BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Jaringan Jaringan komputer adalah sebuah gabungan antara teknologi komputer dengan teknologi informasi dimana, dua komputer atau lebih yang bisa berbagi sumber yang dimiliki seperti informasi/data, media penyimpanan(harddisk) dan perangkat keras (printer/scanner).
Gabungan dari teknologi ini melahirkan
efektifitas dalam pekerjaan karena kemudahan dalam berbagi informasi dan data (Tanenbaum, 2011). Sehingga dengan adanya jaringan komputer, maka bebrapa komputer dapat saling bertukar infomasi satu dengan lainnya, yang dimana ini juga dapat meningkatkan efektifitas pekerjaan. Secara umum jaringan komputer sendiri digolongkan menjadi 5 jenis yaitu sebagai berikut (Tanenbaum, 2011) :
2.1.2 Klasifikasi Jaringan komputer 2.1.2.1 Berdasarkan luas jangkauan
•
Personal Area Network (PAN) Personal Area Network (PAN), jaringan komputer yang dibentuk oleh beberapa komputer dengan peralatan nonkomputer seperti handphone,mouse,printer yang jaraknya cukup dekat.
Gambar 2.1 Jaringan PAN
9
10
•
Local Area Network (LAN) Sejumlah komputer yang saling dihubungkan bersama di dalam satu area yang tidak begitu luas, seperti dalam sebuah kantor/gedung. Pada saat ini, LAN berbasis teknologi IEEE802.3 Ethernet yang memiliki transfer rate data 10,100, atau 1000Mbit/s. Selain teknologi Ethernet, teknologi 802.11b (atau biasa disebut Wi-fi) juga sering digunakan untuk membentuk LAN. Tempattempat yang menyediakan koneksi LAN dengan teknologi Wi-fi disebut hotspot. Pada LAN, setiap komputer dapat berkomunikasi dengan pengguna komputer lainnya dengan menggunakan aplikasi yang sesuai.
Gambar 2.2 Jaringan LAN dengan Wireless Network dan Switch (Tanenbaum, 2014)
•
Metro Area Network (MAN) Sebuah jaringan komputer yang areanya meliputi sebuah kota. Teknologi yang digunakan mirip dengan LAN, hanya saja dalam area dan komputernya lebih banyak. Jaringan TV Kabel merupakan salah satu contoh dari implementasi dari MAN, dimana menggunakan teknologi wire maupun wireless network. Wireless Man digunakan untuk menjangkau area yang sulit untuk kabel, salah satu contoh wireless network man adalaha WIMAX.
11
Jakarta
Tangerang
Bogor
Gambar 2.3 Jaringan MAN
•
Wide Area Network (WAN) Wide Area Network adalah jaringan komputer yang mencakup area yang cukup luas dari segi geografis. WAN dapat saja mencakup sebuah negara atau benua. Untuk menghubungkan kedua jarak yang berjauhan biasanya digunakan saluran telepon atau saluran komunikasi publik (umum). Contoh implementasinya adalah internet.
Jakarta
Jepang
Gambar 2.4 Jaringan WAN
•
Internet Internet juga sebuah jaringan komputer yang dimana jaringan yang mencakup seluruh dunia dan bisa dikatakan sebagai gabungan dari LAN, MAN, WAN. Orang yang terhubung dengan internet berarti terhubung ke semua komputer yang ada di dunia
12
yang juga terhubung dengan internet. Internet dapat dikategorikan sebagai WAN (Wide Area Network) yang bersifat khusus, hal yang membedakan WAN dengan Internet yaitu salah satunya protokol yang digunakan internet adalah TCP/IP.
Internet
MODEM
ROUTER
Gambar 2.5 Internet
2.1.2.2 Berdasarkan luas jangkauan (Behrouz A.Forouzan, 2007). •
Topologi Bus Topologi ini menggunakan sebuah kabel backbone dan setiap komputer tehubung secara langsung dengan kabel tersebut.
Gambar 2.6 Topologi Bus
13
•
Topologi Ring Topologi ini membuat semua workstation dan server terhubung
sehingga terbentuk sebuah pola lingkaran atau cincin. Tiap workstation ataupun server akan menerima dan melewatkan informasi dari satu komputer ke komputer lain.
Gambar 2.7 Topologi Ring
•
Topologi Star Topologi yang setiap workstation dihubungkan secara langsung ke hub
atau server.
Gambar 2.8 Topologi Star
14
•
Topologi Mesh Topologi mesh adalah suatu bentuk hubungan antar perangkat dimana setiap perangkat terhubung secara langsung ke perangkat lainnya yang ada di dalam jaringan.
Gambar 2.9 Topologi Mesh
2.1.3 Perangkat Jaringan 2.1.3.1 Media Transmisi Menurut jenisnya data transmisi dibagi menjadi 2 yaitu Guide Media dan Unguided media (Behrouz A Forouzan, 2007)
Gambar 2.10 Kelas Media Transmisi (Forouzan, B. A, 2014)
15
Guide Media Yang dimaksud dalam kategori guide media adalah perangkat yang mentrasnmisikan gelombang elektromagnetik (data) dengan menggunakan kabel /serat optik. (Behrouz A Forouzan, 2007) Jenis media Guide Transmisi: Twisted Pair (Forouzan, B. A, 2007:193) Ada dua macam bentuk kabel twisted pair, yaitu Shielded Twisted Pair (STP) yang memiliki selubung pembungkus dan Unshielded Twised Pair (UTP) yang tidak mempunyai selubung pembungkus. Sebenarnya, fungsi pembungkus ini adalah untuk mengurangi gangguan grounding dan interferensi gelombang dari luar. Beberapa karakteristik utama dari kabel twisted pair adalah: Merupakan sepasang kabel yang dililit satu sama lain yang betujuan untuk mengurangi interfensi listrik. o Kecepatan transmisi data 10 – 100 Megabyte persekon. o Memakai konektor RJ-11 atau RJ-45. o Membutuhkan hub atau switch untuk membangun jaringan LAN. o Mudah dalam pemeliharaan.
Gambar 2.11 UTP dan STP (Forouzan, B. A, 2014)
16
Coaxial (Forouzan, B. A, 2007:195) Jenis kabel yang menggunakan dua
buah
konduktor.
Kabel
ini
banyak
digunakan
untuk
mentransmisikan sinyal frekuensi tinggi, kini sudah jarang digunakan karena proses instalasi cukup sulit dan harganya cukup mahal. Beberapa karakteristik utama dari kabel koaksial adalah:
Tidak menggunakan hub atau switch dalam membangun jaringan LAN.
Sulit dalam pemeliharaan.
Gambar 2.12 Coaxial (Forouzan, B. A , 2014)
Fiber Optic (Forouzan, B. A, 2007:195)
Jenis kabel yang terbuat dari
bahan kaca / plastik, dimana fiber optic mentransmisikan cahaya, yang berasal dari laser atau LED dengan kecepatan tinggi dan jarak sangat jauh dibandingkan coaxial dan twisted pair.
Gambar 2.13 Fiber Optic (Forouzan, B. A , 2014)
17
Unguide Media Media yang mentransmisikan data tanpa menggunakan kabel, namun menggukan sinyal/gelombang radio.
Jenis media Unguide Transmisi: Wireless Network Sebuah jenis jaringan yang menggunakan gelombang radio untuk melakukan transmisi data, implementasinya bisa dilihat dari penggunaan internaet pada handhpone, laptop, tablet pc. Router Berfungsi untuk mengatur aliran dara dari satu jaringan ke jaringan lainnya, dengan adanya router maka arus data dari satu LAN dapat diisolasi artinya, tidak bercampur-campur dengan arus data LAN lain. Router lebih cerdas karena dapat membuat keputusan melewatkan atau menerima satu paket pada salah satu port ke port lain dalam jaringan yang berbeda. Router memiliki kemampuan routing, dimana Routing adalah kemampuan untuk mengetahui melalui jalur mana packet akan dikirim. Cara kerja router adalah sebagai berikut: Router bekerja dengan cara yang mirip dengan switch dan bridge. Perbedaannya, router merupakan penyaring atau filter lalu lintas data. Penyaringan dilakukan dengan menggunakan protocol tertentu. Router pada dasarnya merupakan piranti pembagi jaringan secara logikal bukan fisikal. Router dapat memilih jalan alternatif yang terbaik jika memang ada beberapa jalan untuk mencapai tujuan atau jika salah satu jalan ke tempat tujuan terputus karena sesuatu hal. Router bekerja pada lapisan physical, data link dan network layer, sehingga tidak dapat digunakan sembarangan.
Access Point Access Point merupakan perangkat yang digunakan dalam jaringan nirkabel. Perangkat ini berfungsi mengirimkan sinyal untuk menghubungkan end-device satu dengan yang lain. Perangkat ini biasanya dihubungkan dengan router melalui kabel. Cara kerja access point adalah sebagai berikut:
18
Access Point berfungsi sebagai Hub/Switch yang menghubungkan jaringan lokal dengan jaringan wireless, di access point inilah koneksi data/internet dipancarkan atau dikirim melalui gelombang radio, ukuran kekuatan sinyal juga mempengaruhi area coverage yang akan dijangkau, semakin besar kekuatan sinyal (ukurannya dalam satuan dBm atau mW) semakin luas jangkauannya. Cara kerja AP (Access point) dapat diumpamakan seperti cara kerja modem dalam mengirim dan menerima data, ke dan dari internet. Saat akan mengirim data, perangkat AP tadi akan berfungsi sebagai alat yang mengubah data digital menjadi sinyal radio. Lalu saat menerima, peralatan tadi berfungsi sebagai alat yang mengubah sinyal radio menjadi data digital yang bisa dimengerti dan diproses oleh komputer.
Hub Berfungsi untuk membagi sinyal data dari LAN Card dan sebagai penguat sinyal, Karena hub hanya bekerja menguatkan sinyal tanpa melakukan pemrosesan apapun, maka tiap-tiap port pada hub selalu merupakan bagian dari segmen jaringan (collision domain yang sama). Bekerja di OSI layer 2, Data Link Layer. Sehingga dia hanya bekerja tak lebih sebagai penyambung atau concentrator saja, dan hanya menguatkan sinyal di kabel UTP.
Repeater Repeater, bekerja pada layer fisik jaringan, menguatkan sinyal dan mengirimkan dari satu repeater ke repeater lain. Repeater tidak merubah informasi yang ditransmisikan dan repeater tidak dapat memfilter informasi. Repeater hanya berfungsi membantu menguatkan sinyal yang melemah akibat jarak, sehingga sinyal dapat ditransmisikan ke jarak yang lebih jauh.
Switch Switch adalah peralatan yang bekerja dalam jaringan berfungsi untuk memisahkan, meneruskan, dan menyebarkan frame berdasarkan alamat tujuan dari setiap frame. Switch bekerja pada data link layer (layer 2) dalam Open OSI model.
19
Switch memberikan segmentasi dari jaringan LAN menjadi beberapa collision domain. Setiap port dari switch merepresentasikan sebuah collision domain. Bekerja sebagai penyambung / concentrator dalam jaringan. Switch mengenal MAC Adressing shingga bisa memilih paket data mana yang akan di teruskan ke mana, dan switch ini digunakan sebagai repeater/penguat.
Berikut adalah 3 fungsi utama switch, yaitu:
•
Address Learning (mempelajari alamat) Proses ini adalah bagaimana switch dapat mendapatkan Mac Address dari perangkat yang terkoneksi dengan dirinya. Ketika paket frame sampai pada switch, ia akan mempelajari MAC Address pengirim dan memastikan alamat penerima paket tersebut.
•
Meneruskan / Menyaring Data Frame (forward / filtering) Forwarding pada switch merupakan suatu proses meneruskan paket frame dari salah satu port menuju port yang menjadi tujuan paket tersebut. Ketika salah satu host yang terhubung dengan salah satu port pada switch mengirimkan data frame, maka switch akan melakukan pengecekan pada port berapa Mac address tujuan dari data frame pada Mac address table.
•
Looping Avoidance (menghindari perulangan) Looping pada switch adalah saat dimana data yang dikirim hanya berputar pada port-port yang ada di switch. Kondisi looping ini dapat dicegah dengan menutup/memblok salah satu port yang terkoneksi. Sehingga data dapat sampai ke tujuan tanpa mengalami looping.
20
2.1.3.2 Konsep Networking Model OSI Layer dan TCP/IP Pada arsitektur jaringan komputer, terdapat lapisan-lapisan ( layer ) yang memiliki tugas spesifik dan memiliki protokol tersendiri. ISO (International Standard Organization) telah mengeluarkan suatu standar untuk arsitektur jaringan komputer yang dikenal dengan nama Open System Interconnection ( OSI ), yang memiliki 7 lapisan protokol yang menjalankan fungsi komunikasi antara 2 komputer. Sejarah TCP/IP dimulainya dari lahirnya ARPANET yaitu jaringan paket switching digital yang didanai oleh DARPA (Defence Advanced Research Projects Agency) dimana TCP/IP dikembangkan dengan mengacu pada model DoD (Departement of Defense), tidak seperti model OSI model DoD hanya memiliki empat layer, tapi tetap saja model DoD dapat berfungsi sebagaimana model OSI. Adapun perbandingan antara model OSI danTCP/IP (Tanenbaum,2011).
Model OSI Layer Tujuan utama dalam penggunaan osi adalah untuk membantu perancang jaringan untuk memamhami fungsi setiap layer yang berhubungan dengan aliran data. Standar ini dikembangkan untuk industri komputer agar komputer –komputer dari vendor yang berbeda dapat berkomunikasi (Behrouz A.Forouzan, 2011). OSI model terdiri dari 7 buah layer,yaitu :
•
Application Sebagai antar muka aplikasi dengan funsgionalitas jaringan, mengatur bagaimana sebuah aplikasi dapat mengakses jaringan dan kemudian membuat pesan-pesan peringatan. Contoh Protokolnya: FTP,SMPT,HTTP.
21
•
Presentation Bertanggung jawab bagaimana data dikonversi dan di format untuk transfer data. Contoh konversi format text ASCII untuk dokumen, .GIF dan .JPG untuk gambar layer ini membentuk kode konversi, translasi data, enkripsi dan konversi. Contoh Protokolnya: Seperti layanan worksatation (dalam Windows NT) dan juga Network Shell ( semacam Virtual Network Computing) (VNC) atau Remote Dekstop Protocol (RDP).
•
Session Mendefinisikan bagaimana koneksi dimulai, dipelihara dan diakhiri, agar dua aplikasi atau lebih dapat berjalan secara bersamaan. Contoh: ADSP (Apple talk data stream protocol),NETBIOS, SQL (Structured Query Language)
•
Transport Memiliki fungsi untuk memecah data menjadi paket-paket sehingga dapat disusun kembali pada sisi penerima dan juga membuat pemeberitahuan
bahwa
paket
diterima
dengan
sukses
(acknowledgement) dan mengirim ulang terhadap paket-paket yang hilang atau rusak pada saat pengiriman. Contoh protokol TCP,UDP
•
Network Menentukan alamat jaringan , dan rute yang harus diambil selama proses perjalanan pengiriman paket, membuat header untuk paketpaket, serta melakukan proses pendeteksian eror dan pengirman ulang paket yag eror. Contoh: IP,IPX,Routing
22
•
Datalink Menentukan bagaimana bit-bit data dikelompokkan menjadi format yang
disebut
sebagai
frame,
menyediakan
akses
ke
media
menggunakan MAC Address dan melakukan eror detection Contohya : Ethernet,Token Bus.
•
Physcical Bertanggung jawab atas proses data menjadi bit dan mentransfernya melalui media (seperti kabel) dan menjaga koneksi fisik antar system, menentukan tegangan,kecepatan,dan mengalirkan bit-bit antar device. Contoh: Bagaimana NIC dapat berinteraksi dengan media kabel / radio.
Model TCP/IP Awalnya TCP/IP digunakan pada jaringan ARPANET, namun sekarang telah menjadi sebuah standar protokol yang menopang berjalannya internet di dunia, berbeda dengan OSI yang memiliki 7 layer, TCP/IP hanya memiliki 4 layer (Behrouz A.Forouzan, 2011), yaitu:
•
Application Layer Sebagai interface (antarmuka) antara pengguna dengan data, pada lapisan ini terdapat semua aplikasi yang menggunakan protokol TCP/IP.
•
Transport Layer Berfungsi menyediakan komunikasi antara 2 host/komputer, dan menyediakan layanan pengiriman dari sumber ke tujuan. Protokol: TCP, UDP.
23
•
Internet Layer Memiliki fungsi untuk menyampaikan paket ke alamat yang tepat (routing dan addressing), dan juga menentukan rute terbaik yang akan dilewati oleh sebuah paket data. Protokol:ARP,ICMP,IP.
•
Network Interface Layer Layer paling bawah dari model TCP/IP, berfungsi membentuk frameframe yang akan dikirim ke media jaringan. Protokol:Ethernet,Token.
2.1.3.3 Perbadingan OSI layer dengan TCP/IP TCP/IP dikembangkan dengan hanya memiliki empat layer, tapi tetap saja dapat berfungsi sebagaimana model OSI. Adapun perbandingan antara model OSI dan TCP/IP dapat dilihat pada gambar dibawah berikut,
Gambar 2.14 OSI Model dan TCP/IP
Meski dalam jumlahnya berbeda, namun semua fungsi dari lapisan-lapisan arsitektur OSI telah terwakili dalam arsitektur TCP/IP.
24
Network Access Layer memilki fungsi yang sama dengan Data Link layer pada OSI. Lapisan ini mengatur pengirman frame-frame data pada media fisik yang digunakan. Lapisan ini biasanya memberikan pelayanan untuk mendeteksi dan koreksi kesalahan dari data yang ditransmisikan.
Internet Layer, mempunyai tugas bagaimana sebuah hubungan dapat terjadi antara dua pihak yang berada pada jaringan yang berbeda seperti Network Layer pada OSI. Pada jaringan Internet yang terdiri atas puluhan juta hingg ratusan ribu jaringan lokal, dan lapisan ini memiliki tugas untuk menjamin paket yang dikirimkan dapat menemukan tujuannya.
Transport Layer bertugas untuk melakukan pengiriman data diantara end to end host secara handal. Dalam arti menjamin bahwa informasi yang diterima pada sisi penerima adalah sama dengan informasi yang dikirimkan oleh pengirim.
Application Layer, bertugas untuk mendefinisikan aplikasiaplikasi yang dijalankan pada jaringan. Karena itu, terdapat banyak protokol pada lapisan ini, sesuai dengan banyaknya aplikasi TCP/IP yang dapat dijalankan. Contohnya adalah FTP(File Transfer Protocol) untuk transfer file, SMTP ( Simple Mail Transfer Protocol ) untuk pengiriman e-mail.
2.1.3.4 Protokol TCP/UDP Transmission Control Protocol (TCP) dan User Datagram Protocol (UDP) adalah 2 protokol yang terpenting dalam layer transport .
Transmission Control Protoc (TCP) Merupakan bagian dari protokol TCP/IP yang dimana berjalan bersama dengan IP untuk mengirmkan data, serta TCP bisa menjamin,
25
dikarenakan mengandalkan dua proses acknowledgement, yaitu retransmission dan sequencing (Behrouz A.Forouzan, 2007).
Transmission Control Protocol (TCP) memiliki karakteristik berikut: •
Reliable, data ditransfer ke tujuannya dibawah pengawasan pendeteksian kesalahan paket dan retransmisi.
•
Connection-oriented (berorientasi sambungan): Sebelum data dapat ditransmisikan antara dua host, dua proses yang berjalan harus melakukan sebuah hubungan (handshaking) untuk membuat sesi koneksi terlebih dahulu.
•
Full-duplex: Untuk setiap host TCP, koneksi yang terjadi antara dua host terdiri atas dua buah jalur, yakni jalur keluar dan jalur masuk. Header TCP berisi nomor urut (TCP sequence number) dari data yang ditransmisikan dan sebuah acknowledgment dari data yang masuk.
TCP biasa digunakan untuk koneksi yang membutuhkan keandalan tinggi seperti HTTP,telnet,FTP.
User Datagram Protocol (UDP) Salah
satu protokol lapisan transport TCP/IP yang mendukung
komunikasi yang tidak andal (unreliable), tanpa koneksi (connectionless) antara host-host dalam jaringan yang menggunakan TCP/IP. UDP tidak mengurus masalah penerimaan aliran data dan pembuatan segmen yang sesuai untuk IP (Behrouz A.Forouzan, 2007).
Karakteristik UDP •
Connectionless (tanpa koneksi): Pengirman pesan-pesan dikirimkan tanpa harus dilakukan proses negosiasi koneksi antara dua host yang hendak berukar informasi.
•
Unreliable (tidak andal): Pesan-pesan UDP akan dikirimkan sebagai datagram tanpa adanya nomor urut atau pesan acknowledgment.
26
Meski UDP kurang lebih bisa diandalkan, namun keadaan UDP biasa digunakan untuk transmisi broadcast, dan protocol SNMP.
2.2 Teori Khusus 2.2.1 Alamat IP Alamat IP adalah suatu bilangan yang secara unik mendefinisikan setiap host yang ada pada jaringan IP. Alamat IP terdiri dari 32-bit bilangan biner. Sebagai contoh,IP address dapat ditulis sebagai berikut: 11000000101010001000100000001010. Biasanya digunakan format notasi desimal bertitik (dotted-decimal notation) yang mengelompokkan 32-bit menjadi 4 kelompok yang masing-masing memiliki 8-bit (oktet atau byte) dan ditulis dalam bilangan decimal untuk mempermudah penulisan alamat IP. Dengan demikian, contoh di atas dapat ditulis menjadi
192.168.136.9.
Tujuan
penggunaan
alamat
IP
adalah
memungkinkan terjadinya komunikasi antar jaringan. Setiap ip address terbagi menjadi dua bagian: •
Network ID (netid) mengidentifikasikan di jaringan mana host komputer itu berada.
•
Host ID (hostid) mengidentifikasikan device spesifik pada jaringan yang berada pada jaringan yang ditunjukkan oleh Network ID.
Protokol IP menggolongkan alamat IP menjadi 5 kelas: A, B, C, D, dan E. seperti gambar dibawah ini:
Gambar 2.15 Kelas IP
27
Komponen penting dari IP addressing adalah subnet mask. Subnet mask adalah bilangan 32-bit) yang berguna untuk membantu router dalam membedakan antara bagian jaringan dan bagian host dari suatu ip. Secara lebih spesifik, router melaksanakan operasi AND antara ip address yang bersangkutan dengan subnet mask. Suatu subnet mask dapat dituliskan di posisi akhir setelah alamat ip. Sebagai contoh, suatu alamat 192.168.2.0 dengan subnet mask 255.255.255.0 dapat dituliskan menjadi 192.168.2.0/24 dimana 24 adalah jumlah bit 1 yang ada pada subnet mask. IP address di mana semua bit hostnya 0 digunakan sebagai network address (alamat jaringan). Dan IP address di mana semua bit hostid-nya adalah 1 digunakan sebagai broadcast address (alamat broadcast).
2.2.2 Subnetting Subnetting adalah pembagian suatu kelompok alamat IP menjadi beberapa network ID lain dengan jumlah host yang lebih kecil, yang disebut subnet (subnetwork). dan berguna untuk mengurangi kepadatan koneksi serta mengefisienkan alokasi IP address dalam sebuah jaringan supaya
bisa memaksimalkan
penggunaan IP address. Langkah-langkah untuk melakukan subnetting jaringan: •
Menentukan jumlah subnet dan subnetmasknya
•
Menentukan jumlah host tiap subnet
•
Menentukan network address untuk tiap subnet
•
Menentukan alamat broadcast untuk tiap subnet
•
Menentukan host – host yang valid untuk tiap subnet
Ada 2 metode yang digunakan dalam subnetting yaitu VLSM dan CIDR (Nur Ana, 2012) :
28
Metode CIDR Classless Interdomain Routing
(CIDR)
digunakan untuk
mempermudah penulisan notasi subnet mask agar lebih ringkas dibandingkan penulisan notasi subnet mask yang sesungguhnya. Untuk penggunaan notasi alamat CIDR pada classfull address pada kelas A adalah /8 sampai dengan /15, kelas B adalah /16 sampai dengan /23, dan kelas C adalah /24 sampai dengan /28. Subnet mask CIDR /31 dan /32 biasanya tidak pernah ditemukan dalam jaringan yang nyata. Berikut adalah contoh table CIDR class C:
Gambar 2.16 CIDR kelas C
Metode VLSM Variable Length Subnet Mask (VLSM) adalah pengembangan mekanisme subnetting. Pada metode VLSM subnetting yang digunakan adalah berdasarkan jumlah hostnya, sehingga akan semakin banyak jaringan yang akan dipisahkan. Tahapan perhitungan menggunakan VLSM IP address yang ada dihitung menggunakan CIDR selanjutnya baru dipecah kembali menggunakan VLSM. Setelah dilakukan perhitungan dapat dilihat subnet yang telah dipecah akan menjadi beberapa subnet lagi dengan mengganti subnetnya.
2.2.3 DHCP Dynamic Host Configuration Protokol (Tanenbaum, 2011) adalah
protokol jaringan yang memungkinkan sebuah perangkat
jaringan membagi konfigurasi IP address kepada komputer / perangkat yang membutuhkannya. Perangkat yang membagi konfigurasi IP
29
address (subnetmask,default gateway dan DNS Server) disebut DHCP server. Sedangkan komputer yang meminta IP address disebut DHCP Ciient. DHCP sendiri banyak diimpelementasikan pada hostpot untuk kebutuhan akses internet publik.
2.2.4 NDLC (Network Development Life Cycle) Tahapan pada Network Development Life Cycle (NDLC)
Gambar 2.17 Siklus NDLC (Internetworking Development & Design, 2009)
1. Analysis Tahapan awal untuk menganalisi permasalahan yang ada, keinginan dari user, dan menganalisa topologi jaringan atau kondisi jaringan yang sudah berjalan sebelumnya. Metode yang bisa digunakan pada tahap ini diantaranya: a. Wawancara: dilakukan dengan pihak terkait melibatkan dari struktur manajemen atas sampai ke level bawah / operator agar mendapatkan data yang konkrit dan lengkap. b. Survey langsung kelapangan (Observasi): pada tahap analisis juga biasanya dilakukan survey langsung kelapangan untuk
30
mendapatkan hasil sesungguhnya dan gambaran seutuhnya sebelum masuk ke tahap design. c. Kuisioner: adalah serangkaian pertanyaan tertulis, bertujuan mendapatkan tanggapan dr kelompok orang terpilih melalui wawancara pribadi atau melalui daftar pertanyaan.
2. Design Tahapan dimana dari data-data yang telah dikumpulkan sebelumnya dibuat sebuah design jaringan baru, untuk mengetahui kebutuhan apa saja yang dibutuhkan. Tahap Design ini akan membuat seperti gambar design topology jaringan interkoneksi yang akan dibangun, diharapkan dengan gambar ini akan memberikan gambaran seutuhnya dari kebutuhan yang ada. Atau design juga bisa berupa struktur topology, design akses data, design tata layout perkabelan, dan sebagainya yang akan memberikan gambaran jelas tentang project yang akan diperbarui. Misalnya perancangan jaringan baru setelah dilakukan perubahan (subnetting).
3. Simulation Prototype Membuat gambaran jaringan dalam bentuk simulasi dengan bantuan Tools khusus di bidang network seperti NS3, CISCO PACKET TRACER, NETSIM, dan lainnya, hal ini dimaksudkan untuk melihat kinerja awal dari jaringan yang akan dibangun dan sebagai bahan presentasi dan sharing dengan pengembang jaringan lainnya. Namun karena keterbatasan perangkat lunak dalam hal simulasi, banyak para perancang jaringan yang hanya menggunakan alat Bantu tools VISIO untuk membangun topology yang akan didesign.
4. Implementation Tahap ini adalah tahap penerapan semua yang telah direncanakan dan di design sebelumnya. Dalam implementasi networker’s akan menerapkan semua yang telah direncanakan dan di design sebelumnya. Dan implementasi merupakan tahapan yang akan menunjukan apakah berhasil /
31
gagalnya project yang akan dibangun dan ditahap inilah team work akan diuji saat dilapangan untuk menyelesaikan masalah teknis dan non teknis. Ada beberapa Masalah-masalah yang sering muncul pada tahapan ini, diantaranya ; o Jadwal yang kurang bisa disesuaikan o Perangkat pendukung dari vendor o Tim yang kurang beradaptasi o Masalah dana / anggaran dan perubahan kebijakan
2.2.5 Mikrotik Mikrotik merupakan sebuah sistem operasi dan perangkat lunak yang dapat digunakan untuk menjadikan sebuah komputer biasa menjadi router network yang andal. Komputer akan mencakup berbagi fitur yang dibuat untuk IP network dan jaringan wireless. Pekerjaan administrasi jaringan sendiri dapat menggunakan Windows Application (WinBox) secara grafis yang bisa diakses dengan membuka aplikasi winbox sendiri ataupun di web browser yang cukup memudahkan bagi penggunanya. Selain menggunakan WinBox mikrotik dapat dikonfigurasikan dengan perintah-perintah CLI (Command Line Interface).
Fitur yang dimiliki oleh mikrotik sendiri meliputi:
•
UserManager UserManager merupakan fitur AAA server yang dimiliki oleh Mikrotik. Sesuai kepanjangan AAA (Authentication, Authorization dan Accounting), UserManager memiliki DataBase yang bisa digunakan untuk melakukan autentikasi user yang login kedalam network yang telah dibuat, memberikan kebijakan terhadap user tersebut misalnya limitasi transfer rate, dan juga perhitungan serta pembatasan kuota yang akan dilakukan oleh user. UserManager dapat memudahkan pengguna mikrotik yang ingin membuat layanan internet publik secara luas, seperti hotspot-hotspot di cafe, mall, hotel dan sebagainya, dengan menggunakan UserManager
32
cukup membuat 1 account user, sehingga account user yang telah dibuat bisa digunakan atau diakses dari router-router Hotspot yang sudah dipasang sebelumnya.
Informasi service yang bisa kita simpan dalam database UserManager meliputi: o HotSpot users. o PPP (PPtP/PPPoE) users. o DHCP Lease. o Wireless AccessList. o RouterOS users.
•
Firewall Secara umum, firewall filtering biasanya dilakukan dengan cara mendefinisikan IP address, baik itu src-address maupun dst-address. Firewall dapat digunakan untuk melakukan blok komputer client yang memiliki ip tertentu
atau melakukan blok terhadap web tertentu
berdasarkan ip website tersebut. Firewall tidak hanya digunakan untuk melakukan blok client agar tidak dapat mengakses resource tertentu, namun juga digunakan untuk melindungi jaringan local dari ancaman luar, misalnya virus atau serangan hacker. Biasanya serangan dari internet dilakukan dari banyak IP sehingga akan sulit melakukan perlindungan hanya dengan berdasarkan IP. Dengan menggunakan firewall ada banyak cara filtering selain berdasarkan IP Addres, antara lain berdasarkan protocol, konten dan port.
33
2.3 Hasil Penelitian Sebelumnya
Sudah banyak penelitian yang berkaitan tentang perancangan jaringan dengan menggunakan subnetting. Penelitian yang telah dilakukan mengenai subnetting pada 10 tahun terakhir yaitu:
Dari penelitian sebelumnya disimpulkan, “Subnetting adalah pembagian jaringan besar menjadi sub-sub jaringan yang lebih
kecil.
Beberapa
alasan
yang
menyebabkan
suatu
organisasi
membutuhkan lebih dari satu jaringan lokal (LAN) yaitu, agar dapat mencakup seluruh organisasi. o Subnetting IP memberikan kemudahan dalam pemantauan lalu lintas jaringan sehingga berakibat unjuk kerja jaringan dapat dioptimalkan. o Subnetting IP memberikan kemudahan dalam proses pendesaianan jaringan.” (Imam A, 2008).
Penelitian yang telah dilakukan untuk menerapkan konsep desain sub jaring di Local Area Network (LAN). Konsep sub-jaringan yang digunakan untuk mengelola desain jaringan LAN komputer dibuat untuk meningkatkan kinerja jaringan agar dapat lebih berfungsi dengan optimal. Pada penelitian yang dilakukan, dijelaskan bahwa penggunaan alamat IP tanpa perencanaan yang baik dapat menimbulkan lalu lintas yang sulit untuk dipantau yang dapat menurunkan kinerja jaringan, masalah dalam manajemen jaringan, dan pemborosan alamat IP. Penelitian ini mengkaji skema pengalamatan IP address dengan menggunakan metode subnetting.
34