BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN PT ENSEVAL PUTERA MEGATRADING
3.1. Latar Belakang Perusahaan PT Enseval Putera Megatrading yang berkantor pusat di Jl. Pulo Lentut no. 10, kawasan industri Pulo Gadung, didirikan pada bulan Oktober tahun 1973. Perusahaan ini berdiri akibat pemisahan fungsi distribusi dari pemasaran dan produksi PT Kalbe Farma. Dalam perkembangannya, perusahaan ini berkembang menjadi distributor umum, tidak saja menjadi distributor produk farmasi tetapi juga mencakup produk keperluan konsumen, alat-alat kedokteran bahkan agen dan distributor bahan-bahan kimia untuk industri farmasi, kosmetik, dan industri makanan. Perusahaan ini tercatat di Bursa Efek Jakarta sebagai PT Enseval Putera Megatrading Tbk pada tanggal 1 Agustus 2004 dengan kegiatan yang berfokus pada jasa distribusi dan perdagangan, yang terdiri atas 4 divisi, yaitu divisi penjualan dan distribusi produk farmasi; divisi penjualan dan distribusi produk barang konsumsi, obat bebas, dan nutrisi; divisi pemasaran dan distribusi produk peralatan, perlengkapan kesehatan; dan divisi pemasaran dan penjualan produk kimia bahan baku industri farmasi, kosmetik, makanan, dan kesehatan hewan. Sejak Juni 2002, Perseroan memiliki 40 cabang di ibukota provinsi dan kota kabupaten di seluruh Indonesia yang telah beroperasi penuh. Cabang-cabang yang ada tersebar dari Banda Aceh hingga Jayapura. Perseroan juga memiliki infrasruktur yang memadai guna menunjang kelancaran operasional logistik yaitu 2 Regional Distribution Centre (RDC) berupa fasilitas gudang besar yang berada di Jakarta dan Surabaya. RDC Jakarta menangani cabang yang berada di Indonesia bagian Barat dan Tengah sedangkan
59 RDC Surabaya menangani cabang di Indonesia bagian Timur. Masing-masing cabang memiliki gudang dan armada pengiriman serta personil lengkap guna menunjang kegiatan operasional dan keperluan pihak pemasok dan konsumen. Pada saat ini Perseroan mempunyai lebih dari 100 pemasok dan melayani secara langsung lebih dari 200.000 outlet di seluruh Indonesia. Fasilitas call center kini telah tersedia di 30 cabang Enseval dan semua cabang Enseval telah menggunakan sistem informasi dari Oracle. Di bulan Desember 2008, Perseroan telah memperluas Regional Distribution Center Jakarta dengan membuka RDC (Regional Distribution Center) B untuk menampung kapasitas yang makin besar. Berikut ini adalah cabang PT Enseval Putera Megatrading di seluruh Indonesia:
Gambar 3.1 Cabang PT Enseval Putera Megatrading Sumber: Dokumentasi Perusahaan
60 Adapula pengaturan RDC (Regional Distribution Center) tergambarkan sebagai berikut:
Gambar 3.2 Pembagian Cabang Sumber: Dokumentasi Perusahaan
Sampai saat ini, Perseroan telah melayani 1.000.000 outlet secara langsung maupun tidak langsung. Pelayanan yang diberikan telah diperdalam dengan: •
Percepatan pengambilan pesanan oleh salesman yang semuanya telah menggunakan alat PDA.
•
Pemenuhan pesanan secara penuh dan tepat waktu.
•
Ketepatan sistem 'First Expired First Serve'.
Dalam pergudangan, Perseroan sudah memiliki gudang dengan standar internasional yang terbukti dengan sertifikasi ISO 9001:2000. Selain itu, digunakan juga sistem informasi Warehouse Management System dari Oracle. Sampai dengan Desember 2008, kapasitas gudang di seluruh cabang Perseroan mampu menampung sekitar 59.000 palet
61 (suatu wadah untuk menampung barang-barang yang berukuran lebih kecil, biasanya berupa box kayu). Perseroan memperoleh sertifikasi ISO 9001:2000 untuk pergudangan dan distribusi farmasi, kosmetik, produk kesehatan, dan produk konsumen (barang jadi dan bahan baku). Pada tanggal 25 Juli 2008, Enseval mendapatkan penghargaan “Perusahaan Distribusi Terbaik” dari Majalah Swa untuk produk Komix dan Extra Joss. Selain itu, Tim Enseval “Super Box” berpartisipasi dan memenangkan 1 peringkat emas dalam Konvensi Nasional TKMPN XII (Temu Karya Mutu dan Produktivitas Nasional) yang diadakan di Bali pada tanggal 1-5 Desember 2008. Adapula total aktiva perusahaan pada akhir tahun 2008 adalah sebesar Rp 2.513.339.649.109 atau tumbuh sebesar 20% dari tahun 2007. Margin laba bersih berada pada titik 3,6% dari penjualan bersih yang nilainya meningkat 6,5% dari tahun 2007. Pada tanggal 6 Agustus 2008, Perseroan mendistribusikan dividen tunai dengan nilai Rp 57 miliar atau Rp 25 per saham atas laba bersih sebesar Rp 231,6 miliar untuk buku tahun 2007. Sampai dengan tahun 2008, perusahaan memiliki 5 anak perusahaan, yaitu: 1. PT Tri Sapta Jaya 2. PT Milenia Dharma Insani 3. PT Enseval Medika Prisma 4. PT Global Chemindo Megatrading 5. PT Renalmed Tiara Utama
62 3.1.1. Struktur dan Organisasi
Gambar 3.3 Struktur Organisasi Perusahaan tahun 2009 Sumber: Dokumentasi Perusahaan
63 3.1.2. Wewenang dan Tanggung Jawab Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris •
Melaksanakan pengawasan atas kebijakan yang ditetapkan oleh Direksi dalam mengelola Perseroan serta memberikan masukan/nasehat pada Direksi.
•
Mengadakan pertemuan secara berkala guna membahas berjalannya operasional Perseroan.
•
Mengusulkan dan menunjuk calon anggota Dewan Komisaris dan Direksi yang akan diajukan dan disetujui dalam RUPST.
•
Menetapkan jumlah remunerasi bagi anggota Dewan Komisaris dan Direksi, berdasarkan wewenang yang diberikan dalam RUPST.
•
Menunjuk anggota Komite Audit.
Tugas dan tanggung jawab Dewan Direksi Tugas dan tanggung jawab Direksi ditetapkan oleh Dewan Komisaris sesuai dengan wewenang yang diberikan oleh pemegang saham dalam RUPST.
Tugas dan tanggung jawab Manager •
Melakukan perencanaan (strategi), evaluasi, analisis dan pengawasan terhadap seluruh proses kegiatan di departemen yang ditangani.
•
Mengelola seluruh kegiatan operasional distribusi dan administrasi pengiriman barang sesuai dengan standard dan SOP yang berlaku.
Tugas dan tanggung jawab Supervisor •
Mengelola kelancaran proses pengiriman barang dari mulai perencanaan pengiriman, serah terima barang/dokumen, monitoring pengiriman secara cepat, tepat dan akurat
64
Berikut ini adalah penjabaran tugas dan tanggung jawab divisi perusahaan:
Divisi SCOS (Supply Chain Operating Service) Tugas dari divisi ini adalah menjamin kelancaran supply chain perusahaan. Kegiatan yang berlangsung dalam divisi ini adalah kegiatan utama dari perusahaan. Bagian dari divisi ini adalah: •
PPIC & DP Perusahaan tidak memiliki kegiatan produksi maka dalam kesehariannya, bagian ini berfokus pada pengendalian inventory dan perencanaan permintaan. Bagian ini harus mampu untuk menghasilkan tingkat inventory yang paling optimal dan perencanaan permintaan harus mampu mencukupi seluruh permintaan dari cabang tanpa adanya kelebihan inventory.
•
Logistic & Operation Bagian ini menangani kegiatan operasional perusahaan yang mencakup kegiatan pergudangan, transportasi, dan menangani arus balik barang. Bagian ini menjamin penyampaian barang dari gudang kepada cabang secara efektif dan efisien serta tepat waktu.
•
Project & Technical Support Kegiatan ini berfokus pada general affair divisi SCOS, seperti keamanan dan kebersihan gudang.
Divisi Finance and Accounting Divisi ini bertugas untuk merencanakan budget hingga pencatatan seluruh pengeluaran yang
65 dilakukan oleh perusahaan. Aliran keuangan perusahaan baik yang masuk atau keluar merupakan bagian dari tanggung jawab divisi ini.
Divisi Business Development Merupakan divisi yang bertanggung jawab untuk mengembangkan bisnis perusahaan. Salah satu kegiatan utama divisi ini adalah perolehan ISO serta kegiatan untuk mempertahankannya.
Divisi IT Merupakan divisi yang mendukung seluruh divisi lain di dalam perusahaan. Tugas divisi ini adalah menjamin kelancaran jalannya teknologi informasi yang digunakan oleh perusahaan.
Divisi Human Resource & General Affair Tugas dari divisi ini adalah membangun sumber daya manusia serta menangani seluruh kegiatan umum yang terjadi di perusahaan.
3.1.3. Visi dan Misi Perusahaan Misi Perusahaan Menyediakan layanan logistik yang unggul dan terpadu untuk produk-produk perawatan kesehatan dan produk sejenisnya.
Visi Perusahaan Menjadi penyedia layanan logistik dan jasa kesehatan regional terkemuka dengan mengutamakan pelayanan konsumen dan kegiatan operasi yang terpadu.
66
3.2. Kegiatan Perusahaan Nilai Inti Perusahaan •
Memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan.
•
Gigih untuk mencapai yang terbaik.
•
Kerjasama yang kokoh.
•
Inovasi.
•
Lincah.
•
Integritas.
3.2.1. Tinjauan Operasional PT Enseval Putera Megatrading adalah perusahaan yang menjadikan distribusi sebagai bisnis utamnya. Pendistribusian yang dilakukan PT Enseval Putera Megatrading adalah pendistribusian obat bebas, obat resep, vaksin, obat untuk penyakit berbahaya, alat kesehatan, dan bahan baku. Untuk obat resep, vaksin, dan obat untuk penyakit berbahaya diperlukan kecepatan dan ketepatan dalam pengiriman yang dilakukan karena karakteristik produknya, yaitu barang yang harus segera dikonsumsi. Untuk alat kesehatan diperlukan penanganan khusus untuk pengirimannya karena peralatan ini termasuk barang yang sensitif. Sedangkan permasalahan untuk pengiriman bahan baku adalah jumlah dan bentuk barang yang harus dikirimkan (apakah padat, cair, atau gas). Kegiatan ini secara umum digambarkan dengan Rich Picture berikut:
67 3
Delivery Schedule
Pesanan Cabang
Demand Planning & Purchasing
2
Sistem Informasi 6 4
Feedback
Cabang
5
Delivery Schedule
Barang
1
Barang
Delivery Order
7
Pesanan RDC
Customer
Gambar 3.4 Rich Picture kegiatan distribusi PT. Enseval Putera Megatrading, Tbk Sumber: Analisis Penulis
1. Customer memesan barang kepada Cabang. 2. Cabang merangkumkan pesanan yang diterima menjadi suatu pesanan cabang dan meneruskannya kepada bagian Demand Planning & Purchasing perusahaan. 3. Bagian Demand Planning & Purchasing menentukan jumlah barang yang harus dikirimkan ke tiap cabang dan memasukkan Delivery Schedule ke dalam sistem informasi perusahaan. 4. RDC mengambil Delivery Schedule melalui sistem informasi perusahaan. 5. RDC mengirimkan barang dan Delivery Order kepada cabang. 6. Setelah barang dan Delivery Order diterima, cabang memberikan feedback kepada RDC. 7. Cabang mengirimkan produk kepada Customer.
Dalam melakukan pengiriman ke cabang, terdapat 2 jenis kegiatan pengiriman yang dilakukan perusahaan, yaitu Pengiriman Reguler dan Pengiriman Direct. Pengiriman Reguler terbagi menjadi:
68 1. Pengiriman Rutin Pengiriman rutin adalah kegiatan yang dilakukan secara berkala yang jumlahnya didasari oleh demand forecasting yang dilakukan oleh bagian demand planning & purchasing. Dasar dari demand forecasting adalah history pemesanan yang dilakukan oleh tiap-tiap cabang. Planner memberikan detail dan jumlah barang yang harus dikirimkan RDC kepada tiap-tiap cabang. Berikut ini adalah Rich Picture kegiatan pengiriman rutin PT Enseval Putera Megatrading:
69
1
Pesanan Cabang 16
Cabang 3
Barang Order
Demand Planning 2
15 13
Delivery Schedule
Report
Surat Jalan Transporter 11
14
Supervisor Transportasi
Surat Jalan
Admin Surat Jalan
Barang
12 4
10
Form Loading
Ship List + Form Loading
Delivery Schedule + List Picking
9 5
Checker Loader
Loader
Shop Floor Planner
Barang Barang
6
Ship List
8
Task
Ship List
Pick & Pack
Checker Staging 7
Inventory
Barang
Gambar 3.5 Rich Picture pengiriman rutin dari RDC ke Cabang Sumber: Analisis Penulis
70 1. Cabang memberikan Pesanan Cabang kepada bagian Demand Planning. 2. Demand Planning merencanakan pengiriman yang harus dilakukan oleh bagian transportasi dan permintaan dari seluruh cabang dirangkumkan menjadi Delivery Schedule sebelum diteruskan kepada bagian transportasi. 3. Supervisor Transportasi memilahkan delivery schedule yang diterima dan memberikan order kepada transporter. 4. Setelah mendapatkan kejelasan transporter yang akan digunakan, Supervisor Transportasi memberikan Delivery Schedule dan List Picking kepada Shop Floor Planner. 5. Supervisor transportasi juga memberikan Ship List kepada Checker Staging sebagai dasar untuk mencocokkan dengan schedule. 6. Dari Delivery Schedule dan List Picking yang diperoleh, Shop Floor Planner membagi Task untuk diteruskan kepada Bagian Inventory. Bagian Inventory lalu melakukan Picking dan Packing barang sesuai dengan jadwal. 7. Barang dilanjutkan kepada Checker Staging yang mencocokkan barang yang diambil dengan Ship List yang ada. 8. Checker Staging mengirimkan Barang dan Ship List kepada Loader untuk dikonsolidasikan. 9. Loader mencatat barang yang akan di-load di Form Loading dan Checker Loader memeriksa barang yang dimaksud. 10. Checker Loader mencocokan Form Loading yang menyatakan validasi barang. 11. Loader melakukan kegiatan loading kepada transporter. 12. Loader memberikan Ship List dan Form Loading kepada Admin Surat Jalan yang menyatakan bahwa barang selesai di-load. 13. Admin Surat Jalan memberikan report kepada supervisor transportasi yang menjelaskan kesiapan pengiriman.
71 14. Supervisor transportasi menandatangani Surat Jalan. 15. Admin Surat Jalan memberikan Surat Jalan kepada Transporter. 16. Transporter mengirimkan barang ke Cabang.
2. Pengiriman untuk Pesanan Tambahan (PESTA) Pesanan Tambahan adalah pengiriman yang dilakukan karena barang yang dikirimkan pada pengiriman rutin tidak mencukupi kebutuhan cabang. Kegiatan ini melalui tahapan yang sama dengan pengiriman rutin dari RDC ke cabang, yang membedakan hanya insialisasi proses dan tidak dilakukan secara rutin. Berikut ini adalah penjelasan kegiatan PESTA:
72
1
Pesanan Cabang 16
Cabang 3
Barang Order Management
Order
2 15 13
Delivery Schedule
Report
Surat Jalan Transporter 11
14
Supervisor Transportasi
Surat Jalan
Admin Surat Jalan
Barang
12 4
10
Form Loading
Ship List + Form Loading
Delivery Schedule + List Picking
9 5
Checker Loader
Loader
Shop Floor Planner
Barang Barang
6
Ship List
8
Task
Ship List
Pick & Pack
Checker Staging 7
Inventory
Barang
Gambar 3.6 Rich Picture pengiriman PESTA dari RDC ke Cabang Sumber: Analisis Penulis
73
1. Cabang memberikan PESTA (Pesanan Tambahan) kepada bagian Order Management. 2. Order Management memberikan order untuk dikerjakan. 3. Supervisor Transportasi memilahkan delivery schedule yang diterima dan memberikan order kepada transporter. 4. Setelah mendapatkan kejelasan transporter yang akan digunakan, Supervisor Transportasi memberikan Delivery Schedule dan List Picking kepada Shop Floor Planner. 5. Supervisor transportasi juga memberikan Ship List kepada Checker Staging sebagai dasar untuk mencocokkan dengan schedule. 6. Dari Delivery Schedule dan List Picking yang diperoleh, Shop Floor Planner membagi Task untuk diteruskan kepada Bagian Inventory. Bagian Inventory lalu melakukan Picking dan Packing barang sesuai dengan jadwal. 7. Barang dilanjutkan kepada Checker Staging yang mencocokkan barang yang diambil dengan Ship List yang ada. 8. Checker Staging mengirimkan Barang dan Ship List kepada Loader untuk dikonsolidasikan. 9. Loader mencatat barang yang akan di-load di Form Loading dan Checker Loader memeriksa barang yang dimaksud. 10. Checker Loader mencocokan Form Loading yang menyatakan validasi barang. 11. Loader melakukan kegiatan loading kepada transporter. 12. Loader memberikan Ship List dan Form Loading kepada Admin Surat Jalan yang menyatakan bahwa barang selesai di-load. 13. Admin Surat Jalan memberikan report kepada supervisor transportasi yang menjelaskan kesiapan pengiriman. 14. Supervisor transportasi menandatangani Surat Jalan.
74 15. Admin Surat Jalan memberikan Surat Jalan kepada Transporter. 16. Transporter mengirimkan barang ke Cabang.
Selain pengiriman regular, perusahaan juga melakukan pengiriman direct. Pengiriman direct adalah pengiriman dimana barang yang diterima pusat tidak dimasukkan ke dalam stok warehouse perusahaan dan langsung dilanjutkan ke cabang. Penjelasan lanjutan digambarkan melalui Rich Picture berikut:
Gambar 3.7 Rich Picture pengiriman direct dari RDC ke Cabang Sumber: Analisis Penulis
1. Supplier memberikan barang kepada bagian Receiving. 2. Bagain Receiving meneruskan barang kepada Supervisor Transportasi beserta tanda terima.
75 3. Supervisor Transportasi meneruskan barang kepada Loader. 4. Supervisor Transportasi memberikan order kepada transporter untuk menyampaikan barang ke cabang. 5. Loader memberikan Ship List dan Form Loading kepada Admin Surat Jalan yang menandakan bahwa barang telah siap di-load. 6. Loader melakukan loading barang ke transporter. 7. Admin Surat Jalan memberikan Surat Jalan kepada Supervisor Transportasi untuk ditandatangani, yang menandakan kesiapan pengiriman. 8. Admin Surat Jalan memberikan Surat Jalan kepada Transporter. 9. Transporter mengirimkan barang ke Cabang.
Metode penyampaian barang yang dilakukan adalah: 1. Charter. Pengiriman ini adalah pengiriman dengan memesan transporter secara ekslusif untuk menyampaikan barang ke tujuan yang dimaksud. Berikut penggambaran Rich Picture proses pengiriman charter:
Gambar 3.8 Rich Picture pengiriman charter dari RDC ke Cabang Sumber: Analisis Penulis
76 1. Supervisor Transportasi melakukan kegiatan dispatching untuk menyampaikan barang ke transporter menurut prosedur pada pengiriman rutin. 2. Transporter mengirimkan paket ke tujuan yang diberikan.
2. Pengiriman multidrop. Pengiriman multidrop adalah pengiriman yang memiliki lebih dari 1 tujuan pengiriman. Adapun dalam prosesnya, tujuan-tujuan pengiriman ini berada dalam 1 jalur yang dilalui. Dasar pemilihan pengiriman jenis ini adalah dengan menggunakan kontrak dan kondisi pengiriman tidak memungkinkan untuk charter. Proses pengiriman multidrop digambarkan dalam Rich Picture berikut:
Gambar 3.9 Rich Picture pengiriman multidrop dari RDC ke Cabang Sumber: Analisis Penulis
1. Supervisor Transportasi melakukan kegiatan dispatching untuk menyampaikan barang
77 ke transporter menurut prosedur pada pengiriman rutin. Namun jenis order yang diberikan bernama order multidrop. 2. Transporter mengirimkan paket kepada tujuan sampingan berdasarkan daerah yang dilewatinya untuk mencapai tujuan utama. 3. Transporter melanjutkan pengiriman hingga sampai ke tujuan utama.
3.2.2. Preliminary Step Tahapan ini adalah tahap awal dalam pengembangan e-Supply Chain Management yang digunakan untuk menganalisis kegiatan perusahaan. Tahapan ini terdiri dari lima tahap, yaitu: Tahap 1: Energize the Organization Tahap ini adalah tahapan untuk mengetahui kesiapan organisasi untuk menggunakan aplikasi eSCM. Adapula PT Enseval Putera Megatrading terbagi menjadi divisi-divisi berikut: a. Divisi Supply Chain Operation Service Divisi ini adalah divisi yang bertanggung jawab atas kegiatan yang berkaitan dengan Supply Chain. Kegiatan yang ditangani divisi ini mencakup pengaturan barang masuk dari supplier hingga barang keluar ke tangan konsumen, mencakup kegiatan fulfillment, warehousing, PPIC, dan transport management. Pada divisi ini diketahui sudah ada teknologi informasi yang diimplementasikan untuk menangani kegiatan kesehariannya, yaitu Warehouse Management System dan PPIC module dari Oracle. b. Divisi Financial & Accounting Divisi ini menangani aliran uang yang masuk atau keluar dari perusahaan dan juga pengaturan keuangan internal perusahaan. Kegiatan yang dilakukan antara lain adalah penerimaan pembayaran dari konsumen, membayar kepada pihak supplier, dan pembayaran gaji. Kegiatan keuangan perusahaan harus mampu untuk menangani transaksi yang terpaut
78 jarak yang jauh sehingga perusahaan sudah terbiasa dengan kegiatan pembayaran secara online dan metode pembayaran lainnya. c. Divisi Business Development Divisi Business Development adalah bagian perencanaan dan pengembangan bisnis lanjutan PT Enseval Putera Megatrading. Pencarian solusi terhadap permasalahan bisnis perusahaan, penentuan standar operasi, dan dokumentasi untuk keperluan ISO merupakan bagian kegiatan dari divisi ini. d. Divisi Human Resources & General Affair Divisi ini bertanggung jawab untuk mengatur sumber daya manusia dan kegiatan administrasi perusahaan. Pengaturan sumber daya manusia mencakup perekrutan pekerja, pembagian tugas, pelatihan, dan pemberhentian pekerja. General Affair bertanggung jawab dalam memberikan layanan non teknis kepada bagian-bagian lain dalam perusahaan, mencakup kegiatan maintenance, perijinan, dan pemenuhan keperluan kantor. e. Divisi IT Divisi IT bertanggung jawab dalam menjamin ketersediaan IT dalam kegiatan operasional melalui maintenance hingga pengembangan teknisnya. Sejauh ini perusahaan menggunakan sistem informasi dari Oracle untuk mendukung kegiatan operasi perusahaan, mulai dari kegiatan fulfillment, warehouse management hingga kegiatan PPIC.
Secara garis besar, PT Enseval Putera Megatrading telah menggunakan teknologi informasi yang memadai pada tiap divisi perusahaan, disamping adanya pelatihan sumber daya dalam berbagai aspek. Melalui hal ini maka organisasi ini dipandang sangat siap untuk menggunakan aplikasi e-SCM dan aplikasi-aplikasi terkait lainnya. Dengan adanya standarisasi ISO maka proses perusahaan telah tersusun dengan rapih yang
79 mendukung dinamisme kegiatan perusahaan. Standarisasi ini juga menjamin perbandingan peranan yang sebanding antara pekerja dengan sistem.
Tahap 2: Enterprise Vision Visi PT Enseval Putera Megatrading adalah menjadi penyedia layanan logistik dan jasa kesehatan regional terkemuka dengan mengutamakan pelayanan pelanggan dan kegiatan operasi yang terpadu. Dalam menyediakan layanan logistik diperlukan strategi supply chain yang kuat, terutama dalam kegiatan eksekusinya. Berikut ini adalah pembahasan Supply Chain Execution dari PT Enseval Putera Megatrading 1. Order Planning Process Proses ini diperoleh dari permintaan cabang yang kemudian menjadi dasar dilakukannya kegiatan forecasting kebutuhan. Atas dasar ini pula, perusahaan memberikan pelaporan kepada induk perusahaannya yang akhirnya mengalokasikan stock barang secara berkala. 2. Replenishment Process Dalam kegiatan ini, perusahaan mengupayakan pengadaan barang dan pengaturan volume persediaan yang diperlukan untuk memenuhi permintaan cabang yang mewakili permintaan dari seluruh konsumen. Untuk tujuan inilah perusahaan menerapkan kegiatan PPIC dalam operasionalnya. 3. Manajemen Distribusi Alokasi barang dan pengiriman yang harus dilakukan ditentukan oleh pihak manajemen perusahaan dalam rapat bulanan. Rapat ini menghasilkan ROFO untuk diteruskan kepada bagian transportasi perusahaan. Bagian transportasi merealisasikan perencanaan ini melalui operasional hariannya dan mengatur penggunaan dari 3PL untuk menyampaikan barang ke cabang. Pengaturan ini
80 termasuk kepada penentuan jenis pengiriman yang dianggap paling sesuai dengan kondisi pengiriman yang dilakukan. 4. Reverse Logistics Kegiatan ini dilakukan perusahaan melalui kegiatan rutin cabang yang mengirimkan kembali barang yang direturkan oleh para konsumen di daerah masing-masing.
Tahap 3: Supply Chain Value Assessment Untuk mengetahui nilai yang terkandung dalam kegiatannya, proses bisnis PT Enseval Putera Megatrading dapat dianalisis dengan menggunakan metode Value Chain Analysis. Primary Activity PT Enseval Putera Megatrading: a) Inbound Logistics Activities: 1. Menerima barang dari PT Kalbe Farma atau pemasok lainnya. 2. Memastikan spesifikasi barang yang diterima. 3. Warehousing barang yang masuk. Values: 1. Memastikan spesifikasi barang yang diterima sesuai dengan rincian yang diberikan (Quality Control). 2. Mengendalikan jumlah barang yang ada dalam warehouse melalui replenishment stock. Rich Picture:
81
Gambar 3.10 Rich Picture kegiatan Inbound Logistics PT Enseval Putera Megatrading Sumber: Analisis Penulis
1. Supplier memberikan barang pesanan dan tagihan kepada bagian penerimaan perusahaan. 2. Bagian penerima meneruskan barang ke bagian Inventory. Pada bagian Inventory dilakukan kegiatan Warehousing barang masuk. 3. Bagian penerima meneruskan tagihan kepada bagian Finance & Accounting. 4. Bagian Finance & Accounting membayarkan tagihan kepada supplier.
b) Operations Activities: 1. Mengalokasikan barang untuk dikirim ke cabang. 2. Merencanakan pengiriman kepada cabang. 3. Memilah barang yang harus dikirimkan. 4. Mengemas barang untuk dikirimkan. 5. Melakukan pengiriman ke cabang. 6. Melakukan pemantauan barang dalam perjalanan.
82 Values: 1. Memastikan pengiriman ke cabang termasuk spesifikasi barang yang harus dikirimkan. 2. Memastikan ketersediaan transporter untuk mendistribusikan barang ke seluruh cabang. 3. Memastikan ketersediaan barang untuk di-load kepada transporter untuk disampaikan kepada cabang, termasuk kegiatan picking & packing. 4. Memonitor barang yang sudah dalam perjalanan agar sampai tepat waktu dan sesuai dengan spesifikasi yang terlampir. Rich Picture:
Gambar 3.11 Rich Picture kegiatan Operational PT Enseval Putera Megatrading Sumber: Analisis Penulis
1. Demand Planning memberikan delivery schedule kepada bagian transportasi. 2. Bagian transportasi melakukan daily scheduling pengiriman dan kemudian memecahkannya ke dalam task untuk bagian Inventory.
83 3. Pada bagian Inventory dilakukan kegiatan Pick & Pack barang dan memberikan barang kepada bagian transportasi. 4. Bagian Inventory memberikan pelaporan kepada PPIC mengenai kegiatan yang dilakukan. PPIC melakukan kegiatan perencanaan dan pengontrolan inventory berdasarkan laporan ini. 5. Bagian transportasi meneruskan barang kepada transporter. 6. Transporter memberikan feedback dalam perjalanannya sebagai bahan untuk memantau barang dalam perjalanan.
c) Outbound Logistics Activities: 1. Pengiriman barang ke cabang. 2. Warehousing barang yang keluar. 3. Menerima pesanan dari cabang. 4. Membuat dokumen pengiriman barang. Values: 1. Memastikan ketersediaan barang yang dipesan dan kesesuaian spesifikasi yang diminta oleh cabang. 2. Memastikan spesifikasi barang yang keluar dari warehouse. 3. Membuat dokumen untuk menginisialisasikan kegiatan transportasi. Rich Picture:
84
Gambar 3.12 Rich Picture Outbound Logistics PT Enseval Putera Megatrading Sumber: Analisis Penulis
1. Bagian Inventory melakukan kegiatan warehousing barang keluar dan memberikan barang kepada bagian transportasi. 2. Bagian transportasi memberikan barang dan dokumen pengiriman kepada transporter. 3. Transporter mengirimkan barang kepada cabang.
d) Service Activities: 1. Melayani reverse logistics dari cabang. 2. Memberikan customer service. Values: 1. Menjamin reverse logistics atas barang-barang yang ditolak atau dikembalikan oleh cabang. 2. Melayani cabang dengan memberikan informasi barang dalam perjalanan.
85 Rich Picture:
Gambar 3.13 Rich Picture kegiatan Service PT Enseval Putera Megatrading Sumber: Analisis Penulis
1. Cabang
mengajukan Complain dan mengembalikan barang menggunakan
transporter. 2. Transporter meneruskan kepada bagian reverse logistics perusahaan. 3. Barang diteruskan kepada bagian Inventory untuk di-warehousing. 4. Complain diberikan kepada bagian Business Development untuk diolah lebih lanjut.
Support Activity PT Enseval Putera Megatrading: a) Infrastructure Activities: 1. Membentuk jaringan third party logistic. 2. Pembentukan ROFO dari pihak manajemen perusahaan. Values:
86 1. Pembentukan jaringan 3PL akan menyediakan alternatif transporter yang dapat digunakan untuk memastikan kelancaran kegiatan transportasi. 2. Pembentukan ROFO atau forecast permintaan cabang oleh pihak manajemen akan mempermudah penjadwalan pengiriman. Rich Picture: Rapat Rutin
Generate ROFO
1
2
Hasil Rapat ROFO
Manajemen
Generate Transporter List
Demand Planning
Transportasi 3
Transporter
Detil Transporter
Gambar 3.14 Rich Picture kegiatan Infrastructure PT Enseval Putera Megatrading Sumber: Analisis Penulis
1. Pihak manajemen perusahaan mengadakan rapat untuk menghasilkan dasar pembuatan jadwal. 2. Bagian Demand Planning membuat ROFO berdasarkan masukan tersebut. 3. Bagian transportasi menerima hasil ROFO. 4. Transporter memberikan detil mengenai dirinya kepada bagian transportasi. Bagian transportasi membentuk daftar transporter dengan dasar ROFO. Detil ini akan digunakan dalam pemilihan transporter.
87 b) Human Resource Management Activities: 1. Memberikan pelatihan internal kepada karyawan. 2. Pengembangan karyawan melalui penerapan etika kerja.
Values: 1. Memastikan kualitas karyawan dalam kegiatan manajerial dan interaksinya dengan pihak luar. 2. Memberikan strandar yang terstruktur terhadap etika kerja karyawan. Rich Picture:
Gambar 3.15 Rich Picture kegiatan Human Resource Management PT Enseval Putera Megatrading Sumber: Analisis Penulis
1. HR & GA memberikan SOP kepada para karyawan. 2. Karyawan memberikan hasil berupa KPI kepada bagian HR & GA. 3. Trainer memberikan training rutin kepada karyawan.
88 c) IT Activities: 1. Membuat pelaporan online. 2. Membuat report yang ter-update secara berkala.
Values: 1. Memberikan kejelasan dari order taking hingga monitoring delivery. 2. Memberikan informasi yang lebih akurat. Rich Picture:
Gambar 3.16 Rich Picture kegiatan Product & Technology Development PT Enseval Putera Megatrading Sumber: Analisis Penulis
1. Manajemen perusahaan memberikan informasi kepada bagian IT. 2. Pihak eksternal perusahaan memberikan informasi kepada bagian IT. 3. IT mengolah informasi yang ada menjadi informasi yang terintegrasi dan menyajikannya kepada manajemen perusahaan kembali melalui aplikasi-aplikasi yang ada dalam perusahaan.
89
d) Procurement Activities: 1. Melakukan kegiatan pengadaan barang.
Values: 1. Memberi kepastian ketersediaan barang untuk mendukung kegiatan operasional perusahaan. Rich Picture:
Gambar 3.17 Rich Picture kegiatan Procurement PT Enseval Putera Megatrading Sumber: Analisis Penulis
1. Demand Planning memberikan Demand kepada bagian Purchasing. 2. Bagian Purchasing menginisiasikan pembelian dengan memberikan Order kepada Supplier.
90 Tabel 3.1 Value Chain Analysis PT Enseval Putera Megatrading INFRASTRUCTURE •
Pembentukan jaringan 3PL akan menyediakan alternatif transporter yang dapat digunakan untuk memastikan kelancaran kegiatan transportasi.
•
Pembentukan ROFO atau forecast permintaan cabang oleh pihak manajemen akan mempermudah penjadwalan pengiriman.
HUMAN RESOURCE MANAGEMENT •
Memastikan kualitas karyawan dalam kegiatan manajerial dan interaksinya dengan pihak luar.
•
Memberikan strandar yang terstruktur terhadap etika kerja karyawan.
IT •
Memberikan kejelasan dari order taking hingga monitoring delivery.
•
Memberikan informasi yang lebih akurat.
PROCUREMENT •
Memberi kepastian ketersediaan barang untuk mendukung kegiatan operasional perusahaan. INBOUND LOGISTICS
•
Memastikan spesifikasi barang yang
OPERATIONS •
diterima sesuai dengan rincian yang diberikan (Quality Control). •
•
•
stock.
Memastikan ketersediaan barang yang
•
Menjamin reverse logistics atas barang-
dipesan dan kesesuaian spesifikasi yang
barang yang ditolak atau dikembalikan oleh
Memastikan ketersediaan transporter untuk
diminta oleh cabang.
cabang.
•
kepada cabang, termasuk kegiatan picking & packing. Memonitor barang yang sudah dalam perjalanan agar sampai tepat waktu dan sesuai dengan spesifikasi yang terlampir.
Memastikan spesifikasi barang yang keluar dari warehouse.
Memastikan ketersediaan barang untuk diload kepada transporter untuk disampaikan
•
•
SERVICE
spesifikasi barang yang harus dikirimkan.
mendistribusikan barang ke seluruh cabang.
Mengendalikan jumlah barang yang ada dalam warehouse melalui replenishment
Memastikan pengiriman ke cabang termasuk
OUTBOUND LOGISTICS
•
Membuat dokumen untuk menginisialisasikan kegiatan transportasi.
•
Melayani cabang dengan memberikan informasi barang dalam perjalanan.
91 Tahap 4: Opportunity Identification Dalam kegiatan operasi perusahaan perlu diketahui kelebihan serta kekurangan yang ada untuk mengambil kesempatan dan mengurangi ancaman. Dengan demikian perusahaan akan mampu memberikan prioritas dengan tepat dan pengalokasikan sumber daya dapat menghasilkan hasil yang tepat guna. Kekuatan (Strengths) a. Kemampuan untuk mendistribusikan barang hingga ke daerah terpencil. Armada perusahaan mampu untuk menyampaikan barang hingga ke warung-warung atau pasar tradisional sehingga pasar yang dimiliki perusahaan sangat besar. Dengan pasar yang besar maka perusahaan memiliki volume penjualan yang besar. b. Memiliki kepastian pasokan. Posisi PT Enseval Putera Megatrading merupakan hasil pemecahan fungsi distribusi divisi penjualan PT Kalbe Farma. Oleh karena itu maka kegiatan operasi perusahaan terjamin kelancaran pasokannya. c. Dokumentasi perusahaan yang rapih. Perusahaan mengambil sertifikasi ISO sehingga harus mempertahankan kinerja tertentu dalam kegiatan operasinya. Dokumentasi yang baik adalah salah satu syarat dari sertifikasi ini dan membentuk proses kegiatan yang baik serta memudahkan pemantauan. d. Kualitas SDM yang teruji. Kualitas SDM terlihat dari kemampuan mereka untuk memenangkan berbagai perlombaan regional yang diikuti oleh banyak karyawan dari perusahaan lain. e. Perusahan memiliki hubungan yang baik dengan para vendor. Hubungan dengan para vendor memberikan kemampuan perusahaan menyampaikan barang kepada cabang dengan biaya yang lebih rendah.
92
Kelemahan (Weaknesses) a. Monitoring fisik Barang Dalam Perjalanan yang kurang. Pemantauan kondisi Barang Dalam Perjalanan (BDP) hanya dapat dilakukan ketika transporter tiba di lokasi transit saja. Di antara selang waktu tersebut, kondisi BDP tidak jelas. b. Dokumentasi informasi pengiriman barang masih manual. Dokumentasi masih dilakukan secara manual sehingga berpotensi terjadinya kesalahan dalam pencatatan. c. Penilaian KPI Vendor yang belum menyeluruh. Kondisi vendor saat melakukan pengiriman tidak dapat dilakukan secara menyeluruh dengan sistem yang ada. Sistem yang ada tidak dapat memantau hal-hal seperti kecepatan dan ketepatan vendor. d. Jadwal dengan ketersediaan transporter belum sinkron. Antara tibanya transporter dengan jadwal yang diberikan masih terdapat miss, terkait dengan komunikasi yang kurang baik. e. Ketergantungan tinggi terhadap vendor. Perusahaan bergantung penuh pada vendor untuk menyampaikan barang ke cabang. Mata rantai ini dapat menjadi masalah bila tidak ada vendor yang tersedia.
Kesempatan (Opportunities) a. Jumlah penduduk Indonesia yang besar. Jumlah penduduk Indonesia yang besar memungkinkan perusahaan untuk memperbesar cakupan operasinya.
93 b. Perkembangan infrastruktur teknologi informasi. Melalui perkembangan yang ada, perusahaan dimungkinkan untuk memberikan pelayanan lebih dan memperkuat keunggulan bersaingnya. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk memenuhi trend pelayanan secara online. c. Peningkatan volume pengiriman yang diberikan oleh perusahaan induk. Permintaan pengiriman barang ditingkatkan oleh perusahaan induk memberikan kesempatan untuk meningkatkan kegiatan. d. Terbukanya kesempatan untuk menangani pengiriman untuk klinik mitrasarana. Klinik
mitrasarana
memerlukan
jasa
pengiriman
untuk
memenuhi
kebutuhan
operasionalnya. Perusahaan ditunjuk oleh perusahaan induk untuk menangani hal ini. e. Inovasi produk baru. Inovasi memberikan variasi produk bagi perusahaan dan memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk menjadi nomor satu dalam penanganan produk tersebut.
Ancaman (Threats) a. Kondisi alam Indonesia. Kondisi alam Indonesia berpotensi untuk menghambat pengiriman, terlihat dari kontur jalan yang kurang baik dan berliku-liku. Alternatif harus diambil cepat dan fleksibel jika terjadi hal yang tidak diinginkan untuk mencapai target yang ditetapkan. b. Naiknya harga barang komoditas. Jika harga barang komoditas meningkat maka biaya operasional perusahaan akan ikut meningkat dan dapat berpengaruh pada tingkat penjualan perusahaan. Perlu diingat bahwa perusahaan bermain pada barang komoditas yang bersifat sangat retil yang juga sangat sensitif terhadap perubahan harga.
94 c. Tingkat keamanan pengiriman di jalan. Tingkat keamanan ini terkait dengan campur tangan pihak ketiga dalam pengiriman. Misalnya adalah pencurian yang dilakukan oleh masyarakat. d. Tingkat ketidakpastian yang tinggi. Kondisi lingkungan dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan yang signifikan. Contohnya adalah perubahan harga pengiriman dari vendor yang dapat terjadi tanpa diduga. e. Masuknya pesaing asing ke dalam negeri. Sister Company perusahaan dapat mengganti distributor mereka apabila perusahaan asing yang bergerak dalam bidang ini (seperti Zuellig Pharma dan Diethelm dari Swiss) mampu untuk memberikan performa yang lebih baik.
Berikut ini adalah matrix IFE, matrix EFE, hingga matrix IE berdasarkan poin-poin di atas:
95 Tabel 3.2 Matrix IFE PT Enseval Putera Megatrading Variabel Kekuatan (Strengths) 1. Kemampuan Distribusi 2. Kepastian Pasokan 3. Dokumentasi yang rapih 4. Kualitas SDM yang teruji 5. Hubungan yang baik dengan vendor Kelemahan (Weaknesses) 1. Monitoring fisik BDP 2. Dokumentasi informasi masih manual 3. KPI Vendor kurang menyeluruh 4. Sinkronisasi jadwal dengan aktual 5. Ketergantungan tinggi terhadap vendor Total
Bobot
Rating
Nilai
0.25 0.16 0.07 0.12 0.11
4 4 4 3 4
1.01 0.66 0.26 0.36 0.43
0.04 0.05 0.05 0.05 0.10
1 1 2 1 2
0.04 0.05 0.10 0.05 0.20
1
3.15
Tabel 3.3 Matrix EFE PT Enseval Putera Megatrading Variabel Kesempatan (Opportunities) 1. Jumlah penduduk yang besar 2. Perkembangan infrastruktur IT 3. Peningkatan assigned volume pengiriman 4. Pemberian order klinik mitrasarana 5. Inovasi produk baru Ancaman (Threats) 1. Kondisi alam Indonesia 2. Naiknya harga komoditas 3. Keamanan pengiriman di jalan 4. Tingkat ketidakpastian tinggi 5. Masuknya pesaing asing Total
Bobot
Rating
Nilai
0.16 0.06 0.23 0.11 0.11
4 3 4 4 4
0.63 0.19 0.93 0.44 0.44
0.04 0.11 0.05 0.06 0.07
2 1 2 2 1
0.08 0.11 0.10 0.13 0.07
1
3.10
96 Matrix IE Berdasarkan penjabaran matrix IFE dan EFE, dapat diketahui bahwa PT Enseval Putera Megatrading berada pada kuadran I (Growth & Build) dengan nilai tertimbang IFE sebesar 3,15 dan nilai tertimbang EFE sebesar 3,10.
Tabel 3.4 Matrix IE PT Enseval Putera Megatrading
IFE 3,00 ‐ 4,00 2,00 ‐ 2,99 1,00 ‐ 1,99
3,00 ‐ 4,00
2,00‐2,99
1,00‐1,99
I IV VII
II V VIII
III VI IX
E F E
Strategi yang digunakan adalah strategi SO dimana perusahaan menggunakan kekuatan internal yang dimilikinya untuk mengambil kesempatan yang ada. 1. Meningkatkan distribusi kepada masyarakat sesuai dengan tingkat kapasitas pasokan yang dapat diberikan kepada perusahaan (S1, S2, O1). Peningkatan ini akan memberikan pemasukan yang lebih besar bagi perusahaan dan akan memperkuat kekuatan inti perusahaan. Penguatan ini berperan dalam pencapaian visi perusahaan yaitu untuk memberikan pelayanan secara keseluruhan di Indonesia. 2. Mengaplikasikan IT berdasarkan dokumentasi yang telah dibuat sebelumnya dan peningkatan otomasi prosedur (S3, S4, O2). Dengan pengaplikasian IT maka perusahaan dapat memiliki pergerakan yang lebih fleksibel baik secara operasional ataupun secara strategis. Pengembangan aplikasi bermula dari dokumentasi perusahaan yang telah ada dan akan menjadi asset bagi perusahaan untuk mencapai visinya. 3. Menggunakan dokumentasi terdahulu sebagai dasar untuk mendistribusikan produk baru kepada masyarakat. Melalui dokumentasi diharapkan biaya yang digunakan dapat ditekan
97 serendah mungkin (S1, S2, S3, S5, O1, O5). Dari dokumentasi yang ada dapat dikembangkan metode distribusi yang lebih baik dan sesuai dengan karakteristik konsumen dan vendor yang digunakan. Disamping itu, perusahaan akan mampu untuk memperkirakan penanganan terbaik untuk produk barunya. Strategi ini berperan dalam memberikan kelincahan bagi perusahaan, yang merupakan salah satu dari elemen kunci perusahaan. 4. Hubungan baik dengan vendor membantu dalam menyampaikan barang ke seluruh masyarakat (S5, O1). Ketersediaan vendor menjamin tibanya barang secara tepat waktu dan ketepatan waktu adalah indikator penting bagi perusahaan. 5. Perusahaan Dengan SDM yang handal maka peningkatan permintaan dapat dipenuhi dengan baik (S4, O3). SDM yang handal dapat mengolah dan mengatur sumber daya perusahaan dengan baik dan mampu memberikan leverage lebih antara biaya yang dikeluarkan dengan hasil yang diberikan.
98 Tabel 3.5 Matrix SWOT PT Enseval Putera Megatrading Strengths
Opportunities 1. Jumlah penduduk yang besar 2. Perkembangan infrastruktur IT 3. Peningkatan assigned volumepengiriman 4. Pemberian order klinik mitrasarana 5. Inovasi produk baru
Weaknesses
1. Kemampuan Distribusi
1. Monitoring fisik BDP
2. Kepastian Pasokan
2. Dokumentasi informasi masih manual
3. Dokumentasi yang rapih
3. KPI Vendor kurang menyeluruh
4. Kualitas SDM yang teruji
4. Sinkronisasi jadwal dengan aktual
5. Hubungan yang baik dengan vendor
5. Ketergantungan tinggi terhadap vendor
Strategi WO Strategi SO 1. Meningkatkan distribusi kepada masyarakat 1. Menggunakan peningkatan infrastruktur IT untuk meningkatkan sinkronisasi dengan sesuai dengan tingkat kapasitas pasokan yang jadwal. (W4, O2) dapat diberikan kepada perusahaan. (S1, S2, 2. Menggunakan peningkatan infrastruktur IT O1) untuk mensistemasikan monitoring dan 2. Mengaplikasikan IT berdasarkan dokumentasi dokumentasi serta dapat mengkalkulasi KPI yang telah dibuat sebelumnya dan peningkatan Vendor dengan lebih baik. (W1, W2, W3, O2) otomasi prosedur. (S3, S4, O2) 3. Menggunakan dokumentasi terdahulu sebagai 3. Memperluas area bisnis perusahaan untuk mengatasi ketergantungan tinggi terhadap dasar untuk mendistribusikan produk baru vendor. (W5, O3) kepada masyarakat. Melalui dokumentasi diharapkan biaya yang digunakan dapat ditekan serendah mungkin. (S1, S2, S3, S5, O1, O5) 4. Hubungan baik dengan vendor membantu dalam menyampaikan barang ke seluruh masyarakat. (S5, O1) 5. Dengan SDM yang handal maka peningkatan permintaan dapat dipenuhi dengan baik. (S4, O3)
99 Threats 1. Kondisi alam Indonesia 2. Naiknya harga komoditas 3. Keamanan pengiriman di jalan 4. Tingkat ketidakpastian tinggi 5. Masuknya pesaing asing
Strategi WT Strategi ST 1. Meningkatkan kemampuan distribusi 1. Mengevaluasi sistem informasi yang ada untuk dapat bertahan menghadapi pesaing perusahaan dan hubungan yang baik dengan asing yang masuk. (W2, T5) vendor untuk mengatasi permasalahan terkait 2. Mengembangkan sistem monitoring untuk kondisi alam Indonesia. (S1, S2, T1) meningkatkan sinkronisasi antara jadwal 2. Meningkatkan kualitas dokumentasi dan dengan aktualisasinya yang mengurangi kualitas SDM untuk mengimbangi kenaikan tingkat ketidakpastian. Sistem sinkronisasi harga komoditas. (S3, S4, T2) juga dapat membantu dalam menghadapi 3. Meningkatkan kualitas SDM dan hubungan kenaikan harga komoditas.(W2, W4, T2, T4) baik dengan vendor untuk mengatasi tingkat ketidakpastian yang tinggi. (S4, S5, T4) 4. Menggunakan kemampuan distribusi dan kepastian pasokan untuk bertahan menghadapi pesaing asing. (S1, S2, T5)
100 Tahap 5: Strategy Decision Perusahaan sudah mengimplementasikan aplikasi e-SCM dalam usahanya mencapai visi yang ditetapkan, namun perusahaan memandang perlunya penerapan aplikasi yang lebih menyeluruh guna meningkatkan pelayanan serta kelincahan gerak perusahaan. Penerapan aplikasi e-SCM ini dilakukan secara bertahap oleh perusahaan dari modul satu ke modul lainnya. Pada value chain analysis yang telah dilakukan, terlihat pentingnya kegiatan transportasi bagi PT Enseval Putera Megatrading dengan memegang 3 Primary Activity (Operations, Outbound Logistics, dan Services) dan 2 Support Activity (Infrastructure dan IT). Berangkat dari kesimpulan ini, berikut adalah penjabaran masalah yang dihadapi oleh PT Enseval Putera Megatrading: 1. Kurangnya ketepatan dalam pemantauan kegiatan pengiriman barang karena informasi yang disediakan tidak bersifat real time sedangkan barang sensitif terhadap waktu. 2. Sistem yang ada tidak dapat menunjang pelaporan yang memadai kepada pihak manajemen perusahaan, terutama dalam hal pengiriman barang. Karena hal ini maka bagian transportasi tidak dapat memberitakan keterlambatan pengiriman kepada konsumen dan menimbulkan hambatan dalam supply chain. 3. Sistem yang ada kurang dapat memberikan informasi yang kompeten mengenai penilaian performa transporter.
Dalam menyelesaikan
permasalahan
di
atas,
dapat
diterapkan
strategi
yang
memanfaatkan kekuatan dan kesempatan yang ada sesuai dengan penjabaran Matrix
101 SWOT. Strategi yang dilakukan bertujuan untuk memaksimalisasikan value yang dapat diperoleh perusahaan dalam kegiatan sehari-harinya.
3.2.3. Analisis Lanjutan Dalam prakteknya, perusahaan menerapkan strategi integrasi Push-Pull Supply Chain. Perusahaan bertujuan untuk mengurangi biaya dan meningkatkan pelayanan yang diberikan kepada konsumen. Perencanaan ROFO dan peningkatan kejelasan informasi adalah cara perusahaan untuk mengurangi biayanya sedangkan kegiatan quality control bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada konsumen. PT Enseval Putera Megatrading, Tbk berusaha untuk menyeimbangkan fokusnya antara alokasi produk dengan tingkat respon yang diberikan kepada konsumen. Melalui hai ini maka lead time dapat diperpendek dan integrasi antara perencanaan dan pelaksanaan dapat diterapkan secara lebih menyeluruh. Hal ini telah dijabarkan dalam value chain analysis di tabel 3.1.