43 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
3.1. Riwayat Singkat PT. Jasa Raharja Untuk menjamin kesejahteraan masyarakat, terutama untuk meringankan beban hidup masyarakat akibat korban kecelakaan lalu lintas, maka pemerintah mendirikan perusahaan asuransi kecelakaan lalu lintas. Sebagai wujud dari realisasi tersebut adalah pendirian Perusahaan Negara Asuransi Kerugian Jasa Raharja (PN AKJR) pada tanggal 1 Januari 1965 berdasarkan Peraturan Pemerintah No.8 tahun 1965. Adapun tugas Jasa Raharja adalah melaksanakan UU No.33 tahun 1964 untuk menyantuni korban kecelakaan penumpang darat, laut, dan udara dan UU No.34 tahun 1964 untuk menyantuni korban kecelakaan lalu lintas jalan akibat tertabrak kendaraan bermotor, tabrakan dua kendaraan atau lebih, dan tertabrak kereta api. Dikarenakan tugas yang diemban makin berat seiring dengan kondisi perekonomian terkini, maka pemerintah menaikan statusnya dari Perusahaan Negara menjadi Perusahaan Umum Jasa Raharja (Perum Jasa Raharja) pada tahun1970. Hingga akhirnya pada tahun 1980, berdasarkan PP No. 39 Tahun 1980, status Jasa Raharja diubah lagi menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dengan nama PT (Persero) Asuransi Kerugian Jasa Raharja. Pada tahun 1978, Jasa Raharja mendapat tugas untuk menerbitkan surat jaminan dalam bentuk Surety Bond. Hanya saja, penugasan ini berakhir pada tahun 1994, sejalan dengan diterbitkan UU No. 2 tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian, yang antara lain mengharuskan bahwa Perusahaan Asuransi yang
44 telah menyelenggarakan program asuransi sosial dilarang menjalankan asuransi lain selain program asuransi sosial. Atas amanat undang-undang, maka terhitung mulai tanggal 1 Januari 1994, Jasa Raharja melepaskan usaha non wajib dan surety bond untuk kembali menjalankan program asuransi sosial. Jasa Raharja yang melayani masyarakat sampai sekarang merupakan hasil peleburan Perusahaan Asuransi Kerugian Negara (PAKN) “Ika Karya” dan, PAKN “Ika Karya” sendiri merupakan hasil penggabungan empat perusahaan asuransi nasional yang sebelumnya milik perusahaan Belanda. Keempat perusahaan asuransi ini merupakan hasil penggabungan delapan perusahaan asuransi Belanda yang dipecah menjadi dua tahap hingga akhirnya sampai menjadi PT Jasa Raharja (Persero) seperti sekarang ini. Tahap pertama, PAKN Ika Bhakti yang merupakan gabungan dari tiga perusahaan Belanda yakni, Fa Blom & Van Der Aa, Fa. Bekouw & Mijnssen, dan Fa. Sluiiters & Co. Kedua PAKN Ika Dharma yang merupakan gabungan dari NV Assurantie Maatschappij Djakarta dan NV Assurantie Kantoor LangeveldtSchroder. Ketiga, PAKN Ika Mulya, yang merupakan gabungan dari NV Assurantie Kantor CWJ Schlencker dan NV Kantor Asuransi “Kali Besar”. Keempat, PAKN Ika Sakti. Sebelumnya PT Maskapai Asuransi Arah Baru. Tahap Kedua, adalah peleburan keempat perusahaan asuransi tersebut menjadi Perusahaan Negara Asuransi Kerugian Jasa Raharja. Hingga beroperasi sampai sekarang dengan status hukumnya sebagai perseroan terbatas dengan tugas dari pemerintah, untuk meringankan beban masyarakat yang menjadi korban kecelakaan lalu lintas.
45
3.2. Bidang Usaha PT Jasa Raharja (Persero) bergerak di bidang usaha penyelenggara program asuransi sosial yang menjalankan amanat undang-undang yaitu : • UU No.33 tahun 1964 jo PP No.17 tahun 1965 tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang • UU No.34 tahun 1964 jo PP No.18 tahun 1965 tentang Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan • Menerima pertanggungan tidak langsung untuk ditahan sendiri oleh perseroan Kecepatan Pembayaran Santunan Pelayanan pada masyarakat adalah prioritas utama bagi perusahaan jasa asuransi seperti Jasa Raharja. Kecepatan pembayaran santunan kepada ahli waris korban meninggal dunia adalah indikator keberhasilan pelayanan yang paripurna. Dalam lima tahun terakhir, perusahaan telah mampu mempertahankan target waktu penyelesaian santunan yakni tujuh hari setelah kecelakaan terjadi dan satu hari sejak berkas lengkap diajukan. Sedangkan bagi korban luka-luka, kerjasama dengan Rumah Sakit dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) terus diupayakan guna mempercepat penanganan korban terjamin. Juga untuk memudahkan dalam penyelesaian administrasi santunan.
46
Visi PT. Jasa Raharja PT. Jasa Raharja memiliki visi yaitu menjadi perusahaan terkemuka di bidang Asuransi dengan mengutamakan penyelenggaran program Asuransi Sosial dan Asuransi Wajib sejalan dengan kebutuhan masyarakat. Misi PT. Jasa Raharja PT. Jasa Raharja membentuk Catur Bakti Ekakarsa sebagai misi perusahaan yaitu : • Bakti kepada Masyarakat, dengan mengutamakan perlindungan dasar dan pelayanan prima sejalan dengan kebutuhan masyarakat. • Bakti kepada Negara, dengan mewujudkan kinerja terbaik sebagai penyelenggara Program Asuransi Sosial dan Asuransi Wajib, serta Badan Usaha Milik Negara. • Bakti kepada Perusahaan, dengan mewujudkan keseimbangan kepentingan agar produktivitas dapat tercapai secara optimal demi kesinambungan Perusahaan. • Bakti kepada Lingkungan, dengan memberdayakan potensi sumber daya bagi keseimbangan dan kelestarian lingkungan.
47
Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Jasa Raharja
48 Notaris, Nomor Akta Perusahaan Akta pendirian adalah Akta Nomor 49 tanggal 28 Februari 1981 yang dibuat di hadapan Imas Fatimah, Sarjana Hukum, Notaris di Jakarta, yang telah beberapa kali diubah dan ditambah, terakhir dengan Akta Nomor 76 tanggal 24 Juli 2003 yang dibuat di hadapan Martin Roestamy, Sarjana Hukum, Notaris di Jakarta. Etika dan Budaya Perusahaan Untuk mendukung iklim penciptaan usaha yang sehat dan kondusif, perusahaan telah mensosialisasikan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) dan budaya perusahaan pada seluruh jajaran manajemen. Ini menjadi pijakan bagi seluruh jajaran manajemen dalam menjalankan etika perusahaan untuk mempertahankan atau meningkatkan kualitas layanan, kinerja perusahaan, serta kontribusi sosial. Budaya perusahaan dari PT. Jasa Raharja ditetapkan dengan adanya Tiga T untuk mendukung terwujudnya visi dan misi PT. Jasa Raharja : • Tanggap : merupakan sifat peka proaktif dalam membantu masyarakata yang mendapat musibah kecelakaan lalu lintas. • Tangkas : mampu melaksanakan tugas, mempnyai semangat kerja dan integritas tinggi, loyal, dan profesional. • Tangguh : sopan, berkepribadian, berilmu dan beriman, serta selalu mengutamakan kepentingan masyarakat banyak.
49 3.3 Prosedur yang Sedang Berjalan Prosedur yang sedang berjalan di PT. Jasa Raharja saat untuk proses penempatan SPK adalah: 1. Pemohon (kantor cabang PT. Jasa Raharja, pihak kepolisian, pihak rumah sakit, pihak DLLAJR, pihak Dinas Perhubungan) mengajukan pada PT. Jasa Raharja untuk menempatkan SPK di suatu wilayah tertentu. 2. Selain pemohon, pengajuan penempatan SPK juga bisa berasal dari usulan karena didapat keterangan bahwa suatu wilayah rawan kecelakaan dan di wilayah tersebut diperlukan SPK. 3. Permohonan dan usulan tersebut akan disampaikan ke divisi pelayanan. 4. Pada divisi pelayanan, lampiran-lampiran yang perlu dilengkapi diperiksa dan dianalisis. Apabila sudah lengkap dan analisis telah dilakukan, baik pengajuan itu diterima atau tidak berdasarkan analisis itu, maka divisi pelayanan akan menyerahkan pengajuan tersebut ke dewan direksi. Lampiran yang harus dilengkapi antara lain: •
Surat pengajuan dari cabang
•
Surat permohonan dari mitra kerja
•
Daftar lokasi penempatan SPK
•
Harga perhitungan (untuk keperluan tender)
•
Surat penawaran harga (dari rekanan)
50 5. Dewan direksi akan mengevaluasi pengajuan tersebut dan mengeluarkan keputusan apakah pengajuan penempatan SPK tersebut disetujui atau tidak. Namun baik disetujui atau tidak, dewan direksi akan membuat surat yang ditujukan pada pihak pemohon atau pihak yang memberikan usulan. 6. Apabila disetujui maka pengajuan akan ditindaklanjuti oleh divisi umum yang kemudian akan mulai melakukan tender.
51
Tabel 3.1 Flow Chart Prosedur Penempatan SPK yang Ada di PT. Jasa Raharja
52 3.4 Permasalahan yang Dihadapi Permasalahan yang sedang dihadapi PT. Jasa Raharja antara lain: 1. Data yang digunakan untuk penempatan SPK belum terlalu akurat Data yang akurat sangat penting dalam suatu analisis. Kesalahan kecil yang ada bisa menyebabkan akibat yang tidak baik. Analisis yang digunakan PT. Jasa Raharja sampai saat ini masih belum akurat karena: a) Belum dilakukan analisis data berdasarkan data spasial sehingga analisis yang dilakukan dirasa oleh PT. Jasa Raharja belum optimal. Data hanya dianalisis berdasarkan diagram yang menunjukkan tingkat kecelakaan di suatu wilayah kecamatan dan juga dari keterangan lisan yang didapat dari pihak ketiga yang bekerja sama dengan PT. Jasa Raharja seperti pihak kepolisian, masyarakat awam, dan lain-lain. b) Data paling detail yang dimiliki PT. Jasa Raharja hanya sampai tingkat kecamatan. Untuk detail lebih jauh mengenai lokasi kecelakaan dan lokasi yang rawan kecelakaan didapat hanya dari keterangan lisan yang diberikan oleh mitra kerja atau pihak ketiga, yaitu pihak kepolisian, pihak rumah sakit, pihak DLLAJR, atau pihak Dinas Perhubungan. 2. Belum dibuat database yang menyimpan keterangan tentang SPK Sampai saat ini belum ada database yang digunakan secara bersamaan untuk menyimpan keterangan mengenai SPK yang telah ditempatkan. Data yang ada untuk saat ini hanyalah pendataan secara manual yang dilakukan oleh Kantor Jasa Raharja cabang Bali. Hal ini dapat menyebabkan masalah seperti:
53 a) Sulitnya melakukan inventarisasi terhadap SPK yang telah ada untuk keperluan perawatan karena dengan tidak adanya database mengenai lokasi pemasangan SPK. Oleh karena itu, untuk mencari dan memeriksa keadaan SPK harus dilakukan pencarian secara manual. Dengan kesulitan melakukan tracing terhadap keberadaan SPK ini, tindakan pemeriksaan untuk menilai apakah suatu SPK sudah layak diganti atau belum akan mengalami kesulitan juga. Masalah terbesar yang akan muncul adalah ketidakmampuan PT. Jasa Raharja untuk menganalisis pengaruh antara keberadaaan SPK dalam membantu mengurangi tingkat kecelakaan. b) Kecurangan saat permintaan SPK tidak bisa diawasi karena PT. Jasa Raharja sendiri tidak memiliki keterangan yang pasti mengenai keadaan suatu SPK apakah sudah layak ganti, atau apakah perlu ditambahkan SPK yang baru pada suatu wilayah. Hal ini memiliki keterkaitan dengan masalah dengan hambatan yang didapat dalam melakukan tracing atas SPK yang ada sehingga apakah status layak ganti itu sulit diputuskan. Masalah ini juga terkait dengan kurangnya analisis atas pengaruh SPK dalam mengurangi tingkat kecelakaan. Dengan tidak diketahui apakah penempatan SPK ini sudah efektif atau belum, maka permintaan atas penempatan SPK yang baru dapat terus dilakukan selama anggaran untuk penempatan SPK masih dimiliki.
3.5 Alternatif Pemecahan Masalah Alternatif pemecahan masalah yang dapat digunakan PT. Jasa Raharja, antara lain sebagai berikut :
54 1. Dilakukan analisis secara spasial dengan menerapkan Sistem Informasi Geografi. Dengan adanya penggunaan Sistem Informasi Geografi dan komponennya maka analisis secara spasial akan dapat dilakukan. Dengan dilakukannya analisis secara spasial, hasil analisis yang diperoleh dapat lebih optimal, yaitu dapat dilakukan analisis lebih mendalam dengan adanya informasi yang ditunjukkan lewat peta, grafik, dan sebagainya. 2. Menyediakan peta wilayah Jakarta Selatan yang dipasang di dinding kemudian untuk setiap kecelakaan yang terjadi ditandai secara manual, dengan asumsi dan perkiraan letak kecelakaan. Sehingga pada akhir periode tertentu akan terlihat wilayah mana saja yang sering terjadi kecelakaan. 3. Membuat database mengenai SPK yang nantinya akan memecahkan masalah yang berkaitan dengan tidak adanya database SPK. 4. Penggunaan alat GPS (Global Positioning System) yang bisa memberikan informasi lokasi dengan akurat sehingga nantinya data kecelakaan yang ada bisa dianalisis tidak hanya sampai tingkat kecamatan saja.
55
Mitra Kerja (Kepolisian, Rumah Sakit, DLLAJR, Dinas Perhubungan)
Petugas Lapangan PT. Jasa Raharja
Pengadaan_dan _Penempatan_SPK
Lokasi_Kecelakaan
Divisi Pelayanan PT. Jasa Raharja
Analisis_Layak_Pasang_ SPK Keputusan_ Penempatan _SPK
Sistem Informasi Geografi Penempatan SPK di Wilayah Jakarta Selatan
Peta_Jakarta _Selatan
Database_Laka
Kepolisian
Gambar 3.2 Diagram Konteks Sistem yang Diusulkan
Sumber
56 Keputusan Pengadaan dan Penempatan SPK
4.0 Pengolahan_SIG_Pen empatan_SPK_di_Wil ayah_ Jakarta_Selatan
Mitra Kerja (Kepolisian, Rumah Sakit, DLLAJR, Dinas Perhubungan)
Analisis Layak Pasang SPK
Divisi Pelayanan PT. Jasa Raharja
Keputusan_Penempatan_SPK
Data Kebutuhan Pemasangan SPK
Lokasi Kecelakaan memerlukan SPK
Data Lokasi Kecelakaan
Titik Kecelakaan
Lokasi Rawan Kecelakaan
Data Jalan
Jalan
Data Kecelakaan
Kecelakaan
Data Kecamatan Jaksel
Jakarta Selatan
3.0 Pengolahan Data Informasi Geografis
Titik Koordinat Kecelakaan Jaringan Jalan Batas Kecamatan
Koordinat Kecelakaan
Keterangan Kecelakaan
1.0 Pendataan Spasial
Peta Jakarta Selatan Sumber
2.0 Pendataan Non Spasial
Database Kecelakaan
Data Permintaan Pengadaan SPK
Kepolisian Rumah Sakit, DLLAJR, Dinas Perhubungan Petugas Lapangan PT. Jasa Raharja
Gambar 3.3 Diagram Nol Prosedur yang Diusulkan
57
Data Kecelakaan Data Jalan
Kecelakaan
3.1 Penentuan Lokasi Rawan Kecelakaan
Jalan
Titik Kecelakaan
Jakarta Selatan
Data Lokasi Kecelakaan
Data Kecamatan Jakarta Selatan
Lokasi Rawan Kecelakaan
3.2 Penggabungan Lokasi Rawan Kecelakaan
Lokasi Rawan Kecelakaan Jakarta Selatan
Lokasi Kecelakaan Memerlukan SPK
Gambar 3.4 Diagram Rinci Prosedur yang Diusulkan
58 3.6 Perancangan Database 3.6.1 Kamus Data Jalan:
@KodeJalan + NamaJalan + KodeKecamatan
JakartaSelatan:
@KodeKecamatan + NamaKecamatan
TitikKecelakaan: @ KodeTitik + Bujur + Lintang + KodeJalan + KodeKasus Kecelakaan:
@ KodeJalan + KodeKecamatan + JumlahKecelakaan + NoSPK +
JumlahSPK AnalisisPerluPasangSPK :
@ NoAnalisa + KodeJalan + JumlahKecelakaan
JenisKasus:
@KodeKasus + JenisKasus
SPK:
@NoSPK + Bujur + Lintang + JenisSPK + KondisiSPK + KodeJalan
3.6.2 Spesifikasi Tabel 1. Database Jalan di Wilayah Jakarta Selatan Nama Tabel: Jalan Keterangan: Untuk menyimpan data jalan-jalan yang ada di Jakarta Selatan Primary Key: KodeJalan Column Name
Data Type
Length
Allow Nulls
KodeJalan
Varchar
10
NOT NULL
NamaJalan
Varchar
50
NOT NULL
KodeKecamatan
Varchar
10
NOT NULL
Tabel 3.2 Tabel Jalan
59 2. Database Kecamatan di Wilayah Jakarta Selatan Nama Tabel: JakartaSelatan Keterangan: Untuk menyimpan data kecamatan-kecamatan yang ada di wilayah Jakarta Selatan Primary Key: KodeKecamatan Column Name
Data Type
Length
Allow Nulls
KodeKecamatan
Varchar
10
NOT NULL
NamaKecamatan
Varchar
25
NOT NULL
Tabel 3.3 Tabel JakartaSelatan 3. Database Titik Kecelakaan di Wilayah Jakarta Selatan Nama Tabel: Titik Kecelakaan Keterangan: Untuk menyimpan koordinat letak kecelakaan yang terjadi di wilayah Jakarta Selatan Primary Key: KodeTitik Column Name
Data Type
Length
Allow Null
KodeTitik
Varchar
10
NOT NULL
Bujur
Double
NOT NULL
Lintang
Double
NOT NULL
KodeJalan
Varchar
10
NOT NULL
KodeKasus
Varchar
10
NOT NULL
Tabel 3.4 TitikKecelakaan
60 4. Database Kecelakaan di Wilayah Jakarta Selatan Nama Tabel: Kecelakaan Keterangan: Untuk menyimpan data kecelakaan yang terjadi di wilayah Jakarta Selatan Primary Key: KodeKecelakaan Column Name
Data Type
Length
Allow Null
KodeJalan
Varchar
10
NOT NULL
KodeKecamatan
Varchar
10
NOT NULL
JumlahKecelakaan
Byte
NoSPK
Varchar
JumlahSPK
Byte
NOT NULL 10
NOT NULL NOT NULL
Tabel 3.5 Tabel Kecelakaan 5. Database AnalisaPerluPasangSPK di Wilayah Jakarta Selatan Nama Tabel: AnalisaPerluPasangSPK Keterangan: Untuk menyimpan data lokasi kecelakaan yang menurut hasil analisa memerlukan pemasangan SPK (untuk wilayah Jakarta Selatan) Primary Key: NoAnalisa Column Name
Data Type
NoAnalisa
Byte
KodeJalan
Varchar
JumlahKecelakaan
Byte
Length
Allow Null NOT NULL
10
Tabel 3.6 Tabel AnalisaPerluPasangSPK
NOT NULL NOT NULL
61 6. Database JenisKasus Nama Tabel: JenisKasus Keterangan: Untuk mengelompokkan jenis kasus kecelakaan yang terjadi Primary Key: KodeKasus Column Name
Data Type
Length
Allow Null
KodeKasus
Varchar
10
NOT NULL
JenisKasus
Varchar
25
NOT NULL
Tabel 3.7 Tabel JenisKasus 7. Database SPK di Wilayah Jakarta Selatan Nama Tabel: SPK Keterangan: Untuk menyimpan koordinat letak pemasangan SPK yang terjadi di wilayah Jakarta Selatan Primary Key: NoSPK Column Name
Data Type
Length
Allow Null
NoSPK
Varchar
10
NOT NULL
Bujur
Double
NOT NULL
Lintang
Double
NOT NULL
JenisSPK
Varchar
25
NOT NULL
KondisiSPK
Varchar
10
NOT NULL
KodeJalan
Varchar
10
NOT NULL
Tabel 3.8 Tabel SPK
62
Terdapat di
Dipasang di
Tergolong
Terjadi di
Gambar 3.5 Entity Relationship Diagram
63 3.7 Perancangan Menu Di dalam menu utama terdapat empat buah submenu, yaitu Dokumen, Lihat, Tambah, dan Informasi. Struktur hierarki menu ditunjukkan pada gambar 3.6: 1. Menu File Menu ini memiliki tiga buah sub menu, yaitu: a. Saran Pemasangan SPK, yaitu untuk menampilkan tempat-tempat yang setelah dianalisa, ternyata memerlukan pemasangan SPK. b. Simpan, yaitu untuk menyimpan perubahan yang telah dilakukan atas data. c. Keluar, untuk keluar dari aplikasi. 2. Menu Zoom Mempunyai tiga buah submenu, yaitu: a. 1 : 120,000, yaitu berfungsi untuk memperbesar tampilan peta dengan perbandingan 1 : 120,000. b. 1 : 80,000, yaitu berfungsi untuk memperbesar tampilan peta dengan perbandingan 1 : 80,000. c. 1 : 40,000, yaitu berfungsi untuk memperbesar tampilan peta dengan perbandingan 1 : 40,000. 3. Menu Lihat Mempunyai dua buah submenu, yaitu:
64 a. Data Jalan, yaitu berfungsi untuk memperlihatkan data jalan yang memiliki kejadian kecelakaan. Apabila di jalan tersebut telah terpasang SPK, maka data SPK juga dapat dilihat. b. SPK, yaitu berfungsi untuk melihat letak SPK yang telah tersimpan dalam database SPK. 4. Menu Tambah Sama halnya dengan menu Lihat, mempunyai tiga buah submenu, yaitu: a. Titik Kecelakaan, yaitu untuk menambah ke dalam database, titik kecelakaan yang baru. b. SPK, yaitu untuk menambah SPK yang ingin ditempatkan di wilayah Jakarta Selatan (sesuai dengan persyaratan yang ada). c. Update Kondisi SPK, yaitu merubah kondisi SPK sehingga informasinya up-to-date. 5. Menu Informasi Memiliki dua buah submenu, antara lain: a. Info Programmer, yaitu informasi mengenai penulis. b. Info Program, yaitu informasi yang disediakan penulis yang berfungsi untuk membantu pengguna dalam mengerti lebih baik cara pemakaian aplikasi yang bersangkutan.
65
Gambar 3.6 Rancangan Hierarki Menu Utama
66
Gambar 3.7 STD Menu Utama
67
Gambar 3.8 STD Saran Pemasangan SPK
Gambar 3.9 STD Proses Simpan
68
Gambar 3.10 STD Proses Keluar
Klik “SPK” Tampil Dialog Box “Masukkan Lokasi”
Menunggu Hasil Masukan Lokasi
Klik X Atau Menekan Cancel
Ketik Koordinat (x,y) Atau Ketik Nama Kecamatan
Kembali ke “Menunggu Pilihan”
Menunggu Penekanan Tombol OK
Gambar 3.11 STD Proses Lihat SPK
69
Klik “Titik Kecelakaan” Tampil Dialog Box “Masukkan Lokasi”
Menunggu Hasil Masukan Lokasi
Klik X Atau Menekan Cancel
Ketik Koordinat (x,y) Atau Ketik Nama Kecamatan
Kembali ke “Menunggu Pilihan”
Menunggu Penekanan Tombol OK
Gambar 3.12 STD Proses Lihat Titik Kecelakaan
Gambar 3.13 STD Proses Zoom
70
Gambar 3.14 STD Proses Tambah SPK
71
Klik “Titik Kecelakaan” Tampil Dialog Box “Entri Titik Kecelakaan”
Kembali ke “Menunggu Pilihan”
Klik X Atau Menekan Cancel
Menunggu Hasil Entri Lokasi Kecelakaan
Mengisi Field-Field Pada Entri Titik Kecelakaan
Klik X Atau Menekan Cancel
Klik OK Pada Hasil Analisa dengan Status Belum Perlu Pemasangan SPK
Menunggu Penekanan Tombol OK
Menunggu Hasil Analisa Layak Pasang SPK
Klik OK Pada Hasil Analisa dengan Status Perlu Pemasangan SPK
Gambar 3.15 STD Proses Tambah Titik Kecelakaan
72
Gambar 3.16 STD Login Username dan Password
Klik Update Kondisi SPK Tampil : dialog box “Update Kondisi SPK“
Menunggu Pilihan SPK Klik Cancel Menunggu Pilihan Klik Kembali
Klik OK Tampil : “Konfirmasi Data SPK yang dipilih”
Menunggu Pilihan
Klik OK Tampil : “Pilih Kondisi”
Menunggu Pilihan
Klik Update
Gambar 3.17 STD Update Kondisi SPK
73 3.8 Perancangan Layar
Gambar 3.17 Perancangan Layar Login Username
Gambar 3.18 Perancangan Layar Login Password
74
Gambar 3.19 Perancangan Layar Tampilan Menu Utama
Gambar 3.20 Perancangan Layar Menu Dokumen
75
Gambar 3.21 Perancangan Layar Saran Pemasangan SPK
Gambar 3.22 Perancangan Layar Simpan
76
Gambar 3.23 Perancangan Layar Keluar
Gambar 3.24 Perancangan Layar Menu Zoom
77
Gambar 3.25 Perancangan Layar Menu Lihat
Gambar 3.26 Perancangan Layar Menu Pilih Lokasi untuk Lihat Titik Kecelakaan
78
Gambar 3.27 Perancangan Layar Add Event Theme untuk Lihat SPK
Gambar 3.28 Perancangan Layar Menu Tambah
79
Gambar 3.29 Perancangan Layar Tambah SPK-Pilih Lokasi
Gambar 3.30 Perancangan Layar Entri SPK
80
Gambar 3.31 Perancangan Layar Tambah SPK-Hasil Analisa: Memerlukan SPK
Gambar 3.32 Perancangan Layar Entri SPK
81
Gambar 3.33 Perancangan Layar Tambah SPK-Hasil Analisa: Tidak Memerlukan SPK
Gambar 3.34 Perancangan Layar Entri Titik Kecelakaan
82
Gambar 3.35 Perancangan Layar Update SPK
Gambar 3.36 Perancangan Layar Menu Informasi
83
Gambar 3.37 Informasi Aplikasi
Gambar 3.38 Informasi Perancang
84 3.9 Spesifikasi Proses MODULE StartUp CALL MODULE “Login” Initiliaze Database Connection CALL MODULE “Menu” Initialize Map Data END MODULE
MODULE Login WHILE Username is NULL DISPLAY DIALOG BOX “Masukkan Username” GET Username WHILE Password IS NOT true DISPLAY DIALOG BOX “Masukkan Password” Get Password END WHILE END WHILE MODULE Menu DISPLAY MENU MainMenu (“Dokumen”,”Zoom”,”Lihat”,”Tambah”,”Informasi”) CASE of MainMenu “Dokumen”:
85 DISPLAY MENU Dokumen (“Saran Pemasangan SPK”,”Simpan”,”Keluar”) CASE of Dokumen “Saran Pemasangan SPK”: CALL MODULE “Saran Pemasangan SPK” “Simpan”: CALL MODULE “Simpan” “Keluar”: CALL MODULE “Keluar” END CASE “Zoom”: DISPLAY MENU “Zoom” (“1 : 120,000”,” 1 : 80,000”,” 1 : 40,000”) Case of Zoom “1 : 120,000”: CALL MODULE “1 : 120,000” “1 : 80,000”: CALL MODULE “1 : 80,000” “1 : 40,000”: CALL MODULE “1 : 40,000” “Lihat”: DISPLAY MENU “Lihat” (“Data Jalan”,”SPK”) CASE of Lihat “Data Jalan”:
86 CALL MODULE “Data Jalan” “SPK”: CALL MODULE “SPK” END CASE “Tambah”: DISPLAY MENU “Tambah” (“Tambah Titik Kecelakaan”, “Tambah SPK”) CASE of Tambah “Tambah Titik Kecelakaan”: CALL MODULE “Tambah Titik Kecelakaaan” “Tambah SPK”: CALL MODULE “Tambah SPK” END CASE “Informasi” DISPLAY MENU “Informasi” (“Informasi Program”,”Informasi Perancang”) CASE of Informasi “Informasi Program” CALL MODULE “Informasi Program” “Informasi Perancang” CALL MODULE “Informasi Perancang” END CASE END CASE
87 END MODULE
MODULE Simpan DISPLAY DIALOG BOX “Simpan” IF OK IS PRESSED THEN IF (Flag = 0) THEN CALL MODULE “Menu” ELSE IF (Flag = 2) THEN END APPLICATION END IF END IF ELSE Flag = 1 CALL MODULE “Menu” END IF END MODULE
MODULE Keluar DISPLAY DIALOG BOX “Keluar” IF OK button IS PRESSED THEN IF (Flag == 0) THEN END APPLICATION
88 ELSE IF (Flag ==1) THEN Flag = 2 CALL MODULE Simpan END IF END IF ELSE CALL MODULE “Menu” END IF END MODULE
MODULE 1 : 120,000 SET VIEW SCALE TO 1 : 120,000 DISPLAY VIEW PETA KECELAKAAN JAKARTA SELATAN END MODULE
MODULE 1 : 80,000 SET VIEW SCALE TO 1 : 80,000 DISPLAY VIEW PETA KECELAKAAN JAKARTA SELATAN END MODULE
MODULE 1 : 40,000 SET VIEW SCALE TO 1 : 40,000 DISPLAY VIEW PETA KECELAKAAN JAKARTA SELATAN
89 END MODULE
MODULE Data Jalan DISPLAY COMBO BOX “Pilih Lokasi” CASE of Pilih Lokasi Get “NamaJalan” Select NamaJalan from Table Titik Kecelakaan If (NamaJalan.selected == Null) DISPLAY DIALOG BOX “Tidak Ada Data Jalan” CALL MODULE “Menu” Else DISPLAY DIALOG BOX “Data Jalan” CALL MODULE “Menu” END CASE END MODULE
MODULE Lihat SPK DISPLAY DIALOG BOX “Add Event Theme” If (btnAddEventTheme.isClicked == True) Connect Database “SPK.dbf” Get ”Absis” Get “Ordinat” DISPLAY Theme SPK at (Absis, Ordinat)
90 Else CALL MODULE “Menu” END MODULE
MODULE Tambah Titik Kecelakaan DISPLAY DIALOG BOX “Entri Titik Kecelakaan” INPUT ALL FIELDS Entri Titik Kecelakaan IF OK button IS PRESSED THEN JumlahLaka = COUNT NoBerkas WHERE KodeJalan = GET KodeJalan IF (JumlahLaka >= 5) THEN DISPLAY DIALOG BOX “Hasil Analisa” IF OK button IS PRESSED THEN IF (KodeJalan == (SELECT KodeJalan from TableSaran where KodeJalan = GET KodeJalan)) THEN UPDATE JumlahLaka CALL MODULE “Tambah SPK” ELSE CALL MODULE “Tambah SPK” END IF ELSE ADD RECORD of KodeJalan, KodeKecamatan, JumlahLaka TO TableSaran
91 Saran ++ CALL MODULE “Menu” END IF ELSE DISPLAY DIALOG BOX “Hasil Analisa” IF OK button OR “X” sign IS PRESSED THEN CALL MODULE “Menu” END IF END IF ELSE CALL MODULE “Menu” END IF END MODULE
MODULE Tambah SPK DISPLAY DIALOG BOX “Pilih Lokasi” SELECT JumlahLaka from TableSaran FOR EACH KodeJalan IF (JumlahLaka >= 5) ADD KodeJalan, NamaJalan TO COMBO BOX “Pilih Lokasi Penempatan” Lokasi ++ END IF
92 END FOR IF Lokasi NOT NULL THEN DISPLAY COMBO BOX “Pilih Lokasi Penempatan” DO CALL MODULE “Entri SPK” Lokasi -UNTIL Lokasi = 0 CALL MODULE “Menu” ELSE DISPLAY DIALOG BOX “Hasil Analisa” END IF END MODULE
MODULE “Entri SPK” DISPLAY DIALOG BOX “Entri SPK” IF (ALL FIELDS of ENTRY SPK NOT NULL) ENABLE “OK” button ELSE DISABLE “OK” button END IF END MODULE
MODULE Saran Pemasangan SPK
93 DISPLAY DIALOG BOX “Saran Pemasangan SPK” FETCH DATABASE “TableSaran” DO IF ”Pasang” button IS PRESSED THEN CALL MODULE “Entri SPK” IF OK button IS PRESSED THEN DELETE RECORD CALL MODULE “Saran Pemasangan SPK” END IF ELSE IF “Close” button IS PRESSED THEN CALL MODULE “Menu” END IF END IF Saran-UNTIL (Saran == 0 || “CLOSE” button IS PRESSED) DISPLAY DIALOG BOX “Tidak Ada Saran Pemasangan SPK” END MODULE