BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini penulis akan memaparkan beberapa landasan teori yang
「になる」dan「となる」, yaitu partikel 「 に 」 dan 「 と 」 yang
digunakan dalam meneliti penggunaan bentuk teori ilmu linguistik dan teori mengenai menunjukkan hasil perubahan. 2.1 Teori Morfem 「形態素」 形態素」
「になる」dan 「となる」 merupakan morfem yang terdiri dari partikel 「に・と」dan verba 「なる」. Bentuk
Berikut ini adalah definisi morfem menurut Sutedi (2011:43). Morfem (keitaiso) merupakan satuan bahasa terkecil yang memiliki makna dan tidak bisa dipecahkan lagi ke dalam satuan makna yang lebih kecil lagi.
「になる」dan「となる」masing-masing terdiri dari 2 morfem terikat, yaitu verba 「なる」 yang berarti ‘menjadi’ dan partikel 「に・と」 . Dalam Bentuk
bukunya Dasar-dasar Linguistik Bahasa Jepang, Sutedi menerangkan sebagai berikut. (2011:45) …..kata yang tidak bisa berdiri sendiri disebut kousoku-keitaiso ( ‘morfem terikat’. Perhatikan kalimat berikut!
拘束形態素 )
太郎がよくテレビを見た。Tarou ga yoku terebi o mita. ‘Taro sering nonton
(2) TV.’
…….partikel {ga} dan {o}, kata keterangan {yoku}, dan verba {mita} baik gokannya yaitu ( ) ataupun gobi-nya yaitu –ta, karena masing-masing tidak bisa berdiri sendiri, termasuk ke dalam morfem terikat.
見
Demikian pula bentuk
「になる」dan「となる」juga merupakan morfem terikat
karena tidak dapat berdiri sendiri. Suzuki juga menerangkan bahwa verba
「 な る 」 memerlukan
「に」dan「と」untuk menyempurnakan maknanya. (2000:83-84) 7
partikel
8
ふつう単語というものは、単独で文の部分になるが、単語の中には語 い的意味が形成化して、他の単語の意味を補足するために用いられるものが ある。こんな場合には、実質的な意味をもつ単語に従属して、二つの単語全 体で一つの部分になる。例えば「なる」「する」などは、変化だけを抽象的 に表すが、その変化の結果は表わさない。だから、意味を完全なものにする ためには、実質的な意味をもつ他の単語をもってきて、 ○ 彼は無罪に(と)なった。………………………のように表現す る。 Romaji: Futsuu tango to iu mono wa, tandoku de bun no bubun ni naru ga, tango no naka ni wa goiteki imi ga keiseika shite, hoka no tango no imi wo hosoku suru tame ni mochiirareru mono ga aru. Konna baai ni wa, jisshitsutekina imi wo motsu tango ni juuzoku shite, futatsu no tango zentai de hitotsu no bubun ni naru. Tatoeba ‘naru’ ‘suru’ nado wa, henka dake wo chuushouteki ni arawasu ga, sono henka no kekka wa arawasanai. Dakara, imi wo zentai na mono ni suru tame ni wa, jisshitsuteki na imi wo motsu hoka no tango wo motte kite, - Kare wa muzai ni/to natta. ----------------no you ni hyougen suru. Terjemahan: Kosa kata pada umumnya menjadi bagian kalimat secara independen, namun dalam kosakata, makna leksikalnya terbentuk, sehingga ada kalanya dipakai untuk melengkapi makna kata yang lain. Dalam kasus seperti ini, dengan mengikuti kata yang mengandung makna substansial, 2 kata secara keseluruhan menjadi satu bagian. Misalnya, (naru) (suru) dsb, hanya menunjukkan perubahan secara abstrak , namun tidak menunjukkan hasil dari perubahan tersebut. Karena itu, untuk menyempurnakan arti, menggunakan kata lain yang mengandung makna substansial seperti berikut. ‘kare wa muzai ni (to) natta.’ Menurut kutipan di atas, verba memerlukan partikel dan
「なる」
「に」
「と」untuk menyempurnakan makna, yaitu menunjukkan hasil perubahan. (統語論) 統語論)
2.2 Teori Sintaksis
Menurut Sutedi (2011:64), sintaksis dalam bahasa Jepang adalah :
cabang dari linguistik yang mengkaji tentang struktur kalimat dan unsur-unsur pembentuknya. Nitta menjelaskan bahwa bidang garapan sintaksis adalah kalimat yang mencakup jenis dan fungsinya, unsur-unsur pembentuknya, serta struktur dan maknanya. Oleh karena itu, objek garapan sintaksis tidak terlepas dari struktur frasa, struktur klausa, dan struktur kalimat, ditambah dengan berbagai unsur lainnya.
9
「になる」dan「となる」dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan teknik Analisis IC (直接構成素分析) .
Untuk menganalisa pembentukan
Berikut ini adalah keterangan mengenai Analisis IC menurut Sutedi (2011:104). Menurut teori ini, dalam menganalisis kalimat, pertama, kalimat dibagi ke dalam dua bagian besar, yaitu: bagian subjek dan bagian predikat. Kemudian, unsur-unsur dari setiap bagian tersebut dianalisis sampai pada tingkat morfemnya. Selain itu, dalam menganalisa kalimat terutama dalam hal klausa, penulis juga akan menggunakan teknik pendekatan fungsional. Berikut ini adalah kesimpulan dari cara analisis dengan menggunakan pendekatan fungsional dalam Sutedi (2011:116). Dalam klausa relatif ganda bahasa Jepang, seluruh klausa tersebut menerangkan subjek (induk) klausanya, dan induk klausa tersebut harus berfungsi sebagai topik yang diterangkannya.
2.3 Teori Semantik 意味論
Semantik merupakan salah satu cabang linguistik yang mengkaji tentang makna. Berikut ini adalah objek kajian semantik yang dikemukakan oleh Sutedi (2011:127). 1.1. 1.2. 1.3.
語の個々の意味 Relasi Makna 語と語の意味関係 Makna Frasa/Klausa 句の意味
Makna Kata
Dalam bahasa Jepang, frasa/klausa ada yang bermakna indiomatikal saja atau bermakna secara leksikal saja. Ada juga yang bermakna keduanya. 1.4.
Makna Kalimat
文の意味
Makna kalimat ditentukan oleh kata yang menjadi unsur kalimat tersebut. Keseluruhan objek dari kajian semantik di atas akan berguna dalam penelitian Skripsi ini. 2.4. Teori mengenai 「になる」 dan 「となる」 Menurut Suzuki (2000),
なる
merupakan kata kerja yang menunjukkan
perubahan, namun tidak menunjukkan hasil dari perubahan tersebut. Sehingga untuk
10
menyempurnakan maksud dari apa yang ingin dikatakan, diperlukan kata lain yang mengandung makna substansial seperti partikel
「に」dan「と」.
Berikut ini adalah beberapa teori yang berkaitan dengan partikel
「と」yang menunjukkan hasil perubahan.
「に」dan
2.4.1. Teori mengenai partikel 「ニ」dan 「ト」yang menunjukkan hasil perubahan menurut Tanaka. Tanaka dalam Kikuchi (2008) menjelaskan mengenai perbedaan partikel
「に」dan 「と」yang menyatakan hasil perubahan sebagai berikut, 「に」は、徐々に、自然に変化した結果を示すのに対して、 「と」は、転化を示すといいうる。 Romaji: ‘ni’ wa, jojo ni, shizen ni henka shita kekka wo arawasu noni taishite, ‘to’ wa, tenka wo arawasu to iiuru.
Terjemahan: Terhadap partikel yang menunjukkan hasil perubahan yang alami secara bertahap, dapat dikatakan bahwa partikel menunjukkan konversi. yang Tanaka juga menambahkan keterangan mengenai partikel
「に」
「と」
「と」
menunjukkan konversi sebagai berikut,
トの「転化」を、ニの「徐々に、自然に変化した結果」に対する ものとして「急激に変化した」ものと解釈する Romaji: To no ‘tenka’ wo, ni no ‘jojo ni, shizen ni henka shita kekka’ ni taisuru mono to shite ‘kyuugeki ni henka shita’ mono to kaishaku suru Terjemahan: “:konversi” jika dibandingkan dengan “hasil perubahan yang alami secara bertahap” dari partikel dapat dijelaskan dengan “berubah secara drastis”
「と」
「に」
Dengan demikian, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa menurut
「に」menunjukkan hasil perubahan yang alami secara bertahap, sedangkan partikel 「と」menunjukkan hasil perubahan yang Tanaka, partikel
tiba-tiba.
11
2.4.2. Teori mengenai partikel 「に 」 dan 「と」 yang menunjukkan hasil perubahan menurut Morita. Morita dalam Kikuchi (2008:32) menjelaskan mengenai partikel
「ニ」yang menunjukkan hasil perubahan sebagai berikut, 「化成の結果を示す」とし、「C ヲ D ニする/C ガ D ニなる」 文型をとって、C が D に移行変化したり、D の立場に移ること を表す。」
Romaji: ‘kasei no kekka wo arawasu’ to shi, ‘C wo D ni suru/C ga D ni naru’ bunkei wo totte, C ga D ni ikou henka shitari, D no tachiba ni utsuru koto wo arawasu. Terjemahan: Sebagai partikel yang menunjukkan hasil perpaduan, dengan mengambil pola kalimat “C wo D ni suru / C ga D ni naru”, partikel menunjukkan bahwa C mengalami peralihan, berpindah ke posisi D.
「ニ」
Sedangkan mengenai partikel
「ト」sebagai hasil perubahan bentuk
suatu perkembangan, Morita (Kikuchi,2008:33) menjelaskan,
「それ自体が他のものに取って代わったのではない。以前の状 態が発展して別の状態・事柄へと変形したにすぎない。その源 を認め、それ自体は以後も変わらず続いているのだが、ただ表 向きの状態が形を変えたとの意識である。 Romaji: Sore jitai ga hoka no mono ni totte kawatta no dewa nai. Izen no jotai ga hatten shite betsu no jotai/kotogara eto henkei shita ni suginai. Sono minamoto wo mitome, sore jitai wa igo mo kawarazu tsudzuiteiru nodaga, tada hyoumuki no jotai ga katachi wo kaeta tono ishiki de aru. Terjemahan: Barang itu sendiri tidak digantikan oleh barang lain. Melainkan tidak lebih dari keadaan yang sebelumnya mengalami perkembangan dan berubah bentuk ke perihal atau keadaan yang lain. Berikut ini adalah perbedaan
「に」dan「と」yang disimpulkan oleh
Morita dalam Kikuchi. (2008:33)
「C ガ D ニ/トなる」「C ヲ D ニ/トする」文型において、 「「に」は C から D への変化の帰着点を表し、「と」は C 自
12
体を消滅せずに存続して、D と一つになる(C→←D)合一作 用を表す」
Romaji: ‘C ga D ni/to naru’ ‘C wo D ni/to suru’ bunkei ni oite, ‘ni wa C kara D eno henka no kichakuten wo arawashi, ‘to’ wa C jitai wo shoumetsu sezuni sonzoku shite, D to hitotsu ni naru (C D) gouitsu sayou wo arawasu’ Terjemahan: Dalam pola kalimat “C ga D ni/to naru” dan “C wo D ni/to suru”, “ni” menunjukkan titik balik perubahan dari C ke D, “to” menunjukkan aksi kombinasi (C D) di mana substansi C tidak hilang dan terus ada dan menjadi satu dengan D.
→←
→←
2.4.3 Teori Morfem「になる 「になる」 なる」dan「となる 「となる」 なる」menurut Park Park dalam Kikuchi (2008) menjelaskan mengenai perbedaan
「にな
る」dan「となる」sebagai berikut. 「「トなる」は話し手(または書き手)がその変化の結果を評価 している場合―従って、変化の結果そのものはふつう客観的なこ とであるが、評価の段階では主観が働いて強調的な意味を帯びる ことになる―に、「ニなる」はそうでない場合―すなわち、単純 に客観的な変化の結果その事実を叙述する場合に使われる。
Romaji: ‘to naru’ wa hanashite (mata wa kikite) ga sono henka no kekka wo hyouka shiteiru baai – shitagatte, henka no kekka sono mono wa futsuu kyakkanteki na koto de aru ga, hyouka no dankai de wa shuukan ga hataraite kyouchouteki na imi wo obiru koto ni naru – ni, ‘ni naru’ wa sou denai baai – sunawachi, tanjun ni kyakkanteki na henka no kekka sono jijitsu wo jojutsu suru baai ni tsukawareru. Terjemahan: “to naru” digunakan bila penutur/penulis menilai hasil perubahan tersebut –oleh karena itu, hasil dari perubahan itu sendiri biasanya bersifat objektif, namun pada tahap evaluasi subjektivitasnya bekerja sehingga membawa makna penegasan—sedangkan “ni naru” tidaklah demikian – dengan kata lain, digunakan saat sekedar mendeskripsikan fakta dari hasil perubahan secara objektif.
「トなる」 「トなる」は、その変化の結果に評価・強調の気持ちがある場合 に用いられる、 Park menambahkan lagi mengenai
Romaji: ‘to naru’ wa, sono henka no kekka ni hyouka/kyouchou no kimochi ga aru baai ni mochiirareru,
13
Terjemahan: “to naru” digunakan bila ada kesan penegasan / evaluasi pada hasil perubahan tersebut. Berdasarkan beberapa teori rujukan di atas, penulis mengelompokkan
「になる」dan「となる」sebagai berikut. 1. Penggunaan 「になる」
penggunaan
a. menunjukkan perubahan yang bersifat alami. (Tanaka) b. menunjukkan peralihan. Dalam pola kalimat “C wo D ni suru / C ga D ni naru”, partikel
「ニ」menunjukkan bahwa C mengalami
peralihan, berpindah ke posisi D. (Morita) c. mendeskripsikan hasil perubahan yang objektif. (Park) 2. Penggunaan
「となる」
a. menunjukkan perubahan yang tiba-tiba (konversi). (Tanaka) b. menunjukkan hasil perubahan karena perkembangan. (Morita) c. menunjukkan perubahan keadaan luaran, bukan perubahan substansial. (Morita) d. menunjukkan subjektivitas penutur. Adanya unsur penegasan. (Park)