BAB 3 ANALIS IS DAN PERANCANGAN S IS TEM
3.1
Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1
Sejarah Perusahaan Pada tanggal 26 Januari 1949 pesawat Dakota RI-001 “Seulawah” diterbangkan dari Calcutta menuju Rangoon untuk melaksanakan misi niaganya yang pertama kali. Itulah perusahaan pembawa bendera negara Republik Indonesia pertama yang mengudara di angkasa jagad raya. Peristiwa tersebut telah dijadikan sebagai hari lahirnya Garuda Indonesia yang baru dapat beroperasi pada tanggal 1 M aret 1950 dengan sejumlah pesawat yang diterima pemerintah Republik Indonesia dari perusahaan penerbangan KLM . Armada Garuda Indonesia yang pertama untuk melayani jaringan penerbangan di dalam negeri terdiri dari 20 pesawat DC-3/C-47 dan 8 pesawat jenis PBY – Catalina Amphibi. Untuk melebarkan sayapnya, Garuda kemudian mengadakan pembaruan armadanya yang tiba antara bulan Oktober 1950 dan Februari 1958 sehingga menjadi : DC 3/C-47 20
59
60
pesawat, Convair liner –240 8 pesawat, Convair liner- 340 8 pesawat, Convair liner – 440 8 pesawat, De Haviland Heron 14 pesawat. Jaringan penerbangan Garuda Indonesia kemudian diperluas meliputi seluruh wilayah Republik Indonesia kecuali Irian Jaya sedangkan ke luar negeri menjangkau kota – kota Singapura, Bangkok, dan M anila.
Disebabkan alasan teknis maka seluruh pesawat De
Haviland Heron di hapus dari kekuatan armada Garuda.
Selanjutnya
antara tahun 1960 dan 1966 Garuda Indonesia mendapatkan tambahan armadanya lagi berupa pesawat – pesawat bermesin jet seperti : Convair liner 990 A 3 pesawat, Lockheed Electra L188C 3 pesawat, Douglas DC-8-55 1 pesawat. Garuda semakin berkembang dan seluruh pesawatnya kemudian terdiri dari pesawat bermesin jet. Kekuatan armadanya berturut – turut ditambah dengan tipe – tipe pesawat seperti; Douglas DC-10, Boeing B747, Airbus A-300, dan A-330. Kegiatan Garuda lainnya adalah mengangkut ribuan jemaah haji setiap tahunnya. Selain itu Garuda Indonesia juga merupakan sarana angkutan bagi kunjungan resmi Kepala Negara ke berbagai negara. Sebagai perusahaan penerbangan pembawa bendera bangsa nasional, Garuda Indonesia berjuang sekuat tenaga dalam menegakkan citra bangsa dan negara melalui pelayanannya.
Kini jaringan
61
penerbangan Garuda Indonesia telah menjangkau seluruh wilayah Republik Indonesia, sedangkan keluar negeri meliputi kota – kota di benua Asia, Australia dan Eropa.
3.1.2
Visi dan Misi Visi dari PT. Garuda Indonesia adalah menjadi perusahaan penerbangan yang handal dengan menawarkan pelayanan berkualitas kepada
masyarakat
dunia
menggunakan
keramahan
Indonesia.
Sedangkan misi dari PT. Garuda Indonesia adalah sebagai perusahaan penerbangan pembawa bendera bangsa (flag carrier) Indonesia yang mempromosikan Indonesia kepada dunia guna menunjang pembangunan ekonomi nasional dengan memberikan pelayanan yang profesional dan pelayanan penerbangan yang menguntungkan.
3.1.3
Produk PT Garuda Indonesia merupakan Perusahaan Badan Usaha M ilik Negara (BUM N) yang bergerak pada industri jasa penerbangan / angkutan penerbangan. Sebagai Badan Usaha M ilik Negara (BUM N), PT Garuda Indonesia memiliki peran sebagai ”Flag Carrier” Negara Indonesia yaitu Perusahaan Penerbangan pembawa ”Bendera Bangsa”
62
(sebagai wakil negara).
Digunakan oleh Pemerintah untuk kegiatan
kenegaraan: kunjungan Kepala Negara, kegiatan kemanusiaan seperti : mengangkut bahan bantuan pada saat terjadi bencana nasional dan pengiriman tentara dalam rangka misi perdamaian dunia. Produk utama dari PT. Garuda Indonesia adalah layanan jasa penerbangan ”full service” yang mengangkut orang dan barang dari satu kota keberangkatan ke kota tujuan dalam waktu yang telah ditentukan, dikenal dengan layanan rute / flight schedule.
3.1.4
Kegiatan Usaha PT. Garuda bergerak di bidang jasa transportasi udara. Dalam satu bulan jumlah penerbangan Origin-Destination kurang lebih 6000 penerbangan.
Dalam tiga tahun terakhir rata-rata jumlah penumpang
berkisar antara 9,8 juta sampai 10 juta per tahun. Armada penerbangan PT. Garuda Indonesia saat ini berjumlah 65 pesawat yang terdiri dari beberapa tipe, yaitu :
4 unit Airbus A330-200
6 unit Airbus A330-300
12 unit Boeing 737-300
19 unit Boeing 737-400
63
5 unit Boeing 737-500
16 unit Boeing 737-800
3 unit Boeing 747-400
PT. Garuda Indonesia melayani penerbangan berdasarkan service area yang meliputi penerbangan domestik dan internasional. Service area untuk domestic meliputi Indonesia Bagian Barat (IBB) dan Indonesia Bagian Timur (IBT).
Sedangkan service area untuk
internasional meliputi JPK (Jepang dan Korea), South West Pacific (SWP), Europe (EUR), M iddle East (M EA), ASA (Asia).
3.1.5
S truktur Organisasi Pada PT. Garuda Indonesia terdapat beberapa unit direksi yang memiliki
tugas
dan
tanggung
jawab
terbentuklah sebuah struktur organisasi. organisasi PT. Garuda Indonesia.
masing-masing,
sehingga
Berikut ini adalah struktur
64
Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Garuda Indonesia.
65
3.1.6
Tugas dan Tanggung Jawab Tugas Direktur utama : •
M emimpin seluruh EVP (Executive Vice President).
•
M enawarkan visi dan imajinasi di tingkat tertinggi (biasanya bekerjasama dengan M D atau CEO)
•
M emimpin rapat umum, dalam hal: untuk memastikan pelaksanaan tata-tertib; keadilan dan kesempatan bagi semua untuk berkontribusi secara tepat; menyesuaikan alokasi waktu per item masalah; menentukan urutan agenda; mengarahkan diskusi ke arah konsensus; menjelaskan dan menyimpulkan tindakan dan kebijakan.
•
Bertindak sebagai perwakilan organisasi dalam hubungannya dengan dunia luar.
•
M emainkan bagian terkemuka dalam menentukan komposisi dari board dan sub-komite, sehingga tercapainya keselarasan dan efektivitas.
•
M engambil keputusan pada situasi tertentu yang dianggap perlu, yang diputuskan, dalam meeting-meeting.
•
memimpin dan mengkoordinasikan semua kegiatan Direktur Umum, Direktur Teknik dan cabang atau unit PDAM serta melakukan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan instansi terkait.
66
Tugas & Wewenang Direktur Umum •
M engkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan dibidang administrasi keuangan, kepegawaian dan kesekretariatan.
•
M engkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pengadaan dan peralatan perlengkapan.
•
M erencanakan dan mengembangkan sumber-sumber pendapatan serta pembelanjaan dan kekayaan perusahaan.
•
M engendalikan
uang
pendapatan,
hasil
penagihan
rekening
penggunaan air dari langganan. •
M elaksanakan tugas-tugas yang diberikan Direktur Utama.
•
Dalam melaksanakan tugas-tugas Direktur Umum bertanggung jawab kepada Direktur Utama.
Tugas Manager IT •
Jaringan * M embantu dalam perencanaan dan pelaksanaan penambahan, penghapusan dan modifikasi utama untuk mendukung infrastruktur regional. * Implements keamanan jaringan di tingkat daerah yang ditetapkan *
oleh
Direktur
M engawasi administrasi dan
Keamanan pemeliharaan
perusahaan. infrastruktur
67
perusahaan,
dan
mengarahkan
lebih
yunior
Innovator
bila
diperlukan. * M engawasi administrasi perusahaan WAN.
•
Telephony * M engatur dan mengembangkan upgrade ke sistem telepon perusahaan di tingkat daerah.
* M engawasi semua perubahan telepon, termasuk untuk pengaturan tempat duduk routing.
•
Training & Lab Pemeliharaan
*
M engawasi administrasi dan
pemeliharaan
stasiun
komputer dan perusahaan software untuk program pelatihan dan Belajar
Studio
dan
menyediakan
diperlukan.
dukungan
tambahan
jika
68
•
Sistem Internal
* M engawasi masalah, sistem backup, pengarsipan, dan pemulihan bencana
dan
menyediakan
dukungan
ahli
bila
diperlukan.
* Bekerja dengan tim proyek untuk membantu menerapkan Sistem Internal.
•
Help Desk Administrasi
* M engawasi semua kegiatan divisi bantuan di tingkat daerah.
* Tanggap untuk isu meningkat help desk.
* M engawasi administrasi dan pemeliharaan perangkat lunak pelacakan kami.
* Berinteraksi dengan klien internal di semua tingkatan untuk membantu menyelesaikan masalah-masalah yang berhubungan dengan IT dan memberikan jawaban dalam waktu yang tepat.
69
•
Asset M anagement
* M embangun dan menjaga hubungan dan mengelola vendor pembelian produk perangkat keras dan perangkat lunak.
* M engatur pembelian dari semua perangkat lunak, perangkat keras dan perlengkapan TI lainnya di tingkat daerah.
* M emastikan bahwa aset perusahaan dipelihara secara bertanggung jawab.
Tugas Manager Marketing •
M engembangkan strategi penetapan harga, menyeimbangkan tujuan perusahaan dan kepuasan pelanggan.
•
M engidentifikasi,
mengembangkan,
dan mengevaluasi strategi
pemasaran, didasarkan pada pembentukan pengetahuan tentang tujuan, karakteristik pasar, dan biaya dan faktor markup. •
Evaluasi aspek keuangan pengembangan produk, seperti anggaran, pengeluaran, penelitian dan pengembangan peruntukan, dan returnon-investasi dan proyeksi laba-rugi.
•
M erumuskan, mengarahkan dan mengkoordinir kegiatan pemasaran dan kebijakan untuk mempromosikan produk dan layanan, bekerja dengan iklan dan promosi manajer.
70
•
Langsung perekrutan, pelatihan, dan evaluasi kinerja pemasaran dan penjualan staf dan mengawasi kegiatan sehari-hari mereka.
•
Negosiasikan
kontrak
dengan
vendor
dan
distributor
untuk
mengelola distribusi produk, membangun jaringan distribusi dan mengembangkan strategi distribusi. •
Berkonsultasi
dengan
personil
pengembangan
produk
pada
spesifikasi produk seperti desain, warna, dan kemasan. •
M engkompilasi daftar produk atau layanan yang menggambarkan persembahan.
•
Gunakan peramalan penjualan dan perencanaan strategis untuk memastikan penjualan dan profitabilitas produk, baris, atau jasa, menganalisis perkembangan bisnis dan pemantauan tren pasar.
•
Pilih produk dan aksesoris yang akan ditampilkan pada perdagangan atau menunjukkan produksi khusus.
•
Berunding dengan staf hukum untuk menyelesaikan masalah, seperti pelanggaran hak cipta dan royalti berbagi dengan produsen dan distributor di luar.
•
M engkoordinasikan dan berpartisipasi dalam kegiatan promosi dan pameran dagang, bekerja sama dengan pengembang, pengiklan, dan manajer produksi, untuk memasarkan produk dan jasa.
71
•
M enasihati bisnis dan kelompok-kelompok lain di lokal, nasional, dan internasional faktor yang mempengaruhi pembelian dan penjualan produk dan jasa.
•
Lakukan penelitian pasar dan menganalisis temuan mereka.
•
Berkonsultasi dengan personil membeli untuk mendapatkan nasihat mengenai jenis produk atau jasa diharapkan permintaan.
•
M elakukan survei ekonomi dan komersial untuk mengidentifikasi pasar potensial bagi produk dan jasa.
Tugas EVP Financial Services •
M engkoordinir perumusan Strategi Jangka Panjang sebagai dasar perumusan Rencana Kerja dan Anggaran perusahaan (RKAP) dengan bekerja sama dengan Direksi lainnya.
•
M emberlakukan langkah-langkah yang dapat mengurangi dan menanggulangi berbagai jenis risiko finansial yang dapat dihadapi oleh perusahaan dengan berkoordinasi dengan Direksi lainnya.
•
M emastikan agar seluruh unit usaha dan wilayah kerja perusahaan mematuhi policy dan standard operating procedure (SOP) keuangan yang berlaku untuk masing-masing fungsi sesuai dengan rencana yang telah disetujui (business units oversight).
•
M embangun sinergi dan berusaha mencapai hasil bisnis yang optimal dari pelaksanaan seluruh usaha perusahaan.
72
•
M emastikan ketersediaan dana operasional yang dibutuhkan oleh perusahaan
untuk
kegiatan
operasional
sehari-hari,
dengan
melakukan koordinasi erat dengan para pimpinan unit usaha. •
M emastikan konsolidasi keuangan yang akurat dan tepat waktu untuk keperluan pelaporan kepada Direksi dan Komisaris Perusahaan
Tugas staff IT :
1.
Hardware: merakit, troubleshoot, minta penawaran harga, beli peripheral.
2.
Software: instal, maintenance, dan update.
3.
Jaringan: merancang, memasang kabel, bikin server, pasang koneksi internet, maintenance jaringan intranet/internet n server.
4.
Sistem Informasi: menganalisis sistem, bikin situs, hosting, admin web, milis, editorial Internet.
5.
Kebijakan Pengembangan: merancang program pengembangan, presentasi, survei.
6.
Pengembangan SDM : memberi pelatihan, bikin panduan.
7.
Administrasi: laporan pertanggungjawaban, operator web.
73
3.2
Proses Bisnis yang Berhubungan Dengan Seat Load Factor Seat Load Factor (SLF)
merupakan salah satu ukuran yang
dipergunakan oleh Perusahaan untuk mengukur kinerja, memprediksi profit, mengevaluasi kondisi rencana (planning) dengan aktual (on board).
Gambar 3.2 Flow Chart Proses Bisnis Penerbangan Proses bisnis pada PT. Garuda Indonesia dimulai dari pelanggan yang melihat jadwal penerbangan yang sudah dipublikasikan oleh PT. Garuda Indonesia. Lalu penumpang akan memilih jadwal penerbangan yang ada. Lalu akan ada tiga pilihan kegiatan yang dilakukan penumpang berikutnya, yaitu
74
1. Penumpang akan melakukan pembukuan 2. Penumpang akan melakukan ticketing atau pembelian tiket 3. Penumpang langsung melakukan check-in 1. PEM BUKUAN
Gambar 3.3 Flow Chart Pembukuan
75
Proses bisnis dimulai dari pengecekan inventory. Apakah masih ada kapasitas untuk pembelian tiket atau tidak.
Jika masih ada kapasitas yang
tersedia, bagian reservasi dan ticketing akan melakukan pembukuan dan membuat PNR. PNR adalah nomor booking. Jika penumpang sudah memiliki PNR dan PNR tersebut tidak melewati batas waktu yang diberikan, maka penumpang akan melanjutkan ke proses ticketing atau pembelian tiket. Jika PNR yang dimiliki penumpang ternyata sudah melewati batas waktu yang diberikan, maka PNR tersebut akan dibatalkan dan sistem inventory akan melakukan penambahan pada bagian inventory. Dan proses selesai. Jika diawal proses pembukuan ternyata kapasitas pada inventory tidak tersedia, maka penumpang harus memilih apakah ingin tetap melakukan pembukuan atau tidak. Jika penumpang tetap akan melakukan pembukuan, penumpang akan dimasukkan ke dalam waiting list dan dapat melakukan proses check-in.
Jika penumpang tidak ingin melakukan pembukuan, proses yang
dilakukan telah selesai.
76
2. TICKETING
Gambar 3.4 Flow Chart Ticketing Dalam proses ticketing ini, bagian reservasi dan ticketing akan membuat tiket dan penumpang mendapatkan tiket penerbangan lalu melanjutkan ke proses check-in.
77
3. CHECK-IN
Gambar 3.5 Flow Chart Check-In Proses check-in dimulai dari bagian reservasi dan ticketing yang mengecek status dari tiket yang dimiliki oleh penumpang. Jika statusnya sudah OK, maka bagian DCS (Departure Control System) akan menyimpan data check-in yang kemudian akan menjadi data flown.
Data flown adalah
kumpulan data check-in penumpang yang nantinya akan digunakan untuk penghitungan SLF.
78
Sedangkan jika status dari tiket penumpang ternyata tidak OK, maka akan dilakukan pengecekan kapasitas lagi. Jika kapasitas tersedia, maka bagian DCS akan menyimpan data check-in yang kemudian akan menjadi data flown. Jika kapasitas tidak tersedia, maka prosesnya selesai. Penghitungan SLF menggunakan data RPK (Revenue Passenger Kilometres) dan ASK (Availability Seat Kilometres). Perhitungan SLF mempergunaan formula sebagai berikut : SLF = ( RPK / ASK ) * 100 % Contoh perhitungan SLF : Sebuah penerbangan ( flight number ) dengan pesawat Airbus 330-200 menempuh jarak 12.500 km mempunyai kapasitas tempat duduk sebanyak 253. Pada hari penerbangan, jumlah tempat duduk yang terisi sebanyak 237. ASK dari penerbangan tersebut : 253 * 12.500 = 3.162.500 RPK dari penerbangan tersebut : 237 * 12.500 = 2.962.500 SLF dari penerbangan tersebut : ( 2.962.500 / 3.162.500 ) * 100 % = 93.68 %
79
Ketentuan (rule) yang berlaku dalam perhitungan SLF adalah ketentuan tinggi rendahnya nilai SLF. SLF
Range
Keterangan Warna
SLF memenuhi target
70-100
Hijau
SLF kurang memenuhi target
50-69
Kuning
SLF jauh tidak memenuhi target
0-49
M erah
Tabel 3.1 Rule SLF
80
3.3
Analisis Sistem yang Berjalan
Gambar 3.6 Flow Chart SLF
81
Saat ini untuk penghitungan SLF mempergunakan sistem komputer yang berjalan secara stand alone. Data didapat dari PT. ASI (Aero Sistem Indonesia) untuk perhitungan SLF, lalu di-generate dengan
sistem ARGA dua hari setelah penerbangan
berlangsung. Sistem ARGA menggunakan mesin IBM R-26 dengan operating sistem Transaction Processing Facility dan database menggunakan TPF-DF. Dengan menggunakan FTP Pro, Aero C mengirimkan data ke Server PT.Garuda Indonesia. Data yang didapatkan dalam bentuk ASCII kemudian akan diubah ke bentuk text file.
Dengan menggunakan metode batch.
M etode yang
dilakukan adalah dengan metode batch yaitu metode yang akan menyimpan data ke sebuah text file. Kemudian Staff Niaga men-download data yang diinginkan dalam bentuk M icrosoft Excel. Karena jumlah penerbangan satu bulan kurang lebih 6000 penerbangan, M icrosoft Excel tidak mampu menyimpan data lebih dari satu tahun. Oleh karena itu data tersebut kemudian disimpan di M icrosoft Access yang memiliki kapasitas penyimpanan data yang lebih besar. Untuk menghasilkan laporan, Staff Niaga harus mengirim data di M icrosoft Access ke M icrosoft Excel, kemudian membuat laporan dengan tampilan yang sedemikian membutuhkan.
rupa untuk diberikan kepada divisi yang
Jenis-jenis laporan yang dibuat bermacam-macam sesuai
kebutuhan, seperti laporan SLF berdasarkan bulan, waktu dan service, waktu
82
dan flight number, ada pula laporan SLF untuk mengetahui SLF yang tidak mencapai 50 persen menurut rute dan flight number, dan lain sebagainya. Informasi mengenai S LF diperlukan oleh: •
Direktur Niaga dan seluruh EVP (Executive Vice President) untuk melihat performance PT.Garuda Indonesia.
•
Finance (WL) untuk melihat cash flow yang berjalan.
•
Network (CN) untuk menganalisis apakah diperlukan adanya penambahan rute.
•
Revenue Management (RZ) untuk menjalankan tugasnya yang berhubungan dengan perbandingan data aktual dan planning.
3.4
Permasalahan yang Dihadapi Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang kami lakukan, dapat dikatakan bahwa data-data hasil Seat Load Factor didapatkan dua hari setelah penerbangan. Data-data ini disimpan dalam bentuk Excel. Dalam penyimpanan ini tidak terdapat ketentuan-ketentuan untuk mengantisipasi adanya data yang sama ataupun berulang. Setiap bagian yang telah mengakses data ini dapat mengubah nilai-nilai yang sudah ada pada tabel. Oleh karena itu, data yang ada redundant dan tidak terintegrasi.
83
M asalah berikutnya yang juga terjadi adalah eror yang tidak bisa dilihat karena tidak memiliki control data. Hal ini membuat staff harus bekerja 2 kali. Jika terjadi eror, mereka harus mengecek ulang dimana letak erornya. Contoh erornya adalah SLF = 200%. Hal ini tidak mungkin terjadi karena perhitungan dalam persentase paling tinggi adalah 100%. M asalah berikutnya adalah staff harus memasukkan jarak secara manual untuk menghitung ASK dan RPK. Jika terdapat rute baru, Staff Niaga harus memasukkan nilai jarak secara manual karena data jarak belum tersimpan di dalam database.
3.5
Analisis Kebutuhan Sistem Terhadap Sistem Berjalan •
M enyajikan struktur cube yang memudahkan Staff Niaga untuk menghasilkan laporan yang diinginkan.
•
M enyajikan laporan-laporan yang telah terorganisasi sedemikian rupa dalam menampilkan nilai SLF per service area, per aircraft type dan per rute.
•
M enampilkan laporan dengan bentuk diagram / chart, tabel-tabel yang mudah dilihat, dibaca, dan dimengerti.
84
Untuk mendapatkan hasil analisis diatas, diperlukan analisis terhadap Entity Relational terhadap data – data yang ada sehingga dapat menampilkan bentuk laporan yang dibutuhkan. Berikut Entity Relational yang dianalisis untuk menentukan dimensi-dimensi apa saja yang dibutuhkan.
Gambar 3.7 Entity Relational
85
3.6
Pemecahan Masalah Setelah menganalisis kebutuhan user akan informasi dan permasalahan yang dihadapi, maka pemecahan masalah yang diusulkan adalah: • M embangun cube yang tepat untuk menyimpan data sehingga data yang ada terintegrasi dan dapat digunakan oleh berbagai divisi • M embangun sebuah aplikasi Business Intelligence berupa dashboard dengan menggunakan SAP BW dan Database menggunakan Oracle yang dapat menghasilkan laporan yang dinamis yang dapat diakses secara online oleh divisi yang membutuhkan.
3.7
Perancangan 3.7.1
Penentuan Karakteristik dan Key Figure dalam Info Object 1. Perancangan Infoarea Infoarea yang kami rancang memiliki kode ZSLF 2. Penentuan InfoObject a) InfoObject bertipe Characteristic
86
No.
InfoObject Code
Type
Length
Descripton
1.
ZSLFACTP
Char
6
Aircraft Type
2.
ZSLFPKRG
Char
6
PK Register
3.
ZSLFFLTNO
Char
4
Flight Number
4.
ZSLFCLSTP
Char
1
Class Type
5.
ZSLFSCLS
Char
1
SubClass Type
6.
ZSLFSVCA
Char
10
Service Area
7.
ZSLFSVCC
Char
3
Service Category
8.
ZSLFROUTE
Char
15
Rute
9.
ZSLFLEG
Char
7
Leg
10.
ZSLFOD
Char
7
OriginDestination
11.
ZSLFSTTN
Char
3
Station
12.
ZSLFBGNDT
Datetime
-
Departure Date
13.
ZSLFENDDT
Datetime
-
Arrival Date
14.
ZSLFDPTTM
Datetime
-
Departure Time
87
15.
ZSLFARLTM
Datetime
-
Arrival Time
Tabel 3.2 InfoObject tipe Characteristic b) InfoObject bertipe Key Figures No.
InfoObject Code
Type
Descripton
1.
ZSLFDIS
Integer
Distance
2.
ZSLFFREQ
Integer
Frequency
3.
ZSLFPLANF
Integer
Plan First Class
4.
ZSLFPLANC
Integer
Plan C
5.
ZSLFPLANY
Integer
Plan Y
6.
ZSLFACTF
Integer
Actual First Class
7.
ZSLFACTC
Integer
Actual C
8.
ZSLFACTY
Integer
Actual Y
Tabel 3.3 InfoObject tipe Key Figures 3.
Penentuan Atribut
Karakteristik
Atribut
Aircraft Type
ZSLFPLANC
88
ZSLFPLANY ZSLFPLANF Flight Number
ZSLFBGNDT ZSLFENDDT ZSLFROUTE Tabel 3.4 Atribut
3.7.2
Penentuan Dimensi dalam Info Cube Tabel Dimensi yang akan dibuat dalam Info Cube:
Dimensi
Keterangan
Data Package Unit Time
Day, M onth, Year, Week
Key Figures
Plan C Plan Y
89
Actual C Actual Y Frekuensi Distance Dimensi tambahan
Flight number Departure Date Origin Destination
Navigation Atribut
Aircraft Type Leg Route Service Area Service Category Tabel 3.5 Dimensi
90
3.7.3
Star Schema Dibawah ini merupakan star schema dari aplikasi Business Intelligence yang kita buat. Terdiri dari 8 dimensi, yaitu Service Dimension, Flight Dimension, Time Dimension, Leg Dimension, Route Dimension, Origin Dimention, Aircraft Dimension, dan Destination Dimension. Dan di bagian tengah merupakan Fact Table dari Penerbangan yang diberi nama Flight Fact Table yang berisi Foreign Key dari masing-masing dimensi.
Gambar 3.8 Star Schema
91
3.7.4 Proses ETL
Gambar 3.9 Proses ETL Ekstrak
Transfer
dan
Load
(ETL)
adalah
suatu
proses
meloading/memasukan data yang berasal dari sumber data dalam format tertentu
92
(Flat File, Database) kedalam suatu target didalam sistem BI-SAP seperti info object (Characteristic atau Keyfigures), InfoCube. Text file (.CSV) akan diupload menggunakan package. Package tersebut secara default berisi 50.000 data. Dan ODS (Object Data Source) yang digunakan
untuk
tempat
communication structure.
penyimpanan
data.
Lalu
akan
dibangun
Communication structure ini digunakan untuk
menentukan field pada .CSV tersebut akan berpasangan dengan infoObject apa. Setelah itu akan dapat dipilih 2 langkah penempatan ETL: 1.
Jika target adalah InfoObject, pada pembentukannya akan ada 3
pilihan : a. Transaction. Transaction dipilih untuk pembentukan Info Cube. b. M aster data with atribut. M aster data ini dipilih jika InfoObject yang dibentuk memiliki atribut. c. M aster data with text. InfoObject akan digunakan sebagai dimensi pada InfoCube. Ada 3 dimensi yang menjadi default dari SAP, yaitu time, unit dan data package. 2.
Jika InfoObject adalah sebagai atribut dari suatu InfoObject,
untuk menjadikannya dimensi maka navigasi dari InfoObject tersebut harus diaktifkan.
93
Lalu CM akan membuat query menggunakan Query Analyzer. Dan dilanjutkan dengan pembuatan aplikasi antar muka dengan WAD (Web Application Design).
3.7.5
Perancangan Dashboard Ini merupakan halaman utama. Pada halaman ini terdapat beberapa menu di kolom sebelah kanan. Setiap user bisa mengklik link tersebut dan akan terhubung ke halaman lain sesuai dengan judul. Di kanan atas terdapat tanggal dan jam sesuai server. Pada halaman utama ini terdapat juga tampilan befupa gambar Gauge performa total SLF dan grafik dan tabel SLF per bulan dan per minggu.
94
Gambar 3.10 Halaman Layar Utama (Home)
95
Pada halaman ini akan ditampilkan grafik dan tabel SLF Top 10 per rute. Terdapat juga tanggal dan jam server dibagian pojok kanan atas. Apabila akan kembali ke menu home, user tinggal meng-klik menu home.
Gambar 3.11 Halaman Layar Top 10
96
Pada halaman ini akan ditampilkan grafik dan tabel laporan vs Budget SLF bulanan sesuai dengan pilihan kolom sebelah kiri (per service, per rute). Terdapat juga tanggal dan jam server dibagian pojok kanan atas. Apabila akan kembali ke menu home, user tinggal meng-klik menu home.
Gambar 3.12 Halaman Layar Perbandingan Laporan dan Budget
97
Pada halaman ini akan menampilkan grafik dan tabel laporan SLF per rute sesuai dengan pilihan yang ada di kolom sebelah kiri (total, mingguan, bulanan). Dan pada bagian atas terdapat drop down list yang berfungsi untuk user memilih tahun dan bulan serta rute tertentu yang diinginkan. Terdapat juga tanggal dan jam server dipojok kanan atas. Apabila akan kembali ke menu home, user tinggal meng-klik menu home.
Gambar 3.13 Halaman Layar Laporan SLF per rute
98
Pada halaman ini akan menampilkan grafik dan tabel laporan SLF per service sesuai dengan pilihan yang ada di kolom sebelah kiri (total, mingguan, bulanan). Dan pada bagian atas terdapat drop down list yang berfungsi untuk user memilih tahun dan bulan serta service tertentu yang diinginkan. Terdapat juga tanggal dan jam server dipojok kanan atas. Apabila akan kembali ke menu home, user tinggal meng-klik menu home
Gambar 3.14 Halaman Layar Laporan SLF per service
99
Pada halaman ini akan menampilkan grafik dan tabel laporan SLF per aircraft type sesuai dengan pilihan yang ada di kolom sebelah kiri (total, mingguan, bulanan). Dan pada bagian atas terdapat drop down list yang berfungsi untuk user memilih tahun dan bulan serta aircraft type yang diinginkan. Terdapat juga tanggal dan jam server dipojok kanan atas. Apabila akan kembali ke menu home, user tinggal meng-klik menu home.
Gambar 3.15 Halaman Layar Laporan SLF per aircraft type
100
Pada halaman ini akan menampilkan grafik dan tabel laporan SLF per Origin-destination sesuai dengan pilihan yang ada di kolom sebelah kiri (total, mingguan, bulanan). Dan pada bagian atas terdapat drop down list yang berfungsi untuk user memilih tahun dan bulan serta origin dan destination yang diinginkan. Terdapat juga tanggal dan jam server dipojok kanan atas. Apabila akan kembali ke menu home, user tinggal meng-klik menu home
Gambar 3.16 Halaman Layar Laporan SLF per Origin Destination
101
Pada halaman ini akan menampilkan grafik dan tabel laporan SLF Alert sesuai dengan pilihan yang ada di kolom sebelah kiri( per service, per rute, per origin-destination, dan per aircraft type). Terdapat juga tanggal dan jam server dipojok kanan atas. Apabila akan kembali ke menu home, user tinggal meng-klik menu home.
Gambar 3.17 Halaman Layar Laporan SLF Alert
102
3.7.6
Flow Chart Pemecahan Masalah
Gambar 3.18 Flow Chart Proses Aktivitas SLF setiap divisi
103
Bagian CN akan melakukan ETL pada RPP / budget yang telah dibuat. Lalu RPP tersebut akan terus mengalami ETL sampai pada hari-H pesawat akan berangkat. Setelah 2 hari, bagian CM akan melakukan ETL pada data transaksi (data actual) dari keberangkatan. Bagian CM ini juga akan menentukan role. Role ini digunakan untuk menentukan query apa saja yang dapat dilakukan oleh BO (branch office). Bagian CM juga akan membuat dan merancang query yang digunakan untuk menghasilkan report yang dibutuhkan. Query tersebut dapat berupa query static yang selalu harus dihasilkan dan query ad-hoc atau query yang terbentuk jika dibutuhkan. Lalu CM akan membuat report menggunakan WAD (Web Application Design) yang dibutuhkan oleh EVP atau VP. Bagian IT yang akan membuat role tersebut (dalam bentuk codingan). Bagian IT juga memantau kinerja system admin dan memonitor dan memaintain system yang sedang berjalan. Branch Office/BO juga dapat membuat query terbatas yang dibutuhkan. Query yang dapat dilakukan ditentukan oleh role yang dibuat oleh CN. EVP atau VP akan memonitor SLF melalui report yang dihasilkan oleh CM .