BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Teori Umum 2.1.1 Jaringan (Network) Menurut Tanenbaum (2003:10), network (jaringan) adalah kumpulan dua atau lebih komputer yang masing-masing berdiri sendiri dan terhubung melalui sebuah teknologi. Hubungan antar komputer tersebut tidak terbatas berupa kabel tembaga saja, namun juga bisa melalui fiber optic, microwave, infrared, bahkan melalui satelit. Tujuan dari penggunaan jaringan komputer adalah: •
Membagi sumber daya: contohnya berbagi pemakaian printer, CPU, memori, harddisk
•
Komunikasi: contohnya surat elektronik, instant messaging, chatting
•
Akses informasi: contohnya web browsing
2.1.2 Klasifikasi Jaringan Komputer •
Berdasarkan Tipe Transmisi Data Menurut
Tanenbaum
(2003:15),
berdasarkan
tipe
transmisinya, jaringan (network) dibagi menjadi dua bagian besar yaitu: broadcast dan point to point. Dalam broadcast network, komunikasi terjadi dalam sebuah saluran komunikasi yang digunakan secara bersama-sama, dimana data berupa paket yang dikirimkan dari sebuah komputer akan disampaikan ke tiap komputer yang ada dalam jaringan tersebut. Paket data hanya akan di proses oleh komputer tujuan dan akan dibuang oleh komputer yang bukan tujuan paket tersebut. Sedangkan pada point to point network, komunikasi data terjadi melalui beberapa koneksi antar
7
8
sepasang komputer, sehingga untuk mecapai tujuannya sebuah paket mungkin harus melalui beberapa komputer terlebih dahulu. Oleh karena itu, dalam tipe jaringan ini, pemilihan rute yang baik menentukan bagus tidaknya koneksi data yang berlangsung. •
Berdasarkan Skala Jaringan o LAN (Local Area Network) Menurut Stallings (2000:423), LAN (Local Area Network) adalah sebuah jaringan komputer yang dibatasi oleh area geografis yang relatif kecil dan umumnya dibatasi oleh area lingkungan seperti perkantoran atau sekolahan dan biasanya ruang lingkup yang dicakupnya tidak lebih dari 2 km². Ciri-ciri LAN (Local Area Network) adalah sebagai berikut: a. Beroperasi pada area yang terbatas b. Memiliki kecepatan transfer yang tinggi c. Dikendalikan secara privat oleh administrator lokal d. Menghubungkan peralatan yang berdekatan
Gambar 2.1 Local Area Network (Sumber: http://www.indiamart.com/communicationworld-nagpur/networking-solutions.html#local-areanetworking, akses: 9 Oktober 2013)
9
o MAN (Metropolitan Area Network) Menurut Lammle (2005:674), MAN (Metropolitan Area Network) biasanya mencakup area metropolitan yaitu sebuah area yang biasanya lebih besar dari LAN tetapi lebih kecil dari WAN, misalnya antar wilayah dalam satu provinsi. MAN juga dapat menghubungkan beberapa LAN menjadi suatu bagian jaringan yang lebih besar lagi.
Gambar 2.2 Metropolitan Area Network (Sumber: http://www.easytechtips24.com/what-is-lan-manand-wan-network/, akses: 9 Oktober 2013)
o WAN (Wide Area Network) Menurut Stallings (2000:9), WAN (Wide Area Network) merupakan jaringan yang ruang lingkupnya sudah terpisahkan oleh batas geografis dan biasanya sebagai penghubungnya sudah menggunakan media satelit ataupun kabel bawah laut. Ciri-ciri WAN (Wide Area Network) adalah sebagai berikut: a. Beroperasi pada wilayah geografis yang sangat luas b. Memiliki kecepatan transfer yang lebih rendah daripada LAN c. Menghubungkan peralatan yang dipisahkan oleh wilayah yang luas, bahkan secara global
10
Gambar 2.3 Wide Area Network (Sumber: Official (ISC)2 Guide to the CISSP CBK) •
Berdasarkan Fungsi o Client-server Yaitu jaringan komputer dengan komputer yang didedikasikan khusus sebagai server. Sebuah server dapat berupa sebuah komputer atau lebih. o Peer-to-peer Yaitu jaringan komputer dimana setiap host dapat menjadi server dan juga menjadi client secara bersamaan.
2.1.3 Topologi Jaringan Menurut Stallings (2004:429), topologi adalah struktur yang terdiri dari jalur switch, yang mampu menampilkan komunikasi interkoneksi diantara simpul-simpul dari sebuah jaringan. Beberapa topologi jaringan yang sering digunakan:
11
•
Topologi Bus
Gambar 2.4 Topologi Bus (Sumber: Official (ISC)2 Guide to the CISSP CBK)
Topologi bus menggunakan sebuah kabel backbone tunggal untuk menghubungkan node yang satu dengan yang lainnya dalam sebuah network, dan hanya mendukung jumlah peralatan yang terbatas. •
Topologi Ring
Gambar 2.5 Topologi Ring (Sumber: Official (ISC)2 Guide to the CISSP CBK)
12
Topologi ring menghubungkan node yang satu dengan yang lainnya di mana node terakhir terhubung dengan node pertama
sehingga
node-node
yang terkoneksi tersebut
membentuk jaringan seperti sebuah cincin. •
Topologi Star
Gambar 2.6 Topologi Star (Sumber: Official (ISC)2 Guide to the CISSP CBK)
Topologi star menghubungkan semua node ke satu node pusat. Node pusat ini biasanya berupa hub atau switch. Jika salah satu segmen kabel putus atau satu/lebih node crash, maka hanya segmen itu saja yang lumpuh, sementara jaringan tetap dapat berfungsi. Namun, jika hub atau sentral yang rusak maka jaringan akan lumpuh.
13
•
Topologi Tree
Gambar 2.7 Topologi Tree (Sumber: Official (ISC)2 Guide to the CISSP CBK)
Topologi tree merupakan gabungan beberapa topologi star yang dihubungkan dengan topologi bus. Topologi tree digunakan untuk menghubungkan beberapa LAN dengan LAN lain. Hubungan antar LAN dilakukan via hub. Masing-masing hub dapat dianggap sebagai akar (root) dari masing-masing pohon (tree). Karakteristik yang dimiliki topologi tree mirip dengan topologi bus dan star. Apabila kabel penghubung antar-hub putus, maka jaringan star masih dapat berfungsi, hanya saja hubungan dengan jaringan star yang lain akan terganggu. Topologi tree banyak digunakan untuk WAN.
2.1.4 Protokol Jaringan Agar dapat beroperasi, sebuah jaringan membutuhkan protokol jaringan. Menurut Stalling (2007:25), protokol jaringan adalah serangkaian aturan yang mengatur operasi unit-unit fungsional agar komunikasi bisa terlaksana. Terdapat dua protokol jaringan yang umum digunakan yaitu OSI model dan TCP/IP model.
14
•
OSI Layer Menurut Hands Of Lab Bina Nusantara Computer Network (2011:11), OSI Layer adalah suatu protokol yang digunakan untuk komunikasi data yang berinteraksi melalui jaringan yang dalam prosesnya dibagi disetiap layer. Model OSI diciptakan oleh International Organization for Standardization (ISO) yang menyediakan kerangka logika terstruktur bagaimana proses komunikasi data berinteraksi melalui jaringan. Standar ini dikembangkan agar komputer dapat berkomunikasi pada jaringan yang berbeda secara efisien. Terdapat 7 layer pada model OSI. Setiap layer bertanggung jawab secara khusus pada proses komunikasi data. Misal, satu layer bertanggung jawab untuk memaketkan data
menjadi
frame-frame,
sementara
layer
lainnya
bertanggung jawab untuk mengoreksi terjadinya error selama proses transfer berlangsung. Model layer OSI dibagi menjadi dua grup yaitu upper layer dan lower layer. Upper layer fokus pada aplikasi pengguna dan bagaimana file direpresentasikan di komputer. Lower layer adalah intisari komunikasi data melalui jaringan aktual, bagaimana data dikirimkan dari perangkat yang satu ke perangkat yang lain. Layer-layer yang berhubungan dengan penelitian ini adalah layer data link dan layer network.
o Layer Data link Lapisan
data
link
bertanggung
jawab
untuk
memaketkan data menjadi frameframe transmisi, dan mentransmisikan via media. Untuk melaksanakan hal ini, seperangkat aturan dan prosedur harus didefinisikan untuk mengontrol aliran data dan error, dan mengalokasikan alamat-alamat fisik ke semua perangkat yang ada dalam jaringan.
15
o Layer Network Lapisan network bertugas dalam membentuk rute komunikasi dari suatu simpul ke simpul lainnya dalam suatu jaringan. Oleh karenanya, perlu dibuat alokasi alamat global yang unik untuk perangkat komputer (misalnya dengan IP Address) dan diperlukan protokol yang bertugas untuk melaksanakan fungsi routing. •
TCP/IP Menurut Hands of Lab Bina Nusantara Computer Network (2011:22), Transmission Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP) adalah suatu protokol (aturan) yang memungkinkan kumpulan komputer dapat berkomunikasi dan bertukar data di dalam suatu jaringan. Fungsi umum TCP adalah memecah pesan-pesan menjadi beberapa paket sehingga bisa dikirimkan dan juga menyatukan kembali (reassemble) paket-paket itu kembali pada stasiun tujuan. Menurut Stalling (2007:26), arsitektur protokol TCP/IP adalah hasil dari penelitian protokol dan pengembangan pada jaringan percobaan packet switched, ARPANET (Advanced Research Project Agency Network). Protokol utama dalam protocol TCP/IP adalah sebagai berikut:
o Layer 1 Network Access Merupakan layer yang menangani media dan topologi yang digunakan untuk mengirimkan data dan menerima data. Media yang digunakan adalah media fisik seperti kabel, radio, dan sebagainya.
o Layer 2 Internet Layer ini akan melakukan pemetaan jalur terhadap datagram yang dikirimnya dari layer sebelumnya yaitu transport layer. Layer ini akan memberikan alamat pada
16
datagram sebagai referensi rute yang akan ditempuh. Alamat tujuan bersama diagram akan dikirim menjadi suatu paket diagram.
2.1.5 Perangkat Keras Jaringan •
Router
Gambar 2.8 Perangkat Router (Sumber: http://westitsolutions.com/Networks.php, akes: 10 Oktober 2013)
Menurut Wahana Komputer (2006:104), Router adalah perangkat jaringan yang berfungsi untuk menghubungkan beberapa jaringan atau network, baik jaringan yang menggunakan teknologi sama atau yang berbeda, misalnya menghubungkan jaringan topologi Bus, topologi Star atau topologi Ring. Proses routing terjadi pada lapisan 3 (Lapisan jaringan seperti Internet Protocol) dari stack protokol tujuh-lapis OSI. Router berfungsi sebagai penghubung antar dua atau lebih jaringan untuk meneruskan data dari satu jaringan ke jaringan lainnya. Router sangat banyak digunakan dalam jaringan berbasis teknologi protokol TCP/IP, dan router jenis itu disebut juga dengan IP Router. Router sangat berperan untuk jaringan berskala menengah
17
ke atas karena digunakan untuk membagi jaringan. Router memiliki beberapa jenis, diantaranya: o Router Aplikasi Router Aplikasi merupakan perangkat lunak atau program aplikasi yang dapat kita instal pada komputer sehingga sistem operasi tersebut bisa berfungsi sebagai router, beberapa contoh router aplikasi diantaranya: winroute, wingate dan lain-lain. o Router Hardware Router Hardware merupakan perangkat keras pada jaringan komputer yang mempunyai fungsi sebagai router sehingga perangkat keras tersebut dapat membagi IP address. o Router PC Router PC merupakan sistem operasi yang diinstal pada komputer sehingga komputer tersebut mempunyai kemampuan untuk membagi jaringan.
Jika ditinjau secara umum terdapat 2 jenis router yaitu:
Router static merupakan router yang mempunyai tabel routing static sehingga harus diatur secara manual oleh adminisrator.
Router dynamic merupakan router yang mimiliki tabel routing
dynamic
yang
memiliki
kemampuan
mendengarkan lalu lintas jaringan dan saling berhubungan dengan router yang lain.
18
•
Switch
Gambar 2.9 Perangkat Switch (Sumber: http://www.eircomictdirect.ie/cisco-catalyst-c2960-48ttport-base-switch-p-12773.html, akes: 10 Oktober 2013)
Menurut Rafiudin (2003:34), Switch adalah sebuah alat jaringan yang melakukan bridging transparan (penghubung segmentasi banyak jaringan dengan forwarding berdasarkan alamat MAC). Switch dapat digunakan sebagai penghubung komputer atau router pada satu area yang terbatas, switch juga bekerja pada lapisan data link, cara kerja switch hampir sama seperti bridge, tetapi switch memiliki sejumlah port sehingga sering dinamakan multi-port bridge. Switch menghubungkan semua komputer yang terhubung ke LAN, sama seperti hub. Perbedaannya adalah switch dapat beroperasi dengan mode "full-duplex" dan mampu mengalihkan jalur dan menyaring informasi ke atau dari tujuan yang spesifik. Ada dua jenis utama dari switch jaringan komputer yaitu: o Manageable Switch Manageable switch adalah switch yang bisa di atur untuk kebutuhan jaringan tertentu, ada beberapa perbedaan mendasar yang membedakan antara manageable switch dengan unmanageable switch. Perbedaan tersebut dominan bisa di lihat dari kelebihan dan keunggulan yang dimiliki oleh switch manageable itu sendiri.
19
Kelebihan manageable switch: ─
Mendukung
penyempitan
broadcast
jaringan
dengan VLAN ─
Pengaturan access user dengan access list
─
Membuat keamanan network lebih terjamin
─
Bisa melakukan pengaturan port yang ada
─
Mudah memonitor traffic maintenance network karena dapat diakses tanpa harus berada di dekat switch
o Unmanageble Switch Unmanageble switch adalah switch yang tidak dapat di managed, switch tersebut sudah siap pakai tinggal pasang dan switch sudah bisa digunakan tanpa perlu di seting. Harga unmanageble switch lebih murah jika dibandingkan manageable switch Namun apabila terjadi masalah dengan jaringan kita, kita tidak akan bisa melakukan troubleshooting dengan mudah karena switch nya tidak bisa diapa-apakan. Masalah yang paling sering terjadi diantaranya IP address conflict, tidak bisa konek. IP address conflict, Apabila jaringan sudah mulai tersebar diberbagai area, akan sangat sulit melakukan troubleshooting computer mana yang menyebabkan masalah tersebut.
20
•
Hub
Gambar 2.10 Perangkat Hub (Sumber: http://www.ebay.co.uk/ctg/NetGear-DS104-4-Port100Mbits-Ethernet-Hub-/58089848, akes: 10 Oktober 2013)
Hub adalah suatu perangkat keras jaringan komputer yang memiliki banyak port. Hub berfungsi untuk menghubungkan komputer server ke beberapa komputer client sehingga akan membentuk suatu jaringan dengan topologi star. Pada jaringan yang umum, sebuah port akan menghubungkan hub dengan komputer server. Sementara port yang lain digunakan untuk menghubungkan hub dengan beberapa komputer client. •
Bridge
Gambar 2.11 Perangkat Bridge (Sumber: http://www.geeky-gadgets.com/cisco-unveils-dual-bandwireless-entertainment-bridge-21-07-2011/, akes: 10 Oktober 2013)
21
Menurut Rafiudin (2003:37), Bridge (jembatan) adalah perangkat keras jaringan komputer ini berfungsi
untuk
menghubungkan
beberapa jaringan yang terpisah, baik jaringan yang sama maupun berbeda.
Bridge
memetakan
alamat
jaringan
dan
hanya
memperbolehkan lalu lintas data yang diperlukan.
2.2
Teori Khusus 2.2.1 Jaringan Wireless Jaringan wireless merupakan sebuah jaringan komputer yang terdiri dari sekumpulan komputer yang saling terhubung antara satu dan lainnya dengan menggunakan media udara atau gelombang sebagai jalur lintas datanya. (http://fakti.upy.ac.id/index.php?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&i d=130) •
Topologi jaringan wireless Menurut Mulyanta (2005:81), Ada dua jenis topologi jaringan komputer yang menggunakan wireless, yakni jaringan peet-to-peer dan jaringan client-server. o peer-to-peer Pada topologi jaringan wireless peer-to-peer jaringan akan terhubung secara langsung dengan setiap komputer yang ada dalam jaringan dengan lebih mudah.
22
Gambar 2.12 Peer-to-peer Model (Sumber: http://jaringankomputer.comyr.com/topologiwireless-dan-jenis-jenis-jaringan-wireless/, akses: 11 Oktober 2013)
o client-server Pada topologi jaringan wireless client-server, topologi ini harus memiliki titik akses (access point) untuk
memungkinkan
komputer
menerima
dan
mengirim data melalui titik point, kemudian mengirim ke semua komputer yang diakses oleh jaringan wireless.
Gambar 2.13 Client-server Model (Sumber: http://my.opera.com/portalnews/blog/2010/09/03/aguide-to-peer-to-peer-filesharing-part-1, akes: 11 Oktober 2013)
23
•
Komponen Jaringan Wireless 1. Wireless Client: laptop atau gadget 2. Access Point: router wireless
•
Jenis-jenis Jaringan Wireless Menurut
Mulyanta
(2005:71),
Beberapa
jenis-jenis
jaringan komputer berbasis wireless yang dibagi menurut kecepatan
akses
jaringan
dan
biaya
untuk
mengimplimentasinya. 1. Bluetooth 2. IrDA 3. HomeRF (SWAP) 4. Wi-Fi
2.2.2 Wi-Fi Wi-Fi adalah singkatan dari wireless fidelity. Teknologi wi-fi digunakan untuk menyediakan akses internet nirkabel di zona terbatas yang dikenal dengan istilah hotspot.
2.2.3 Hotspot Hotspot adalah lokasi dimana user dapat mengakses melalui mobile computer (seperti laptop atau PDA) tanpa menggunakan koneksi kabel dengan tujuan jaringan internet (http://noc.eepis-its.edu/hotspot.php).
2.2.4 Mikrotik RouterOS Mikrotik RouterOS adalah sistem operasi dan perangkat lunak yang dapat digunakan untuk menjadikan komputer manjadi router network yang handal, mencakup berbagai fitur yang dibuat untuk ip network dan jaringan wireless, cocok digunakan oleh ISP dan provider hotspot.(http://www.mikrotik.co.id/)
24
•
Lisensi Mikrotik (Athailah, 2013:20-21) Lisensi pada Mikrotik RouterOS adalah menggunakan level. Lisensi pada level disesuaikan dengan kebutuhan. Jika membutuhkan fitur yang lebih tinggi, maka level tersebut dapat ditingkatkan. Tingkatan level pada lisensi Mikrotik adalah sebagai berikut: o Level 0 (Gratis) Pada level ini tidak memerlukan lisensi untuk menggunakannya dan penggunaan fitur ini hanya dibatasi selama 24 jam setelah instalasi dilakukan. o Level 1 (Demo) Pada level ini, Mikrotik dapat digunakan secara penuh, semua fungsi yang disediakan oleh Mikrotik dapat digunakan. Namun, waktu penggunaan Mikrotik dalam level ini hanya dibatasi sampai 24 jam saja. Setelah ini, fitur-fitur yang aktif sebelumnya akan dikunci secara otomatis. o Level 3 Lisensi level ini sudah mencakup lisensi level 1, dan dilengkapi dengan kemampuan untuk mengatur semua perangkat keras yang berbasiskan alamat protokol internet (IP Address), baik itu Ethernet Card, maupun hotspot nirkabel yang bertipe client. o Level 4 Lisensi level ini isinya adalah cakupan dari lisensi level 1 dan 3, serta ditambah fitur untuk mengelola jaringan nirkabel tipe akses poin. o Level 5 Lisensi level 5 isinya adalah cakupan lisensi level 1, 3, dan 4, serta ditambah fitur untuk mengelola hotspot nirkabel lebih banyak.
25
o Level 6 Ini adalah level lisensi yang tertinggi di Mikrotik. Pada lisensi level 6 ini diberikan fitur-fitur yang ada pada semua level lisensi Mikrotik sebelumnya, serta ditambah tanpa ada limitasi apapun. •
Hotspot Mikrotik (http://www.mikrotik.co.id/) Sistem hotspot pada mikrotik digunakan
untuk
memberikan
layanan
akses
jaringan
(internet/intranet) di Publik Area dengan media kabel maupun wireless. Hotspot menggunakan autentikasi untuk menjaga jaringan tetap walaupun bersifat publik. Sistem hotspot ini merupakan gabungan atau kombinasi dari beberapa fungsi dan fitur RouterOS menjadi sebuah sistem yang sering disebut 'Plug-n-Play' Access. Jaringan hotspot pada mikrotik bersifat bridge network.
Menu interface yang terdapat pada hotspot mikrotik:
Hotspot Server Profile Hotspot Server Profile digunakan untuk menyimpan konfigurasi- konfigurasi umum dari hotspot server. Profile ini digunakan untuk grouping beberapa hotspot server dalam satu router. Pada server profile terdapat konfigurasi yang berpengaruh pada user hotspot seperti metode autentikasi.
Hotspot User Profile Hotspot User Profile digunakan untuk menyimpan konfigurasi-konfigurasi umum dari user hotspot. Profile ini digunakan untuk grouping beberapa user. User Profile mampu melakukan assign pool ip tertentu ke group user. Parameter Time-out juga bisa diaktifkan untuk mencegah monopoli oleh salah satu user. Limitasi juga dapat ditentukan di User Profile berdasarkan Data Rate (Kecepatan Akses) dan Session Time (Waktu Akses).
26
Hotspot User Hotspot User adalah halaman dimana parameter username, password dan profile dari user disimpan.
Cara kerja hotspot mikrotik adalah sebagai berikut:
User mencoba membuka halaman web
Authentication Check dilakukan oleh router pada hotspot system
Jika belum terautentikasi, router akan mengalihkan ke halaman login
User memasukkan informasi login
Jika informasi login sudah tepat, router akan:
─
Mengautentikasi client di hotspot system
─
Membuka halaman web yang diminta sebelumnya
─
Membuka popup halaman status
User dapat menggunakan akses jaringan
Fitur-fitur yang terdapat pada hotspot mikrotik adalah sebagai berikut: o Autentikasi User o Perhitungan ─
Waktu akses
─
Data dikirim atau diterima
o Limitasi Data ─
Berdasarkan data rate (kecepatan akses)
─
Berdasarkan jumlah data
o Limitasi Akses User berdasarkan waktu o Support RADIUS o Bypass
27
2.2.5 Remote Autentication Dial In User Service (RADIUS) RADIUS adalah sebuah protokol keamanan komputer yang digunakan untuk melakukan autentikasi, otorisasi, dan pencatatan akun pengguna secara terpusat untuk mengakses jaringan. RADIUS menggunakan konsep AAA yaitu (Authentication, Authorization, Accounting). •
Authentication: Perijinan user untuk dapat terkoneksi ke dalam jaringan dengan memberikan identitas berupa username dan password.
•
Authorization: Pengalokasian layanan apa saja yang berhak diakses oleh user. Authorization dilakukan setelah user dinyatakan berhak menggunakan jaringan (otentikasi).
•
Accounting: Proses pencatatan aktivitas user dalam jaringan, seperti lama waktu penggunaan, kapan mulai, kapan mengakhiri jaringan dan berapa banyak data yang diakses.
2.2.6 User Manager User Manager merupakan fitur AAA server yang dimiliki oleh Mikrotik. Sesuai kepanjangan AAA (Authentication, Authorization dan Accounting), User Manager memiliki database yang bisa digunakan untuk melakukan autentikasi user yang login kedalam network, memberikan kebijakan terhadap user tersebut misalnya limitasi transfer rate, dan juga perhitungan serta pembatasan quota yang dilakukan user. (http://www.mikrotik.co.id/)
Informasi service yang bisa disimpan dalam database UserManager meliputi: •
Hotspot Users
•
DHCP Lease
•
Wireless AccessList
•
RouterOS users
28
2.2.7 Mikrotik Bandwidth Management Menurut Athailah (2013:22), metode bandwidth management pada Mikrotik RouterOS dibagi menjadi 2, yaitu: •
Simple Queue Simple Queue adalah cara termudah untuk melakukan limit bandwidth yang dapat digunakan untuk mambatasi bandwidth berdasarkan alamat ip tertentu.
Fitur-fitur Simple Queue o Peer-to-peer traffic queueing o Menerapkan aturan antrian pada interval waktu yang dipilih o Prioritas o Menggunakan multiple packet marks dari/ip firewall mangle o Membentuk lalu lintas dua arah yaitu download dan upload o Membatasi
kecepatan
maksimum
upload
dan
download yang dapat dicapai oleh user •
Queue Tree Queue Tree digunakan untuk melakukan alokasi bandwidth
berdasarkan protokol, port, kelompok alamat IP, dan lain-lain. Sebelumnya buat mark packet dengan tanda di bawah/ip firewall mangle dan kemudian mark packet tersebut sebagai sebuah pengidentifikasi untuk arus paket pada queue tree.
29
2.3
Hasil Penelitian atau Produk Sebelumnya Mengacu pada jurnal yang ditulis oleh Adik Wijayanto (2013:1-11), dengan judul “Manajemen Bandwidth dan Manajemen User Sebagai Optimasi Jaringan Internet Di MTs NEGERI Giriloyo Bantul Berbasis Mikrotik 5.18” peneliti menggunakan Mikrotik RouterOS versi 5.18 untuk mengoptimasi jaringan internet di sekolah dengan membangun sistem manajemen bandwidth. Selain itu, peneliti juga membangun jaringan hotspot di area sekolah dan membatasi hak akses pengguna dengan melakukan manajemen user. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah pengumpulan data, survey, studi literature, perancangan topologi jaringan dan uji coba sistem. Untuk pembangun sistem manajemen bandwidth, peneliti menggunakan metode simple queue. Peneliti membagikan bandwidth sebanyak 1 MGHz ke dua titik di sekolah yakni 512 Mbps untuk laboratorium dan 512 Mbps untuk hotspot. Pengujian dan pembagian bandwidth dilakukan dengan menggunakan winbox. Pengujian yang pertama adalah dengan melakukan login user pada jaringan hotspot. Pengujian kedua adalah dengan melihat hasil limitasi bandwidth yang telah dibuat apakah sudah sesuai dengan yang diharapkan. Dari pengujian yang dilakukan, didapatkan hasil pembatasan hak ases internet yang hanya dapat diberikan pada user yang memiliki username dan password, serta pembagian bandwidth yang terbagi secara merata untuk hotspot dan laboratorium. Mengacu pada jurnal yang ditulis oleh Tb. A. Hizbullah A (2012:2-13), dengan judul “Optimalisasi Bandwidth dan Keamanan Jaringan Dengan Filterisasi Pada Warung Internet Menggunakan Mikrotik Routerboard”, peneliti menggunakan Mikrotik Routerboard untuk mengoptimalkan jaringan warnet dan membangun sistem bandwidth management pada warnet tersebut dengan menggunakan metode queue tree agar bandwidth yang digunakan menjadi lebih efisien dan tidak terbuang sia-sia. Konfigurasi pada metode queue tree dilakukan dengan mengatur mangle terlebih dahulu. Pada mangle akan dibuat dua buah mark, yaitu mark packet dan mark conection. Baik konfigurasi pada mangle maupun pada queue tree akan dibuat sesuai jumlah komputer yang akan digunakan. Mekanisme pengujian dilakukan dengan menggunakan 3 buah komputer sebagai parameter keberhasilan. Masing-
30
masing komputer akan dicoba untuk melakukan proses mengunduh sejumlah data dari internet dengan ukuran yang telah ditentukan oleh penulis. Pengujian dilakukan sebanyak 2 kali. Pada pengujian pertama, nilai level prioritas akan disamakan, sedangkan pada pengujian kedua nilai level prioritas masing-masing komputer akan dibedakan. Pengujian ini ditujukan untuk membuktikan apakah bandwidth terbagi secara merata dan apakah level prioritas berjalan dengan baik. Mengacu pada jurnal yang ditulis oleh Imam Riadi (2010), dengan judul “Optimasi Bandwidth Menggunakan Traffic Shapping”, peneliti menjelaskan tentang pemanfaatan penggunaan bandwidth untuk mengakses jaringan internet dengan metode traffic shapping bandwidth yang dapat digunakan untuk melakukan manajemen bandwidth dan mengoptimalkan kapasitas bandwidth yang ada dari berbagai jenis jaringan dengan menerapkan layanan QoS (Quality of Service) yakni dengan menetapkan tipetipe jaringan lalu lintas. Metode yang digunakan adalah metode literature sumber data yang terkait dan metode ekperimen yaitu melakukan penelitian dengan mengkonfigurasi Mikrotik RouterOS untuk melakukan traffic shapping bandwidth. Dalam traffic shapping ada beberapa tahapan yaitu penandaan semua trafik maksudnya adalah menandai semua koneksi yang keluar masuk melewati router mikrotik, penandaan koneksi internasional maksudnya adalah melakukan pengecekan koneksi yang berasal dan tujuan internasional dengan cara mencocokkan IP Address yang ada pada address list router mikrotik, penandaan paket nasional yaitu apabila pada bagian pengecekan koneksi internasional terdapat kesamaan IP Address maka secara otomatis akan ditandai menjadi paket nasional, simple queues yaitu paket akan dipisahkan dan dibatasi sesuai dengan kebutuhan. Hasil yang diharapkan router dapat melakukan traffic shapping sehingga kualitas koneksi menjadi lebih baik untuk mengakses dan mengambil data.