BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Umum 2.1.1 Internet Internet merupakan singkatan dari Interconected Networking, yang berarti satu jaringan komputer yang terhubung dengan luas. Internet berasal dari sebuah jaringan komputer yang dibuat pada tahun 1970-an yang terus berkembang sampai sekarang menjadi jaringan dunia yang sangat luas. Jaringan tersebut diberi nama ARPANET, yaitu jaringan yang dibentuk oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat. Kemudian, jaringan komputer tersebut diperbaharui dan dikembangkan sampai sekarang dan menjadi tulang punggung global untuk sumber daya informasi yang disebut internet (Computer Network, 2011: 424) Jenis Koneksi Internet : 1.User pribadi: mempergunakan Koneksi dial-up modem (menggunakan line telepon). 2. User institusi/corporate: 3. Koneksi dial- up Analog/Digital (ISDN). 4. Koneksi leased- line (permanen). 5. Koneksi VSAT (Very Small Arpperture Terminal).
Alamat di Internet: 1. IP address: terdiri atas 4 angka 8 bit. Contoh: untuk IP address serverMATT adalah 202.43.253.9 a. Domain name: host.domain. b. Contoh : matt.petra.ac.id. 2. User address: Contoh :
[email protected].
7
8
2.1.2 Jaringan Komputer Pada zaman yang sudah semakin berkembang pada saat ini, penggabungan dari komputer dan komunikasi telah memiliki pengaruh yang sangat besar pada pengorganisasian sistem komputer. Konsep “Centralized Computer” sebagai tempat dengan komputer yang besar, dimana para pengguna membawa pekerjaan mereka untuk memproses data disana sekarang ini sudah menjadi benar-benar usang (meskipun pusat data yang memuat ribuan server Internet sudah umum). Model lama dimana satu komputer melayani keseluruhan kebutuhan komputer dari organisasi telah digantikan oleh sejumlah besar komputer yang terpisah tetapi saling melakukan pekerjaan. Sistem ini disebut jaringan komputer. (Computer Network, 2011: 24) Menurut Tanenbaum (2011: 24), network (jaringan) adalah kumpulan dua atau lebih komputer yang masing-masing berdiri sendiri dan terhubung melalui sebuah teknologi. Hubungan antar komputer tersebut tidak terbatas berupa kabel tembaga saja, namun juga bisa melalui fiber optic, microwave, infrared, bahkan melalui satelit. Jaringan computer berdasarkan jarak dan ruang lingkupnya dapat dibagi menjadi tiga kelompok (Computer Networks, 2011: 41-45), yaitu: 1. LAN (Local Area Network) Menurut Stallings (2000: 423), LAN (Local Area Network) adalah sebuah jaringan komputer yang dibatasi oleh area geografis yang relatif kecil dan umumnya dibatasi oleh area lingkungan seperti perkantoran atau sekolahan dan biasanya ruang lingkup yang dicakupnya tidak lebih dari 2 km². Ciri-ciri LAN (Local Area Network) adalah sebagai berikut: a. Beroperasi pada area yang terbatas b. Memiliki kecepatan transfer yang tinggi c. Dikendalikan secara privat oleh administrator lokal d. Menghubungkan peralatan yang berdekatan
9
Gambar 2.1 Local Area Network (http//www.indiamart.com/communication-world-nagpur/networkingsolutions.html#local-area-networking, akses: 9 Oktober 2014)
2. MAN (Metropolitan Area Network) Menurut Lammle (2011: 674), MAN (Metropolitan Area Network) biasanya mencakup area metropolitan yaitu sebuah area yang biasanya lebih besar dari LAN tetapi lebih kecil dari WAN, misalnya antar wilayah dalam satu provinsi. MAN juga dapat menghubungkan beberapa LAN menjadi suatu bagian jaringan yang lebih besar lagi.
Gambar 2.2 Metropolitan Area Network (http://www.easytechtips24.com/what-is-lan-man-and-wan-network/, akses: 9 Oktober 2014)
10
3. WAN (Wide Area Network) Menurut Stallings (2000: 9), WAN (Wide Area Network) merupakan jaringan yang ruang lingkupnya sudah terpisahkan oleh batas geografis dan biasanya sebagai penghubungnya sudah menggunakan media satelit ataupun kabel bawah laut. Ciri-ciri WAN (Wide Area Network) adalah sebagai berikut: a. Beroperasi pada wilayah geografis yang sangat luas b. Memiliki kecepatan transfer yang lebih rendah daripada LAN c. Menghubungkan peralatan yang dipisahkan oleh wilayah yang luas, bahkan secara global
Gambar 2.3 Wide Area Network (http://www.defconetworks.com/wide-area-network-services-2/ akses:20 oktober 2014)
2.1.4 Topologi Jaringan Menurut Stallings (2000: 429), topologi adalah struktur yang terdiri dari jalur switch, yang mampu menampilkan komunikasi interkoneksi diantara simpul-simpul dari sebuah jaringan. Beberapa topologi jaringan yang sering digunakan:
11
1. Topologi Bus Topologi bus menggunakan sebuah kabel backbone tunggal untuk menghubungkan node yang satu dengan yang lainnya dalam sebuah network, dan hanya mendukung jumlah peralatan yang terbatas.
Gambar 2.4 Topologi Bus (http://www.brainbell.com/tutors/A+/Hardware/Network_Topology.ht m, akses 20 Oktober 2014 )
2. Topologi Ring Topologi ring menghubungkan node yang satu dengan yang lainnya di mana node terakhir terhubung dengan node pertama sehingga node-node yang terkoneksi tersebut membentuk jaringan seperti sebuah cincin.
Gambar 2.5 Topologi Ring (http://www.brainbell.com/tutors/A+/Hardware/Network_Topology.ht m, akses 20 oktober 2014)
12
3. Topologi Star Topologi star menghubungkan semua node ke satu node pusat. Node pusat ini biasanya berupa hub atau switch. Jika salah satu segmen kabel putus atau satu/lebih node crash, maka hanya segmen itu saja yang lumpuh, sementara jaringan tetap dapat berfungsi. Namun, jika hub atau sentral yang rusak maka jaringan akan lumpuh.
Gambar 2.6 Topologi Star (http://www.brainbell.com/tutors/A+/Hardware/Network_Topology.ht m, akses 20 oktober 2014) 4. Topologi Tree Topologi tree merupakan gabungan beberapa topologi star yang dihubungkan dengan topologi bus. Topologi tree digunakan untuk menghubungkan beberapa LAN dengan LAN lain. Hubungan antar LAN dilakukan via hub. Masing-masing hub dapat dianggap sebagai akar (root) dari masing-masing pohon (tree). Karakteristik yang dimiliki topologi tree mirip dengan topologi bus dan star. Apabila kabel penghubung antar-hub putus, maka jaringan star masih dapat berfungsi, hanya saja hubungan dengan jaringan star yang lain akan terganggu. Topologi tree banyak digunakan untuk WAN.
Gambar 2.7 Topologi Tree
13
(http://www.ianswer4u.com/2012/01/tree-topology-advantagesand.html, akses 20 oktober 2014 )
2.1.5 Protokol Jaringan Agar dapat beroperasi, sebuah jaringan membutuhkan protokol jaringan. Menurut Stalling (2007: 25), protokol jaringan adalah serangkaian aturan yang mengatur operasi unit-unit fungsional agar komunikasi bisa terlaksana. Terdapat dua protokol jaringan yang umum digunakan yaitu OSI model dan TCP/IP model.
2.1.5.1 OSI Layer Model Open Systems Interconnection (OSI) diciptakan oleh International Organization for Standardization (ISO) yang menyediakan kerangka logika terstruktur bagaimana proses komunikasi data berinteraksi melalui jaringan. Standar ini dikembangkan untuk industri komputer agar komputer dapat berkomunikasi pada jaringan yang berbeda secara efisien.
Tujuan utama penggunaan model OSI adalah untuk membantu desainer jaringan memahami fungsi dari tiap-tiap layer yang berhubungan dengan aliran komunikasi data. Termasuk jenis-jenis protokol jaringan dan metode transmisi. Pada saat ini OSI layer lebih banyak digunakan untuk kerangka model perencanaan jaringan. Terdapat tujuh lapisan yang terdapat pada model OSI, setiap lapisan mempunyai tugas masing-masing untuk membuat paket data bersamaan dengan informasi penting yang menjelaskan data. Paket ini akan dikirimkan dari satu perangkat ke perangkat lain. (Cisco networking essential, 2012: 44) 1. Physical Layer Physical, layer berfungsi mengubah data menjadi bit dan mentransmisikan bit–bit tersebut melalui media jaringan komunikasi. Layer ini juga bertanggung
14
jawab untuk menjaga koneksi fisik antar sistem. Selain itu, layer ini juga bertugas. 2. Data Link Layer, Data Link layer befungsi untuk menentukan bagaimana bit-bit data dikelompokkan menjadi format yang disebut sebagai frame. Selain itu, pada level ini juga
melakukan
koreksi
kesalahan,
flow
control,
pengalamatan perangkat keras, dan menetukan bagaimana perangkat-perangkat jaringan seperti hub, bridge, repeater, dan switch layer 2 beroperasi. Data Link Layer melakukan pemeriksaan dengan cara membuat pengirim memecah data ke dalam beberapa bagian (biasanya beberapa ratus atau beberapa ribu byte) dan mengirimkan frame secara berurutan. 3. Network Layer, Network layer berfungsi untuk menentukan alamat jaringan, menentukan rute yang harus diambil selama perjalanan, dan menjaga antrian trafik di jaringan. Data pada layer ini berbentuk paket. Cara membedakan paket–paket data pada layer ini adalah dengan menambahkan header pada paket data sehingga pada saat paket diterima, penerima akan membandingkan header sumber dengan tujuannya. Hal ini dilakukan agar proses pengiriman dari sumber ke tujuan dapat tidak keliru. 4. Transport Layer, Transport layer berfungsi untuk memecah data ke dalam paket-paket yang nantinya dapat disusun kembali pada sisi tujuan setelah diterima dengan sukses, dan melakukan transmisi ulang terhadap paket-paket yang rusak. Layer ini juga bertanggung jawab untuk menjaga koneksi logika “end-to-end” antar terminal, dan menyediakan penanganan eror (error handling). 5. Session
Layer,
Session
layer
berfungsi
menyediakan
mekanisme untuk mengontrol dialog antara aplikasi. Layer ini akan menentukan bagaimana dua terminal dapat saling menjaga, memelihara dan mengatur koneksi. Session layer juga
menyediakan
layanan
yang
memastikan
bahwa
15
komputer-komputer pengirim tidak membuat komputer penerima mengalami kelebihan data (overwhelming). 6. Presentation layer, Presentation layer berfungsi untuk mentranslasikan data yang hendak ditransmisikan oleh aplikasi ke dalam format yang dapat digunakan untuk mentransmisikan data tersebut melalui jaringan. Contoh konversi format teks ASCII untuk dokumen, .gif dan .jpg untuk gambar. Layer ini akan membentuk kode konversi, translasi
data,
enkripsi
dan
konversi.
Sehingga
memungkinkan komputer dengan gambaran data berbeda dapat dihubungkan 7. Application Layer, Application layer berfungsi untuk menyediakan jasa untuk aplikasi pengguna. Application Layer terdiri dari bermacam–macam protokol yang biasanya diperlukan oleh pengguna. Layer ini bertanggung jawab atas pertukaran informasi antara program komputer, seperti program e-mail, dan service lain yang jalan di jaringan, seperti server printer atau aplikasi komputer lainnya.
2.1.5.2 TCP/IP Menurut Mcmillan (2012: 22), Transmission Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP) adalah suatu protokol (aturan) yang memungkinkan kumpulan komputer dapat berkomunikasi dan bertukar data di dalam suatu jaringan. Fungsi umum TCP adalah memecah pesan-pesan menjadi beberapa paket sehingga bisa dikirimkan dan juga menyatukan kembali paket-paket itu kembali pada stasiun tujuan. Menurut Lammle (2011: 85), TCP / IP menggantikan NCP(Network Control Protocol)
dan
diberi
wewenang
sebagai
sarana
transportasi data untuk menghubungkan ke ARPAnet.
resmi
16
Fungsi protokol sangat ditentukan oleh lapisan TCP / IP Model di mana protocol tersebut beroperasi. Keempat lapisan TCP / IP Model adalah sebagai berikut : 1. Network Access Layer Pada Network Access layer, sumber dan tujuan alamat fisik diletakkan di bagian depan paket di bagian yang disebut
header.
Informasi
yang
digunakan
untuk
melakukan cek urutan frame pada pesan ditempatkan di bagian belakang paket di bagian yang disebut trailer. 2. Internet Layer Pada internet layer, alamat logical dari sumber dan perangkat tujuan akan ditentukan dan ditempatkan ke dalam paket. Informasi ini akan dikirim dalam bentuk alamat IP, dan digunakan oleh perangkat pada jaringan yang dapat beroperasi pada lapisan Internet dalam proses routing paket ke tujuan akhir 3. Transport Layer Pada Transport layer dapat bagian-bagian dari TCP / IP yang di dedikasikan untuk menggunakan informasi yang diberikan oleh nomor port. UDP dan TCP adalah dua subprotocols TCP / IP yang beroperasi pada lapisan ini. Protokol yang dipilih pada lapisan ini berfungsi menjadi penentu jenis transmisi (unicast, multicast, atau broadcast) dan nomor port yang dibutuhkan antara Application Layer dan Transport Layer. Protokol dan nomor port yang diperlukan akan ditambahkan ke dalam paket, dan paket tersebut selanjutnya diserahkan kepada Internet Layer. 4. Application Layer Application layer adalah antarmuka pengguna aplikasi untuk proses jaringan yang difasilitasi oleh TCP / IP. Ketika pengguna mencoba untuk mengakses apapun, komputer akan memutuskan apakah objek berada secara
17
lokal pada hard drive atau di suatu tempat pada jaringan. Jika komputer menentukan bahwa jaringan diperlukan, Application layer memulai proses menciptakan paket (atau sejumlah paket, dalam banyak kasus) yang akan digunakan untuk meminta objek atau informasi dari perangkat lain, atau bergantian diminta untuk mentransfer informasi ke perangkat lain.
2.1.6 Internet Protokol (IP) Menurut Lowe (2004:333) Internet Protocol adalah seperangkat aturan yang mengatur aktivitas internet dan memfasilitasi penyelesaian berbagai tindakan di World Wide Web. Alamat IP diletakan pada komputer dan perangkat jaringan yang menggunakan TCP/IP untuk berkomunikasi. Alamat IP digunakan untuk dua tujuan utama untuk mengidentifikasi sebuah perangkat jaringan pada lapisan Internetwork dan untuk mengidentifikasi jaringan dimana suatu perangkat berada. IP juga merupakan lapisan yang menyediakan sumber dan tujuan pengalamatan dan routing untuk protokol TCP / IP .Salah satu fungsi IP yang paling penting adalah definisi alamat logis , yang secara luas disebut IP address. Internet Protocol Version 4 (IPv4), atau biasa hanya disebut IP, adalah protocol pada internetwork-layer yang menyediakan address sumber dan tujuan untuk protocol suite TCP/IP, IPv4 adalah versi yang paling umum dan versi pertama yang digunakan secara global. IPv4 didefinisikan dalam 32-bit decimal address seperti 172.31.149.10. setiap kelompok angkat dipisahkan oleh suatu dot (titik) adalah nilai dari 8-bit yang dapat menjadi ukuran dari 0-255 Seperti yang dikatakan, dalam format IP address, sebagian dari address menjelaskan tentang suatu jaringan setiap IP address terbagi menjadi dua bagian: 1. Network ID (netid): Mengidentifikasikan di jaringan mana host komputer itu berada. 2. Host ID (hostid): Mengidentifikasikan device spesifik pada jaringan yang berada pada jaringan yang ditunjukkan oleh Network ID.
18
Alamat IP versi 4 dibagi ke dalam beberapa kelas, dilihat dari oktet pertamanya. Pembeda kelas IP versi 4 adalah pola biner yang terdapat dalam oktet pertama (utamanya adalah bit-bit awal atau High order bit). 1. Kelas A IP address kelas A didesain untuk jaringan-jaringan besar. Oktet (8bit) pertama kelas A merupakan netid, sedangkan 3 oktet sisanya adalah host id. Dengan demikian, kelas A dapat memiliki 126 jaringan dengan jumlah host 16777214 (224- 2) untuk setiap jaringannya. 2. Kelas B Dua oktet pertama kelas B merupakan netid, sedangkan 2 oktet sisanya adalah host id. Dengan demikian, kelas B dapat memiliki 16384(64x256 atau 214) jaringan dengan jumlah host sebanyak 65534 (216- 2) untuk setiap jaringannya. 3. Kelas C Tiga oktet pertama kelas C merupakan netid, sedangkan oktet terakhir adalah host id. Dengan demikian, kelas C dapat memiliki 2097152 (32x256x256 atau 221) jaringan dengan jumlah host sebanyak 254 (28- 2) untuk setiap jaringannya. 4. Kelas D Alamat IP kelas D dicadangkan untuk skema multicast, yaitu kemampuan untuk mengirimkan sebuah paket ke sekelompok perangkat yang tergabung ke dalam sebuah grup multicast yang sama. 5. Kelas E Alamat IP kelas E dicadangkan untuk keperluan eksperimen dan tidak digunakan.
19
2.2 Teori Khusus 2.2.1
Personal Home Page (PHP) Menurut Welling dan Thomson (2003:2) PHP adalah server Side
Scripting language yang dirancang khusus untuk web. Server Side Scripting artinya kode PHP di-interpret dan dieksekusi pada web server bukan client (browser). Dalam halaman web HTML dapat dimasukkan kode/script PHP, dan kode PHP ini akan dijalankan setiap kali user membuka halaman web tersebut. Kode PHP di-interpret (dieksekusi) oleh web server kemudian web server tersebut men-generate-nya ke dalam halaman HTML seperti apa yang dilihat oleh user. PHP dibuat pada tahun 1994 dan disusun oleh Rasmus Lerdorf. Pada masa pengembangannya mengalami perpindahan tangan oleh beberapa ahli, dan mengalami penulisan ulang sebanyak 3 kali sampai akhirnya menjadi sempurna seperti saat ini. Pemakaian PHP banyak digunakan termasuk untuk Server Side Scripting language. PHP merupakan produk Open source dimana pengguna dapat memiliki hak akses terhadap source code-nya. Source code tersebut bebas digunakan, diubah, dan didistribusikan kembali tanpa dikenakan biaya. Sekarang ini, PHP merupakan kepanjangan dari Personal Home Page. Versi PHP yang paling banyak digunakan sekarang adalah PHP versi 4, yang memiliki keistimewaan sebagai berikut: 1. Lebih cepat daripada versi yang sebelumnya karena menggunakan Zend Engine yang baru. Jika pengembang web membutuhkan performa yang lebih cepat lagi maka dapat menggun akan Zend Optimizer, Zend Cache, dan Zend Compiler yang tersedia pada halaman web http ://www.zend.com 2. PHP selalu dapat digunakan oleh Apache server sebagai modul yang efisien. Dengan versi 4 ini, PHP dapat di-install sebagai ISAPI module pada Microsoft Information Server. 3. PHP versi 4 memiliki session Support yang built-in. Pada versi sebelumnya. Modul PHPlib harus di-install untuk mengendalikan session, atau menulis session.
20
4. Keunggulan memakai PHP dibanding kompetitornya (Perl, Microsoft Active Server Pages, Java Server Page, Allaire Cold Fusion) diantaranya:
1. Performa yang lebih baik PHP sangat efisien dimana dengan menggunakan satu server yang tidak terlalu mahal, tapi dapat melayani jutaan hits setiap hari. Untuk melihat benchmark performa PHP dapat mengunjungi situs http ://www.zend.com 2. Memiliki Interface dan integrasi ke berbagai sistem database PHP pada dasarnya dibuat untuk menyediakan koneksi ke berbagai sistem database. Selain MySQL, PHP juga dapat digunakan untuk mengkoneksikan sistem database seperti PostgreSQL, Oracle, dbm, filePro, Hyperware, Informix, Interbase, dan Sybase, juga database lainnya. 3. Menggunakan ODBC PHP menggunakan ODBC (Open Database Connectivity Standard) yang dapat digunakan untuk mengkoneksikan berbagai database yang memiliki driver ODBC. Termasuk di dalamnya produk Microsoft. 4. Memiliki built-in library PHP dirancang untuk penggunaan web yang umum, misalnya PHP dapat digunakan untuk men-generate GIF images on-thefly, melakukan koneksi terhadap Network service lainnya, mengirim email, bekerja dengan cookies, dan dapat mengenerate dokumen PDF, dengan hanya beberapa baris kode saja. 5. Biaya murah PHP sifatnya gratis, dan versi terbaru selalu tersedia untuk di-download dengan cuma-cuma. 6. Mudah dipelajari dan digunakan PHP memiliki persamaan sintaks seperti pada bahasa C dan Perl. Programmer yang pernah mempelajari C, atau Perl, atau
21
bahasa C-Like Seperti Java atau C++, akan dengan cepat menguasai PHP. 7. Portability PHP tersedia pada banyak sistem operasi. PHP dapat digunakan pada sistem operasi Unix, Linux, FreeBSD, Solaris, IRIX, dan juga Microsoft Windows. Kode PHP dapat dijalankan pada sistem operasi yang berbeda tanpa perlu memodifikasi. 8. Source code Source code pada PHP bebas diakses oleh siapa saja yang berminat. Tidak seperti software komersil dimana source codenya tidak tersedia. Pada PHP, source code bebas dimodifikasi. 2.2.2 Traffic Shaping Menurut Tanenbaum (2011: 407) traffic shaping adalah sebuah mekanisme untuk mengontrol jumlah dan kecepatan lalu lintas yang dikirimkan dalam sebuah jaringan. Traffic shaping yang sering disebut sebagai packet shaping merupakan pengontrol lalu lintas jaringan komputer untuk mengoptimalkan atau menjamin kinerja jaringan. Traffic shaping biasanya diaplikasikan pada traffic source untuk menjamin traffic yang dikirimkan agar pasti mengikuti kebijakan yang telah dibuat. Terdapat 2 macam traffic shaping, yaitu: 1. Leaky Bucket Di analogikan sebuah ember yang memiliki suatu lubang kecil pada bagian dasar, air akan mengalir dari ember tersebut pada kecepatan yang tetap selama air tersedia di dalam ember. Kecepatan air yang keluar tidak bergantung pada kecepatan ketika air dimasukkan ke dalam ember dalam keadaan kosong. Air yang dimasukkan bisa memiliki kecepatan yang berbeda, namun kecepatan air yang keluar akan tetap. Sama seperti pada jaringan, teknik yang disebut leaky bucket dapat memperhalus lalu lintas
22
yang padat. Kepadatan tersebut dapat disimpan dalam bucket dan dikirimkan keluar dengan kecepatan tertentu.
Gambar 2.8 Leaky Bucket (http://docstore.mik.ua/univercd/illus/h/50/h3450.gif., akses 14 Desember 2024 ) Seperti tampak pada ilustrasi gambar diatas, diibaratkan suatu jaringan mengalokasikan bandwidth sebesar 3Mbps untuk suatu host. Penggunaan leaky bucket akan membentuk input traffic untuk mematuhi komitmen yang telah dibuat. Host mengirimkan burst data pada kecepatan 12Mbits selama 2 detik ( jumlah 24Mbits data), dan host akan diam selama 5 detik dan kemudian mengirimkan data pada kecepatan rata-rata 2 Mbps selama 3 detik (jumlah 6 Mbits data), Secara keseluruhan, host telah mengirimkan data sebesar 30Mbits dalam 10 detik. Leaky bucket akan memperhalus lalu lintas dengan mengirim data keluar pada kecepatan 3 Mbps dengan waktu yang sama yaitu 10 detik. Tanpa Leaky bucket aliran data yang padat dapat merusak jaringan dengan memakan bandwidth yang berlebih akibat aktifitas host tersebut.
2. Token Bucket
23
Model pada Leaky Bucket sangat membatasi dengan menghiraukan idle host. Contohnya ketika host tidak melakukan proses pengiriman sejenak, bucket akan kosong. Namun ketika host memiliki aliran data yang padata, leaky bucket hanya bekerja pada kecepatan rata-rata. Waktu yang diperlukan selama host mengalami idle tidak terjadi penghitungan. Di sisi lain, algoritma token bucket memungkinkan idle host untuk menghitung proses yang akan datang ke dalam bentuk token-token. Setiap satuan waktu tertentu, sistem akan mengirim sebanyak n token pada kumpulan bucket. Sistem akan mengeluarkan satu token untuk tiap paket data yang dikirimkan. Sebagai ilustrasi, jika nilai n adalah 100 dan host idle selama 100 detik, bucket akan mengumpulkan 10.000 token. Host sekarang dapat mengeluarkan semua token dalam 1 detik sebanyak 10.000 paket data atau, host dapat menggunakan 1000 detik untuk 10 paket data tiap detiknya. Dengan kata lain, host dapat mengirimkan data yang padat selama bucket tidak kosong. Token bucket dapat diilustrasikan dengan sebuah alat penghitung. Ketika token ditambahkan, alat penghitung token akan bergerak 1 angka. Dan tiap data yang dikirimkan, alat penghitung token akan dikurangi 1. Ketika alat penghitung menunjukan angka 0, host tidak dapat mengirimkan data.
24
Gambar 2.9 Token Bucket (http://www.h3c.com/portal/res/200705/31/20070531_10779 3_image004_195599_57_0.jpg, akses 14 Desember 2014)
2.2.3 Class Based Queueing (CBQ) Menurut Alin Potorac (2009: 4) Teknik klasifikasi paket data yang paling terkenal adalah CBQ. Keunggulan dalam penggunaan CBQ adalah mudah dikonfigurasi, memungkinkan sharing bandwidth antar kelas (class) dan memiliki fasilitas user interface. CBQ mengatur pemakaian bandwidth jaringan yang dialokasikan untuk tiap user, dan pemakaian bandwidth yang melebihi nilai set akandipotong (shaping). CBQ juga dapat diatur untuk sharing dan meminjam bandwidth antar class jika diperlukan. Class Based Queueing (CBQ) adalah suatu mekanisme penjadwalan, bertujuan menyediakan link sharing antar kelas yang menggunakan jalur fisik yang sama, sebagai acuan untuk membedakan trafik yang memiliki prioritas-prioritas yang berlainan. Dengan CBQ, setiap kelas dapat mengalokasikan bandwidth miliknya untuk berbagai jenis trafik yang berbeda, sesuai dengan pembagiannyayang tepat untuk masing-masing trafik. Pada jenis antrian CBQ, mempunyai beberapa parameter yang digunakan yaitu : 1. avpkt, jumlah paket rata – rata saat pengiriman. 2. bandwidth, lebar bandwidth kartu ethernet biasanya 10 – 100Mbit. 3. rate, kecepatan rata – rata paket data saat meninggalkan qdisc, ini parameter untuk men-set bandwidth. 4. cell, peningkatan paket data yang dikeluarkan ke kartu ethernet berdasarkan jumlah byte, misalnya 800 ke 808 dengan nilai cell 8. 5. isolated / sharing, parameter isolated mengatur agar bandwidth tidak bisa dipinjam oleh klas (class) lain yang sama tingkatannya / sibling. Parameter sharing menunjukkan bandwidth kelas (class) bisa dipinjam oleh kelas lain. 6. bounded / borrow, parameter borrow berarti kelas (class) dapat meminjam bandwidth dari klas lain, sedangkan bounded berarti sebaliknya.
2.2.4 Hierarchical Token Bucket (HTB)
25
Hierarchical Tocken Bucket (HTB) merupakan jenis aplikasi yang dikembangkan oleh Martin Devera pada tahun 2001 yang digunakan untuk membatasi akses menuju ke port/IP tertentu tanpa mengganggu trafik bandwidth pengguna lain. Aplikasi ini berfungsi sebagai pengganti aplikasi yang masih sering digunakan, yaitu CBQ. Secara konseptual, HTB adalah suatu jumlah yang berubah-ubah dari token bucket yang diatur di dalam suatu hirarki. Yang utama pada perangkat jaringan manapun dikenal sebagai queuing disiplin qdisc root. HTB diklaim mampu melakukan pembagian trafik yang lebih akurat. Teknik antrian HTB mirip dengan teknik pada CBQ. Hanya perbedaannya terletak pada opsi, dimana pada HTB opsi yang digunakan jauh lebih sedikit dalam konfigurasinya, serta lebih presisi dalam penggunaannya. Teknik antrian HTB memberikan fasilitas pembatasan trafik pada setiap level ataupun klasifikasinya, sehingga bandwidth yang tidak terpakai dapat digunakan oleh klasifikasi lain yang lebih rendah. Pada antrian HTB mempunyai parameter yang menyusunnya dalam antrian yaitu : 1. Rate Parameter rate menetukan bandwidth maksimum yang bisa digunakan oleh setiap class, jika bandwidth melebihi nilai “rate”, maka paket data akan dipotong atau dijatuhkan (drop). 2. Ceil Parameter ceil di-set untuk menetukan peminjaman bandwidth antar class (kelas), peminjaman bandwidth dilakukan kelas paling bawah ke kelas di atasnya. Teknik ini disebut link sharing. 3. Random Early Detection (RED) Random Early Detection atau bisa disebut Random Early Drop biasanya digunakan untuk gateway/router backbone dengan tingkat trafik yang sangat tinggi. RED mengendalikan trafik jaringan sehingga terhindar dari kemacetan pada saat trafik tinggi berdasarkan pemantauan perubahan nilai antrian minimum dan maksimum. Jika isi antrian dibawah nilai minimum, maka mode ‘drop’ tidak berlaku, saat antrian mulai terisi hingga melebihi nilai maksimum, maka RED akan membuang (drop) paket data secara acak
26
sehingga kemacetan pada jaringan dapat dihindari. Pada antrian RED juga mempunyai parameter yang menyusunnya, yaitu : a) Min Yaitu nilai rata-rata minimum antrian (queue). b) Max Nilai rata-rata maksimum antrian, biasanya dua kali nilai minimum atau dengan rumus : Max = bandwidth (bps) * latency (s) c) Probability Jumlah maksimum probabilitas penandaan paket data. Nilainya berkisar antara 0.0 sampai dengan 1.0. d) Limit Batas paling atas antrian secara riil, jumlah paket data yang melewati limit pasti dibuang. Nilai limit harus lebih besar daripada ‘max’ dan dinyatakan dengan persamaan : limit = max + burst e) Burst Digunakan
untuk
menentukan
kecepatan
perhitungan
nilai antrian
mempengaruhi antrian riil (limit). Bisa dihitung dengan persamaan : Burst = (min+min+max) / 3*avpkt f) Avpkt Nilai rata – rata paket data/grafik yang melintasi gateway RED, sebaiknya diisi 1000. g) Bandwidth Yaitu lebar bandwidth kartu Ethernet. h) Ecn (Explicit Congestion Notification) Parameter ini memberikan fasilitas gateway RED untuk memberitahukan kepadaclient jika terjadi kemacetan. Ada 3 tipe kelas dalam HTB, yaitu : Root, Inner, dan leaf. Root class berada di paling atas, dan semua trafik harus melewati kelas ini. Inner class memiliki father classes dan daughter classes. Sedangkan leaf class adalah class dimana memiliki father classes, tetapi tidak memiliki daughter
27
classes. Pada leaf classes, trafik dari layer yang lebih tinggi disuntikkan mengikuti klasifikasi yang harus dilakukan menggunakan filter, sehingga memungkinkan untuk membedakan jenis trafik dan prioritas. Sehingga, sebelum trafik memasuki sebuah leaf class, harus diklasifikasikan melewati filter dengan berbagai aturan yang berbeda. Rules dapat memfilter berbagai jenis services, IP address dan bahkan Network Address. Proses ini dikenal dengan sebutan classifying process. Lebih jauh, ketika traffic telah diklasifikasikan, traffic akan dijadwalkan dan dibentuk. Untuk melakukan tugas ini, HTB menggunakan konsep Token dan Bucket untuk mengontrol bandwidth yang digunakan dalam sebuah link. Untuk menyesuaikan aliran, HTB menghasilkan Token dan dequeue packets hanya dari bucket jika Token tersedia.
Gambar 2.10 Struktur Hierarchical Token Bucket (http://tldp.org/HOWTO/Traffic-Control-HOWTO/images/htb-borrow.png. ,Akses : 20 Desember 2014 ) Teknik antrian HTB memberikan fasilitas pembatasan traffic pada setiap level maupun klasifikasi. Bandwidth yang tidak terpakai bisa digunakan oleh klasifikasi yang lebih rendah. Struktur HTB juga dapat dilihat seperti suatu struktur organisasi, setiap bagian memiliki wewenang dan mampu membantu bagian lain yang memerlukan.(Alin Potorac, 2009: 4)
28
2.2.4 Bandwidth Dalam istilah
komunikasi
elektronik,
bandwidth merupakan
selisih frekuensi yang sinyalnya terdiri dari dua bagian, atau selisih antara frekuensi atas dan frekuensi bawah (Forouzan, 2007: 77). Biasanya, semakin besar bandwidth, semakin cepat informasi yang dapat dibawa. satuan dasar bandwidth dinyatakan dalam bit per second (bit/s) atau digunakan satuan yang lebih besar seperti dalam satuan kilobits per second (kbps), megabits per second (Mbps), dan satuan yang lebih besar lainnya. Tipe media transmisi data sangat mempengaruhi besarnya bandwidth. Fisik dan media yang digunakan juga mempengaruhi besarnya bandwidth. Sinyal data dapat berjalan melalui kabel koaksial, kabel twisted-pair, serat optik, maupun lewat udara. Perbedaan mekanisme sinyal berjalan secara fisik mengakibatkan batasan yang mendasar terhadap besarnya kapasitas media dalam membawa informasi.
2.2.5 Perangkat Keras Jaringan 1. Router Menurut Wahana Komputer (2006: 104), Router adalah perangkat jaringan yang berfungsi untuk menghubungkan beberapa jaringan atau network, baik jaringan yang menggunakan teknologi sama atau yang berbeda, misalnya menghubungkan jaringan topologi Bus, topologi Star atau topologi Ring. Proses routing terjadi pada lapisan 3 (Lapisan jaringan seperti Internet Protocol) dari stack protokol tujuh-lapis OSI. Router berfungsi sebagai penghubung antar dua atau lebih jaringan untuk meneruskan data dari satu jaringan ke jaringan lainnya. Router sangat banyak digunakan dalam jaringan berbasis teknologi protokol TCP/IP, dan router jenis itu disebut juga dengan IP Router. Router sangat berperan untuk jaringan berskala menengah ke atas karena digunakan untuk membagi jaringan. Router memiliki beberapa jenis, diantaranya:
29
1. Router Aplikasi Router Aplikasi merupakan perangkat lunak atau program aplikasi yang dapat kita instal pada komputer sehingga sistem operasi tersebut bisa berfungsi sebagai router, beberapa contoh router aplikasi diantaranya: winroute, wingate dan lain-lain.
2. Router Hardware Router Hardware merupakan perangkat keras pada jaringan komputer yang mempunyai fungsi sebagai router sehingga perangkat keras tersebut dapat membagi IP address.
3. Router PC Router PC merupakan sistem operasi yang diinstal pada komputer sehingga komputer tersebut mempunyai kemampuan untuk membagi jaringan.
Jika ditinjau secara umum terdapat 2 jenis router yaitu: 1. Router static merupakan router yang mempunyai tabel routing static sehingga harus diatur secara manual oleh adminisrator. 2. Router dynamic merupakan router yang mimiliki tabel routing dynamic yang memiliki kemampuan mendengarkan lalu lintas jaringan dan saling berhubungan dengan router yang lain.
2. Switch Menurut Rafiudin (2003: 34), Switch adalah sebuah alat jaringan
yang
melakukan
bridging
transparan
(penghubung
segmentasi banyak jaringan dengan forwarding berdasarkan alamat MAC). Switch dapat digunakan sebagai penghubung komputer atau router pada satu area yang terbatas, switch juga bekerja pada lapisan data link, cara kerja switch hampir sama seperti bridge, tetapi switch memiliki sejumlah port sehingga sering dinamakan multi-port bridge.
30
Switch menghubungkan semua komputer yang terhubung ke LAN, sama seperti hub. Perbedaannya adalah switch dapat beroperasi dengan mode "full-duplex" dan mampu mengalihkan jalur dan menyaring informasi ke atau dari tujuan yang spesifik. Ada dua jenis utama dari switch jaringan komputer yaitu: 1.
Manageable Switch Manageable switch adalah switch yang bisa di atur untuk kebutuhan jaringan tertentu, ada beberapa perbedaan mendasar yang
membedakan
antara
manageable
switch
dengan
unmanageable switch. Perbedaan tersebut dominan bisa di lihat dari kelebihan dan keunggulan yang dimiliki oleh switch manageable itu sendiri. Kelebihan manageable switch: - Mendukung penyempitan broadcast jaringan dengan VLAN. - Pengaturan access user dengan access list . - Membuat keamanan jaringan lebih terjamin. - Bisa melakukan pengaturan port yang ada. - Mudah memonitor traffic maintenance network karena dapat diakses tanpa harus berada di dekat switch.
2.
Unmanageble switch Unmanageble switch adalah switch yang tidak dapat di managed, switch tersebut sudah siap pakai tinggal pasang dan switch
sudah
bisa
digunakan
tanpa
perlu
melakukan
pengaturan. Harga unmanageble switch lebih murah jika dibandingkan manageable switch namun apabila terjadi masalah dengan jaringan kita, kita tidak akan bisa melakukan troubleshooting dengan mudah karena switch nya tidak bisa diapa-apakan. Masalah yang paling sering terjadi diantaranya IP address conflict, tidak bisa konek. IP address conflict, apabila jaringan sudah mulai tersebar diberbagai area, akan sangat sulit melakukan troubleshooting komputer mana yang menyebabkan masalah tersebut.
31
3. Hub Hub adalah suatu perangkat keras jaringan komputer yang memiliki banyak port. Hub berfungsi untuk menghubungkan komputer server ke beberapa komputer client sehingga akan membentuk suatu jaringan dengan topologi star. Pada jaringan yang umum, sebuah port akan menghubungkan hub dengan komputer server. Sementara port yang
lain
digunakan untuk menghubungkan hub dengan
beberapa komputer client.
4. Bridge Menurut Rafiudin (2003: 37), Bridge (jembatan) adalah perangkat keras jaringan komputer ini berfungsi
untuk
menghubungkan
beberapa jaringan yang terpisah, baik jaringan yang sama maupun berbeda.
Bridge
memetakan
alamat
jaringan
dan
hanya
memperbolehkan lalu lintas data yang diperlukan.
5. Access Point Menurut Mcmillan (2012:238) access point adalah dalah perangkat yang dapat mengirim dan menerima data dalam bentuk radio dan dapat terhubung ke jaringan kabel melalui antarmuka jaringan kabel .
32