BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Limbah Air limbah adalah cairan buangan yang berasal dari rumah tangga, industri dan tempat–tempat umum lainnya dan biasanya mengandung bahan-bahan atau zat yang dapat membahayakan kehidupan manusia serta mengganggu kelestarian lingkungan (Chandra, 2006). Limbah adalah bahan sisa pada suatu kegiatan atau proses produksi yang secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak atau mencemari lingkungan hidup dan membahayakan kesehatan manusia (Djatmiko dkk . 2000)
2.1.1. Jenis Limbah Air limbah yang harus dibuang dari suatu daerah permukiman terdiri dari : 1) Air limbah rumah tangga (yang disebut saniter ),yaitu air limbah dari daerah perumahan serta sarana–sarana komersial,institusional dan yang serupa dengan itu. 2) Air limbah industri yaitu bila bahan–bahan buangan industri merupakan bagian terbesar . 3) Air resapan/aliran masuk,yaitu air dari luar yang masuk kedalam sistem pembuangan dengan berbagai cara,serta air hujan yang tercurah dari sumber – sumber seperti pipa. 4) Air hujan dari hasil curah hujan ( Linsley,1991).
Universitas Sumatera Utara
Sesuai dengan sifatnya,limbah digolongkan menjadi 3 bagian,yaitu:limbah cair,limbah gas,dan limbah padat. 1) Limbah cair yaitu buangan air yang berasal dari pendinginan. Sebuah pabrik membutuhkan air untuk pendinginan mesin,lalu memanfaatkan air sungai yang sudah tercemar disebabkan oleh sektor lain. 2) Limbah gas/asap adalah limbah yang memanfaatkan udara sebagai media.Pabrik mengeluarkan gas,asap, partikel debu melalui udara,dibantu angin memberikan jangkauan pencemaran yang cukup luas. 3) Limbah padat adalah limbah yang sesuai dengan sifat benda padat merupakan sampingan hasil proses produksi (Gintings, 1992).
2.1.2. Limbah Cair Industri Limbah industri (industrial waste) yang berbentuk cair dapat berasal dari pabrik yang biasanya banyak menggunakan air pada proses produksinya. Selain itu limbah cair juga dapat berasal dari bahan baku yang mengandung air sehingga di dalam proses harus di buang.Jenis-jenis industri yang menghasilkan limbah cair antara lain pengolah crumb rubber, minyak kelapa sawit,baja dan besi,minyak goreng (Chandra,2006).
2.1.2.1. Sifat –Sifat Limbah Cair Industri Berdasarkan persenyawaan yang di temukan dalam air buangan industri,sifat limbah cair tersebut dapat dikategorikan berdasarkan karakteristik fisika,kimia,dan karakteristik biologinya.Pengamatan mengenai karakteristik ini penting untuk menetapkan jenis parameter pencemar yang terdapat didalamnya.
Universitas Sumatera Utara
Sifat kimia dan fisika masing-masing parameter dapat menunjukkan akibat yang akan ditimbulkan terhadap lingkungan(Chandra,2006).
2.1.2.2. Karakteristik limbah cair
Karateristik fisik Perubahan yang ditimbulkan parameter fisika dalam limbah cair industri antara lain: a. Padatan Berasal dari bahan organik maupun bahan anorganik,baik
yang
larut,mengendap maupun yang berbentuk suspensi.Pengendapandi bagian dasar air
akan
mengakibatkan
terjadinya
pendangkalan
pada
badan
dasar
penerima,selain menyebabkan tumbuhnya tanaman air tertentu,seperti eceng gondok,juga berbahaya bagi makhluk hidup lain dalam air.Banyaknya padatan menunjukkan lumpur yang terkandung dalam air limbah. b. Kekeruhan Kekeruhan menunjukkan sifat optis air yang menyebabkan pembiasan cahaya ke dalam air.Kekeruhan akan membatasi cahaya masuk kedalam air.Sifat ini terjadi karena adanya bahan yang terapung maupunyang terurai seperti bahan organik, jasad renik, lumpur,tanah liat dan benda lain yang melayang maupun terapung. c. Bau Bau timbul karena adanya kegiatan mikroorganisme yang menguraikan zat organik untuk menghasilkan gas tertentu.Bau juga timbul karena reaksi kimia
Universitas Sumatera Utara
yang menimbulkan gas.Kuatlemahnya bau yang ditimbulkan bergantung pada jenis dan banyaknya gas yang dihasilkan. d. Temperatur Temperatur air limbah akan mempengaruhi badan penerima apabila terdapat perbedaan suhu yang cukup besar.Temperatur juga dapat memengaruhi kecepatan reaksi kimia serta tata kehidupan dalam air. Perubahan suhu memperlihatkan aktivitas kimia dan biologi pada benda padat dan gas dalam air. Pada suhu yang tertinggi terjadi pembusukan dan penambahan tingkatan oksidasi zat organik. e. Daya hantar listrik Daya hantar listrik merupakan kemampuan air untuk mengalirkan arus listrik,yang tercermin dari kadar padatan total dalam air dan suhu pada saat pengukuran. f. Warna Warna timbul akibat terdapatnya suatu bahan terlarut atau tersuspensi dalam air,selain bahan pewarna tertentu yang mengandung logam berat.
Karakteristik kimia Bahan kimia yang terdapat dalam air akan menentukan sifat air baik dalam tingkat keracunan maupun bahaya yang ditimbulkannya.Secara umum sifat air dipengaruhi oleh bahan kimia organik dan anorganik a.
Bahan kimia organik
Karbohidrat dan protein, Minyak dan lemak, Pestisida, Fenol, Zat warna dan surfaktan.
Universitas Sumatera Utara
b.
Bahan kimia anorganik
Klorida, Fosfor, Logam berat dan beracun, Nitrogen, Sulfur.
Karakteristik biologi Virus merupakan karakteristik limbah cair secara biologi (Chandra,2006).
2.1.3. Kualitas Limbah Kualitas limbah menunjukkan spesifikasi limbah yang diukur dari kandungan pencemar dalam limbah.Kandungan pencemar dalam limbah terdiri dari berbagai parameter.Semakin sedikit parameter dan semakin kecil konsentrasi,menunjukkan peluang pencemar terhadap lingkungan semakin kecil.Limbah yang diproduksi pabrik berbeda satu dengan yang lain,masing– masing memiliki karakteristik tersendiri pula.Karakteristik ini diketahui berdasarkan parameternya.
Apabila limbah masuk kedalam lingkungan,ada beberapa kemungkinan yang ditimbulkan: 1) Lingkungan tidak mendapat pengaruh yang berarti 2) Ada pengaruh perubahan tapi tidak menyebabkan pencemaran 3) Memberi perubahan dan menimbulkan pencemaran.
Universitas Sumatera Utara
Kualitas limbah dipengaruhi berbagai faktor, yaitu volume air limbah, kandungan bahan pencemar.Penetapanstandar kualitas limbah harus dihubungkan dengan kualitas lingkungan (Gintings,1992 ).
2.1.4. Dampak Pembuangan Air Limbah Air limbah yang tidak menjalani pengolahan yang benar tentunya dapat menimbulkan dampak yang tidak diinginkan.Dampak tersebut antara lain: 1. Kontaminasi dan pencemaran pada air permukaan dan badan–badan air yang digunakan oleh manusia. 2. Mengganggu kehidupan dalam air,mematikan hewan dan tumbuhan air. 3. Menimbulkan bau (sebagai hasil dekomposisi zat anaerobik dan zat anorganik). 4. Menghasilkan lumpur yang dapat mengakibatkan pendangkalan air sehingga terjadi penyumbatan yang dapat menimbulkan banjir (Chandra,2006).
2.1.5. Pengolahan Limbah Cair Industri Air limbah sebelum dilepas ke pembuangan akhir harus menjalani pengelolaan terlebih dahulu.Untuk dapat melaksanakan pengelolaan air limbah yang efektif diperlukan rencana pengelolaan yang baik.Adapun tujuan dari pengelolaan air limbah itu sendiri,antara lain: 1) Mencegah Pencemaran pada sumber air rumah tangga 2) Melindungi hewan dan tanaman yang hidup didalam air 3) Menghindari pencemaran tanah permukaan 4) Menghilangkan tempat berkembang biaknya bibit penyakit.
Universitas Sumatera Utara
Sementara itu,sistem pengelolaan air limbah yang diterapkan harus memenuhi persyaratan berikut: 1) Tidak mengakibatkan kontaminasi terhadap sumber – sumber air minum. 2) Tidak mengakibatkan pencemaran air permukaan 3) Tidak menimbulkan pencemaran pada flora dan fauna yang hidup di air didalam penggunaannya sehari – sehari 4) Tidak dihinggapi oleh serangga yang menyebabkan penyakit 5) Tidak terbuka dan harus tertutup 6) Tidak menimbulkan bau, atau aroma tidak sedap.
Menurut tingkat prosesnya,pengolahan limbah dapat digolongkan menjadi 5 tingkatan.Namun,tidak berarti bahwa semua tingkatan harus dilalui karena pilihan tingkatan proses tetap bergantung pada kondisi limbah yang diketahui dari hasil pemeriksaan laboratorium.Dengan mengetahui jenis–jenis parameter dalam limbah,dapat ditetapkan jenis peralatan yang dibutuhkan.Berikutbeberapa tahapan pengolahan air limbah. a. Prapengolahan (pretreatment) Pada tahap ini,saringan kasar yang tidak mudah berkarat dan berukuran kurang lebih 30 x 30 cm untuk debit air 100 m2/jam sudah cukup baik.Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik,saringan dapat dipasang secara seri sebanyak dua atau tiga saringan. b. Pengolahan primer (primary treatment) Pada tahapan ini dilakukan penyaringan terhadap padatan halus atau zat warna terlarut maupun tersuspensi yang tidak terjaring pada penyaringan
Universitas Sumatera Utara
terdahulu.Ada dua metode utama yang dapat dilakukan yaitu pengolahan secara kimia dan fisika. Pengolahan secara kimia dilakukan dengan cara mengendapkan bahan padatan melalui penambahan zat kimia.Reaksi yang terjadi akan menyebabkan berat jenis bahan padatan menjadi lebih besar dari pada air.Tidaksemua reaksi dapat berlaku untuk semua senyawa kimia (terutama senyawa organik). Pengolahan
secara fisika dilakukan melalui pengendapan maupun
pengapungan yang di tujukan untuk bahan kasar yang terkandung dalam air limbah.Pengapungandilakukan dengan memasukkan udara kedalam air dan menciptakan gelembung gas partikel halus terbawa gelembung ke permukaan air. c. Pengolahan sekunder Tahap ini melibatkan proses biologis yang bertujuan untuk menghilangkan bahan organik melalui proses oksidasi
biokimia.Didalam proses biologis
ini,banyak dipergunakan reaktor lumpur aktif dan trickling filter. d. Pengolahan tersier Pengolahan tersier merupakan tahap pengolahan tingkat lanjut yang di tujukan
terutama
untuk
menghilangkan
senyawa
organik
maupun
anorganik.Proses pada tingkat lanjut ini dilakukan melalui proses fisik (filtrasi,destilasi,pengapungan,pembekuan,dan lain–lain)proses kimia (absorbsi karbon
aktif,pengendapan
kimia,pertukaran
ion,elektrokimia,oksidasi,dan
reduksi) dan proses biologi (pembusukan oleh bakteri dan nitrifikasi alga) (Chandra,2006 ).
Universitas Sumatera Utara
2.2. Amonia Amonia merupakan senyawa nitrogen yang menjadi NH4+ pada pH rendah dan disebut amonium; amonia sendiri berada dalam keadaan tereduksi (3).Amonia dalam air permukaan berasal dari air dan tinja; juga dari oksidasi zat organik (HaObCcNd) secara mikrobiologis,yang berasal dari air alam atau air buangan industri dan penduduk. Dapat dikatakan bahwa amonia berada di mana–mana,dari kadar beberapa mg/L pada air permukaan dan air tanah,sampai kira- kira 30 mg/L lebih,pada air buangan.Air tanah hanya mengandung sedikit NH3,karena NH3 dapat menempel pada butir–butir tanah liat selama infiltrasi air ke dalam tanah,dan sulit terlepas dari butir–butir tanah liat tersebut (Alaert, 1984).
2.2.1. Sifat fisik amonia Adapun sifat fisik dari amonia adalah : Amonia (NH3) berbentuk gas tidak berwarna, baunya khas. Titik didih -33,5°C Berat molekul 17,03 g Tidak mudah terbakar Mudah larut dalam air Bersifat basa. (Sumardjo, 2008 ) Aroma amonia
kurang enak,sehingga kadar NH3 harus rendah.NH3
tersebut dapat dihilangkan sebagai gas melalui aerasi atau reaksi dengan asam hipoklorit HOCL atau kaporit dan sebagainya hingga menjadi kloramin yang tidak
Universitas Sumatera Utara
berbahaya atau sampai menjadi N2.Pada air buangan NH3,dapat diolah secara mikrobiologi melalui proses nitrifikasi menjadi nitrit dan nitrat (Alaert,1984). Amonia digolongkan sebagai basa karena sepasang elektron yang tersedia. .. H+ + H ─N ─ H → │ H
H │ H─ N─H │ H
+
Didalam teori Lewis basa adalah zat yang memiliki pasangan elektron yang dapat digunakan bersama. Reaksi asam basa adalah pembentukan ikatan kovalen antara asam dan basa (Petrucci,1985). Amonia (NH3) dan garam – garamnya bersifat mudah larut dalam air.Ion amonium adalah bentuk transisi dari amonia.Amonia
banyak
digunakan dalam proses produksi urea,industri bahan kimia (asam nitrat, amonium fosfat,amonium nitrat dan amonium sulfat), serta industri bubur kertas dan kertas (pulp dan paper).Sumber amonia di perairan adalah pemecahan nitrogen organik (protein dan urea) dan nitrogen anorganik yang terdapat di dalam tanah dan air,yang berasal dari dekomposisi bahan organik (tumbuhan dan biota akuatik yang telah mati) oleh mikroba dan jamur. Proses ini dikenal dengan istilah amonifikasi, ditunjukkan dalam persamaan reaksi: N organik + O2 → NH3 –N + O2 → NO2-N + O2 → NO3-N Amonifikasi nitrifikasi (Effendi,2003 ). Amonia (NH3) dibentuk dengan penambahan basa pada suatu garam ammonium:
Universitas Sumatera Utara
NH4++ OH- → NH3 + H2O N2 (g) + 3 H2 (g) → 2 NH3 Amonia adalah gas yang berbau khas dan tidak berwarna, dan merupakan pelarut yang lebih baik bagi senyawa organik namun umumnya adalah pelarut yang lebih tidak baik bagi senyawa organik ionik. Amonia terbakar diudara 4 NH3 (g) + 3 O2 (g) = 2 N2 (g) + 6 H2O (Cotton et al. 2007 ) Reaksi netralisasi yang khas pada amonia adalah sebagai berikut: NH4 Cl + NaNH2→ NaCl + 2NH3 2NH4Cl + PbNH → PbCl2 + 3 NH3 NH4Cl + NaOH → NaCl + NH3 + H2O (Day, 1993 ) Didalam cairan amonia asam cuka akan berubah menjadi asam mineral didalam air. NH3 + CH3CHOOH ↔ NH4+ +CH3COOHidrazina dihasilkan dari oksidasi amonia yang mengandung air dimana lebih besar daripada natrium hipoklorit. NH3 + NaOCl ↔ NH2Cl + NaOH 2NH3 +NH4Cl ↔ NH2 NH2 + NH4Cl Komponen reaktan itu
campuran pada
saat suhu rendah
dan dengan
pemanasan yang cepat dapat merusak reaksi choloramin dengan amonia (Heslop, 1960 ) Amonia bebas disebut juga nitrogen amonia,dihasilkan dari pembusukan secara bakterial zat-zat organik.Air limbah yang masih baru (segar) secara relatif
Universitas Sumatera Utara
berkadar amonia bebas rendah dan berkadar nitrogen organik tinggi.Nitrogen amoniak
berkurang
kadarnya
ketika
air
limbah
dibenahi
sedangkan
keseimbangannya tercapai (Mahida,1984).
Amonia merupakan produk utama dari penguraian (pembusukan) limbah nitrogen organik yang keberadaan nya menunjukkan bahwa sudah pasti terjadi pencemaran oleh senyawa tersebut.Amonia kadang-kadang ditambahkan kedalam bahan air untuk air minum atau sumber air dengan pH rendah yang kemudian klor akan bereaksi dan menghasilkan sisa klor (pada penjernihan air minum ). Amonia
terdapat
dalam
atmosfer
bahkan
dalam
kondisi
tidak
tercemar.Berbagai sumber antara lain :mikroorganisme,pengolahan air limbah, industri amonia,dan dari sistem pendingin dengan bahan amoniak.Konsentrasi yang tinggi dari amoniak dalam atmosfer secara umum menunjukkan adanya pelepasan gas tersebut.
Amonia hilang dari atmosfer dengan affinitasnya terhadap air dan hasil nya sebagai basa.Ini merupakan sebuah kunci dalam pembentukan dan netralisasi dari nitrat dan aerosol sulfat dalam atmosfer yang tercemar amoniak bereaksi dengan aerosol asam ini untuk pembentukan garam ammonium NH3 + HNO3 →NH4NO3 NH3 + H2SO4 → NH4HSO4 Diantara aerosol – aerosol atmosfer, garam – garam ammonium termasuk yang lebih korosif(Achmad 2004).
Universitas Sumatera Utara
Konsentrasi amonia yang tinggi pada permukaan air akan menyebabkan kematian ikan yang terdapat pada perairan. Keasaman air atau nilai pH nya sangat mempengaruhi apakah jumlah amonia yang ada akan bersifat racun atau tidak. Pada bentuk cairan, amonia terdapat dalam 2 bentuk yaitu amonia bebas atau tidak terionisasi (NH3) dan dalam bentuk ion amonia (NH4). Perbandingan amonia dalam kedua bentuk tersebut sangat dipengaruhi oleh nilai pH dan suhu (Jenie,1993)
2.3. Karet Karet merupakan polimer alam terpenting dan dipakai secara luas dilihat dari sudut industri. Bentuk utama dari karet alam adalah 97% cis–1,4– poliisoprena dikenal sebagai hevea rubber. Karet ini diperoleh dengan menyadap kulit sejenis pohon (hevea brasiliensis) yang tumbuh liar di Amerika selatan dan ditanam di bagian dunia yang lain (Stevens, 2001).
2.3.1. Lateks Lateks kebun adalah cairan getah yang didapat dari bagian yangdisadap pohon karet.Cairan getah ini belum mengalami penggumpalan dengan bahan tambahan atau tanpa bahan pemantap(zat antikoagulan). Lateks kebun yang baik harus memenuhi ketentuan sebagai berikut : Disaring dengan saringan berukuran 40 mesh Tidak terdapat kotoran atau benda- benda lain seperti daun atau kayu Tidak bercampur dengan bubur lateks,air,ataupun serum lateks. Warna putih dan berbau karet segar
Universitas Sumatera Utara
Lateks kebun mutu 1 mempunyai kadar karet kering 28% dan lateks kebun mutu 2 mempunyai kadar karet kering 20%. (Tim penulis,1999).
Secara umum karet adalah turunan isoprenoid paling penting yang berbobot molekul lebih besar dari pada bobot molekul tetraterpenoid.Karet adalah polimer yang mengandung 3000 sampai 6000 satuan isoprene. Sebagian molekul digambarkan sebagai:
Gambar 1. Struktur karet alam
Karet dapat dibedakan dari guta berdasarkan kekenyalannya dan kelarutannya yang tidak sempurna dalam hidrokarbon aromatik.Meskipun hanya sedikit sekali tumbuhan (misalnya hevea brasillensis) yang memungkinkan untuk memproduksi, karet terdapat dalam banyak tumbuhan dikotil . Dalam beberapa tumbuhan terdapat sebagai komponen lateks dan dapat diperoleh dengan menyadap pembuluh lateks (Robinson,1995 ).
2.3.2. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kualitas Lateks Setyamidjaja (1993) mengemukakan Faktor – faktor yang mempengaruhi kualitas lateks.Lateks sebagai bahan baku berbagai hasil karet,harus memiliki kualitas yang baik. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kulitas lateks, diantaranya adalah:
Universitas Sumatera Utara
1) Faktor dikebun (jenis klon, sistem sadap,kebersihan pohon dan lain - lain). 2) Iklim (musim hujan mendorong terjadinya prokoagulasi,musim kemarau keadaan lateks tidak stabil) 3) Alat – alat yang digunakan dalam pengumpulan dan pengangkutan (yang baik terbuat dari aluminium atau baja tahan karat) 4) Pengangkutan (guncangan,keadaan tangki,jarak,jangka waktu) 5) Kualitas air dalam pengolahan 6) Bahan- bahan kimia yang digunakan 7) Komposisi lateks. Kandungan karet kering untuk sit (sheet) dankrep(crepe) adalah ±93 %,sedangkan kandungan air antara 0,3 – 0,9 %. Bilakadar air lebih tinggi yang disebabkan oleh pengeringan yang kurang sempurna atau penyimpanannya dalam ruangan yang lembab,maka pertumbuhan bakteri dan jamur akan terjadi dan lazim disertai dengan timbulnya bintik – bintik warna dipermukaan lembaran.
2.3.3.Bahan – bahan Antikoagulan pada Lateks Bahan yang digunakan sebagai antikoagulan adalah : Soda (natrium karbonat ,Na2CO3 dan Na2CO3.10 H2O ) Anti koagulan ini tidak mempengaruhi waktu pengeringan dan kualitas produk yang dihasilkan, hanya mudah membentuk gas asam arang (CO2) dalam lateks, sehingga mempermudah pembentukan gelembung gas dalam bekuan (koagulum).
Universitas Sumatera Utara
Amoniak Bersifat senyawa antikoagulan dan juga sebagai desinfektan 0,7%NH3 biasa digunakan untuk pengawetan lateks pusingan (centrifuge latex).Tiap liter lateks membutuhkan 5 – 10 ml larutan amoniak 2 - 2,5%. Natrium sulfit(Na2SO3) Bersifat senyawa antikoagulan dan desinfektan.Untuk pemakaian segera dibuat larutan 10 % dan untuk tiap liter lateks diperlukan 5 – 10 ml natrium sulfit 10 %. (Setyamidjaja, 1993).
Amonia Zat anti koagulan yang banyak digunakan.Apabila
segala
sesuatunya dilakukan dengan benar dan cermat,maka hasil yang didapat dengan menggunakan amoniak akan memuaskan.Lateks yang akan diolah menjadi crepe hendaknya tidak diberi ammonia secara berlebihan karena berpengaruh terhadap warna crepe yang jadi nantinya.Dosis
amonia yang
dipake untuk mencegah terjadinya prokoagulasi adalah 5 – 10 ml larutan amonia 2,5 % untuk setiap liter lateks. (Tim Penulis, 1999 ).
2.3.4. Pengolahan Air Limbah Karet Dalam pengolahan karet selain dihasilkan produk–produk
yang
diinginkan juga dihasilkan produk lain berupa limbah.Limbah yang menjadi masalah dipabrik – pabrik biasanya berupa cairan.Cairan ini dikenal dengan nama air limbah karet karena memang komponennya sebagian besar terdiri dari air dan zat – zat sisa pengolahan karet.
Universitas Sumatera Utara
Agar air limbah pengolahan karet bisa dibuang kesaluran–saluran air umum tanpa membahayakan lingkungan maka air limbah tersebut harus diolah terlebih dahulu. Prinsip pengolahan air limbah adalah memisahkan partikel–partikel yang berbahaya atau tidak diinginkan dari air atau mengubahnya menjadi zat- zat yang dapat dimanfaatkan. Nilai BOD dan pH limbah dibuat menjadi nilai normal yang tidak membahayakan pencemaran lingkungan yang biasa timbul harus dicegah (Tim penulis, 1999 ) 2.4. Spektrofotometri UV-Visible Spektrofotometer sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari spektrofotometer dan fotometer.Spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau diabsorpsi.Jadi spektrofotometer digunakan untuk
mengukur
energi
secara
relatif
jika
ditransmisikan,direfleksikan atau diemisikan sebagaifungsi
energi
tersebut
dari panjang
gelombang (Khopkar, 2007). Spektrofotometri
UV-Visible
adalah
salah
satu
teknik
analisis
spektroskopik yang memakai sumber radiasi elektromagnetik ultra violet dekat (190 – 380 nm) dan sinar tampak (380 – 780 nm ) dengan memakai instrument spektrofotometer. Spektrofotometri UV- Visible melibatkan energi elektronik yang cukup besar pada molekul yang di analisis,sehingga spektrofotometri UV – Visible lebih banyak dipakai untuk analisis kuantitatif dibandingkan kualitatif.
Universitas Sumatera Utara
2.4.1.Bagan Alat spektrofotometer UV-Visibel Pada umumnya bagian dasar setiap spektrofotometer UV-Visible : SR
M
SK
D
A
VD
Gambar 2.Bagan Alat spektrofotometer UV- Visible Keterangan : SR : Sumber Radiasi
D : Detektor
M : Monokromator
A : Amplifier atau penguat
SK : Sampel kompartemen
VD : Visual display atau meter
Setiap bagian peralatan optik dari spektrofotometer UV- Visiblememegang fungsi dan peranan tersendiri yang saling terkait.Setiap fungsi dan peranan tiap bagian dituntut ketelitian dan ketepatan yang optimal,sehingga akan diperoleh hasil pengukuran yang tinggi tingkat ketelitian dan ketepatannya. Sumber Radiasi Beberapa sumber radiasi yang dipakai pada spektrofotometer UV – Visibleadalah lampu deuterium, lampu tungsten dan lampu merkuri. Monokromator Monokromator berfungsi untuk mendapatkan radiasi monokromatis dari sumber radiasi yang memancarkan radiasi polikromatis. Monokromator pada spektrofotometer UV-Visiblebiasanya terdiri dari susunan : celah (slit) – filter – prisma – kisi (greating) – celah keluar. Sel atau Kuvet Sel dan Kuvet merupakan wadah sampel yang akan dianalisis. Ditinjau dari pemakaiannya kuvet ada dua macam yaitu kuvet yang permanen terbuat dari
Universitas Sumatera Utara
bahan gelas atau leburan silika dan kuvet disposible untuk satu kali pemakaian yang terbuat dari teflon atau plastik. Detektor Detektor merupakan salah satu bagian spektrofotometer UV-Visible yang terpenting. Oleh sebab itu kualitas detektor akan menentukan kualitas spektrofotometer UV-Visible. Fungsi detektor didalam spektrofotometer adalah mengubah sinyal radiasi yang diterima menjadi sinyal elektronik. Sinyal elektronik diteruskan oleh detektor harus dapat di amplifikasikan oleh penguat (amplifier) ke rekorder (pencatat) (Mulja,1995 ). Dalam analisis spektrofotometri digunakan suatu sumber radiasi yang mengarah ke dalam daerah ultraviolet spektrum itu. Dari spektrum ini, dipilih panjang gelombang tertentu dengan lebar pita kurang dari 1 nm. Sebuah spektrofotometer optis adalah sebuah instrument yang mempunyai sistem optis yang dapat, menghasilkan sebaran (dispersi) radiasi elektromagnet yang masuk dan dapat dilakukan pengukuran kuantitas radiasi yang diteruskan pada panjang gelombang yang dipilih dari jangka spektral itu.Sebuah fotometer adalah peranti untuk mengukur intensitas radiasi yang di teruskan atau suatu fungsi intensitas ini. Bila digabung dalam spektrofotometer, spektrometer dan fotometeritu digunakan secara gabungan untuk menghasilkan suatu isyarat yang berpadanan dengan selisih antara radiasi yang diteruskan oleh bahan pebanding dan radiasi yang diteruskan oleh contoh pada panjang – panjang gelombang yang terpilih (Vogel,1994).
Universitas Sumatera Utara