41
BAB 3 DESKRIPSI UMUM
3.1 Profil Perusahaan 3.1.1 Sejarah PT. Panarub Industry PT. Panarub Industry didirikan oleh Bpk. Lukas Sasminto pada tanggal 12 Januari 1975. Pada awalnya, PT. Panarub Industry merupakan anak perusahaan “CV. Pan Asia Chemical” yang berlokasi di Teluk Gong, Jakarta Utara. PT. Panarub Industry mengawali produksinya di atas tanah seluas kurang lebih 3,5 hektar dengan memproduksi Rubber Sponge atau Sol Sandal. Hasil produksi ini pada mulanya hanya dijadikan input untuk perusahaan induknya. Tetapi, setelah berjalan kurang lebih dua tahun lamanya, produksinya meningkat
pesat
sehingga
pada
awal
tahun
1977,
perusahaan
ini
mengembangkan usahanya dengan menambah produksi lagi dan akhirnya memutuskan untuk membuat sandal sendiri. Produksi sandal pertama yaitu dengan merk “Lily”. Produksi sandal dari PT. Panarub Industry berkembang pesat sehingga permintaan tersebut hampir tidak dapat dilayani lagi. Melihat kondisi pasar seperti itu, maka pihak manajemen perusahaan memutuskan untuk mendirikan pabrik permanen di daerah Tangerang, tepatnya di Jalan Raya Mauk Km.1, Pasar Baru, Tangerang dan memperluas areal pabrik menjadi kurang lebih delapan hektar. Dalam waktu kurang dari sembilan bulan pun PT. Panarub Industry sudah dapat beroperasi dan memproduksi secara maksimal dalam
42
rangka memenuhi kebutuhan pasar saat itu. Pada tahun 1979, pimpinan PT. Panarub Industry mempunyai gagasan untuk diversifikasi produk. Oleh karena itu, pihak perusahaan mengirimkan beberapa karyawan untuk mengikuti training di Perusahaan Kuan Gua, Taiwan. Berbekal keterampilan karyawan tersebut, perusahaan memutuskan untuk memulai produksi sepatu dengan merk “Specs”. Kemajuan perusahaan ini tidak membuat PT. Panarub Industry puas. PT. Panarub Industry pun mengalami regenerasi dari Bapak Lukas Sasmito ke Bapak Hendrik Sasmito. PT. Panarub Industry telah berkembang menjadi 25 jaringan produksi berteknologi tinggi dengan lebih dari 10.000 karyawan dan juga melakukan ekspansi pabrik menjadi sekitar 16,5 hektar. Perusahaan ini menciptakan kompetensi di area manukfaktur barang sepatu olahraga yang berkualitas tinggi bagi para atlet di seluruh dunia. Hasil manufaktur PT. Panarub Industry tumbuh dan berkembang dengan stabil setiap tahunnya. Pada tahun 1985 PT. Panarub Industry memulai produk ekspornya. Produksi sepatu merk “Specs” mulai merambah pasar internasional dengan masuk ke Eropa diikuti dengan Amerika Serikat pada tahun 1987. Pada tahun 1988 sampai dengan tahun 1999, PT. Panarub Industry melakukan diversifikasi terhadap produknya dengan memunculkan berbagai merk baru, seperti Pagoda, Adidas, Tri Star, LA Gear, dan Mizuno. Tetapi, merk Adidas dan Specs lah yang masih bisa tetap bertahan hingga sekarang ini. PT. Panarub Industry semakin meroket setelah menjalin kerjasama bisnis dengan “Adidas” di tahun 1988 yang akhirnya menjadikan PT. Panarub Industry sebagai “Soccer Specialty Centre” sepuluh tahun kemudian. Di tahun 2000 PT. Panarub Industry memproduksi seri “Predator” yang digunakan untuk
43
World Cup 2002 di Korea. Khusus untuk seri “Predator Pulse” dan “Predator F50” digunakan juga pada Euro Cup 2004. Kesukesan PT. Panarub Industry masih terus berlanjut pada waktu World Cup 2006 di Jerman. Pengenalan seri “Tumit” mendapatkan respon sangat antusias sehingga menghasilkan keuntungan yang tak terbayangkan. Melihat adanya kesempatan untuk mendulang kesuksesan lagi, maka pihak manajemen memerintahkan untuk memproduksi sepatu seri “Predator” untuk Euro Cup 2008 dan bersiap memproduksi untuk World Cup 2010. Hingga tahun ini pun, PT. Panarub Industry terus memproduksi produk-produknya dan terus berkembang di mancanegara.
3.1.2 Misi dan Visi Perusahaan 3.1.2.1 Misi PT. Panarub Industry Adapun misi dari perusahaan PT. Panarub Industry adalah sebagai berikut: 1. Menghasilkan kualitas produk tertinggi untuk mendukung para atlit mencapai kinerja terbaik. 2. Memproduksi 1,2 juta pasang sepatu perbulan atau 12 juta pasang per tahun pada tahun 2015.
3.1.2.2 Visi PT. Panarub Industry Selain itu, visi dari perusahaan PT. Panarub Industry yaitu menjadi perusahaan manufaktur produksi sepatu terbaik di dunia.
44
3.1.3 Nilai Inti Perusahaan Nilai inti yang diterapkan oleh PT. Panarub Industry antara lain: 1. Customer Focus Semua usaha kinerja yang dilakukan diutamakan untuk kepuasan pelanggan. 2. Sportmanship Semangat untuk menang dengan cara yang jujur melalui kerjasama tim dan disiplin diri. 3. Proactive Bersiap menghadapi masa depan dengan melakukan inovasi, inisiatif, dan peningkatan perbaikan secara terus-menerus. 4. Enthusiasm Bekerja dengan penuh semangat akan hal yang positif. 5. Social Responsibility Perusahaan
akan
menyisihkan
sebagian
keuntungannya
untuk
disumbangkan sebagai bentuk tanggung jawab sosial.
3.1.4 Struktur Organisasi Setiap
perusahaan
dalam
menjalankan
kegiatan
operasionalnya
membutuhkan suatu struktur organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dengan adanya organisasi yang baik tentu saja perusahaan akan lebih mudah dalam menjalankan kegiatan usahanya karena masing-masing bagian diminta pertanggung-jawabannya atas pelaksanaan kegiatan sesuai dengan wewenang yang diberikan. Adapun struktur organisasi dari PT. Panarub Industry adalah sebagai berikut :
Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Panarub Industry
46
3.1.5 Tugas dan Wewenang Adapun tugas dan wewenang dari jabatan yang terdapat dari struktur perusahaan PT. Panarub Industry pada gambar di atas adalah sebagai berikut : 1. President Director a. Menetapkan garis-garis besar perusahaan dan menetapkan pandangan ke depan dari perusahaan. b. Memimpin, mengurus, dan mengendalikan perusahaan sesuai dengan tujuan perusahaan dan senantiasa berusaha meningkatkan efisiensi dan efektifitas perusahaan. c. Meminta laporan dari bagian dibawahnya. 2. Vice President a. Merumuskan tujuan dan kebijakan perusahaan secara keseluruhan. b. Mengawasi pelaksanaan operasi perusahaan secara umum. c. Mengangkat dan memberhentikan seorang direktur. d. Mengesahkan rencana kerja perusahaan untuk suatu periode. 3. Human Resource Director a. Melayani kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan publik. b. Bertanggung jawab mengelola sumber daya manusia yang bekerja pada PT. Panarub Industry. Dibedakan menjadi tiga, antara lain: a. Human Resources Senior Manager Melakukan perekrutan, mutasi, dan PHK terhadap karyawan. b. HSE Labour and ISO System Procedure Senior Manager Mengembangkan sumber daya manusia dengan menyediakan pelatihan dan seminar baik di dalam maupun di luar perusahaan.
47
c. General Affair and Project Senior Manager Menangani hal-hal yang bersifat umum, seperti transportasi, pengadaan peralatan, mess karyawan, dan lain-lain. 4. Logistic Director a. Memperkirakan dan menyediakan material sampai dengan enam bulan ke depan. b. Memastikan material yang ada di warehouse (Total Balance Material) Dibagi menjadi dua, yaitu: a. Purchasing Senior Manager Menyediakan pengadaan produk untuk proses produksi. b. Warehouse Senior Manager 1) Menyimpan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi. 2) Mengawasi masuk keluarnya bahan baku, barang proses, dan barang jadi. 5. Operations Director a. Bertanggung jawab untuk mengawasi seluruh kegiatan produksi. b. Membuat rencana produksi saat ini dan tahun depan. c. Mengontrol jadwal produksi agar tetap berjalan tepat waktu. d. Mengontrol produksi di pabrik masing-masing dan memastikan sistem lean. Dibagi menjadi dua, yaitu: a. Production Senior Manager 1) Mengontrol dan mengoordinasikan semua kegiatan produksi sehingga mutu produk sesuai dengan standar. 2) Bertanggung jawab atas selesainya produksi sesuai dengan jadwal
48
yang telah ditentukan. b. Product and Inventory Planning Senior Manager 1) Mengawasi tersedianya bahan-bahan sesuai dengan jumlah dan waktu yang telah ditetapkan. 2) Mengawasi
jumlah
produksi
dan
pemakaian
bahan
dan
membandingkannya dengan rencana. 6. Product Creation Engineering Director Bertanggung jawab untuk membuat desain baru dan efisiensi produksi. Dibedakan menjadi dua, yaitu: a. Development Senior Manager Mendesain suatu produk baru yang disesuaikan dengan keadaan mesin produksi yang ada baik idenya berasal dari perusahaan itu sendiri maupun dari luar perusahaan. b. Quality Control Senior Manager 1) Bertanggung jawab atas kualitas bahan produksi. 2) Mengontrol proses produksi dan produk jadi agar kualitas produk sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. 7. Marketing Director a. Bertanggung jawab untuk memasarkan barang hasil produksi. b. Menerima order atau pesanan dari customer. c. Memperkenalkan produk-produk baru. Dibedakan menjadi dua, yaitu: 1) Export Senior Manager a) Menganalisa peluang pasar luar negeri. b) Mengatur pengiriman barang ekspor.
49
2) Purchasing Senior Manager a) Melakukan transaksi pembelian untuk bahan baku yang dipakai dalam proses produksi. b) Membuat laporan pembelian tahunan. c) Melaksanakan pembelian lokal dan impor. 8. Accounting and Finance Director a. Bertanggung jawab membuat dan menganalisa laporan keuangan. b. Mengambil keputusan atas kebijaksanaan, dividen, penganggaran modal, serta penggunaan arus kas jangka panjang. c. Bertanggung jawab atas pengelolaan dana secara efisien sehingga dapat mencerminkan posisi keuangan yang sehat. Dibedakan menjadi dua, yaitu: a. Accounting Senior Manager 1) Menyusun dan menyajikan laporan keuangan setiap akhir periode. 2) Melakukan pencatatan dan memposting transaksi ke dalam buku besar. b. Finance Senior Manager 1) Melakukan pembayaran berdasarkan bukti-bukti pembayaran yang sah dan telah disetujui oleh pejabat berwenang. 2) Melaksanakan pembayaran upah atau gaji pegawai. 3) Membuat dan mencatat bukti-bukti transaksi kas dan bank berdasarkan jumlah uang tunai/cek/giro yang diterima atau dikeluarkan. 4) Membuat laporan penerimaan dan pengeluaran kas.
50
9. IT Senior Manager a. IT Operation & ICT INFR Plan & Security Manager 1) Bertanggung jawab merawat dan mengembangkan infrastruktur jaringan komputer yang ada. 2) Bertanggung jawab membantu kegiatan perusahaan dalam bidang teknis khususnya komputer. b. Service Delivery Manager 1) Bertanggung jawab dalam menyimpan, mengelola, dan menganalisa database perusahaan yang berguna untuk pengambilan keputusan pihak eksekutif. 2) Bertanggung jawab membuat program aplikasi yang mendukung kegiatan perusahaan. c. Business Continuity Manager Bertanggung
jawab
untuk
membackup
maintenance server, dan disaster recovery.
data,
memelihara
dan
3.2 Peran/Role
IT SENIOR MANAGER
IT OPERATION & ICT INFR PLAN & SECURITY MANAGER
IT OPERATION SUPPORT UNIT HEAD
SERVICE DELIVERY MANAGER
ICT INFRA & SECURITY SPESIALIST
SYSTEM IMPL & USERS TRAINING
BUSINESS INTELLIGENCE DEV STAFF
PC ENGINEER STAFF
BI STAFF INTERNSHIP
BUSINESS CONTINUITY MANAGER
BI STAFF INTERNSHIP
BAM STAFF
OLTP APPS DEV STAFF
BI STAFF INTERNSHIP
Gambar 3.2 Struktur Perusahaan Departemen IT PT. Panarub Industry
DISASTER RECOVERY STAFF
EDP AUDIT STAFF
52
Pekerjaan yang dilakukan selama internship pada PT. Panarub Industry adalah turut serta dalam pengembangan data warehouse khususnya pada departemen finance, accounting, dan purchasing. Adapun data warehouse yang dibuat meliputi, pembayaran yang dilakukan oleh perusahaan terhadap supplier, tagihan yang diterima perusahaan, penerimaan barang baik yang sudah memiliki faktur maupun non faktur, serta waktu keterlambatan pembayaran. Pekerjaan ini dimulai dengan menganalisa sistem perusahaan khususnya pada departemen finance, accounting, dan purchasing untuk mendapatkan permasalahan, melakukan konversi database sehingga menghasilkan tabel staging, menentukan dan merancang dimensi yang dibutuhkan, menganalisa fakta-fakta, dan kemudian mengimplementasikan hasil dari fakta untuk menjawab permasalahan yang ada.
3.3 Identifikasi Masalah Untuk mengidentifikasi masalah pada PT. Panarub Industry, maka dilakukan wawancara dengan Bapak Denny Septian, S.Kom selaku penanggung jawab Business Intelligence mengenai data warehouse di perusahaan PT. Panarub Industry. Berikut hasil wawancara tersebut. 1. Apakah perusahaan sudah menggunakan data warehouse? ∗
Ya, perusahaan sudah menggunakan data warehouse, dimulai pada tahun 2009 dengan SQL Server 2005 untuk departemen production dan material logistic.
2. Bagaimana data warehouse pada departemen lainya, apakah ingin dikembangkan juga? ∗
Sampai saat ini perusahaan memang baru memiliki data warehouse untuk dua departemen, yaitu departemen production dan material logistic. Namun,
53
untuk kedepannya perusahaan akan membuat data warehouse untuk semua departemen dengan memprioritaskan departemen finance, accounting, dan purchasing terlebih dahulu. 3. Bagaimana
proses bisnis untuk departemen finance, accounting, dan
purchasing? ∗
Staf warehouse memeriksa persediaan material barang di gudang, jika persedian barang di gudang sudah hampir habis, maka staf warehouse akan membuat rencana pembelian. Rencana pembelian kemudian akan diserahkan kepada bagian purchasing untuk dibuatkan purchase order. Purchase order akan diserahkan kepada supplier dan supplier akan memberikan konfirmasi kepada staf purchasing mengenai ketersediaan barang yang ingin dipesan maupun mengenai waktu pengiriman barang.
Setelah itu, supplier akan
mengirimkan barang beserta dengan surat jalannya. Barang, surat jalan, dan purchase order akan diterima dan diperiksa kesesuaiannya oleh staf warehouse. Apabila pada barang yang diterima ditemukan kecacatan maka akan dilakukan retur pembelian. Supplier kemudian akan melakukan tagihan kepada staf accounting dan staf accounting akan memeriksa kesesuaian antara invoice, purchase order, dan surat jalan, lalu menghitung total yang harus dibayar oleh perusahaan kepada supplier untuk diserahkan kepada bagian finance. Selanjutnya, staf finance akan melakukan pembayaran melalui bank dengan nilai total yang telah ditentukan oleh departemen accounting dan kemudian staf finance akan melakukan konfirmasi pembayaran kepada supplier.
54
4. Bagaimana
proses
pengambilan
keputusan
untuk
departemen
finance,
accounting, dan purchasing selama ini? ∗
Para eksekutif perusahaan dapat mengambil keputusan untuk departemen finance, accounting, dan purchasing secara manual, menganalisa dengan mengamati aplikasi APR. Namun, seiring perkembangan perusahaan, jumlah data dari berbagai departemen menjadi sangat besar baik data-data yang sedang berjalan maupun data histori sehingga para eksekutif perusahaan semakin sulit dalam pengambilan keputusan.
5. Aplikasi apa yang digunakan pada departemen finance, accounting, dan purchasing? ∗
Aplikasi yang digunakan perusahaan dalam menangani transaksi yaitu aplikasi APR (Account Payable and Receipt) berbasis web dengan menggunakan database MySQL. Aplikasi ini menangani segala transaksi keuangan yang terjadi antara PT. Panarub Industry.
6. Tools apa saja yang digunakan untuk mendukung proses data warehouse yang telah ada? ∗
Perusahaan menggunakan database SQL Server 2005 yang mendukung software SQL Server Business Intelligence Development Visual Studio 2005 untuk membuat dimensi dan fakta serta aplikasi web Report Portal dengan bahasa pemrograman ASP.NET yang digunakan untuk menampilkan hasil analisa data warehouse.
7. Bagaimana proses ETL yang terjadi pada perusahaan? ∗
Proses ETL berlangsung sejak data yang telah dipersiapkan dimasukkan ke dalam database hingga tersimpan pada data warehouse agar dapat diakses oleh user yang membutuhkan data.
55
a. Extraction Proses ekstrak terjadi saat data yang sudah dipersiapkan (data dari database MySQL) dipindahkan ke dalam SQL Server 2005 yang akan disimpan dalam database staging sebagai sumber data awal. b. Transformation Pada proses transformation, data yang berasal dari SQL Server 2005 dipilih, dirapikan, dan diberikan atribut tambahan agar data dapat sesuai dengan struktur data warehouse yang telah ada sehingga dapat digunakan untuk pemetaan. c. Loading Proses loading terjadi saat proses pengiriman data-data sudah menjalani proses transformasi untuk dimasukkan ke data warehouse sehingga user siap untuk mengaksesnya.
Selanjutnya dilakukan wawancara langsung dengan user terkait untuk mengetahui secara pasti permasalahan pada departemen finance, accounting, dan purchasing yaitu Ibu Yuli perwakilan dari departemen finance, Ibu Yuni perwakilan dari departemen accounting, dan Bapak Okie perwakilan dari departemen purchasing. Berikut hasil wawancara tersebut. a. Departemen Finance 1. Apakah
permasalahan
yang
dihadapi
departemen finance
sehingga
membutuhkan data warehouse? •
Permasalahan utama yang dihadapi departemen finance adalah kesulitan untuk menganalisa jumlah pembayaran, keterlambatan pembayaran, dan banyaknya faktur yang harus dibayar dimana selama ini analisa tersebut
56
masih dilakukan secara manual sehingga membutuhkan waktu yang sangat lama karena data transaksi jumlahnya sangat banyak. 2. Bagaimana proses pengambilan keputusan selama ini? •
Proses pengambilan keputusan dilakukan secara manual dengan mengamati aplikasi APR sehingga dibutuhkan ketelitian yang tinggi dalam pengerjaannya.
3. Apa harapan yang ingin dicapai setelah penerapan data warehouse ini? •
Harapannya adalah data warehouse dapat memberikan data yang akurat, memudahkan dalam pembuatan laporan dan mampu mengurangi kesalahan pembacaan data yang biasanya dilakukan secara manual.
b. Departemen Accounting 1. Apakah permasalahan yang dihadapi departemen accounting sehingga membutuhkan data warehouse? •
Permasalahan utama yang dihadapi departemen accounting adalah kesulitan dalam menganalisa banyaknya pembayaran yang sudah dilakukan oleh perusahaan, jumlah biaya tagihan yang harus dipersiapkan untuk membayar supplier, jumlah transaksi yang dilakukan pada tiap bank, jumlah faktur yang telah dibayar, serta jumlah outstanding GRN yang harus dibayar perusahaan.
2. Bagaimana proses pengambilan keputusan selama ini? •
Proses pengambilan keputusan selama ini masih dilakukan secara manual dengan mengamati aplikasi APR sehingga membutuhkan ketelitian yang sangat tinggi.
3. Apa harapan yang ingin dicapai setelah penerapan data warehouse ini?
57
•
Pembuatan laporan menjadi lebih mudah dan cepat sehingga tidak terjadi keterlambatan pengiriman laporan kepada pihak eksekutif dalam pengambilan keputusan.
c. Departemen Purchasing 1. Apakah permasalahan yang dihadapi departemen purchasing sehingga membutuhkan data warehouse? •
Permasalahan utama yang dihadapi departemen purchasing adalah kesulitan dalam menganalisa data-data penerimaan barang yang didapat dari berbagai supplier dan banyaknya transaksi penerimaan barang yang belum memiliki faktur.
2. Bagaimana proses pengambilan keputusan selama ini? •
Proses pengambilan keputusan selama ini masih dilakukan secara manual dengan mengamati aplikasi APR sehingga membutuhkan ketelitian yang sangat tinggi.
3. Apa harapan yang ingin dicapai setelah penerapan data warehouse ini? •
Kesalahan dalam pembacaan data menjadi lebih kecil dan pembuatan laporan menjadi lebih mudah serta cepat sehingga tidak terjadi keterlambatan
pengiriman
laporan
pada
saat
pihak
eksekutif
membutuhkan laporan tersebut dalam pengambilan keputusan.
Berdasarkan hasil wawancara di atas serta observasi yang telah dilakukan selama program internship pada bulan September hingga Desember 2011, dapat disimpulkan beberapa permasalahan mengenai kebutuhan data dan informasi PT. Panarub Industry. Permasalahan tersebut akan ditampilkan pada tabel di bawah ini.
58
Tabel 3.1 Tabel Permasalahan yang Dihadapi Permasalahan 2. Tidak user
tersedianya akan
Deskripsi kebutuhan 1a. Tidak tersedianya kebutuhan untuk
output
infomasi
menganalisa jumlah pembayaran
sebagai keperluan analisa pada
yang
sudah dilakukan terhadap
departemen finance.
supplier. 1b. Tidak tersedianya kebutuhan untuk menganalisa banyaknya
dan
memastikan
faktur
yang
harus
dibayar oleh PT. Panarub Industry. 1c. Tidak tersedianya kebutuhan untuk melihat
waktu
keterlambatan
pembayaran perusahaan terhadap supplier. 3. Tidak user
tersedianya akan
kebutuhan
output
infomasi
sebagai keperluan analisa pada departemen accounting.
2a. Tidak
tersedianya
kebutuhan
untuk melihat banyak pembayaran yang sudah dilakukan. 2b. Tidak
tersedianya
kebutuhan
untuk menganalisa jumlah biaya tagihan yang harus disiapkan oleh perusahaan
untuk
membayar
supplier per periode tertemtu. 2c. Tidak untuk
tersedianya menganalisa
kebutuhan jumlah
59
transaksi yang dilakukan pada tiap bank. 2d. Tidak
tersedianya
kebutuhan
untuk menganalisa banyak jumlah faktur yang telah dibayar namun melebihi tanggal jatuh tempo yang ditetapkan supplier. 2e. Tidak untuk
tersedianya memastikan
kebutuhan jumlah
transaksi yang harus dibayar tetapi belum memiliki faktur. 3. Tidak user
tersedianya akan
kebutuhan
3a. Tidak
infomasi
untuk
output
tersedianya
kebutuhan
menganalisa
data-data
sebagai keperluan analisa pada
penerimaan
barang
pada
PT.
departemen purchasing.
Panarub Industry dari beberapa supplier. 3b. Tidak untuk
tersedianya menganalisa
kebutuhan banyak
transaksi penerimaan barang yang belum memiliki faktur pada PT. Panarub Industry.
60
3.4 Ruang Lingkup Pekerjaan Dalam menyelesaikan internship pada PT. Panarub Industry yang berlokasi di Jalan Raya Mauk Km.1, Pasar Baru, Tangerang, pekerjaan utama yang dilakukan adalah turut serta dalam proyek pengembangan data warehouse untuk PT. Panarub Industry khususnya pada departemen finance, accounting, dan purchasing. Kegiatan internship pada PT. Panarub Industry dilakukan sejak bulan September 2011 hingga Desember 2011. Adapun ruang lingkup pekerjaan yang dilakukan selama internship ini terbagi menjadi lima bagian, yaitu perancangan dan implementasi tabel fakta pembayaran, fakta tagihan, fakta penerimaan, fakta keterlambatan pembayaran, dan fakta outstanding GRN.
3.4.1
Tabel Fakta Pembayaran (Fact_Payment) Tabel fakta pembayaran merupakan bagian dari departemen finance dan accounting pada PT. Panarub Industry. Tabel fakta pembayaran tersebut memuat data-data pembayaran yang telah dilakukan oleh PT. Panarub Industry terhadap berbagai supplier yang ingin ditampilkan kepada user. Untuk membuat sebuah tabel fakta digunakan konsep ETL (Extraction Transformation Loading) dengan tool SQL Server Business Intelligence Development Visual Studio 2005. Untuk menyelesaikan tabel fakta pembayaran diperlukan proses pemetaan pada SQL Server Business Intelligence Development Visual Studio 2005, yaitu pemetaan untuk membuat tabel fakta pembayaran yang datanya bersumber dari tabel staging. Sumber untuk data staging tersedia dalam database MySQL. Namun pada pelaksanaannya, PT. Panarub Industry telah menggunakan database
61
SQL Server 2005 untuk melakukan analisa data warehouse. Maka, data tersebut harus divalidasi dan dikonversi ke dalam bentuk SQL Server menggunakan tool MySQL ODBC 5.1 Driver. Data yang dikonversi tersebut akan menjadi data staging pada SQL Server. Data staging tersebut kemudian akan menjadi sumber data pada proses pemetaan yang nantinya akan menghasilkan tabel fakta pembayaran. Kemudian,
tabel-tabel
master
yang
terdapat
pada
data
staging
ditransformasikan menjadi tabel dimensi. Pada proses pemetaan, tabel fakta pembayaran akan dihubungkan dengan tabel-tabel dimensi yang dibutuhkan sesuai dengan kondisi tertentu. Proses penyelesaian tabel fakta pembayaran (Fact_Payment) akan diuraikan dengan lebih jelas pada Bab 4.
3.4.2
Tabel Fakta Tagihan (Fact_Invoice) Tabel fakta tagihan merupakan bagian dari departemen finance dan accounting pada PT. Panarub Industry. Tabel fakta tagihan tersebut memuat data-data tagihan baik yang sudah dibayar atau belum dibayar oleh PT. Panarub Industry terhadap berbagai supplier yang ingin ditampilkan kepada user. Untuk membuat sebuah tabel fakta digunakan konsep ETL (Extraction Transformation Loading) dengan tool SQL Server Business Intelligence Development Visual Studio 2005. Untuk menyelesaikan tabel fakta tagihan diperlukan proses pemetaan pada SQL Server Business Intelligence Development Visual Studio 2005, yaitu pemetaan untuk membuat tabel fakta tagihan yang datanya bersumber dari tabel staging.
62
Sumber untuk data staging tersedia dalam database MySQL. Namun pada pelaksanaannya, PT. Panarub Industry telah menggunakan database SQL Server 2005 untuk melakukan analisa data warehouse. Maka, data tersebut harus divalidasi dan dikonversi ke dalam bentuk SQL Server menggunakan tool MySQL ODBC 5.1 Driver. Data yang dikonversi tersebut akan menjadi data staging pada SQL Server. Data staging tersebut kemudian akan menjadi sumber data pada proses pemetaan yang nantinya akan menghasilkan tabel fakta tagihan. Kemudian, tabel-tabel master yang terdapat pada data staging ditransformasikan menjadi tabel dimensi. Pada proses pemetaan, tabel fakta tagihan akan dihubungkan dengan tabel-tabel dimensi yang dibutuhkan sesuai dengan kondisi tertentu. Proses penyelesaian tabel fakta tagihan (Fact_Invoice) akan diuraikan dengan lebih jelas pada Bab 4.
3.4.3
Tabel Fakta Penerimaan (Fact_Receipt) Tabel fakta penerimaan merupakan bagian dari departemen purchasing dan accounting pada PT. Panarub Industry. Tabel fakta penerimaan tersebut memuat data-data mengenai barang yang diterima oleh PT. Panarub Industry dari berbagai supplier yang ingin ditampilkan kepada user berdasarkan keputusan perusahaan yang disesuaikan dengan kebutuhan informasi user. Untuk membuat sebuah tabel fakta digunakan konsep ETL (Extraction Transformation Loading) dengan tool SQL Server Business Intelligence Development Visual Studio 2005. Untuk menyelesaikan tabel fakta penerimaan diperlukan proses
63
pemetaan pada SQL Server Business Intelligence Development Visual Studio 2005, yaitu pemetaan untuk membuat tabel fakta penerimaan yang datanya bersumber dari tabel staging. Sumber untuk data staging tersedia dalam database MySQL. Namun pada pelaksanaannya, PT. Panarub Industry telah menggunakan database SQL Server 2005 untuk melakukan analisa data warehouse. Maka, data tersebut harus divalidasi dan dikonversi ke dalam bentuk SQL Server menggunakan tool MySQL ODBC 5.1 Driver. Data yang dikonversi tersebut akan menjadi data staging pada SQL Server. Data staging tersebut kemudian akan menjadi sumber data pada proses pemetaan yang nantinya akan menghasilkan tabel fakta penerimaan. Kemudian,
tabel-tabel
master
yang
terdapat
pada
data
staging
ditransformasikan menjadi tabel dimensi. Pada proses pemetaan, tabel fakta penerimaan akan dihubungkan dengan tabel-tabel dimensi yang dibutuhkan sesuai dengan kondisi tertentu. Proses penyelesaian tabel fakta penerimaan (Fact_Receipt) akan diuraikan dengan lebih jelas pada Bab 4.
3.4.4
Tabel Fakta Keterlambatan Pembayaran (Fact_Late) Tabel fakta keterlambatan pembayaran merupakan bagian dari departemen finance dan accounting pada PT. Panarub Industry. Tabel fakta keterlambatan pembayaran tersebut memuat data-data mengenai waktu pembayaran yang dilakukan setelah tanggal jatuh tempo oleh PT. Panarub Industry yang ingin ditampilkan kepada user. Untuk membuat sebuah tabel fakta digunakan konsep ETL (Extraction Transformation Loading) dengan
64
tool SQL Server Business Intelligence Development Visual Studio 2005. Untuk
menyelesaikan
tabel
fakta
keterlambatan
pembayaran
diperlukan proses pemetaan pada SQL Server Business Intelligence Development Visual Studio 2005, yaitu pemetaan untuk membuat tabel fakta keterlambatan pembayaran yang datanya bersumber dari tabel staging. Sumber untuk data staging tersedia dalam database MySQL. Namun pada pelaksanaannya, PT. Panarub Industry telah menggunakan database SQL Server 2005 untuk melakukan analisa data warehouse. Maka, data tersebut harus divalidasi dan dikonversi ke dalam bentuk SQL Server menggunakan tool MySQL ODBC 5.1 Driver. Data yang dikonversi tersebut akan menjadi data staging pada SQL Server. Data staging tersebut kemudian akan menjadi sumber data pada proses pemetaan yang nantinya akan menghasilkan tabel fakta keterlambatan pembayaran. Kemudian, tabel-tabel master yang terdapat pada data staging ditransformasikan menjadi tabel dimensi. Pada proses pemetaan, tabel fakta keterlambatan pembayaran akan dihubungkan dengan tabel-tabel dimensi yang dibutuhkan sesuai dengan kondisi tertentu. Proses penyelesaian tabel fakta keterlambatan pembayaran (Fact_Late) akan diuraikan dengan lebih jelas pada Bab 4.
3.4.5
Tabel Fakta Outstanding GRN (Fact_Grn) Tabel fakta outstanding GRN merupakan bagian dari departemen purchasing dan accounting pada PT. Panarub Industry. Tabel fakta outstanding GRN tersebut memuat data-data mengenai barang yang diterima oleh PT. Panarub Industry namun barang tersebut belum memiliki faktur.
65
Untuk membuat sebuah tabel fakta outstanding GRN digunakan konsep ETL (Extraction Transformation Loading) dengan tool SQL Server Business Intelligence Development Visual Studio 2005. Untuk menyelesaikan tabel fakta outstanding GRN diperlukan proses pemetaan pada SQL Server Business Intelligence Development Visual Studio 2005, yaitu pemetaan untuk membuat tabel fakta outstanding GRN yang datanya bersumber dari tabel staging. Sumber untuk data staging tersedia dalam database MySQL. Namun pada pelaksanaannya, PT. Panarub Industry telah menggunakan database SQL Server 2005 untuk melakukan analisa data warehouse. Maka, data tersebut harus divalidasi dan dikonversi ke dalam bentuk SQL Server menggunakan tool MySQL ODBC 5.1 Driver. Data yang dikonversi tersebut akan menjadi data staging pada SQL Server. Data staging tersebut kemudian akan menjadi sumber data pada proses pemetaan yang nantinya akan menghasilkan tabel fakta outstanding GRN. Kemudian,
tabel-tabel
master
yang
terdapat
pada
data
staging
ditransformasikan menjadi tabel dimensi. Pada proses pemetaan, tabel outstanding GRN akan dihubungkan dengan tabel-tabel dimensi yang dibutuhkan sesuai dengan kondisi tertentu. Proses penyelesaian tabel fakta outstanding GRN (Fact_Grn) akan diuraikan dengan lebih jelas pada Bab 4.
66
3.5 Existing Condition 3.5.1
Alur Bisnis PT.Panarub Industry
3.5.1.1 Rich Picture Alur bisnis pada PT. Panarub Industry dapat dijelaskan pada gambar di bawah ini.
Gambar 3.3 Rich Picture
67
1. Staf warehouse memeriksa persediaan barang di gudang, apakah masih tersedia atau sudah hampir habis. 2. Jika barang persedian di gudang hampir atau sudah habis, maka staf warehouse akan membuat rencana pembelian yang berisi mengenai barang-barang yang harus dibeli. 3. Rencana pembelian yang dibuat oleh staf warehouse diserahkan kepada staf purchasing, dimana staf purchasing akan menentukan apakah barang-barang tersebut layak untuk dibeli atau tidak. 4. Staf purchasing kemudian akan menentukan kepada supplier mana barang-barang tersebut akan dipesan. 5. Kemudian staf purchasing akan membuat purchase order yang berisikan barang-barang yang dipesan dan kepada siapa barang tersebut dipesan. 6. Purchase order akan dikirimkan kepada supplier untuk diperiksa ketersediaan barang yang dipesan. 7. Supplier akan memberikan konfirmasi pemesanan kepada staf purchasing mengenai barang-barang yang dipesan, baik ketersediaan barang maupun mengenai waktu pengiriman barang. 8. Supplier mengirimkan barang yang dipesan beserta dengan surat jalannya. 9. Barang, surat jalan, dan purchase order akan diperiksa kesesuaiannya oleh staf warehouse. 10. Barang yang dikirimkan dari supplier akan disimpan di gudang untuk digunakan kemudian. 11. Surat jalan yang telah ditandatangani staf warehouse akan dikembalikan ke supplier yang akan digunakan untuk membuat tagihan kepada
68
perusahaan. 12. Supplier mengirimkan surat jalan dan invoice penagihan kepada staf accounting. 13. Staf accounting akan memeriksa kesesuaian antara purchase order, surat jalan, dan invoice penagihan. 14. Apabila purchase order, surat jalan, dan invoice sudah sesuai, staf accounting akan membuat bukti pengeluaran bank (BPB) dan juga invoice perusahaan. 15. Bukti pengeluaran bank (BPB) dan invoice perusahaan diserahkan kepada staf finance sebagai surat perintah kepada staf finance untuk membayar transaksi. 16. Staf finance kemudian melakukan pembayaran melalui bank yang telah ditentukan oleh bagian accounting berdasarkan bukti pengeluaran bank. 17. Supplier akan menerima pembayaran pada rekening mereka. 18. Bank akan memberikan bukti mengenai transaksi yang telah dilakukan. 19. Staf finance memberikan konfirmasi pembayaran yang telah dilakukan kepada supplier melalui bank. 20. Supplier akan mengirimkan bukti bahwa transaksi telah lunas dibayarkan.
69
3.5.1.2 Dokumen Flowchart Staf warehouse
Staf purchasing
Supplier
Staf accounting
mulai
Memeriksa persediaan material di gudang
ya ada
Menyerahkan barang
tidak Membuat dan menyerahkan rencana pembelian
Rencana pembelian
Menerima rencana pembelian
Memilih supplier
Membuat PO
PO
tidak
Menerima konfirmasi ketersediaan barang
ada
Menerima PO
Konfirmasi ketersediaan barang
ya
3
Membuat rekap PO
Mengirim barang & surat jalan (SJ)
Rekap PO
2 Mengirim rekap PO
Meneri ma rekap PO
1
Gambar 3.4 Flowchart Bagian 1
Staf finance
70
Staf warehouse
Staf purchasing
Supplier
Staf accounting
2
1
Surat jalan
Menerima & memeriks kesesuaian barang, SJ, & PO
Menyerahkan SJ
Menerima SJ
tidak disimpan
Surat jalan
cacat ya Melakukan prosedur retur pembelian
Mengirim SJ & invoice
SJ, rekap PO, & invoice
Memeriksa kesesuaian invoice dengan PO & SJ
4
Menghitung total yang harus dibayar
Membuat invoice perusahaan &BPB
5
Gambar 3.5 Flowchart Bagian 2
Staf finance
71
Staf warehouse
4
Staf purchasing
Supplier
Staf accounting
5
3
Staf finance
Invoice perusahan & BPB
Menerima invoice
Membayar tagihan
Konfirmasi pembayaran
Mengirim invoice asli
Invoice asli
Menerima invoice
selesai
Gambar 3.6 Flowchart Bagian 3
72
Staf warehouse memeriksa persediaan material barang di gudang apakah masih ada atau tidak. Jika persediaan masih ada, maka warehouse akan mengirimkan barang ke bagian production, tetapi jika persedian di gudang sudah habis atau hampir habis, maka staf warehouse akan membuat rencana pembelian. Rencana pembelian tersebut kemudian akan diserahkan kepada bagian purchasing. Bagian purchasing akan menentukan kepada supplier mana barang-barang tersebut akan dipesan dan akan membuat purchase order. Selanjutnya, purchase order akan dikirimkan kepada supplier untuk dicek ketersediaan barang yang dipesan. Supplier akan memberikan konfirmasi kepada staf purchasing mengenai ketersediaan barang yang ingin dipesan maupun mengenai waktu pengiriman barang. Bila barang yang dipesan tidak ada, pihak supplier akan melakukan konfirmasi mengenai ketidaktersediaan barang. Tetapi, bila barang yang dipesan ada, maka supplier akan mengirimkan barang yang dipesan beserta dengan surat jalannya. Setelah sampai di bagian warehouse, barang, surat jalan, dan purchase order akan diperiksa kesesuaiannya. Apabila barang diterima dalam keadaan baik, maka barang tersebut akan disimpan di dalam gudang, tetapi bila ditemukan barang yang cacat akan dilakukan retur pembelian. Surat jalan yang telah ditandatangani staf warehouse itu akan dikembalikan ke supplier dan digunakan untuk membuat tagihan transaksi kepada perusahaan. Setelah surat jalan diterima oleh supplier, supplier akan kembali mengirimkan invoice penagihan dan surat jalan tersebut kepada bagian accounting. Staf accounting akan memeriksa kesesuaian antara invoice dengan purchase order dan surat jalan, lalu menghitung total yang harus dibayar oleh perusahaan kepada supplier. Apabila purchase order, surat
73
jalan, dan invoice sudah sesuai, staf accounting akan membuat bukti pengeluaran bank (BPB) dan juga invoice perusahaan yang kemudian akan diserahkan kepada bagian accounting. BPB dan invoice perusahaan ini berfungsi sebagai surat perintah kepada staf finance untuk mengeluarkan uang. Selanjutnya staf finance akan melakukan pembayaran melalui bank yang telah ditentukan oleh bagian accounting berdasarkan bukti pengeluaran bank yang telah diterimanya. Kemudian, staf finance akan memberikan konfirmasi pembayaran kepada supplier dan supplier akan mengirimkan bukti bahwa transaksi telah lunas dibayarkan.
74
3.5.1.3 Diagram Konteks Supplier
Purchase Order Bukti Pembayaran Barang dan Surat Jalan
SJ, PO, dan Barang
Staf Warehouse
Staf Purchase
Rencana Pembelian
Pembayaran Surat Jalan
Stok Barang
Surat Jalan Dan Invoice
0 Prosedur Retur
Sistem Pembelian, Penerimaan, dan Pembayaran
Rencana Pembelian
Purchase Order
Invoice Perusahaan dan BPB
Rekap Purchase Order Total Pembayaran
Staf Accounting
Bukti Pembayaran
SJ, PO, dan Invoice Invoice Perusahaan dan BPB
Pembayaran
Gambar 3.7 Diagram Konteks
Staf Finance
75
3.5.1.4 Data Flow Diagram Level 0
2 Sistem Penerimaan
SJ, PO, dan Barang
Prosedur Retur
D2 Penerimaan Data Store
Staf Warehouse Surat Jalan
Staf Finance Barang dan Surat Jalan Stok Barang Purchase Order
Supplier
Rencana Pembelian Pembayaran
Staf Purchase
1 Sistem Pembelian
Surat Jalan Dan Invoice
Bukti Pembayaran
Bukti Pembayaran
Rencana Pembelian Purchase Order Pembayaran
Invoice Perusahaan dan BPB
Purchase Order
3 Sistem Pembayaran
D1 Pembelian Data Store SJ, PO, dan Invoice
Staf Accounting
Total Pembayaran Invoice Perusahaan dan BPB
D3 Pembayaran Data Store
Gambar 3.8 Data Flow Diagram Level 0
76
3.5.2
Aplikasi untuk Transaksi Aplikasi yang digunakan perusahaan dalam menangani transaksi yaitu aplikasi APR (Account Payable and Receipt) berbasis web yang menggunakan bahasa pemrograman PHP (Hypertext Preprocessor) dengan menggunakan database MySQL.
3.5.2.1 Aplikasi APR Aplikasi APR digunakan perusahaan untuk menangani segala transaksi keuangan yang terjadi antara PT. Panarub Industry mulai dari transaksi bank, penerimaan barang, penerimaan jasa, invoice masuk dan keluar, hutang, serta pembayaran. Berikut ini adalah tampilan layar dari aplikasi APR pada PT. Panarub Industry:
Gambar 3.9 Tampilan APR Home Gambar di atas merupakan tampilan halaman utama (home) pada saat user berhasil masuk (login) pada aplikasi APR. Terdapat 11
77
pilihan menu pada aplikasi APR, yaitu home, data master, partner, receiving
distribution,
account
payable,
marketing,
account
receiptable, cash management, utility, report, dan logout. Jika menu home dipilih maka akan menampilkan ringkasan transaksi mengenai invoice in, invoice out, bank payment, bank receipt.
Gambar 3.10 Tampilan APR Menu Data Master
Gambar di atas merupakan tampilan halaman Data Master yang berisikan master-master pendukung aplikasi APR, yaitu Master Unit Kerja yang berisikan mengenai departemen-departemen yang terdapat pada PT. Panarub Industry, Master Jabatan yang berisikan mengenai jabatan yang terdapat pada PT. Panarub Industry, antara lain senior manager, manager, unit head, dan staff, Master Satuan yang berisikan mengenai satuan barang-barang yang digunakan, Master Mata Uang yang menampilkan kode mata uang dan jenis mata uang yang terdapat pada transaksi di perusahaan, Master Nilai Kurs yang berisikan tentang nilai beli, nilai tengah, dan nilai jual mata uang per tanggal tertentu,
78
Master Access Rules yang berisi mengenai hak akses aplikasi yang bisa dimiliki oleh masing-masing jabatan, Master List User yang berisi tentang keterangan user, Master Invoice Problem yang menampilkan masalah-masalah yang terdapat pada invoice, seperti invoice jatuh tempo, dan Master Maximum Invoice yang mencantumkan nilai maksimum invoice per mata uang.
Gambar 3.11 Tampilan APR Menu Account Payable
Gambar di atas merupakan tampilan layar yang muncul apabila menu Account Payable dipilih. Pada halaman ini berisikan tentang transaksi semua invoice perusahaan. Sub menu pada menu Receipt Distribution terdiri dari Account Group, Chart of Account, Document Invoice, Invoice Receipt, Pengeluaran Bank, Invoice Completed, Send
79
to Finance, GRN Confirmation, Invoice Tracking, dan Adjustment GRN.
Gambar 3.12 Tampilan APR Menu Cash Management
Gambar di atas merupakan tampilan halaman pada saat Cash Management dipilih. Halaman ini akan menampilkan pengeluaran dan pemasukan masing-masing rekening perusahaan serta keterangan setiap bank disertai dengan saldo awal dan saldo akhirnya. Pada menu ini, user akan dihadapkan pada 6 pilihan, yaitu List Bank, List AP Finance, List LC, Cash Flow, Bank Receipt, dan Bank Payment.
80
Gambar 3.13 Tampilan APR Menu Partner
Gambar di atas merupakan tampilan halaman Partner yang berisikan data-data supplier dan customer yang dimiliki oleh PT. Panarub Industry.
Gambar 3.14 Tampilan APR Menu Receiving Distribution
81
Gambar di atas merupakan tampilan layar yang muncul apabila menu Receiving Distribution dipilih. Halaman ini berisikan tentang keterangan semua barang yang diterima oleh perusahaan. Sub menu pada menu Receipt Distribution terdiri dari list item, goods receipt, subcont receipt, subcont receipt dept, summary GRN subcont, summary GRN subcont dept, download goods receipt, download subcont receipt, upload subcont receipt, dan L/C goods receipt.
3.5.2.2 Database APR Database yang digunakan pada aplikasi APR adalah database MySQL. Database MySQL merupakan suatu perangkat lunak database yang berbentuk database relasional yang menggunakan bahasa SQL (Structured Query Language). SQL adalah sebuah konsep pengoperasian database terutama untuk pemilihan atau seleksi dan pemasukan data yang memungkinkan pengoperasian data dapat dikerjakan dengan mudah secara otomatis. Berikut ini adalah tampilan layar database MySQL.
82
Gambar 3.15 Tampilan Database APR_panarub
Gambar di atas merupakan tampilan dari database apr_panarub yang memuat seluruh tabel yang digunakan untuk mendukung aplikasi APR. Tabel-tabel yang terlibat pada aplikasi APR berjumlah 48 tabel.
83
Gambar 3.16 Tampilan Isi Tabel AP
Gambar di atas menampilkan isi dari tabel ap yang tersimpan pada database apr_panarub.
84
85
3.5.2.4 Aplikasi Report Portal Aplikasi Report Portal merupakan aplikasi web yang mendukung Microsoft SQL Server Analysis Service (SSAS). Aplikasi ini dibuat menggunakan bahasa pemrograman Microsoft, seperti AJAX, ASP.NET, VB.NET, Microsoft SQL Server, dan Microsoft XML. Aplikasi Report Portal digunakan
untuk membuat dan menampilkan OLAP Report seperti tampilan cube, diagram, dan grafik. Berikut ini merupakan gambaran sekilas mengenai aplikasi Report Portal:
Gambar 3.18 Tampilan Menu Admin pada Aplikasi Report Portal
Gambar di atas merupakan tampilan aplikasi Report Portal. Pada aplikasi ini, terdapat tiga menu utama, yaitu View, Design, dan Admin. Pada menu Admin terdapat 17 submenu, yaitu Settings, Roles, Users, Connections, DB Admin, ROLAP, Synch Users, Edit Report Schema, Localize, Themes and Styles, Export, Selected Report Types, Email Template, User Filter Value, Schedules, Chart Color Palette, dan Filters.
86
Gambar 3.19 Tampilan Menu Design pada Aplikasi Report Portal
Gambar di atas merupakan tampilan menu Design pada aplikasi Report Portal yang memiliki lima sub menu yang masing-masingnya memiliki menu-menu pilihan lagi. Sub menu tersebut yaitu OLAP Reports, SQL Reports, Dashboard & KPI, Data Editing, dan Others.
3.6
Usulan Pemecahan Masalah Untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada maka diperlukan pembuatan data warehouse untuk setiap departemen. Saat ini perusahaan baru memiliki data warehouse untuk departemen production dan material logistic yang sudah berjalan sejak tahun 2009. Sedangkan untuk departemen lainnya, pembuatan laporan masih dilakukan secara manual. Data warehouse yang dikembangkan pada setiap departemen diharapkan dapat menjawab permasalahan yang ada untuk mendukung para eksekutif dalam mengambil keputusan. Selama ini proses pengambilan keputusan berdasarkan laporan yang dibuat secara manual sehingga
87
membutuhkan tingkat ketelitian yang sangat tinggi dan cukup membuang waktu. Pembuatan laporan secara manual dimulai ketika para eksekutif meminta laporan pertanggungjawaban kepada para senior manager, lalu senior manager meminta manager setiap departemen untuk memerintahkan stafnya membuat laporan. Laporan tersebut dibuat berdasarkan data yang terdapat pada OLTP. Setiap staf dari departemen harus melihat secara langsung data yang ada kemudian data tersebut diolah sesuai dengan analisa yang dibutuhkan dalam pembuatan laporan. Pembuatan data warehouse dimulai dari menganalisa bisnis proses perusahaan untuk menemukan permasalahan yang terjadi pada setiap departemen, kemudian menentukan database dan dimensi yang akan digunakan dalam pembuatan fakta, lalu membuat fakta sesuai dengan analisa yang sudah ditentukan dan pada akhirnya dapat merancang skema bintang untuk tiap fakta. Setelah itu, hasil analisa dari fakta tersebut akan dimasukkan ke dalam aplikasi Report Portal. Aplikasi Report Portal ini berfungsi untuk menampilkan OLAP Report baik berupa cube, diagram, maupun grafik.