BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1. Strategic Goals and Initiative Level pertama dalam EA framework ini mengidentifikasikan arah strategis, goals, dan inisiatif perusahaan dan memberikan deskripsi jelas mengenai misi perusahaan dan tujuan nya. 3.1.1. Perkembangan Perusahaan PT. Sabang Merauke Raya Air Charter (SMAC) di dirikan pada tahun 1969 dibawah nama MAC (Malaysian Air Charter), sebuah perusahaan joint venture antara kemitraan Malaysia dan Indonesia. Pada tahun 2010, Jusuf Merukh membeli seluruh saham yang dimiliki oleh Malaysia lalu merubah nama perusahaan tersebut menjadi PT. Sabang Merauke Raya Air Charter (PT. SMAC) dan memulai usaha nya dari penggunaan PA23 Aztec, pesawat yang hanya memiliki 5 bangku, sampai memiliki pesawat turbo yang lebih besar. Sekarang, SMAC adalah perusahaan veteran di industri penerbangan yang telah melakukan operasi di kepulauan Indonesia selama tiga decade terakhir. Bersama dengan satu pemegang saham mayoritas
tunggal,
SMAC
berencana
untuk
mengembangkan
bisnisnya secara strategis dan memperluas operasinya secara organik. Berikut adalah deskripsi singkat mengenai pemilik dari SMAC. Merukh Enterprise, yang dimiliki oleh konglomerat Indonesia Jusuf Merukh, sekarang ini mengungkapkan bahwa mereka telah mengakuisisi saham 100% dibeberapa perusahaan pertambangan di Indonesia dan Malaysia yang dimiliki oleh Avocet Mining senilai US
41
42 $ 250 juta. Di Indonesia, Avocet Mining memiliki saham 100% di PT. Avocet Mining Services, saham 80% di PT. Avocet Bolaang Mongondow, dan 75% saham di PT. Gorontalo Sejahtera Mining. Merukh Enterprise adalah perusahaan pertambangan yang tersebar dikendalikan oleh Jusuf Merukh. Melalui PT. Merukh Flores Coal, Jusuf Merukh memiliki perusahaan pertambangan batu bara di Ngada, Nusa tenggara. PT. Merukh Ama Coal mengontrol penambangan batu bara di Batu Licin, Kalimantan Selatan dan memiliki saham di PT. Dirgantara Air Service dan PT. Sabang Merauke Raya Air Charter. PT. Merukh Lembata Copper memiliki tambang emas dan tembaga di Lembata, Nusa Tenggara Timur. Jumlah Armada : 1. Satu (1) Casa 212-100 (19 seats). 2. Dua (2) Casa 212-200 (22 seats). 3. Satu (1) BN2A-21 (9 seats). 4. Dua (2) Gulfstream (10 seats). 3.1.2. Rencana Strategi Keunggulan pelayanan, perhatian yang pribadi dan tingkat level yang superior terhadap operasional merupakan jaminan dari PT. SMAC kepada pelanggan. PT. SMAC beroperasi dengan standar kualitas yang tinggi dan didorong dengan berorientasi terhadap layanan dalam menawarkan pengalaman perjalanan merupakan konsistensi yang utama.
43 3.1.2.1.
Visi dan Misi Perusahaan
Visi: Menjadi perusahaan charter pesawat yang memiliki reputasi baik dan tingkat kesuksesan yang tinggi di Asia Tenggara. Misi: 1. Menyediakan layanan dengan keramah tamahan dan profesionalisme yang tinggi. 2. Kemanan dan standard operasi yang tinggi. 3. Profitability bagi para shareholders. 4. Menyediakan lingkungan perkerjaan yang sehat dengan kesempatan untuk pertumbuhan karir (carrier growth) bagi para karyawan. 3.1.2.2.
Produk yang dihasilkan Pada hari-hari operasinya, PT. Sabang Merauke Raya Air
Charter (SMAC) menawarkan penerbangan perintis (pioneer) dan layanan penerbangan charterke beberapa daerah domestik serta daerah-daerah pertambangan (minyak, gas, dan lain-lain). Namun, karena meningkatnya jumlah permintaan untuk jasa penerbangan, PT.
SMAC
memperluas
operasinya
untuk
menawarkan
penerbangan lainnya seperti: A. Rute
Penerbangan
SMAC
mengoperasikan
layanan
penerbangan terjadwal seperti maskapai penerbangan lain untuk mengangkut penumpang ke berbagai tujuan di seluruh Sulawesi dan Kalimantan sebagai berikut:
44 a. Ujung Pandang – Poso – Gorontalo. b. Ujung Pandang – Tator – Balikpapan. c. Ujung Pandang – Selayar – Denpasar. d. Ujung Pandang – Bua – Massamba – Seko – Poso – Rampi – Samarinda – Mamuju – Balikpapan. e. Samarinda – Toli-toli – Buol – Palu – Tarakan. f. Samarinda – Long Apung – Data Dawai – Melak. B. Dalam jangka pendek dan jangka panjang, SMAC juga mengoperasikan charterbagi perusahaan swasta maupun perusahaan public. Beberapa Client SMAC meliputi: 1. PT. Saipem Indonesia (Perusahaan Minyak). 2. Bechtel Oil Company, untuk wilayah Irian. 3. Asamera Oil Company, untuk wilayah Palembang. 4. PT. Bumi Laksamana Jaya, untuk wilayah Riau. 5. PT. Surfindo Maritim Nusantara, untuk wilayah Gunung Sitoli. 6. PT. Borneo Air Transport, untuk wilayah Kalimantan. 7. PTP (Plantation Company), untuk wilayah Sumatera. 8. Indonesia Forestry Asiatique Wood Company, untuk wilayah Jambi. 3.1.3. Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal Analisis ini digunakan untuk menilai lingkungan organisasi secara keseluruhan. Baik faktor-faktor yang berada di luar organisasi maupun
yang
berada
didalam
organisasi
yang
semuanya
mempengaruhi kemajuan organisasi dalam mencapai tujuan yang
45 telah ditetapkan. Secara umum, struktur lingkungan organisasi dikategorikan ke dalam 2 bagian, yaitu : 1. Lingkungan Eksternal : Lingkungan yang berada di luar organisasi. 2. Lingkungan Internal : Lingkungan yang berada di dalam organisasi. 3.1.3.1.
Analisis Lingkungan Eksternal Perusahaan Analisis ini dibuat berdasarkan 5 daya pesaing porter dan
PESTG (politik, ekonomi, social, teknologi, dan global). 3.1.3.1.1.
5 Daya Saing Perusahaan Menurut Porter Michael Porter mengatakan 5 daya saing menurut
Porter (five forces analysis) adalah suatu kerangka kerja untuk analisis industry dan pengembangan strategi bisnis yang mencangkup lima kekuatan yang menentukan intensitas persaingan dalam suatu industri.
Gambar 3.1 5 Daya Saing Perusahaan Menurut Porter
46 1. Pesaingan Industri Sejenis Pesaing utama PT. SMAC adalah perusahaan-perusahaan sejenis yang juga telah menerapkan charter pesawat. Perusahaan-perusahaan ini antara lain adalah PT. Gatari Indonesia, Deraya, Susi Air dan lain-lain. Perusahaan Gatari Air sebelumnya
hanya
menerapkan sistem
penerbangan biasa. Namun, karena telah meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia, Gatari Air menawarkan sistem pelayanan yang berbeda, yaitu charter. Perusahaan lainnya adalah Deraya. Deraya adalah perusahaan flying school yang juga menyediakan layanan charter kepada masyarakat. Melihat peminat charter sudah meningkat, maka banyak perusahaan juga memberikan jasa layanan charter. 2. Ancaman Pendatang Baru Dengan berhasil nya charter pesawat di Indonesia, maka banyak perusahaan juga yang melakukan investasi terhadap
charter
perkembangan
ini.
charter
Mungkin yang
nantinya
pesat,
maka
dengan seluruh
perusahaan yang bergerak di bidang transportasi udara juga akan memberikan layanan charter ini. 3. Kekuatan Tawar Menawar Pelanggan Walaupun biaya untuk melakukan charter yang tidak murah, akan tetapi negosiasi dapat dilakukan sebagai bentuk pelayanan kepada pelanggan. Hal ini dapat
47 mempengaruhi jumlah pelanggan di perusahaan dengan memperhatikan biaya yang diberikan dan pelayanan yang sesuai. Perusahaan juga harus memperhatikan bahwa dengan biaya charter yang mahal, maka service yang diberikan
juga
harus
sesuai
dengan
pengeluaran
pelanggan yang tidak bisa dikatakan kecil. 4. Ancaman Produk Pengganti Pelayanan yang berbeda dari charter adalah pelayanan transportasi udara yang diberikan oleh perusahaanperusahaan maskapai biasa (Garuda, Lion Air, dan lainlain). Namun, charter memang ditargetkan untuk kalangan menengah ke atas. Charter juga memberikan penerbangan secara privasi kepada masyarakat yang tentu saja berbeda dari maskapai perusahaan biasa. 5. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok Dengan sudah berkembangnya transportasi udara di Indonesia, banyak pemasok bahan-bahan dasar pesawat juga mulai berinvestasi di Indonesia. Pemasok dapat memberikan harga yang sesuai karena kebutuhan akan perawatan pesawat juga tidak lah murah. Oleh karena itu, menjaga hubungan kerjasama dengan vendor dapat memberikan perusahaan.
keuntungan
penawaran
harga
bagi
48 Tabel 3.1 Analisa 5 Daya Saing Perusahaan Menurut Porter Faktor
Ancaman /
Solusi
Peran SI / TI
Peluang Pesaing Industri
Tumbuh nya
Memberikan suatu
Membuat
Sejenis
pesaing yang
set pelayanan yang
pelayanan melalui
memberikan jasa
berbeda.
web. Memberikan
layanan charter.
kemudahan bagi pelanggan.
Kekuatan tawar-
Sudah banyak
Memberikan
menawar
perusahaan besar
penawaran biaya
Pelanggan
yang menjadi
yang lebih murah
pelanggan tetap
bagi pelanggan
PT. SMAC.
tetap.
Ancaman
Berkembangnya
Meningkatkan
Pendatang Baru
jasa pelayanan
kualitas jasa untuk
charter di
mempertahankan
Indonesia.
kepuasan pelanggan.
Ancaman Produk
Perusahaan yang
Memberikan jasa
Pengganti
bergerak dibidang
pelayanan seperti
transportasi udara
maskapai-maskapai
(Garuda, Lion Air,
biasa sebagai
dan lain-lain).
pengembangan proses pelayanan.
Kekuatan Tawar-
Sudah banyak
Menjaga hubungan
Membuat ERP
menawar
pemasok bahan-
kerjasama dengan
dengan para
Pemasok
bahan untuk
para pemasok.
pemasok sebagai
pesawat di
Menjadi pelanggan
hubungan
Indonesia.
bagi para pemasok
kerjasama.
yang dipilih oleh PT. SMAC.
49 3.1.3.1.2.
PESTG (Politik, Ekonomi, Sosial, Teknologi, dan
Global) Perkembangan
transportasi
udara
tidak
dapat
dilepaskan dari perkembangan ekonomi, sosial, politik, dan kecendrungan global sebagai lingkungan strategis yang berpengaruh.
Dalam
upaya
memformulasikan
profil
transportasi udara masa depan, perlu dilakukan peninjauan faktor-faktor yang mempengaruhi sehingga dapat diketahui kelemahan maupun ancaman yang sangat bermanfaat dalam penggalangan unsur-unsur kekuatan guna menangkap setiap peluang dengan tepat dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan. 3.1.3.1.2.1.
Sosial dan Politik Indonesia
kepulauan
terbsesar
kepulauan, berbeda
merupakan
dunia.
pembangunan
dengan
kontinen.
di
yang
salah
satu
Negara
Sebagai
Negara
masyarakat diterapkan
Indonesia
negara-negara
Hal ini karena masing-masing pulau
memiliki karakteristik geografis yang unik. Disamping keragaman geografis, masing-masing pulau didiami berbagai etnis dan suku bangsa yang menjadikan masyarakat
Indonesia
memiliki
keanekaragaman
budaya yang tinggi. Untuk itu diperlukan sistem perencanaan yang tepat guna memanfaatkan potensi
50 pembangunan dan meniadakan potensi perpecahan dari keragaman tersebut. Mengingat pentingnya peran transportasi udara dalam menunjang pembangunan nasional, maka dalam perumusan
kebijakan
pembangunan
transportasi
transportasi
udara
khususnya
masa
datang
dihadapkan pada tantangan yang semakin kompleks, terutama dari sisi social politik seperti pemerintah bukan satu-satunya penentu kebijakan pengagaran dalam
keseluruhan
pembangunan
(transportasi,
khususnya transportasi udara), sementara anggaran pemerintah sangat terbatas, sehingga untuk memenuhi kebutuhan
investasi
pembangunan
sarana
dan
prasarana transportasi udara, diperlukan peningkatan peran sektor swasta dalam investasi pembangunan di bidang sarana dan prasarana transportasi udara. 3.1.3.1.2.2.
Ekonomi Dibidang ekonomi telah terjadi perubahan
paradigma, hai ini ditandai dengan isu perdagangan dan investasi termasuk jasa yang cenderung berusaha menghilangkan berbagai retribusi (penalti), proteksi dan campur tangan pemerintah dalam kegiatan ekonomi. Ini berarti bahwa kedepan berbagai aspek kehidupan/kegiatan ekonomi harus efisien dan berdaya saing guna terwujudnya ketahanan ekonomi nasional
51 yang tangguh. Hal ini perlu diperhatikan mengingat bahwa
pertumbuhan
(berkelanjutan)
ekonomi
sangat
yang
sustainable
berpengaruh
terhadap
kelangsungan pertumbuhan sektor-sektor lain termasuk transportasi dan sebaliknya. Khusus kelangsungan
dibidang pertumbuhan
transportasi industri
udara,
penerbangan
sangat sensitif terhadap kelangsungan pertumbuhan ekonomi nasional. Industry penerbangan nasional tumbuh dengan pesat hingga 1996, dan selanjutnya menurun drastic sejak terjadinya krisis moneter pada tahun 1997 hingga tahun 1999. Krisis moneter tersebut memiliki dampak yang luas sehingga menjadi krisis ekonomi, dan ternyata membawa pengaruh yang cukup signifikan terhadap demand angkutan udara, baik domestic maupun internasional. Mudahnya
mendapatkan
berbagai
armada
pesawat udara dengan harga yang murah tersebut juga telah membawa dampak positif bagi perkembangan industri penerbangan Indonesia yang diikuti dengan perkembangan perusahaan penerbangan yang cukup pesat. Disisi lain, pesatnya pertumbuhan industri angkatan udara juga tidak lepas dari peran pemerintah dalam menciptakan iklim yang kondusif dengan mengadakan
berbagai
deregulasi
(terbebas
dari
52 regulasi pemerintah) aturan dibidang angkutan udara yang turut memberikan kontribusi dengan merangsang pertumbuhan perusahaan penerbangan nasional. 3.1.3.1.2.3.
Global Slogan bahwa usaha tidak lagi mengenal batas
ruang dan waktu terus dikumandangkan oleh negaranegara maju atau negara-negara yang mempunyai potensi-potensi besar sektor jasa yang membutuhkan lahan usaha yang lebih luas dan keuntungan yang lebih besar sesuai dengan lahan yang diperoleh. 3.1.3.1.2.4.
Teknologi Dengan kemajuan teknologi yang pesat, tidak
hanya perusahan yang bergerak dibidang transportasi saja yang memanfaatkan teknologi sebagai pembantu dalam sistem operasional, tetapi juga perusahaan dagang,
manufaktur
dan
lain-lain
juga
telah
menerapkan teknologi. Teknologi dinilai memiliki peranan penting dalam mengautomatisasikan tugastugas rutin perusahaan. Selain itu, teknologi juga digunakan sebagai bahan pendapatan asset informasi perusahaan untuk kepentingan pengambilan keputusan, strategi dan proses bisnis.
53 Tabel 3.2 Analisa PESTG Faktor Analisa Politik
Ekonomi
Sosial
Ancaman / Peluang Kebutuhan akan transportasi udara yang meningkat.
Pertumbuhan ekonomi yang meningkat di Indonesia yang didasari dengan banyaknya pengusaha. Biaya charter yang mahal menjadi pertimbangan beberapa kalangan sebagai kendala penggunaan layanan ini.
Teknologi
Berkembangnya teknologi di Indonesia
Global
Peluang charter yang tinggi di negara-negara yang sudah maju.
Solusi Membantu pemerintah dalam memberikan layanan transportasi udara. Memberikan layanan transportasi charter bagi para pengusaha dalam menjalankan bisnisnya. Charter pesawat di tujukan untuk kalangan menengah ke atas. Oleh karena itu, layanan ini juga berbeda dari maskapai pesawat biasa. Maka biaya untuk pelaksanaannya juga tidaklah murah. Menggunakan teknologi sebagai kemudahan proses internal dan eksternal perusahaan. Membuka usaha charter di negaranegara yang memiliki prospek yang baik.
Peran SI / TI
Memberikan jasa kemudahan dengan menyediakan web sebagai sarana interaksi dengan perusahanperusahaan.
54 3.1.3.2.
Analisis Lingkungan Internal Perusahaan Analisis ini dilakukan berdasarkan potensi internal perusahaan dengan memperhatikan beberapa elemen-elemen yang ada.
3.1.3.2.1.
Analisis SWOT Analisis
SWOT
merupakan
suatu
cara
untuk
mengetahui 4 elemen perusahaan antara lain strength (kekuatan), weakness (kelemahan), opportunity (peluang) dan Threat (ancaman). Berikut adalah analisis SWOT pada PT. SMAC: IFAS (Internal Factor Analysis Summary) : A. Strength 1. PT. SMAC dipercaya oleh pemerintah dalam menangani tender. 2. Pelayanan terhadap pelanggan selalu berjalan dengan baik jika pesawat tersedia. 3. Pelayanan cargo yang murah. B. Weakness 1. Lemahnya strategi pemasaran terhadap pelanggan. 2. Sistem pelayanan yang tidak terstruktur terhadap beberapa kasus (ketidak tersediaannya pesawat/perubahan pesawat). EFAS (External Factor Analysis Summary) : C. Opportunity 1. Jumlah penduduk yang meningkat juga menambah jumlah pengguna transportasi udara di Indonesia
55 2. Dalam 3 tahun mendatang, PT. SMAC akan terbang ke seluruh permukaan ASEAN D. Threats 1. Bisnis charter tidak begitu diminati banyak pelanggan biasa (traveler) karena biaya yang dikeluarkan cukup besar. 2. Sudah mulai meningkatnya Perusahaan Airline Charter di Indonesia. Tabel 3.3 IFAS (Internal Factor) & EFAS (External Factor) IFAS
Strength 1. Dipercaya pemerintah dalam menangani tender. 2. Pelayanan terhadap
Weakness 1. Lemahnya trategi pemasaran. 2. Sistem pelayanan yang tidak
pelanggan selalu
terstruktur dalam
berjalan dengan
beberapa kasus
baik jika penawar
(tidak tersedianya
tersedia.
pesawat).
3. Pelayanan cargo yang murah. EFAS Opportunity 1. Peningkatan
Strategi SO 1. Membuat suatu
Strategi WO 1. Membangun suatu
jumlah penduduk
pemasaran yang
sistem pemasaran
juga menambah
menginteraksikan
kepada publik
kebutuhan akan
hubungan kerjasama
yang berisi
transportasi.
yang telah terjalin
informasi
dengan perusahaan
perusahaan untuk
besar (S1, W1).
menarik minat
2. Tiga tahun ke depan PT. SMAC beroperasi ke
pelanggan dalam
56 seluruh
melakukan charter
permukaan
(O1, W1).
ASEAN.
2. Melakukan imporvisasi sistem dan pelatihan untuk para divisi dalam menghadapi pengembangan operasional (O2, W2).
Threats
Tretegi ST
Strategi WT
1. Memperbanyak
1. Bisnis charter
1. Melatih setiap
tidak begitu
hubungan dengan
divisi dalam
diminati karena
perusahaan yang
profesionalisme
biaya cenderung
belum
kerja atau
mahal.
menggunakan jasa
menyewa tenaga
charter sebelumnya
expert dalam
(S1, S2, T1).
meningkatkan
2. Sudah mulai meningkatnya perusahaan airline
kualitas sumber
charter di
daya manusia (T2,
Indonesia.
W2).
Pada dasarnya analisis SWOT haruslah membandingkan kondisi sama yang dihadapi oleh pesaingnya berdasarkan kriteria subjektif ataupun objektif (skala industri), sebab dengan
memban-
dingkan
maka
perusahaan
yang
berkepentingan dapat menentukan rencana strategis untuk menghadapi persaingantersebut. Akan tetapi bila perusahaan yang dimaksud hingga pada saat dilakukan kajian situasi ternyata tidak memiliki data tentang pesaing atau pesaingnya belum terpetakan baik dalam skala industri (kumpulan
57 perusahaan yang menghasilkan barang yang sama) maupun dari hasil inteligen perusahaan, sedangkan perusahaan mendesak sekali untuk mempersiapkan rencana usaha strategis terutama dari segi pemasaran dan manajemen organisasi, maka dengan menggunakan analisis SWOT yang dimodifikasi sedemikian hingga menjadikannya dapat digunakan oleh perusahaan tanpa harus mengetahui skala industri atau data inteligen mengenai pesaingnya. Pembobotan tetap menggunakan skala 1 (sangat penting) hingga 0 (tidak penting), tetapi penentuan nilai skala untuk masing-masing situasi total berjumlah 1 dengan cara: 1.
Urutkan factor situasi berdasarkan skala prioritas (SP) (tertinggi 4 terendah 1) lalu dikalikan dengan konstanta (K) nilai tertinggi juga 4.
2.
Masing-masing nilai situasi tertinggi tersebut dibagi dengan total nilai SP X K.
Peringkat tetap menggunakan skala 1 (rendah) - 4 (tinggi) untuk kekuatan dan peluang, sedangkan skala 4 (rendah) - 1(tinggi) untuk kelemahan dan ancaman, namun karena tidak ada pembanding, maka nilai skala ditentukan berdasarkan prioritas dari masing-masing situasi (misalnya skala 4 untuk peluang yang paling utama). 1.
Nilai tertinggi untuk Bobot x Peringkat adalah 1-2 (Kuat) dan terendah adalah 0-1 (lemah).
58 Tabel 3.4 Faktor-faktor Kekuatan dan Kelemahan PT. SMAC FAKTOR-FAKTOR STRATEGI
SP
K
SP X K
BOBOT
3
4
12
12/29 = 0.4
3
3
9
9/29 = 0.3
2
4
8
8/29 = 0.3
INTERNAL Kekuatan (S) : 1. PT. SMAC dipercaya oleh pemerintah dalam menangani tender. 2. Pelayanan terhadap pelanggan selalu berjalan dengan baik jika pesawat tersedia. 3. Pelayanan cargo yang murah.
TOTAL
29
Kelemahan (W) : 1. Lemahnya strategi pemasaran terhadap pelanggan.
2
3
6
6/12 = 0.5
3
2
6
6/12 = 0.5
2. Sistem pelayanan yang tidak terstruktur terhadap beberapa kasus (tidak tersediaannya pesawat/perubahan pesawat).
TOTAL
12
59 Tabel 3.5 Faktor-faktor Peluang dan Ancaman PT. SMAC FAKTOR-FAKTOR STRATEGI
SP
K
SP X K
BOBOT
0.6
4
16
16/28 = 0.6
0.4
3
12
12/28 = 0.4
EKSTERNAL Peluang (O) : 1. Jumlah penduduk yang meningkat juga menambah jumlah pengguna transportasi udara di Indonesia 2. Dalam 3 tahun mendatang, PT. SMAC akan terbang ke seluruh permukaan ASEAN
TOTAL
28
Ancaman (T) : 1. Bisnis charter tidak begitu diminati banyak pelanggan biasa
2
2
4
4/12 = 0.3
2
4
8
8/12 = 0.6
(traveler) karena biaya yang dikeluarkan cukup besar. 2. Sudah mulai meningkatnya Perusahaan Airline Charter di Indonesia
TOTAL
12 Berdasarkan tabel di atas maka dapat dibuat tabel faktor-faktor strategis yang hasilnya ditunjukkan pada tabel di bawah ini :
60 Tabel 3.6 Faktor Strategis Internal FAKTOR-FAKTOR
BOBOT
PERINGKAT
STRATEGI INTERNAL
BOBOT X PERINGKAT
Kekuatan (S) : 1. PT. SMAC dipercaya oleh pemerintah dalam
0.4
4
1.6
0.3
3
0.9
0.3
4
1.2
menangani tender 2. Pelayanan terhadap pelanggan selalu berjalan dengan baik jika pesawat tersedia 3. Pelayanan cargoyang murah TOTAL
3.7
Kelemahan (W) : 1. Lemah nya strategi pemasaran terhadap
0.5
3
1.5
0.5
2
1.0
pelanggan 2. Sistem pelayanan yang tidak terstruktur terhadap beberapa kasus (tidak tersediaannya pesawat/perubahan pesawat) TOTAL
2.5
61 Tabel 3.7 Faktor Strategis Eksternal FAKTOR-FAKTOR
BOBOT
PERINGKAT
STRATEGI EKSTERNAL
BOBOT X PERINGKAT
Peluang (O) : 1. Jumlah penduduk yang meningkat juga
0.6
4
2.4
0.4
2
0.8
menambah jumlah pengguna transportasi udara di Indonesia 2. Dalam 3 tahun mendatang, PT. SMAC akan terbang ke seluruh permukaan ASEAN TOTAL
3.2
Ancaman (T) : 1. Bisnis charter tidak begitu diminati banyak
0.3
3
0.9
0.6
2
1.2
pelanggan biasa (traveler) karena biaya yang dikeluarkan cukup besar. 2. Sudah mulai meningkatnya Perusahaan Airline Charter di Indonesia
2.1
TOTAL
Berdasarkan tabel IFAS dan EFAS di atas maka dapat dibuat Matriks SWOT yang terdiri atas 4 kuadran (9 sel) seperti yang ditunjukkan sebagai berikut :
62 Tabel 3.8 Matriks SWOT IFAS
EFAS Opportunity 1. Peningkatan jumlah penduduk juga menambah kebutuhan transportasi. 2. Tiga tahun ke depan PT. SMAC beroperasi ke seluruh permukaan ASEAN. Threats 1. Bisnis charter tidak begitu diminati karena biaya cenderung mahal. 2. Sudah mulai meningkatnya perusahaan airlines charter di Indonesia.
Strength 1. Dipercaya pemerintah dalam menangani tender. 2. Pelayanan terhadap pelanggan selalu berjalan dengan baik jika penawar tersedia. 3. Pelayanan cargo yang murah.
Weakness 1. Lemahnya trategi pemasaran. 2. Sistem pelayanan yang tidak terstruktur dalam beberapa kasus (tidak tersedianya pesawat).
Strategi SO Dengan memiliki kepercayaan yang tiggi dari pemerintah, maka PT. SMAC juga harus mengembangkan bisnisnya ke pelanggan biasa.
Strategi WO Karena strategi pemasaran adalah weakness yang paling kuat, maka dengan meningkatnya jumlah penduduk perusahaan harus melakukan pemasarannya.
Tretegi ST
Strategi WT
Dari analisis SWOT, IFAS, dan EFAAS yang telah dilakukan sebelumnya, maka dapat digambarkan posisi PT. SMAC dalam persaingan bisnis pada saat ini dengan diagram analisis SWOT sebagai berikut :
63 1. Titik X = Kekuatan (Strength) – Kelemahan (Weakness) Total Bobot rating Kekuatan = 3,7 Total bobot rating Kelemahan = 2,5 Titik X = 3,7 – 2,5 = 1,2 2. Titik Y = Peluang (Opportunity) – Ancaman (Threat) Total bobot rating peluang = 3,2 Total bobot rating ancaman = 2,1 Titik Y = 3,2 – 2,1 = 1,1
Gambar 3.2 Kuandran SWOT Sesuai dengan gambar 3.2 Diatas, PT. SMAC berada pada kuadran I, (Strength dan Opportunity). Hal ini sangat menguntungkan bagi perusahaan karena dengan kekuatan internal yang dimiliki dapat memanfaatkan peluang yang ada.
64 3.1.3.2.2.
Value Chain Value chain terbentuk melalui 5 cara, inbound,
process, outbound, marketing and sales and service, menggambarkan suatu siklus rantai nilai perusahaan.
SUPPORT MARGIN
PRIMARY Gambar 3.3 Value Chain PT. SMAC 3.1.3.2.3.
Balanced Scorecard Menurut
Scott
A.
Bernard,
Balanced
Scorecardmerupakan suatu gambaran bahwa masyarakat harus melihat suatu perusahaan melalui 4 sudut pandang perspektif (tidak hanya perspektif keuangan). Balanced Scorecard menyediakan suatu feedback di proses internal
65 bisnis perusahaan dan hasil external yang bertujuan untuk secara
terus-menerus
perusahaan
dapat
melakukan
improvisasi performa strategi dan hasil. Berikut adalah penggambaran Balanced Scorecard PT. SMAC: Tabel 3.9 Perspektif Keuangan Financial Perspective Objective
Measure(s)
Target
Meningkatkan
Jumlah pelanggan charter.
Pelanggan
keuntungan.
meningkat
25%.
Dilihat dari perspektif keuangan bahwa objektifitas perusahaan untuk meningkatkan keuntungan adalah dengan meningkatkan jumlah pelanggan.Hal ini dapat diukur dengan jumlah pelanggan charter yang telah berlangganan dengan PT. SMAC.PT. SMAC juga mengharapkan dengan adanya sistem yang baru pelanggan dapat meningkat sebesar 25% dari yang sekarang. Tabel 3.10 Perspektif Bisnis Internal Internal Business Perspective Objective Meningkatkan
Measure(s) kualitas
pelayanan.
1. Kebutuhan
Target Kebutuhan
pelanggan
pelanggan
terpenuhi
sesuai
waktu
terpenuhi.
yang telah disepakati.
2. Ketersediaan pesawat. Meningkatkan
hubungan Sharing data / knowledge.
kerja antar sesama divisi.
Tidak
terjadi
kesalah
pahaman dan perbedaan pendapat.
66 Dari proses internal perusahaan, PT. SMAC, dalam meningkatkan kualitas pelayanan dapat di ukur dengan 2 hal. Pertama adalah dengan memenuhi kebutuhan pelanggan charter. Kedua dengan memperhatikan ketersediaan pesawat. Hal ini juga berpengaruh kepada kebutuhan pelanggan akan pesawat yang di inginkan. Jika pesawat tidak tersedia maka pelanggan harus menunggu atau mengganti dengan pesawat lain. Oleh karena itu, pesawat juga sangat mempengaruhi kebutuhan pelanggan dalam charter. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah bagaimana cara perusahaan dalam meningkatkan hubungan kerja antar sesama divisi agar lebih terintegrasi, caranya adalah dengan mengukur bagaimana data disharing ke divisi agar pembagian tugas setara dan efektifitas terwujud. Tabel 3.11 Perspektif Pelanggan Customer Perspective Objective Kepuasan pelanggan.
Measure(s)
Target
1. Jumlah pelanggan Keluhan 0%. tetap. 2. Jumlah keluhan.
Dari perspektif pelanggan, kepuasan pelanggan diukur berdasarkan jumlah pelanggan tetap PT. SMAC. Jika ada pelanggan yang beralih ke perusahaan lain, hal tersebut dapat berdampak pada ketidakpuasan pelanggan terhadap pelayanan PT. SMAC. Hal lain juga dapat diukur dengan jumlah keluhan pelanggan pada pelayanan yang ada.
67 Tabel 3.12 Perspektif Innovation and Learning Innovation and Learning Perspective Objective
Measure(s)
Meningkatkan
kualitas Produktivitas sumber daya Meningkatkan kinerja /
sumber daya manusia. Menerapkan
Target
manusia.
menyewa tenaga expert.
teknologi Informasi ke pelanggan.
pemasaran.
Pelanggan
bertambah
sebesar 25%.
Perspektif innovation and learning bertujuan untuk menggambarkan bagaimana pengukuran kualitas sumber daya manusia perusahaan SMAC ini dapat diukur melalui produktifitas kinerja karyawan. Untuk meningkatkan kinerja cara yang paling baik adalah dengan menyewa tenaga ahli yang berpengalaman dan melatih sumberdaya manusia (explicit knowledge). Hal lain yang dapat di inovasikan adalah dengan menerapkan teknologi untuk mendapatkan pelanggan. Teknologi
ini
bertujuan
untuk
melakukan
pemasaran
perusahaan kepada publik sebagai salah satu cara untuk meningkatkan jumlah pelanggan. 3.1.3.3.
CONOPS (Concept of Operation Scenario) Transaksi dimulai dengan melakukan pencarian perusahaan
dan tender yang memiliki prospek untuk pencapaian tujuan bisnis PT. SMAC (Finding Prospect), atau ada pelanggan yang ingin melakukan charter pesawat dilayani oleh Bagian Marketing. Customer yang ingin melakukan charter pesawat memberikan list permintaan berupa Request Quotation kepada Bagian Marketing. Kemudian Bagian Marketing memberikan Request Quotation
68 kepada Bagian Maintenance untuk dikonfirmasi apakah tersedia atau tidak. Jika pesawat tersedia, kemudian Bagian Maintenance membuat
Quotation
yang akan
diberikan kepada Bagian
Marketing. Selanjutnya, Bagian Marketing akan memberikan Quotation kepada pelanggan. Jika tidak setuju, permintaan dapat di review kembali. Quotation dibuat berdasarkan Request Quotation sebagai konfirmasi ketersediaan pesawat yang dicharter oleh pelanggan. Setelah itu, pelanggan memberikan persetujuan atas Quotation dan Bagian Marketing akan membuat Service Order yang akan diserahkan kepada Bagian Maintenance dan Operation, sebagai tanda jadi bahwa pesawat tersebut telah dipesan oleh pelanggan. Dan sebagai bukti bahwa pelanggan tersebut telah melakukan charter, Bagian Marketing mambuat kontrak yang akan di tanda tangani oleh pelanggan. Setelah menandatangani kontrak, pelanggan akan melakukan pembayaran ke bagian finance. Finance akan memberikan bukti pembayaran ke pelanggan, dan disimpan. Setelah melakukan pembayaran, Operational akan membuat flight sheet sebanyak 3 rangkap yang akan di berikan kepada chief pilot, chief flops, dan chief station admin. Flight sheet diberikan kepada chief pilot sebagai surat tugas penanganan charter tertentu. Yang ke dua kepada chief flops untuk penyusunan crew, dan chief station admin untuk menyediakan pesawat. Lalu operational akan
69 membuat surat execute yang akan diberikan kepada chief pilot sebagai pelaksanaan penerbangan. 3.1.3.4.
CONOD (Concept of Operation Diagram) CONOND
penting
dalam
mendeskripsikan
dan
menggambarkan aktifitas utama perusahaan juga hubunganhubungan dari aktifitas tersebut. 3.1.3.4.1.
Flowchart Merupakan
penggambaran
aktifitas
alur
kegiatan yang utama di perusahaan. Penggambaran ini meliputi, event, decision-points, dan sequence flow (alur yang berurutan).
Gambar 3.4 Flowchart Pelayanan PT. SMAC
70 3.1.3.4.2.
Rich Picture
$
Gambar 3.5 Rich Picture Charter 1. Request Quotation : adalah surat yang berisi permintaan pelanggan untuk melakukan charter pesawat. 2. Quotation : Merupakan request quotation yang telah di proses oleh bagian marketing. Quotation merupakan surat yang berisi pesawat yang dipakai, biaya, dan lain-lain. 3. Service Order : Adalah kumpulan dari seluruh quotation yang diberikan pelanggan. 4. Kontrak : Berisi persetujuan melakukan pen-charter-an dan syarat-syarat ketentuan dalam melaksanakan charter. 5. Flight Sheet : Merupakan bentuk dari surat penugasan. Flight sheet diberikan kepada chief pilot untuk memilih siapa pilot yang dapat melayani charter tertentu (pilot yang tersedia), yang kedua diberikan kepada chief flops sebagai
71 pembentukan crew yang menangani penerbangan, dan yang ketiga kepada chief station admin untuk mempersiapkan pesawat. 3.2. Product and Service Level ke 2 pada EA framework ini bertujuan untuk mengidentifikasi produk
dan
pelayanan
bisnis,
dan
kontribusi
teknologi
untuk
mensupportproses-proses tersebut.Istilah “business service” digunakan untuk mengartikan proses-proses dan prosedur-prosedur yang memenuhi misi dan tujuan perusahaan. 3.2.1. Business Plan Business Plan memberikan suatu deskripsi mengenai fungsi-fungsi bisnis dan business overview yang digunakan untuk memenuhi strategic goals dan inisiatif perusahaan PT. SMAC. Business Plan ini meliputi beberapa elemen antara lain : 3.2.1.1.
Business Overview Dengan meningkatnya pertumbuhan masyarakat Indonesia,
kebutuhan transportasi juga mengalami peningkatan, khusus nya transportasi udara dan darat. Karena Indonesia merupakan negara kepulauan, transportasi udara menjadi pilihan utama sebagai alat transportasi yang cepat dan nyaman. Tetapi dengan banyak nya jumlah maskapai penerbangan, ada beberapa orang, khususnya kalangan menengah ke atas, yang menganggap bahwa penerbangan privasi lebih memiliki keunggulan dari segi kenyamanan. Oleh karena itu, charter dipilih sebagai alat transportasi yang memiliki keunggulan-keunggulan tersebut.
72 Selama kurang lebih 6 bulan lamanya dalam mengembangkan inisiatif, PT. SMAC telah mencapai beberapa hal : a.
Memiliki 2 pesawat tambahan.
b.
Memiliki vendor untuk melakukan pembelian spare parts.
c.
Melakukan pengembangan pelayanan.
d.
Memiliki standar keamanan yang bersertifikat. Berikut adalah laporan keuangan NET asset berdasarkan market price sampai pada may 2012. Tabel 3.13 NET ASSET PT. SMAC
3.2.1.2.
Organizational Structure Struktur organisasi (Organizational Structure) adalah susunan
komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan meninjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan (koordinasi). Selain itu, struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan.
73
Gambar 3.6 Organizational Structure PT. SMAC 1. President Director: Peran dari President Director adalah mendesain,
mengembangkan
dan
mengimplementasi
strategic planuntuk perusahaan, berpatokan kepada costeffective
dan
time-efficient.
mendapatkan
laporan-laporan
menganalisa
laporan
President dari
para
Director divisi
dan
tersebut
untuk
melakukan
Bertugas
dalam
pelaksanaan
pengembangan bisnis. 2. Corporate
Secretary:
Corporate Governance (rangkaian proses, kebiasaan, kebijakan, aturan, dan institusi). 3. Chief Manner : Bertugas dibawah Corporate Secretary Manager
dalam
membantu
pelaksanaan, rules, dan kebijakan.
dan
membuat
proses
74 4. Chief Information System : Bertanggung jawab dalam penggunaan teknologi informasi dan sistem komputer yang men-support tujuan/goal perusahaan, serta mengumpulkan informasi dari eksternal maupun internal. 5. Quality Service Health & Environment (QSHE) : Bertanggung jawab dalam penanganan keamanan kinerja dan lingkungan perusahaan. Penanganan keamanan ini biasanya dilibatkan dengan ISO dan pengecekan fasilitasfasilitas perusahaan dilakukan secara berkala demi meningkatkan keamanan pelayanan perusahaan. 6. Company Aviation Service Officer (CASO) : Bertanggung jawab
dalam
penanganan
keselamatan
penggunaan
transportasi udara. Seperti divisi QSHE diatas, pesawatpesawat yang ada harus di cek secara berkala juga untuk mengetahui apakah pesawat tersebut layak atau tidak untuk digunakan sebagai alat transportasi. 7. Finance: Bertanggung jawab mengatur kas perusahaan (cash flows), menyediakan keterangan informasi keuangan sebagai support bisnis jangka panjang. Laporan-laporan keuangan ini diberikan setiap bulan kepada 8. Operational: Bertanggung jawab dalam menjalankan proses bisnis perusahaan sehari-hari dari mendapatkan data pelanggan
serta
membuat
surat-surat
yang
berisi
penugasan atau siapa saja yang bertanggung jawab dalam
75 pelaksanaan penerbangan. Operasional juga menerima laporan-laporan hasil proses pelaksanaan pelayanan. 9. Maintenance: Bertanggung jawab dalam pemeliharaan fasilitas-fasilitas
perusahaan,
mengecek
ketersediaan
pesawat, serta melakukan perbaikan fasilitas perusahaan. 10. Station: Bertanggung jawab dalam mengatur seluruh penggunaan
stasiun
mempersiapkan
transportasi
pesawat
dan
udara
servis
perusahaan,
pesawat
serta
menerima laporan-laporan kegiatan di station. 11. Marketing: Bertanggung jawab dalam melakukan interaksi dengan pelanggan dengan menerima data pelanggan. 12. Chief Accountant &Tax: Bertanggung jawab dalam membantu manajer keuangan untuk mengatur cash flows dan perpajakan. 13. Chief Treasury: Bertanggung jawab dalam membantu manajer keuangan pada perhitungan kekayaan (Treasury) perusahaan. 14. Chief Pilot : Bertanggung jawab dalam pengoperasian pesawat / melaksanakan penerbangan dan membuat laporan penerbangan. 15. Chief Flops : Bertanggung jawab dalam menangani penerbangan (sebagai crew).Chief flops berbeda dari setiap penanganan penerbangan tertentu.Jadwal crew didapat dari flight sheet yang diberikan operasional.
76 16. Chief
Maintenance
memberikan
:
Bertanggung
laporan-laporan
mengenai
jawab
dalam
penggunaan,
penambahan, dan perbaikan fasilitas perusahaan. 17. Chief Station Admin : Bertanggung jawab dalam mengatur sarana penggunaan stasiun pesawat. 18. Chief Station Operation : Bertanggung jawab dalam menggunakan sarana stasiun sesuai dengan proses yang berjalan serta teknisi untuk pengecekan kondisi pesawat. Chief station operation berada pada setiap stasiun pesawat di daerah masing-masing stasiun. 3.2.1.3.
Swimlane Diagram Swimlane Diagram menunjukan stakeholders yang terlibat
dengan sistem.
Gambar 3.7 Swimlane Diagram
77
Prosedur Pelayanan PT SMAC
Request Quotation
Proses Bisnis Pelayanan Charter Pada PT. SMAC
Surat Execute
A0
Crew PT. SMAC Pelanggan NODE:
A0
TITLE:
Penerima
Proses Bisnis Pelayanan Charter Pada PT. SMAC
Gambar 3.8 IDEF Level 0
Gambar 3.9 IDEF Level 1
NO.:
78 3.2.1.4.
Use Case Diagram Use Case bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan bisnis,
konteks, dan actors yang dibuat berdasarkan format UML untuk menunjukan interaksi antara sistem dan user.
Gambar 3.10 Use Case Diagram
79 3.2.1.4.1.
Use Case Narative Use case narrative merupakan suatu bentuk penjabaran
dari use case diagram dengan memberikan deskripsi mengenai kegiatan yang dilaksanakan dan objek yang terkait. Berikut adalah penyajiannya dalam tabel di bawah ini : Tabel 3.14 Use Case Narative No
Use Case Naratives
1.
Menerima Request Quotation Description
:
Pelanggan
memberikan
request
quotation kepada bagian marketing untuk melakukan charter. Objek: Pelanggan dan Marketing 2.
Membuat Quotation Description : Maintenance akan mengecek ketersediaan pesawat sesuai dengan request quotation yang diberikan. Hasil dari pengecekan ini akan dibuat menjadi quotation. Objek: Maintenance dan Station
3.
Membuat Service Order Description : Membuat service order berdasarkan quotation yang telah disetujui oleh pelanggan. Objek :
80 Pelanggan dan Marketing 4.
Membuat Kontrak Description : Membuat
kontrak
sebagai
persetujuan
bahwa
pelanggan ingin melakukan charter. Objek : Pelanggan dan Marketing 5.
Menerima Pembayaran Description : Pelanggan akan melakukan pembayaran yang akan dilayani oleh bagian finance. Pembayaran akan menghasilkan bukti bayar yang akan diberikan kepada pelanggan dan disimpan oleh bagian finance. Objek : Pelanggan dan Finance
6.
Membuat Bukti Pembayaran Description : Bukti pembayaran akan diberikan setelah pelanggan melakukan pembayaran. Objek : Pelanggan dan Finance
7.
Membuat Flight Sheet Description : Bagian Operasional akan membuat flight sheet sesuai dengan service order yang disimpan.
81 Objek : Operasional 8.
Membuat Surat Execute Description : Bagian Operasional akan membuat surat execute sebagai pelaksanaan charter. Objek : Operasional, chief pilot, chief flops
3.3. Data and Information Level
ketiga
dari
EA
framework
ini,
bertujuan
untuk
mendokumentasikan bagaimana informasi digunakan oleh perusahaan. 3.3.1. Object State Transition Diagram State transition diagram menggunakan notasi dari Unified Modeling Language (UML) untuk menunjukan bagaimana siklus hidup (lifecycle) dari objek data yang spesifik.
82
Gambar 3.11 Object Satate Transition Diagram
83 3.3.2. Logical Data Model Logical data model dapat dikembangkan dengan menggunakan metode tradisional dan simbologi (Entity Relationship Diagram), atau seperti UML class diagram.
Gambar 3.12 Class Diagram 3.3.3. Activity / Entity Matrix Entity Matrix di kembangkan dengan memetakan entitas data yang yang terpengaruh dimana data-data tersebut berhubungan dengan aktivitas bisnis.
84
Data Pelanggan
CR
Membuat Kontrak
R
Membuat Quotation
R
Execute
Crew
Pesawat
Pembayaran
Service Order
Quotation
Fungsi Bisnis
Kontrak
Pelanggan
Subjek Data
Flight Sheet
Tabel 3.15 Entity Matrix
CD C
Melakukan
R
C
C
R
Pembayaran Membuat SO Membuat Flight Sheet
R
C
R
Membuat Surat
C
Execute
Keterangan : Marketing Maintenance Finance Operational
3.4. System and Application Level
keempat
dari
EA
framework
ini,
bertujuan
untuk
mendokumentasikan group dari information system. 3.4.1. Diagram System Data Flow System Data Flow Diagram yang dikenal juga dengan Data Flow Diagram dalam UML merupakan suatu penggambaran yang bertujuan untuk menunjukan proses didalam sistem dalam bertukar data dan bagaimana perubahan ini terjadi.
85
Gambar 3.13 System Data Flow Diagram 3.5. Network and Infrastructure Level
kelima
dari
EA
framework
ini
bertujuan
untuk
mendokumentasikan infrastruktur perusahaan, applikasi dan pemetaan area kerja para actor.
86 3.5.1. Network Connectivity Diagram
Gambar 3.14 Network Connectifity 3.6. Security Peranan
IT
Security
di
dalam
program
EA
adalah
sebagai
penggambaran bagaimana solusi keamanan diarahkan sesuai dengan penggunaannya. 3.6.1. Security Privacy Plan Perencanaan keamanan yang menyediakan detail mengenai program keamanan yang berdampak dalam enterprise yang mencakup prosedur keamanan operasional pada perusahaan. Di dalam suatu area keamanan personel, IT security program harus melakukan otentikasi pengguna (user authentication) dan pelatihan keamanan seperti yang ditunjukan dibawah ini : 1. User Authentication Memverifikasi para pengguna yang terlibat sebelum mereka dapat mengakses ke dalam komponen-komponen EA
87 2. Awareness Training Memberikan suatu prosedur keamanan pelaksanaan akses. Hal ini bertujuan agar pembatasan / ruang lingkup perkerjaan dapat tercipta
sehingga
masing-masing
pengguna
hanya
dapat
mengakses area mereka masing-masing. 3. Procedure Training Pelatihan prosedur ini juga harus dilakukan ke setiap pengguna, yang terutama adalah administrator agar keamanan dapat di tingkatkan dan menghindari security breach. Berikut ini adalah kuadran keamanan (security quadrant) yang dibuat berdasarkan 4 sudut pandang sebagai berikut: Tabel 3.16 Security Plan Keamanan Data
Keamanan Operasional 1. Memiliki backup untuk SOP jadi apabila terjadi bencana alam,
1. Melakukan login pada setiap informasi internal perusahaan. 2. Pengotrolan terhadap user yang
sistem tetap terus berjalan. 2. Mempunyai automatic hydrant.
mengakses.
3. Memilki kartu taping pada setiap pegawai. Keamanan Personel
Keamanan Secara Fisik
1. Pemberian hak akses dalam setiap divisi.
1. Memiliki automatic hydrant. 2. CCTV
2. Memiliki tanda pengenal. 3. Kartu
taping
untuk
3. Sistem taping setiap
personel.
3.7. Technology Forecast Suatu teknologi yang digunakan perusahaan untuk mendukung pemrosesan internal kerja perusahaan, sehingga peralatan yang dipakai
88 sesuai dengan kebutuhan. Hal ini biasanya dilakukan oleh perusahaan untuk meng-automatisasikan tugas-tugas rutin perusahaan. Dibawah ini adalah tabel peralatan teknologi yang digunakan pada PT. SMAC : Tabel 3.17 Technology Forecast Nama
Merk
Jumlah
Spesifikasi
Peralatan PC
Asus
Monitor
LG
LED
E1642C
Mouse
Logitech
10
10
•
Intel core 2 duo
•
Win XP
•
RAM 1 gb
•
VGA 512MB
•
HDD 320 gb
•
15.6”, 220cd/ms ²,
•
1366 x 768
10
Optical mouse, USB
10
USB, 102 keys, wire 1.5m
B100 Keyboard
Logitech K100
Kabel
PowerSync
6
LAN
•
Switch Hub,
•
Modem ADSL,
•
Wifi Access Point (AP),
•
Wifi Broadband Router,
•
CAT 6e (24AWG 4 Twisted Pairs, UL Listed)
CCTV
INFINITY DS-370
4
•
Resolution : 420TVL,
•
Pixels PAL:500(H) ~582(V)
•
On NTSC :510(H) ~492(V)
•
TV system : NTSC/PAL
•
IR Distance : 20 Meters
:
89 Modem
Huawei
1
Wireless Server
HP ProLine
Wireless data at speeds up to 3.6 Mbps on HSDPA capable networks
1
2 GB DDR 3 10600 ECC, 250 HDD SATA, ultra micro tower
3.8. Workforce Plan Workforce Planning bertujuan untuk mendapatkan jumlah personel, skill, perkerjaan, dan waktu yang tepat. Workforce Planning membantu perusahaan dan manajer untuk melakukan perencanaan masa depan, antisipasi perubahan, mengelola lingkungan kerja dan memenuhi tujuan bisnis. Berikut adalah bagaimana alur dari Workflow PT. SMAC :
Gambar 3.15 Workforce 1. Menganalisa workforce sesuai dengan tujuan dasar perusahaan, kemampuan internal, pasar eksternal dan faktor lingkungan.
90 2. Menganalisa kebutuhan bisnis masa depan, scenario masa depan dan karakteristik. 3. Menganalisa gap dari kebutuhan sekarang dan masa depan. 4. Membuat strategi pengembangan masa depan. 5. Mengimplementasi strategi untuk jangka pendek terlebih dahulu. 6. Melakukan evaluasi apakah hasil strategi telah memenuhi kebutuhan perusahaan yang baru. 3.9. Permasalahan Setelah mengidentifikasikan berbagai aspek perusahaan (internal dan eksternal), telah ditemukan beberapa permasalahan yang diharapkan dengan perancangan sistem yang baru nanti maka masalah-masalah ini dapat di minimalkan atau dihilangkan. Berikut adalah permasalahan-permasalahan yang ada pada PT. SMAC: 1. Pada tahun 2011, SMAC telah membeli 2 pesawat jet pribadi (Gulfstream G550). Akan tetapi, penggunaan pesawat yang telah di beli tersebut tidak maksimal. Biaya untuk charter pesawat jet tersebut adalah sekitar US$ 4,500 – US$ 5,000 per jam, yang dimana hanya dapat di afford oleh perusahaan-perusahaan besar saja. 2. Untuk memasarkan pelayanannya, PT. SMAC hanya menjaga hubungan dengan pelanggan tetap. Maksudnya adalah, dengan biaya charter yang besar, maka pemasaran tidak begitu diperlukan dikarenakan mungkin hanya sedikit dari beberapa masyarakat yang dapat melakukan charter ini, khususnya kalangan menengah keatas. 3. Dalam melakukan pelayanan nya, PT. SMAC hanya menggunakan 1 sistem pelayanan saja (inheritance dari perusahaan MAC). Hal ini tidak
91 lah masalah, tetapi untuk menciptakan pelayanan yang maksimal ada baik nya pelayanan dapat dispesifikasikan (angkut barang atau charter biasa). Terutama dalam membuat laporan-laporan, spesifikasi laporan dapat membantu perusahaan untuk melihat bagaimana perkembangan yang dilakukan dari beberapa sistem tersebut. Hal ini juga dapat membantu untuk memperbaiki, mengembangkan dan monitoring kegiatan pada setiap sistem pelayanan. 3.10.
Solusi Pemecahan Masalah Setelah mengidentifikasi beberapa permasalahan yang terjadi, berikut adalah usulan solusi yang diharapkan dapat memecahkan permasalahan di atas. Usulan solusi ini juga dibuat berdasarkan konsep-konsep apa saja yang sesuai dengan perusahaan, serta dengan memperhatikan kebijakan-kebijakan perusahaan. 1. Untuk dapat menarik minat pelanggan, PT. SMAC harus mengandalkan pelayanan yang beragam. Selain charter biasa, solusi yang dapat dilakukan adalah dengan menyediakan jasa layanan tourism. Tourism ini memberikan layanan bagi para traveller ke daerah-daerah yang tidak dapat di jangkau oleh maskapai biasa. 2. Walaupun biaya charter mahal, tetapi terbukti bahwa sekarang ini bisnis charter telah meningkat. Hal tersebut memberikan bukti bahwa peminat charter telah meningkat juga. Oleh karena itu, alat bantu dalam memasarkan produk sangatlah dibutuhkan. Solusinya adalah dengan memanfaatkan teknologi seperti web. Walaupun hanya sekedar dapat melakukan booking saja, setidaknya web
92 dapat memberikan informasi mengenai pesawat dan kerjasama PT. SMAC dengan perusahaan-perusahaan besar. Di tambah lagi dengan jalur yang digunakan charter sangat flexibel dan pesawat yang digunakan juga lebih baik dari pada maskapai biasa. Hal ini merupakan suatu keuntungan untuk di pasarkan kepada publik, dan juga sebagai salah satu cara meningkatkan jumlah pelanggan. 3. Untuk mengembangkan sistem pelayanannya, solusi yang dapat digunakan adalah dengan menspesifikasikan sistem. Contoh, untuk paket cargo memiliki sistem sendiri dalam pelayanan nya, lain halnya dengan paket tourism yang memungkinkan PT. SMAC dapat membooking hotel untuk pelanggan. Selain menciptakan sistem yang terstruktur, spesifikasi sistem ini juga memberikan
kejelasan
dalam
hal
laporan-laporan
yang
dikumpulkan. Sebagai contoh yang lain, jika perusahaan ingin menganalisa laporan tourism, maka hanya dari struktur sistem tourism saja dapat di lihat. Selain itu, penggambaran sistem ini juga memberikan kemudahaan untuk melakukan pengembangan dan perubahan terhadap masing-masing divisi yang terkait. 3.11.
Proses Pendekatan Perancangan Dalam melakuan perancangan sistem yang baru ini, ada beberapa elemen-elemen dasar yang harus diperhatikan. Elemenelemen tersebut juga merupakan framework dasar dari pengembangan sistem ini. Framework tersebut berisi antara lain goal & initiative, product / services, data & information, system & application dan network & infrastructure. Dengan memperhatikan tujuan / goal dari
93 perusahaan, maka pembuatan sistem harus sesuai dengan informasiinformasi yang mengalir, yang juga dengan informasi tersebut dapat membantu perusahaan dalam mengembangkan strateginya. Dalam mengidentifikasikan permasalahaan, cara yang paling dasar yang dapat dilakukan adalah dengan memperhatikan faktor internal perusahaan seperti kelemahan dan kekuatan. Dengan memiliki kekuatan yang ada, apakah kelemahan yang ada dapat di minimalkan, atau apakah dengan kekuatan yang ada perusahaan dapat melakukan pengembangan. Lalu, apakah dengan sistem yang direncanakan kelemahan-kelemahan tersebut dapat dihilangkan. Hal ini merupakan kerangka pikir utama dalam melakukan pengembangan sistem pada penulisan ini.