5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Vegetarian Mengubah gaya hidup merupakan salah satu hal yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan kesehatan. Gaya hidup yang dapat dirubah seperti intensitas olah raga, mengurangi minuman beralkohol dan mengubah diet mereka. Sekarang ini banyak orang yang telah mengubah diet mereka untuk meningkatkan kesehatannya. Salah satunya adalah diet vegetarian (Williams, 2009).
2.1.1. Tipe Vegetarian Menurut Fernandez dan Adams (2008), diet vegetarian terdiri dari berbagai jenis tipe. Vegan adalah orang yang hanya mengkonsumsi kacangkacangan, buah-buahan, sayur-mayur, padi-padian, dan biji-bijian. Tidak mengkonsumsi produk dari hewan seperti telur,susu,produk susu seperti keju,daging merah,daging unggas, dan makanan laut. Lacto-vegetarian yaitu orang yang mengkonsumsi susu, produk susu, kacang-kacangan, buah-buahan, sayur-mayur, padi-padian, dan biji-bijian. Mereka tidak mengkonsumsi telur, daging merah, daging unggas, ataupun makanan laut. Ovo-vegetarian yaitu orang yang mengkonsumsi telur, kacang-kacangan, buah-buahan, sayur-mayur, padipadian, dan biji-bijian. Mereka tidak mengkonsumsi susu, produk susu, daging merah, daging unggas, ataupun makanan laut. Lacto-ovo vegetarian yaitu orang yang mengkonsumsi susu, produk susu, telur, kacang-kacangan, buah-buahan, sayur-mayur, padi-padian, dan biji-bijian. Mereka tidak mengkonsumsi daging merah, daging unggas ataupun makanan laut. Pollo –vegetarian ,secara teknis diet ini tidak termasuk kedalam diet vegetarian, tetapi pada budaya populer disebut sebagai “vegetarian”. Mereka mengkonsumsi susu, produk susu, telur,kacang-kacangan, buah-buahan, padipadian, sayur-mayur, biji-bijian, dan daging unggas. Makanan laut dan daging merah tidak termasuk dalam diet ini. Pesco-vegetarian, secara teknis diet ini juga tidak termasuk kedalam diet vegetarian. Mereka mengkonsumsi susu, produk
Universitas Sumatera Utara
6
susu, telur, kacang-kacangan, buah-buahan, padi-padian, sayur mayur, biji-bijian, dan makanan laut. Daging merah dan daging unggas tidak dikonsumsi oleh penganut diet pesco-vegetarian (Fernandez & Adams, 2008).
2.1.2. Kelebihan Diet Vegetarian Menurut Williams (2009) diet vegetarian menurunkan resiko untuk menderita berbagai penyakit kronik seperti hipertensi, obesitas, penyakit jantung, stroke, dan beberapa tipe kanker. Hal ini disebabkan oleh karena diet vegetarian mempunyai kandungan lemak dan kolesterol yang lebih rendah, kandungan magnesium, kalium, serat dan phytochemical yang lebih tinggi dibanding dengan omnivora (American Dietic Association/ADA, 2009) Diet vegetarian menurunkan resiko terjadinya penyakit kardiovaskular dikarenakan mereka mempunyai kadar kolesterol total dan kolesterol LDL ( Low density Lipoprotein) 32% dan 44% lebih rendah dibandingkan dengan omnivora. Obesitas merupakan resiko utama untuk menderita penyakit kardiovaskular, sehingga indeks massa tubuh(IMT) yang lebih rendah pada vegetarian juga salah satu faktor untuk menurunkan terjadinya penyakit kardiovaskular. Selain itu, konsumsi gandum, kacang kedelai, dan kacang-kacangan lainnya yang lebih sering dikonsumsi para vegetarian juga mempunyai efek kardioprotektif. (Craig, 2009) Antioksidan dan phytochemical seperti phenol, isoflavon, merupakan kandungan zat yang tidak mempunyai nilai nutrisi tetapi berperan penting pada proses metabolisme tubuh. Phytochemical sering disebut sebagai nutraceuticals yaitu kandungan makanan yang memberikan keuntungan pada kesehatan. Beberapa peran phytochemical pada metabolisme tubuh adalah mendektosifikasi zat karsinogenik, menekan sintesis DNA (Deoxyribosa Nucleic Acid) dan protein, mencegah terbentuknya radikal bebas yang terlalu banyak. Oleh karena alasan inilah diet vegetarian dapat menurunkan resiko terjadinya kanker (Williams, 2009).
Universitas Sumatera Utara
7
Untuk mendapatkan variasi phytochemical pada diet dianjurkan untuk mengkonsumsi lima atau lebih makanan yang berbeda warna pada sayur dan buah. Sayuran berwarna merah seperti tomat mengandung likopen yang mencegah terjadinya kanker prostat. Warna biru atau ungu seperti terong mengandung antosianin yang menurunkan tekanan darah dan resiko penyakit jantung. Warna kuning atau orange seperti wortel mengandung karotenoid yang juga menurunkan resiko penyakit jantung. Warna hijau seperti brokoli mengandung sulforaphane yang mencegah terjadinya kanker. Warna putih atau coklat seperti bawang putih mengandung allicin yang dapat menurunkan kadar kolesterol (Williams, 2009). Menurut Craig (2009), orang yang memakan daging merah dalam jumlah banyak meningkatkan kejadian kanker hingga 60% dibanding dengan orang yang memakan dalam jumlah sedikit. Anak-anak dan remaja yang mengkonsumsi produk kacang kedelai seperti susu kedelai yang mengandung isoflavon mengurangi kejadian kanker payudara dan kanker kolorektal dikemudian hari.
2.1.3. KekuranganDiet Vegetarian Diet vegetarian merupakan diet yang sehat dan dapat menurunkan resiko berbagai penyakit, tetapi diet vegetarian juga dapat menyebabkan defisiensi kalori, lemak, mineral, vitamin, dan protein. (Williams,2009) Defisiensi kalori dapat terjadi karena diet vegetarian mempunyai kalori yang lebih rendah, tetapi hal ini dapat ditanggulangi dengan memakan makanan yang tinggi kalori seperti jagung, kentang, ubi, produk pasta, apulkat, kacangkacangan. Disisi lain, karena kandungan kalori yang rendah maka kadang kala diet vegetarian juga di pakai untuk orang yang ingin menurunkan berat badan atau untuk menjaga berat badan mereka. (Williams, 2009) Diet vegetarian kaya akan asam lemak omega-6, tetapi tidak kaya akan asam lemak omega-3. Pada diet vegetarian kadar Eicosapentaenoic acid (EPA) dan docosahexaenoic acid (DHA) lebih rendah dibandingkan dengan yang nonvegetarian. EPA dan DHA merupakan asam lemak yang penting untuk kesehatan kardiovaskular, selain itu juga untuk perkembangan mata dan otak. Walaupun EPA dan DHA dapat dikonversi oleh tubuh melalui asam linolenat, asam lemak
Universitas Sumatera Utara
8
omega-3 yang terdapat pada sayuran, tetapi hasilnya tidak signifikan. Konversi dari asam linolenat akan meningkat apabila kadar asam lemak omega-6 tidak terlalu tinggi. Sumber diet yang mengandung kadar asam linolenat adalah kacang walnut dan minyak canola (ADA, 2009). Kadar mineral seperti kadar zat besi, zinc, iodin, dan kalsium dapat mengalami defisiensi. Hal ini dikarenakan kandungan fitat dan oksalat yang terkandung pada sayuran dapat mengikat mineral tersebut sehingga tidak dapat diabsopsi oleh tubuh (Williams, 2009). Defisiensi mineral dapat dicegah dengan beberapa teknik pengolahan makanan seperti perendaman kacang-kacangan, dan roti yang beragi, hal ini dapat mengurangi kandungan fitat. Selain dengan teknik pengolahan makanan, mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin C juga dapat meningkatkan absopsi dari zat besi dan zinc. (ADA, 2009) Makanan yang mengandung zat besi dalam kadar tinggi adalah sayuran berdaun hijau, kacang-kacangan, kismis dan produk makanan yang telah di fortifikasi. Sedangkan zinc yang berperan untuk penyembuhan luka dapat diperoleh melalui produk kacang kedelai, biji-bijian, dan kacang-kacangan. Pada individual yang tidak mengkonsumsi sumber iodin seperti garam ber-iodin dan sayuran dari laut dapat menyebabkan defisiensi iodin karena kandungan iodin pada sayur-mayur hanya sedikit (ADA, 2009). Kalsium yang berperan penting untuk tulang dan gigi dapat diperoleh dari produk susu, brokoli, dan juga susu kedelai yang telah di fortifikasi kalsium (Fernandez& Adams, 2008). Defisiensi vitamin yang dapat terjadi pada vegetarian adalah defisiensi vitamin B12, karena vitamin ini tidak terdapat pada sayur-mayur. Vitamin B12 hanya terdapat pada produk hewani seperti daging, susu, produk susu dan ikan. Pada diet vegetarian tipe lacto-ovo vegetarian mungkin tidak akan mengalami defisiensi, tetapi pada vegetarian tipe vegan maka diperlukan vitamin B12. Vegetarian tipe vegan dapat memperoleh vitamin B12 dari susu kedelai yang difortifikasi atau dari suplemen. Jika seseorang tidak terpapar oleh sinar matahari, maka para vegetarian perlu mengkonsumsi suplemen vitamin D dan makanan yang difortifikasi, karena vitamin D tidak ditemukan di sayur-mayur (Williams, 2009).
Universitas Sumatera Utara
9
Untuk mencukupi kebutuhan asam amino essensial pada diet vegetarian, maka individual tersebut harus mengkombinasikan dietnya. Contohnya, kacang merah dan kacang kedelai mempunyai kadar metionin yang sedikit oleh karena itu harus dikombinasikan padi-padian seperti jagung, beras yang mempunyai kadar metionin tinggi. Tetapi pada padi-padian kadar lisin hanya sedikit sehingga perlu dikombinasi kan dengan kacang merah yang mempunyai kadar lisin tinggi sehingga dapat diperoleh kadar asam amino essensial yang cukup bagi tubuh (Fernandez& Adams, 2008)
2.2 Tekanan Darah 2.2.1. Definisi Tekanan darah adalah gaya yang ditimbulkan oleh darah terhadap dinding pembuluh darah (Guyton, 2006). Tekanan darah yang meningkat di atas batas normal (hipertensi) merupakan faktor resiko utama terjadinya penyakit jantung koroner, stroke , gagal jantung , gagal ginjal,pendarahan pada retina yang dapat menyebabkan gangguan penglihatan (Lilly, 2011).
2.2.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah Menurut Lilly (2011) tekanan darah di pengaruhi oleh cardiac ouput (CO) dan total peripheral resistance (TPR), sehingga dapat dirumuskan sebagai tekanan darah = CO x TPR. Cardiac ouput adalah jumlah darah yang di pompakan oleh jantung per menit. Cardiac output ditentukan oleh stroke volume (SV) dan heart rate (HR) . Stroke volume adalah jumlah darah yang dipompakan jantung per kuncup. heart rate adalah kecepatan denyut jantung permenit. Stroke volume dipengaruhi oleh tiga hal yaitu preload, kontraktilitas, dan afterload. Preload dikaitkan dengan jumlah darah yang kembali ke jantung dan menyebabkan regangan pada otot jantung. Semakin regang otot jantung, maka semakin kuat pula otot jantung memompa darah. Hal ini dikenal dengan hukum Frank-Starling. Kontraktilitas adalah kekuatan jantung untuk memompa dan ini dipengaruhi oleh preload dan aflterload. Afterload adalah tekanan yang diperlukan untuk membuka katup
Universitas Sumatera Utara
10
semilunar. Semakin tinggi afterload maka stroke volume yang dihasilkan juga semakin sedikit (Tortora, 2012). Heart rate adalah kecepatan denyut jantung permenit. Heart rate dikendalikan melalui beberapa cara yaitu melalui sistem saraf dan sistem kimia. Pada sistem saraf, heart rate di kendalikan oleh cardiovascular center yang akan membuat heart rate menurun melalui saraf parasimpatis ataupun meningkat melalui saraf simpatis sesuai dengan kebutuhan. Cardiovascular center mendapatkan impulsnya melalui sistem limbik, hypotalamus, baroreseptor yang terdapat pada arkus aorta dan sinus karotis, dan melalui kemoreseptor(Tortora, 2012) . Hormon dan kation yang merupakan bagian dari sistem kimia juga berperan penting mengatur heart rate. Hormon epinefrin, norepinefrin, dan tiroid berperan untuk meningkatkan heart rate dan kontraktilitas dari jantung. Kation yang berperan untuk aksi potensial di saraf dan serat otot adalah kalium,kalsium, dan natrium. Apabila kadar kalium tinggi pada darah maka dapat menurunkan heart rate dan kontraktilistas, sedangkan kalsium yang tinggi pada interstitial dapat meningkatkan heart rate dan kontraktilitas. Selain faktor kimia dan faktor saraf ada beberapa faktor lagi yang dapat mengatur heart rate seperti usia, temperatur tubuh. Heart rate terlihat lebih tinggi pada anak-anak dibandingkan dengan orang dewasa, sedangkan apabila seseorang yang sedang mempunyai suhu tubuh yang meningkat maka akan menyebabkan peningkatan heart rate juga. (Tortora, 2012) . Total peripheral resistance adalah tahanan pada aliran darah yang terjadi dikarenakan pergesekan antara darah dan dinding pembuluh darah. TPR dipengaruhi oleh diameter lumen pembuluh darah dan kekentalan darah. Diameter lumen pembuluh darah dipengaruhi langsung oleh sistem saraf, apabila reseptor alfa(α) di aktivasi maka diameter pembuluh darah akan mengecil sehingga meningkatkan TPR, jika reseptor beta (β) yang diaktivasi maka diameter pembuluh darah akan membesar sehingga menurunkan TPR. Apabila pembuluh darah vena yang mengecil maka jumlah darah yang kembali ke jantung akan
Universitas Sumatera Utara
11
meningkat dan meningkatkan tekanan darah oleh karena preload yang meningkat.(Tortora, 2012). Selain melalui sistem saraf, diameter pembuluh darah juga dapat di kendalikan oleh regulator lokal dan hormon yang bersirkulasi. Regulator lokal adalah zat yang terdapat di sekitar pembuluh darah. Regulator lokal yang dapat membuat vasokonstriksi adalah endotelin, thromboxan A2, serotonin yang dikeluarkan oleh platelet. Regulator lokal yang dapat membuat vasodilatasi adalah nitrit oksida (NO), kinin, penurunan kadar pH, laktat, peningkatan kadar kalium, peningkatan kadar CO2 dan penurunan kadar O2. Hormon yang berperan dalam perubahan diameter pembuluh darah adalah histamin yang menyebabkan vasodilatasi
dan
epinefrin,
norepinefrin,
vasopresin
yang
menyebabkan
vasokonstriksi. (Ganong, 2010 ). Kekentalan darah adalah perbandingan antara sel darah merah dan plasma darah, apabila sel darah merah lebih banyak dibandingkan dengan plasma darah seperti pada keadaan polycythemia maka dapat meningkatkan tekanan darah. Volume plasma darah diatur oleh beberapa hormon yaitu anti diuretik hormon (ADH), Atrial natriuretic peptide (ANP), dan sistem renin-angiotensin-aldosteron (RAA). Hormon ADH akan disekresikan apabila terjadi dehidrasi atau penurunan volume darah. Hormon ADH akan meningkatkan absorpsi air di tubulus ginjal sehingga terjadi peningkatan volume darah. ANP adalah peptida yang disekresi oleh sel jantung yang berada di atrium. Sel ini akan mensekresikan ANP apabila atrium jantung terlalu regang. ANP akan menurunkan volume darah dengan cara meningkatkan ekskresi natrium dan air. RAA merupakan satu kesatuan yang berkerja sama untuk meningkatkan volume darah. Renin yang di sekresi oleh sel juxtaglomerular berkerja sama dengan angiotensin converting enzym (ACE) menjadi angiotensin II yang berperan sebagai vasokonstriktor dan menstimulasi sekresi aldosteron. Aldosteron berfungsi untuk meningkatkan reabsorpsi natrium dan air oleh ginjal sehingga meningkatkan volume intravaskular. (Tortora, 2012)
Universitas Sumatera Utara
12
2.2.3. Pengukuran Tekanan Darah Tekanan darah dapat diukur dengan menggunakan beberapa cara yaitu dengan secara manual menggunakan sphygmomanometer dan stetoskop ataupun dengan secara otomatis menggunakan sphygmomanometer elektronik. Untuk mendapatkan tekanan darah yang akurat maka sphygmomanometer perlu di cek dan di validasi, tenaga kerja yang telah terlatih dan posisi pasien yang tepat. Seseorang yang akan di cek tekanan darahnya, idealnya harus duduk dulu selama 5 menit dengan kaki dilantai dan lengan berada sejajar dengan jantung. Kafein, olah raga, dan merokok harus dihindari 30 menit sebelum dilakukan pengukuran. Pengukuran tekanan darah dalam posisi berdiri dianjurkan dilakukan berkala terutama pada orang yang mempunyai hipotensi postural. Ukuran mansetyang pas (setidaknya mengelilingi 80 persen dari lengan) harus diperhatikan untuk mendapatkan tekanan darah yang akurat. Pengukuran tekanan darah setidaknya dilakukan dua kali dan diambil nilai tengahnya (JNC VII, 2003). Untuk melakukan pengukuran, pertama kita melakukan palpasi pada arteri radialis dan kita pompa manset hingga arteri radialis tidak teraba. Kemudian kita pompa mansetlebih 20-30mmHg dari saat arteri radialis tidak teraba. Manset di buka dengan kecepatan 2 mmHg per detik pada saat dilakukan auskultasi di arteri brakialis. Suara korotkoff yang terdengar pertama kali adalah tekanan darah sistol dan suara korotkoff yang terakhir adalah tekanan darah diastol (JNC VII, 2003). Sistol adalah tekanan kontraksi dan pengosongan darah dari ruang jantung sedangkan diastol adalah relaksasi dan tekanan pengisian pada ruang jantung. (Sherwood, 2007)
2.2.4 Klasifikasi Tekanan Darah Menurut The Seventh Report of the Joint National Commitee ( JNC VII, 2003) tekanan darah dibagi atas beberapa bagian seperti yang tertampil pada tabel berikut.
Universitas Sumatera Utara
13
Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan darah Klasifikasi tekanan darah Tekanan darah
Tekanan darah diastolik
sistolik(mmHG)
(mmHG)
<120
Dan <80
Prehipertensi
120-139
Atau 80- 89
Hipertensi tingkat 1
140-159
Atau 90-99
Hipertensi tingkat 2
≥160
Atau ≥100
Normal
(Sumber: JNC VII, 2003)
2.3 Hubungan Diet Vegetarian dengan Tekanan Darah Diet vegetarian merupakanpolamakan yang kaya akan sumber kalium, serat dan magnesium. Kalium yang tinggi pada darah dapat menurunkan tekanan darah dengan cara menginhibisi reabsorpsi natrium pada tubulus proksimal ginjal. Apabila kadar kalium rendah dalam darah maka kalium akan di reabsropsi bersamaan dengan natrium sehingga dapat meningkatkan tekanan darah. Selain dengan menginhibisi reabsorpsi natrium, kalium juga merelaksasikan otot polos dengan cara hiperpolarisasi pada potensial membran sehingga mengalami vasodilatasi (Nguyen, 2013). Magnesium merupakan mineral yang berperan untuk kontraktilitas otot, kepekaan saraf dan mengaktivasi sistem enzim (Dewoto, 2009). Menurut Hedayati (2011) orang-orang yang mengkonsumsi magnesium mempunyai tekanan darah yang lebih rendah. Tekanan darah sistolik turun hingga 12mmHg dan tekanan darah diastolik turun 8mmHg pada orang yang mengonsumsi magnesium dalam jumlah banyak.Serat merupakan makanan yang tidak dapat dicerna oleh sistem perncernaan tubuh tetapi serat dapat menurunkan tekanan darah seseorang dengan mekanisme yang belum diketahui (Nguyen, 2013).
Universitas Sumatera Utara
14
Beberapa tumbuhan seperti bawang putih dapat menurunkan tekanan darah sistolik hingga 16.3 mmHg dan tekanan darah diastolik hingga 9.33 mmHg. (Nguyen,2013). Menurut Katzung (2006) bawang putih dapat menurunkan tekanan darah karena mempengaruhi elastisitas pembuluh darah dengan cara membuka saluran kalium pada otot polos, menginhibisi angiotensin-coverting agent, dan menstimulasi sintesis dari nitric oksida sehingga dapat menurunkan tekanan darah.
Universitas Sumatera Utara