il SAW kualifikas i
menampilkan has il SAW kualifikas i
input jumlah nilai yang ditawarkan pilih s es uai atribut penawaran
mem ilih data
mem berikan data
hitung SAW penawaran
menampilkan has il SAW penawaran
menampilkan has il SAW penawaran
Gambar 3.32 Sequence Diagram Perhitungan SAW
79
Gambar 3.32 menerangkan sequence diagram perhitungan metode SAW. Langkah pertama adalah admin input data proyek ke sistem kemudian sistem akan menyimpan data proyek tersebut ke database. Selanjutnya perusahaan memasukkan data perusahaan ke sitem dan kemudian sistem menyimpan data tersebut ke database. Kemudian perusahaan melihat proyek dan mendaftar proyek. Perusahaan akan meng-input data jarak perusahaan setelah itu sistem akan memilih atribut yang digunakan untuk proses kualifikasi selanjutnya database memberikan data perusahaan ke sistem untuk dihitung dengan metode SAW, setelah proses penghitungan metode SAW
untuk
proses
kualifikasi
selesai
maka
sistem
akan
menampilkan hasil perhitungan ke perusahaan dan administrator. Setelah itu apabila perusahaan lolos seleksi kualifikasi maka perusahaan memasukkan nilai penawaran ke dalam sistem selanjutnya sistem akan memilih atribut yang sesuai dengan proses penawaran. Kemudian database memberikan data perusahaan yang sesuai ke sistem lalu sistem memulai proses perhitungan SAW. Setelah proses SAW seleksi penawaran selesai maka sistem akan menampilkan hasil perhitungan akhir kepada administrator dan perusahaan.
3.4.4 Class Diagram Class diagram merupakan diagram yang digunakan untuk menampilkan kelas-kelas yang ada dalam sistem yang berupa obyek dan sedang dikembangkan dan dari kelas yang satu ke kelas yang lain mempunyai relasi. Setiap kelas dalam class diagram terdiri dari
80
nama kelas, atribut, dan operasi dari kelas tersebut. Class diagram seperti terlihat pada Gambar 3.33.
Gambar 3.33 Class Diagram
81
3.5
Perancangan Aplikasi Perancangan aplikasi ini dimulai dari perancangan database,
dan perancangan interface aplikasi. 3.5.1
Perancangan Database Basis data adalah kumpulan data yang saling berelasi. Data
sendiri merupakan fakta mengenai obyek, orang, dan lain-lain. Data dinyatakan dengan nilai (angka, deretan karakter, atau simbol) (Damayanti, 2009). Dalam pembuatan aplikasi ini terdapat 13 tabel yang akan dibuat dalam database. Struktur pembuatan tabel akan dipaparkan sebagai berikut: 1. Tabel Login Perusahaan Tabel login perusahaan berisi tentang data perusahaan yang memiliki akses ke sistem ini. Data yang disimpan berupa id_user, username, password, dan status. Struktur tabel user dapat dilihat pada Tabel 3.8 Tabel 3.8 Tabel Login Perusahaan
Nama Field id username password nama_perusahaan status
Tipe Data int(11) varchar(100) varchar(100) varchar(200) int(11)
Null No No No No No
Default None None None None 0
2. Tabel Login Administrator Tabel login administrator berisi tentang data administrator yang memiliki akses ke sistem ini. Data yang disimpan berupa id,
82
username, password. Struktur tabel login administrator dapat dilihat pada Tabel 3.9. Tabel 3.9 Tabel Login Administrator
Nama Field id username password
Tipe Data int(11) varchar(200) varchar(200)
Null No No No
Default None None None
3. Tabel Administrasi Perusahaan Tabel administrasi perusahaan berisi data id perusahaan, nama direktur , alamat pusat, fax pusat, email pusat, alamat cabang, telepon cabang, fax cabang, email cabang. Struktur tabel administrasi perusahaan dapat dilihat pada Tabel 3.10.
Tabel 3.10 Tabel Administrasi Perusahaan
Nama Field id_perusahaan nama_direktur alamat_pusat telepon_pusat fax_pusat email_pusat alamat_cabang telepon_cabang fax_cabang email_cabang
Tipe Data int(11) varchar(200) varchar(200) varchar(100) varchar(100) varchar(200) varchar(200) varchar(100) varchar(100) varchar(200)
Null No No No No No No No No No No
Default None None None None None None None None None None
83
4. Tabel Izin Usaha Perusahaan Tabel izin usaha perusahaan berisi id, id perusahaan, nomor izin, tanggal, masaberlaku instansi. Struktur tabel izin usaha dapat dilihat pada Tabel 3.11.
Tabel 3.11 Tabel Izin Usaha Perusahaan
Nama Field id id_perusahaan no_izin tanggal masa_berlaku instansi
Tipe Data int(11) int(11) varchar(100) date date varchar(200)
Null No No No No No No
Default None None None None None None
5. Tabel Personalia Perusahaan Tabel personalia perusahaan berisi id, id perusahaan, nama lengkap, tanggal lahir, tingkat pendidikan, jabatan, pengalaman kerja. Struktur tabel personalia perusahaan dapat dilihat pada Tabel 3.12. Tabel 3.12 Tabel Data Personalia Perusahaan
Nama Field id id_perusahaan nama_lengkap tanggal_lahir tingkat_pendidikan jabatan pengalaman_kerja profesi tahun_ijazah
Tipe Data int(11) int(11) varchar(200) date varchar(50) varchar(100) varchar(50) varchar(100) varchar(100)
Null No No No No No No No No No
Default None None None None None None None None None
84
6. Tabel Fasilitas Perusahaan Tabel fasilitas perusahaan berisi id, id perusahaan, fasilitas, jumlah, kapasitas, merk, tahun pembuatan, kondisi, lokasi, status. Struktur tabel fasilitas perusahaan dapat dilihat pada Tabel 3.13. Tabel 3.13 Tabel Fasilitas Perusahaan
Nama Field id id_perusahaan fasilitas jumlah kapasitas merk tahun_pembuatan kondisi lokasi status
Tipe Data int(11) int(11) varchar(200) int(11) varchar(50) varchar(200) varchar(50) varchar(100) varchar(100) varchar(100)
Null No No No No No No No No No No
Default None None None None None None None None None None
7. Tabel Pengalaman Perusahaan Tabel pengalaman perusahaan berisi id, id perusahaan, nama pekerjaan, sub pekerjaan, lokasi, nama pejabat, alamat, no kontrak, nilai. Struktur tabel pengalaman
perusahaan dapat dilihat pada
Tabel 3.14.
Tabel 3.14 Tabel Pengalaman Perusahaan
Nama Field id id_perusahaan nama_pekerjaan sub_pekerjaan lokasi
Tipe Data int(11) int(11) varchar(200) varchar(200) varchar(100)
Null No No No No No
Default None None None None None
85
nama_pejabat alamat no_kontrak nilai
varchar(200) varchar(200) varchar(100) varchar(100)
No No No No
None None None None
8. Tabel Pekerjaan Perusahaan Tabel pekerjaan perusahaan berisi id, id perusahaan, nama pekerjaan, sub pekerjaan, lokasi, nama pejabat, alamat, no kontrak, nilai, progress kontrak, prestasi kerja . Struktur tabel pekerjaan perusahaan dapat dilihat pada Tabel 3.15.
Tabel 3.15 Tabel Pekerjaan Perusahaan
Nama Field id id_perusahaan nama_pekerjaan sub_pekerjaan lokasi nama_pejabat alamat no_kontrak nilai kontrak prestasi_kerja
Tipe Data int(11) int(11) varchar(200) varchar(100) varchar(100) varchar(100) varchar(200) varchar(100) varchar(100) varchar(100) varchar(100)
Null No No No No No No No No No No No
Default None None None None None None None None None None None
9. Tabel Modal Perusahaan Tabel modal perusahaan berisi id, id perusahaan, bank, no rekening, nilai. Struktur tabel modal perusahaan dapat dilihat pada Tabel 3.16.
86
Tabel 3.16 Tabel Modal Perusahaan
Nama Field id id_perusahaan bank no_rekening nilai
Tipe Data int(11) int(11) varchar(100) varchar(150) varchar(100)
Null
Default
No No No No No
None None None None None
10. Tabel Landasan Pendirian Perusahaan Tabel
landasan pendirian perusahaan berisi id, id
perusahaan,nomor akta, tanggal, nama notaris, no akta perubahan, tanggal perubahan, nama notaris perubahan. Struktur tabel landasan pendirian perusahaan dapat dilihat pada Tabel 3.16.
Tabel 3.17 Tabel Landasan Pendirian Perusahaan
Nama Field id id_perusahaan no_akta tanggal nama_notaris no_akta_perubahan tanggal_perubahan nama_notaris_perubahan
Tipe Data int(11) int(11) varchar(100) date varchar(150) varchar(100) date varchar(150)
Null No No No No No No No No
Default None None None None None None None None
11. Tabel Pajak Perusahaan Tabel pajak perusahaan berisi id, id perusahaan, npwp, no laporan, tanggal. Struktur tabel pajak perusahaan dapat dilihat pada Tabel 3.18.
87
Tabel 3.18 Tabel Pajak Perusahaan
Nama Field id id_perusahaan npwp no_laporan tanggal
Tipe Data int(11) int(11) varchar(100) varchar(100) date
Null No No No No No
Default None None None None None
12. Tabel Data Proyek Tabel data proyek berisi id, nama pekerjaan ,lokasi, nilai, volume, satuan status,id perusahaan, status penawaran. Struktur tabel data proyek dapat dilihat pada Tabel 3.19.
Tabel 3.19 Tabel Data Proyek
Nama Field id nama_pekerjaan lokasi nilai volume satuan status id_perusahaan status_penawaran
Tipe Data int(11) varchar(200) varchar(200) varchar(50) int(11) varchar(200) int(11) int(11) int(11)
Null No No No No No No No No No
Default None None None None None None None None 0
13. Tabel Penawaran Proyek Tabel penawaran proyek berisi id, id perusahaan, id proyek, nilai. Struktur tabel data proyek dapat dilihat pada Tabel 3.20.
88
Tabel 3.20 Tabel Penawaran Proyek
Nama Field
Tipe Data
Null
Default
id
int(11)
No
None
id_perusahaan
int(11)
No
None
id_proyek
int(11)
No
None
nilai
varchar(100)
No
None
14. Tabel Bobot Alternatif Proses Kualifikasi Tabel bobot alternatif proses kualifikasi berisi id, id proyek c1, c2 , c3, c4, c5, c6. Struktur tabel bobot alternatif proses kualifikasi dapat dilihat pada Tabel 3.21 Tabel 3.21 Tabel Bobot Alternatif Proses Kualifikasi
Nama Field
Tipe Data
Null
Default
id id_proyek c1
int(11) int(11) varchar(10)
No No No
None None None
c2
varchar(10)
No
None
c3 c4 c5 c6
varchar(10) varchar(10) varchar(10) varchar(10)
No No No No
None None None None
15. Tabel Bobot Alternatif Proses Penawaran Tabel bobot alternatif proses penawaran berisi id, id proyek c1, c2 , c3, c4, c5, c6, c7, c8, c7, c9, c10, c11. Struktur tabel bobot alternatif proses penawaran dapat dilihat pada Tabel 3.22 Tabel 3.22 Tabel Bobot Alternatif Proses Penawaran
Nama Field id
Tipe Data int(11)
Null No
Default None
89
id_proyek c1 c2 c3 c4 c5 c6 c7 c8 c9 c10 c11
int(11) varchar(10) varchar(10) varchar(10) varchar(10) varchar(10) varchar(10) varchar(10) varchar(10) varchar(10) varchar(10) varchar(10)
No No No No No No No No No No No No
None None None None None None None None None None None None
16. Tabel Pendaftar Lelang Tabel
pendaftar lelang berisi id, id proyek, id perusahaan.
Struktur tabel pendaftar lelang dapat dilihat pada Tabel 3.23 Tabel 3.23 Tabel Pendaftar Lelang
Nama Field id id_proyek id_perusahaan
Tipe Data int(11) int(11) int(11)
Null No No No
Default None None None
17. Tabel Hasil Kualifikasi Tabel
hasil kualifikasi berisi id proyek, pemenang 1, nilai
pemenang 1, pemenang 2, nilai pemenang 2, pemenang 3, nilai pemenang 3. Struktur tabel data proyek dapat dilihat pada Tabel 3.23 Tabel 3.24 Tabel Hasil Kualifikasi
Nama Field id_proyek pemenang1
Tipe Data int(11) varchar(100)
Null No No
Default None None
90
nilai_pemenang1 pemenang2 nilai_pemenang2 pemenang3 nilai_pemenang3
int(11) varchar(100) int(11) varchar(100) int(11)
No No No No No
None None None None None
18. Tabel Satuan Proyek Tabel satuan proyek berisi satuan. Struktur tabel data proyek dapat dilihat pada Tabel 3.25 Tabel 3.25 Tabel Satuan Proyek
Field satuan
Type varchar(200)
Null No
Default None
Relasi antar tabel untuk sistem informasi lelang online ini dapat dilihat pada Gambar 3.34.
91
Gambar 3.34 Relasi Tabel dalam Database
92
3.5.2
Perancangan Interface Perancangan interface merupakan bagian penting dalam
pembuatan aplikasi. Kesesuaian struktur menu akan memberikan kemudahan dan kepahaman bagi user dalam memanfaatkan sistem. Perancangan interface dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu: a.
Halaman guest Halaman guest adalah tampilan aplikasi yang akan dilihat
dan diakses oleh guest. Rancangan interface halaman guest yang akan dibuat terlihat pada Gambar 3.35.
Gambar 3.35 Halaman Guest
Keterangan : 1 : Pada bagian ini, akan terdapat header aplikasi. 2 : Pada bagian ini, akan terdapat gambar kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga. 3 : Pada bagian ini, akan terdapat button/link yang akan menghubungkan halaman ini dengan halaman yang lain (menu navigasi)
93
4 : Pada bagian ini, akan terdapat informasi dan daftar proyek yang disediakan. 5 : Pada bagian ini, akan terdapat content/isi halaman aplikasi.
b.
Halaman user dan administrator Halaman user dan administrator adalah tampilan aplikasi
yang akan dilihat dan diakses oleh user dan administrator. Rancangan interface halaman user dan administrator yang akan dibuat terlihat pada Gambar 3.36.
Gambar 3.36 Halaman User dan Administrator
Keterangan : 1 : Pada bagian ini, akan terdapat header aplikasi. 2 : Pada bagian ini, akan terdapat gambar kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga.
94
3 : Pada bagian ini, akan terdapat button/link yang akan menghubungkan halaman ini dengan halaman yang lain (menu navigasi) 4 : Pada bagian ini, akan terdapat content halaman aplikasi. 5 : Pada bagian ini, akan terdapat footer aplikasi.